Tipe: Koran
Tanggal: 1997-12-07
Halaman: 08
Konten
ANALISA-MINGGU, 7 DESEMBER 1997 Percakapan di Meja Makan Oleh: Masrida Asriani HARI masih menunjukkan pukul enam pagi. Keluarga Pak Danu terlihat sudah pada bangun. Masih berkemas untuk mandi. Pak Danu sedang asyik berlari- lari kecil di pekarangan belakang rumahnya. Sedang ibu Danu si buk di dapur, memasak! Danu sendiri lagi asyik membuka-buka saluran televisi. Begitu juga dengan adiknya, yang bernama Anna, yang masih duduk di kelas enam sekolah dasar itu, lagi menekuni majalah kegemarannya. Danu dan Anna berselisih dua tahun usianya. Begitulah, setiap hari kehi dupan berputar, dan Mbok Parni siap mendukung dalam segi pela yanan kepada Pak Danu sekeluar ga. Namun, pagi ini, ia terkejut sekali. Ia hampir tak percaya dan nyaris menjerit histeris, jika saja ia tidak segera menenangkan hati nya. Mengapa.? Rupa-rupanya Mbok Parni, ketika hendak meletakkan nasi ke meja makan, ia mendengar pembicaraan dari meja makan. Ia tidak segera menuju ke meja tersebut. Tetapi mengintip siapa gerangan yang ada di meja makan, sepagi ini. Dan dari suara yang terdengar pun, ia bisa membedakan bahwa itu bukan suara Pak Danu dan anak-anak nya. Selain mereka, tinggal juga di rumah tersebut Mbok Parni. Ia sudah hampir tiga tahun bekerja di rumah keluarga Pak Danu. Ten- tunya pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menyapu, membersihkan rumah. Hal itu disebabkan ibu Danu bekerja juga. Namun kalau pagi dan hari- hari libur, bu Danu tidak sungkan turut serta ke dapur meskipun, Mbok Parni telah ditugaskan un- tuk itu. Nah, ketika ia melihat tidak ada orang di meja makan terse but. Yang ada hanya piring, gelas, dan sendok. Ia pun masih berada di tempatnya, untuk mendengar pembicaraan apa gerangan yang Yang Tertinggal SEPERTI biasanya kira-kira pukul enam pagi, seorang Ibu se- paroh baya telah pergi meninggal- kan rumahnya diatas bukit. De- ngan menjunjung keranjang yang berisikan sayuran menuju kearah pasar di kaki bukit. Jalan yang se- lalu ditempuhnya hanya jalan se- tapak dan kecil, disebelah kanan ada jurangg sedangkan yang sebe- lah kiri dinding bukit yang banyak semak belukar. Jalan itu adalah jalan pintas untuk pergi menuju kepekan. Ibu separoh baya itu ber- jalan dengan hati-hati karena ja- lan sangat licin dan banyak lum- pur, ia tidak ingin mendapat ce- laka tapi tiba-tiba saja ada sebuah sepeda muncul dibalik tikungan sehingga Ibu itu terkejut dan me- lompat ketepi jalan, untuk meng- hindar sepeda yang meluncur de- ngan kencang. Ia bersandar didinding bukit dengan wajah yang pucat dan ka- kinya sedikit gemetar. Keranjang yang dijunjungnya tadi terpelan- ting ketepi jurang, dia menoleh kearah sepeda ternyata seorang anak laki-laki yang mengayuh se- RUDI merasa takut untuk memberikan undangan kepada Usman, karena undangan itu titipan Yanto. Rudi benar-benar dalam kesulitan dengan undangan tersebut. Kalau tak diberikannya, tentu Yanto akan marah dan kece wa. Sedangkan jika