Tipe: Koran
Tanggal: 2017-10-31
Halaman: 23
Konten
(2) anpa Penonton almarhum), u tidak sketoprak main dari alah untuk dicintai maka tiga dengan un tidak acana "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 14 PRD Ja- pemisahan bidang budaya dari Dinas Pendidikan Hal itu berdampak pada vacumnya penyelengaraan festival ketoprak hingga dua tahun. Akhimya kami berubah arah ke jalur pendidikan. Mengenalkan ketoprak pada pelajar kata Edy Sulistyanto. Belajar dan ketidaksiapan sound system dan sa Pasar banyak ari BPR Jateng pangsa i menja- Hal ini Hak bisa an kredit eng bisa gan BPR di 35 ka- nya kan- sok dan lighting, akhirnya Amigo mengambil alih penyeleng- garaan festival ketoprak selanjutnya. Pembagian tugas dan tanggungjawab dalam kepanitiaan semakin bagus untuk menghindari kekacauan seperti pelaksanaan sebelumnya. Yakni Omah wayang dan Bondan Nusantara bertanggungjawab dan sisi kualitas pentas, sedangkan Amigo dalam sisi penyelengaraanya. Tulisan dan Foto Sri Warsiti teng Asfirla Harisanto menga- takan, tugas BPR BKK untuk melayani masyarakat bawah (kredit kecil dan mikro). Bank ET Jateng seharusnya tidak ma- suk ke wilayah BPR BKK agar tidak mematikan bank pelat merah itu. Namun As- firla mengakui sekarang ini Bank Jateng menjadi pe- nyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar kedua setelah pajak kendaraan ber- motor dan bea balik nama kendaraan. (Bdi)-o ia Terang' KR-Fredo mo, menyalami petugas layanan. IPEDES BANK BRI "atmidi Raih Mobil Pemimpin Cabang Bank BRI berharap agar hadiah mobil ini benar-benar dapat membawa manfaat, khususnya bagi ke- dua nasabah Tabungan Simpedes Bank BRI Cabang Magelang tersebut, dan men- jadikan keduanya lebih loyal lagi kepada Bank BRI. Camat Borobudur mengatakan hadiah mobil tersebut diharapkan merupakan rezeki yang berkah, halal dan dapat mem- beri manfaat bagi keluarga kedua peneri- ma. Selain itu mobil hadiah tersebut di- harapkan juga dapat membawa manfaat bagi masyarakat. (Tha)-o Simpe KR-Thoha g Bank BRI Magelang menyerahkan SELASA WAGE, 31 OKTOBER 2017 (10 SAPAR 1951) CERNAK E MAK. Orang yang paling kucinta sekaligus yang paling membuat batinku sakit dan tertekan. Aku sering merasa rendah diri di depan teman-teman gara-gara emak. "Nuri! Emakmu itu tukang sapu di perempatan kantor pajak, ya?" "Walaupun agak pandai, tidak seharusnya kamu sekolah di sini!" "Makanya kamu dapat beasiswa miskin!" "E, sekolah kita kan subsidi silang! Jadi, kita- kita ini juga membantu Nuri!" "Jika aku jadi Nuri, malu deh!" Sering, dan hampir setiap hari aku mendengar ledekan teman-teman. Awalnya aku mencoba untuk bersikap menerima. Tidak sakit hati, tidak mengadu pada Emak. Namun akhirnya aku tak tahan juga. Aku hanya bisa membisu di saat teman-teman menghinaku. "Ini gara-gara Emak!" Kurasa sudah keterlaluan, rasa sakit pada teman-teman berubah menjadi marah pada Emak. Coba jika Emak tidak menjadi penyapu jalan, coba jika Emak hanya dengan alasan dekat dengan rumah, berani menyekolahkan aku di sekolah yang terkenal para siswanya dari kalangan berada. "Mak! Bisa gak sih, Emak cari pekerjaan selain menyapu! Malu..., Mak! Aku malu!" Pulang sekolah aku melampiaskan kemarahan pada Emak yang tengah melipat dan merapikan baju di keranjang. "Ada apa, Nuri? Masuk rumah ya mengucap salam, dan berjabat tangan sama Emak!" "Gak mau! Gara-gara Emak nih! Tiap hari aku jadi bahan cemoohan teman di sekolah! Emak suka, aku