Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-09-22
Halaman: 06

Konten


Sabtu, 22 September 1990 Bank Duta dan Pasar Modal KASUS Bank Duta yang ramai jadi buah mulut dan pecundangan masyarakat, seakan-akan berjalan terus tanpa henti-hentinya. Banyak versi dan pandangan masyarakat tentang Bank Duta. Mulai dari pengamat profesional banking, pengacara sampai kemasyarakat- an awam. Sehari-hari yang menjadi pembicaraan, ha- nyalah Bank Duta, seakan-akan pula tiada lain tugas dan tanggungjawab besar yang menghadang masa depan. Seakan-akan tiada lain pula hal dan tugas besar yang harus dikerjakan. Saking banyak dan ramainya pandangan itu, infor- masi dan konfirmasi, bagaimana sebenarnya duduk soal Bank Duta ini, juga jadi simpang siur. Ada orang yang menghitung-hitung kerugian Bank Duta. Ada pula yang membuka rahasia bank secara telanjang dengan mengungkap rekening orang yang tengah diperiksa Jaksa Agung di simpan di bank-bank nasional dan asing. Sampai-sampai kejumlah angka uang yang tersimpan dan lain-lain. Namun ungkapan silang siur ini, menu- rut Jaksa Agung, hanyalah rekaan-rekaan para wan. Sementara pihak Jaksa Agung sendiri ataupun aparatnya, tidak pernah mengungkapkan hal itu, kare- na hal itu menyangkut kepentingan hukum dan rahasia bank. warta- Komentar Di samping itu, kasus Bank Duta juga dikaitkan de- ngan Bapepam dan Pasar Modal. Banyak tudingan di- lontarkan kepada Ketua Bapepam Marzuki Usman, kenapa Bank Duta yang sedemikian keadaannya diizinkan go public. Dan ada pula tuntutan, agar Bapepam membekukan saham Bank Duta Kiranya pandangan dan tuntutan itu, mungkin ada hal-hal yang dituju. Paling tidak dalam compettive perbankan, bagi kelompok-kelompok bank yang usahanya tersaing oleh Bank Duta, suara-suara itu tentu wajar ada. Bukan hanya itu, kalau Bank Duta sakit, bisa-bisa mereka caplok, untuk memperkuat posisinya di dalam bisnis dan masyarakat. Jadi kalau dilihat tentang rumor bank dewasa ini, yang repot sibuk, adalah orang-orang lain. Masyarakat yang terkait dengan Bank Duta secara langsung, tidak- lah risau. Tiada rush di Bank Duta. Semua pelayanan bisnis berjalan lancar. Begitu pula di Pasar Modal, kalau terjadi fluktuasi harga saham Bank Duta yang agak menyolok, sampai sampai di bawah harga perdana, itu adalah hal-hal wajar. Dan juga tidak ada rush pen- jualan saham Bank Duta oleh para investor. Yang ada malah minat beli besar dari banyak investor terhadap saham-saham Bank Duta yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Karena itu, memang benar dan tepat ungkapan Ketua Bapepam Marzuki Usman di depan Komisi VII DPR-RI Kamis lalu. Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal) tidak bisa membekukan sementara perdagangan saham Bank Duta, karena perkembangan bank swasta nasional itu berlangsung normal. Bahkan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia berkali-kali menegaskan Bank Duta adalah sehat. Dengan kesehatan itu, Pengu- rus Bank Duta baru Winarto, Suwarsono, Neeloe, Sala- moen dan Soedibyo, akan lebih tegar mengembangkan Bank Duta ini. Dan Winarto sendiri mengungkapkan bahwa dengan tenaga-tenaga muda Bank Duta yang ada Winarto mempunyai kekuatan untuk mengembang- kan Bank Duta. Go publicnya Bank Duta, adalah pula sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang waktu itu berporos pada kondisi wajar tanpa syarat. Kesehatan Bank Duta sudah diuji sesuai dengan kriteria yang berlaku, termasuk penilaian kesehatan dari Bank Indonesia dan lain-lain. Dan kalau terjadi colapse setelah terjadi go public itu memerlukan pemeriksaan kebelakang. Karena pada dasarnya Bapepam mengizinkan perusahaan untuk go public setelah melalui pemeriksaan lembaga penunjang pasar modal seperti penjamin emisi, akuntan public, dan Notaris. Dan ketika Bank Duta go public (April 1990) semua persyaratan itu telah dipenuhi, yang antara lain menunjukkan dua tahun kebelakang Bank Duta mem- peroleh