diberikan nya, Rudi takut kalau-kalau Usman akan marah dan me ngoyak-ngoyak undangan itu. Sebab antara Usman dan Yanto sudah hampir tiga minggu tidak saling bertutur sapa. Padahal sebelumnya mereka itu dua ber- sahabat yang sangat akrab. Oleh: Dell Yuzar Lepas atau pisahnya per- sahabatan Usman dan Yanto hanya disebabkan masalah sepele. Ketika itu, Usman tengah asyik mewarnai lukisannya dengan cat air. Entah bagaimana, Yanto yang bermain kejar-kejaran dengan Surya terjerembab ke meja tempat Usman menyiapkan lukisannya. Kejadian itu menyebabkan cat air- nya tumpah ke buku gambar Usman. Usman marah sekali. Usman MENDATAR 1. Opsir 4. Masyarakat Ekonomi Eropa 5. Nomor Induk Pegawai 6. Selalu bohong 7 14 7. Bulan pertama (balik) 8. Konprensi Tingkat Tinggi 9. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 11. Panggilan kepada saudara 13. Satuan Berat 14. Tulis Uenpra 16. Hari jadi 17. Baru (Ingg) 16 |18 21 17 12 G peda tanpa memperhatikan orang didepannya. Dengan segera ibu itu memanggil anak laki-laki tadi. "Hei....! Kamu kesini seben- tar,' ujar Ibu itu. Anak laki-laki itu menghentikan sepedanya dan berbalik menuju kearah yang me- manggilnya tadi. "Ada apa?" Tanyanya. "Ada sesuatu milikmu yang tertinggal," jawab Ibu sembari mendekati anak laki-laki tersebut. "Apa gerangan yang terting- gal?" Tanyanya lagi. Ajakan Bersahabat Menguji Kecerdasan 9 "Begini ya anak manis. Kamu telah meninggalkan sopan santun mu. Jadi milikmu yang tertinggal itu adalah sopan santun". "Benar juga apa yang dikata- kan Ibu ini, aku telah meninggal- kan sopan santun. "Katanya da- lam hati. Oleh : Pahrus Zaman Nasution tak mampu lagi menahan emosi nya. Langsung ditinjunya Yanto dan menyebabkan bibirnya ber- darah. Yanto tak tinggal diam. Dia membalas tinjuan Usman, maka terjadilah perkelahian. Se- jak itu, mereka tak pernah lagi bertutur sapa. 14 15 "Saya mohon maaf atas kesa- lahan saya tadi," katanya lagi ke- pada Ibu itu. Dan dengan senang hati anak laki-laki tersebut mem- bantu membawakan keranjang sayuran kepunyaan Ibu separoh baya itu sampai kepekan. 19 "Usman, ini undangan," kata Rudi memberanikan diri ketika mereka sama berjalan kembali dari sekolah. "Terima kasih, Rud. Oya .. un- dangan apa ini,?" tanya Usman sembari memperhatikan sampul depan undangan itu. "Undangan ulang tahun," jawab Rudi. "Siapa yang ulang tahun.?" Rudi tak langsung menjawab nya. "Lho... kok diam, Rud? Kau yang ulang tahun.?" "Bukan"" "Jadi"" "Eeee.... anu" "Anu siapa, Rud? Kau kok malah gugup?" Dengan cepat Usman mem- ми 18. Masa persiapan pensiun 20. Kulit tipis 21. Tidak jernih 22. Kemudi MENURUN 1. Bentuk perusahaan KA 2. Kasihan 3. Salah satu unsur TNI 6. Dua, kembar 10. Nama koran di Medan 15. Gila 17. Rasa mau makan Kiriman : Ali Muda Siregar 10 22 ^ 5 8 13 178 20 A ANASE bakal terjadi lagi. Akhirnya ia pun mendengar kembali pembicaraan tersebut. "Kau tahu, Ring, semalam saudaraku jatuh berkeping- keping,?" Ternyata Gelas mem- buka pembicaraan. W "Ya aku juga