selalu direndahkan dan dihina? Emak tidak sayang pada anak sendiri!" Aku segera berlari dan segera masuk ke kamar ketika Emak berusaha meraih tanganku. Kulempar tas di atas tempat tidur, aku berteriak-teriak sambil menangis. Aku merasa hancur, dan tidak punya siapa- siapa. Teman-teman di sekolah yang selalu meledekku, Emak yang tidak peduli dan tak mendengar keluhanku, apalagi Bapak. Bapak hanya bisa berbaring karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh. P DIVANA FORTUNA DEDJANTO Kelas 1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta meja. Kubuka lemari pakaian, kuambil beberapa baju untuk ganti di rumah Nenek nanti. Dengan sedikit berlari aku keluar kamar, seperti takut terkejar waktu. 645 Emak Rita Nuryanti ILUSTRASI JOS A KHIR-AKHIR ini Kawanku kurang banyak menerima gambar atau lukisan dari teman-teman yang cukup memadai. Padahal, untuk bisa dimuat syaratnya tak terlalu sulit. Cukup dengan menggambar bentuk, misalnya manusia dan satwa, serta lingkungan yang menyertai. Semua digambar dengan tangan, tidak menggunakan komputer. Diwarnai dengan krayon, cat air, atau pewarna lain yang jelas. "Nuri, mau ke mana, Nak?" Emak berhasil menghadangku, tanganku dipegang erat. "Jangan, Nak! Emak ikut! Atau, jika kamu memang memaksa, Emak tidak akan lagi jadi tukang sapu. Emak akan cari pekerjaan lain. Walaupun..." Gambar atau lukisan dibuat di atas kertas putih ukuran A4. Di balik karya dituliskan nama, kelas, dan sekolah serta alamatnya. Keterangan jangan hanya ditulis di sampul saja. Dikirimkan ke Redaksi Kedaulatan Rakyat, Jalan Margo Utomo (P Mangkubumi 40-46), Yogyakarta 55232. Bisa juga dibawa langsung ke Redaksi. Di kiri atas sampul dituliskan 'Lukisan/Gambar Kawanku'. Ditunggu karyanya. (Pengasuh)-e apa. "Ah, sama juga bohong, Mak!" Kulempar tangan Emak. Berhasil. Dengan cepat aku melangkah. Keluar rumah, mewujudkan keinginan. KAWANKU ARENA KREASI ANAK "Lho?!!" Sampai di luar aku sangat terperanjat. Dua orang polisi turun dari mobil, datang menghampiriku. Nak, betul ini rumah Mak Warsi?" "Betul, Pak! Silakan! Maaakkk...!!!" Hatiku "Aku tidak mungkin begini terus! Aku ingin bahagia!" Hatiku berontak. Aku ingat pada Nenek di desa. Nenek yang selalu menyayangiku, yang tidak pernah menolak ketika aku menginginkan sesuatu. Aku pernah bersama Emak ke desa naik bus. Aku hafal jalannya. Kebetulan aku punya uang tujuhbelas ribu, sisa uang jajan yang hanya duaribu perhari yang telah kukumpulkan. Aku mau ke rumah nenek. Aku berani. Tanpa membuang waktu, aku segera mengusap air mata. Aku tidak menangis lagi. Aku sudah besar dan tidak boleh cengeng. Kubuka tas sekolah, kutaruh semua buku di "Walaupun apa, Mak?" "Walaupun Emak tidak tahu akan bekerja 1 4 32 teman-teman mengoleksi nya. *** *-e GRAFIS JOS berdebar tidak karuan. Kupanggil Emak, ingin sekali aku terjatuh pingsan, namun tidak bisa. Aku tidak ingin melihat Emak dibawa ke kantor polisi karena kesalahannya. Ilustrasi: Arko Dengan langkah tegap Pak Polisi mendekati Emak. Berbincang pelan, Emak mengangguk sebagai jawaban. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, namun hanya rapat kusimpan. Aku tidak berani bertanya. 