Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-05-20
Halaman: 05

Konten


AAN ISHI MINGGU, 20 MEI 1990 liti dulu membeli ORITAS!! Color Rendition Chart dan perlengkapan n performanya telah seperti seri reli Asia Tabu ETERNA 3 ETERNA Under spoiler belakang, andel lebih mantap. EDIT AH KAMI! A, TEKNOLOGI MITSUBISHI I JA ABADI Jl. Indrakila P.O. Box 11 Telp. (0287) 81073-81222 Kebumen-Jateng O WORK SHOP -52 A TELP. 34608 PASAR C. 182 MINGGU, 20 MEI 1990 que POS ANAK- ANAK Hadiah buat Pak Kontak Oleh N. Handayani "K reek-Kreek". Bunyi ke- reta sampah milik Pak Kontak telah lewat di depan ru- mah Anita. Dengan bergegas Anita segera bangun dari tem- pat tidurnya. Setelah merapi- kan tempat tidurnya, ia mulai mengulangi pelajaran yang te- lah dipelajarinya semalam. Entah siapa yang pertama menjuluki Pak Suteja, laki-laki tua pengangkut sampah de- ngan julukan Pak Kontak. Teta- pi yang jelas, anak-anak kom- pleks Sakura, dimana Anita tinggal memberikan julukan yang sedemikian pas. Wajah Pak Suteja memang mirip seka li dengan wajah pemeran Pak Kontak dalam acara Kontak Ta- ni di TVRI. Anehnya, Pak Kon- tak ek, Pak Suteja tidak pernah marah dengan julukan itu. Hampir setiap pukul lima pa- gi dan empat sore, Pak Kontak selalu menjalankan tugasnya sebagai pengangkut sampah dari rumah ke rumah. Anita memang tinggal di sebuah kompleks perumahan Sakura. Anak-anak di sana terkenal kreatif dan cerdas-cerdas. Tugas sebagai pengangkut sampah sudah dikerjakannya semenjak setahun yang lalu. Walaupun tugas ini berat bagi orang seusianya namun Pak Kontak selalu mengerjakan- nya dengan gembira. Yang le- bih mengharukan lagi, kalau Pak Kontak bekerja selalu di- iringi dengan siulan-siulan ke- cil sehingga seolah-olah tugas itu dirasakan sebagai kewajib an yang menyenangkan. Ibu-ibu yang tinggal di kom- pleks perumahan Sakura juga sangat merasakan jasa Pak Kontak. Berkat jasa Pak Kon- tak, lingkungan mereka men- jadi bersih dan bebas dari sam- pah yang menggunung. Selain para ibu, anak-anakpun me- rasakan jasa Pak Kontak. "Berkat bunyi kereta sam- pah Pak Kontak, saya dapat ba- ngun lebih pagi. Jadinya saya tidak pernah datang terlambat lagi ke sekolah" kata Krisna yang memang terkenal sedikit malas. "Kalau sayah sih, dapat ba- ngun lebih pagi sehingga da- $38 Oleh Adhi Parniti Niang itu seisi rumah se- duk di kebun belakang. Mere- Terbayang nung-renung. Aryo yang rada sakit-sakitan, Tapi Aryo aneh, ia justru ber- syukur diberi kondisi seperti itu. Memang, mama jadi sayang padanya. Aryo pun di hadapan mama begitu penu- rut. Saking seringnya mama membelanya, Aryo jadi besar kepala dan merasa seperti anak emas. Aryo juga punya watak yang culas. Hanya bisa berlaku baik di hadapan orang tua, tapi kenyataannya di dep an Ayik dan Jaka, Aryo seperti tak punya hati. Jaka bergegas ke kamar. Belajar. Disimaknya baik-baik catatan geografi itu. Tekad Jaka cuma satu, ia ha- rus berhasil. Aryo cuma lebih M TEMPA CAMPA "Dengar ya anak manis! Kue dan baju ini untukPak Suteja alias Pak Kontak itu". "Wah!, ibu juga ternyata ke- nal dengan istilah Pak Kontak ya" kata Anita. "Iya dong, ibu kan sering mendengar kalian menyebut nama Pak Kontak. Ya, ibu ikut saja. Biar tidak dikatakan ke- tinggalan zaman. Kita harus bisa menghargai jerih payah dan jasa Pak Kontak, walau- pun hanya sekadar". "Waduh, ibu kita baik deh! Itu baru ibu teladan