Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-10-14
Halaman: 04

Konten


Selasa, 14 Oktober 1997 Penerbit Pemimpin Umum/Pendiri Wakil Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Perusahaan Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh SIUPP Dicetak Oleh : : : : : : : : : : analisa Yayasan SIKAP PRESS. Harta Susanto. Supandi Kusuma. H. Soffyan. H. Ali Soekardi. Joeli Salim. Paulus M. Tjukrono. H. War Djamil. H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, Buoy Harjo, Agus Salim, H. Azmi Majid (foto). M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, A. Rivai Siregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, M. Sulaiman, Ali Sati Nasu- tion, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah, Aswadi, Faisal Fardede, Kwa Tjen Siung, Hendar Tusmin, Anthony Limtan. Seminggu 7 kali. Rp. 4.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 3.000,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos: 1481. Telex No.: 51326 ANALIS IA. Fax: (061)-514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256. Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554. Frans Tandun, Jln. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax.: (021)- 363388. H. Harun Keuchik Leumiek Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651) - 23839. Fax: (0651) 23839. SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana Arti Kemenangan Tim Sepakbola Indonesia SUNGGUH mengembirakan tim sepakbola kita keluar sebagai juara pool setelah mengalahkah Pilipina. Hasil-hasil yang dicapai membuat kita optimis Indonesia memiliki peluang untuk menjadi juara Sea Games XIX yang sekarang digelar di Jakarta. Dengan catatan permainan kapten Fachri Husseini Cs harus lebih solid dari babak pertama. Banyak sekali artinya bila kita tampil kali ini sebagai juara. Terutama akan kembali timbul kebanggaan pada kita bahwa In- donesia kini sudah bangkit kembali sebagai kekuatan besar dalam bidang olahraga ini di Asia Tenggara. Keperkasaan kita di lapangan hijau ini sudah lama diharapkan para pencinta sepakbola se tanah air. Bagaimanapun sepakbola masih senantiasa merupakan cabang olahraga nomor satu di Indonesia. Juga di seluruh dunia. Kecuali mungkin di Amerika Serikat. Kita sungguh merindukan kembali era baru dalam bidang olahraga ini yang sekurang-kurangnya dapat disejajarkan dengan masa Ramlan-Ramli-Tan Liong How dan Ramang di waktu lalu. Ketika itu kita angguh sangat tangguh, Buktinya Indonesia dapat menahan seri Uni Soviet pada Olympiade Melbourne. Uni Soviet adalah tim terkuat yang menjuarai pesta olah raga dunia pada waktu itu. Setidak tidaknya tim Indonesia diharapkan akan dapat sama tangguhnya dengan tim PSSI yang dipimpin Sucipto Suntoro yang dimasanya juga disegani oleh tim tim nasional negara lain di Asia Timur. Setelah itu kekuatan kita melorot. Sebagai dampaknya para penonton sepakbola di mana-mana di Indonesia juga menurun minatnya untuk menonton pertandingan pertandingan. Tidak seperti di masa lalu sekarang kita menyaksikan stadion stadion olahraga baik Senayan, Teladan Tambaksari, Matoangin dan yang lain jarang sekali membludak dengan penonton. Banyak faktor mengapa mutu sepakbola kita mundur. Hal itu tidak karena kurangnya minat masyarakat untuk menonton per- tandingan sepakbola. Sama sekali tidak. Buktinya kalau pertan- dingan diluar negeri ditayangkan TV orang banyak akan terpaku menontonnya walaupun pertandingan digelar jauh malam. Se- dangkan keesokan hari mereka harus pergi bekerja atau pergi bersekolah. Banyak penyebab menurunnya mutu persepakbolaan kita yang menyebabkan menurunnya masyarakat menonton pertandingan dibanding masa lalu. Antara lain sekarang kurang banyak pemain berkualitas tinggi dan yang mempunyai talen. Sepakbola adalah olahraga rakyat. Sejak kecil orang Indonesia suka sekali dengan sepakbola. Di masa lalu kita sering melihat di mana mana anak-anak bermain olahraga ini. Di tengah jalan, di tepi-tepi pantai. Terutama di lapangan terbuka. Dari tempat tem- pat seperti inilah lahir bakat-bakat yang kemudian menjadi pemain besar. Contohnya adalah Diego Maradona bintang Argentina yang sejak dari kecil sudah bermain sepakbola bersama teman-temannya di jalan. Kini di Indonesia kurang banyak anak-anak kita bermain sepakbola. Hal itu antara lain kurangnya tempat untuk melakukan olahraga itu. Jalan jalan sudah penuh dengan kenderaan semen- tara lapangan-lapangan terbuka sudah berganti dengan gedung gedung. Khususnya di kota-kota besar. Maka banyak anak-anak meskipun memiliki bakat dan kegemaran tinggi dibidang olahraga ini tidak terus dapat menekuninya dan meninggalkan kesenangan- nya ini ketika memasuki usia remaja. Akibatnya menjadi sulit un- tuk melakukan scouting mencari calon pemain yang berbakat sekarang. Dan sebagai akibatnya kita menyaksikan mundurnya dan tidak dapat berbicara lagi dalam olahraga sepak bola sehingga para penonton yang menyaksikan kompetisi pertandingan sepakbola menjadi ciut. Sebagai akibatnya klub-klub tidak bisa mengem- bangkan diri