Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-09-22
Halaman: 05

Konten


Sabtu, 22 September 1990 PERHUBUNGAN PARPOSTEL Jakarta Membutuhkan 14 Ribu Kamar Hotel Berbintang bintang V dan IV dengan ho- tel Melati atau bintang I dan II adalah dengan melakukan renovasi" pada hotel melati dan bintang I agar naik sta- tusnya menjadi hotel berbin- tang III Bila hotel bintang II mi- salnya, dapat dinaikan men- jadi hotel bintang IIIdihar apkan tingkat huniannya akan lebih baik, sementara kebutuhan hotel berbintang itu da-pat teratasi"katanya Jakarta, Neraca Seorang pejabat mengatakan dua tahun menda- tang Jakarta mengalamai masalah dalam menyedi- akan sekitar 14 ribu kamar hotel berbintang untuk menampung 75 ribu wisatawan manca negara (Wis- man), karena lahan untuk membangun hotel sangat terbatas dan menierlukan investasi yang tinggi. Bambang Sungkono, Ke- pala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, kepada wartawan belum lama ini mengatakan problem utama dalam me- nyambut lonjakan wisata- wan yang makin dirasakan akhir-akhir ini adalah masalah ho-tel berbintang. "Karena sebahagian be- sar Wisman yang datang ke Jakarta mengikuti paket wi- sata konvensi dan bisnis, maka yang mereka perlukan adalah hotel berbintang," katanya. Dia mengatakan tidak heran kalau hanya hotel ber- bintang (bintang V dan IV- Bambang Sungkono me- Red) yang mempunyai ting- ngatakan pola yang tepat un- kat hunian tinggi yakni se- tuk mengatasi keterbatasan kitar 80 sampai 90%, bahkan lahan dan kesenjangan ting- untuk hotel bintang Vberta- kat hunian antara hotel ber- PERANAN perusahaan Jasa Transportasi (JPT) sebagai wakil pemilik barang sebagaimana yang diharap- kan dalam keputusan Ment- eri Perhubungan No.KM-10 Tahun 1988 kian menurun karena belum mendapat kepercayaan penuh dari produsen atau eksportir. Hal ini tercermin dalam pengangkutan komoditi eks- por non-migas dengan peti kemas dari Dry Port Gede Bage Bandung. Administra- tor Pelabuhan Gede Bage Bandung Amirudin Smenga- takan hal tersebut kepada wartawan Kamis di Tg. Priok. Dijelaskan, sebagian besar pengangkutan peti ke- mas ekspor dari Bandung dilakukan oleh perwakilan perusahaan pelayaran se- tempat baik yang diangkut dengan kereta-api maupun Untuk ini, menurutBam- bang, perlu dicari pola yang tepat untuk memecahkan masalah ini, yakni bagai- mana agar tingkat hunian hotel Me-lati dan bintang I naik dan penambahan hotel berbintang III yang penam- bahannya terbentur karena keterbatasan lahan, juga dapat bertambah. KESEMPATAN itu memang terbuka lebar khususnya bagi mereka yang berkeinginan menja- di mitra usaha PJKA da- lam peningkatan citra perusahaan dan mutu pe- layanan. Namun pelaksa- naannya harus dilakukan dengan bekerjasama pe- ngelola kereta api di Indo- nesia yang sah, yaitu PJKA. raf internasional ada yang mencapai tingkat hunian 99%, sementara tingkat hu- nian hotel Melati dan bin- tang I masih dibawah nor mal yak-ni ada yang masih di bawah 50%, Seperti diungkapkan Direktur Pemasaran PJKA Tatang Billy Padwadiwir. ya belum lama ini, kerja- sama operasi yang akan dilakukan pihak PJKA dengan perusahaan swas- ta walaupun sudah ada yang berjalan, namun ada juga yang masih dipelaja- ri kemungkinan-kemung- kinannya. Peranan JPT Kian Menurun Jakarta, NERACA warders atau JPT dibutuh- kan "Multi Moda Combine Transport Operation" dari mulai barang diangkut dari daerah produsen sampai ke negara tujuan. Kemampuan perusahaan JPT dinilainya masih minim, kata Amirudin sambil me- nambahkan