dengar khabar itu?" ujar Piring bernada sedih. "Namun kejadiannya sangat aku sesalkan. "Kenapa.?" "Ini gara-gara Anna.!" "Coba kau ceritakan lebih jelas!" "Ceritanya kan gini. Si Anna sedang membawa saudaraku itu ke depan. Kemudian ia meletak- kan agak di tepi meja tempat ia menonton televisi. Nah! Saat itu tak sengaja, ia menyenggol saudaraku itu. Ya jatuhlah saudaraku itu?" "Sayang sekali, secepat itu saudaramu itu tidak berfungsi, ya!" Tapi semua itu sudah merupakan catatan, kehidupan- nya. Tak perlu disesali. O, ya saudara-saudaramu yang lain kan saban hari bermunculan, baik dari segi bentuk maupun kualitas nya" "Iya ya. Begitu juga dengan saudara-saudaramu kan, Ring" "Tentu!" "Makanya, orang-orang tetap dapat memungsikan kita, sebab kemunculan kita terus menerus ya." "Begitu pun mereka harus membayar lho.!" "Iya ya. Makanya mereka pun harus hati-hati. Jangan sem- barangan meletakkan kita. Kalau kita tak berfungsi lagi, terpaksa mereka membeli lagi saudara- saudara kita yang lainnya," ujar Gelas. "Sesungguhnya kehati-hatian itu pun tidak harus pada diri kita saja, orang-orang memperlaku kannya. Melainkan dalam setiap langkah kehidupan manusia, mere ka harus berhati-hati, agar jangan salah langkah dan salah arah"" "Tampaknya hari sudah sema kin pagi. Sebaiknya kita tidak bicara lagi." "Tentu, nanti orang-orang di rumah ini malah ketakutan" Gelas dan Piring tersenyum- senyum. Dan, Mbok Parni hanya bisa mengurut-urut dada. Apa aku bermimpi ya? gumamnya dalam dada. ***** buka sampul undangan dan mem- baca isi undangan. Usman agak terkejut setelah mengetahui bahwa, yang mengundangnya ada lah Yanto. "Kau marah, Usman?", tanya Rudi sedikit gemetaran. "Kenapa aku marah?", ujar Usman. Setelah sampai di Gang Ampera, Usman dan Rudi ber- pisah. Usman melalui gang itu menuju ke rumahnya. Sedangkan Rudi terus melalui jalan protokol di desa mereka itu. 2 Hati Usman tertanya-tanya, mengapa Yanto mengundangku? Apakah dia ingin membalas sakit hatinya di depan saudara dan orang tuanya? Atau ini suatu jebakan, agar aku minta maaf kepadanya.? "Mama perhatikan sejak tad: kamu gelisah sekali? Ada masalah apa, Usman?", tanya mama Usman. "Tidak ada apa-apa, ma. Cuma... cuma," kata Usman sem- bari menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Cuma apa.?" "Teman Usman hari ini ulang tahun," kata Usman. "Temanmu ulang tahun kena pa kau gelisah. "Soalnya, ma," kata Usman terhenti, karena dipotong mama nya. "Ooo... mama tahu sekarang. Kamu bingung mau bawa kado apa.? Begitu kan.?" "Bukan itu, ma"" "Kamu tidak punya baju baru.?" "Wah. Kamu bekot-bekotan dengan teman? Tidak... tidak boleh Usman. Mama tidak mau kamu memutuskan persahabatan. Itu perbuatan dosa. Mama harap, besok kalian harus sudah ber.. maaf-maafan!" "Tapi, ma, "ujar Usman. "Tidak ada tapi-tapian. Kamu tahu, kita dilarang Tuhan ber- musuhan. Kita manusia ini harus saling bersahabat dan membantu. Sebab manusia tidak dapat berdiri sendiri. Antara manusia yang satu dengan yang