laba, dan laporan keuangannya juga sudah dipe- riksa akuntan. op Kidnyd dengan angkapan Ketua Bapepam Marzuki Usman di depan Komisi VII DPR-RI Kamis itu, masalah go publicnya Bank Duta akan jadi terang bagi masyara- kat. Apalagi sejak Pakto 1988 pemerintah berusaha menggalakkan Pasar Modal, yang tertidur sejak tahun 1967. Tertidur dalam artian, hingga Pakto 1988, perusahaan go public masih sedikit, yang hanya mampu menciptakan kapitalisasi tidak lebih dari Rp 500 miliar. Tapi dengan deregulasi (Pakto 1988), Marzuki Usman dipacu untuk menggairahkan Pasar Modal ini, sehingga setahun Pakto saja, perusahaan go public telah mening- kat jadi 80 an, dan sekarang sudah seratus lebih dengan menghimpun dana sebesar Rp 14 triliun lebih. Jadi kalau ada perusahaan yang sudah go public mengha- dapi krisis atau colapse, karena persaingan bisnis yang tajam, bukanlah hal luar biasa. Apalagi berbisnis di Pasar Modal, yang penuh spekulasi dan tunduk pada mekanisme pasar, memang memerlukan ketrampilan dan keunggulan-keunggulan. Di samping pula perlunya penyempurnaan aturan Pasar Modal, sehingga dari yang 116 perusahaan go public kini, akan meningkat jadi 200 perusahaan dalam tahun mendatang. Dan bila kegiatan Pasar Modal sudah mencapai 5 (lima) kali lipat kegiatan perbankan, barulah Pasar Modal Indonesia, akan menjadi andalan kegiatan ekonomi masyarakat yang disegani dan diperlukan. Jadi dengan hal ini, Bank Duta adalah bank yang sehat dan baik. Semua kegiatannya berjalan normal, tidak saja dalam melayani kepentingan masyarakat (operational banking), tapi juga di Pasar Modal. Kalau dalam kaitan Bank Duta ini, ada pemeriksaan oknum- oknum dan yang terkait dengannya, kiranya marilah kita tunggu, hasil pemeriksaan Jaksa Agung. Karena dengan begini, masyarakat bisa memilah, mana yang kasus dan mana pula yang Bank Duta berjalan baik. Mudah-mudahan, segala hal mengenai Bank Duta ini, akan terungkap pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 4 Oktober mendatang.** HARIAN NERACA Perusahaan Penerbit Pers PT. PERSINDOTAMA ANTAR NUSA Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, No. 002/Menpen/ SIUPP/A7 1985 Tanggal 14 Agustus 1985 Bank Pengasuh Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi Pemimpin Perusahaan Redaktur Staf Ahli Terbit Pagi Harga Langganan Tarik Iklan Alamat Redaksi/ Tata Usaha/Iklan Telepon Fax Telex Setting Cetak BDN Cabang Gambir Jl. Ir. Haji Juanda Rekening Nomor 01316.2.2.11.01.5 BNI 1946 Cabang Kramat Jl. Kramat Raya Rekening Nomor: 002890001 BRI Cabang Khusus Jl. Sudirman Rekening Nomor : 314568235 • Bank Umum Koperasi Indonesia Jl. Letjen S. Parman Rekening Nomor : 041408 • Giro Pos: A. 13350 : Zulharmans : Azwirman Noersal :Azwar Bhakti, Ferik Chehab, Drs. Peter Tomasoa : Dr. Anwar Nasution, Dr. Alfian, Drs. Abdul Latief, Tanri Abeng MBA, Sanjoto : 6 X seminggu : dalam kota DKI Jakarta Rp 7.500/ bulan Luar kota tambah ongkos kirim *Display Rp 3.000 per mm/kolom * Keluarga Rp 2.000 per mm/kolom * 3 Baris pertama Rp 10.000; baris berikutnya Rp 2.000/baris, minimal 3 baris : Jalan Jambrut No. 2- 4 Kramat Raya, Jakarta 10430 332676 : 323969, 337441, Tromol Pos No. 386 : (021) 3101873 : 46000 NERACA I A Jakarta : P.T. Agrapress Isi diluar tanggungan percetakan Surat kabar ini dicetak di atas kertas produksi dalam negeri ISSN 02 531 81 DAHULU, pedagang kaki lima yang menjadi obyek kejar-kejaran dari petugas keamanan dan ketertiban. Selanjutnya abang penarik becak dan pedagang asong- an mendapat giliran untuk digebrak dan digusur oleh petugas Kamtib. Memang sulit menggeluti suatu pe- kerjaan di bidang sektor informal seperti ini. Mereka selalu menjadi kambing hitam atas kesemrawutan. Mereka divonis sebagai pe- nyebab ketidak-tertiban. Mereka adalah sisi lain dari lapisan perekonomian di negeri ini yang turut meng- hias khasanah perputaran uang. Kalau kita teliti dengan seksama, mereka adalah manusia seperti