Tipe: Koran
Tanggal: 1990-09-22
Halaman: 08
Konten
Sabtu, 22 September 1990 DAERAH - TRANSMIGRASI Silahkan Pilih Loktrans Kaltim (II) Jeruk, Nangka, Pepaya Subur di Labanan UNIT Pemukiman Trans. (UPT) Labanan berada di Kab. Berau luasnya 24.000 ha. dan memiliki tiga UPT. Tiga UPT ini cukup subur buat lahan pertanian hortikultura. Misalnya jeruk, nangka, pepaya, rambutan, mangga, pisang, cempedak, kluih. Untuk jeruk, nangka, pepaya dan pisang paling dominan di UPT I, II dan III. Sedang tanaman perke- bunannya paling cocok ialah kopi. Disusul kelapa, ceng- keh dan kelapa hibrida. Sekedar gambaran, kopi di UPTIada 10.270 pohon, UPT II 12.750 pohon dan UPT III 4.362 pohon. Di sini bermukim para transmigran asal Jabar, Jateng, Jatim, NTB dan Kaltim (translok). Jumlah mereka ada 951 KK atau 3.855 jiwa. B Topografi UPT Labanan: jenis tahanya podsolik me- rah-kuning, struktur tanah- nya liar, PH tanah 4-7 dan Medan, NERACA SEBANYAK 2.140 serti- fikat tanah rutin dan Prona siap diserahkan Badan Per- tanahan Nasional (BPN) Sumut kepada masyarakat di delapan kotamadya dan "Penyerahan ini dilaku- kabupaten di daerah ini. kan 24 September menda- tang bersamaan dengan Hut ke-30 Undang-Undang Po- kok Agraria (UUPA) dan dua tahun berdirinya BPN di Indonesia," kata Kepala Kanwil BPN Sumut, Ir. H. Kiswondo kepada pers, Rabu, di Medan. Menurutnya, dari 2.140 sertifikat itu 1.221 buah diantaranya sertifikat rutin (biasa) diserahkan kepada masyarakat Deli Serdang 300 sertifikat, Tapanuli Se- latan 300 sertifikat, Labuh- an Batu 196 sertifikat, Te- bing Tinggi 150 sertifikat dan Simalungun 275 sertifikat. "919 sertifikat lainnya Industri kecil yang dige- luti para trans meliputi: pembuatan tahu (UPTI dan III ada satu), tempe (UPT II ada 2), pandai besi (di UPTI ada 2, UPT II ada 1 dan UPT III ada 1), reparasi radio (UPTIII ada 3), sepeda (UPT I ada 1, UPT III ada 1), tu- kang kayu (UPTI ada 2, UPT II ada 2 dan UPT III ada 16), tukang jahit (UPT I ada 2, UPT II ada 2 dan UPT III ada 16), warung hanya ada di UPT II: 12 buah. Di maing-masing UPT memang sudah berdiri Ko- perasi Unit Desa (KUD), Faktor pendidikan, paling banyak tamatan (atau drop out) SD, dan pendidikan tertinggi SMTA. Gedung sekolah dapat dijumpai di ketiga UPT tadi (SD dan SMP). Selain itu juga diada- kan pendidikan non-formal: peternakan (UPT I ada 4), perkoperasian (20), pemerin- tahan desa, pemuda tani (60), hansip (80) semuanya hanya ada di UPT I Labanan. Dari kelembagaan desa, Diakuinya, memang titik berat GKM pada proses, namun kita pun harus sadar bahwa proses ini, harus mengacu kepada hasil yang akan diperoleh. Bahkan, PMT (Pengendalian Mutu Terpadu)/GKM sebagai alat kerja adalah wajar, namun diperlukan suatu pengama tan atas keberhasilan di negara-negara maju atau maju di dalam negeri. pun beberapa perusahaan Secara khusus, Ir. C. Sudarijanto menegaskan, lebih Menurut Kiswondo, dari Vegetasi alam (jenis ta- namannya) padi, palawija, tanaman keras. Sedang ve- getasi budidaya tanaman keras dan palawija. Prasarana dan sarana UPT untuk jalan. Di UPT Direktur Utama Perum- tel Ir. C. Sudarijanto me- ngungkapkan itu pada Kon- vensi GKM dalam rangka Porseni plus V 1990 di Sura- baya, 20 September 1990. Sebanyak 10.802 orang ang- gota GKM Perumtel, berarti orang dari empat orang Perumtel 159.216 sertifikat yang di- terbitkan PBN itu diantara- nya, 94.092 sertifikat rutin, 27.365 sertifikat Prona, 27.797 