lain saling membu tuhkan"" "Ingat, Usman, jangankan tiga minggu, tiga hari berturut- turut memutuskan hubungan dengan orang yang selama ini kita kenal, dosanya besar sekali. Apalagi kalau sampai tiga ming gu.?" sambung mama Usman. "Jadi menurut mama, Yanto mengundang Usman bukan punya maksud jahat, seperti mau balas dendam kepada saya,?" tanya Usman. "Aduh, Usman, lagi-lagi kau Si Kembar Rina dan Reni Hallo sobat-sobat, apa kabar kamu semua? semoga kamu se- mua dalam keadaan sehat wal afiat tidak kurang apapun. Amiiiin. TAMAN RIANG Och yach....sobat-sobat, kami berdua pingin kenalan nich...... Bolehkan? Nama saya Rina Ang- graini (kanan) lebih akrab dipang- gil "Rina". Dan ini adik saya Re- ni Anggraini (kiri) yang sehari- hari dipanggil "Reni". Kami ber- dua merupakan saudara kembar dari pasangan ayah dan ibu kami tentunya. Ayah kami bernama "Mariadi" dan ibu kami bernama "Suyatmi". Kami lahir pada tang- gal 23 Agustus 1993 di Rumah Sa- kit Perum Pelabuhan I Belawan. Ungkap Rina dan Reni (sambil tertawa dan tersenyum). Walaupun mereka bersaudara kembar, ternyata mereka berdua berbeda dalam cita-cita. Kalau Ri- na mempunyai cita-cita jadi "Pi ot" agar bisa keliling dunia, ka- ta Rina dengan semangat. Sedang berbuat dosa. Salah sangka atau berprasangka buruk kepada orang adalah tidak boleh begitu. Mama yakin, temanmu itu mengundangmu se bagai langkah supaya kalian kem- bali bersahabat seperti dulu" "Kalau begitu, undangan itu suatu ajakan agar kami kembali menjalin persahabatan," kata Usman menyakini. "Ya, betul. Sekarang bersiap- siap, lalu hadiri acara ulang tahun temanmu itu" mama Us man menya rankan. **** Dengan perasaan yang kurang enak, Usman memasuki rumah Yanto. Baik teman mereka satu kelas maupun teman Yanto seling kungan sudah ramai untuk meme riahkan acara ulang tahun Yanto. Usman sedikit grogi, karena berpuluh pasang mata temannya sekelas memperhatikan Usman. Teman-temannya bersikap demiki an karena mereka tahu selama ini di antara Usman dan Yanto tengah renggang persahabatan nya. "Kok Usman datang ya, Ris?", tanya Nana kepada Risma. "Iya, ya. Apa dia tidak malu?", Nana menambahkan. "Tapi kan dia diundang Yan- to," kata Wanti pula. "Kalau ada undangan untuk apa malu" Yanti menambahkan. "Mudah-mudahan dengan pe ristiwa ini, mereka dapat ber- şahabat kembali, Wanti mendoa kan. Kedatangan Usman disambut adik Yanto yang masih duduk di kelas empat, karena ketika itu Yanto sedang masuk ke ruang te ngah untuk menyiapkan pengeras suara. "Masuk bang Usman," kata Yanti dengan ramah. 