kita, yang membutuhkan sesuatujuga. Mereka butuh rasa tang- gungjawab terhadap kehi- dupan dan seribu rasa lain- nya yang selalu terpendam dan tak pernah bisa direali- sasikan. Pekerjaan yang mereka arungi adalah u- jung tombak yang diguna- kan sebagai alat untuk mencapai sejuta rasa itu. Persoalan kita sekarang adalah masih dapatkah rasa itu ada pada pedagang asong- an, walau hanya sekedar harapan dan khayalan di tengah teriakan mereka. Adakah rasa itu sekarang, saat abang becak nongkrong di Warung Tegal? Yang je- las, Ketua Kamar Dagang dan Industri Sotion Ardjang- gi (1990) berpendapat mes- ki berada pada tingkat ekonomi yang rendah, na- mun sektor informal justru merupakan pelaku ekonomi yang kemandiriannya paling tinggi. Rintihan Sektor Informal berbeda mereka berpindah dari kendaraan yang satu ke kendaraan yang lain, meng- harapkan barang dagangan nya dapat ditukar dengan rupiah. Mereka seolah-olah terlibat dalam kompetisi bisnis pada alam yang me- reka ciptakan sendiri. Mereka yang sekarang ini kita kenal dengan sebutan pedagangan asongan. Kehidupan mereka bukan terbatas pada sudut termi- nal saja, namun pada setiap sudut kota yang sering di- singgahi kendaraan. Pom bensin, lampu stopan ada- lah contoh ladang kehidup- an mereka. KADANG hati kita men- jadi kecut bila membaca pemberitaan suratkabar akhir-akhir ini di tanah air kita. Kenapa? FORUM Bukan karena beritanya tidak memuaskan, bukan karena beritanya tidak menarik, aktual atau seje- nisnya. Melainkan semakin banyak saja berita tentang kenakalan dan kejahatan menimpa kalangan pelajar di tanah tercinta ini, khu- susnya dilakukan pelajar- pelajar yang berdomisili di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya dan lain- lain. Pada awal tahun ini Ka- polda Metro Jaya pernah mengatakan bahwa kuali- tas kenakalan remaja (pela- jar) di Jakarta cenderung meningkat dan secara hukum sudah di luar kate- gori kenakalan. Bahkan mereka cenderung mere- mahkan, menganggap en- teng dan melawan petugas. Karena itu pihak kepolisian bertindak tegas dan keras terhadap pelajar-pelajar yang melakukan kenakalan maupun kejahatan yang mengganggu stabilitas ma- syarakat. Mungkin lambat laun sektor informal ini akan ter- hapus dari bumi pertiwi. Bila ini terjadi, kita boleh menye- butnya sebagai dualisme. Di satu pihak, Pemerintah se- lalu berupaya untuk men- ciptakan perluasan lapang- an pekerjaan, namun di pi- hak lain, lapangan kerja yang sudah ada malah diha- puskan. Menurut saya sua- sana ini adalah kenyataan yang patut untuk kita kupas dan ktia renungkan. *** Salah satu dari sekian HARIAN NERACA OPINI banyak sektor informal adalah profesi becak. Profesi penarik becak adalah peker- jaan yang mudah sekali di- lakukan sekalipun orang tersebut tidak berpendidik- an. Banyak orang yang telah menikmati jasa dari becak ini seperti, pelajar, ibu ru- mah tangga, penghuni kom- pleks dan perumahan lain- nya. Mereka tidak harus mengeluarkan tenaga untuk berjalan keluar rumah. Ini adalah jasa utama dari ada- nya becak. Padahal kalau kita mau berterus-terang, balas jasa yang diberikan atas tenaga yang telah dike- luarkan tidak sepadan, apalagi jika kita bandingkan dengan biaya hidup di kota kota besar seperti Jakarta ini. kita terima? Apakah lebih tidak manusiawi jika kita menyumbat aliran kehidup- an mereka? Bukankah lebih tidak manusiawi jika kom- pleks dan perumahan dise- bari racun carbomonoxida dan kebisingan kendaraan bermotor? Apakah kesemra- wutan dan ketidak-tertiban nota bene disebabkan oleh becak? Bukankah lebih ti- dak tertib jika bis kota dan mikrolet yang ngetem dan berhenti disembarang tem- pat? Menurut saya sendiri masalah becak bukanlah Oleh Entang Sastraatmadja merupakan masalah antar pemerintah dan abang be- cak saja, namun menyang- kut warga kota setempat pula. Kalau kita mau jujur, kasus becak di Jakarta baru- baru ini mempunyai impli- kasi yang jauh lebih luas