namanya" kata Anita seraya mencium pi- pi ibunya. "Bisa saja kamu ini. Kalau Cerita Bersambung Aryo dan Jaka (2) tua setahun dari Jaka, namun karena sakit-sakitan Aryo per- nah tinggal kelas. Dan kini se- tingkat dengan Jaka. "Jaka, aku pinjam kalkula- tormu!" Aryo muncul di balik pintu. Jaka pura-pura tak mendengar "Jaka...." panggil Aryo. \ "Apaaa!" Jaka menjawab see- naknya. "Aku pinjam kalkulatormu!" ulang Aryo. "Pe-er ku banyak sekali. Tak mungkin aku mengerjakan hitungan itu tan- pa kalkulator!" lanjutnya. pat lari pagi" kata Anik yang tinggal di ujung kompleks. "Saya juga begitu, dapat mengantar ibu ke pasar pagi- pagi" kata Agus, Kalau nggak diantar, beliau pasti marah- marah seperti Bu Subangun. Untung ada Pak Kontak", katanya lebih lanjut sambil me- nirukan gaya Bu Subangun, Kontan saja semua teman- temannya tertawa. alam sebuah kota hidup yang bi Demikian pula dengan Ani- ta, anak perempuan manis yang masih duduk di kelas I SMP Setiap pagi dia dibangun- kan oleh bunyi kereta sampah milik Pak Kontak. Menurut- nya, bunyi itu sama sekali ti- dak mengganggu tidurnya, te- tapi malah memacunya untuk mengejar prestasi. Tidak per- caya? Begini ceritanya : Bunyi kereta sampah milik Pak Kontak di pagi hari mem- bangunkannya untuk belajar. Dengan belajar pagi, dia lebih siap untuk mengikuti pelajar- an di sekolah nantinya. Dia da- pat mengulangi pelajaran yang dipelajarinya tadi ma- lam. Hasilnya, pada kenaikan kelas yang lalu dia dapat mem- perbaiki ranking kelasnya. Da- ri ranking kesepuluh menjadi ranking ke-dua. Berarti dia da- pat mengalahkan musuh be- sarnya, si Arya. Dia cuma ke- bagian ranking ke-lima. jaksana dan berani. Ia tidak ta- kut pada perampok, binatang buas dan raksasa. Hanya satu hal yang ditakutinya. Ia takut kalau dimasukkan ke liang ku- bur setelah ia meninggal. Sarjana itu bernama Ko Htun Tin. Ia beristrikan seo- rang gadis yang cantik sekali. Mereka hidup berbahagia. Te- tapi Ko Htun Tin pada suatu hari jatuh sakit. Ia sakit berat. Berdua mereka berjalan di Hari demi hari badannya ber- sebuah jalan raya di dasar laut. Segala-galanya di sekeliling tambah lemah. Ia merasa, bah- mereka berwarna hijau dan gewa ia tidak lama lagi akan hi- dup. Dipanggilnya istrinya, la- lu ia berbisik, "Adinda tercinta, aku akan mendahuluimu. Adi- nda tahu, bahwa aku tidak ta- kut meninggal, tetapi aku ti- dak ingin mayatku dikubur nanti. Berjanjilah kepadaku, supaya aku dapat meninggal dengan tenang." lap. Tak lama mereka tiba di sebuah istana yang besar dan megah. Anak muda itu terher- an-heran melihat istana itu. Di- ndingnya terbuat dari mutia- ra. Dan perabotannya terbuat dari perak. Kakek menyuruh "Mau dikasi siapa bungkus- an ini bu?" tanya Anita pada ibunya yang sedang asyik anak muda itu duduk di se- membungkus baju-baju bekas bapaknya dan kue-kue, waktu dia pulang dari sekolah. buah kursi yang terbuat dari emas. "Sorry, aku nggak berniat ngasih siapapun untuk mema- kainya. sudah memuji pasti pujiannya selangit". tidak Sewaktu tidur siang, Anita dapat memejamkan matanya. Tiba-tiba rasanya ia ingin memberikan sesuatu ke- pada Pak Kontak. Dia ingin memberikan kenang- kenangan buat pak Kontak se- bagai ucapan terima kasih. Te- tapi mau dikasi apa ya? Tiba-tiba, Anita berteriak. eureka-eureka" Termasuk kau!" balas Jaka. Se- jenak muka Aryo memerah. "Tapi kau mesti tahu, di ru- mah ini