bahwa peluang untuk itu tidak berarti ter- tutup sebab pemerintah memberikan keleluasaan kegiatan usaha bagi JPT. Berbeda dengan perusa- haan pelayaran sebab per- usahaan jasa angkutan laut yang satu ini sudah estab- lish didukung oleh segala macam persyaratan untuk Lebih-lebih mengingat ada beberapa perusahaan swasta yang telah cukup lama menjalin kerjasama dengan PJKA sehingga perusahaan itu tidak ber- niat secuilpun melakukan usaha peningkatan pelaya- nan PJKA. Bahkan men- jadi sumber citra negatif perusahaan jasa angkut- an jalan kereta api terse- but. Upaya untuk "meninjau kembali dan membuka kesempatan" secara diam- diam telah dilakukan. Terbukti belakangan ini sudah ada dua perusaha- an swasta yang mengaju- kan permohonan kerjasa- ma operasi tersebut dima- PENGHARGAAN: Gubernur Jawa Tengah H. Ismail (kanan) bertepatan dengan Peringatan hari Perhubungan Nasional tingkat Jawa Tengah 1990 di Semarang, menyematkan tanda penghargaan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden kepada salah seorang dari empat karyawan jajaran Perhubungan di Jateng. (Foto Ant/Neraca) dengan kendaraan truk. Dari 24 perusahaan JPT yang terdaftar di Gede Bage hanya dua atau tiga perusa- haan yang bertindak seba- gai forwarders dalam penga- palan barang ekspor ke luar negeri, ucap Amirudin. Perusahaan mana tidak disebutkan. Dia memaklu- mi sedikitnya perusahaan JPT yang bertindak sebagai forwarders tersebut karena perusahaan jasa transporta- si ini di Indonesia baru tumbuh. Menurut Amirudin, un- tuk dapat menerbitkan BL (Bill Of Lading) dalam pe- ngapalan barang ekspor ti- dak mudah sebab harus di dukung oleh berbagai ma- cam persyaratan antara lain Bank Garansi, Skill serta bonafiditas perusahaan ber- sangkutan di luar negeri. Untuk perusahaan for- W na permohonan tersebut kini tengah dipelajari pi hak PJKA. Diharapkan masalah itu secepatnya sudah dituntaskan sehing- ga dapat secara cepat memperbaiki citra PJKA yang sebentar lagi akan berubah menjadi Perum- ka tersebut. Sebagai contoh hotel bin- tang III "hotel city" di bila- ngan Jakarta Kota mempu- nyai tingkat hunian yang tinggi dan stabil tiap tahun- nya, karena mempunyai spesifikasi sasaran penghuni yakni kalangan pengusaha menengah yang sedang ber- bisnis di sekitar daerah Glo- dok, Ja-karta. Kerjasama itu bisa saja di sektor angkutan penum- pang ataupun dalam pe- ngadaan sarana ataupun di bidang angkutan barang yang sekarang ini sudah dilakukan secara kecil- kecilan. Untuk masa men- datang ini pihak PJKA akan mencoba melakukan- nya dalam skala besar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di PJKA. Seperti halnya kereta api rangkaian Parahiyangan yang kini sudah dicoba, walaupun masih kecil skala prioritasnya. Sebagai contoh adanya perusahaan-perusahaan swasta yang ingin menga- dakan pembungkus tempat duduk dengan imbalan mencantumkan merek produknya. Selain itu mereka juga bisa meman- faatkan stasiun-stasiun untuk kegiatan umum seperti pengadaan tempat duduk, pengoperasian res- toran, ataupun lainnya. Sejak 1983 MENANGGAPI ten- Berdasarkan data, wis- man yang datang di Jakarta Sampai akhir 1990 jum- kebanyakan sedang meng- lah kamar hotel di Jakarta ikuti konvensi atau bisnis. sebanyak 9 ribu, terbanyak Mereka tinggal di Jakarta 6 adalah jenis hotel Melati dan sampai 7 hari dengan rata- rata pengeluaran sekitar bintang I dan II. (15) kemudahan transportasi yang dilengkapi dengan per- syaratan hard ware maupun soft ware. "Surat dokume B/L yang diterbitkan pihak pelayaran