dari sekedar masalah ang kutan, sehingga wajar jika penghapusan becak ini sela- lu terkait dengan masalah- masalah yang berkelanjut- an hingga kini. Kenapa Pelajar Kita Makin Banyak yang Nakal? wa Tidakkah akan memba- kesulitan yang lebih besar lagi jika becak benar- benar dirumponisasi? Ada- kah kebijaksanaan lain yang dapat memberikan dimensi yang serasi antara Pemerin- tah dan Rakyatnya? Selain persoalan becak, Sejak tahun-tahun terda- rintisan sektor informal pun hulu pemerintah telah muncul dari pada pedagang mengusahakan untuk meng- asongan. Di setiap sudut hapus becak dengan alasan terminal, kita selalu meli- bahwa becak menyangkut hat orang yang selalu meng- moralitas kemanusiaan dan gendong dan menjinjing juga ketertiban. Apakah barang dagangannya. De- argumen seperti ini dapat ngan variasi umur yang *** Kini persoalannya sudah semakin tampak. Tak dapat dipungkiri lagi jika sektor informal merupakan sektor yang banyak menyerap te- naga kerja. Namun sektor ini pun terkadang membuat suatu tata kota menjadi kian rumit, karena dari sektor dan menimbulkan ekses-ekses Sungguh ironis kehidup- an mereka. Keuntungan Jenewa, NERACA mereka tidak seberapa di- AS, Eropa Barat banding dengan resiko yang mereka hadapi. Lebih ironis informal inilah terkadang Jepang sebaiknya bekerjasa- ma mengurangi ketidaksta- bilan pasar modal, yang dampaknya menghantam negara-negara lebih miskin, Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNC- TAD: United Nations Confe- rence on Trade and Develop- ment) mengatakan, kenaik- an harga minyak yang dise- babkan krisis Teluk bisa mengundang resesi dunia dan dapat menghambat upaya mengatasi krisis u- tang Dunia Ketiga. lagi jika kita melihat seba- gian dari mereka yang ber- umur di bawah angkatan kerja. Sejauh mana kehi- dupan masa depan mereka dapat terjamin dari profesi seperti itu? Seharusnya seu- sai mereka adalah memikir- kan bagaimana menghitung pecahan, menjumlahkan angka dan macam-macam tugas sekolah. Ekonom kepala UNCTAD, Apakah tidak lebih ironis lagi jika usaha untuk me- nyambung hidup mereka kita putus? Pedagang asong- an dilarang untuk berjualan di lampu-lampu stopan. Larangan ini dikeluarkan karena mereka diduga da- pat menimbulkan kemacet- an dan mengganggu lalu lintas. Ini adalah tindakan yang kurang adil, karena merekalah mungkin tindak- an kriminal di lampu stopan itu jadi berkurang. Malah seorang pedagang asongan lah terjadi sebelumnya. pelajar kita banyak yang syarakat yang ada di jalan- Sebuah bis kota yang di- terlibat tindak kejahatan jalan, di atas kendaraan tumpangi pelajar-pelajar dan meresahkan masyara- umum, di tempat-tempat tersebut sempat jadi kor- kat? Atau siap yang bertang- jajan seperti warung dan ban kerusakan. Sedangkan gung jawab terhadap gene- lain, di tempat rekreasi dan bulan lalu, Polres Jakarta rasi pelajar yang "menakut- sebagainya. Selatan juga menangkap kan" bangsanya sendiri? lebih 50 orang pelajar SMP Padahal mereka belum dan SMA yang terlibat per- mempunyai ilmu pengeta- kelahian pelajar yang seba- huan yang matang untuk gian di antara mereka dita- berdiri sendiri atau untuk han di kantor polisi untuk dikembangkan lebih luas, pengusutan selanjutnya. toh mereka sudah menun- jukkan sikap yang tak ter- puji. Apalagi bila mereka itu menjadi orang yang berilmu. Ini tentu akan membahaya- kan kehidupan masyarakat dan stabilitas bangsa kita. Munculnya atau mening- katnya angka kenakalan Banyak lagi berita ten- tang kejahatan pelajar yang hampir dipublikasikan seti- ap hari. Kadang-kala juste- ru membuat sebagian ma- syarakat ngeri bepergian dan berdekatan dengan pe- lajar-pelajar pria khusus- Oleh Rosiah, SH nya. Beberapa orang ibu dan yang dilakukan pemuda kaum wanita pernah me- remaja (pelajar) kita akhir- ngatakan, berusaha meng- akhir ini, disebabkan banyak hindari perjalanan dengan faktor. Faktor-faktor itu biskota pada jam-jam pela- sendiri saling