Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-02-09
Halaman: 02

Konten


Kamis, 9 Februari 1989 INDUSTRI PERDAGANGAN Pasar Sarung Tangan Karet Masih Luas Jakarta, NERACA PASAR sarung tangan karet di luar negeri masih potensial, karena impor dunia akan produk tersebut pada 1987 senilai US$ 1,5 miliar. Menteri Muda Perindustrian, Ir. Tungki Ariwibowo, menegaskan hal itu, di Jakarta, Rabu. Menurutnya, ada dua macam sarung tangan karet yaitu berben- tuk examination gloves yang 90 persen kebutuhan dunia, dan di- buat dari karet alam atau PVC, dan kedua yaitu surgical gloves sekitar 10 persen kebutuhan dunia dan dibuat dari karet alam serta dikemas khusus. Sedangkan, impor dunia menu- rut sumber GATT pada 1987 seki- Bandung, NERACA PELUANG pemasaran teh hi- jau ke luar negeri masih cukup luas asalkan para pengusaha pengolah teh hijau mampu meningkatkan mutu teh hijaunya dan menjamin jumlah produksinya yang pasti. Hal itu diungkapkan Direktur Balai Penelitian Teh dan Kina (BPTK) Gambung, Prof. Dr. Ir. Rasyid Sukarya, ketika ditemui ANTARA di gedung Piskud Ja- bar, Rabu. la mengatakan, BPTK akan ikut berperan dalam meningkatkan mu- tu produksi teh hijau itu melalui penelitian dan percobaan-percoba- an untuk disebarluaskan hasilnya kepada para pengusaha pengolah teh hijau di Indonesia. Menurut pengamatan Prof. Ra- syid, ekspor teh hijau Indonesia sementara ini baru ke negara Pa- kistan dan jumlahnya pun masih kecil, belum sampai ribuan ton. Tetapi permintaan dari negara lainnya, seperti Maroko belum lama ini, cukup besar yaitu sekitar 1000 ton untuk akhir 1989 ini. Penawaran dari Maroko ini, me- tar 20 sampai 30 miliar buah de- ngan harga Rp 85,- per buah. Jumlah izin investasi yang telah dikeluarkan sebanyak 87 buah me- liput: jenis dan kapasitas untuk examination gloves 6,4 miliar buah dan surgical gloves 61,5 juta pasang. "Perusahaan-perusahaan yang telah berproduksi pada 1988 seba- nyak sembilan buah dengan kapasi- tas 413 juta buah examination gloves," kata Ariwibowo. Dan dalam 1989 ini akan ber- produksi lagi sekitar 22 perusa- haan dengan jenis dan kapasitas produksi untuk examination gloves 1,8 miliar buah dan surgical gloves 32 juta pasang. Dengan demikian, katanya, jum- Pengusaha Teh Hijau Agar Tingkatkan Mutu Kayu gergajian dan kayu ola han memiliki kontribusi pen- ting bagi perekonomian nasio- nal. Industri ini ditunjang oleh suplai bahan baku yang sangat potensial berupa kekayaan hu- tan Indonesia yang sangat luas, tingkat permintaan baik di dalam maupun di luar negeri yang mantap, dan perkembang- an harga dunia yang mengun- tungkan. - nurut keterangan, akan dijadikan tolok ukur bagi para pengusaha teh hijau Indonesia, apakah mampu memenuhi pesanan yang jumlah dan mutu tehnya sudah ditentu- kan. Bila hal itu terjadi, menurut beberapa pengusaha pengolah teh hijau, peluang untuk ekspor teh hijau akan terbuka lebih lebar lagi, karena Maroko yang termasuk ne- gara konsumen teh hijau cukup besar, juga akan menjadi menyalur teh hijau Indonesia ke negara- negara tetangga lainnya. Para pengusaha teh hijau di Jawa Barat saat ini sudah mem- bentuk koperasi yang diberi nama Koperasi Pengolah Teh Hijau Indo- nesia (Kopthindo) yang para ang- gotanya tersebar di enam daerah Tk. II, Kab., Bandung, Purwa- karta, Cianjur, Tasikmalaya, Garut dan Ciamis. Dengan dibentuknya Kopthin- do, kata Drs. Arifin dari Pemda Jabar, masalah pemasaran teh hi- jau di Jawa Barat dapat dipecah- kan secara bersama, hingga per- saingan yang tidak sehat di antara SEMINAR HOW INDONESIA'S EXPORT OF WOOD-RATTAN PRODUCTS CAN MEET WORLD QUALITY STANDARDS FEBRUARY 8.1989 Hutan yang memproduksi- ka yu gelondongan bagi seluruh industri perkayuan di Indone- sia memiliki luas 33 juta hektar hutan produksi tetap, 31 juta hektar hutan produksi terbatas, dan hutan lain yang berupa perkebunan jati, serta sumber suplai la in berupa pemanfaatan kebun karet tua yang akan di remaja kan. Dengan proses pro- duksi secara Tebang Pilih