sebagai comibne transporta US$ 175 per hari/orang. "Sampai akhir Pelita V nanti diharapkaan jumlah jumlah wisman akan me- ningkat dengan lama tinggal lebih lama dan jumlah pe- ngeluaran di atas US$ 175." Untuk mengantisipasi sasa- ran itu masalah penginapan hotel berbintang harus seg- era di atasi. Sementara itu upaya lain yang ditempuh Dinas Pari- wisata DKI Jakarta dalam mengatasi kebutuhan kamar hotel berbintang adalah de- ngan menerapkan pola hotel plasma, menurut Bambang, masih memerlukan pengka- jian yang agak lama. Ma- salahnya masyarakat yang akan menyedian rumahnya untuk menjadi plasma hotel belum bisa menerima, ter- utama mereka enggan ter- dalam kehidupanpri- ganggu badi keluarganya," katanya. CIS tang pelayanan khusus angkutan peti kemas de- ngan kereta api, Tatang mengungkapkan bahwa pihak PJKA sudah me- ngantisipasinya sejak ta- hun 1983 yang lalu yang dikaitkan dengan akan terjadinya perkembangan industri yang sangat be- sar. PJKA di masa menda- tang peranannya tidak kecil karena mau tidak mau angkutan barang akan lari ke jalan baja mengingat kepadatan ja- lan raya yang semakin meningkat. Sejak dibukanya dry port Gede Bage di Bandung yang mendorong kurang lebih 70 jenis komoditi yang diekspor, telah men- jadikan PJKA ikut dengan peranannya tidaklah kecil. Pihak PJKA semula telah menyiapkan 2 rang- kaian kereta api yang masing-masing mampu mengangkut 14 peti kemas. Dalam tahun 1989 dengan meningkatnya peti kemas melalui Gede Bage, pihak PJKA telah menambah 1 rangkaian lagi sehingga menjadi 3 rangkai kereta api. Jumlah peti kemas yang diangkut ke pelabuhan Tg. Priok melalui dry port Gede Bage dalam tahun 1989 mengalami kenaikan sebe- sar 66,5% dari tahun 1988 tion karena pengangkutan- nya ke pelabuhan Tg. Priok menggunakan kereta-api," katanya. Pihak PJKA juga bisa menerbitkan B/L dalam pengangkutan peti kemas ekspor dari Bandung jika sudah diakui berdasarkan KM-10 SK. Menteri Perhu- bungan serta diakui di luar negeri, ucap Amirudin. atau sudah mencapai seki- tar 14.861 TEUS. Dalam tahun 1990 ini kenaikannya akan lebih besar dan menurut perki- raan dalam satu bulannya peti kemas yang diangkut dari/ke Gede Bage akan mencapai sekitar 3.200 TEUS. Namun pihak PJKA baru mampu mengantisi- pasi angkutan sekitar 2.000 TEUs tiap bulannya sehingga masih dibutuh- kan penambahan gerbong untuk mengangkut 1.200 TEUS lagi. HARIAN NERACA Dinyan Jakarta Timur Kerja Keras Jumlah tersebut kini dilayani oleh angkutan darat yang menjadi tanta- ngan tidak kecil bagi PJKA. Menurut rencana, pihak PJKA akan menam- bah lagi menjadi 4 rang. kaian kereta api untuk menampung angkutan peti kemas dari Gede Bage. Ternyata, angkutan batu bara pun kini pelaya- nannya perlu disiapkan betul-betul. Sebab, selain angkutan batu bara dari Bukit Asam ke Jawa, juga angkutan batu bara ke Cirebon ternyata tidak saja untuk kepentingan dalam negeri tapi juga untuk ekspor. Batu bara untuk di dalam negeri terutama untuk pabrik-pabrik semen maupun pusat tenaga lis- Jakarta, NERACA SEGENAP aparat dan ja- jaran Perumtel Dinas Pela- yanan Jatinegara/Jakarta Timur kini tengah kerja ke- ras untuk mempersiapkan persembahan Perumtel ke- pada masyarakat calon pe- langgan telepon di beberapa wilayah, dinas pelayanan. Keterangan yang berhasl dikumpulkan Neraca me- nyebutkan bahwa kerja keras dengan melakukan jaringan sambungan telepon penyambungan berbagai itu dilakukan sendiri (swa kelola) karena kebijaksana- an swa kelola itu ternyata sangat menguntungkan. Sumber Neraca