terkait dan jar SLTA pulang sekolah mempengaruhi satu sama pada siang hari. Karena lain. Di antaranya adalah: kehadiran pelajar di biskota atau di jalan-jalan sering mengundang bencana seper- ti perkelahian pelajar, penge- royokan dan sebagainya. Sementara bulan lalu, Kapolda Metro Jaya menga- takan lebih tegas lagi, bah- wa kejahatan yang dilaku- kan pemuda pelajar akan diproses dan diadili sesuai dengan tingkat kejahatan vang mereka lakukan. Da- lam hal ini, pihak penegak hukum akan mengajukan pelajar-pelajar yang terli- bat kejahatan ke pengadil- an dan akan "dihukum". Pendidikan rumahtang- ga/orang tua/keluarga yang kurang baik. Anak-anak, terutama pada usia remaja- pelajar membutuhkan per- Dengan begitu, rupanya hatian serius dan pengem- secara diam-diam tapi sema- bangan-pengembangan kin pasti, di tengah masya- sempurna dari orangtua rakat kita mulai terjadi per- keluarga. Pendidikan terha- kembangan yang tidak se- dap remaja ini tidak hanya hat sama sekali, yaitu rasa dapat digantungkan kepada ketakutan terhadap para para pendidik di sekolah pelajar yang menjadi gene- sekolah mereka, karena rasi penerus bangsa kita waktu mereka di sekolah kelak. Mereka disekolahkan sangat terbatas. Sedangkan tentu saja demi tujuan agar di tengah keluarganya, pe- mereka menjadi generasi lajar mempunyai waktu yang punya kemampuan lebih banyak. Itu pun bila berpikir yang baik, berwa- orang tua mendidik anak- anak mereka untuk tidak keluar berkeluyuran bersa- tun, manusiawi dan sebagai- ma teman-teman mereka nya. Tidak menjadi generasi atau sesama lingkungan yang "menakutkan" masya- masyarakat. rakat atau angkatan yang Pendidikan dan pembi- suka merusak ketertiban naan guru-guru di lembaga- dan fasilitas -fasilitas lembaga pendidikan tak Selama ini kita sudah memberikan pembinaan yang lebih "mendidik" dan pekerti, moral, sopan san- agak lunak kepada para wasan luas, punya budi pelajar terlibat kejahatan tersebut dengan harapan dapat sadar dan kembali ke jalan yang baik. Tapi ternya- ta cara-cara yang telah di- tempuh selama ini, ternyata tidak mempan yang karena itu kejahatan-kejahatan yang dilakukan pelajar-pe- lajar akan disamakan de- ngan kejahatan yang dila- kukan pihak lain atau umum. Jika generasi muda, kaum terpelajar kita sudah menjadi generasi rusak dan menakutkan bangsa sendi- ri, akan jadi apa mereka dan apa yang akan terjadi terha- dap bangsa dan negara kita umum. kalah penting. Bahkan seca- ra formal, sekolah adalah lembaga yang harus mence- tak generasi pelajar Indo- nesia menjadi manusia ber- budi pekerti, berilmu penge- Di antara berita yang tahuan, bersopan santun menarik tapi sangat menye- ini pada saat nanti? dan betul-betul dapat dija- dihkan kita adalah pelajar Selama ini kita berharap dikan angkatan harapan STM yang tewas dikeroyok dan menumpukan segala oleh masyarakat bangsanya. akibat perkelahian dengan pembangunan bangsa ter- Jika tidak, berarti guru-guru teman sesama pelajar, Seo- hadap generasi muda dan atau para pendidik umum- rang pelajar STM di Klen- terpelajar. Pemerintah dan nya telah gagal dalam satu der, Jakarta Timur, Ahmad masyarakat telah berupaya aspek. Yardo (18) yang dikeroyok mati-matian membina dan Masyarakat sebagai sesama pelajar akhirnya mendidik kaum pelajar di lingkungan di mana para tewas hari Kamis (31/8) di seluruh tanahair dengan pelajar tadi berintegrasi, RSCM Jakarta. Pengeroyok- segala an terhadap korban terjadi hasilnya memang baru cara. Tapi kalau berkomunikasi dan "dibesar di depan kantor Balai Kota, demikian, berarti tantang- gungjawab besar. Secara kan", juga mempunyai tang- an dunia pendidikan kita tidak langsung (maupun Sedangkan 37 orang pe- rupanya masih besar dan langsung) masyarakat ling- lajar SMA ditangkap Polres membutuhkan perjuangan kungan telah memberikan Jakarta Barat belum lama yang masih jauh dan kerja warna pendidikan tertentu ini akibat perkelahian pela- keras yang