cuma ada satu kalkula- "Lho kok, aku berteriak se- perti Archimedes saat me- nemukan sifat-sifat benda da- lam air" katanya kemudian. Akhirnya Anita menemukan suatu ide yang bagus. Dia nan- ti akan memberikan Pak Kon- tak sebuah topi yang lebar. Itu lo, topi yang dipakai untuk mengembalakan ternak se- hingga terhindar dari panas yang menyengat. Anita mem- bayangkan Pak Kontak akan senang menerima pemberian- nya. Mungkin nanti akan dipa- kai bertugas pada siang hari. Diliriknya celengan kodok di atas meja di sudut kamarnya. Celengan itu adalah hadiah ulang tahun dari mbak Yeni, S luatu saat ada seorang laki- laki muda. Ia tinggal bersa- ma kakak lelakinya di tepi laut. Istri kakak lelakinya sela- lu memperlakukannya dengan jahat, sehingga laki-laki muda itu merasa amat kesepian. Se ringkali dia duduk di tepi laut meniup suling. Nada suling itu sedih tapi sangat indah. Setiap orang yang mendengarnya pasti amat terkesan. Pada sua- tu hari, ketika ia sedang me- niup suling, muncullah seo- rang kakek dari dalam laut. "Anak muda," katanya, "kau sangat pandai meniup suling. Tuanku yaitu Putri dari laut sedang sakit. Tiap hari dia mendengar permainan suling- mu. Dia ingin sekali bertemu denganmu. Dongeng Puteri dari Laut dari laut berbaring. Putri keli- hatan pucat dan kurus tetapi kecantikannya masih tampak. Anak muda itu mulai meniup sulingnya. Lagunya amat in- dah. Ketika dia berhenti me- mainkan lagu tersebut, Putri duduk di tempat tidurnya dan tersenyum, "Sekarang aku merasa lebih baik," katanya. Orang tua Putri itu meng- ajak anak muda itu untuk ting- gal bersama mereka. Anak mu- da itu setuju dan sebelumnya dia naik ke darat terlebih dulu untuk berpamitan dengan ka- kak lelakinya yang sebenar- nya sangat ia sayangi. Kakak lelakinya sedang mencari ikan waktu ia temui. Kakaknya sa- ngat terkejut melihat kehadi- rannya dari dalam laut. Kemudian dia menceritakan "Maaf, Kek. Saya bukan seo- rang dokter. Bagaimana saya dapat menolongnya?" kata anak muda itu. "Saya yakin kalau kamu me- nemuinya niscaya dia akan sembuh," jawab si kakek itu. Laki-laki muda itu agak takut. "Apakah aku tidak akan ma- ti tenggelam bila aku ikut de- nganmu masuk ke dalam laut?" tanyanya. "Jangan takut. Saya akan menjagamu. Kau tidak akan tenggelam," kata kakek itu la- gi. Kakek itu kelihatannya baik dan bijaksana. Sehingga laki-laki muda itu tidak mera- sa takut lagi. Ia lalu mengikuti kakek masuk ke dalam laut. "Silahkan tunggu," kata ka- kek. "Saya akan segera kem- bali." Beberapa menit kemudian, ka- kek kembali bersama seorang laki-laki dan wanita yang agak tua, Rambut mereka sudah ke- labu. Dan wajah mereka sudah mulai keriput. Namun, mata mereka berseri-seri dan keliha- tannya sehat. "Kami akan memberimu se- gala-galanya yang kau ingin- kan asal kau bisa menyembuh- kan putri kami satu-satunya itu," kata mereka. kakaknya waktu dia kelas lima Sekolah Dasar, Jadi sudah dari dua tahun dia menyisihkan uang jajannya setiap hari un- tuk ditabung. Walaupun jum- lahnya sedikit makin hari ma- kin banyak. "Berdikit-dikit la- ma-lama jadi bukit" demikian kata pepatah. Tentunya hal itu telah diterapkan oleh Anita. "Maaf ya Rob. Terpaksa aku berpisah denganmu. Tapi aku rela kok demi Pak Kontak" ka- ta Anita sambil mengelus ce- lengan kodoknya yang diberi nama Si Rob. Ketika dihitung jumlahnya Rp 20.000,00. Kira-kira cukup untuk