1. Tour Leader 2. Tour Operator 3. Single Room 4. Small Hotel 5. Sea Food 6. Rerristerator 7. Rates Special 8. Tip 9. Visa 10. Liquer 11. Lobster 12. Lemon Juice 13. Tomato Juice 14. Reception 15. Tourism Destination Areas 272525252525 kan si adik (Reni) ingin jadi "dok ter" agar bisa menyembuhkan orang-orang sakit serta pingin jadi "Pengusaha" agar bisa jadi orang kaya dan sekaligus membantu orang-orang miskin. Khan bisa berpartisipasi dalam mengentas- kan kemiskinan. Dalam pesannya, Rina dan Reni berpesan kepada sobat-sobat "Rajin-rajinlah belajar, agar kelak jadi orang yang berguna bagi nu- sa dan bangsa dan jangan lupa, berbaktilah kepada kedua orang- tua agar menjadi anak yang soleh". - Och yach....hampir lupa nich....Kalo teman-teman pingin kenalan sama si kembar, datang saja atau layangkan saja surat ka- mu ke alamat di bawah ini : Jl. K.L. Yos Sudarso Gg. Ma- dyo Lingk. V No.37 Medan 20235 dan boleh juga melalui Kriiiiing 631005. Udah dulu yach sobat-sobat. daaaaaa........ (Mughni El Khairi) "Sebentar biar saya panggil bang Yanto," sambung Yanti sembari "Aduh, ma. Bukan itu masa lahnya, tapi ... antara Usman dan teman Usman yang berulang tahun itu sudah tiga minggu tidak Yang Perlu Adik-adik Ketahui saling Tak lama kemudian Yanto da tang menemui Usman. Semua pasang mata memperhatikan mereka. Yanto yang sejak mela kukan kesalahan kepada Usman ingin minta maaf, dengan cepat mengulurkan tangan. Mendapat sambutan yang demikian hangat, Usman dengan cepat pula me nyambut uluran tangan Yanto. "Maafkan aku, Usman," kata Yanto dengan suara sedikit terisak. "Iya. Kita saling memaafkan. Kita bersahabat kembali," kata Usman dengan mata berkedap-ke dip. "Selamat ulang tahun, Yan. Ini kado untukmu," sambung Usman sembari menyerahkan sebuah kado. Semua undangan bertepuk tangan setelah kejadian yang mengharukan itu, apalagi Yanto merangkul erat pundak Usman. Kemudian Yanto membawa Us man ke depan. "Usman, acara segera kita mulai. Kau bantu aku memotong bolu ulang tahun ini"" "Iya," ujar Usman. Sekali lagi tepuk tangan ramai di ruang itu ketika secara ber sama-sama Usman dan Yanto memotong bolu ulang tahun. Setelah itu, bolu tersebut diserahkan Yanto kepada Usman. "Ini sebagai tanda per- sahabatan kita mulai," kata Yan- to sembari memberikan sepotong bolu. ISTILAH PARIWISATA - "Terima kasih, Yan"," Sejak itu, mereka kembali ber- sahabat seperti dahulu. Dimana ada Yanto, disitu ada Usman. Per- sahabatan mereka memang akrab sekali. Pemimpin perjalanan pariwisata. Orang yang mengatur perjalanan wisata. -Kamar yang diperuntukkan bagi sa- tu orang. - Hotel yang ukuran kecil. - Makanan yang berasal dari laut. - Alat pendingin. -Biaya/tarif khusus. -Uang yang diberikan karena pela- yanan yang telah diberikan. - Izin masuk/tinggal sementara disatu negara untuk seseorang yang bukan warga negaranya. - Minuman alkohol yang mempunyai rasa manis. Udang galah. Sari jeruk sitrun. Sari buah tomat. - Seksi penerima tamu. - Negara atau bagian wilayah negara karena daya tariknya menjadi tujuan luar negeri atau dalam negeri yang ti- dak sekedar lewat, tapi tinggal lebih dua puluh empat jam. (Kiriman: DELL YUZAR) Dewi Nawang Wulan Diceritakan kembali oleh : S. Ratman Suras DEWI Nawang Wulan beser- ta enam saudara-saudaranya se- dang melayang di udara. Ketujuh bidadari yang cantik-cantik itu adalah putri-putri Betara Guru yang menjadi rajanya para dewa. Hari itu ketujuh bidadari sedang