menye- butkan dengan sistem swa kelola tersebut, Perumtel akan dapat meraih keuntu- ngan 40 persen dibanding kalau pekerjaan itu dibe- rikan kepada rekanan. Di- samping itu, aparat Perum- tel akan merasa lebih ber- tanggungjawab karena apa yang dilakukan itu adalah hasil keringatnya sendiri yang berarti juga ikut "me- rasa memiliki". Peluang Swasta Menunjang Operasi PJKA trik yang ada di Jawa seperti Suralaya. Pabrik- pabrik semen yang mem- butuhkannya antara lain semen Kujang, Cibinong dan pabrik semen di Cire- bon (Palimanan). Daerah Baru SELAIN itu banyak daerah perkembangan baru harus diantisi- yang pasi oleh pihak PJKA, ter- utama daerah-daerah di Jawa Barat yang sekarang ini sedang ramai-ramai- nya tumbuh. Seperti hal- nya di daerah Bandung Raya akan dibuka lagi kawasan-kawasan indus- tri baru. Karena itu termi- nal peti kemas di Gede Bage akan menjadi lebih repot lagi. Beberapa lokasi seperti di kawasan Perumnas Klen- Jakarta, NERACA PERMOHONAN calon pengelola wartel di pelabuh- an Sunda Kelapa saat ini sedang diproses, diteliti data teknisnya, disamping per- syaratan administrasi lain- nya. Dalam dunia perdaga- ngan, surat dokumen B/Lini sangat berharga sebab da- pat diuangkan di kantor Bank. Dalam tahun 1989, jumlah lalu-lintas peti ke- mas di Gede Bage sebanyak 14.773 TEUS terdiri dari 6.180 TEUS peti kemas eks- por dan 1.752 TEUs impor serta 6.841 TEUs peti kemas kosong. Pengangkutannya ngatkan, untuk memperol- Namun Bambang mengi- ke pelabuhan Tg. Priok, 30 eh ijin tentunya dilakukan persen dengan kendaraan truk selebihnya dengan ke- survey tentang data-data reta-api. Demikian Adpel teknisnya, asisbilitas bagi Bry Port Gede Bage Amiru- masyarakat sekitarnya din S. (F) (pangsanya), tidak saling "Kami akan memperhati- kan dan berterimakasih kepada masyarakat yang mau berpartisipasi dalam pembangunan wartel, lebih lebih lagi kalau partisipasi itu datangnya dari koperasi," kata Kepala Dinas Pelaya- nan Perumtel Jakarta Kota Ir Bambang Riyadi Oemar kepada Neraca kemarin. Wartel Sunda Kelapa Sedang Diproses "Kami radu, siapa sebe- narnya yang berhak mem- berikan rekomendasi di lo- kasi tersebut. Dirut Perum- pel II ataukah Adpel Sunda Kelapa," katanya. "Keraguan" Bambang itu disebabkan kedua pemohon mempunyai rekomendasi remsi. Koperasi Sunda Ke- lapa memperoleh rekomen- dasi dari Adpel setempat, sedangkan PT DRB mem- peroleh rekomendasi dari Dirut Perumpel II. Pernyataan Bambang itu disampaikan sehubungan dengan berita di harian Neraca 19 September 1990 halaman VII berjudul "Koperasi Sunda Kelapa tak Diijinkan Buka War- tel". Mengutip pernyataan bawahannya, Bambang menyatakan bahwa pihak- nya belum memutuskan untuk memberikan ijin ke- pada dua pemohon yang ingin mengelola wartel di Sunda Kelapa, yaitu PT Dana Ruci Buana (DRB ataupun Koperasi Sunda K pa. Menurut Bambang, Pe- rumpel sangat mendukung upaya penyediaan fasilitas pelayanan telekomunikasi tersebut antara lain dengan membuka wartel. der, misalnya saat ini ba- nyak dilakukan pembena- han kabel-kabel bawah ta- nah yang beberapa waktu lalu ditinggal kabur oleh kontraktor yang tak bertang- gungjawab. Keterangan yang berha- sil dihimpun Neraca menye- butkan, bahwa di kawasan Perumnas Klender saat ini tengah ditata kabel primer- nya (P-09) yang nantinya dapat dipasarkan untuk sekitar 300 SST. "Namun yang berkesem- patan untuk memperoleh sambungan nantinya masih terbatas, belum seluruh lokasi akan terjangkau dan untuk yang belum terjang- kau itu mohon sabar. Seben- tar lagi kami