membeli sebuah topi yang bagus. "Siip lah!" seru Anita. Malamnya Anita diantar ke Toko oleh mbak Yeni. Akhirnya ia memilih sebuah topi lebar yang warnanya coklat... Harganya Rp 7.000,00, jadi masih banyak sisanya untuk ditabung. "Dia ma, yang memulai. Aku pinjam kalkulator tak diberi!" Aryo melapor. "Coba saja kalau...." Jaka hendak memberi penjelasan. Tapi mama segera memban- tahnya. Krek-kreek. Bunyi kereta sampah milik Pak Kontak telah lewat pagi itu "Jaka..., aku harus tahu ka- lau mama lelah sehabis beker- ja. Berikan mama istirahat ba- rang sedetik saja. Kausung- guh tak punya pengertian un- tuk itu! Mama tahu kau pintar! Tapi tak akan ada gunanya ka- lau tingkahmu setiap hari bi- kin kepala mama pusing. Ayo, berikan apa yang diminta Aryo!' bentak mama. Mama se- gera meninggalkan mereka. Ogah-ogahan Jaka mengambil kunci lemari dan menyerah- kan kalkulator itu pada Aryo. "Kau memang banci. Peng- adu!" rutuk Jaka. Aryo men- cibir. "Salah kau sendiri!" Aryo ngeloyor pergi dengan so- nyum menyakitkan. Sejenak kemudian Jaka termangu. Ma- ma terlalu sering mengeluh le- lah sehabis bekerja, katanya sendiri dan kemudian berma- cam-macam pikiran berkeca- muk dalam benaknya. *** Istrinya berjanji, bahwa ia akan berbuat sebagai yang di- katakan suaminya. Malam itu juga Ko Htun Tin meninggal dengan tenang. Se- mua keluarga Ko Htun Tin ti- dak setuju jika mayat sarjana itu ditaruh saja di atas tanah. Tetapi istrinya berketetapan hati, melakukan yang telah di- masuk ke kamar dimana Putri janjikannya. Dibungkusnya "Saya akan berusaha sebaik- baiknya," jawab anak muda tersebut. Lalu mereka semua tor. Dan kau yang paling se- guh-sungguh menekuni pe- ring memakainya. Masa aku kerjaanmu itu"! lanjutnya pinjam sekali saja tak boleh. lagi. Rumus dari mana itu?" protes Aryo, Jaka malah bernyanyi- nyanyi kecil. Meremehkan ke- hadiran Aryo di kamarnya. "Orang pelit dan culas ma- cam kamu, nggak perlu diberi hati!" komentar Jaka cuek. Te- tapi tak ada niatnya untuk mengambil benda itu di lemari bukunya yang terkunci. Baru saja Aryo hendak membuka mulut, mama muncul. "Kalian ini, tahu jam orang tidur nggak sih?" dengan ram- but kusut mama melotot. Istrinya menangis tersedu- sedu. "Apakah yang harus adi- nda janjikan kepada ka- kanda?" "Bila aku meninggal, bung- kuslah badanku dengan tikar, lalu taruh di atas tanah peku- buran. Jangan kuburkan aku di dalam tanah, jangan pula ba- kar mayatku". "Aldo, percayalah! Aku sungguh-sungguh! Jangan kau anggap angin lalu cerita- ku tadi!" Jaka memandang Al- do penuh harap. Sejenak Aldi balik memandangnya. Lalu, "Memang, pamanku membu- tuhkan 3 orang pelayan lagi untuk toko bukunya yang be- sar itu. Kalau maumu begitu, baiklah, aku akan bantu!" Aldo mengangguk-ngangguk. Ja- ka tersenyum senang. "Eit, tapi bagaimana tang- gapan kedua orang tuamu nanti?" celetuk Aldo tiba-tiba. "Al, disinilah aku minta pengertianmu. Jangan kau bo- corkan rencana ini pada siapa- pun. Aku tak bermaksud mem- bohongi orang tuaku. Sebab aku yakin, mama pasti tak se- tuju. Pasti itu!" "Tapi lambat laun mereka akan tahu juga. Asap itu tak bi- sa ditutupi kawan!" Aldo ge- leng kepala. Sarjana dan Dua Raksasa mayat suaminya dengan tikar halus lalu ditaruh di atas tanah pekuburan. Malampun tiba. Tempat pe- kuburan sunyi senyap. Bukan bersinar di langit cerah, tak berawan. Angin bertiup sepoi- sepoi basa. Tiba-tiba