Indo- nesia yang hakekatnya mem- prod uk si se ra ya menjaga keles- tarian hutan, suplai kayu gelon- dongan dapat mencapai 64 juta meter kubik setiap tahunnya. Dengan managemen hutan yang telah terselenggara de- ngan baik, termasuk usaha pe- remajaan hutan yang telah di- lakukan, suplai bahan baku ini dapat dipertahankan kelestari- annya. Hutan Indonesia pada umumnya memiliki jenis kayu tropis. Cadangan hutan tropis ini merupakan yang terbesar kedua dari segi luasnya setelah Brazil. Tetapi dari segi potensi produk sinya Indonesia memi- liki cadangan kayu per hektar luas hutan yang lebih besar dari Brazil. Sebelum adanya la rang- an ekspor kayu gelondongan pada tahun 1985, Indonesia mendominasi ekspor sebesar 41% dari total perdagangan logs dunia. Larangan eksporitu ber- pengaruh positip terhadapcom- pa rative advantages industri kayu Indonesia dan memung- kinkannya untuk mendapat ni- lai tambah yang lebih besar SPEAKER bagi perekonomian di dalam negeri. Meranti Jelutung Pulai Indonesia memiliki 23 pro- pinsi yang memproduksi kayu gelondongan yang sekaligus merupakan sentra industri ka yu gergajian dan olahan. Industri ini di pulau Jawa terkonsen- trasi di dekat sungai-sungai be- sar sebagai sarana transportasi kayu yang utama. Jenis kayu yang dominandi Indonesia ada- lah Dipterocarpacae, species lokal yang banyak di produk si adalah: lah perusahaan yang akan berpro- duksi pada 1989 sebanyak 31 buah dengan rincian untuk examination gloves sebanyak 2,213 miliar buah dan surgical gloves 32 juta pasang. Keruing Ramin Kapur Nyatoh Jati, dan lain-lain Menurutnya, masalah utama yang dihadapi yaitu menyangkut examination gloves terutama ka- rena kualitas produksi belum sesuai dengan permintaan, terutama pasar Amerika Serikat. Faktor penyebabnya, yaitu pro- ses teknologi yang belum dikuasai, performance mesin kurang baik, rubber formula yang masih diraha- siakan oleh penjual mesin dan bahan baku lateks yang kualitas- nya tidak konsisten. "Di samping itu, banyak pe- Seminar Kualitas Ekspor Kayu Rotan: Dirjen Perdagangan luar negeri Depdag. Drs. Paian Nainggolan menyampaikan pengarahannya dalam seminar kualitas ekspor kayu rotan yang diselenggara kan World Trade Centre (WTC) bertemakan "Bagaimana ekspor produk kayu rotan Indonesia memenuhi standarkualitas pasar dunia. "Di Wisma Metropolitan II Jakarta Seminar yang diikuti sekitar 75 pengusaha Indonesia ini juga menampilkan Dirut PT. Aries Suryamitra, Ir. Muhamad F. Tedja Surya, MSc, Wakil kemua Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia, Ir. Sudarto, dan Presdir KDS Internasional Lid, Tokyo dan PT. Mega Prima Edipeni Jakarta, Ir. Kokichi Doi. Dipandu wakil ketua LP3E Kadin, Drs. Suryo Sediono. Turut juga memberikan sambutan Direktur Eksekutif WTC Jakarta, Harjo Nimipoeno. (IPPHOS). ada 120 jenis lain yang di ekstrak dari hutan Indonesia dari 4500 jenis kayu yang di- temukandibumi Indonesia ini. Industri kayu gergajian dan kayu olahan telah memiliki aso- siasi produsen dengan nama ISA (Indonesian Sawmillers and Wood Products Manufac- turers Association). Struktur industrinya berupa 364 unit Sawmill-HPH dengan kapasitas terpasang 11,4 juta meter kubik per tahun, 2.344 unit Sawmill-Non-HPH dengan kapasitas terpasang 7,1 juta me- ter kubik pertahun, Sawmill kecil yang tidak diketahui ka- pasitasnya, dan industri Moul- ding serta Dowel dengan ka- pasitas terpasang 0.9 juta meter kubik per tahun. Pada tahun 1988 diperkirakan tingkat pro- duksi akan mencapai 60% dari kapasitas terpasang. pengusaha pengolah teh hijau da- pat dihindari. Sementara itu memasuki masa pembangunan Pelita V mendatang hasil ekspor agro-industri di Bali akan terus ditingkatkan, karena nilai ekspornya selama 1988 masih relatif kecil. Kepala Kanwil Departemen Per- industrian Bali, Ir. di Denpasar mengatakan, nilai eks- por agro-industri dari Bali ke man- Jakarta, NERACA PEMERINTAH sambut han- gat keberhasilan dua usaha swasta yang dalam awal tahun ini ber- hasil mengekspor produk