Tipe: Koran
Tanggal: 1993-03-10
Halaman: 03
Konten
Rabu HARIAN EKONOMI NERACA 10 Maret 1993 P E R BANKAN-KE KEUANGAN Manajemen Bank Niaga Segera ke Bank Bumiputera Jakarta, NERACA - Bank Niaga dalam waktu satu minggu ini akan segera masuk ke Bank Bumiputera memiliki kesulitan likuidi- tas di mana saat ini justru dalam keadaan berlebih. "Arah kerja sama tetap ke technical assistance, sedang- (BB), untuk mengembalikan performance melalui kan masalah finansial bisa diatasi oleh asuransi," kata- nya. pembenahan manajemen. Sejumlah persyaratan telah diminta oleh Bank Niaga, dan pembicaraan tentang pemenuhan syarat itu telah memasuki ta- hap final. Penegasan itu dikemuka- kan Direktur Utama BB, Lukman Hadikusumo dan Direktur BB Ishak Hasibu- an, menjawab pertanyaan Neraca dan Kompas tentang perkembangan kerjasama yang ditempuh Bank Niaga dengan BB, di Jakarta, kemarin. Memorandum of understanding (MOU) anta- ra kedua bank ini akhir ta- hun lalu, memberikan kewe- nangan bagi Bank Niaga untuk meneliti kondisi BB tuskan masuk. "Pembicaraan tentang persyaratan yang diminta Bank Niaga mendekati ta- hap penyelesaian, tetapi kami keberatan apabila lang- kah ini disebut menjurus ke bentuk merger," ujar Luk- man. "Perhatian pemerintah cu- kup besar terhadap kemaju- an pasar modal, kendati hasilnya belum lagi sebagai- mana harapan banyak pela- ku pasar modal. Namun dari perhatian pemerintah ini saja, telah menunjukkan komitmen pemerintah terha- dap pasar modal," katanya. "Kondisi bursa akan makin menguat dalam saat mendatang, demikian ungkap Dandossi Matram, juru bicara Ikatan Pialang Efek Jakarta (IPEJ) kepada Neraca di Jakarta, kemarin. Dandossi meramalkan kuatnya bursa efek Indone- sia amat berkaitan erat de- ngan kebijakan pemerintah dalam rangka mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tingkat laju infla- si tersebut. "Investor asing masih meyakini bahwa pemerintah mampu menga- tasi masalah inflasi dalam negeri," katanya. Kendati kondisi bursa semakin marak dan me- nguat, namun Dandossi memperingatkan bahwa asing tetap memperhatikan kebijaksanaan pemerintah menangani laju inflasi. "Kebijaksanaan yang meng- arah ke negatif cenderung akan menghasilkan reaksi di kalangan investor asing dengan melepaskan saham yang dipegangnya. Namun kebijaksanaan yang positif akan menambah tingkat kepercayaan investor asing. Bisa-bisa mereka akan me- ningkatkan kuantitas dana untuk diinvestasikan di bursa efek kita," katanya. Jubir IPEJ ini merujuk ISYARAT TANGAN: Para pialang di lantai dasar menyampaikan pesan melalui isyarat tangan kepada rekannya di lantai atas pada pada sikap yang diambil perdagangan yang sibuk di Bursa Saham Tokyo, Selasa (9/3). (Foto: AP) investor asing untuk berspe- kulasi memborong sejumlah saham-saham beraspek fun- damental dan teknikal baik, namun sebelumnya tidak mereka lirik. "Nyaris papan reguler dipenuhi pesanan asing bertanda spidol merah pada Gajah Tunggal, Lippo Sependapat dengan Dan- dossi, Murdani mengatakan investor lokal but baik kebijaksanaan pun menyam- pemerintah yang positif ter- hadap laju inflasi. "Prinsip- nya, investor lokal amat memperhatikan investor asing. Kami pun percaya, investor asing pun memper- hatikan investor lokal, Ka- lau lokal ramai turun ke hun-tahun mendatang," ka- tanya. Proses akuisisi PT ITP bursa, niscaya akan menam- sebelum Bank Niaga memu- adanya dugaan bahwa kerja mengalami kondisi jalan di Prakarsa (ITP) terhadap dibanding dengan periode terhadap anak-anak perusa- tersebut, Sudwikatmono Bank, Bank Niaga, Smart bah kredibilitas bursa kita Menurut