karena tidak dapat memberikan penghasilan yang cukup besar kepada para pemain dan tidak dapat melakukan scouting serta kurang timbulnya pemain pemain junior yang baik. Bahkan akibat kesulitan Bandung Raya salah satu klub yang sangat tangguh sekarang di Indonesia terpaksa mengundurkan diri dari kompetisi Liga Indonesia putaran sekarang. Memang membina suatu klub yang tangguh memerlukan biaya cukup besar dan hanya bisa ditutup kalau masyarakat yang menon- ton pertandingan pertandingan cukup banyak. Kini bila dapat munculnya kembali Indonesia sebagai kekuatan tangguh di arena sepakbola di Asia Tenggara tentu diharapkan itu akan dapat menyuntik kembali minat masyarakat untuk datang beramai-ramai seperti dimasa lalu menonton pertandingan yang digelar Liga Indonesia. Dengan ramainya penonton keuangan klub-klub akan lebih sehat sehingga klub-klub memiliki kemampuan melakukan scouting mencari bibit-bibit yang memiliki bakat dan talen untuk menjadi pemain yang akan menjadi idaman bagi para pencinta sepak bola di tanah air. ADANYA kabar bahwa kenaik an harga BBM ditunda, sebenar- nya bukanlah kabar yang meng- gembirakan. Maksudnya kegembi raan itu hanya temporer, sebentar waktu, karena sudah ada rencana untuk menaikkannya. Dalam kondisi ekonomi kita yang sekarang ini tengah dilanda krisis, sungguh tidak bijaksana sebenarnya mengusik-usik tentang kenaikan harga BBM. Sebab dengan merosotnya nilai rupiah terhadap nilai dolar saja sudah begitu mendorong kenaikan har ga-harga kebutuhan pokok bah kan harga barang-barang lain. .Kalaupun memang sudah me mustikan menaikkan harga BBM di dalam negeri dengan alasan mengurangi subsidi yang dirasa kan memberatkan keuangan Peme rintah, namun haruslah dalam kondisi yang sangat-sangat ter- paksa sekali. Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP Sebab membicarakan soal BBM saja sudah sangat peka. Terutama bagi kalangan pedagang yang senantiasa sudah dalam keadaan siap siaga untuk menaikkan harga dagangannya. Bagaimanapun masalah kenaikan harga BBM sangat mempengaruhi harga di pasaran. Sebab dengan kenaikan BBM berarti biaya transpot akan meningkat pula, dan ini otomatis Judi di Tengah Himpitan Ekonomi Masyarakat MENGHANGATNYA kem- bali persoalan perjudian di Suma- tera Utara, sebagaimana disinya lir beberapa media massa di dae- rah ini, bukanlah merupakan be- rita baru. Khususnya bagi warga masyarakat setempat. Sebab permasalahan judi di daerah ini dapat dikatakan sudah berlangsung sekian lama, dan ka- lau tidak salah telah menjadi se- buah budaya harian. Tidak hanya kelompok masyarakat berduit, namun juga menjalar sampai pa- da masyarakat kecil sekalipun. FAKTOR PENDUKUNG Berkembangnya judi di te- ngah masyarakat, paling tidak di- dukung beberapa faktor pendu- kung. Pertama, Budaya masyara- kat, dimana permainan judi ber- kembang seiring dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Dari kebiasaan-kebiasaan masya rakat keseharian, pola-pola per- mainan yang berkembang di te- ngah masyarakat umum, sedikit banyak terdapat unsur-unsur yang menjurus pada permainan judi. Permainan kelereng buat anak-anak kecil, di mana setiap pemenang selalu diiming-imingi - bia dengan segudang hadiah sanya dalam permainan ini pe menang berhak mendapatkan ha- diah berupa segenggam gundu untuk menambah nilai heroik permainan. MENARIK sekali membaca surat dari Australia yang dibuat rekan Nuim Khaiyath pada harian Analisa terbitan Kamis (18-9- 1997). Menlu Australia diheboh- kan gara-gara cerutu. Itulah judul surat dari Australia yang saya maksudkan. Dari sifatnya netral dan rekreatif, lambat laun ditambah nilai baru sekedar untuk merang- sang kegairahan bermain dan me- negakkan ketegangan permainan serta pengharapan untuk dapat menang. Dari sinilah mulanya di- masukkan unsur judi (taruhan), yang dalam hal ini berupa uang, benda atau sesuatu yang bernilai. Walau nilai nominal yang di pertaruhkan relatif kecil, namun permainan tersebut secara tidak langsung telah membentuk satu pola budaya masyarakat yang bu- ruk. Paling tidak membuang wak tu secara percuma, serta menim- bulkan sifat spekulan (untung- untungan) yang tinggi di tengah masyarakat. Demikian juga pada permain an lain Dakon contohnya di ma- na sipemenang biasanya akan mendapatkan buah kecik atau Gejala seperti ini jelas sangat uang sebribil (setengah sen). Dari merugikan bagi masyarakat bang- sa kita, ditengah pembangunan jenis-jenis permainan anak-anak Apanya yang menarik? Nuim Khaiyath memulai suratnya de- ngan mengatakan, beberapa wak- tu lalu, dua menteri kabinet Aus- tralia pernah dicopot dari jaba- tannya, gara-gara sebuah televisi berwarna ukuran 18 inci. Kini, yang dibidik adalah Menlu, Ale- xander Downer, gara-gara sekotak cerutu berisi 25 batang. Memang menurut cerita war- tawan Radio Australia itu, bahwa cerutunya memang bukan semba- rang cerutu. Buatan Cuba dengan merek Cohiba Lanceros itu har- ga ecerannya di Australia sekitar Rp. 90.000/batang. Cukup me- nakjubkan sekali. Tentu baunya wangi dan bisa membuat peng- isapnya