Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-01-02
Halaman: 09

Konten


D 8 Rabu, 1 Januari 1997 TAMAN REMAJA & PELAJAR Menyambut Tahun Baru dengan Introspeksi SEJAK Nopember lalu, diimplikasikan lewat tindakan- "aroma" tahun baru sudah mulai tercium. Berita acara tahun baru di hotel berbintang dan tempat hiburan di Medan menghiasi media cetak. "Perang' promosi tindakan negatif seperti berkelahi dan mengebut dijalan raya tetapi juga dari mereka yang sudah berumahtangga tapi belum dewasa memandang hidup. Tak jarang kita temukan yang seharusnya sudah pantas dipang- gil bapak bahkan kakek- apalagi ini makin sengit menjelang tutup tahun. Berbagai hadiah ditawarkan sebagai daya tarik. Program pun bermacam-macam. Tentu saja untuk semua kesenangan itu, diimbangi dengan tarif masuk yang cukup besar kendati belumlah sebesar di Jakarta. Berkisar 50 sampai 100 ribuan. Siap hura-hura? Begitulah lazimnya melepas tahun lama dan menyongsong tahun baru, yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat perkotaan. Suasana ini dipertegas lagi oleh kerlap- kerlip lampu di jalan-jalan serta pemunculan pedagang-pedagang trompet di berbagai sudut kota Medan. Mereka ingin membagi kesenangan sekaligus menikmati kesenangan melalui dagangan nya. Kedatangan tahun baru, memang dalam lazimnya senan-. tiasa disambut kegembiraan oleh masyarakat kita. Di sudut-sudut tempat misalnya, pada malam tahun baru mereka yang tak mampu menikmati hiburan natal mengadakan acara sendiri : begadang semalam suntuk, memutar lagu, memanggang kambing dan serta ayam beralkohol. minuman Di kampung-kampung tertentu, kadangkala berbotol minuman disumbangkan kepada anak-anak muda itu oleh warga setempat selain kue-kue sebagai tanda turut bersukacita. Lepas tengah malam, anak anak muda itupun berjoget ria diiringi dengan musik yang keras. Lagu dangdut sampai lagu house menjalak-jalak dari speaker yang disegel kencang ken- cang. Orangtua yang sedang sakit saat itu apa boleh buat, harus tabah menahan dongkol. Ter- paksa ikut begadang sepanjang malam di tempat tidur. Bagaimana tidak, mata tak dapat dipejam karena suasana bising di luar. Yang selalu terjadi, dalam suasana seperti ini, individu- individu menonjolkan pribadinya masing-masing, sebagai refleksi berlebihan baik secara sadar atau diluar kesadaran. Sikap begini timbul bukan cuma dari anak yang antara lain tamu. VERONIKA memarkir Hon- da Super 800 warna hitam itu. Angin berhembus dari pohon-po- hon sekitar halaman rumah. Tan- te Fira menyambutnya dengan se- nyum manis. "Kamu ditunggu Santi sejak tadi". Tante Fira berjalan di sampingnya. "Tadi aku mengantarkan Kak Siska ke kampus dulu. Jadi agak terlambat dari waktu yang sudah kujanjikan dengan Santi". Mereka sampai di ruang "Akhir-akhir ini kamu jarang kemari untuk belajar bersama-sa- ma lagi dengan teman-teman. "Kenapa ?" tanya Tante Fira tiba-tiba, saat kakinya menginjak anak tangga pertama. Veronika menghela napas. Pertanyaan seperti ini sama sekali tidak diharapkannya. Dia tidak mungkin berterus terang kepada Tante Fira bahwa dia tidak me- nyukai kehadiran Hara pada ke- lompok belajar mereka. "Kamu tidak suka dengan Hara kan ?" Tante Fira menatap- nya tajam. Astaga! Apa yang di- katakan Tante Fira barusan? Ke- napa pertanyaan itu hinggap ju- ga di benaknya? "Keponakan tante yang satu itu memang sedikit nakal, tapi orangnya baik sekali". Veronika diam saja. "Santi bilang, Hara suka me- nentang pendapatmu. Jadi hal ini yang membuatmu tidak menyu- kai kehadirannya pada kelompok belajar kalian?" Veronika menggeleng. "Maaf, tante. Aku harus se- gera ke atas, nanti Santi bisa ma- rah tak karuan karena keterlam- batanku yang begitu lama. "Ve- ronika segera melesat ke lantai atas. Hadiah Tahun Baru Tante Fira cuma menggeleng saja melihat tingkahnya. Pintu kamar sedang