Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bernas
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-09-04
Halaman: 04

Konten


Џечэ иој|ризу лојој 4 s Senin Pahing, 4 September 2017 TAJUK RENCANA Regenerasi, Apa yang Salah dengan Kita Dalam bidang apapun regenerasi selalu sulit dilaku- kan kalau tidak direncanakan dengan benar. Sebut saja regenerasi bulu tangkis salah satunya. Siapa yang tidak kenal dengan Rudy Hartono dan Liem Swe King misalnya. Pebulu tangkis ini merajai dunia bulu tangkis bertahan- tahun lamanya. Rudy Hartono merajai All England selama 8 kali. Sedangkan Liem Swe King terkenal dengan "King Smash" nya. Sementara di Sea Games 2017 yang baru saja usai dilaksanakan di Malaysia kita menempati urutan ke 5 di antara negara ASEAN. Padahal kita adalah negeri terbesar denga jumlah penduduk terbanyak. Apa yang salah dengan kita? Demikian juga halnya dengan dunia tarik suara. Setelah era Harvey Malaiholo dan Ruth Sahanaya, rasa-rasanya tidak ada generasi berikutnya yang mengikuti ke duanya. Odol-idolanya yang diselenggarakan oleh stasiun TV lebih banyak mengedepankan sisi komersial dibandingkan dengan kualitas. Sehingga kualitas suara tidak sebanding dengan kuata yg diraih. Itulah sebabnya juara odol-idolan itu tidak bertahan lama di dunia komersial. Berbeda dengan pendahulunya yang ke menangnya sebanding dengan kualitas suara yang dimiliki. Seperti Elfa Singer yang memenangkan berbagai kejuaraan dunia, lagu-lagu rekamannya selalu menjadi juta dan digemari penikmat musik di tanah air hingga saat ini. Sementara juara odol- idolan itu kita tidak begitu hapal dengan mereka. Apa yang salah dengan kita? Bidang tarik suara dan olah raga yang melibatkan orang banyak saja sudah begitu, bagaimana dengan produksi hasil kebudayaan kita yang lain? Wayang contohnya. Wayang kulit yang dipentaskan itu sebenarnya kita hanya melihat citra atau bayangan dari sebuah produksi ke- budayaan tingkat tinggi hasil maha karya seorang pembuat wayang. Banyak waktu dan perhatian yang tersita untuk membuat sebuah wayang kulit. Kulit kerbau yang tebal- nya dua hingga empat mili meter itu ditatah sedemikian rupa sehingga membentuk matra tiga dimensi yang kaya dengan pola dan warna. Bermacam-macam pola tatahan itu melalui proses yang sangat rumit. Dari segi bentuk rambut saja misalnya ada bermacam-macam jenisnya. Rambut Arjuna berbeda tatahanya dengan rambut Rah- wana. Pinggiran gunungan yang dipakai sebagai pembuka pada pergelaran wayang juga bermacam-macam jenisnya. Belum lagi lukisan tatahan yang terdapat dalam gunungan tersebut. Mulai dari bentuk keraton, bermacam-macam hewan, serta pohon beringin dengan ular yang melilitnya. Corak daun beringin itu juga bermacam-macam. Dalam satu gunungan saja tersimpan banyak makna dan cerita. Cerita ini tergambar dalam tatahan gunungan tersebut. Sungguh indah dan sarat makna. Para pembuat atau perajin wayang ini rata-rata sudah berumur di atas 50 tahun. Siapa nanti yang akan menggan- tikan mereka jika sudah tidak sanggup lagi mengerjakan- nya? Apalagi mengingat untuk membuat lubang seukuran satu mili meter saja dibutuhkan waktu berbulan-bulan ilagar mahir. Apalagi untuk membuat motif-motif lainnya. Jadi tidak salah kiranya kalau kemahiran dalam menatah wayang itu dibutuhkan waktu bertajuk-tahun. Sekalian dengan memahami makna motif yang dibuat