Lukman, Bank Niaga telah mengajukan berbagai syarat sebelum terjun membenahi manaje- men BB. Salah satu syarat yang sampai sekarang ma- sih dibicarakan, yakni ma- salah finansial, di mana Bank Niaga meminta peme- gang saham BB memperkuat struktur modalnya melalui suntikan dana segar dalam jumlah tertentu. Dijelaskan, saat ini mo- dal BB sendiri sebesar Rp 45 miliar, terdiri atas Rp 25. miliar modal yang ditempat- kan dan Rp 20 miliar berasal dari pinjaman subordinasi. "Pihak asuransi (peme- gang saham - Asuransi Bumiputera) perlu menghi- tung kelayakan permintaan penambahan dana untuk modal baru tersebut. Tetapi pembicaraan itu sudah memasuki tingkat akhir. Paling lambat awal minggu depan, kerjasama berbentuk technical-assistance melalui masuknya manajemen Bank Niaga akan mulai berjalan," katanya. Tetapi Lukman menolak sama ini merupakan awalan untuk dilakukannya langkah merger. Menurut dia,, pada level direksi pembicaraan ke arah merger tidak pernah terjadi. "Setidaknya peme- gang saham BB belum per- nah menyinggung masalah itu dalam pembicaraannya dengan direksi. Tetapi, ka- lau itu merupakan pembica- raan antara pemegang sa- ham tentunya di luar wewe- nang para direksi," ujarnya. Kendati begitu, Lukman merasa yakin bahwasanya kerjasama ini akan sangat terbatas pada masalah manajemen dengan target meraih pendapatan BB le- bih besar dari saat sekarang ini. Pertimbangannya, tutur Lukman, sejauh ini pihak asuransi sebagai perusaha- aninduknya memiliki komit- men kuat untuk mem-back- up seluruh masalah yang dihadapi BB. BB tidak BERANDA Harvard Bicara Harvard, tentu tidak akan lepas dari nama sebuah universitas yang terkenal di dunia. Universitas Harvard di Amerika Serikat. Di sini lah, kalangan nega- rawan, kalangan borjuis dan kaum bergengsi lainnya dari segala penjuru dunia menempa pendidikan. Salah satu antaranya adalah tokoh karismatik dari Pakistan - Bena- zir Bhuto yang sempat menjadi salah satu Perdana Men- teri wanita. Soal kualitas, jangan ditanya. Hampir sebagian besar alumnus Universitas Harvard menduduki posisi yang bagus. Apakah di pemerintahan atau perusahaan. Bah- kan banyak di antara alumnus Harvard "dilirik" negara lain dengan fasilitas yang mungkin lebih menarik ketim- bang yang diterima di negaranya. Maka wajar, alumnus Harvard banyak yang hengkang dari satu negara ke negara lain. Indonesia pun, tak urung kebanjiran lulusan Harvard. 2 Berkaitan dengan Harvard pula, kita lalu menying- gung soal tenaga kerja asing. Tenaga kerja asing selalu menjadi bahan perdebatan di Indonesia. Di tengah-te- ngah masih banyak pribumi yang belum menikmati pe- kerjaan yang layak, kok banyak perusahaan-perusahaan menjaring tenaga asing. Sekali lagi, tentunya ini pertim- bangan prestise. Selain pertimbangan tenaga asing mempunyai intelektual lebih tinggi, juga pertimbangan bonafiditas. Maka wajar, pemakaian tenaga kerja asing sering menimbulkan sentimen nasionalisme, Tak urung, ketika PT Indah Kiat milik konglomerat Eka Cipta Widjaja memakai tenaga kerja dari Republik Rakyat Cina, banyak kalangan meributkannya, termasuk anggota DPR. PT Indah Kiat hanya salah satu dari beribu-ribu perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing. Bagaimana kalau yang mengontrak tenaga asing itu pemerintah? Apakah sah-sah saja? Tapi, mengapa baru dipermasalahkan sekarang, setelah berpuluh-puluh ta- hun pemerintah memakai tenaga asing, dan juga kenapa konsultan dari Harvard yang dipermasalahkan. Adalah seorang anggota DPR, Sri Bintang Pamungkas yang mempertanyakan keberadaan konsultan Harvard Group yang disinyalemen