muncul dua orang raksasa. Angin di- ngin berhembus lebih kuat. Kedua raksasa menggigil ke- dinginan. Jaka mengangkat bahu. "Ah, itu urusan nanti! Yang penting sekarang aku ingin bekerja. Apa saja!" lanjutnya bersikeras. "Ambisi betul kau Jaka!" ka- ta Aldo akhirnya. Verial, ka- kak Aldo tiba-tiba muncul. "Aldo, ada surat untukmu! Dari Buminyiur. Tapi tak ada namanya!" Verial kakak Aldo membolak-balik surat itu, lalu menyerahkannya pada Aldo. "Oh, ya, bingkai yang kak Vera pesan sudah selesai aku buatkan!" kata Aldo sembari merobek salah satu sisi sampul surat itu. Bali Post di depan kompleks Sakura. De- ngan bergegas Anita memba- ngunkan kakaknya. "Mbak Yeni, cepat bangun. Tolong diantar. Pak Kontak sudah lewat tuh!" kata Anita kepada kakaknya. "Wah, terima kasih sekali. Kau memang adik lelakiku yang paling baik!" Verial mengacak rambut Aldo yang gondrong itu dengan senang, Sejenak kemudian ia masuk ke "Ah, jangan bercandalah kau ini Aldo mengibaskan dalam. kedua tangannya. "Aku tak percaya kalau kau akan sung- kun dengan saudaramu!" ko- "Tampaknya kau begitu ru- "Kamu ini kok aneh sekali. Pagi-pagi sudah ribut meng- ganggu orang tidur saja. Nan- ti sore saja berikan hadiahnya. Toh sama saja". "Nanti sore aku latihan me- nari. Ayo cepat kak, jangan ba- nyak komentar" kata Anita sambil menarik selimut ka- kaknya. Karena punya adik cuma satu- satunya, walaupun kesal Yeni berkata, "Ayolah!" Berdua mereka lari ke depan pintu pagar. "Pak Kontak, ke sini sebentar!" panggil Anita. "Ada apa non, kok pagi-pagi sudah memanggil saya, Ada yang bisa saya bantu" sahut Pak Kontak sambil memper- hatikan Anita dan Yeni Pak Kontak memang selalu memanggil non kepada Anita, meskipun Anita sering me- segala yang dialaminya dan mengatakan maksudnya un- tuk berpamitan karena dia akan tinggal di bawah laut sa- na. Kakak lelakinya sangat se- dih untuk melepas adiknya te- tapi juga merasa bahagia meli- hat adiknya menemui kebaha giaan dan dia juga berjanji un- tuk tidak menceritakan pada siapapun termasuk istrinya mengenai kejadian tersebut. Setelah berpelukan dengan ka- kaknya sebagai tanda perpi- sahan, anak muda itu kemudi- an masuk ke dalam laut. Setelah beberapa tahun hi- dup di bawah laut sana, anak muda itu menikah dengan Pu- tri dari laut. Dan sejak saat itu dia tidak merasa kesepian lagi.... Diceritakan oleh AYU R.A.R. Jln. Genggong 12 kr.sukun Mataram-NTB Raksasa yang satu berkata, "Angin paling dingin kalau bertiup tengah malam". Kawannya berkata," Anda keliru. Angin paling dingin kalau bertiup waktu subuh. Mereka bertengkar. Masing- masing mempertahankan pen- diriannya. Hampir saja mere- ka adu jotos. Yang seorang berkata, "Ka- wan, jangan kita berkelahi ka- rena hal itu. Kita bukankah pandai menghidupkan mayat di pekuburan ini. Baiklah kita lakukan itu. Kemudian kita ta- nyakan kepadanya, "Angin manakah lebih dingin, yang bertiup tengah malam atau yang berhembus dekat subuh". "Setuju," jawab temannya, "tetapi aku agak malas meng- gali mayat malam ini." Pada waktu itu sinar bulan menyoroti mayat sarjana yang terbungkus dengan tikar. "Pucuk dicinta ulam tiba," kata raksasa pertama. "Ini ada mayat yang belum lagi diku- burkan. Mayat ini saja kita hi- dupkan kembali!" Kedua raksasa itu memper- hatikan wajah mayat Ko Htun Tin. "Agaknya ia seorang sar- jana," kata raksasa yang satu. *** "Jaka, kenapa pulang