transmigra- si, 7.475 sertifikat Perusa- sudah ber-GKM. Menurutnya, dibanding jiban untuk merekayasa PMT/GKM. Paling tepat bagi Perumtel, adalah produknya Menurut Dirut Perumtel, tekad kita dengan GKM yang IIII ada jalan penghubung diketahui anggota PKK di yaitu KUD Sumber Abadi, berupa sertifikat Prona di- haan Inti Rakya (PIR), 738 Jepang misalnya, konon berupa jasa. "Di sini dibu- dari ibukota kecamatan 41 jalan poros 3 km, 3,5 km dan III (70); kelompok tani di Sari. Kegiatan KUD ini baru kat Kodya Medan 200 serti- an Perkebunan Rakyat ngendalian mutu terpadu PMT/GKM untuk menjalin teraan kita pun akar: me- Jarak UPT Labanan ini 18 km, di UPT I, II, III ada UPTI (75), UPT II (55), UPT Sumber Rejeki dan Sumber serahkan kepada masyara- sertifikat Proyek Peningkat kabarnya manajemen pe- tuhkan benang merah bagi semakin berfungsi, kesejah- 2 km, jalan desa di UPT 18,6 km, UPT II 17 km dan UPT III 10,3 km. UPT I (205), UPT II (332) dan UPT III (200). km, dari ibukota provinsi 935 km. Lokasi Labuhan berba- tasan dengan hutan milik Inhutani (di utara dan sela- tan), Teluk Bayur (timur) dan s. Malinau (barat). fikat, Kab. Langkat 55 serti- fikat, Asahan 77 sertifikat, Pematang Siantar 300 serti- fikat, Deli Serdang 84 serti- fikat, Tanah Karo 43 sertifi- kat, Simalungun 250 sertifi- kat dan Tebing Tinggi 10 sertifikat. keserasian dari tingkat manajerial sampai operasio- nal," tuturnya. Kesenian yang digeluti para transmigran di Laba- nan: ludruk, orkes Melayu (khusus di UPT rebana, reog (khusus di UPT II) dan silat. Ada organisasi olahra- ga: bola volley, sepak bola, tenis meja dan bulu tangkis. Sumut (P3RSU) dan 1.749 sertifikat Proyek Peremaja- an Rehabilitasi Pengemba- ngan Tanaman Ekspor (PRPTE). Kiswondo mengakui, da- lam dua tahun terakhri ini, tepatnya sejak tahun 1989 ada sekitar 2.000 buah tung- gakan pekerjaan penyelesai an masalah sertifikat tanah, tapi sampai saat ini hanya tinggal 200 buah saja lagi yang belum terselesaikan. ningkat. Diharakan pula, mampu menjabarkan kebi- jaksanaan 321 Perumtel. Sehingga, pada akhirnya kebijaksanaan 321 ini, da- pat menjadi budaya perusa- haan. CKM Jepang, satu dibanding lima. Jadi, dari segi kuanti- dapat mengalahkan Jepang. tas, Perumtel boleh bangga Peningkatan untuk pe- nguasaan pengendalian mutu terpadu GKM Perum- tel, lebih khusus sebagai upaya meninjau mutu pela- yanan jasa telekomunikasi. Dalam kaitan ini, C. Sudarí- yanto mengatakan, dari segi SCR (Successfull Call Ratio) atau keberhasilan panggil, ternyata masih rendah. Karena itu, diingatkan, sudah waktunya kita mengi- dentifikasi produk jasa tele- BOOS 1009 0.90030 (GOUTA LAAA ULUD kesuburan tanah sedang. Curah hujan 143 mm/th dengn banyak hujan di bu- lan Juli s/d Agustus, suhu udara 27-32 maksimum dan 25-27 minimum. Fasilitas bangunan yang sudah ada di tiga UPT ialah rumah transmigran. Balai desa ada di UPT III (satu buah) di UPT III (2 buah), gudang di UPT I, II (masing- masing satu) di UPT III ada Menyadari kenyataan ini, sudah pada tempatnya apa- bila pengembangan IBT harus mampu bercermin dari hasil pengembangan IBB. Lebih-lebih yang menyang- kut sumberdaya kelautan. Mengapa ini perlu dimin- takan perhatian? Seperti dikatakan Prof. Dr. Munajat Danusaputro, lautan akan menjadi lahan kehidupan manusia setelah tahun 2000. Manusia akan menjamah laut untuk mencari sumber kehidupan baru. Bukan itu saja, bahkan, era baru ten- AYORAN BELUM SELESAI: Sebagaian kios di Jl. Hasanudin Kebayoran Baru, Jakarta Selatan belum selesai ini dikhawatirkan akan menjadi pusat sarang kejahatan narkotika maupun tindak kriminalitas. (Foto Ist/Neraca) Fashion Jakarta, NERACA tang laut telah dicanangkan hitam. PEMERINTAH telah oleh bangsa Indonesia sen- menetapkan kebijaksanaan diri melalui statement Pre- pengembangan Wilayah siden Soeharto: Era Budi- Indonesia Bagian Timur daya Laut! (IBT) dengan menyertakan pemanfaatan sumberdaya laut. Pilihan ini wajar sebab sembilan puluh prosen wila- yah IBT adalah lautan de- ngan potensi kandungannya yang luar biasa prospektip. Pelajaran menarik yang bisa disimak, misalnya, masalah pencemaran Laut Jawa dan Teluk Jakarta. Antara lain disebabkan oleh kapal-kapal asing dan peng- usaha industri penghasil limbah B-3 (Bahan Beracun Berbahaya-Red) yang kare- na kebingungan kemana Upaya membangun IBT seharusnya tidak melupa- kan pelajaran dari hasil pembangunan wilayah Indo- nesia Bagian Barat (IBB) yang konon "sudah terlan- jur berkembang tidak seba- gaimana diharapkan, dalam artian: pengendalian di sisi pelestarian lingkungan hi- dup. Tinjauan Perlindungan Sumberdaya Laut, di IBT Harus Mencapai Maksimal 4 buah, gudang saprodi di UPT I (satu buah), UPT II ada 2 dan UPT III ada 4 buah; masjid di UPT I (2) UPT III(4), langgar di UPTI dan II masing-masing 2, gereja di UPT I(2) dan UPT II (1). Gedung SD di UPT I (1), UPT II (2) dan UPT III (1). membuang limbahnya maka dengan seenaknya menebar limbah di teluk Jakarta dan laut Jawa. DI samping itu, maha- siswa dan pelajar itu me- nilai terdapatnya kema- juan di beberapa bidang dalam pameran ini, seper- ti ikut sertanya KONI Riau dalam pameran ini, se- hingga mereka dapat mengetahui beberapa bi dang olahraga termasuk peralatan yang digunakan selama ini yang hanya mereka lihat melalui me- Selain itu mereka juga dia cetak dan TV. memesankan, agar para Keikutsertaan KONI pemandu yang menjaga stand hendaknya mengua- yang pertama kali ini juga dapat mengetahui para sai apa-apa yang disajikan atlit Riau pada stand yang mereka telah ber- yang tempati, sehingga setiap prestasi di beberapa bi- pertanyaan yang dilempar dang olahraga, baik di tingkat nasional maupun kan pengunjung dapat internasional, di samping dijelaskan sepenuhnya. untuk memasyarakatkan Kebanyakan stand pame- olahraga dan mengolahra- ran dari Tingkat II lain- gakan masyarakat. nya menggunakan para mahasiswa dan pelajar asal daerahnya ber- yang mukim di Pekanbaru. Kemajuan Oleh karena itu kerjasa- ma inter sektoral di IBT harus benar-benar solid. Dalam hal pengembangan dan pengolahan maupun pemanfaatan kelautan IBT ini, perangkat-perangkat seperti Marpol (polusi bahari), National Contin- gency Plan (yaitu satu sis- tem nasional penanggula- ngan darurat pencemaran laut) yang sudah dimiliki dapat digunakan semaksi- Masalah Kemajuan tersebut bu- kan hanya dijumpai di bidang olahraga, kata mereka, tapi juga dijum- pai di bidang kehutanan, seperti adanya gajah dan buaya hidup yang dipa- merkan. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk mencintai dan me- lindungi satwa lainnya agar populasinya terhin- dari dari kepunahan. Semenata para ibu-ibu rumah tangga juga bisa menilai kemajuan yang dijumpai dalam pameran tahun ini, misalnya kegi- mal mungkin. Di sisi lain, sebenarnya belum secara khusus terde- ngar dari para anggota De- wan Perwakilan Rakyat suara-suara mengagenda- kan konsep BKAL (Baku Mutu Air Laut) yang masih "dibatasi" dalam bentuknya yang Kepmen saja. Selayak- nya, DPR memberikan ke- kuatan lebih jauh pada pe- rangkat BKAL ini dengan depan bila kelautan IBT pertimbangan antisipasi ke akan digarap, Adapun pertanian tama- na pangan ialah padi sawah, padi ladang, jagung, sing kong, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan sayur-sa- yuran. pertokoan. Adapun jarak dari pasar UPT I ke pasar kecamatan 27 km, UPT II jarak 27 km dan UPT III jarak 35 km. Sarana angkutan yang digu- nakan ketinting. Jarak pa- sar UPT ke pasar kabupaten dari UPT I: 37 km, UPT II: 37 dan UPT III: 45 km. Pameran Pembangunan Riau Menuju Era Tinggal Landas (2-Habis) atan PKK yang diadakan Dharma Wanita dan Per- tiwi. Mereka menyajikan berbagai masakan non- beras sebagai mana yang digalakkan pemerintah akhir-akhir ini. Hal ter- sebut dapat memotivasi pa- ra ibu rumah tangga untuk membuat masakan serupa, baik untuk kebutuhan ke- luarga sendiri maupun memperkenalkannya pada wisatawan yang berkun- jung ke beberapa obyek wi- sata Riau. Di sisi lain mereka menggapai, sebagian dari ibu-ibu rumah tangga ber- kunjung ke pameran ini kebanyakan bepergian ke stand pameran swasta yang menjual berbagai makanan dengan harga relatif murah di samping adanya hadiah lain, ti membeli Indoper, "Supermie" dan lainnya. Hal itu dikatakannya, mengingat beberapa sou- IBT memiliki kawasan yang dijadikan Taman Nasional Laut, memiliki pelabuhan samudra dan mungkin memiliki obyek wisata laut lainnya. Dengan adanya permudah memeja hijaukan pelanggar. Dalam menjaga keaman- an sumberdaya laut IBTmau tidak mau dasarnya adalah UU No.4/1982 mengenai Ketentuan Pokok Pengelola- an Lingkungan Hidup. Ini acuan dasar yang harus di- sadari semua pihak. Terma- suk mereka yang akan ber- giat di daerah kelautan IBT. Apa mereka itu: investor wisata, investor perikanan dan sebagainya. venir yang disajikan pada stand lain berharga ting- gi, seperti tenunan siak dan kerajinan lain yang dibu- at dari kayu sungkai. Para responden yang dihubungi "Neraca" meni- lai, bahwa pameran pem- bangunan ini dapat mem- berikan dampak positif terhadap semua pihak, baik dari pengunjung yang mendapatkan informasi dan pengetahuan, maupun para pedagang dalam meningkatkan pendapat- annya serta mempromosi- kan produknya. HARIAN NERACA Dengan begitu pamer- an ini dapat dijadikan "ujung tombak" informasi dalam pelaksanaan pem- bangunan di Riau menuju era tinggal landas. 2.140 Sertifkat Tanah untuk Sumatera Utara (Siswandi) Catatan Tulisan ini untuk lomba karya tulis mengenai pameran pemba- ngunan yang diadakan Kanwil Deppen Riau. Kiswondo mengakui, se- jak 30 tahun lalu berdirinya UUPA, sampai saat ini baru sekitar 15 persen permasa- lahan tanah di tanah air yang dapat diselesaikan hal ini tentu dipandang berjalan lamban. "Begitu juga mengenai UUPA, mengenai hak pem- bebasan tanah, hak tanggu- ngan dan hak milik, penye- lesaiannya masih terasa lamban, karena sampai saat ini belum ada petunjuk prak- tis untuk hal tersebut," kata Semarang, NERACA GUBERNUR Jawa Te- ngah H. Ismail mengatakan, dalam pembangunan yang semakin kompleks dewasa ini, bangsa Indonesia diha- dapkan pada tantangan untuk merekayasa peluang- peluang yang dapat mening- katkan taraf hidup, juga dihadapkan pada masalah masalah sosial yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Kiswondo. Dikatakannya juga, de- wasa ini sudah