tersebut. Pemahaman akan motif inilah yang membuat wayang men- jadi ber "isi". Jadi tidak hanya sekadar menatah kulit saja. Agar para empu pemarah kulit ini tidak musnah dima- kan oleh waktu dan tidak ada penerusnya, pemerintah per- lu memberikan insentif bagi pemuda yang ingin menekuni profesi sebagai perajin wayang. Khususnya sayang kulit gaya Jogja. Apalagi sampai saat ini kemahiran menatah dan memahami makna tatahan itu hanya dituturkan dari mulut ke mulut saja. Bagaimana kalau seandainya sang penutur teraebut sudah tidak ada? Kemana kita akan bertanya suatu saat nanti? Apa yang salah dengan kita? SURAT PEMBACA Dn. Karanggayam, STIKES KARANGGAYAM, Pr. Mong- gang, Monggang, Pager Gunung, Kradenan, Pagerju- rang, Nganyang, Nggadung/ Banyakan, Balai Penelitian Limbah Sitimulyo, Banyakan, Segoroyoso, Banyakan Le- mah abang, PT. BINTANG ALAM SEMESTA, Kaligatuk, Banyakan 3, Ngablak, dan sekitarnya Pemeliharaan Jaringan PLN Berikut kami sampaikan berita "Pemeliharaan Jaring- an" guna menjaga kelancaran pasokan ke tempat pelanggan serta mencegah gangguan padam, maka kami akan melaksanakan pemadaman Aliran listrik sementara, pada waktu dan pekerjaan sebagai berikut : Senin, 04 September 2017 Waktu: 09.00 - 13.00 WIB Tujuan/ Keperluan : Penjumperan guna layanan penyambungan baru di S1- 54/43 dan pemeliharaan jaringan Unit/Wilayah Kerja : SEDAYU 11 Lokasi padam: Dn. Bibis, Dn.Gengeng, Dn. Kalangan, Dn.Jipangan, Dn.Buyutan, dan sekitarnya Waktu : 09.30-14.00 WIB Tujuan/ Keperluan : Per- baikan kawat jeprik di S3 - 17J/12 Unit/ Wilayah Kerja : KA- LASAN Lokasi padam: KRASEM/ NGLENGIS, Somokaton, Mad- ugondo, PT. ASATEK NGLE- NGIS, PERTAMIN/ ELPIJI, Selasa, 05 September 2017 Waktu:09.30-14.00 WIB Tujuan/ Keperluan : Per- baikan tiang U1-66/57 Unit/Wilayah Kerja : KALASAN Lokasi padam: Dn. Ka- bunan, Dn. Sawahan, Dn. Sindon, Dn. Babadan, Dn. Demangan, Dn. Saren, Dn. Tonggalan, Dn. Wonosari, Pr. Selo Asri, Dn. Pokoh, Dn. Gandok, dan sekitanya. Untuk itu kami mohon maaf kepada para pelanggan atas ketidak nyamanan ini, dan apabila pekerjaan selesai lebih awal, aliran listrik akan dinormalkan kembali tanpa pemberitahuan. BAMBANG EKO H Asisten Manajer Jaringan PT. PLN (Persero) Area Yogyakarta HARIAN BERNAS HARIAN BERNAS WACANA Manifestasi Nilai Berkorban Hari Raya Idul Adha atau disebut dengan Hari Raya Korban, baru saja dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Begitu pula di Indonesia, umat islam menyiapkan binatang korban berupa sapi, kambing untuk disembelih lalu dibagikan daging tersebut kepada warga masyarakat. Ketika seseorang berkorban hanya ikut-ikutan atau berkorban seadanya, berarti orang tersebut sebenarnya belum berkorban sebagai bukti ke- setiaannya. Memanifestasikan nilai berkorban itu memberikan pengor- banan yang terbaik. Seseorang akan berusaha memberikan semampunya untuk berkorban dengan terbaik, karena kesetiaan pada yang benar atau kebenaran. Prosesi penyembelihan binatang korban ini meneladani kepatuhan utusan Tuhan Yang Maha Esa, Ibrahim alaisalam beserta anak laki-lakinya bernama Ismail, alaisalam. Ibrahim sebagai seorang kepala keluarga sangat menyayangi anggota keluar ganya, istri dan anak. Kasih sayangnya ini tidak terlepas dari bingkai kese- tiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Ibrahim adalah mahluk yang diciptakan dan diberi banyak karunia