tidak di- kunci. Veronika masuk dengan diam-diam. Semula dia ingin membuat Santi terkejut. Ternya- ta gadis dengan rambut panjang yang sedang menyibak tirai jen- dela kamar sudah mengetahui ke hadirannya. "Hai, kau sudah terlambat se- tengah jam lebih anak manis !" "Well, aku minta maaf, gara- gara sepeda motorku masuk yang bengkel lagi. Aku meminjam se- peda motor Kak Siska. Jadi mau tak mau aku harus mengantarkan Kak Siska ke kampus dulu". Oke, sekarang kau harus men- ceritakan tentang ketidakhadiran mu pada latihan koor kemarin so- re, dan keputusanmu tadi pagi untuk keluar dari anggota kese nian". Sapa Pengasuh Halo semuanya...! Hari ini adalah hari pertama kita menapaki 1997 sekaligus pertemuan kita yang pertama dalam rubrik tersayang ini. Selamat Tahun Baru dan sukses selalu ya? Cerpen: Tasia Fransiska "Akhir-akhir ini aku sudah jarang punya waktu untuk beris- tirahat, dan masih ada kesibukan Membuka sebuah lembaran baru dalam hidup, begitu selalu kata orang setiap memasuki tanggal 1 Januari. Harapan dan impian yang selama tahun kemarin mungkin belum tercapai, kiranya bisa diraih pada tahun ini. Sri Nila Ksw mengajak kita introspeksi diri sejenak. Rasanya perlu kami ingatkan sekali lagi, jangan lupa (dan harus dibiasakan) menuliskan "Taman Remaja dan Pelajar" di sudut kiri atas amplop naskah yang dikirimkan untuk rubrik ini. Soalnya, pernah ada yang menanyakan tentang "nasib" naskahnya kepada kami, dan setelah kami periksa ternyata tidak ada pada kami. Ada beberapa kemungkinannya. Pertama, mungkin prangko tidak cukup. Kedua, mungkin penulisan alamat yang dituju tidak jelas. Terakhir,--dan ini juga sering terjadi--mungkin "nyasar" ke bagian lain karena si pengirim tidak mencantumkan "Taman Remaja dan Pelajar" seperti yang kami sebut tadi. Sayang sekali bukan? Oya, buat Desliana Ayu di Belawan, ada kiriman salam dari Shandy Tan, dan Anda diharap bisa segera menghubunginya kembali via surat. Oke? Buat rekan-rekan seperti Hera Elvi, Herna Chang, Suzan Yanti, Pauline, LTC Lestari dan rekan-rekan lainnya yang "jauh" dari kota Medan, apa kabar? Salam kreatif selalu.... memang sudah punya anak dan istri. Juga cucu mabuk sem- poyongan di pinggir jalan, hingga menjadi bahan tertawaan anak- anak baru besar. Alhasil, istri dan anak pun ikut menanggung malu, menjadi ceritaan tetangga. KAJI-DIRI Idealnya, melepas tahun dan menyambut tahun baru mestilah disikapi secara arif. Kesempatan seperti ini, lebih baik dipergunakan sebagai momen untuk mengaji diri. Sepanjang hari selama tahun 96 banyak hal yang telah terjadi. Sebagian peristiwa, langsung kita rasakan manfaat maupun ruginya. Sebagian peristiwa lain, tak langsung mengena pada kita, namun sebagai cermin hidup. Boleh jadi ada jiran yang tadinya kaya raya dan sombong dan ber- sikap unsosial kehilangan orang yang tercinta. Suaminya mening- gal, lalu perusahaan hancur. Dalam sebentar saja, kenyataan lain yang penting daripada kegiat an ini". itu, kesenangan itu, berganti penderitaan. Roda kehidupan tampak berputar di depan mata. Ini memberi teladan bagi kita, bahwa harta kekayaan tidaklah kekal, sehingga sebagai insan manusia setiap saat haruslah sadar semua di dunia ini adalah pinjaman dan tak layak menyom- "Apa misalnya ?" "Latihan koor di gereja untuk menyambut Natal bulan depan nanti. Aku sendiri harus memper- siapkan diri untuk ujian semester nanti. Papa ingin aku dapat mem- pertahankan juara yang sudah ber hasil kuraih empat kali berturut- turut". Santi menebarkan senyum- nya. "Hanya begitu, Ver ?" "Ya, hanya itu". "Aku pikir kau adalah se- orang yang pandai sekali memba- gi waktu selama ini. Rasanya ala- san yang kau berikan ini kurang tepat. Agaknya kau menyembu- nyikan sesuatu. Hara ya ?" ujar Santi. Veronika akhirnya mengang- guk, sedikit tak berdaya. "Aku jujur saja, San. Aku