ada sekitar 300 ketentuan yang dikelu- arkan pemerintah, namun ketentuan-ketentuan itu belum mampu menjawab sepenuhnya proses penyele- saian tanah. Sertifikat palsu DA RI 159.216 sertifikat tanah yang dikeluarkan Kanwil BPN Sumut, sampai saat ini belum ditemukan sertifikat palsu. "Yang ada 22 sertifikat tusnya dan sertifikat terse- tanah yang tidak jelas sta- but telah dibatalkan oleh Mendagri melalui SK Guber- nur Sumut empat tahun lalu," katanya, Tantangan, Rekayasa Peluang Sementara itu dari target Retribusi Air Bawah Tanah sebesar Rp 1,1 milyar dapat direalisasi sebesar Rp 1 mil- yar atau mencapai 93,14%. Dalam Tahun Anggaran 1990/1991 untuk bahan ga- lian golongan C ditargetkan sebesar Rp 1,3 milyar. Se- dang Retribusi Air di Bawah Tanah ditargetkan Rp 1,2 milyar. (KNİ) Masalah biaya pembuat- an sertifikat tanah, Kiswon- do mengatakan, khusus untuk tanah pertanian seb- esar Rp 70.000,-. Transmigrasi pola perke- bunan, dengan target 25.000 KK, disebut-sebut sebagai primadonanya. Tanaman yang akan ditangani mela- lui program ini diantaranya adalah kelapa, karet dan kopi. Ini tertera dalam Po- tensi Dan Peluang Investa- si' terbitan Kantor BKPMD Provinsi Kalbar. "Sedangkan pembuatan sertifikat Prona swadaya m- asyarakat sampai saat ini belum ada ditentukan bera- pa biayanya," katanya. (Ant) Banda Aceh, NERACA Beberapa masalah terse- but antara lain perubahan struktur dan tata nilai serta strata pendidikan masyara- kat. Peledakan jumlah pen- cari kerja yang tidak seim- bang dengan tersedianya lapangan kerja. Kesadaran sosial yang tumbuh serta meningkatkan daya kritis masyarakat, sehingga sa- ngat responsif terhadap hal- hal yang didengar, dilihat dan dirasakan tidak wajar. PRODUK perkebunan kelapa sawit pola swadaya masyarakat di Aceh Selatan hingga sekarang belum ada jaminan penjualannya, se- hingga pengembangan pola ini harus ditunda dulu mes- Hal itu dikemukakan kipun banyak petani berke- Gubernur Jateng H. Ismail, inginan untuk mengembang- ketika mengambil sumpah kannya. Demikian dikata- jabatan dan melantik Soe- kan Ir. T. Muchtar, Kasub- Kepala Dinas Pertambangan bunan Daerah Istimewa prayitno Bc.Kn. sebagai dis Produksi Dinas Perke- Propinsi Jawa Tengah meng- Aceh kepada wartawan, Drs. Hartono yang kini menjabat Pembantu Gubernur Jawa Tengah Wilayah Pekalo- ngan, di kantor Gubernur Jawa Tengah, baru-baru ini. Diungkapkan gubernur bahwa dalam Tahun Angga- ran 1989/1990 target retri- busi bahan galian golongan C sebesar Rp 1,2 milyar dan dapat direalisi sebesar Rp 1,6 milyar atau 130.90%. Selain menjadi primado- na, program transmigrasi pola perkebunan juga men- duduki posisi teratas dalam hal besarnya jumlah trans- migran yang diserap. Menyu- sul transmigrasi pola perta- nian pangan 14.800 KK, transmigrasi pola HTI 7.000 KK, transmigrasi pola per- ikanan 5.000 KK dan trans- migrasi pola bidang jasa 3.500 KK. Produk Belum Trans. Perkebunan Primadona Kalbar Terdiri Lima Pola Untuk itu maka kerjasa- ma inter sektoral (yang ber- tanggung jawab bagi pe- ngembangan IBT) harus benar-benar mampu mela- Jakarta, NERACA Tersebar di daerah tingkat Guna menyongsong keha- kukan antisipasi suatu geja- PROGRAM transmi- II yaitu Kodya Pontianak, diran para investor itu sen- la agar tidak terlanjur men- grasi di Provinsi Kalbar Kabupaten Sintang, Kapu- diri, pihak Pemda telah jadi suatu musibah besar (Kalimantan Barat) dalam as Hulu dan Ketapang, de- mempersiapkan