mempunyai pengaruh besar dalam penentuan kebijaksanaan pemerintah. Disinyalir juga pendapatan konsultan tersebut memberikan kontri- busi sebesar 70% dari pendapatan group. Malahan dengan tegas, pengamat ekonomi DR Sjahrir dalam kolomnya di Tempo memberikan perincian per- olehan konsultan Harvard yang disewa oleh pemerintah. Konon, konsultan tersebut menurut Sjahrir memperoleh bayaran US$ 25.000 per bulan-suatu jumlah yang besar untuk ukuran gaji karyawan di Indonesia. Adalah Menkeu, J.B. Sumarlin yang juga dengan te- gasnya membantah besarnya keterlibatan konsultan Harvard di pemerintahan. Menkeu dengan gaya khasnya menyatakan ketidakbenaran pemerintah sangat dipenga- ruhi oleh masukan dari Harvard Group. "Depkeu tidak hanya mendapat masukan dari Harvard Group, sebelum mengeluarkan kebijaksanaan, tapi juga mendapat masukan dari konsultan asing lainnya dan dari dalam negeri yaitu penasehat pemerintah Ali Wardhana, Widjojo Nitisastro, dan Rachmat Saleh," ujar Sumarlin dalam raker dengan Komisi APBN DPR-RI di Jakarta, belum lama ini. Diungkapkan, hal yang ingin dicapai, adalah me- ningkatkan kinerja bank ini, sehingga dalam waktu de- kat bisa menghasilkan ke- untungan lebih besar. Pe- ningkatan kinerja ini diper- cayakan kepada Bank Niaga sebagai mitra lama dari Asuransi Bumiputera. Direksi BB Ishak Hasibu- an pada kesempatan itu mengemukakan, kerjasama ini tentunya didasari oleh keinginan pemegang saham agar anak perusahaannya (BB) bisa menghasilkan re- turn yang lebih besar. "Seti- daknya, mereka tentu tidak ingin salah satu sumber penanaman modalnya Bisa jadi pernyataan Menkeu benar adanya. Sebab, jelas-jelas yang bicara orang nomor satu di Depkeu -- yang mengetahui "seluruh tubuh" Depkeu. Yang perlu diper- hatikan adalah honor yang diterima konsultan Harvard yang menurut ukuran gaji di Indonesia sangat tinggi. Tidak ada salahnya pemerintah meninjau kembali ke- bijaksanaan pemberian fasilitas honor kepada konsultan Harvard dan juga konsultan-konsultan asing lainnya. Apakah tidak sebaiknya uang yang notabene dari rakyat itu dipergunakan untuk membayar tenaga ahli nasional. Sayang kan dana yang begitu besar harus lari ke orang- orang asing, apalagi mengingat masih banyak rakyat. yang belum mendapatkan fasilitas yang layak. Sekali lagi tidak ada salahnya kebijaksanaan itu diper- timbangkan kembali. (Setiawan Adiwijaya) tempat," ujarnya. Menurut Ihsak, langkah pemegang saham untuk melakukan pembenahan manajemen BB sebelumnya sudah pernah dengan mengundang sejum- lah profesional dari City Bank. Upaya ini berjalan hingga dua-setengah tahun, sebelum akhirnya profesio- nal dari City Bank ini meng- undurkan diri pada Juli 1992. Tidak dijelaskan alasan mundurnya manajemen City Bank, tetapi, pemegang sa- ham BB kemudian melaku- kan antisipasi guna menja- ga perkembangan BB mela- lui cara mengundang mana- jemen Bank Niaga. "Kerja- sama manajemen dengan City Bank memang kurang memperlihatkan hasil seper- ti diinginkan kedua pihak," katanya. (45) Surabaya, NERACA PT Berlina Co Ltd meren- canakan menambah modal dasar menjadi Rp 28 miliar. Sementara perusahaan kemasan plastik obat-obat- an dan kosmetik ini pada tutup buku 1992 meraih penjualan lebih besar dari tahun sebelumnya, sebesar Rp 30 miliar. Demikian H Hartoko, Direktur PT Berlina seusai Rapat Umum Luar Biasa (RULBPS) perseroan di Su- rabaya, belum lama ini. Peningkatan modal dasar sesuai anjuran Bapepam dan peraturan bursa. Menurut Hartono, modal dasar perseroan ditingkat- kan sebanyak Rp 18 miliar dari Rp 10 miliar menjadi Rp 28 miliar. Rencana ini meru- pakan alternatif dari tertun- danya rencana penerbitan right issue. Dia menolak anggapan gagal melaksanakan right issue. "Sebenarnya bukan gagal tapi perseroan sengaja me- nunda rencana itu. Kami akan melanjutkan rencana tersebut, namun kami serah- kan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang," tutur Hartoko. 