mereka, berupa barang elektronika kon- sumsi. Menurut Dirjen Aneka Industri, Ir. Soesanto Sahardjo, perusahaan pertama yang melakukan kegiatan itu adalah PT. Hartono Istana Elec- MODERATOR ngusaha yang belum memiliki kon- trak kerja panjang dengan pembeli potensial," katanya. Untuk itu, kesimpulannya, pe- luang pasar sebenarnya cukup baik, tapi Ariwibowo mengimbau harus memperhatikan kompetitor pen- ting yatiu RRC, Malaysia dan Thai- land. Kebutuhan bahan baku untuk industri kayu gergajian dan kayu olahan pada tahun 1988 diperkirakan untuk Sawmill- HPH sebanyak 22.838.400 meter kubik dan Sawmill-Non- HPH sebanyak 14.176.400 meter kubik. Industri Non- HPH dinyatakan lebih mengu- asai jalur perdagangan di dalam negeri sedangkan yang HPH lebih berorientasi ekspor. Industri kayu gergajian dan kayu olahan cukup bayak me- nyerap tenaga kerja. Satu unit industri dapat mempekerjakan 50 sampai 1000 orang tenaga kerja tergantung kapasitas ma- sing-masing. Pada tahun 1988, diperkirakan 235.000 orang bekerja di sektor ini, 20% dari jumlah tersebut berupa tenaga ahli, dan 5% dari jumlah terse- but adalah wanita yang bekerja di bidang administrasi serta ba- rang jadi kayu. Bila diperhi- tungkan dengan tenaga kerja pada proses logging, transpor- tasi, handling, dan pemasaran, diperkirakan terdapat 750.000 orang pekerja atau 3 juta orang yang menggantungkan hidup- nya di sektor ini. Sedang satu sarung tangan karet perlu diperbaiki dengan memper- gunakan mesin yang baik dan pe- ngusaha teknologi. Di samping itu perlu SII yang sesuai standar ASTM. Karena produk-produk yang akan diekspor harus meme- nuhi standar SII dan diawasi pemerintah. Industri kayu gergajian dan kayu olahan dapat disebut se- bagai pionir pembukaandaerah terpencil dengan menrulai in- dustri ini di sentra-sentra pro- duksi kayu jauh di pedalaman, di tepi sungai-sungai di mana kayu gelondongan dapat diha- silkan. Industri ini juga me- melopori perpindahan pendu- duk Secara swadaya dan me- rupakan pionir pembangunan- sarana transportasi serta sara na lain. Output dari industri kayu Sekalipun mutu lateks pekat pro- duksi dalam negeri dinilai sudah cukup memadai, namun masih perlu ditingkatkan konsistensi mu- tunya sesuai dengan standar ASTM dan kontinuitas suplai. RI Ekspor Barang Elektronika Konsumsi Untuk itu, katanya, perlu segera dibentuk asosiasi industri tersebut serta perlu meningkatkan penge tahuan bisnis internasional. (5) ca neka sepanjang 1988 sekitar 26 juta dolar AS, sedangkan hasil ekspor industri kecil dan aneka industri mencapai 85 juta dolar AS. Rasio mencolok itulah yang mendorong pihak Pemerintah Dae- rah untuk memberikan perhatian sektor agro- lebih besar kepa industri di Bali memasuki Pelita V mendatang, selain itu sektor ini memang didukung oleh daerah potensial untuk lebih dikembang kan. Winarno menjelaskan, usaha un- tuk mengembangkan potensi agro- industri di daerah in nyuluhya adalah memberikan kepada unsur terkait di sektor agro-industri. tronic yang mengekspor pesawat televisi ke Belgia dengan nilai US$ 144,000.- Profil Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia Perusahaan lainnya, PT Tiang Eka Sakti. Dirjen Aneka Industri dalam sebuah upacara kemarin, melepas ekspor perdana mereka ke Thailand dengan nilai US$ 45.- 760. "Tiang Eka Sakti masih akan melanjutkan kegiatan ekspornya ke negara lainnya, al ke Philipina yang diperkirakan dalam tahun 1989 ini bernilai US$ 1.173.666 dan selanjutnya ke australia dan New Zealand," jelas Dirjen. Dalam kesempatan itu Soesanto memaparkan prestasi ekspor khu- susnya komoditi listrik/elektron- ika, yang dilukiskannya mengala- mi peningkatan. Bila tahun 1987 (Januari - Okto- ber) Nilai baru US$ 5,253,300 maka pada periode yang sama tahun berikutnya telah mencapai US$ 21.014.000 atau naik 300%. Dikemukakan bahwa dalam Pe- lita V nanti, peningkatan rata rata dari ekspor industri mencapai 15 persen, "Sehingga target ekspor pada tahun terakhir Pelita V sebe- sar US$ 19 miliar dapat