kenikmatan, salah satu kenikmatan yang beliau terima adalah lahirnya Ismail sebagai penerus keturunan di masa tuanya. Kepatuhan Ibrahim atas perintah Tuhan YME untuk menyem- belih Ismail anak kesayangannya, sebagai bentuk pengorbanan wujud kesetiaannya pada Tuhan diatas segala-galanya. Imbalan atau balasan kesetiaan tersebut adalah digantikan Ismail dengan seekor kambing gemuk yang disembelih lalu diperintahkan untuk membagikan daging kambing itu kepada warga sekitar. Bagian Pertama dari Dua Tulisan Pendidikan Jiwa Merdeka Totalitas Suwardi Suryaningrat -kini lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara--di dunia pendi- dikan dilakukan pada tahun 1922. Pada tanggal 3 Juli 1922, ia mewu- judkan impiannya tentang sekolah ideal. Suwardi mendirikan Taman Siswa. Seluruh pemikirannya ten- tang sekolah ideal diwujudkannya menjadi kenyataan. Langkahnya itu merupakan buah dari pemikiran men- dalam Suwardi bersama perkumpulan Selasa Kliwon. Mereka percaya, rakyat harus berjiwa merdeka lahir batin. Pendidikanlah jalan satu-satunya yang dipandang efektif untuk melahirkan manusia-manusia merdeka. Untuk itu, Suwardi fokus menggarap pendi- dikan anak-anak lewat Taman Siswa. Sedangkan Suryo Mentaram fokus menggarap pendidikan orang dewasa lewat kajian filsafat-spiritualitas den- gan mengajarkan Ngelmu Begjo. Ilmu Kebahagiaan. Perkumpulan Selasa Kliwon pun akhirnya dibubarkan. Oleh: Sanitri Djannah Nur Angesthi Taman Siswa didirikan di Yogya, di tanah kelahiran Suwardi. Model yang dikembangkannya sedikit ba- nyak mengadopsi pola Shanti Niketan, sebuah sekolah yang didirikan Tagore di India. Yakni sekolah formal yang menggunakan sistem pondok atau as- rama. Di masa kecil, Suwardi memang sempat belajar di pondok pesantren. Sementara itu, ketika dibuang ke Ero- pa, Suwardi mengadopsi pemikiran- pemikiran pendidikan progresif yang tengah berkembang saat itu. Adalah filosofi pendidikan yang dilontarkan Profesor Universitas Chicago, John tian, kesetiaan dan sebagainya. Se- perti dalam kalimat" Jangankan harta, jiwa sekalipun kami korbankan demi perjuangan menegakkan keadilan. " Arti yang kedua adalah orang, bina- tang, dan sebagainya, yang menjadi menderita akibat suatu kejadian per- buatan jahat, dan sebagainya. Seperti dalam kalimat "Akibat pengusa yang mementingkan sebagian kelompok konglomerat yang rakus, rakyatpun jadi korban kebijakan yang tidak adil." Makna kata korban pada kalimat pertama ada nilai kebaikan dan kemanfaatan dibandingkan dengan makna kata korban pada kalimat kedua yang berisi nilai keburukan dan kesengsaraan bagi orang lain atau makhuk yang lain. Sejatinya berkorban dan mengorbankan selalu ada di pribadi individu anggota ma- syarakat, hanya saja yang diperlukan untuk membangun peradaban lebih kepada makna kata korban yang berisi kebaikan dan kemanfaatan. Bingkai Kesetiaan Orang berkorban ada kaitan- nya dengan pemberian untuk menyatakan kesetiaan. Kesetiaan seseorang pada negaranya, maka orang berkorban untuk negaranya. Kesetiaan seseorang pada pimpinan- nya, maka orang berkorban untuk pe- mimpinnya. Sehingga seseorang perlu memahami kepada siapa kesetiaan akan diberikan, di mana kesetiaan ini Hakekat Korban Secara bahasa kata korban mem- punyai dua arti, yang pertama adalah pemberian untuk menyatakan kebak- Berkorban yang Terbaik Memanifestasikan nilai berkor- ban, tidak