terus menerus. kepada anak-anak remaja jar. Perkalahian pelajar waktu itu merupakan ren- Dalam hal ini barangkali pelajar. Antara rumah dan muncul pertanyaan, siapa- sekolah, umumnya pelajar tetan perkelahian yang te- kah yang salah bila pelajar- berada di lingkungan ma- Medan Merdeka Selatan. Selain dari keluarga, pendidik dan masyarakat, pemerintah sebetulnya ha- rus mulai memperlihatkan peranannya secara langsung kepada para pelajar kita. Dalam menghadapi mening- katnya kenakalan pelajar akhir-akhir ini, pemerintah khususnya para penegak hukum perlu mencari meto- da lebih tepat dan akurat bagi usaha-usaha menurun- kan tingkat kejahatan pela- jar. Selama ini, kita melihat peranan pemerintah (ins- tansi-instansi yang terkait) dalam menciptakan genera- si pelajar yang baik, umum- nya bersifat mengendali- kan dan mengawasi dengan cara menurunkan berbagai kurikulum maupun pedom- an dan lain sebagainya. Namun, karena "trend " dari kenakalan remaja pelajar kita sekarang ini sudah semakin mengkhawatirkan banyak pihak, maka sepan- tasnya pemerintah juga memikirkan sanksi-sanksi lebih keras dan turun lang- sung ke lapangan menang- gulangi kenakalan remaja tersebut. Bukan menjadi berita- berita baru lagi bagi kita bila guru-guru mendapat ancaman (langsung mau- pun tidak langsung) oleh kalangan anak didik mere- ka. Bahkan karena nilai belajar yang jelek atau ti- dak naik, tidak lulus dan sebagainya, ada pelajar-pe- lajar yang mengancam guru yang bersangkutan. Nah, dalam hal kenakalan rema- ja pelajar ini, guru-guru diperkirakan juga tidak dapat berbuat lebih tegas dan menjatuhkan sanksi yang lebih berat. Untuk itulah, tanpa mengurangi tugas-tugas guru di sekolah, keluarga dan apalagi masyarakat luas, pihak berwenang (yang berwajib) sudah saatnya turun langsung ke lapang- an, menangkap setiap pela- jar yang terlibat kejahatan dan memprosesnya sesuai dengan prosedur dan hu- kum yang berlaku di negara kita.Bila kita memberikan tolerasi lebih banyak kepa- da para pelajar, karena alas- an mereka adalah remaja dalam proses pembinaan, yang sedang belajar dan akhirnya mereka luarga, guru-guru dan ma- "memakan" orang tua/ke- syarakat bahkan juga para petugas kepolisian seperti yang diakui Kapolda Metro Jaya.*** akan *Penulis adalah penga- mat masalah sosial ma- syarakat, tinggal di Ja- karta. pernah berujar bahwa "saya mereka pertahankan ada- Pemerintah, juga akan da pat dipahami dan dimenger. dagang diperempatan kalau lampu sedang merah saja, lah kehidupan mereka. Begitu juga dengan abang ti oleh para pekerja yang dan kalau lampu hijau tentu becak. Mereka sesungguh- bergulat disektor informal nya memahami terhadap ini. Disinilah barangkali kita mukakan sehubungan de- pemerintah. Mereka akan ringan berpikir", yang tepat Itulah yang mereka ke- petunjuk yang diberikan perlu membuat suatu "ja menerima setiap keputusan, guna, khususnya di antara saja minggir". ngan dilarangnya mereka alih Operasi Esok Penuh Ha berjualan di lampu stopan, jika dilarangnya becak itu pemerintah dengan pekerja. Sekali lagi, ini adalah ke- diiringi dengan kebijaksana- pekerja" di sektor informal. profesi misalnya. Yang kita rapan bagi pedagang asong- an, mudah-mudahan bukan kata-kata dan logo yang kli se belaka. Alih profesi bagi an lain yang bersifat nyataan yang jauh dari ha- rapan. Akankah kehidupan mereka menjadi terputus yang sekarang ini seolah- olah berada di ujung tanduk sayangkan adalah mengapa Pemerintah tidak mulai dengan hal-hal yang sema- cam itu. Mengapa kita tidak abang abang becak, juga itu? Mungkin hal ini adalah melakukan suatu sikap yang tidak sekedar slogan bela- ka. Semoga hari esok benar- problematika. Di satu pihak bersahabat dengan mereka. kita menggembar-gembor- Dan mengapa pula kita benar milik mereka dan kan perluasan lapangan harus memerangi para pe- jangan membuat kebijakan narik becak? pekerjaan, namun di lain pihak lapangan pekerjaan