1 Denpasar, NERACA Manajemen Bank Pemba- ngunan Daerah (BPD) belum dikelola secara profesional, karena masih banyak keku- rangan. "Mengenai isu yang berkembang di masyarakat yang menyebutkan BPD hanya dimiliki oleh kalang- an tertentu, bisa jadi itu hanya faktor kebetulan saja. Kalau dikatakan pejabat. pejabat di BPD Balidari ka- langan Ida Bagus lebih ber- sifat kebutulan saja," kata Wakil Ketua DPRD Bali, Drs. I Ketut Subandi kepada Neraca di Denpasar belum lama ini. BU Menurut dia, Direktur Utama BPD Bali, Ida Bagus Adnyana semestinya bersi- kap terbuka terhadap pers, untuk menghilangkan ber- bagai persepsi masyarakat terhadap lembaga perbank- an milik Pemda Bali ini. Sikap diam yang diambil Dirut BPD Bali terhadap pers tidak hanya akan meru- gikan bank itu sendiri tapi juga masyarakat. Subandi menegaskan hal itu sehubungan dengan si- kap diam yang diambil Dirut BPD Bali selama ini terha- dap pers. " Manajemennya juga belum profesional. Masih banyak kekurangan di tubuh BPD Bali," tutur- Jakarta, NERACA Akuisisi yang dilakukan PT Indocement Tunggal Akuisisi tak Pengaruhi Laba Indocement sahaan lain yang masih di bawah payung group Salim. Mengenai perolehan laba anak-anak perusahaannya PT Bogasari Flour Mills, Wisma Indocement dan Indofood tidak mem- pengaruhi perolehan laba. Kendati ada kenaikan biaya keuangan karena proses akuisisi tersebut, ternyata perolehan laba bersih pada 1992 lebih tinggi dari yang diproyeksikan. Dibanding- kan 1991 terdapat pening- katan sebesar 6%. Dirut PT ITP, Sudwikat- mono menegaskan hal itu dalam siaran pers PT ITP yang diterima Neraca di Jakarta, kemarin. "Kenyata- an itu membuktikan bahwa akuisisi industri makanan yang dilakukan pertengah- an 1992 yang lalu merupa- kan langkah yang tepat," ujar Sudwikatmono. Dalam siaran pers itu disebutkan laba bersih kon- solidasi untuk dua belas bulan yang berakhir 31 De- sember 1992 mencapai Rp Dalam kesempatan itu, Hartoko menjelaskan bahwa hasil penjualan produk Berlina 1992 lebih baik di- bandingkan dengan hasil tahun sebelumnya. Pada 1991 penjualan perseroan sebesar Rp 26 miliar dan 1992 meningkat menjadi Rp 28 miliar. RSA Peningkatan penjualan Berlina lanjut Hartoko, ka- rena didorong meningkatnya pertumbuhan perusahaan yang memproduksi kosme- tik dan minuman air mine- ral. Tapi dia tidak menjelas- kan tentang keutungan per- seroan. "Kalau masalah laba saya belum berani mengata- kan, karena belum diaudit," ucap dia. Hartoko merasa optimis, penjualan perseroan pada tutup buku 1993 ini akan mampu menembus angka Rp 30 miliar. Keyakinan dia, setelah melihat adanya pe- luang pasar saat ini. "Saya optimis omset perseroan akan tercapai," ujar dia. "Pada 1993 ini kami beru- nya. Subandi mengharapkan keterbukaan BPD terhadap pers perlu lebih digalakkan lagi karena selama ini sikap diam yang diambil sudah dianggap melewati batas. Dengan sikap diam akan memberikan kesan seolah- olah ada sesuatu yang mesti ditutupi dalam tubuh BPD. "Di alam keterbukaan tidak sepantasnya lembaga perbankan milik pemda itu menunjukkan sikap yang kurang bersahabat. Saya terkejut mendengar laporan bahwa BPD Bali selama ini tertutup terhadap warta- wan," katanya. Sumber Neraca yang de- kat dengan BPD Bali menga. takan sikap diam dan