ti- dak suka dipimpin Hara. Lebih baik aku mengundurkan diri dari pada harus makan hati karena te- rus menerus mendengar amarah dan sindirannya!" "Ng.... aku pikir dia mema- rahimu cuma sekali saja, yaitu ke- tika kau terlambat latihan drama karena bangun kesiangan". "Kau tidak bermaksud mem- belanya 'kan? Ayolah, kau sen- diri melihat bagaimana sikapnya terhadap Marina ketika gadis itu terlambat beberapa kali. Hara ti- dak memarahinya bahkan dengan bongkan diri. Bila Tuhan berkehendak, semua dapat berubah dalam sekejap. Itu sebuah contoh. Peristiwa langsung dan tak langsung hen- daklah menyadarkan kita. Dalam kesempatan seperti ini, ada baiknya meninjau kembali kesalahan dan kekurangan yang pernah kita perbuat. Adakah kasih sayang yang selama ini benar-benar kita tumpahkan seperti pada saat pertama kali mengucap ijab kabul. Apakah anak-anak memang sudah kita perhatikan sepenuhnya, atau kita hanya menjadi pelayan rutinitas kehidupan rumah tangga ? Sekedar tempat persinggahan bagi suami dan anak-anak akibat sikap kita yang tak mendalami makna seorang istri. Bagi wanita karir, kesempatan ini juga bermanfaat dijadikan momen yang sama. Sudahkah kita mengabdi sepenuhnya untuk pekerjaan, atau selama ini kerja setengah mengejekku dia berka- ta: Kau mau mengikuti jejak Ve- ronika yang kemarin-kemarin itu ya? Aduh, kau tidak perlu men- contoh perbuatan yang jelek itu. Aku tidak suka orang yang tidak tepat waktu. Aku benci Hara, San. Mengapa selalu saja aku yang dijadikan 99 **** "Kalian memang tidak pernah akur", potong santi tiba-tiba. "Dan tak ada satu pun dari ka- lian yang bersedia memulai suatu persahabatan. Kalian begitu keras hati satu sama lain". "Jangan harap aku yang akan memulai bersahabat dengannya, San. Aku takkan minta maaf ke- padanya untuk kedua kalinya. Dia berusaha mencari-cari perso- Vivi L 96 alan supaya kau takut kepadanya. Aku tidak mau melakukan hal yang bodoh lagi untuk mencakar wajahnya yang jelek itu". Veronika menghela napas kuat-kuat. Santi tersenyum. "Kalau su- dah begitu, aku tidak akan me- maksamu untuk latihan kem bali". "Terima kasih, San. Kau me- mang seorang sahabat yang baik sekali", "Pujian ini tidak begitu pen- ting, Ver. Sebenarnya sudah lama aku mau mengatakan hal ini, ka- pan kau membelikan coklat Van Houten untukku sebagai seorang. sahabat yang baik ?" "Uh, sialan! Kau selalu suka menembak aku!" Veronika mela yangkan sebuah bantal ke arah Santi. Santi cepat-cepat menghindar ogah-ogahan. Banyak orang yang gagal dalam karir menyalahkan orang lain sebagai penyebab karirnya mentok. Mungkin ada benarnya, karena tak pandai merayu mengambil hati bos -- karir kita begitu-begitu saja. Sementara ada karyawati baru, langsung mendapat kedudukan empuk. Menghadapi kondisi demikian, kita kaji dulu diri, apakah kita yang salah atau perusahaan yang tak beres. Jika yang ke dua, sebaiknya kita pun bersiap men- cari peluang baru di tempat ker- ja lain. Maka, tahun baru ini di jadian sebagai tahun perubahan ke arah kebaikan dan pe- ningkatan. Bukan tahun berakhirnya harapan-harapan. Bila peluang belum juga tam- pak di depan mata, mungkin belum hoki. Mungkin juga belum saatnya. Orang-orangtua selalu mengingatkan kalau rezeki tak- kan kemana. Ada yang bilang lagi, rezeki seseorang itu sudah ditentukan, berapa nilainya dan kapan diperoleh. Jadi, kegagalan bolehlah kita anggap kemenangan atau keberhasilan yang tertunda. Prinsipnya yang utama adalah kita harus terus berusaha. Tuhan takkan membukakan pintu rezeki jika manusia tak mau berusaha. Karir di kantor juga bukanlah pilihan akhir. Peluang dunia usaha sekecil apapun tetaplah menjanjikan. Jadi, marilah kita menghadapi tahun baru dengan rasa optimis, dan bukan sekedar hura-hura belaka. Siapkah rencana-rencana positip, diikuti doa dan action. Semoga berhasil! (Sri Nila Ksw).