tenaga ker- sehingga sulit penanggula- Pelita V ini terdiri dari 5 ngan laju pertumbuhan ja yang telah dilatih secara ngannya sebagaimana se- pola. Sementara itu jumlah penduduk rata-rata 2,55% khusus di BLKI (Balai Lati- ring terlihat dalam berbagai transmigran yang akan di- per tahun. Sedangkan kepa- han Tenaga Kerja Indone- masalah yang dihadapi da- datangkan ke wilayah ini datan penduduk rata-rata sia) yang berlokasi di Pon- lam pengembangan IBB. selama periode tersebut adalah 19 jiwa/KM2 Setelah terlambat yang sebanyak 55.300 KK (Kepa- umum terjadi ialah: tidak la Keluarga). Sedangkan ada yang berani bertanggung lasikan zonasi perairan. ngan KLH, bisa memformu-, tolak dari "Buat siapa mem- sampai dengan akhir tahun jawab dan mencari kambing Mengapa ini perlu? Karena bangun IBT: Kita atau pene- 1988 jumlah transmigran rus negeri tercinta ini?" (9) yang telah berdatangan ke Kalbar mencapai 12.448 jiwa. Tak kurang pentingnya adalah pengawasan pengo- lahan sumber daya alam (darat) di IBT. Jangan terul- ang kesalahan pengolahan dengan menggunakan pe- rangkat hitceh, justru me- ngalirkan limbah polusi ke perairan laut. Kita ketengahkan ini bukan untuk memberikan rintangan usaha pengemba- ngan IBT. Sama sekali bu- kan. Sebaliknya justru ber- kerjasama yang manis de- Anggota Dewan, dalam Hingga sekarang hanya PT Socfindo yang beroperasi di daerah itu dan mau me- nampung hasil perkebunan kelapa sawit pola swadaya masyarakat. "Ini pun terba- tas pada kemampuan pab- rik milik perusahaan itu, sehingga kalau jumlahnya melebihi dan dapat meng- ganggu kelancaran pabrik, pihak perusahaan menolak Tenaga Kerja Kuantitas GKM Perumtel Mengungguli Jepang 1990, yakni untuk menyu- sun organisasi baru GKM, agar lebih melembaga dan benar-benar sebagai budaya kerja. Surabaya, NERACA KUANTITAS anggota GKM (Gugus Kendali Mutu) Perumtel, unggul dibanding Jepang. Sampai akhir 1990 Perumtel sudah mencapai 2.000 GKM dengan anggota sebanyak 10.802 orang, wa- laupun kehadiran manaje- men pengendalian mutu terpadu GKM di Perumtel, relatif masih muda. Sementara itu, di sektor perkebunan telah dibuka secara besar-besaran sejum- lah perkebunan, antara lain perkebunan karet di Monte- rado, kelapa sawit di Sang- gau, disamping sebagai penghasil kopra dan kayu log serta bahan-bahan ba- ngunan jenis lainnya. Konsekuensi logis adanya program transmigrasi ini, Di sektor perkebunan ini salah satu ialah jumlah Pemda setempat juga masih penduduk Kalbar membeng- menyediakan lahan kosong kak. Berdasarkan data ter- berstatus potensial, yang akhir penduduk di provinsi diperuntukkan para inves- ini jumlahnya mencapai tor. Unt usaha tanaman 3.068.682 jiwa, dengan jagung dan singkong lahan komposisi wanita 1.499.599 yang disediakan seluas jiwa dan pria 1.569.083 jiwa. 55.000 hektar, karet 52.000 Namun berdasarkan sen- hektar, kelapa sawit 33.300 sus tahun 1985, jumlah hektar, kelapa hybrida penduduk Provinsi Kalbar 10.100 hektar dan kedelai sebanyak 2.906.218 jiwa. 6.000 hektar. Banda Aceh, NERACA PLN cabang Banda Aceh telah melakukan penyimpa- ngan berupa pemasangan KWH meter kepada instala- tur untuk rumah-rumah penduduk. Padahal pemasa- ngan demikian seharusnya dilakukan oleh petugas PLN sendiri sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Menanggapi kenyataan adanya penyimpangan cara pemasangan tersebut, Kepa- la PLN cabang Banda Aceh, untuk membeli hasil perke- bunan rakyat." PLN