tertu- tup terhadap pers yang dila- kukan Dirut BPD Bali itu disebabkan dia merasa ka- pok berhubungan dengan wartawan lantaran sering salah persepsi. Disamping itu dia terlanjur menilai wartawan sering menunjuk- kan sikap kurang bersaha- bat. 327,4 miliar atau Rp 546,67 per saham. Perolehan pada 1992 tersebut lebih besar "Apalagi berita-berita yang menyangkut BPD Bali selama ini yang dikeluarkan harian daerah sering miring. Misalnya, menyangkut ma- salah korupsi di dalam tu- buh BPD Bali dan lenyapnya yang sama 1991 yang hanya Rp 308,8 miliar atau Rp 515,42 per saham. Sementara itu berdasar- kan perhitungan laba ber- sih, ternyata pendapatan bersih melonjak cukup be- sar, dari Rp 771,318 miliar menjadi Rp 2,136 triliun. Sedangkan laba usaha meng- alami kenaikan dari Rp 310,10 miliar menjadi Rp 562,157 miliar. Menurut dia, 1992 meru- pakan tahun rekor bagi In- donesia, walaupun pertum- buhan permintaan akan semen dalam negeri tidak seperti yang diharapkan. Bogasari Flour Mills dan Indofood juga menunjukkan kinerja yang sangat meng- gembirakan. Modal Dasar Berlina Naik Jadi Rp 28 Miliar BEJ akan Sampaikan Usulan Emiten ke Bapepam Selain peningkatan modal dasar, pemegang saham perseroan juga menyetujui perubahan logo perusahaan yang memiliki dua pabrik. beberapa emiten yang jatah asingnya sudah melampui 49% dan ada juga yang be- lum mencapai 49%, tapi di- nyatakan oleh BEJ sudah Jakarta, NERACA Kesimpang siruan menge- nai jatah asing yang sudah dianggap habis, ternyata mengundang ketidakpenger- tian bagi para pelaku bursa, khususnya emiten dan Biro Administrasi Efek (BAE). Sementara kalangan emiten mengusulkan kepada Direk- si PT Bursa Efek Jakarta (PTBEJ) untuk menyampai- kan beberapa usulan ke Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Hal tersebut terungkap pada temu wicara antara PT BEJ dengan Emiten dan BAE yang diselenggarakan oleh BEJ di Jakarta, kema- rin. Ketidak pengertian ter- sebut, berawal dari bebera- pa emiten yang jatah asing- nya 49% dinyatakan oleh BEJ sudah habis, sedangkan dari pihak catatan BAE be- lum habis. "Dengan akuisisi, me- mungkinkan Indocement memperoleh peluang-pe- luang baru untuk terus meningkatkan dan mengem- bangkan kinerjanya di ta- paya untuk meningkatkan penjualan perseroan. Salah satunya dengan diversifika- si produk perseroan. Saya rasa setiap perusahaan pas- ti akan mengalami hal yang sama, namun tinggal bagai, mana kita mengatasinya," ujar Hartoko. Pada perdagangan baik di Bursa Efek Surabaya (BES) maupun di Bursa Efek Ja- karta (BEJ), kurs saham perusahaan yang dicatatkan di pasar modal Indonesia 6 November 1989 tidak meng- alami perubahan dari Rp 3.250 per unit. EFEK Transaksi Rp 3,5 M Sementara itu, perda- gangan efek makin ramai di Bursa Efek Surabaya (BES) ditandai dengan mulai terja- di transaksi relatif besar pada saham Astra Interna- tional di papan reguler dan Bank Bali di papan block sale. Nilainya mencapai Rp 3,5 miliar, padahal sehari sebe- lumnya cuma mencatat nilai Rp 64,4 juta. Sejalan dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BES kemarin pun terdongkrak sebesar 1,663 poin menjadi 122,062. (Eko/stn) ratusan juta uang nasabah belum lama ini," ujar sum- ber itu. Salah seorang staf di BPD Bali yang enggan disebut namanya kepada Neraca mengatakan, sikap diam yang diambil Ida Bagus Adnyana itu telah mengun- dang berbagai persepsi di kalangan nasabah dan kar- yawan sendiri. "Jangan-ja- ngan ada sesuatu dibalik sikap diamnya. Seperti di- buktikan setahun lalu, begi- tu tertutupnya BPD Bali, akhirnya sekali muncul di surat kabar ada