- quiet shy Mari Asah Otak - Word search. Find these words in the list. active noisy- Asian - gentle popular - kind RSPOUCAOPONS 0 M P 0 G P Q S L B M T K 0 I G N C D P Y D N Q R S D ASTOES A X C B T X Z M Q B M B A R P P A L N U P O P UL ARC M BCLQGN T 0 YZM P RT I S EN TL E 0 V P N V UT B V E B I SY W FMN I Q R H C B I E T M V YHEJ P GL LDAS I AN UBLX KE F I P D Z seraya terbahak-bahak. ****** Sebenarnya Veronika tidak ingin menghadiri pesta semalam suntuk untuk menyambut Tahun Baru di rumah Tante Fira ini. Ta- pi dia paling takut tinggal sendi- rian saja di rumah. Mama dan pa- pa bermalam Tahun Baru di ru- mah Tante Kartika. Dia tidak mungkin turut serta dalam acara yang khusus diikuti orang-orang tua saja. Sedangkan Kak Siska, saudara satu-satunya sudah mem punyai acara tersendiri dengan pacarnya. Ah, mana bisa dia mengganggu acara pacaran mere- ka berdua, dan kini tidak ada pi- lihan lain lagi bagi Veronika ke- cuali menghabiskan malam ter- akhir tahun ini bersama dengan keluarga Santi. ANALISA Ibu Kami Hilang Ditelan Zaman sekali me beri materi kasih lihat kesedihan seorang kawan. Oleh : T. Raya Siregar sayangnya. Padahal materi tidak punya kesanggupan sedikit pun dalam hal tempa-menempa pri badi anak. Padahal, keluarga kawan itu se benarnya kaya, serta memiliki ba rang-barang yang serba mewah. Penulis pernah tercengang masuk ke rumahnya. Ke mana-mana ka wan kita ini selalu membawa sedan mewahnya yang senantiasa mengkilap. Sungguh beda jauh dengan penulis dan kawan-ka wan lain, bisa meneruskan kuliah saja sudah syukur. Tetapi me ngapa harus iba padanya.? Ti dakkah itu malah terbalik?. Oh, ada satu hal yang dipu nyai penulis dan kawan-kawan, tapi malah sebaliknya tidak per- nah dipunyainya. Apakah gera ngan? Yakni, kasih sayang sejati dari seorang ibu yang baik dan lugu, yang selalu rela dan siap menorehkan cintanya pada anak- anak, yang sudi meluangkan waktu untuk memberikan nase hat-nasehat yang tak akan per nah terlupakan, serta yang pan dai membawakan dongeng-do ngeng usang sewaktu kecil yang sampai kini masih lekat diinga tan, dan mungkin akan dicerita kan lagi pada cucu ibu kelak. Nah, ketika penulis dan ka wan-kawan tengah berkumpul sambil bercerita tentang orang tua masing-masing yang jauh di desa, Dodi, kawan yang dimaksud hanya diam saja dengan wajah murung. Tidak ada yang bisa di ceritakan, tidak ada yang harus di ingat, tidak ada yang dapat dira sakan sama sekali dari ibu dan bapaknya. Orang tua Dodi ting- gal di Medan ini. Ibu Dodi ada lah seorang wanita karir yang bergerak dalam bidang bisnis. Ia banyak menangani badan-badan sosial. Ia terkenal sebagai orang yang sibuk menyumbang untuk panti panti asuhan yang menam pung anak-anak terlantar. Se mentara ia tidak sadar anaknya di rumah lebih terlantar. Itu semua ia lakukan semata-mata hanyalah untuk cari nama baik demi kelan caran bisnisnya. Banyak sekali acara yang te- lah disusun oleh Santi berdua de- ngan Erwin kekasihnya. Veroni- ka sendiri tidak mengikuti acara demi acara yang berlangsung de- ngan sepenuh hati. Kini semua orang sudah ber- kumpul di halaman depan untuk memanggang ayam. Veronika su- dah kenyang sehingga dia tidak ikut ambil bagian dalam acara ini. Rasa lelah membuat Veronika terpaksa minta izin untuk masuk ke kamar tidur. Ayah Dodi? Wah, lebih gawat lagi. Pulang ke rumah ka dang-kadang hanya sebulan sekali. Itu pun untuk beberapa Om Petrus sempat meledek- nya, "Anak muda kok kalah se- mangatnya sama orang tua ?" "Aku cuma capek karena ti- dak tidur siang tadi", kata Vero- nika membela diri. Om Petrus cuma tersenyum melihat Veronika yang sudah ber- jalan masuk ke dalam rumah. "Kau tampak cantik sekali malam ini, Ver", terdengar sua- ra yang begitu dekat. Veronika mencari sumber suara itu. Didapatinya sebuah se- nyum yang begitu manis tersung- ging