terlena bagaikan berada di nirwana indah. Bulan Oktober tahun lalu, Menlu Downer berkunjung untuk keperluan dinas ke kota New York. Di hotel tempatnya meng- inap ia dijenguk oleh rekannya Menlu Cuba, Roberto Conzales, membawa hadiah sekotak cerutu. Menlu Cuba itu mengetahui be- nar, sahabatnya Menlu Downer suka mengisap cerutu sehabis ma- kan malam. ini, jelaslah sedikit banyak telah ditanamkan unsur perjudian (ba- ca; taruhan) secara kecil-kecilan. Permainan-permainan yang mengandung unsur judi ini, tidak hanya didominasi pada permain an anak-anak pada usia dini, orang dewasapun dengan berma cam-macam permainan yang di- gandrungi tak lepas dari unsur perjudian tersebut. Lihat saja masyarakat yang hidup di desa-desa, sehabis beker- ja seharian di sawah atau di la- dang, dalam waktu-waktu luang- nya sering sekali dihabiskan un- tuk bermain baik itu bermain kar tu (gaplek), catur, dan jenis per- mainan lain, yang semua itu pa- da mulanya untuk mengisi wak- tu senggang, sebagai penghibur hati. PETANI secara harfiah diar- tikan adalah sebagai seseorang yang bermata pencaharian de- ngan cara mengelola tanah (ber- cocok tanam). Dan bertani ini di- mulai dengan cara yang tradisio- nal sampai dengan yang paling modern sekalipun telah dilakoni oleh umat manusia. Oleh Bustami Mangunsong Surat Pembaca. Mulai dari mencangkul de- ngan menggunakan tangan, de- BBM Bukan Saja Ditunda, akan mendongkrak ke atas harga ngan, menggunakan binatang (he- Tapi Jangan Dinaikkan barang-barang yang menghindarkan diri dari trans portasi. wan ternak), bahkan yang ter- akhir dengan menggunakan me sin-mesin sebagai hasil teknologi industri. Semua ini dilakukan da- lam rangka untuk memakmurkan isi bumi, terutama manusianya. Dengan adanya penjelasan pe nundaan kenaikan BBM saja sudah memberikan aba-aba, bahwa setiap waktu harga BBM bisa dinaikkan. Maksudnya kalau sudah diperlukan. Dan ini bagi para pedagang yang umumnya hanya memikirkan keuntungan (paling tidak jangan merugi) pribadi tanpa memikirkan dan ikut mendukung menstabilkan ekonomi nasional, akan membuat mereka siap pula untuk menaik kan harga barangnya seirama dengan BBM. Atau memang su dah mulai berangsur-angsur me naikkannya sedikit-sedikit. Se mentara alasan kenaikan sekarang dengan kenaikan dolar, sungguh bisa diterima akal. kesengsaraan bathin. Betapa ti- dak, Nuim Khaiyath melaporkan, menurut Parlemen Federal ten- tang kepentingan para anggota DPR, Menlu Downer telah lalai dan tidak melaporkan sekotak ce- rutu yang nilainya lebih dua juta rupiah diterimanya sebagai ha- diah. Pada hal, ketentuan itu me- wajibkan setiap anggota parle- Secara yuridis formal, jelas bahwa segala bentuk dan jenis ju- di apapun yang mengandung un- sur taruhan tidak dibolehkan hi- dup dan berkembang di tanah In- donesia. Namun kelihatannya aturan tersebut hanya sekedar tinggal peraturan. Terkadang ti- dak jarang pula kita lihat bahwa para pelaku judi tidak lain ada- perundangan, sanksi dan hukum syarakat. lah para pejabat yang berwenang, Berbeda dengan judi, dimana pada permainan ini sifat spekula- sinya lebih tinggi, dan tak jarang hal tersebut diiringi dengan ke- kuatan lain yaitu berupa nafsu buruk yang tidak terbatas. Untuk itu usaha yang dilaku- kan oleh pemerintah untuk mem- berantas judi dengan bermacam an, bahkan agama-agama (sama- Gara-gara Sekotak Cerutu Oleh Datoek A.Azmansjah men, apalagi memangku jabatan menteri, mendaftarkan segala pemberian yang diterimanya, ter- utama dari pemerintah negara lain, apabila nilai hadiahnya me- lebihi dari satu juta seratus lima- Lessons puluh ribu rupiah. Ta Sebelumnya sang Menlu da- lam kurun waktu dua bulan ia menjabat posisi itu, telah mela- porkan sejumlah 28 hadiah yang diterimanya dari pemerintah ne- gara lain. Cuma kali ini dia lalai melaporkan, alasannya, kalau ce- rutu itu dijual secara grosir, har- ganya tidak lagi Rp. 90.000/ ba- tang, tapi nilainya tak sampai Rp. 500.000.- Atas dasar itu para pe- nasehat Menlu tidak melaporkan, sekotak cerutu tersebut. Sungguhpun hal ini telah di- lakukan sepanjang sejarah umat manusia, namun yang namanya petani ya, tetapi saja petani (leng- kap dengan atribut sosial yang melekat padanya; miskin dan di- miskinkan). Sehingga petani sela- lu berada dalam strata masyara- kat terendah dalam interaksi so- Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpancasilais, penuh keop- timisan dan keuletan, maka hal tersebut jelas-jelas bertentangan dan bahkan merupakan sesuatu yang pradoksal dengan budaya bangsa yang sedang kita bangun. Kedua, lemahnya moral ke- agamaan yang tertanam pada pe- meluk agama bersangkutan. Hal ini merupakan persoalan funda- mental sekali. Sehingga di dalam bertindak dan berperilaku tidak lagi diukur dengan nilai-nilai mo- ral keagamaan, tetapi telah me- ngarah pada persoalan hedonisme yang materialisme. Dengan me- ngukur segala sesuatu lewat ke- nikmatan pada materi belaka. Manusia tidak lagi dipandang le- wat prilaku moral keagamaan- nya, tetapi lebih ditekankan pa- da pemilikan materi. KESENGSARAAN