dicapai." Menurut dia, peningkatan eks- por non migas utamanya hasil industri dalam Repelita V diperlu- kan, al untuk meningkatkan pene- rimaan devisa bagi negara, menu- runkan DSR serta memperluas ke- sempatan kerja. Dalam kesempatan itu Soes an- to juga memberikan apresiasi yang tinggi atas keberadaan PT. Tiang tif singkat mampu memperluas pa- Eka Sakti, yang dalam waktu rela- sarannya ke luar negeri. Barang yang diekspor perusa- haan ini, menurut Dirut-nya, Widi- yarto Adiwono adalah Sherwood Hi Fi Sound System. Menurut Widiyarto, perusaha- an ini berdiri pada tahun 1986. (5). gergajian dan kayu olahan da- pat dikelompokkan sebagai be- rikut: Untuk tujuan Ekspor Kayu gergajian: Flitches Boards Strips Door Window Compo- nent Teak Roogleath Planks Scantling Waterlevel Parquet Flooring Prefabricated Houses Kayu Olahan : Moulding Dowel Macam-macam hasil Macam-macam hasil Kabinet Furniture Lain-lain barang jadi kayu Untuk pemakaian dalam negeri Lis dan Jalusi Papan Bingkai, Reng, dan Kaso Balok Distribusi dari output indus- tri kayu gergajian dan kayu olahan dari tahun 1984 sampai perkiraan 1988 baik untuk kon- sumsi dalam negeri maupun tujuan ekspor menunjukkan pe- ningkatan yang cukup besar setiap tahunnya. Kayu gergaji- Tahun 1984 1985 1986 1987 1988* HARIAN NERACA WITH Kopi NTT Dominasi Pasaran Ekspor Kupang, NERACA KOPI biji merupakan komodi- tas ekspor yang mendominasi hasil perkebunan di Nusa Tenggara Ti- mur (NTT) dalam Pelita IV ini. Sedangkan cokelat, biji kapas dan biji mete menduduki tempat kedua dan ketiga. Peningkatan lahan tersebut di- berangi juga dengan kegiatan pem- basmian hama. Disamping pe- nyemprotan zat perangsang buah. Untuk mempercepat masaknya buah kopi serentak dalam jumlah tinggi. Upaya ini turut meningkat- kan mutu kopi, tambahnya. Sedangkan mutu kopi terbaik untuk NTT diakui oleh Purawoha adalah dari kabupaten Manggarai/ Flores Barat, yang mempunyai la- han seluas 9.000 ha lebih, disusul perkebunan lainnya, kopi masih Sumba Barat, Ngada, Ende dan menjadi primadona NTT. Flores Timur. Eksporkopi dalam Pelita IVdari NTT sebanyak 25.750 ton dengan nilai US$ 51.000.000, atau Rp 84 miliar, dibandingkan dengan hasil Kepala Dinas Perkebunan NTT Ir. Umbu Purawoha mengatakan hal ini kepada wartawan di Ku- pang. Sehubungan dengan jenis komoditas dari hasil perkebunan yang dicapai NTT dalam Pelita IV. Dikatakan, bahwa selain dieks- por ke beberapa negara tujuan, komoditi ini masih dapat diantar pulaukan ke beberapa daerah se- banyak 13.530 ton atau 2.700 ton/ tahun dalam Pelita IV. Sebenarnya ekspor kopi lebih banyak lagi, kalau saja dalam tiga tahun terakhir ini tanaman kopi tidak terserang hama yang meru- sakkan ratusan hektar di kabu- paten Manggarai dan Sumba Ba- rat. Menurut Umbu Purawoha, areal tanaman kopi bertambah 8.000 hektar dalam pelita IV menjadi 40.000 ha yang tersebar di lima kabupaten potensial penghasil kopi NTT. Pengusaha Perlu Waktu Kontak Bisnis Jakarta, NERACA PENGUSAHA-pengusaha dae- rah memerlukan waktu untuk melakukan kontak bisnis di pame- ran Indo Product '89. Sebab itu kalau pameran diperpanjang, maka hal itu sepenuhnya diserahkan ke- pada pengusahanya dan pihak De- partemen Perindustrian siap men- dukung. Hal itu dijelaskan Karo Humas Deperin, Ir. Sucipto Umar, kepada NERACA di Jakarta, Rabu. Menurut pemantauan, pengun- jung Indo Product '89 memang mendukung. Hal itu menunjukkan, cukup besar meski cuaca kurang minat masyarakat baik itu konsu- men maupun pengusaha juga sa- ngat besar. Sucipto Umar mengemukakan, agar para peserta mau lagi mengi- kuti pameran maka pihak panitia agar memberikan semacam kue- 0 an dan kayu olahan pada umumnya diekspor ke pasar tradisional di Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan negara Asia lainnya. Kekhususan dari kayu gergajian dan kayu olahan asal Indonesia yang berupa kayu tropis dengan jenis kayu keras (hard wood) menyebab- kan Indonesia mendominasi perdagangan dunia sebagai ne- gara pengekspor besar untuk jenis kayu ini mengingat poten- si hutan yang mendukungnya. Peningkatan output seperti yang digambarkan pada tabel di atas menimbulkan kekhawa- tiran tentang kelestarian hutan Indonesia sehingga pemerintah menganggap perlu untuk me- ngendalikannya. 