menikmati keindahan bumi dari angkasa. Ketika dilihatnya oleh mereka sebuah telaga yang sangat bening di tepi sebuah hutan lebat, mereka lalu memutuskan untuk segera turun ke bumi untuk man- di di telaga itu. Telaga itu memang airnya sa- ngat jernih dan tenang. Aneka bunga liar yang sangat cantik dan harum banyak tumbuh bermekar- an di tepi telaga itu. Sehingga ba- nyak mengundang selera kupu- kupu dan lebah madu datang tandang. Hari itu kebetulan sang surya barusaja mekar. Sinarnya yang keperak-perakan jatuh me- nimpa air telaga. Sungguh sebuah panorama yang sangat indah un- tuk dinikmati. Buktinya para bi- dadari tujuh itu pun sampai lupa waktu mandi di telaga itu. "Jangan lama-lama lho ka- kanda Nawang Sari, nanti ayahan- da Guru marah, kalau kita terla- lu lama main di bumi!" Dewi Na- wang Arum memperingatkan ka- kak sulungnya. "Aduh alangkah cantik-can tiknya mereka. Ini barangkali yang emak sering bilang dulu ke- tika masih hidup, kalau yang se- ring mandi di telaga di hutan ini, kata emak bukan manusia tapi se- berbangsa peri atau bidadari dari ka- hyangan. Nah, aku akan mencuri salah satu pakaian mereka, biar nggak bisa terbang. Dengan demi- kian aku bisa pura-pura meno- long dan berkenalan" batin anak muda pemilik sepasang mata liar itu. "Sudahlah kalian tenang- tenang saja. Kita menikmati du- lu sepuasnya telaga bening ini!" jelas si sulung Nawang Sari. terbangan kian kemari di tepian telaga menambah semarak suasa na. Tanpa disadari oleh ketujuh bidadari, dari balik semak-semak ditepian telaga itu, sudah sejak ta- di ada sepasang mata liar yang mengawasi mereka yang sedang terlena dengan keindahan air te- laga. Mata itu seakan-akan tak pernah berkedip sekejap pun me- nyaksikan para bidadari yang se- dang mandi. Mendengar kata-kata kakak- nya, ke enam putri kahyangan itu pun semakin asyik saja memper- mainkan air telaga. Mereka ber- canda dan menari-nari di dalam telaga. Kupu-kupu yang lucu be- 38 DOT, BIASANYA KAMU MANCING NGAJAK ADIK KU?! SUDAHLAH TURUN! •. JANGAN BANYAK KAUMAKAN RAM- BUTAN ITU, NANTI SAKIT PORUTMU. Lolok SEBENARNYA O- RANG JAHAT ITU LAHIR DARI MA- SYARAKAT YANG JELEK! KAPOK KENA PA DOT?! (SD) Ang Nama anak muda itu adalah Jaka Tarub. Ia adalah seorang pe- muda dari desa Dadapan. Ia hi- dup sebatangkara. Kedua, orang tuanya telah lama meninggal se- jak Jaka Tarub masih kecil. Pe kerjaan Jaka Tarub setiap ha rinya hanya keluar masuk hutan untuk mencari kayu bakar atau berburu. Salah satu keahlian Ja- ka Tarub adalah menggunakan senjata tulup yang terbuat dari bambu yang ruasnya sangat pan- jang. Selain burung biasanya yang bisa ditulup adalah tupai, luwak, garangan dan hewan semak lain nya. NIMCI DASAR KIKIR! SUDAH DIBANTU. PUN BEGITU. O agitan mui Jiz Di desa Dadapan Jaka Tarub tinggal di sebuah gubuk bambu yang sangat sederhana. Para te- tangganya menjuluki Jaka Tarub sebagai anak hutan. Karena hi- dupnya sebagian besar dihabiskan di hutan. Jaka Tarub tak merasa keberatan dengan sebutan