BATIN Rupanya, artinya sekotak ce- rutu itu bukan sekedar pembawa nikmat tapi bisa pula melahirkan kita menarik berbagai pelajaran Seharusnya dalam menangkis isu kenaikan harga BBM itu, Pemerintah tegas saja mengata kan tidak akan ada kenaikan sial manusia modern. Inilah ang BBM. Walaupun satu saat yang gapan umum yang sebenarnya sa dalam keterpaksaan harus ngat tidak manusiawi. Padahal menaikkannya, setidaknya dalam yang namanya manusia selalu sa- waktu sekarang ini tidak meman ja sama. Dengan kodrat yang sa- cing para pedagang menaikkan ma. Dengan harkat dan martabat yang sama. Dan dengan segala macam simbol-simbol sosial yang sama. harga barang-barangnya. Paling tidak untuk meredam dari satu sudut, sementara penanganan ter hadap tekanan dolar dan perbaik an ekonomi nasional tengah di upayakan. HARRY WIBAWA Jl. Brigjen. Katamso Medan. Tentu saja saya tidak bermak- sud mengajak pembaca untuk membandingkan diri dengan per- aturan yang ada di Australia itu, yang terbilang sangat keras, ter- utama untuk pejabat tinggi. Dengan kemajuan manusia, seolah menafikan keberadaan pe- tani yang memang selalu menem- pati pinggiran pigura indah yang asri yang bernama Indonesia. Apapun yang dikatakan orang, Itu soal Australia, yang buda- yanya tidak sama dengan kita In- donesia. Kita memiliki azas dan dasar negara yang kuat yaitu Pan- casila. Yang tidak mungkin sama dengan negara lain. Akan tetapi baik juga dalam ANALISA Kalau sudah berbicara swa- sembada pangan, maka petani di tempatkan pada posisi terhormat dalam perbincangan. Hanya se- batas dalam perbincangan. Me- ngapa demikian? Karena dengan menempatkan pada posisi yang terhormat, maka diharapkan pa- ra petani itu dengan akan gairah mengerjakan lahan pertanian Sepanjang sejarah peradaban yang digarapnya. Setelah perbin- manusia, cara bercocok tanam cangan usai, maka petani dengan merupakan cara hidup yang pa- terpaksa (dan dipaksa) menem- ling tua. Dikatakan demikian di- pati tempatnya yang semula. Itu- karenakan bahwa tatkala manu lah fenomenanya, petani Indone- sia-manusia purba hidup adalah sia yang katanya mendiami bumi dengan cara mengambil hasil-ha yang gemah ripah loh jinawi. sil hutan, di samping upaya mem- KECILNYA PENGHARGAAN buru binatang buruan yang dapat dimakan untuk melangsungkan hi dup dan kehidupan. Ketiga, di samping budaya masyarakat, serta rendahnya mo- ral keagamaan tersebut, persoal an semakin berkembangnya per- judian di tengah masyarakat, ju- ga didukung oleh faktor ekster- nal, yang berada di luar dari diri masyarakat itu sendiri. Hal terse- but berkait erat dengan prilaku pejabat k ita di dalam menegak- kan hukum yang ada. yang jelas petani selalu dinomor akhirkan dalam setiap perbincang an sosial, kecuali kalau yang di- bicarakan adalah upaya swasem- bada pangan. mengambil hikmah yang ada pa- da kejadian itu. GERAKAN DISIPLIN Berbicara hidup dan kehidup an tidak terlepas dengan berbica- ra penghargaan hidup yang dite- rima. Maksudnya adalah bahwa setiap hidup manusia harus dihar- gai sebanding dengan hasil upaya yang telah dikerjakannya. NASIONAL Terutama pada saat negeri ki- ta sedang menggalakkan apa yang disebut dengan Gerakan Disiplin Nasional. Disiplin, artinya men- jadikan diri ta'at dan patuh pada acuan dan ketentuan yang sudah ada dan tidak mesti melanggar- nya. Jangan artikan, pada kata- kata humor yang sering kita selo- rohkan, bahwa peraturan itu di- buat karena untuk dilanggar. Lalu, atas dasar apa pula, ma- kanya usia Kepres yang sudah 17 tahun itu belum terlaksana tuntas di lapangan! Apa kendala dan permasalahannya. Yang lebih iro- ninya, keberadaan pukat harimau yang terus beroperasi di laut, te- tapi terus menimbulkan keresahan Mengapresiasi Nasib Petani Oleh Shalihuddin atau bahkan memback up para pe laku judi itu sendiri. Ketiga faktor ini, kelihatan- nya sangat dominan sekali di da- lam perkembangan judi. Sehing- ga persoalan judi bukanlah per- soalan yang ringan dan mudah untuk mengatasinya. Sebab judi tidak lagi merupakan persoalan boleh atau tidak, lebih jauh lagi sudah merupakan prilaku keseha- rian di tengah minimnya pema- haman paham keagamaan ma sing-masing, serta didukung oleh kondisi para pejabat kita yang ku- rang tegas dalam memberantas nya. PENGHAPUSAN YANG DILEMATIS Berjudi pada dasarnya satu tindakan yang spekulatif, bersifat untung-untungan pada kemenang an atau laba yang belum pasti. Si- fat spekulatif ini sedikit banyak pastilah ada pada setiap orang. Buktinya, setiap orang pernah mempertaruhkan sesuatu, misal- nya dalam bentuk; energi, pikir an, aktivitas, uang, harta, bahkan hidupnya (nyawa) demi untuk pencapaian satu tujuan hidup. Namun semua perbuatan itu ma- sih dalam batas-batas kekangan kemauan dan hati nurani. Mengucapkan itu pun sebenarnya, walau dalam bentuk humor mau- pun seloroh, disebutkan sebagai perbuatan yang tidak disiplin. Atau istilah kini disebut sebagai perbuatan pelecehan. Saya ingin memberikan con-, toh tentang Keputusan Presiden (Kepres) No.39 tahun 1980, me- nyangkut pelarangan