5678 "Ikut Emak yo, ke kantor polisi!" Emak menggandeng tanganku. Aku tidak punya pilihan. Menurut, pasrah dengan apa yang akan terjadi. Sepanjang perjalanan aku hanya diam. Batinku menangis. Sengsara benar hidupku, tidak pernah merasakan bahagia. Sampai di kantor polisi aku dan Emak diajak ke suatu ruangan. Ternyata sudah banyak polisi berdiri berjajar. Semua ramah, menyalami Emak dan aku yang tidak pernah lepas dari tangan Emak. Aku menyimak. Kini baru kutahu, Emak telah menggagalkan dan berhasil menangkap perampok dengan cara mencatat nomor mobil yang digunakan untuk merampok, diparkir dekat tempat Emak menyapu. "Emak!!!" Hatiku bergetar ketika Emak menerima penghargaan dari Bapak Kapolres. Wartawan pun datang mengerubuti Emak. "Emak..., maafkan aku!" Perasaan berdosa menggumpal memenuhi relung hatiku. "Mengapa aku malu mempunyai Emak tukang sapu? Bagaimana jika emakku yang kelihatannya hidup mewah namun jahat dan merugikan masyarakat seperti para perampok? Hiii..., ngeri!" Kututup mukaku dengan kedua telapak tangan. "Nuri, ada apa?" Emak menarik kedua tanganku. Koleksi Pembatas Buku KU dan teman-temanku mengoleksi pembatas buku. Kami saling tukar pembatas. Koleksi pembatas buku bermacam-macam. Warna dan bentuknya lucu-lucu. A "Emaak...!!!" Emak kudekap erat. Aku menangis, tangis bahagia. Aku bangga punya Emak si tukang sapu. Bukan karena mendapat penghargaan dari polisi, namun karena emakku yang kadang disepelekan, ternyata berhati mulia, berguna bagi sesama. Kata ibuku sebenarnya fungsi pembatas buku adalah untuk menandai bagian buku yang sudah dibaca. Bisa juga menandai dokumen yang harus ditandatangani. Tapi karena unik, aku dan ILUSTRASI JOS Nur Fatimah Az-Zahra Kelas 1A SDIT Insan Utama Gatak, Tamantirto, Kasihan, Bantul. 4 3 2 1 4 MARI MENULIS 576 D' 7676 ILUSTRASI JOS 飲食 BINTANG Bintang... Kau adalah ciptaan Tuhan yang sangat terang Cahyamu menyinari malam Jika tak ada kau gelap malamku Kau menyinari bumi ini di waktu malam Tanpamu gelap malam Terima kasih, bintang... Kau selalu menyinari malam Tri Eka Cahya C Kelas 6 Abu Dzar SDIT Bias Assalam Randugunting, Tegal 52131 MATAHARI Kau bersinar sepanjang hari Menyinari bumi Menerangi seluruh alam Karena cahayamu tanaman subur Karena cahayamu manusia dapat bekerja Karena cahayamu yang dijemur kering Karena cahayamu sumber kehidupan Engkau adalah ciptaan Tuhan Engkau adalah anugerah kehidupan Semoga terjaga selamanya Seni Keterampilan di Sekolahku "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 15 Zahfarina Atalita Dewi Kelas 3B SD Ngrukeman Tamantirto, Kasihan, Bantul ETIAP hari Sabtu, ada pelajaran seni keterampilan atau SBK di sekolahku. Aku bebas membuat apa saja, yang aku inginkan terutama dari barang bekas. Aku pernah membuat celengan babi dari botol bekas air mineral. Aku cuci terlebih dulu botolnya. Lalu diberi lubang di tengahnya dan ditempeli mata, hidung, dan telinga. Aku juga pernah membuat satu set wadah tisu dan tempat pensil dari kardus bekas. Karya kerajinanku yang lain adalah kipas berbentuk minion. Terbuat dari kardus bekas dan sisa-sisa kain flanel terutama dominan warna kuning dan biru sesuai karakter tokoh lucu yang satu ini. Lalu pegangan kipasnya Ilustrasi Arko dari stik es krim. Benar-benar menyenangkan sekali. ***-e Jason H Suliantoro Kelas 5 SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. MELATIH KETELITIAN ISIKAN angka-angka di bawah ini pada kotak-kotak yang tersedia. Setelah itu cocokkan dengan kuncinya. 1234 3142 4576 7676 1342 3456 5678 8567 1432 4123 5768 8575 2341 4231 5876 8675 2431 4321 6785 8765 9292 8 9 9928 L G E τη με Z KUNCI: 9829 1784 GL98 2 8299 G 4 LEZ E LEZ 9 E € $ ILUSTRASI JOS 4cm 4cm