6.559 7.000 Konsumsi Dalam Negeri (1000 m3) 5.443 5.956 6.230 Sementara itu, dalam suatu ke- sempatan terpisah Kakanwil Per- dagangan NTT drs. Iim Rochimat mengatakan, kopi biji masih men- duduki tempat teratas dari ekspor NTT. Dari hasil perkebunan yang di- ekspor itu ada komoditas yang mengalami penurunan dalam peli- ta IV bahkan ada yang hilang. Secara terperinci dijelaskan, ko- moditas yang hilang dalam tahun 1988 seperti biji mete. Dimana dalam 1987 masih diekspor 20 ton dengan nilai 19.537,94. Sedang. kan biji kapas turun menjadi 119,40 ton atau 89,39 persen dari ekspor 1987. 1.125 ton. Hal yang sama terjadi atas kopi, yang dalam 1986 diekspor sebesar 8.103,58 ton dan menurun dalam 1987 dengan volume ekspornya hanya 7.535,07 ton. Ini berarti jumlah ekspornya turun 600 ton lebih, jelas Kakanwil Perdagangan NTT drs. Iim Rochimat. (Ady) Sebab, ujarnya, melalui pame- ran akan dapat diketahui hasil- hasil produksi dalam negeri yang telah dicapai serta akan diperoleh informasi yang lengkap. Diberikan contoh, mengenai produk kacang yang akan masuk pasar ekspor. Di mana kacang yang mereka beli dari petani harus diseleksi terlebih dahulu, dan yang hanya berisi dua yang dibeli. Selain itu, ketika Menteri Ismail Saleh mengunjungi stand industri kecil, maka hasil produksinya tidak kalah dengan produk luar negeri dan merupakan salah satu komo- diti non migas yang perlu menda- pat perhatian dan peningkatan mutu maupun kuantitas. (14/5) PEMECAHAN MASALAH Pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan telah mengeluarkan di bidang tata- niaga ekspor kayu gergajian dan kayu olahan dengan tujuan untuk mengendalikan pengusa- haan hutan dan menjamin ke- lestariannya, mengendalikan suplai Indonesia ke pasar dunia untuk mempertahankan tingkat harga yang menguntungkan, dan mengambil manfaat mak- simal dari kekayaan hutan Indonesia dengan mendorong berkembangnya industri, hilir yang memproduksi barang jadi yang memiliki nilai tambah yang lebih besar. POKOK PERMASALAHAN Para ahli kehutanan menya- takan kekhawatirannya tentang sudah mulai langkanya kayu/ Tataniaga Ekspor kayu ger- tanaman jenis ramin, agathis, dan meranti putih dari hutan gajia juga diatur dengan SK Indonesia, padahal jenis ini me- Mendag No. 119/KP/X/86 miliki tingkat permintaan dan dilengkapi SK Dirjen Daglu harga yang baik di pasaran No. 098/Daglu/Kp/VIII/87 dunia sehingga mendorong para yang menetapkan bahwa eks- eksportir dan produsen untuk por kayu gergajian dan kayu ola han hanya dapat dilaksana- meningkatkan volume dan nilai kan oleh eksportir yang diakui ekspornya. Kebijaksanaan pe- merintah untuk mengendalikan oleh Mendag cq Dirjen Daglu. ekspor, akan mendorong per- cobaan penyelundupan dengan cara memalsukan dokumen ekspor atau cara illegal lain. Sehingga dikhawatirkan ca- dangan hutan Indonesia untuk ketiga jenis kayu tersebut sema- kin menipis. Melalui sistem pengenaan pajak ekspor, maka ekspor ka- yu gergajian dan kayu olahan pada dasarnya akan dikenakan Pajak Ekspor yang lebih ringan untuk produk yang diproses lebih lanjut sebelum diekspor. Kayu olahan yang berupa ba- rang jadi tidak dikenakan pajak ekspor. Kontribusi ekspor barang jadi, masih kecil dibandingkan total ekspor kayu gergajian dan Ekspor (1000 m3) 2.318 2.152 2.419 2.572 2.750 kayu olahan sehingga tujuan pemanfaatan nilai tambah se- maksimal mungkin untuk ke- giatan perekonomian di dalam negeri masih perlu didorong lebih lanjut. (bahan dari Depdag/5) Total (1000 m3) 7.750 8.108 8.649 9.131 9.750 RAPAT BAKORNAS: Menko Kesra Supardjo Rustam me- mimpin rapat Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanggu- langan Bencana Alam yang dihadiri para Menteri Kabinet Pem- bangunan V. Tampak Menko Kesra Supardjo