beroperasi- nya pukat harimau. Keputusan orang pertama kita di Indonesia itu seharusnya dilaksanakan seca- ra konsekwen tanpa tedeng aling- aling. Artinya, jika terdapat pukat harimau yang masih berani ber- operasi, lalu disikat, ditangkap dan diajukan prosesnya ke Penga- dilan Negeri, tokh dasar hukum- nya sudah jelas, berdasarkan Kep- res dimaksud. Kalau kita mau jujur sebera- pa besarlah petani diberi penghar- gaan dalam rangka mengisi kehi- dupannya. Petani juga mempu- nyai tanggung jawab terhadap anak istri yang harus diberi kecu- kupan kebutuhan minimal kebu- tuhan primernya (makan, san- dang, dan papan). Itu hanya ma- sih kebutuhan primer: Apakah ada orang di muka bu mi ini yang hanya cukup dengan kebutuhan primer belaka? Ten- tu tidak bukan? Seorang petani juga ingin memiliki perabotan ru- mah tangga yang agak lengkap. Juga ingin menyekolahkan anak- anaknya. Juga ingin menikmati hiburan yang lainnya. Dan yang lainnya lagi. Yang jelas tidak ada manusia di muka bumi ini hanya mau hidup dengan pas-pasan sa- ja. Tidak ada yang seperti itu. Hal di atas beranjak dari ke- nyataan yang selalu ada terben- tang di depan mata para petani di negeri yang subur ini. Begitu su- burnya sehingga tidak satupun hasil-hasil pertanian itu singgah ke rumahnya. Semuanya lalu dan pergi begitu saja dari lahan per- taniannya; alias petani hanya be kerja, bekerja, dan bekerja. Tan- pa dapat menikmati hasil keri- ngatnya. Inilah kenyataan yang sangat mengerikan bagi para pe- tani. Sehingga bertani hanya un- tuk kesejahteraan orang lain. Dan kalau tidak bekerja untuk kese- jahteraan orang lain, maka ta- matlah riwayat keluarganya. Tan- pa ada yang mengenang. Tanpa ada yang menangisi, kalaupun ada hanya anak dan istrinya yang masih membutuhkan perlindu ngannya. Kecilnya penghargaan yang di berikan kepada petani dalam ben tuk konkret adalah tidak sesuai- nya harga barang yang dijual nya dengan jerih payah yang te- lah dilakukannya dalam rangka mengupayakan hasil-hasil perta nian. Kita harus jujur dan terus te- rang kepada diri kita masing- masing. Bahwa harga yang kita beli dari petani secara langsung sangat rendah. Sedangkan kalau kita menjual hasil pertanian (yang telah kita beli dari petani) sangat tinggi. Halaman 4 dan melarang sama sekali perju- mengatasi semua itu tak lain ada- dian adalah hal yang sama-sama mengandung resiko. Namun de- ngan adanya kesungguhan para aparat khususnya dijajaran Ko- dam I/BB baru-baru ini untuk memberantas judi, baik yang di- lakukan oleh masyarakat dan ju- ga para jajaran Kodam sendiri Pada kondisi demikianlah ki- ta dihadapkan pada keadaan yang dilematis. Jika judi diperke- nankan berlangsung sebagai pe- nyalur ketegangan dari nafsu ma- nusia, maka peristiwa tersebut dapat kita acungi jempol. Demi- kian juga dengan tekad dari Or- ganisasi Kepemudaan seperti AN- SOR lewat Bansernya dan FKPPI untuk memberantas judi, meru- akan menumbuhkan ekses-ekses sosial. Meningkatnya jumlah kri- minalitas dan terjadinya penyim pakan sebuah harapan yang da- pangan-penyimpangan tingkah la ku manusia (deviasi sosial), sedi- kit banyak dipengaruhi oleh bu- daya judi. pat kita gantungkan mudah-mu dahan persoalan judi dapat ter atasi. Sebaliknya melarang sama se- kali perjudian adalah sesuatu yang kurang bijak, bila kita me- Sehingga ketimpangan ini membuat petani semakin terpu- ruk. Karena daya beli dari uang yang kita bayarkan kepada peta- ni tidak berarti apa-apa. Karena memang pada giliran petani ha- rus membeli sesuatu untuk men- cukupi kebutuhan dasar (basic wi dan ardhi) telah dengan jelas- jelas melarang permainan yang mengandung unsur judi, namun pada intinya perjudian tidak da- pat diberantas dari muka bumi ini. lihat sikap dan polah masyarakat yang sulit untuk lepas dari kebia- saannya. Paling tidak ada dua alasan ketidak mungkinan untuk menghapus judi secara keseluruh an. Pertama, karena kita tidak dapat menyalurkan dorongan-do rongan bermain dan berspekula- si yang universal sifatnya. Kedua, pelarangan tersebut justru akan mengembangkan permainan judi illegal (tidak resmi) di tengah ma- syarakat. Berkembangnya lotre, toto gelap (togel) dan jenis judi lain di tengah masyarakat setelah dihapuskannya SDSB setidaknya dapat dijadikan contoh dalam hal ini. dan kekecewaan terhadap kaum nelayan kecil tradisional ekonomi lemah. Sampai-sampai kejadian su- dah berkali-kali kaum nelayan ke- cil melakukan aksi main hakim sendiri, membakar kapal dan per- lengkapan pukat harimau itu. Je- las saja, perbuatan main hakim sendiri adalah salah dan tak da- pat dibenarkan. Akan tetapi per- buatan aparat penegak hukum ti- dak mengambil tindakan atas pu- kat harimau yang beroperasi me- langgar Kepres No.39 tahun 1980 itu, tentu pula perbuatan yang le- bih tidak benar. Lebih salah! De- ngan kondisi yang begini, tantang- an semacam apa yang harus diha- dapi dalam upaya kita menegak- kan jiwa dan semangat disiplin nasional itu. Begitu pula halnya saat kita mengangkat seseorang sebagai pe jabat. Apakah ia sudah tepat me- megang