akan lakukan pembenahan kabel primer lainnya, agar segera sauda- ra-saudara yang lain keba- gian. Bersabarlah," kata sumber tersebut. Menurut keterangan, peresmian sambungan baru di kawasan Perumnas Klen- der itu akan dilakukan Menparpostel 28 September mendatang, berkaitan dengan Hari Bhakti Parpostel 1990. (12) Pemerintah Daerah te- lah menyiapkan 400 ha bagi tambahan perkemba- ngan industri di daerah Bandung, tambah Admi- mengganggu pangsa pasar Wartel dan persyaratan- persyaratan teknis lainnya.. Suatu contoh misalnya, meski pemohon DRB lebih dulu mengajukan suratnya, namun kalau dalam data teknis diketemukan bahwa pemohon yang belakangan mempunyai persyaratan fisik yang lebih baik, seperti dengan gedung yang ber-AC, nyaman, suasana lebih baik dsb.dsb., kemungkinan pemohon yang terakhir yang dikabulkan. Masalahnya ini sangat menyangkut Citra Perumtel dan apapun juga Wartel itu pasti dan tentu akan dikaitkan dengan Pe- rumtel. Pelayanan Wartel jelek, Perumtel yang ketiban pulungnya" kata Bambang. itu juga menghimbau kepa- Kadinyan Jakarta Kota da calon pengelola wartel lainnya, bahwa persyaratan teknis dan data-data yang telah diungkapkan tadi juga berlaku untuk calon penge- lola lainnya. Menjawab pertanyaan, Bambang menyatakan bah- wa pangsa pasar untuk pendirian wartel tidak ha- nya di Pelabuhan Sunda Kelapa saja. "Masih banyak lokasi-lokasi lainnya yang cukup strategis, berprospek baik dan pangsanya sangat besar," katanya. Kalau mau tahu, silahkan hubungi kami, tambahnya. Ditanya lagi, Bambang menyatakan sebenarnya berbagai upaya pembinaan wartel di wilayahnya terus dilakukan, seperti peminja- man Pesawat telepon Umum Swalayan (PTUS) kepada 8 wartel yang diperolehnya dari Indosat. ja ra. "Mereka saya kasih pin- gratis untuk sementa- Berdasarkan laporan yang saya terima, dengan menggunakan PTUS itu masyarakat yang datang ke wartel merasa senang kare- na pelayanannya lebih prak- tis dan cepat," ujar Bam- bang. (12) nistrator Pelabuhan Peti Kemas Gede Bage, Amirud- din. Dari 400 ha tanah yang disediakan itu, di antaranya 5-6 ha untuk pelebaran dry port Gede Bage, 8 ha untuk kepenti- ngan kantor maupun kegi- atan di daerah tersebut 25 ha untuk kawasan EPZ (processing zone) dan sisa- nya kawasan industri. Untuk semua ini, diper- lukan peranan PJKA yang lebih besar lagi. Angkutan peti kemas yang berasal dari Jawa Barat ke pela- buhan Tg. Priok harus bisa ditangani oleh PJKA. Melihat perkembangan industri Jabar yang begitu pesat khususnya di daerah sekitar Bandung, dalam usaha menampung angku- tannya pihak PJKA masih akan menggunakan jalan- jalan yang ada, dan tidak mencoba membuat jalan- jalan baru. Pada lin-tas Ja- Cikampek mi- salnya, tidak perlu diba- ngun jalan kereta yang baru. karta Belum lagi daerah-dae- rah pendukung lainnya seperti Tasikmalaya yang sebentar lagi akan tumbuh sebagai daerah industri, Padalarang/Purwakarta, dan Banjaran. Angkutan-angkutan Di daerah sekitar Gede barang tersebut bisa dila- kukan khusus pada ma- Bage sendiri hingga ke lam hari sehingga tidak Rancaekek oleh pemerin- tah daerah daerah telah mengganggu angkutan ada rencana induk untuk meningkatkan daerah industri dan terminal peti kemasnya. penumpang. Menurut ren- cana, angkutan kereta api Parahiyangan akan ditam- bah lagi frekuensinya menjadi 10 kali. Karena itu angkutan-angkutan peti kemas tersebut akan dilakukan pada malam hari. (12/BN) MONUMEN PERN NASIONAL Halaman V Bisnis Hiburan Dewan-Dewan Juri INDONESIA'90 FFI 1990 Terbentuk Jakarta, NERACA