Rustam (no.3 dari kanan) didampingi Mensos Prof. DR Haryati Soebadio (kiri), Menteri PU Radinal Mochtar dan Menhankam LB. Moerdani (kanan) (Foto: ANT). sioner kepada pengusaha. Dan bila Situasi Pasar Mulai Normal kuesioner itu tidak dikembalikan berarti mereka setuju pameran- di- perpanjang lagi. Pekanbaru, NERACA Sementara Menteri Kehakiman SITUASI pasar di beberapa dae- Ismail Saleh yang berkenan me- rah di Propinsi Riau yang belum ngunjungi pameran sangat terke-lama ini sedikit terganggu akibat san dengan hasil produksi dalam banjir kini sudah normal kembali negeri. Karena itu, pameran sema- Kepala Dolog, Riau, Drs. HR cam ini, katanya, perlu diadakan Soemardi, Rabu di Pekanbaru sesering mungkin. mengatakan, khusus di daerah yang terkena banjir mulai hingga minggu pertama Februari ini. Niki US$ 323.414.412 334.413.900 403.709.892 495.360.674 750.000.000 Hal ini dikatakan Ketua JP Pe- dagang K-5 Kalibaru Timur Senen Jakarta Pusat, Moch. Syarbini menjawab pertanyaan Neraca di ruang kerjanya Rabu, sehubungan peremajaan kios pedagang K-5 di lokasi ini sejak 13 Januari '89. Meskipun statusnya sebagai pe- dagang K-5 tapi semangat dan tekadnya untuk menjadi pedagang yang besar juga tetap membara. Bahkan seterusnya katanya pęda- sini ingin mandiri di gang K-5 segala bidang. Dikatakan peremajaan kios pe- dagang K-5 di sini kini sudah merupakan wujud dari salah satu tekad mandirinya. Ini terbukti ti- dak adanya bantuan kredit dari Bank yang diminta oleh pedagang- pedagang di sini. "Bahkan saya berharap dengan adanya tekad kemandirian ini Pe- Selama situasi pasar terganggu akibat banji itu, Dolok melakukan operasi pasar yang menghabiskan sekitar seribu ton beras untuk mem- bantu masyarakat dari ulah peda- gang yang melakukan spekulasi dengan menaikkan harga karena terjadinya banjir itu. Di daerah Riau Kepulauan pa- da awal 1989 banjir telah mengaki- batkan melonjaknya harga gula pasir mencapai Rp 1.200 lebih per kilogram. Kios Pedagang K5 Kalibaru Senen akan Ditambah Jakarta, NERACA PEMBANGUNAN merintah pun setidaknya nantinya komersilkan. Pengalokasian kios jumlah menaruh perhatian kepada peda- harganya tetap berpedoman pada kios pedagang K-5 di lokasi JP gang K-5 di sini. Khususnya me- sendi-sendi sosial eko (Jakarta Pusat) 52-161 di bagian ngenai pemberian izin lokasi seti- daknya nantinya bisa diperpanjang teruslah," katanya. Untuk terbuka berukuran 2 sayap kiri dan kanan Kalibaru Timur Senen diperkirakan akan ditambah dari 360 buah menjadi 400 buah. Rencana penambahan ini pun semua akan dilakukan di tanah lokasi pedagang K-5 lama. Menurut Moch. Sarbini ia me- ngakui memang pembangunan kios di lokasi-lokasi pedagang K-5 ini arsitekturnya tidak boleh di ba- ngun permanen tertutup dengan ukuran sama Rp x2 M2 Rp 250.000/buah dan kios 301.000. Bahkan pengalokasian- nya ini juga dilakukan secara kre- dit. Pedagang yang berhak mene- bus cukup menyerahkan uang mu- ka 50% dari harga pokok. Jangka waktu pelunasannya ini pun mere- ka di beri tenggang waktu tiga bulan. Hanya ia pun berharap setidak- nya Pemda DKI Jakarta mau mengertilah akan kondisi lingkung- an di daerah Senen yang rawan segalanya. Kadolog menyatakan, kini tidak ada masalah lagi dan harga gula di daerah itu sudah normal seperti daerah lainnya di Riau, yakni se- harga Rp 825 hingga Rp 850 setiap kilogram. "Masyarakat di Riau, baik di daerah yang baru saja terkena musi bah banjir, maupun di Riau Kepu- lauan tidak perlu resah, karena Dolok akan menyediakan kebutu- han masyarkat berapa pun banyak- nya yang diperlukan, dan bila ter- jadi gejolak harga, Dolok siap melakukan operasi pasar." tegas Kadolog Riau. Dijelaskan peremajaan kios pe- dagang K-5 di Kalibaru Senen ini memang sedikit agak permanen, atapnya dari seng, dinding dari batu batako di plester, lantai di plester, dan ruang pamer bisa di buka dan di tutup yang terbuat dari papan-papan. Tapi kesemua ini dilakukan hanya demi untuk men- cegah terjadinya jamahan tangan tangan jahil yang