untuknya, tepat di atas anak tangga terakhir. Hara! Oh, rupanya pemuda itu bersembunyi di atas. Dan ki- ni dia benar-benar tidak dapat menghindari pertemuan dengan Hara. Kiriman : Jenni Lidan) melihat jurus silatmu yang bisa membuat wajahku babak belur". ku juga ya ?" "Bagus. Jadi kau takut pada "Oh, tidak tahukah kau bah- wa kau adalah gadis cantik yang paling disegani dan ditakuti ?" Sekali lagi Hara menyuguhkan se- buah senyum yang amat manis un tuknya. Ah, lihatlah betapa tampan- 'nya Hara bila mata indah itu ke- hilangan kesinisan dan bibirnya kehilangan cibiran, bisik Veroni- ka dalam hati, dia segera meng alihkan tatapan matanya. "Kini baru kusadari betapa bodohnya kita karena saling ber- musuhan satu sama lain. Dan se- lama kurun waktu yang begitu la- ma itu pula kita tidak mendapat- kan apa-apa". "Aku terlampau egois, Ver ...", sambung Hara kemudian. "Hanya karena aku merasa iri kepadamu yang dipilih Pak Ya- kobus menjadi ketua kelas lantas aku menjadi sangat marah dan mencuri buku catatan kimiamu. Besoknya kau gagal dalam ulang- an dan dimarahi bu Martha. Aku tersenyum penuh kemenangan, lalu setelah sekolah bubaran, aku benar-benar tidak menyangka kau mendatangiku untuk meng- adakan perhitungan, hasilnya ""Wajah tampanmu kucakar sampai luka-luka", potong Ve- ronika dengan cepat. Hara menatap Veronika de- ngan mata berbinar-binar. "Kamu bilang aku tampan ya? Padahal pada Santi kamu mengatakan aku jelek, mana yang benar nih? Aku tampan kan?" Hara menggodanya nakal. Veronika mengangguk, tersi- pu-sipu malu. Oh, Tuhan, menga pa pada akhirnya tercetus juga ra- sa ingin memuji pemuda itu, yang sudah terpendam sejak pertama kali menjadi murid baru di SMA mereka. "Jadi kita mengakhiri permu- suhan yang sudah berjalan dua tahun lebih ini, tanpa merasa ada yang menang atau kalah?" tanya Hara lembut. "Kau ....?" "Mereka sengaja merahasia- kan kedatanganku padamu. Ke- hadiranku mengikuti pesta ini adalah untuk menjumpaimu, se- telah kau sengaja menghindari pertemuan denganku pada malam Natal di gereja". "Menemuiku?" tanya Vero- nika tidak mengerti. "Ya, aku datang untuk min- ta maaf padamu, karena Santi bi- ku". lang, kau tidak akan meminta maaf kepadaku untuk yang kedua kalinya". Veronika menatapnya takjub, baru sekali ini dilihatnya Hara bersikap begitu lembut. "Ini merupakan hadiah ta- hun baru terindah dalam hidup- ku". Hara menggenggam telapak tangan Veronika. "Sebenarnya aku menyayangi mu, Ver. Sejak pertama kali ka- mu menjadi murid baru di kelas "Kamu bohong, Hara!" Vero nika tertunduk malu. Namun ada perasaan senang yang tiba-tiba membasahi relung hatinya. "Aku tidak bohong kepada- mu. Sungguh, Ver. Hanya Santi yang tahu betapa aku menyayangi dan mencintaimu". "Santi ....?" "Kau tidak perlu memarahi- nya hanya karena cuma menga- takan hal ini kan ?" Veronika menggeleng. "Aku mau minta maaf apabi- Veronika melihat kejujuran la selama ini aku membuat kau itu di mata hara. Dan dia merasa menjadi takut kepadaku. Padahal lebih yakin lagi tatkala Hara bila mau jujur, aku yang takut mempererat genggamannya. jam saja, kemudian minggat lagi. Kalau kebetulan sama sama pu lang sama mamanya, maka rumah akan dihiasi dengan per tengkaran-pertengkaran mulut yang sengit yang tak pernah ha bis-habisnya dan tak tahu ujung pangkalnya. Kalau sudah begitu, biasanya Dodi akan keluar rumah, mencari kawan-kawan nya. Memang di saat ini orang tua seperti ibu Dodi semakin banyak saja jumlahnya. Rasa keibuan dari kewanitaan mereka hilang oleh emansipasi yang berlebih- lebihan. Bahkan bisa dikatakan sudah melampaui suami sendiri. Entah apa yang ingin mereka ke jar, tidak jelas. Kalau dibilang mereka ingin menyamai Kartini, tidak juga. Sebab cita-cita Kartini bukanlah seperti itu. Emansipasi yang didambakan beliau adalah persamaan hak dalam kesempat an