amanah dari jabatan yang dipangkunya atau belum. Misalnya, seseorang ditempatkan sebagai pejabat mengendalikan projek-projek pembangunan. Dia yang dipercayakan untuk merencanakan dan melaksanakan projek-projek pembangunan di- maksud. Untuk pembangunan itu disediakan alat-alat canggih, da- na yang cukup besar. Lalu, bagai- mana pula kalau hasil pemba- ngunan yang dilaksanakannya, ti- dak sebagaimana mestinya? Mi- salnya, dipercayakan untuk mem- bangun projek pengaspalan ruas jalan. Tapi, setelah pembangunan aspal dilaksanakan, umur jalan aspal itu hanya bertahan tiga atau PEMBERDAYAAN EKONOMI Dari dua alasan ini, agaknya kita dapat memahami bagaimana sulitnya pemerintah di dalam memberantas judi. Satu sisi de- ngan menlegal formalkan judi je- las akan bertentangan dengan norma-norma keagamaan. Di si- si lain dengan penghapusan judi menimbulkan ekses lain berupa tumbuh dan berkembangnya per judian-perjudian gelap, sebagai sikap penyaluran pada dorongan kejiwaan spekulatif di tengah ma need) hidupnya. Sehingga dalam hal ini diha- rapkan sangat pengertian para pe- laku ekonomi hendaknya selalu memperhatikan petani. Kita (pa- ra ekonom) hendaknya dapat membayar lebih dari apa yang te- lah diupayakan oleh para petani. Karena, ingatlah bahwa kemewah an dan kemakmuran yang ada pa- da kita ini tidak terlepas dari kon- tribusi petani dalam rangka menghasilkan bahan-bahan yang kita perdagangkan, seperti; padi, karet, kakao, kelapa, kelapa sa- wit, palawija dan berbagai barang real yang kita perdagangkan se- bagai bahan baku (atau bahan mentah). Namun persoalannya, sebagai mana hasil penelitian yang dila- kukan oleh Lembaga Pemerhati Masyarakat Semarang ('Lham) beberapa tahun lalu di Jawa Te- ngah, bahwa kebanyakan dari pencandu judi di masyarakat bu- kanlah mereka dari golongan The Haves. Agaknya antara melegalkan empat bulan. Katakanlah hanya berumur setahun. Aspalnya han- cur dan ruas jalan itu rusak be- rat. Diperbaiki lagi dengan mem- pergunakan dana baru, rusak la- gi, begitu seterusnya. Apakah pejabat yang diper- cayakan untuk melaksanakan pembangunan yang demikian, bi- sa terus dipertahankan, atau sege- ra mungkin harus di depak dari jabatan yang dipangkunya. Mu- jur, kalau pemimpin pembangun- an yang demikian tidak diseret ke depan meja hijau untuk memper- tanggungjawabkan kecurangan. Perlu pula dihitung asal usul ke- kayaannya yang sudah melimpah ruah. Dan segala tindakan dan perbuatannya selama ini dianggap tidak jujur. Berselingkuh, berbau kolusi dengan elaksana peker- jaan projek atau pun yang lainnya. I Akan tetapi 75% data peneli- tian tersebut menunjukkan bah- wa pencandu-pencandu tersebut adalah golongan masyarakat ke- cil yang terdiri dari, pegawai- pegawai rendahan, kalangan bu- ruh, pedagang-pedagang kete- ngan, tukang-tukang becak dan kuli-kuli yang hampir-hampir ti- dak berpengharapan dalam per- baikan kehidupannya. Dari sini kita dapat melihat, bahwa masalah judi, bukan saja sebagai satu bentuk kebiasaan (psykis), namun persoalan ekono- mi sedikit banyak juga mempu- nyai peranan yang sangat mem- bantu suburnya perjudian di ta- nah air kita. Penghasilan kecil dan hampir-hampir tidak mencu- kupi bagi jaminan hidup anggo- ta keluarga (lihat tentang peneta- pan UMR untuk tahun 1997 yang jauh dari kemungkinan untuk da- pat hidup layak), ditambah de- ngan depresi ekonomi, menye- babkan mereka tidak berpenghar- gaan dan sering berputus asa. La- lu langkah yang diambil untuk SVIBADAH HAX Apalagi kalau sesuatu jabatan itu dijadikan sebagai perbuatan ibadah, sebagaimana yang sering difatwakan oleh seorang kiai yang menjadi jurudakwah saya. Kata- nya, jadikan kerja yang kita em- ban sebagai ibadah. Bila seorang pejabat yang menjadikan ancak jabatannya sebagai perbuatan iba- dah, pasti saja segala perbuatan yang tidak jujur, kecurangan dan lain sebagainya, akan menjauh, sebab ia akan merasa selalu ber- dampingan dengan Allah. Ia akan merasa malu kepada Allah bila memperoleh harta yang dimilikinya berasal dari jalan yang tidak lurus, jalan yang tidak ju- jur, apalagi dilakukan melalui ca- ra kolusi dan korupsi. Jangankan agama, Negara juga melarang perbuatan yang terkutuk itu. ka- rena bukan saja akan menyengsa- rakan rakyat, tapi juga sekaligus akan menyengsarakan negara yang kita cintai, bila pembangun- an yang dilaksanakan tidak jujur, nyeleweng. Direncanakan, dengan yang berkepanjangan, seperti yang terjadi saat ini pada bebera- pa daerah. Sehingga untuk mem- peroleh air saja sangat sukar. Ja- ngankan untuk mencukupi kebu- tuhan pengairan pertanian; untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, seperti makan (minum), mandi, dan cuci masih sangat su- kar untuk didapatkan. lah penumbuhan mental spekula- tif, untung-untungan dengan ja- lan berjudi, dengan pengharapan mendapatkan sedikit keuntungan dan tambahan uang belanja, dan demi terpenuhinya kebutuhan hi- dup keseharian. PERBAIKAN EKONOMI Dari kondisi yang seperti itu, yang dilakukan oleh para aparat pemberantasan judi sebagaimana Kodam dan OKP