bisa merugikan pedagang di sini. Walaupun belum dapat mem- berikan angka yang akurat karena impor aspal untuk 1989 ini masih terus berlangsung, Sudono mengi- syaratkan, impor besar-besaran mulai dilakukan menjelang akhir bulan Januari lalu, karena kebutu- han akan aspal yang mendesak untuk proyek-proyek pembangu- nan maupun peningkatan jalan di Sumut. Menurutnya meskipun kios pe- dagang K-5 di sini konstruksi ba- ngunannya sedemikian baik, tapi juga tidak ada upaya bahwa penya- luran kios di sini harganya di Dalam keterangan terpisah, Asisten-1 Pemerintah Sekwilda Su- mut Amru Daulay, SH mengata- kan,kebutuhanaspaluntuk proyek- proyek Inpres daerah Tingkat-11 se-Sumut 1988/1989 ini seluruh- nya mencapai 20.000 ton. Aspal yang sudah disalurkan sebanyak 13.133 ton sedangkan sisanya dijadwalkan rampung dis- alurkan seluruhnya 10 Pebruari mendatang. Di luar kebutuhan daerah Ting- Menurut Kadolog Riau itu, kini di gudang Dolog daerah ini terse- dia 22.000 ton beras, jumlah terse- but merupakan persediaan untuk pemakaian selama lima bulan. Gula pasir tersedia sebanyak 900 Sumut Impor Aspal dari Singapura Kepala Humas Perum Pelabu- han I Cabang Belawan, Sudono mengatakan kepada ANTARA di Medan, Rabu, selama enam bulan beroperasi baru satu komoditi yang diangkut dari dry port Tebing Ting- gi Deli yaitu karet, diharapkan pada tahun-tahun mendatang jum- lah komoditi bertambah. Medan, NERACA SUMUT yang setiap tahun nya- ris kekurangan aspal, dalam 1988 mengimpor sebanyak 597,45 ton aspal dari Singapura atau mening- kat dibandingkan dengan 1987 yang volumenya sebesar 34 ton. Penyediaan aspal bagi proyek "Untuk kurun waktu 1989 ini diperkirakan akan meningkat lagi ini tidak disalurkan pada Bina impor aspal ini", kata Kepala Hu- Marga melainkan dari Pertamina mas Perum Pelabuhan-1 cabang langsung pada kontraktor yang Belawan, Sudono hari Rabu di sampai medio Januari yang lalu mencapai 11.800 ton. Belawan. Untuk menghindarkan kemung kinan proyek tidak kunjung ram- pung akibat kekurangan aspal se- dangkan akhir tahun anggaran su- dah mendesak, Pemda Sumut me- lepas aspal cadangannya, dan ting- kat kekurangan yang semakin mengecil itu dapat ditutup dengan impor aspal yang dilakukan pihak kontraktor sendiri. Anwar Suud dari Pertamina Su- matera bagian utara (Sumbagut) menegaskan, penyaluran aspal di- lakukan sesuai dengan kontrak yang berdasarkan tahapan. Halaman II Ekspor Minyak Sawit ke AS Meningkat Medan, NERACA EKSPOR minyak sawit pro- duksi Perusahaan Perkebunan Su- mut ke Amerika Serikat (AS) mela- lui Pelabuhan Belawan 1988 me ningkat dibandingkan dengan ta- hun sebelumnya, walaupun negara adi kuasa itu pernah melancarkan kampanye anti minyak tropis. Kepala Humas Perum Pelabu- han-1 Cabang Belawan, Sudono ketika dihubungi ANTARA Rabu mengatakan, berdasarkan, statistik kegiatan bongkar muat di pelabu- han ekspor terbesar ini, volume ekspor minyak kelapa sawit ke AS 1988 tercatat sebesar 57.367,24 ton atau meningkat sekitar 247,68 persen dibandingkan dengan 1987 yang berjumlah 16.500 ton. Produk sawit lainnya yang di- impor AS dari Sumut berupa mi- nyak kelapa sawit proses yang untuk 1988 mencapai 29.000, ton, sedangkan 1987 tidak ada sama sekali. AS juga mengimpor minyakgoreng dari Sumut 1988 tercatat sebesar 7.670 ton atau naik sebesar 1.817, persen diban- dingkan 1987 yang berjumlah ha- nya 400 ton. Secara kronologis Sudono me- nyebutkan, ekspor minyak kelapa sawit Sumut ke AS sebanyak 57.