sekedar asal berkorban. Taman Siswa dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Dewey (1859-1952) melalui bukunya School of Tommorow sedang menjadi topik perbincangan kalangan pendi- dikan dunia. Ki Tato Darmanto Reksohadiprojo Dalam paradigma lama, pendidik an dipandang sebagai proses mem- berikan ilmu pada siswa. Para peserta didik atau siswa diibaratkan sebagai wadah yang harus siap menerima tuangan air dari kendi atau poci dari sekolah melalui gurunya. Siswa dipandang sebagai obyek yang pasif, sedangkan guru dan sekolahlah yang mengatur sepenuhnya bagaimana pendidikan tersebut berlangsung. Siswa diharapkan menjadi pribadi yang tertib, disiplin, dan menurut pada apapun yang diarahkan oleh guru. Pendidikan seperti itu dinilai tidak membuat anak memiliki jiwa merdeka. akan membentuk perilaku berkorban. Agar perilaku berkorban memberikan kebaikan dan kemanfaatan untuk semua orang dan alam semesta, bukan memberikan keburukan dan kesengsaraan baik pada dirinya atau orang lain dan alam semesta, maka bingkai kesetiaan ini lebih tepat diberikan pada kebenaran, baik itu sistem, nilai, pribadi atau orang. Karena kebenaran selalu memberi- kan kebaikan dan kemanfaatan. Kebenaran bersumber pada Tuhan Yang Maha Benar, mustahil Tuhan itu salah. Sehingga layak untuk mem- berikan kesetiaan pada semua yang bersandar pada Tuhan Yang Maha Benar. Pemimpin yang taat pada Tuhan, sistem yang mengikuti nilai-nilai ketuhanan atau relegius, orang-orang yang komitmen dengan kebenaran, merekalah yang semestinya diberikan kesetiaan. Ketika pemimpin meminta bentuk kesetiaan rakyatnya maka rakyat pun akan rela berkorban. Ke- tika sistem masyarakat itu bersandar pada nilai-nilai kebenaran maka warga masyarakatpun akan dengan rela berkorban untuk membangun masyarakat itu, meski harus dengan keletihan, kerja keras dan lain se- bagainya. Budaya landasan Pendidikan Suwardi percaya bahwa semua orang harus merdeka. Rakyat harus menjadi orang-orang merdeka. Kare- na itu ia sehaluan dengan pemikiran Dewey bahwa pendidikan harus dapat menumbuhkan jiwa merdeka manusia. Bila Dewey berpandangan demikian untuk konteks pendidikan secara luas, Suwardi lebih spesifik pada pendidikan anak secara dini. Suwardi percaya, membangun jiwa merdeka harus dimulai dengan pendidikan sejak dini. Karena itu, secara khusus Suwardi mempelajari pendidikan progesif bagi anak yang dikembangkan oleh Montessori dan Froebel. Percaya kepada Tuhan Yesus tidak otomatis membuat hidup kita menjadi lebih mudah, semua masalah dan kekhawatiran tiba-tiba hilang. Terkadang Tuhan ingin melihat bagaimana respon kita ketika sedang menghadapi masalah atau penderi- taan. Bagaimana iman percaya kita membuat kita terus bersandar dan nya pada pendidikan membuatnya ke kampus lagi untuk kuliah singkat bidang pendidikan di Universitas Roma. Setelah itu, ia mengembangkan sekolah percobaan di kawasan kumuh di pinggir Roma, yakni Casa dei bam- bini, yang kemudian menjadi sangat terkenal. Montessori percaya bahwa pendidikan adalah proses mendidik diri sendiri. Anak-anak itulah yang dapat mendidik diri mereka sendiri. Sekolah hanya perlu memfasilitasi agar mereka merdeka mengembang- kan diri sesuai insting masing-masing. Untuk itu, sekolah perlu menyediakan lingkungan dan sarana, termasuk alat bantu pendidikan, yang membuat se- tiap anak dapat mengotimalkan panca