yang sudahada kita hilang menjadi suatu cemoohan dan hinaan terhadap pengambil *Penulis adalah staf keputusan. Uninus Bandung. peneliti dan pengajar FE Mungkin hal-hal yang demikian inilah yang perlu kita pikirkan lebih baik lagi. Kita juga ingin agar leh apa yang dipikirkan kan. sosial. Dari sektor inilah terbentuk suatu pemukim- an kumuh di pinggiran rel- rel kereta api atau di ko- long-kolong jembatan. Tak jarang pula dari tempat ini akan lahir gangguan kese- hatan dan kriminalitas. Merupakan suatu tugas pemerintah untuk mengang- kat kehidupan mereka, dan kewajiban pemerintah pula untuk meningkatkan masa depan mereka. Tukang be- cak dan pedagang asongan adalah dua elemen dari sek- tor informal. Bukan tindak- an yang tepat bila memban- tu mereka dengan cara menghentikan usaha mere- ka. Jangan dijadikan dalih kemanusiaan untuk menin- dak mereka. BENDA klasik yang merupakan milik budaya bangsa di zaman dulu kini sudah pindah tangan. Dari tangan siapa ke tangan siapa sampai se- karang belum jelas. Tapi asalnya sudah pasti, ya- itu Jawa Tengah, dari Di Hyang (Dieng), suatu pegunungan yang penuh misteri dalam sejarah bangsa. Benda ini adalah sebuah penggalan arca yang hilang dari Candi Bima di Dihyang (Dieng) yang lenyap dan kini muncul di sebuah kota besar Amerika Serikat Menurut hemat saya, pembinaan yang teratur dan terarah adalah pemecahan yang paling baik untuk di- tempuh, dalam arti meredam mereka dengan memberikan bimbingan dan membiarkan mereka sementara untuk mencari alternatif penggati mereka. Agaknya pula janji pemerintah untuk menya- lurkan mereka ke profesi lain atau memberikan bea siswa kepada mereka yang masih layak untuk mengenyam dunia pendidikan perlu dija- dikan bahan pemikiran da- lam melakukan pembinaan dan pendataan terhadap mereka. Ini adalah pernyataan yang menunjukkan bahwa mereka pun bukan hendak mempertahankan gaya hi- dup mereka, namunyang. Jangan Dilewatkan Pindah Tangan dalam ruang pameran KIAS (Kebudayaan Indo- nesia Amerika Serikat). Ada empat penggalan arca sangat artistik, lang- ka dan bersejarah lenyap dari candi-candi di pegunungan Dihyang itu. Sudah pindah tangan ali- as diboyong orang entah kemana. Konon benda bernilai sejarah itu ber- asal dari abad ke-9 (ta- hun Masehi 809) zaman kerajaan Hindu. emas an Waktu Putu masih kecil di SD dalam pelajaran sejarah dikatakan Bali pernah menguasai Lom- bok sebelum Bali dianeks menjadi bagian dari kera- jaan akbar Majapahit, kira-kira dalam abad ke- 13. Raja Bali waktu itu gemar membuat barang- barang antik, antara lain keris-keris yang bertuah, artistik penuh misteri, yang gagangnya diper- buat daripada murni bertahtakan berli- mutu manikam. Wak- tu Belanda sempat men- jajah Bali dan Lombok di awal abad ini, beberapa keris bernilai artistik tinggi milik kerajaan Bali ini sempat pindah tangan dari Lombok ke Gedung Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Tetapi beberapa tahun lalu sempat pindah tangan ke orang-orang beringas garang yang dengan gagah perkasa berani menggerayangi museum paling beken di seluruh dunia ini. Konon pindah tangan ini sampai kini tidak dapat dilacak, dengan asumsi gagang keris dari emas murni bertahtakan berlian mutu manikam sudah dilebur. Perlu Kerjasama Atasi Goncangan Pasar Modal Dunia Pinggir Pinggir Halaman VI Dikabarkan, tiba-tiba transaksi valuta asing berubah menjadi momok. - Bagi yang belum tahu, momok artinya hantu. hantu adalah Makluk halus. Mahluk halus itu tidak kelihatan. Jadi takut jadi momok artinya takut kalau uangnya hilang. *** Hari ini, menurut rencana Asian Games XI dibuka di ibukota RRC, Beijing. -Bagi rakyat Cina, peserta Asian Games sendiri bisa jadi tontonan. Sebab selama ini mereka tak tahu dunia luar. man Barat Roger Lawrence, mengata- kan jika harga minyak sampai tahun depan masih US$ 30 per barel, pertum- buhan ekonomi di AS, Jer. dan Jepang masing-masing akan akan setengah point