itu. Ia malah bangga. Sehari tidak ma- suk hutan saja, badannya pegal- pegal. Fa Ketika Jaka Tarub telah berha- sil mengambil salah satu pakaian bidadari yang sedang mandi di te- laga itu, ia pun lalu mengendap- endap kembali ke semak-semak. Ia akan mengintip apa yang akan terjadi selanjutnya. Tanpa terasa waktu pun me- luncur dengan pelan tapi pasti. Matahari sudah condong ke arah barat, Bunga pukul empat sore su- dah mekar. Burung-burung sudah berangkat pulang ke sarang ma sing-masing. Senja hampir turun. Sebentar lagi siang yang terang benderang akan diganti dengan ti- rai malam yang gelap mencekam. LHO, APA TIDAK TERBALIK, MAT? Alangkah kagetnya para bida- dari itu, ketika hendak terbang sa- lah satu diantara mereka ada yang kehilangan pakaiannya. "Aduh celaka, mana pakaian- ku, mana selendangku!" teriak Dewi Nawang Wulan cemas. "Lho memangnya tadi adinda taruh di mana?" tanya salah se- orang bidadari. Dewi Nawang Wulan tak bisa menjawab lagi. Ia sangat bingung dan sedih. Pakaian dan selendang- nya telah hilangg ada yang men- curinya. Sedang untuk kembali ke kahyangan ia perlu selendang itu. OLAVIBE 9 sed debuz anabol said ab HALAMAN 8 31 MENGAPA KAU TU- RUNKAN BANYAK SEKALI. Para dewa dan dewi pasti akan mengutuknya, apabila ia tak bisa lagi berkumpul dengan mereka, Dewi Nawang Wulan pun hanya bisa menangis tersedu-sedu, sam- bil berlindung di semak-semak tepian telaga itu. Sementara saudara-saudaranya telah terbang melaporkan kejadian ini ke ayahandanya Betara guru. Mere- ka meninggalkan Dewi Nawang Wulan yang sedang dirundung ma lang. MONEK BUAT IBUKU.... BELIAU SUKA SEKA- LI RAMBUTANINI. Mendengar ratapan tangis De- wi Nawang Wulan, Jaka Tarub yang sejak tadi menyaksikan ke- jadian itu dari semak-semak yang tak jauh dari tempat itu, akhirnya merasa iba. Maka ia pun mende. kat ke tepian telaga itu. Dewi Na- wang Wulan sangat terkejut me- lihat kedatangan manusia. Jaka Tarub pura-pura tidak tahu apa yang sedang melanda sang bida- dari dari kahyangan itu. "Apakah ada yang bisa saya bantu, wahai tuan putri?" tanya Jaka Tarub ramah. ..AAH KAPOK MOI! Dewi Nawang Wulan lalu men ceritakan nasib yang melanda pa- da dirinya. Mendengar kisah itu, Jaka Tarub seolah-olah merasa se- dih. Ia lalu menawarkan jasa baiknya. "Kalau tuan putri tak keberat- an, tuan putri bisa menginap di gubuk bambu hamba yang jelek di desa Dadapan" pinta Jaka Ta.. rub sambil memberikan kain sa- rung buat sang Dewi. Sejak saat itu mereka berdua, hidup bahagia sebagai suami istri di desa Dadapan yang tentram, MONEH TURUN DENG-SAMBIL DUDUK DI DIPAN AN MEMBAWA RAMBU- MEREKA BERDUA MENG. TAN YANG BANYAK ASOH magnum B 1990 URIBA HABIS MELENG SEDIKIT KROTO BUAT UMPAN LUDES DIMAKANNYA.. ..HA..HA.. WAK MAKAN JUGALAH AAH TAK DIAMU ITU SUDAH BOSAN KURASO TAPI KALAU AYAM GO RONGAN UMAK KAU ITU UWAK MAU LAGI. 45 Oleh: Erlangga SEHARUSNYA, MASYARAKAT YANG JELEK ITU LAHIR DARI ORANG-ORANG JAHAT! 'KAN SETIAP ORANG MERUPAKAN KOM- PONEN DASAR PEMBENTUK MASYARA- KAT?