indranya. Terutama pada anak-anak di usia yang disebutnya sebagai 'masa sensitif', atau masa pra pendidikan dasar. Sementara itu Suwardi menyebut Friedrich Froebel (1780-1852) sebagai 'pujangga pendidikan'. Pendidik dari Jerman itu telah mengembangkan pendekatannya dari masa sebelum Montessori. Froebel banyak belajar dari pemikir pendidikan Swiss, Dok- ter Pestalozzi, dan percaya bahwa pendidikan harus menyenangkan. Perlu penuh dengan permainan dan nyanyian, serta membuat anak bebas berfantasi. Fantasi itulah yang akan menjadi motivasi terkuat anak dalam melakukan aktivitas masing-masing. Untuk itu, Froebel mendirikan Kinder- garten, Taman Kanak-kanak. Meskipun menghormati para pemikir pendidikan lainnya, Suwardi merasa paling dekat dengan pemikir- an Tagore. Ia mengagumi pendekatan Montessori maupun Froebel. Namun, menurut Suwardi, ada kelemahan mendasar dari pendekatan keduanya. Montessori dan Froebel dinilainya lebih menggunakan pendekatan la- hir. Mereka mendidik batin dengan lahir. Padahal batin tentu lebih tepat bila dididik dengan pendekatan batin pula. Pendekatan budaya dipandang- nya merupakan salah satu bentuk mendidik batin dengan batin. Tagore menekankan pendekatan budaya bangsa untuk pendidikan. Suwardi juga menggunakan pendekatan se- rupa. Ia bahkan yakin bahwa budaya bangsa sendiri sangat luhur untuk menjadi landasan pendidikan. Ki Tato Darmanto Reksohadiprojo Pemerhati Pendidikan dan Budaya Ketua Pusat Kajian Pendidikan dan Budaya Dewantara Banyak pemikiran pendidikan lain Montessori yang disebut Suwardi yang dipelajari oleh Suwardi selain sebagai 'pujangga wanita' adalah Dewey, Montessori, serta Froebel. Ia seorang dokter di Roma, Italia. Minat- juga mendalami pemikiran tokoh MUTIARA IMAN Mengalahkan Penderitaan Menjadi orang percaya tidak oto- Tuhan kita akan memiliki hidup yang matis membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Kenyataannya, banyak lebih mudah. Seperti yang dialami juga orang percaya yang hidup di oleh Pdt. Albert Rumbo yang secara dalam Tuhan berada di dalam pend- tiba-tiba harus menerima kenyataan eritaan dan masih bergumul dengan bahwa dirinya divonis kanker dan hal tersebut. sudah pada tahap stadium 4. Sempat berpikir, kenapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi, padahal hidup saya sudah taat kepada-Nya. Bagaimana Pdt. Albert Rumbo, bertahan dalam penderitaannya ini? Hidup di dunia ini tidaklah mu- dah. Mungkin ada orang-orang yang berpikir, setelah percaya kepada berharap kepada Tuhan di dalam penderitaan kita. Iman dan pengharapanlah yang akan membuat kita kuat dalam menjalani semua masalah dan pend- eritaan tersebut. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Terkadang jalan pikiran-Nya tidak bisa kita mengerti karena piki- ran kita terbatas. Tapi melalui setiap fase dan musim yang kita lalui, Tuhan tahu dan Tuhan turut bekerja. Pada akhirnya nama-Nya lah yang diper- muliakan, bahkan melalui masalah dan penderitaan kita. Direktur Utama: Putu Putrayasa, Direktur: Tony Sitohang, Pemimpin Umum: F.Sisca Diwati, Wakil Pimpinan Umum: Bam- bang Sukoco, Pemimpin Redaksi: Razaini Taher, Wakil Pemimpin Redaksi: R.M.B. Ariyanto Redaktur Pelaksana: Sugeng Prayitno, Sekretaris Redaksi: Thia Destiani, Dewan Redaksi: Heru Catur Nugroho, Philipus Jehamun, Sholihul Hadi, Warjono, Yvesta Putu Ayu Palupi, Nila Hastuti, Sariyati, Agung