persentase. Di Eropa Timur, menurut Lawrence, negara-negara bekas komunis yang kini membeli minyak dengan dolar bisa mengurangi pe. nggunaan setengah penda. patan uang "keras" (konver- mereka tibel) mengimpor minyak. Bersambung ke Hal Y untuk *** Ada rasa khawatir dari anggota DPR bahwa perjanjian Celah Timor merugikan Indonesia. Karena itu perlu di tinjau kembali. Namun Gi- nandjar memastikan bahwa perjanjian itu ti- dak merugikan Indonesia. Meninjau perjanjian yang sudah ditandata- ngani antara RI - Australia itu tentu tidak bisa sepihak. Entah bagaimana nasib gagang keris leburan itu dan pindah tangan kema- na, tak seorang tahu dan peduli lagi. Demikian pula pintu gerbang sebuah puri di pulau Dewata terbuat dari kayu jati murni abad ke- 17 bertahtakan ukiran gaya abad pertengahan jaya-jayanya kerajaan akbar Mojopahit sudah pindah tangan. Konon dari pulau Bali ke Jakar- ta, kemudian ke Amerika Serikat, entah dibagian mana negeri Uncle Sam itu. warisan Konon kerangka jena- zah orang-orang yang dihormati dalam rangka kehidupan menegakkan adat istiadat nenek moyang kita dari zaman dahulu, yang mu- lanya diawetkan seperti adat budaya pengawetan jenazah raja-raja Mesir zaman purbakala yang disebut mummi lewat teknik dan ramuan - ra- uan misteri tinggi, kini sudah pindah tangan. Orang menduga mung- kin pindah tangan de- ngan nilai penelitian ilmiah teknis pengawetan kerangka manusia zaman dulu mendorong orang- orang yang matanya hi- jau sampai hati melaku- kannya untuk memboyong dari tempat asalnya. Ada juga transaksi pindah tangan ini kepergok, teta- pi yang lainnya sempat lolos tanpa meninggalkan jejak. Ini terjadi di Sula- wesi Selatan. Heroll-many Cuil Penemu batu sargo- phagus di Gilimanuk, ujung barat Pulau Dewa- ta, dan fossil manusia purba Sangiran, di Jawa Tengah, ada yang pindah tangan dari tempat asal ke Jakarta, kemudian entah kemana. Orang- orang yang mengerti arti sejarah kehidupan manu- sia purba di Nusantara ini menduga secara pasti bahwa benda-benda "tak berguna" ini dipindah- tangankan atas dasar motivasi penelitian yang dibayar dengan harga tinggi, bila dinilai dengan mata uang rupiah lawan dollar Amerika Serikat. Berita burung juga mengungkapkan tidak sedikit benda-benda "tak *** berguna" dari Irian Jaya dan Maluku pula menga- lami pindah tangan dari waktu ke waktu dalam jumlah cukup berarti. Motivasinya adalah ta- ngan pertama karena mata segera menjadi hijau kalau sudah meli- hat dollar dan tangan kedua terdorong oleh sele- ra dan gengsi tinggi seba- gai apa yang dinamakan "kolektor barang-barang antik" di abad modern dan dekade mode pamer. Demi gaya hidup mo- dern dalam mode pamer, bukan barang-barang antik pun kini sangat ramai pindah tangan. Ambil contoh lukisan maestro Affandi almar- hum (bila perlu dipalsu) dan lukisan-lukisan lang- ka karya para seniman beken di museum Ubud Bali tidak sedikit pindah tangan dari tempat asal ke ibukota Metropolitan Betawi dan seterusnya museum-museum priba- di "kolektor barang-ba- rang antik" luar dan da- lam negeri. Bisnis pindah tangan ini kiranya belum cukup bila tidak dilengkapi de- ngan data-data lain Ambil misal, Hotel Des Indes di jantung kota metropolitan Jakarta, bangunan bersejarah di ibukota negeri mojang Parahyangan, lapangan olahraga bersejarah Pe- kambingan di ibukota propinsi Pulau Dewata, lahan subur pertanian di daerah Cipanas Jawa Barat, daerah pemukim- an pada ibukota Repu- blik Indonesia dan seba- gainya tidak luput dari bisnis pindah tangan ini. Mengapa begitu? Kata orang, pembangunan membawa pergeseran nilai-nilai menuju abad modern. Juga nilai-nilai arti dan makna suatu kata atau istilah. Seperti dalam tulisan ini istilah "pindahtangan" bisa ber- arti pencurian, bisa pula transaksi bisnis. Tergan- tung sudut pandang masing-masing. Yang je- las kalau melihat dollar, mata jadi hijau. Uang punya kuasa. Ada uang abang sayang, tak ada duit peduli apa. Nyman