DEWAN-Dewan Juri Festival Film Indo- nesia 1990 telah terbentuk dengan diterbit- kannya SK Menteri Penerangan Nomor 134/ KEP/MENPEN/1990 tertanggal 19 Septem- ber 1990. Dewan-Dewan Juri tersebut terdiri dari Dewan Juri Film Cerita (9 orang), Dewan Juri Film Noncerita (5 orang), Dewan Juri Kritik Film (5 orang), Dewan Juri Poster Film (5 orang) dan Dewan Juri Sinema Elek- tronik (5 orang). DEWAN JURI Film Cerita diketuai oleh H. Rosihan Anwar dengan sekretaris merangkap anggota Dr. Amoroso Katam- si serta anggota Drs. Asrul Sani, DR. Salim Said, Setiadi Tryman MS, H.M. Misbach Yusa Biran, Soemardjono, Su- kahardjana dan Drs. H. Feisal Tamin. Dewan Juri Film Cerita yang komposisi- nya terdiri dari 3 orang dari kalangan ma- syarakat budayawan/seniman/cendekiawan, 1 kritikus film, 3 dari kalangan dunia perfil- man dan 2 orang yang ditunjuk Menpen tersebut bertugas (1) menilai film-film pili- han yang telah diputuskan Komite Seleksi FFI '90, serta menetapkan para pemenang yang berhak meraih piala-piala Citra, piala Mitra dan piala-piala Khusus (kecuali un- tuk Piala H. Antemas dan Piala Malidar Hadijuwono). DEWAN JURI Film Noncerita diketuai Dr. Alwi Dahlan dengan sekretaris me- rangkap anggota M.D. Aliff serta anggota : Drs. Ras Siregar, Sofyan Lubis dan Ismail Subardjo. Dewan juri ini terdiri dari 2 orang dari kalangan budayawan/seniman/cendekia- wan, i kritikus film dan 2 dari kalangan perfilman. Mereka bertugas menilai film- film noncerita baik pada tahap pemilihan unggulan maupun pemilihan karya terbaik, serta menetapkan para pemenang yang berhak menerima Piala Widya. DEWAN JURIKritik Film diketuai oleh novelis Ike Soepomo dengan sekretaris merangkap anggota Zainal Bintang serta para anggota B. Suharto Wijaya, Ir. Budiati Abiyoga dan Rini S Bono. Dewan terdiri dari 2 kritisi film, dan masing-masing seorang produser film, artis film dan penulis cerita itu, bertugas menilai seluruh penulisan kritik film-film cerita dan noncerita peserta FFI'90 sejak tahap pemi- terbaik, serta menetapkan para pemenang lihan unggulan dan tahap pemilihan karya yang berhak menerima Piala Chaidir Rahman. Untuk pemenang penulisan kritik film, penyediaan penghargaan berupa Piala Chaidir Rahman adalah pertama pada FFI'90 ini. Sebelumnya penghargaaitu dise- but Piala Mitra. Chaidir Rahman, adalah wartawan/kritikus film yang telah berjasa meletakkan dasar bagi pemilihan penulisan kritik film dan kemudian mengembangkan- nya dalam integrasi kegiatan FFI. Chaidir Rahman meninggal dunia kare- na sakit, ditengah persiapan FFI tahun 1989 lalu. FESTIVAL FILM DEWAN JURI Poster Film diketuai Soekanto dengan sekretaris merangkap anggota Ben Olich serta anggota: Umar Sanusi, GM Sudharta dan Ed Zulverdi. Mereka bertugas menilai seluruh poster film cerita dan noncerita peserta FFI'90 dari tahap pemilihan unggulan sampai tahap pemilihan karya terbaik; dan menetapkan para pemenang yang berhak menerima Piala S. Tutur. DEWAN JURI Sinema Elektronik diketuai Drs. H. Assegaf dengan sekretaris merangkap anggota Ali Shahab serta ang- Syaiful gota: Arswendo Atmowiloto, Rachim dan Sandi Tyas. Mereka bertugas menilai seluruh reka- man video (sinetronik) cerita dan noncerita peserta FFT90 sejak tahap pemilihan ung- gulan sampai tahap pemilihan karya terba- ik; serta menetapkan para pemenang yang berhak menerima Piala Vidia. SETIAP Dewan Juri harus sudah me- nyelesakan tugas masing-masing tepat pada waktunya, sehingga hasil-hasilnya dapat diumumkan pada tanggal 11 Nopember Jakarta, NERACA