tersebut pada dasarnya belumlah mementaskan da masyarakat. Yang perlu kita persoalan-persoalan yang ada pa- lakukan sebenarnya, sebagaima- na melakukan perbaikan ekono- mi nasional (masyarakat) secara menyeluruh, dengan meningkat- kan gaji pegawai negeri, buruh/ pekerja sebanding dengan biaya pemenuhan kebutuhan hidup se hari-harinya. Dengan banjir yang tidak da- pat diperkirakan. Yang mengha- biskan segala macam hasil usaha yang telah diupayakan selama be- berapa bulan oleh petani. Baik itu hasil pertanian yang sebentar la- gi akan dipanen atau mungkin ha- sil ternak yang tidak lama lagi akan mengeluarkan hasil. Dan de ngan sebab-sebab lain yang ber- ada di luar batas pengetahuan petani. pembangunan itu akan bisa dien- taskan kemiskinan, tapi akibat pembangunan dilakukan secara ti- dak jujur, mereka yang miskin te- tap miskin, akibat amanah yang dipertaruhkan tidak sampai ke pada yang berhak menerimanya. Allah pasti akan murka. Memperluas lapangan peker- jaan, adanya jaminan kesejahte- raan (perumahan dan rasa aman), semua ini sedikit banyak dapat mengurangi nafsu-nafsu berspe kulasi dan kecenderungan ber- main untung-untungan dengan ju di. ALPA MENGOREKSI DIRI Cuma sebagai manusia, kita terkadang tidak sadar, karena lu- pa mengoreksi diri, karena meng- anggap sudah serba super. Lupa dalam menjalankan tugas yang diembannya, apakah ada perbuat- an kita yang terlanjur menyim- pang, masih bisakah diperbaiki? Disitu selalu kelemahan kita seba- gai manusia. Alpa mengoreksi di- ri, apalagi kalau terlampau ba- nyak mendengarkan sanjungan, tentu semakin jauh terbuai dan terlena. Bila sempat teringat, ce- pat beristighfar! Kalau sempat ter- lalu jauh terbuai dan terlena, apa- lagi, membuat kepala semakin be- sar, wah, celaka!. Saya tidak bermaksud untuk mengungkit kembali soal sekotak cerutu yang diterima sebagai ha- diah dari sahabat Menlu Austra- lia Alexander Downer yang me- nimbulkan masalah di negerinya. Saya tidak membandingkan itu. Karena di negeri kita soal hadiah, apalagi yang diberikan secara ikh- las, tidak menjadi masalah, ter- masuk tinjauan dari soal agama. Asalkan jangan dikaitkan pembe- rian itu dengan jabatan yang diemban. Karena seseorang yang dilantik memangku sesuatu jabat- an, termasuk wakil rakyat, ia di- sumpah, tidak akan menerima se- suatu barang atau janji yang pa- tut disangka berkaitan dengan jabatan. Walau pun begitu, kalau kita misalnya suatu kali memerlukan sepucuk surat keterangan dari Lu- rah, setelah surat itu siap, kita pas- ti akan menyalami sang Lurah, dengan ucapan terimakasih pak bersahabat kepada manusia. Nah, yang kena batunya adalah petani yang memang tidak tahu-menahu tentang hasil hutan yang telah di- gagahi oleh perusak lingkungan. Sungguh malang nasib petani tersebut. Bak kata peribahasa, "Orang makan nangka, awak ke- na getahnya". Sudah seperti itu- lah potret buram nasib petani. Se- lama belum ada kesadaran kita semua, maka nasib petani akan selamanya seperti itu. Karenanya lah kesadaran akan pemanfaatan lingkungan masih diperlukan. Untuk itu langkah yang perlu kita lakukan adalah langkah pem- berdayaan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Disamping perlunya penumbuhan moral ke- agamaan serta penegakan hukum yang lebih tegas lagi. Dengan. langkah-langkah seperti ini rasa- nya perilaku judi yang berkem- bang luas sedikit banyak akan berkurang dengan sendirinya. PENUTUP Semoga dengan menyongsong Hari Tani, tanggal 24 September 1997 kali ini, kita akan tergugah untuk selalu memikirkan para pe- tani yang telah bersusah payah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia internasional de- Namun persoalannya dari ma- na harus kita mulai, dan siapakah yang mesti memulai ? Di sinilah dibutuhkan kesiapan seluruh apa- rat dan masyarakat secara bersa ma-sama di atas kepentingan ber- sama untuk membangun budaya bangsa yang bersih dari judi dan spekulasi. Pernyataan itu dikemukakan Kepala Pusat Teknologi Komuni- kasi (Pustekkom) Depdikbud, Dr Arief S. Sadiman di Jakarta, Se- lasa, dalam seminar nasional Pe- manfaatan Jaringan Komunikasi Pendidikan yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT). "Berkat teknologi komunika- si dan informasi, pertemuan- pertemuan, pembelajaran, perku- liahan dapat kita laksanakan se- cara jarak jauh dengan melibat- kan banyak pihak di banyak tem- pat di berbagai penjuru dunia da- lam waktu serentak", tambah nya. Pada akhirnya perbuatan me- nebangi hutan secara serampang an dan membakari hutan akan menimbulkan dampak yang amat besar bagi lingkungan. Lihat sa- ja saat ini terjadi kabut dan asap yang selalu menyelimuti permu- kaan udara mengakibatkan polusi yang sangat mengganggu kese- hatan. Dan yang lainnya meng- ganggu jadwal perjalanan (baik kapal laut maupun kapal ter Menurut dia, pendidikan, se- bang). Dampak dari alam yang di-bagai bagian dari kehidupan so- Penulis adalah Alumnus IAIN Walisongo Se marang dan Dosen Fak. Syari'ah UISU Medan ganggu oleh tangan jahil, adalah ngan mengupayakan swasemba- sudah pasti alam