untuk memperoleh cakrawala hidup yang lebih luas, bukan ber arti harus menandingi laki-laki dalam segala hal. Misalnya, mengurus anak, me masak untuk keluarga adalah kodrat wanita yang sangat alami yang seharusnya tidak boleh di abaikan. Boleh saja si ibu beker ja, namun apabila pekerjaan itu dapat mengabaikan si anak, maka dosalah si ibu. Ibu harus tetap menjaga hubungan yang har monis dengan suami dan anak- anak. Sebab, bagaimanapun, se orang istri yang lama bekerja di luar dan jarang bertemu suami akan menimbulkan suatu kecem buruan, Dan itu wajar. Sedang kan ekses terhadap anak adalah kurangnya bimbingan orang tua, karena tidak penah mendapat na sehat-nasehat berharga dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan nya. Sehingga banyak diantara mereka yang menjadi liar dan ke- jam, karena frustasi dengan ke adaannya, yang merasa tidak di perhatikan. Sehingga muncullah efek-efek negatif yang cukup meresahkan masyarakat. Misalnya timbul per kelahian-perkelahian antar rema ja, minum minuman keras, dan memakai narkotik. Ibu, sebagai seorang yang pa ling dekat tali rasanya terhadap anak, mempunyai peluang lebih besar untuk membina akhlak anak ketimbang ayahnya. Namun disayangkan, banyak ibu-ibu di kota besar sekarang ini, membe rikan kasih sayang, bukan lewat tali rasa tadi, melainkan mereka merasa lebih bangga dengan mem Profil Ratna Sri Rejeki nade da Azilu pricudit Agronity "WANITA karing yang ideal adalah wanita yang dalam men- capai karier atau meniti peker jaannya tidak sampai melupakan keluarganya, kalau boleh karier dengan keluarga itu hendaklah se imbang", demikian gadis manis yang lahir di Medan ini. Ratna (demikian sapaannya se hari-hari), mengungkapkan bah wa kemandirian itu harus benar- benar dibina sejak awal dan kalau boleh langsung dilakoni terutama bagi kita-kita yang masih muda ini. Remaja itu, katanya, haruslah kreatif dan berusaha meningkat kan kualitas dirinya agar siap menatap masa depan yang lebih cerah sesuai dengan harapan orang tua kita masing-masing. Anak kelima dari sembilan ber saudara ini terlahir dari pasangan Bapak Bahrum danibu Siti Nur- baya. Dara berkulit putih dengan rambut sebahu ini ingin menjadi seorang wiraswastawati yang berhasil dan profesional. Dalam bekerja ia punya prinsip serius santai-rileks, karena bekerja itu menurutnya bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan, jadikan lah ia menjadi suatu kesenangan. Setelah menamatkan studinya dari SMA Perguruan Khalsa Medan, Ratna tidak langsung ku liah. Dengan bekal keyakinan dan kemampuan yang ada pada diri nya, Ratna mencoba menjadi seorang reporter salah satu media massa di Medan, tetapi hal itu tak berjalan lama. Berjuta-juta anak-anak dan pemuda Indonesia yang sangat mendambakan kasih sayang se orang ibu yang sudah lama telah menghilang, dan tak pernah te rasakan lagi selama ini. Terma suklah tokoh Dodi, kawan kita itu, salah satunya. Tapi untunglah Dodi anak yang tegar dan sabar. Ia tidak ikut terjerumus ke dalam hal-hal yang fatal, walaupun sedikit frustasi. Dodi bilang, kawan- kawan senasib seperti dia seha rusnya jangan lagi membuat ke salahan baru di atas kesalahan ibu. Dan jangan pula sekali-kali membenci ibu, durhaka nama nya. Marilah kita berdoa, "Tu han kembalikanlah ibu kami dari zaman edan yang telah mereng gut kasih sayangnya dari kami". Dari Reporter, Ratna beranjak ke dunia radio, dengan ikut gabung di Radio Cosanastra, salah satu radio swasta niaga nasional. Di radio ini, ia selama empat tahun menjadi salah seorang Diam-diam penulis salut juga sama Dodi. Iseng-iseng pernah penulis tanya sama Dodi. "Dod, cita citamu apa, sih ?". Maka Dodi spontan menjawab, "Ingin jadi seorang ayah yang akan men curahkan kasih tulus dan mem bimbing anak-anak ke jaian Allah. "Ah, suatu cita-cita yang mulia. Dodi malang.... aku