dimulai 6 Juli lalu SETELAH bekerja lebih dua bulan Komite Seleksi, tim penilai awal, tanggal 29 September akan mengumumkan hasil penilaiannya melalui layar TVRI. Yang dihasilkan Komite Seleksi itu adalah Film Pilihan FFI, jumlahnya sekitar 15 judul, dan atau antara 11 s/d 19 judul. Film Pilihan inilah yang akan diaju- kan kepada Dewan Juri untuk dinilai, mulai 4 Oktober. Pengumuman hasil penilaian mereka akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama pengumuman Unggulan (Nominasi) akan dilaksanakan melalui layar TVRI, 30 Okto- ber. Sedangkan pengumuman pemenang FFI dilaksanakan 11 November 1990di Balai Sidang dalam suatu resepsi yang lazim dis- ebut Malam Penyerahan Piala Citra FFI. Tahun ini, dari catatan mengenai jumlah peserta FFI 1990, terdapat angka kenaikan yang cukup mengesankan. Film cerita ter- catat 87 judul (tahun lalu 64); film non cerita 41 judul (tahun lalu 26); poster film 68 buah (tahun lalu 58); sinema elektronik 58 judul (tahun lalu 41 judul); dan kritik film. Catatan ini berdasar kuantitas, sedang- kan catatan mengenai perkembangan kwa- litas itu merupakan wewenang penuh de- wan juri masing-masing. Namun Pantap FFI berharap, dan bahkan merencanakan mulai tahun ini mengadakan forum khusus untuk para Dewan Juri menyampaikan kon- siderans atas hasil-hasil penilaiannya se- cara terbuka. Hal yang disebut terakhir selain dimung- kinkan oleh Pedoman Penjurian FFI, juga didasarkan pada pengamatan Pantap tiga tahun terakhir ini. Dalam kurun waktu itu melalui berbagai acara dan menyebar ke berbagai tempat diperoleh gambaran meng- gembirakan, terutama berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga FFI yang telah berhasil dipulihkan. Pem- biayaannya mereka harus pikul. Namun pulihnya kepercayaan masyarakat tersebut, tidak lantas tugas penyelenggaraaan beri- kutnya menjadi ringan. Bersamaan dengan makin meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap FFI dan film- film nasional, dicatat meningkat pula daya kritis masyarakat. Bahkan tersurat sudah kini adanya kehendak kuat dari masyara- kat yang tidak hanya sekedar mau tahu hasil FFI, tetapi juga mau tahu persis bagai. mana proses film-film pemenang FF1 diha- silkan. Itulah yang menjelaskan kemudian mengapa Pantap FFI dalam melaksanakan 1990 yang ditetapkan Panitia Tetap FFIC sebagai malam puncak FFI'90. Setiap De-e wan Juri juga wajib menyampaikan laporan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Penerangan R.1. melalui Pantap FFI. (*/2) Kampanye Film Nasional Jakarta, NERACA KAMPANYE Film Nasional - Festival Film Indonesia 1990 sebagai acara penun- jang FFI diselenggarakan untuk kelima kalinya oleh Pantap FFI bekerja sama de- ngan PWI Jaya Seksi Film dan Kebudaya- an. Untuk Kampanye Film Nasional kali ini penyelenggara mencoba memperluas jang- kauan dan pesertanya, yaitu dengan me- ngadakan kegiatan dimaksud di beberapa kampus yang berpartisipasi dalam acara ini. Berbagai Pembaruan dalam Pelaksanaan FFI 1990 b programnya tahun ini memberi porsi lebih banyak pada kegiatan seputar penjurian. Bahkan proses dan tata cara pemilihan anggota juri diumumkan seluas-luasnya. Tanggal 23 September 1990 dalam siaran TVRI minggu pagi Dewan Juri 1990 akan diperkenalkan kepada masyarakat. Dalam acara perkenalan itu nanti Dewan Juri bahkan akan menguraikan dasar acuan atau kriteria yang dipergunakan dalam melakukan penilaian film-film peserta FFI.se Selanjutnya sesudah mereka mengumum-v kan para pemenang tanggal 11 November di Balai Sidang, Dewan