kasus di dalam. Kejadian itu yang kami sayangkan," ujar staf itu. haan akhirnya berlangsung juga pada pertengahan 1992 melalui voting setelah sebe- lumnya adanya gugatan dari para pemegang saham mi- noritas. Voting dilakukan karena terdapat gugatan dari para pemegang saham minoritas yang memperta- nyakan alasan dasar perse- roan mengakuisisi PT Boga- sari Flour Mills, Wisma In- docement dan Group Indo- food. Sebab, menurut para pemegang saham minoritas, ketiga perusahaan tersebut dinilai sehat dan mengun- tungkan sehingga tidak di- akuisisi. Hal tersebut dijawab oleh Direktur Keuangan PT ITP, Judiono Tosin dengan mengatakan, niat Indoce- ment untuk mengakuisisi tiga perusahaan tersebut ada dasar alasan yang jelas. Akuisisi tersebut bukan sekedar akuisisi atau main mengalihkan dana ke peru- PT Inco yang mencatat- kan sahamnya di pasar modal Indonesia pada 16 Mei 1990 sebanyak 49,681 juta unit. Tetapi perusahaan ini tidak berniat company lis- ting. "Kami tidak bisa men- catatkan seluruh saham, karena sisa dari saham yang belum dicatatkan itu, meru- pakan milik asing. Jadi per- cuma saja kalau company lis- ting," ujar dia. Saham PT Inco yang be- lum dicatatkan yaitu milik Inco Limited 58,19%, Sumi- tomo Metal Mining Co LTD 20,09% dan pemegang saham lain-lain sebesar 1,72%. Sedangkan untuk masyara- kat sudah dilepas 20%. ma. "Justru BEJ mengun- dang emiten yang meregis- trasi sendiri dan BAE untuk meminta pendapatnya. Usul- an diajukan akan kami per hatikan dan disampaikan ke Bapepam," ujar dia. Usulan-usulan dari emi- ten dan BAE tersebut lanjut Perusahaan lain yang juga mengalami hal yang sama yaitu Jembo Cable Co. Sa- ham perusahaan yang men- catatkan saham perdananya Hasan Zein, di antaranya, sebanyak 10 juta unit pada BEJ, Emiten dan BAE sa- 18 November 1992 dan sudah ling tukar menukar informa- company listing sebanyak 32 si apabila sudah mendekati unit bulan dan Kemampuan sales force yaitu pialang dituntut un- tuk bisa mendekati para nasabahnya, sedangkan masalah riset yaitu setiap perusahaan harus memiliki tenaga riset dan masalah pe- masaran yakni pialang wajib 49% dan tentang Manajemen BPD Bali belum Profesional asing saham Inco yang ter- tahun yang sama, ternyata kan di bursa. Meminta seca- pengembangan pasar modal. di BAE ra yang ber- mencapai 45% lebih. Tetapi tanggung jawab dari 49% menurut catatan BEJ jatah jatah asing tersebut hanya BEJ. Legalisasi atau untuk asing 49% dinyatakan sudah satu transaksi yang melibat- habis. Melihat hal tersebut dia menyayangkan bahwa kan banyak pembeli, minta catatan dari brokers pembe- sisa dari empat persen, atau li untuk menyebutkan bera- sebesar 2 juta unit lagi tidak bisa ditransaksikan. pa pembeli, masing-masing P.T. RIMBA NIAGA IDOLA Dia pernah mengusulkan kepada Dirut BPD Bali itu agar lebih terbuka kepada wartawan. Tidak ada rugi- nya memberikan komentar kepada wartawan tentang suatu masalah kalau itu benar. Biasanya wartawan, semakin berita itu ditutup- tutupi semakin gencar me- reka mencari sumber-sum- ber lain yang pada akhirnya bisa mengakibatkan terjadi- nya pemutarbalikan fakta. Subandi membenarkan, bisa saja sikap diam Dirut BPD Bali itu karena sering terjadi pemutarbalikan fak- ta di media massa. (Pr/42) "Saya tidak mengerti kenapa jatah asing yang 49% tersebut di BEJ sudah ha- bis, sedangkan di BAE jatah itu belum mencapai 49%. Kenapa bisa begitu? " tutur Thomas B Sitepu, Direktur Keuangan PT International Nickel Indonesia (Inco) se- usai pertemuan. AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Plutang Usaha Putang Karyawan Plutang