Raharjo, Galih Wijaya, Masal Gurusinga, Aloysia Nindi Paramitha, Paulus Yesaya Jati, Elyandra Widharta, Deny Hermawan, Sunti Melati, Lativa Rosyida, I.Made Danugraha. Desainer: Ari Hidayati, Adi Winarto, Wakidi, Rolly Ardhitya. Tl: I.Made Surawan, Anqinudin.I, Toto Raharjo, Ahmad Ridho, Aris HNugraha Setiap individu anggota ma- syarakat menempati kedudukan dan mempunyai peran masing-masing. Keluarga sebagai masyarakat terkecil, ayah, ibu, anak, saling berinteraksi, saling memberikan kesetiaan sebagai anggota keluarga. Ketika keluarga ber- sandar pada nilai-nilai spritual atau nilai-nilai ketuhanan maka dengan sendirinya masing-masing anggota rela berkorban untuk kebaikan ke- luarga tersebut. Ayah memberikan pengorbanan terbaik, bekerja keras dengan baik untuk kesejahteraan keluarganya. Ibu memberikan pe- ngorbanan terbaik, begitu juga anak memberikan pengorbanan terbai- knya, karena mereka yakin pengor- banan terbaiknya ini memberikan kemanfaatan. Setiap orang berkeya- kinan dan mempunyai kesetiaan yang akan rela berkorban terbaik sebagai manefestasi nilai berkorban untuk kemanfaatan semua. DIVISI BISNIS Pemimpin Perusahaan: H. Zubaedi. Manajer Iklan: Harginingsih, Koordinator Iklan: Christina Hesti Apri Wulandani, Supervisor AE: Rosalina MG Siagian, Manajer Keuangan: Yuliasih. Manajer Promosi: Sugeng Zulianto. Manajer Sirkulasi: Tedy Kartyadi, Iklan Jakarta: Hariri, Penerbit: PT. MEDIA BERNAS JOGJA, Tarif Langganan: Rp 55.000,-/bulan (6 kali terbit seminggu), Tarif Iklan: Warna Rp 22.000,-/mmk (minimal 600 mmk), Hitam Putih Rp 12.000,-/mmk, kolom Pp 6.000,-/mmk (minimal 1x30mm, maksimal 1x100 mm) Iklan Baris Rp 6.000,- perbaris (perbaris 30 karakter), keluarga/duka cita Rp 6.000,- per mmk, Advertorial Hitam Putih Rp 9.000,-/mmk (minimal 1/4 halaman), Advertorial Berwarna Rp 18.000 permmk (minimal 1/4 halaman), semua ditambah PPN 10%. Bank: BPD DIY Cabang Yogyakarta No. AC 001.111.000.504; Bank Mandiri, No. AC 137-00-1144575-2.. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Hebat Building Ringroad Utara Nomor 7A Caturtunggal, Depok Sleman, Yogyakarta 55281; Hotline: (0274) 5306623; Biro Jakarta: Jl Ciputat Raya No. 9A Telp(021)5330976 Jakarta. Kontak: Hariri, Telepon 081379139660 Website: www.harianbernas.com, Email: redaksi@harianbernas.com, iklan@harianbernas.com Naskah artikel dan surat pembaca agar dikirimkan ke email: wacana@harianbernas.com. Percetakan: PT Media Tribun Yogya (Isi di luar tanggung jawab percetakan) Wartawan HARIAN BERNAS selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima/meminta imbalan apa pun dari narasumber. pendidikan Pestalozzi, ahli biologi Karl Groos, hingga psikolog Herbert Spencer. Karena tinggal di Belanda, ia juga sangat mengenal pemikiran tokoh pendidikan progesif Belanda Jan Ligthart (1859-1916). Ligthart percaya bahwa pendidikan menyangkut soal afeksi, kesabaran, serta kearifan yang mendukung kemerdekaan penuh ak- tivitas para siswa. Ancaman terhadap aspek afeksi dan kearifan pendidikan dalam pandangan Ligthart adalah intelektualisme'. Orientasi berlebi- han pada intelektualitas. Suwardi sependapat dengan pandangan itu. Musuh utama pendidikan menurut- nya bukan hanya intelektualisme', na- mun juga 'materialisme' atau orientasi berlebihan pada material. Keduanya dipandangnya merusak jiwa. Peluang Perempuan Jadi Gubernur DIY