Aceh "Titip" Pemasangan KWH Meter pada Instalatir Kendala lain, seperti di- katakan Ir. Zainuddin An- dib, Pjs Kadisbun Aceh kepada Neraca, sifat kelapa sawit yang cepat bersenya- wa dengan unsur kimia lain- nya menyebabkan komodi- tas ini harus segera diang- kut ke pabrik untuk diolah. "Karena itu jarak maksimum antara kebun sawit dengan pabrik tidak boleh lebih dari 60 km," katanya. Kalau lewat dari itu, tambahnya, minyak sawit hasil pengolahan pabrik akan berbau tengik', yang berarti mutunya jatuh. Namun, ia merasa optimis bahwa dalam waktu dekat perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di daerah itu akan mendirikan pabrik. komunikasi secara rinci, termasuk dalam hal mening- katkan keberhasilan pang- gil/SCR. Kelapa Sawit Aceh Terjamin Lakunya Agama yang dianut seba- Namun yang jelas angkat- gian besar penduduk adalah an kerja di Kalbar hingga Islam (53,71%). Setelah itu Pelita IV lalu berakhir terca- Katholik 19,27%, kemudian tat sebanyaj 1.228.425 orang, secara berturut-turut Pro- Sedangkan akhir Pelita V testan 8,7%, Hindu 0,56%, jumlah angkatan kerja di Budha 1,63% dan sisanya Kalbar diperkirakan menca- yang 16,13% adalah laín- pai 1.421.575 orang, tenaga lain. kerja 2.469,176 orang dan Hasil pertanian yang jumlah penduduknya 3.491. utama dari Kalbar adalah 109 orang. (Ponco) padi, kedelai, sahang, ceng- keh dan kopi. Disamping terkenal pula sebagai peng- hasil jeruk manis Siam, yang dihasilkan dari para petani jeruk di Tebas dengan jum- lah produksi 80.000 ton per tahun, serta buah-buahan. musiman lain seperti duri- an, rambutan, duku, mang- gis dan lain-lain. "out Dengan demikian, PMT/ GKM Perumtel selalu dalam proses, yaitu proses manaje- men "in put", dan proses put", menjadi kesatuan yang lebih terpadu. Jadi, hasil GKM benar-benar diharap- kan, menjadi masukan bagi manajemen untuk bahan pengambilan keputusan. Ir. C. Sudarijanto menje- laskan, Perumtel telah ber- tekad untuk merekayasa PMT/GKM, yang sudah di- sepakati dalam Rapim II/ Isharmanto, mengatakan bahwa pihaknya mengakui adanya praktek demikian. Tapi hal itu terpaksa dilaku- kan oleh karena terbatasnya petugas dan lokasi pemasa- ngan yang berjauhan. Halaman VIII Namun ia mengatakan, apabila pemasangan kWh meter yang dititipkan itu salah, dia akan menindak tegas instalatur yang ditun- juk. Satu sumber yang dihu- bungi mengatakan, apapun alasannya pemasangan yang dititipkan kepada instalatur nuddin. Ia mengakui, masyarakat setempat pernah mengeluh karena sulit memasarkan produk mereka. "Penolakan dari pihak perusahaan-per- usahaan perkebunan besar di sana wajar saja, sebab kalau produk perkebunan masyarakat ditampung, maka produk kebun mereka sendiri tak bisa diolah. Ter- bentur kepada keterbatasan pabrik yang telah ada," lan- jut Zainuddin. Misalnya selain PT Sementara itu T. Much- PT Uber Traco Socfindo tar menambahkan, untuk dengan HGU seluas 11.000 membangun sebuah pabrik diperlukan investasi besar. Selain itu juga harus mem- punyai areal kebun sawit paling kurang 4.000 Ha. "Kurang dari itu, perusaha- an akan rugi," katanya. Lokasi pabrik harus ber- dekatan dengan perkebu- nan, T. Muchtar mengakui harus menjadi pertimbangan utama. Sebab, setiap buah sawit yang telah dipetik ti- dak boleh lewat dari 10 jam untuk diolah. "Kalau tidak, mutunya akan jatuh." Kare- na itu menurutnya, untuk mengembangkan sawit swa daya masyarakat, ter-lebih dahulu harus diperhatikan