Pemegang Saham Plutang Lain-lain Persediaan Baya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Uang Muka Lainnya Jumlah Aktive Lancer AKTIVA TETAP Harga Perolehan Akumulasi Panyusutan Jumiah Aktive Tetap (Nilai Buku) AKTIVA LAIN-LAIN Baya Emisi Saham yang Ditangguhkan (Nilai Buku) Bangunan Dalam Palaksanaan AkTiva Telap yang Belum Digunakan Jumlah Aktive Lain-lain JUMLAH AKTIVA mengatakan hasil usaha dua belas bulan tersebut terma- suk lima bulan hasil usaha dari Bogasari Flour Mills dan Wisma Indocement yang baru diambilalih. Selain itu 51% kontribusi dari perusa- haan-perusahaan Group Indofood. Sudwikatmono menjelas- kan, penjualan semen dalam duabelas bulan mencapai 9,6 juta ton, termasuk penjual- an ekspor sebesar 1,5 juta ton. Penjualan semen pada 1992 jauh lebih tinggi diban- dingkan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 7,8 ton, termasuk penjualan ekspor sebesar 0,6 juta ton. (UNAUDITED) 31-Dec-1992 Rp. "Kenaikan penjualan se- besar 23% ini diperoleh dari adanya kenaikan kapasitas karena pengambilalihan pabrik semen di Cirebon pada Oktober 1991 dan modifikasi pabrik-pabrik yang berlokasi di Citeureup," katanya. (42) "Coba bayangkan kalau dari dua juta unit itu dikali- kan Rp 4.000 per saham, kan sudah mencapai Rp 8 miliar. Apakah tidak sayang kalau uang sebesar itu tidak ma- suk ke Indonesia," ujar Tho- mas. dianggap sudah habis. Se- dangkan menurut catatan BAE belum sampai 49%. Lain lagi dengan ucapan Sumiati dari salah satu pe- rusahaan BAE yang meng- anggap bahwa dari 40 emi- ten yang ditanganinya ada LAPORAN NERACA PER 31 DESEMBER 1992 DAN 1991 KEWAJIBAN DAN (UNA UDITED) MODAL SENDIRI 31-Des-1991 Rp. 5.017.200.970.35 4.385 836.464.24 (1.220.497.792.26) (1.051.551.766,99) RIMBA 29.900.419.62 505.294.745,68 34.339.239,00 79.525.445.00 57.186.325,00 4.603.760.636,8 4.990.411.427,74 2.418.550.66 3.215.085.20 Biaya yang Masih Harus 90.455.178,45 06.099.152.25 Dibayar 81.305.186,00 49.520.916.00 5.879.936.517,15 6.055.431.234.23 583.879.554,93 629.619.261,99 40.500.129.00 69.951.600,00 9.281.900,00 Hutang Pajak Hutang Lain-lain 3.798.703.178,00 3.334.284.807,25 260.082.244.26 173.321.932.31 3.025.152.476.01 1.120.455.331,03 1.646.535.253.96 136.933.765.56 4.845.000.662,28 1.517.471.340.85 14.521.648.357,52 10.907.587.274,33 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Bank Hutang Cak Mundur Hutang Usaha Hutang Dividen $3 Bursa Makin Kuat Saat Inflasi 2,03% Jakarta, NERACA Bursa efek Indonesia khir-akhir ini makin me- nguat, di saat tingkat inflasi makin meninggi. Hal ini terpantul dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara perlahan mendong- krak ke atas di tengah inflasi pada Januari mencapai 3,92% dan Februari menca- pai 2,03%. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Bank MODAL SENDIRI Modal Saham Aglo Saham Laba Ditahan Jumlah Modal Sendiri JUMLAH KEWAJIBAN DAN MODAL SENDIRI dan Matahari," katanya. Sementara itu, ND. Mur- dani, Ketua Umum Jakarta Investor Club (JIC) menga- takan kondisi inflasi yang cukup tinggi dalam dua bu- lan terakhir ini dapat difa- hami sebagai dampak penye- suaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik mau- pun menyambut Hari Raya ledul Fitri bagi umat Islam. "Sifatnya insidentil. Inves- tor meyakini dengan lancar- nya Sidang Umum MPR 1993 mendatang, pemerintah dapat mengatasi laju inflasi. Kendati laju inflasi 1992 cuma 4,94% dan diperkira- kan tahun ini inflasi akan lebih besar dibanding tahun lalu. Namun investor perca- ya pemerintah masih dapat menekan pada batas di ba- wah dua digit," katanya. Dia