Belum Final Tunggu tanggal mainnya Sanitri Djannah Nur Angesthi,S.Sos, Anggota Forum Guru Sleman Menulis Dia tetap Tuhan. OJK Terbitkan Aturan Anti Fraud Mau hidup kita susah atau senang, POJOK UDIN yesheis Komunitas Kristiani Mutiara Iman hadir setiap hari Senin hingga Sabtu. Edisi Senin tentang agama Kristen, Selasa agama Hindu, Rabu agama Buddha, Kamis Khonghucu, Jumat Islam dan Sabtu tentang agama Katolik. Semoga dibuat untuk tidak dilanggar. A OJK Terbitl JAKARTA, BERNAS-Oto- Syariah, Perusahaa ritas Jasa Keuangan mener- ransi, Perusahaan R bitkan aturan mengenai Syariah, atau Unit S Aturan itu di pengendalian fraud dan pe- nerapan strategi anti fraud sebagai aturan tur Peraturan OJK at bagi perusahaan asuransi dan reasuransi. No.69/2016 tentar lenggaraan Usaha haan Asuransi. Ada yang dimaksud ialal penyimpangan ata aran yang sengaja untuk mengelabui atau memanipulas pihak lain mende Peraturan itu tertuang dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan atau SE OJK No.46/2017 tentang Pengen- dalian Fraud, Penerapan Fra- ud, Dan Laporan Strategi Anti Fraud bagi Perusahaan Asu- ransi, Perusahaan Asuransi KOMI 4cm SEMEN M PROGRAM RU SEMEN MURAH PELINDO HI JAKARTA, BERNAS--PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menandata- ngani penjualan listrik atau power purchase agreement/ PPA dengan produsen listrik swasta atau independent power producer/IPP menca- pai 18.900 megawatt hingga Agustus 2017. Dari data PT PLN, daya sebesar 8.748 MW telah me- masuki tahap financial clos- ing, 590 MW sudah berope- rasi dan 9.563 MW dalam tahap konstruksi. Selama 8 bulan tahun ini, PLN telah menandata- ngani PPA mencapai 3.448 SURABAYA-W Sebuah alat be timur Indonesia Sebanyak 2.700 gram "Rumah K Indonesia Timur Laba Garud JAKARTA, BERNAS--Perlahan namun pasti, maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mulai mencatatkan pertumbuhan positif dengan mencatatkan profit sebesar US$ 31 juta selama bulan Juli 2017. Capaian positif tersebut menurut Ikhsan Rosan selaku Senior Mana- ger Public Relation Garuda lantaran efisiensi yang dilakukan perseroan dalam meningkatkan penjualan, utili- sasi, dan penambahan rute. "Berkat manajemen kami dalam program efisiensi, peningkatan pen- jualan, utilisasi yang tinggi, serta rute- rute baru makanya ada peningkatan Pelonggaran JAKARTA, BERNAS--Bank Indonesia (BI) mempunyai beberapa pertimbangan se- belum mengeluarkan aturan baru terkait likuiditas. Aturan ini memungkinkan obligasi korporasi masuk dalam per- hitungan loan to funding ratio (LFR). Nantinya setelah obli- revenue," te Seperti perseroan revenue seb tahun ini m dibandingka Namun, catatkan rug juta, atau n periode sam US$ 63,2 jut Kenaika karena salah ada pencatat senilai US$ harus menan 8 juta akibat gasi korporasi masuk faktor perhitungam rasio likuiditas akan b menjadi financing to ratio (FFR). Filianingsih Her Kepala Departemer jakan Makropruden bilang regulator masih kaji apa kriteria obliga PLN-Swasta T MW, termasuk mem tangani 285.6 MW ter 49 IPP energi baru rukan. Dari total pemba itu, terdapat 10 pemb listrik tenaga uap ( yang dalam masa kons tengah difokuskan oleh Seluruh pembangkit jadwalkan beroperasi 2019 mendatang. Pembangkit itu ter di Jawa, Sumatra, Kalim. dan Sulawesi. Pemba yang terletak di Jawa Sumatra adalah PLTU kulu 2x100 MW, PLTU Ja 2x1000 MW di Banten.