Juri akan ditampilkan dalam suatu forum untuk menyampaikan proses dan tata cara mereka mengambil keputusan. Kualitas film-film pemenang FFI memang sangat bergantung pada kualitas anggot Dewan Juri yang dipilih. Bicara tentang pasar film, tentu saja menjadi kewajiban tersendiri bagi Pantap untuk setiap kali menciptakan peluang ke arah itu. Betapapun, pasar film nasional adalah urat nadi bagi usaha pertumbuhan film Nasional. Itulah pertimbangan suatu daerah dipilih sebagai penyelenggara Safa- ri atau Pekan Film disamping kemandirian- nya dalam hal pembiayaan acara dimaksud. Bukan nilai biaya yang tidak membebani Pantap FFI itu betul yang menjadi dasar pertimbangan. Melainkan lebih pada pe- ngamatan keinginan suatu daerah menye- lenggarakan dan membiayai acara Safari, niscaya tentu didorong oleh suatu kebutuh- an yang mendasar, karena itu mereka bera- ni mengeluarkan biaya. Penghargaan Pantap FFI kepada daerah dimaksud sama dengan penghargaan ter- hadap penonton film Indonesia yang datang ke gedung pertunjukan dengan membeli karcis. Pemilihan kampus sebagai tempat pe- nyelenggaraan Kampanye Film dimaksud- kan selain untuk memberi penyegeran sua- sana, juga diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam bobot kampanye dan kuali- tas penyelenggaraannya. Diharapkan, ke- hadiran intelektual muda, suasana kampa- nye akan bertambah semarak, yang pada gilirannya dapat menambah wawasan bagi insan film serta memperluas apresiasi bagi para mahasiswa khususnya dan peserta kampanye pada umumnya. Trisakti Kampanye Film di kampus-kampus tahun ini diselenggarakan di Universitas Indonesia, Unas, IISIP dan Universitas untuk kemudian pada tahun- tahun mendatang diselenggarakan secara mobile di kampus-kampus. Pada Kampa- nye Film di kampus, akan diselenggarakan dua hari berturut-turut di tiap kampus, memutar 2 film secara penuh sekaligus mengkampanyekannya. Film-film yang akan dikampanyekan adalah film-film pilihan hasil kerja Komite Seleksi FFI 1990 yang berjumlah 11 - 19 judul film. Sebagai peserta kampanye, dari insan film terdiri dari Produser film, Sutra- dara, Pemeran Utama Pria dan Wanita serta beberapa kru yang dianggap penting. Acara ini akan dipandu oleh seorang wartawan film anggota PWI. Selain itu, dalam tiap. kampanye akan dihadiri oleh seorang atau lebih tamu kehormatan yang terdiri daries berbagai kalangan seperti: tokoh masyara-n kat, anggota DPR, cendekiawan, dan tidak d tertutup kemungkinan salah seorang men-d teri kabinet. ATT Kampanye Film Nasional FFI 1990 akan diselenggarakan tanggal 8 hingga 25 Okto- ber 1990. Dipastikan, tanggal 10 dan 11 Oktober Kampanye Film Nasional diseleng- garakan di Universitas Indonesia; 18 - 19 Oktober diselenggarakan di kampus Unive- rsitas Nasional. Sedangkan kampanye film di kampus IISIP dan Universitas Trisakti waktunya akan ditetapkan kemudian. Di luar kampus, acara Kampanye Film Nasio- nal akan diselenggarakan di Pusat Pengem- bangan Kesenian Jakarta. (*/2) 4 Tahun ini, usulan perobahan nama Piala untuk Kritik Film menjadi Piala Chaidir Rahman berhasil direalisir. Begitu pula dengan Peraturan yang mengatur kesertaan film joint production dalam FFI. Mulai tahun ini juga karyawan dan artis Film Indonesia yang terlibat da- lam film joint production telah dimung- kinkan mendapat Piala Citra. Bahkan kar- yawan dan pemain asingnya sendiri dimung- kinkan mendapat Piala Mitra. (*/2) Kesenian di TMII Sabtu 22 September 1990 20.00 WIB di Anj. Daerah Istimewa Aceh Acara: pesona budaya daerah 0