- 367,24 ton atau sekitar 17,88 per- sen dari total ekspor. ton, sedangkan tepung terigu 500 ton dan segera tiba dari pulau Jawa sebanyak 1.500 ton. "Semua pedagang K-5 di sini pada prinsipnya akan bertanggung- Jawab terhadap masalah kebersi- han lingkungan. Seperti Kalibaru yang berada di belakang kios-kios ini masalah sampahnya tetap men- Riau, saat ini impor gula pasir dan jadi perhatian pedagang di sini," (04) tepung terigu ke iau sdikit sekali, tegasnya. Kadolog mengatakan, selama terjadi musibah banjir di Riau, Dolog telah menyalurkan berasse suai dengan permintaan pihak yang memberikan bantuan pada korban banjir mencapai 117 ton. Dari pemantauan pihak Dolog Menjawab pertanyaan sudah be- rapa besar uang hasil penyaluran kios yang berhasil dihimpun saat ini Moch. Sarbini mengatakan, se- benarnya masih 35 persen yang sama sekali belum membayar uang muka tebusan kios tersebut. Tebing Tinggi Ekspor 200 Ton Karet Uang yang berhasil dihimpun Pengurus JP Kalibaru Senen saat ini baru RP 10 jutaan. Kendati demikian sampai pada batas waktu mereka juga belum membayar penebusan yang ditentukan, tapi uang muka, ini tetap hak mereka akan diberikan. Hanya mengenai bagaimana sistimnya ini tentu akan dipertimbangkan secara khusus, Medan, NERACA disionil komoditi non migas Sumut EKSPOR dari "dry port" di sejak dahulu, selain karet dan la- kodya Tebing Tinggi-Deli, Sumut teks, juga banyak mengimpor mi- yang mulai beroperasi sejak Juli nyak kelapa sawit (CPO) seba- s/d Desember 1988 mencapai 200 nyak 103.165,66 ton dan minyak ton dengan negara tujuan Negeri kelapa sawit yang sudah diolah Belanda. sebesar 23.793,0 ton. Masalahnya dalam penanganan proyek jalan, ada bulan-bulan yang sibuk sehingga membutuh- kan aspal demikian mendesak. Moch. Sarbini mengatakan, pe- dagang K-5 di bawah kepenguru- sannya saat ini memang belum membentuk koperasi. Meskipun demikian rencana untuk menuju ke arah pembentukan wadah orga- nisasi ekonomi ini tetap ada, tapi direncanakan ini baru akan dilaku- kan setelah peremajaan kios ini selesai dilaksanakan. Dikatakan, dalam 1988 Negeri Belanda mengimpor 27.449,5 ton karet dan 10.599,13 ton lateks, ton, dari data tersebut nampak volume ekspor dari dry port Tebing Tinggi Deli masih sangat kecil dibanding- kan dengan kebutuhan Belanda akan bahan baku karet. Belanda merupakan pasaran tra- Komoditi lainnya adalah kopra sebanyak 3.500 ton, teh 1.211,17 ton, kopi 1.953,25 ton, coklat 11.405,96 ton, kayu gergajian 200,25 ton, kayu lapis 1.700,1 ton, minyak tumbuhan 16.35 ton, hasil hutan 1.238,27 ton, hasil laut 2.067.84 ton, biji kelapa sawit 2.000 ton, biji kelapa sawit curah 26.367,50 ton, minyak goreng 17.105,41 ton, dan gula tetes 1.028 Dalam kurun waktu 1988, Ne- geri Belanda mengimpor sebanyak 271.293,68 ton komoditi andalan dari Sumut, sedangkan tahun 1987 tercatat 334.876,40 ton atau turun sekitar 18,99 persen. dana APBN. kat-11, kebutuhan aspal bagi pro- yek Bina Marga Sumut dalam kurun waktu yang sama mencapai 25.000 ton terutama untuk proyek kepada ANTARA di Sorong, Ra- Pimpinan perusahaan tersebut peningkatan jalan, rehabilitasi ja- bu mengatakan, ekspor perdana lan maupun proyek jalan dengan kulit buaya tersebut dilakukan bu- lan Maret 1988 sebanyak 300 lem- bar bernilai 46.620 dolar AS. Sedangkan ekspor kedua dilaku- kan bulan Agustus 1988 sebanyak 400 lembar bernilai 49.920 dolar dan bulan Januari 1989 sebanyak 400 lembar bernilai 60.120 dolar dengan negara tujuan yang sama. Kegiatan ekspor kulit buaya mentah dari Sorong itu dilakukan melalui pesawat udara. ya, perusahaan PMDN itu memi- Untuk menjaga mutu kulit bua- liki 29 kelompok pengumpul masing-masing kelompok 10 orang tersebar di empat kabupaten yaitu Sorong, Fak-Fak, Yapen Waro- pen dan Bintuni di kabupaten Manokwari. Sementara itu perusahaan swas- ta nasional, PT Alam Murni Baha- na, Sorong, Irian Jaya berhasil mengekspor kulit buaya mentah sebanyak 1.100 lembar bernilai 156.660 dolar AS dengan negara tujuan Jepang. Sedangkan tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan penangka- ran tercatat 290 orang, tidak ter- masuk karyawan di kantor, ujar pimpinan perusahaan itu. Perusahaan itu kini memiliki tempat penangkaran seluas 20 hek- "Untuk tahun anggaran 1989/- tar namun baru dimanfaatkan em- 1990 ini belum diketahui jumlah pat hektar dengan jumlah yang yang dibutuhkan Pemda Sumut ditangkar saat ini sebanyak 2.000 maupun Bina Marga, karena be- ekor dengan panjang sekitar 50 lum diterima permintaan.".(Ant) hingga 220 cm.