faktor pabrik sebagai tempat mengolah. Untukiniia amat mengharapkan perkebunan- perkebunan besar yang telah mempunyai HGU dan ber- operasi di sana mau menjadi bapak angkat bagi perkebu- nan rakyat. (K-1) Konkretnya, secara garis besar dibentuk badan penga rah dan badan pelaksana. Di tingkat pusat Perumtel, badan pengarah adalah di reksi dan badan pelaksana, para fungsional perusahaan. Demikian juga di Witel (Wilayah Usaha Telekomu-. nikasi), Kawitel dan staf menjadi badan pengarah dan para fungsional perusahaan, menjadi badan pelaksana. Di samping ini, Kantor Pusat Perumtel juga sedang me- nyusun "reward" secara di- tail, yang berkaitan dengan PMT/GKM. Ha di Simpang Kanan dan Kiri, PT Laut Bangkok selu- as 7.300 Ha di Simpang Kiri, PT Cemerlang Abadi seluas 8.170 Ha di Kuala Batee dan PT Lembah Bakti seluas 5.176 Ha di Simpang Kanan. "Keempat perusahaan itu akan membangun pabrik masing-masing," kata Zai- Kepada para peserta Konvensi GKM Perumtel, Ir. C. Sudarijanto minta, hen- daknya memanfaatkan sa- rana ini untuk memotivasi gugus/GKM dan sebagai sa- rana motivasi. Malah, Direk- si Perumtel masih meng- inginkan para peserta Kon- vensi GKM ini, mampu me- motivasi secara aktif. (K-10) Sementara itu, Abdullah seorang penduduk Lamg- arut, mengatakan, sudah sa- tu tahun ia berurusan de- ngan PLN untuk pemasa- ngan listrik rumahnya. Tapi tak kunjung selesai juga. Ia mulai mengajukan permoho- nan sambungan listrik itu Juni 1987. Oleh instalatur kemudian dipasang insta- lasinya pada tanggal 24 Juni '87. Tapi, sapai Januari 1988 kWH meter belum juga ter- pasang, padahal listriknya sudah terpakai. Takut mem- bengkaknya beaya pemasa- ngan, maka Abdullah me- ngadu secara lisan ke PLN cabang. Tapi tidak ada tang- Agapan. Lagi-lagi ia membuat. pengaduan, baru kemudianna atang pemasangan kWH pa- da 13 Januari 1990. "Begitu lamanya urusan pemasa- ngan KWH saja." Persoalan lain yang juga ditemukan ada di kelurahan Punge Blang Cut. November 1989 ada perubahan tega- ngan dari 110 Volt menjadi 220 volt. Tapi salah seorang pelanggan menjadi korban perubahan tegangan ini, se- bab pihak PLN tak mengu- bah kWH meter di rumah- nya. Akibatnya ia terpaksa harus bayar Rp 80.000,- (un- tuk Agustus sampai dengan November 1989). Kalau dihitung dari Juni '89 sampai November '89 ia harus membayar Rp 125.000,- itu merupakan penyimpang- an yang sangat prinsipiel. Menurut pelanggan itu, untuk kejadian ini sudah melapor ke PLN dan di sini : disuruh mengisi formulir pengganti tegangan dari 110 Volt menjadi 220 Volt (No- vember 89). Tapi hingga Desember 1989 belum juga ada tindak lanjut. Setelah ia lapor ke PLN cabang dengan tindakan ke PLN wilayah I, akhirnya PLN cabang mengganti kWH meter dan mengembalikan uang langganan tersebut. Menurut Ardiansyah, do- sen tehnik elektro satu uni- versitas di Banda Aceh, kWH meter termasuk alat amat peka. Goncangan sedikit saja dapat mengubah skala yang ditunjuknya. "kWH itulah nyawa PLN. Karena dari situ PLN dapat uang. Hasil pen- catatan meter itu kemudian dikonversi ke dalam uang. Oleh sebab itu satu kelalaian vital bila PLN membiarkan kWH meter berada di ta- ngan-tangan di luar PLN". (Sam/9) DIRJEN BARU : Mendagri Rudini menyaksikan penandatangan naskah per- gantian Dirjen Pembangunan Daerah (Bangda) dari yang lama yaitu Piek Mulyadi (menyaksikan) kepada yang baru, Mappaturung Parawansa (menandatangani naskah), Jumat (21/9) di Jakarta. (Foto: ANT)