melihat kredibilitas bursa menguat, karena pemerintah makin nyata memperhati- miliar. kan kemajuan pasar modal. habis jatah asingnya. "Menurut saya, mungkin pemodal asing enggan mela- porkan atau meregistrasi saham yang sudah mereka beli. Sehingga banyak jatah asing yang belum tercatat. Tapi setelah menunggu RUPS-pun mereka tidak hadir atau tidak mencapai batas 49% tersebut," tutur Sumiati. Sementara Hasan Zein Mahmud, Dirut PTBEJ yang didampingi TB Hasjim, Di- rektur I bursa swasta kedua di Indonesia menjelaskan bahwa semua permasalah- an akan di rumuskan bersa- KEUANGAN (UNA UDITED) (UNAUDITED) 31-Des-1992 31-008-1991 Rp. 1.175.930,00 55.316.567,00 LABA KOTOR BEBAN OPERASI 149.978.443.50 400.000.000,00 54.889.600,00 17.742.070,00 4.841.582.782.06 3.728.822.749,18 2.861.589.553.73 339.144.809,15 3.800.000.000,00 3.800.000.000,00 2.858.000.000,00 2.858.000.000,00 182.478.061,13 183.519.656,00 6.818.478.051,13 6.830.519.656,00 di mata investor asing, se- hingga mereka pun akan meningkatkan investasinya di pasar modal kita," kata- nya. MO 3.365.106.398,16 3.304.971.042,16 PENJUALAN 80.600.350,00 108.568.600,00 HARGA POKOK PENJUALAN 807.456.341,00 243.148.540,00 3.553.600.00 14.521.648.357,52 10.907.587.274,33 Dalam kesempatan terpi- sah, Hendra Wijaya, seorang investor lokal, mengatakan kondisi dewasa ini amat baik. "Bullish sekarang amat ber- beda dengan bullish dua tahun lalu. Peraturan sema- kin membaik, sehingga pe- luang untuk berbuat curang semakin kecil. Selain itu, naiknya masing-masing efek terasa wajar," katanya. IHSG di BEJ kemarin naik 1,577 poin sehingga menjadi 310,080. Sedangkan kuantitas saham yang diper- dagangkan kemarin menca- pai 11,87 juta unit senilai Rp 38,25 miliar. Sementara di papan reguler tercatat per- dagangan dalam volume 7,36 juta unit senilai Rp 21,33 (stn) LABA OPERASI berapa saham, sehingga memudahkan penghindaran terhadap registrasi ganda. Menurut catatan BEJ hingga saat ini dari seluruh saham yang dicatatkan di BEJ baru 10 perusahaan yang jatah asingnya habis atau sudah mencapai 49%. Tetapi kalau ada usulan untuk menghapuskan jatah asing tersebut, BEJ akan menyampaikan usulan itu kepada Bapepam. NO Dalam kesempatan terpi- sah PT BEJ juga mengada- kan seminar khusus untuk kalangan pialang. Seminar yang akan berakhir hari ini, mambahas masalah marke- ting perusahaan pialang. Misalnya mengenai pening- katan kemampuan sales for ce perlu dilakukan perusa- haan pialang. Peningkatan divisi risetnya untuk meng- analisa emiten dan strategi pemasaran yang mengarah ke retail. PERHITUNGAN LABA-RUGI DAN LABA DITAHAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1992 DAN 1991 01Jul 1992 diadakan seminar khusus mengenai marketing akan mendorong perusahaan pia- lang untuk menjaring para investor. Karena selama ini marketing kurang mendapat perhatian," ujar seorang pialang. (39) asd LABA DITAHAN, AKHIR PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Beban Bunga Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan (Beben) Lain-lain LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK LABA DITAHAN, AWAL 01Jul 1991 &.d.. &.d. 31 Des. 1992 31 Des. 1991 Rp. Rp. 1.466.838.500,22 1.520.779.98.38 (1.158.011.908,27) (1.171.408.319,99) 307.824.683,95 (474.217.428,83) (188.302.744,98) (146.805.818,04) o not mp ad 100 S 349.373.578.37 12112 (495.879.304,41) (130.109.808,64) (21.110.877,17) 88.527.037,00 (130.109.808,64) (152.583.840,17) (298.502.353, 62) (299.089.055,21) 458.978.404,75 482.809.312,21 162.476.051,13 Jakarta, 24 Pebruari 1993 SE & O Direkal 183.519.666,00 HIST NOM