itu juga tidak da pangan. Sehingga para eko- nom dan pelaku bisnis yang lain- nya dapat mempertimbangkan ni- lai kemanusiaan petani dalam rangka mencukupi kebutuhan da- sarnya (basic need). Lurah, ini ada sedikit uang rokok! Memang uang rokok, bukan seko- tak cerutu seperti yang diterima Menlu Alexander Downer dari Australia. Begitu pula, jika seorang kon- traktor mendapat projek peker- jaan borongan pembangunan dari seorang pimpinan projek. Pasti, setelah dapat ia akan bersalaman dengan sang pemimpin projek, te- rimakasih pak, ini ada sekedar ha- diah untuk bapak! Sekedar ha- diah, bukan cerutu buatan Cuba yang cukup nikmat diisap, tapi sempat menyengsarakan bathin Menlu Downer sesuai dengan bu- nyi surat yang dikirim rekan Nuim Khaiyath dari Australia. Memang di negeri kita popu- ler soal adanya salam tempel. Se- perti sudah membudaya. Sudah mewabah, tak mungkin dikikis habis lagi. Padahal, baik Lurah, maupun Camat sampai ke peja- bat tinggi lainnya, saat melafaz- kan sumpah cukup membuat me- rinding bulu roma yang mende- ngarkannya. Tapi saya tak tahu, bagaimana pula perasaan mereka yang mengucapkan sumpah itu, saat ia dilantik. Paling kecil salam tempel yang diberikan berupa uang rokok mi- salnya kepada pak Lurah yang te- lah menyelesaikan urusan surat keterangan yang kita perlukan. Makanya, kalau kita sekarang menggalakkan Gerakan Disiplin Nasional, berarti juga sekaligus kita menggalakkan budaya me- ngoreksi diri, mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta. Wa- lau pemeluk agama apapun, bila ia mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta, pasti larangan agamanya tak akan dijalankan la- gi. Mereka yang alpa, apalagi yang sempat merasa besar kepa- la, tentu sulit untuk melakukan perubahan, apalagi secara drastis. ✰✰✰ Dengan harapan semoga kira- nya para pelaku ekonomi (eko- nom) dapat membagi laba dengan petani dan para perambah hutan dapat memperbaiki sikapnya yang kurang ramah terhadap ling- kungan ini. Sehingga sikap ini akan menggairahkan petani da- lam mengupayakan kerja-kerja nya dengan maksimal. Kalau para ekonom dapat me ngerti tentang ini, maka paling ti- dak kemiskinan para petani akan Kejadian-kejadian ini sebe- narnya adalah imbas secara lang sung dari ulah para tangan-ta ngan jahil merusak alam ini dapat diminimalisir sekecil dengan seenak perutnya. Seolah Pendidikan tak Mungkin Dipisahkan alam ini adalah miliknya sendiri. Sehingga hasil-hasil hutan yang ada hanya dinikmati olehnya dan keluarganya semata. dengan Teknologi mungkin. Apalagi kalau para pe- tani itu dapat membeli pupuk dan segala keperluan pertanian de- ngan harga yang murah, maka su- dah dapat diprediksikan bahwa petani Indonesia akan makmur di terjadi adalah, kalau petani men- buminya sendiri. Fenomena yang jual sesuatu dengan harga yang murah dan kalau membeli sesua- tu dengan harga yang mahal. Ti- dak seperti seharusnya. FAKTOR ALAM AKIBAT ULAH MANUSIA Persoalan petani adalah per- soalan yang paling rumit. Kare- na ia saling berkaitan dengan ke- adaan alam. Kalau alam ramah kepada petani, bisa jadi hasil per- tanian yang dihasilkan akan me- limpah ruah. Tetapi kalau lagi alam tidak ramah kepada petani, maka hasil pertaniannya akan ke- cil, atau bahkan sama sekali lahan pertanian yang diolahnya tidak menghasilkan apa-apa. Tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan setelah hutan itu ditebangi ataupun pengelolaan lahan hutan dengan cara memba- kar hutan. Apalagi cara pembu- kaan lahan hutan dengan cara membakar pada saat ini sudah menjadi trend yang sangat meru- gikan semua pihak. Yang dirugi- kan negara, lingkungan, petani, dan semua kehidupan yang ber- kaitan langsung dengan hutan. Faktor alam saat ini bagi pe- tani sangatlah tidak ramah. Li- hatlah betapa kejamnya alam be- lakangan ini. Dengan kemarau Sungguhpun demikian tulisan ini tidak berpretensi apa-apa. Ha- nya sekadar untuk menggugah hati nurani kita. Hanya untuk menggugah rasa kemanusiaan se- orang manusia. Tidak lebih dari itu. Sungguh, tidak lebih. Terima kasih petani. KECENDERUNGAN pendi- sial, mau tak mau, cepat atau dikan abad ke-21 tidak mungkin lambat juga akan dipengaruhi dipisahkan dari perkembangan oleh teknologi komunikasi dan in- teknologi komunikasi dan infor- formasi dan harus menyesuaikan masi, karena teknologi akan me- diri dengan perkembangan ter warnai semua aspek kehidupan sebut. manusia termasuk pendidikan dan pembelajarannya. Dengan terbatasnya waktu ta- tap muka yang ada sedang di pi- hak lain makin banyaknya materi ajaran dan didikan yang harus di- pelajari dan dikuasai siswa me- nuntut adanya strategi pelaksa- naan pendidikan dan pembela- jaran yang berbeda di masa men datang. "Guru hendaknya membantu siswa belajar mengajukan perta- nyaan, menemukan di mana me- reka dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut serta membantunya mendapatkan dan menerapkan jawaban tersebut", tambahnya. Belajar bagaimana cara bela- jar yang baik, katanya, perlu mendapatkan fokus perhatian yang lebih besar. (Ant)