turut mendoakan. *** Sekadar Tahu... Naskah-naskah cerpen yang tiba di tangan kami selama Desember kemarin adalah sebagai berikut: Mengapa Terjadi, Terlanjur Sayang, Liku-liku Persahabatan, Lelaki Kumal, Korupsi, Untukmu, Suatu Langkah Awal, Semuanya Tinggal Kenangan, Hari-hari Kita, Di Batas Penantian, Ketika Yo Tiba di Yogya, Anugrah dari Langit, Mengapa Senja Langit Merah?, Bangunlah Jiwanya Bangunlah Cintanya, Percayalah Padaku, Langit Masih Biru, Monolog Abu- abu dalam Damri, Maut bagi si Kembar, Aku Kangen Mer!, Kerinduan di Akhir Tahun, Harapan Semu, Oh... Sandra, Kasih yang Tertunda, Di Ujung Tahun 1996, Suatu Senja di Gereja, Cerita Masa Lalu, Gerhana Hati, Sepenggal Kisah Kita, Pasti, Lara, Dendam Putri Sia La La, Kisah Cinta antara Dua Insan (Pengasuh) editor. Dengan bermottokan "tiada waktu telrambat untuk belajar" ini, di tahun 1994 Ratna telah dapat menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Industri Univer sitas Medan Area. Diakuinya, cita-citanya sejak SD hingga SMA adalah menjadi seorang insinyur dan cita-citanya tersebut telah menjadi kenyataan. "Saya bersyukur kepada Tuhan karena apa yang saya harapkan telah dapat saya peroleh", demi kian Ratna ungkapkan dengan pe- rasaan gembira bercampur haru. Dara yang punya hobby menu lis dan membaca ini mengidola kan cowok yang punya jiwa aga ma yang baik, penyayang, lembut tapi tegas dan bertanggung jawab. Di akhir bincang-bincangnya, Ratna yang mempunyai tokoh idola Jendral Purn M. Yusuf dan tokoh idola seni Kahlil Gibran ini berpesan kepada generasi muda lainnya agar dapat menumbuhkan sikap kemandirian dan mengisi waktu-waktunya dengan kegiatan yang positif. Bagi rekan-rekan yang ingin mengenal lebih dekat lagi, surat dapat dilayangkan ke rumahnya Jalan Kapten Muslim Gang Sido mulyo nomor 21 A Medan. (Syukri). Kontak Sayang Dari: Balon, Chun, On, dan Siong Buat: Friends in P3MI, 'mat Tahun Baru. Jangan lupa setiap Sabtu jam 19.30 WIB kita berkumpul di GMI Gloria Medan, en jangan lupa untuk membawa teman baru. Pesan khusus buat anggota koor Pemuda Pemudi, sekadar mengingatkan kembali, malam ini pukul 19.00 WIB kita punya acara kecil-kecilan dalam menyambut 1997 ini. Jangan sampai lupa ya? Pokoknya oke punya! Dari: Kevin Chen Untuk: Seseorang yang teristimewa di Jl. Biduk 10, Happy New Year 1997! Semoga Tuhan memberkatimu selalu en s'moga kita bisa tambah akur kembali. mendekatlah pengantin nantiku; bulan telah berdandan buat pesta bunga biar kukecup mawar putih yang tumbuh di batinku pada keningmu yang selalu membayang pernikahan. Dari: Kalvin Chiuloto/Tjekang Buat: Lina, Rita, Emmy di Jemadi Permai, Linda Ratnasari, Trisnawaty, Suviewaty di Komp. Gesit Agung, Indrawaty, Lina, Kurniawaty di Komp. Deli Indah Rajin-rajin belajar ya? Biar lekas selesai studinya, oke? And jangan lupa salam saya buat papa-mama kamu di rumah. Dari: Meina di Medan Buat: Ching di Sutrisno, hai cewek manis! Kabar baik aja kan? Hayo, gimana dengan your birthday? Jangan lupa ya ngundang- ngundang, 'ntar gua bikinin big surprise buat kamu, and bagaimana dengan "I'm waiting for your love"-nya? Sudah diterima nih ye...? (Jangan marah ya? Cuma bercanda kok!) Buat: Huisan di Bilal Harmonis. Hallo, wek! Hayo, gua dengar- dengar lu udah punya gandengan baru ya? Jujur aza deh! Lu nggak usah takut kita-kita ini, kagak bakalan rebut lu punya gandengan! Yang penting, minggu ini BSG nungguin kamu di Laluna Cafe, oke? mendekatlah dengan jiwa nirmala. lihatlah sekuntum rindu mengelopak di mataku. embunnya adalah air mata bahagia yang senantiasa berancam sengsara. namun selagi nyawa bersarang pada hari-hari percayalah, lenganku lenganmu menyatu membabat setiap ilalang yang tumbuh dalam mimpi malam kelam. Dari: San Tuk: Atung di Medan, apa kabar? Moga baik aja deh! Dan San harap lu ama si "YC" baik-baik aja ya? Kalau nanti udah oke, jangan lupa traktir saya ya? Saya sedang menunggu dan berharap semoga "seng-seng aja" lah..... Puisi & Puisi Puisi-puisi Teja Purnama : EPISODE BIRU mendekatlah, mendekatlah. Tuhan beserta pecinta murni. lenyap senyap gegap gempira kota minta perasaan air mata tanpa dosa tanpa iba pahala dan dosa adalah kesangsian menghambat cita, katanya. aku masih di halte ini bulan membujukku untuk berlalu tapi kota ini, ah, begitu luka kakinya. MENATAP KOTA JADI MALAM PANJANG cuaca bagaimana mengendon di daun-daunmu. tak ingin lagi kutafsir geliat rantingmu atau tarian daunmu dengan angin yang asing bagi kita. telah sarat siksa putikku terperangkap rindu gelisah. hentikan saja percakapan kabut ini. pecah, pecahlah sekeras rasa yang memang tak selesai terlampias. biarkan matahari suburi ketelanjangan kita, agar semerbak mengembang berjiwa-jiwa dan bila layu luruh dengan wajar dan lugu ikhlaslah. sebab jiwa-jiwanya kelak bersatu langitmu langitku. PERTANYAAN MEMPELAI BUNGA "bagi cinta hanya cinta" BIRU BIRU BIRU angin tak membawa bau tubuhmu, aku pun pecah beratom-atom menyatu hampa yang paling luas. kenang dan kenang, sayang dan sayang. sayang disayang-sayang, sayang dibayang-bayang. melayang cemas. secarik rindu bulan. hinggap di lenganmu sebelum mendung menenggelamkannya, menurunkan hujan pada dada-dada su u gelisah. bacalah dengan jiwa kasih bahwa kesetiaan adalah matahari cinta; membungai hari nanti dari olahan daun-daun hati yang senantiasa membaca cuaca tanpa ternoda dosa. bacalah dengan tapa birahi agar selalu engkau mengerti makna kesenyapan yang nirmala. SECARIK RINDU BULAN Dalam pejam Memupus suara cuaca Titik-titik putih membentuk Sekuntum rindu Berembun air mata Sesaat mengelopak semerbak Mengembang Namun walau sekilas Kau tak melintas. EMBUN AIR MATA HUMOR RAMALAN NASIB Suatu hari Evi bertemu dengan Toto di sebuah plaza. Evi: Lho, hari ini kok kamu tidak masuk kerja? Toto: Lho, kamu tidak tahu ya, sekarang saya tidak kerja lagi. Halaman 9 Evi: Kenapa? Toto: Menurut ramalan nasib tahun ini saya akan jadi orang kaya! Evi: Hah? (Erni S., Medan) POHON DI MEDAN Turis: Setelah berkeliling kota Medan, saya melihat ada yang aneh. Pemandu: Apa itu? Turis: Banyak pohon yang ditanam di tepi jalan dan tepat pula di bawah kabel listrik. Pemandu: kenapa? Memangnya Turis: Bagaimana kalau pohon itu tumbuh lebih tinggi. daripada tiang listriknya? Pemandu: Ya, tebang saja! Turis: Ooh...! (Hasan Tina, Medan) Medan, 1994 GOBLOK Guido pedagang kecil bertanya kepada Togi, temannya yang sudah sukses. Medan, 25 Desember 1996 Medan, 1996 Catatan: Puisi berjudul "Sajak buat Adik" yang dimuat pada Sabtu (28/12) lalu adalah karya Teja Purnama. Demikian disampaikan untuk dimaklumi. (Pengasuh) Guido; Ah, saya ini hanya pedagang kecil saja. Gimana sih Medan, 1995 ED Medan, 1996 Medan, 1996 caranya supaya menjadi lebih maju? Togi: Ya jangan jadi pedagang kecil... goblok! Guido: ??? (Denise/Delvy S., Medan) SAMA BINGUNG Seorang turis yang sedang berjalan-jalan di kota bertemu dengan Pak Amat yang sudah mulai pikun. Turis: Are you a soldier? Pak Amat: Oh, bukan! Saya bukan tukang sol, Tuan. Turis: Who are you? Pak Amat: Apa...? Orang sudah tua begini kok dibilang ayu? Turis: I don't know your speak. Pak Amat: Aduh, aku tambah bingung, katanya aku jual kripik! (Juliaty, Medan) TIDAK MASAK Suatu siang, seorang suami- pulang dari kantor dalam keadaan lapar dan menemukan bahwa isterinya tidak masak siang. "Lho, Bu, kamu kok tidak masak siang-siang begini? Apa saja yang kamu kerjakan di rumah?!" ujarnya dengan gusar. "Ssstt, diam-diam saja Pak...," bisik isterinya. "Tetangga kita sedang kenduri. Jadi sebentar lagi ada yang mengantarkan makanan buat kita, Pak. Itu sebabnya aku tidak masak hari ini!" (Herna Chang, T.Tinggi) SEOR rep. Is