ter- lambat!" mama memand- angnya. "Aku ada praktikum, ma!" sahut Jaka cepat. Kata-kata itu memang telah disusunnya se- jak tadi. nyuruh untuk memanggil namanya. "Begini pak, saya ada sesua- tu untuk bapak" kata Anita sambil menyerahkan bung- kusan kepada Pak Kontak. "Apa ini non", kata Pak Kon- tak sambil ragu-ragu untuk menerima bungkusan itu. "Sudahlah pak, ambil saja," sahut Yeni. "Ayik manis...., mas Jaka nggak bawa coklat. Duit mas "Aduh, keluarga non ini baik sekali. Kemarin ibunya non su- dah memberikan saya baju- baju dan kue, sekarang non la- gi" kata Pak Kontak dengan suara lirih. Anita dan Yeni jadi terharu melihatnya. "Sudahlah pak, inisebagai tanda terima kasih saya kepa- da Pak Kontak. Karena Bapak telah berjasa membangunkan saya setiap pagi untuk bela- jar", sahut Anita. "Ah, non ini ada-ada saja. Itukan sudah kewajiban ba- pak, menjalankan tugas de- ngan baik. "Baiklah, sekarang Pak Kon- tak buka saja bungkusan ini dan langsung dipakai ya!" kata Anita. Mereka lanjutkan membuka bungkusnya dan mereka tiup- kan nafas ke dalam hidung- nya. Ko Htun Tin mulai berna- fas dan tidak lama kemudian ia membuka matanya, Untung sekali ia seorang yang berani. Jika tidak, tentu ia akan mati ketakutan melihat dua orang raksasa yang terta- wa menyeringai dengan mulut merah terbuka lebar dan mata yang melotot. "Selamat malam, tuan-tuan," katanya," apa yang dapat aku perbuat untuk tuan?" "Ada satu hal yang kami ber- dua tidak sependapat," jawab raksasa, "kami harapkan Anda bersedia menjadi hakim. Anda seorang sarjana. Agaknya ti- dak susah bagi Anda mengam- bil keputusan. "Aku benar-benar girang, se- kiranya dapat membantu tuan- tuan", jawab Ko Htun Tin. "Manakah yang lebih di- ngin, angin yang bertiup te- ngah malam atau yang bertiup menjelang subuh?" tanya rak- sasa. "Ah, ah! Aku kira Anda ke- dua-duanya salah," jawab Ko Htun Tin "Angin tengah ma- lam dan waktu subuh sama di- nginnya." Mendengar sarjana itu terta- wa dan berkata bahwa mereka kedua duanya salah, raksasa menjadi marah. Mereka berka- ta, "Bagaimana pula orang ini ? Kita menghidupkannya kem- bali dan ia katakan kita dua- dua salah. Baik kita bunuh dia dan kita cari hakim lain," ter- iak mereka sambil mendekat- kan cakarnya yang tajam- tajam itu ke muka sarjana. Tetapi anak muda berani itu mentarnya pada Aldo. "Kami memang jarang seka- li bertengkar. Apalagi mbak Vera orangnya memang penuh "Emangnya, siapa yang bi- pengertian. Dan dengan sendi- lang kalau Ayik minta coklat! rinya kau tak berani berlaku Ayik mau ngasih tahu kalau yang kurang ajar padanya!" je- ada surat dari papa. Tiga hari las Aldo sambil meraih pudel lagi papa bakalan datang. Tapi kecil yang melintas di hadapan papa cuti nggak lama, cuma... mereka. Jaka terdiam mende- ngarnya. Terbayang Aryo, Ja- ka tersenyum kecut. Namun, ah, aku masih punya Ayik, wa- lau dia masih kecil, hibur Jaka pada dirinya sendiri. ah, mas Jaka baca ajak deh sen- diri surat ini!" Ayik menyerah- kan surat itu. Dengan sete- ngah terburu Jaka membaca surat itu. "Aldo, aku pulang dulu. Te- lah cukup lama aku disini!" katanya. Aldo mengangguk. Jaka segera meraih sepeda buntutnya dan beberapa detik kemudian telah menghilang dari pandangan Aldo. Cuaca saat itu memang cukup panas. Di Malaysia, misalnya, PE- PAS bekerja sama dengan pe- merintah dalam persiapan nas- kah rencana kemungkinan un- tuk kecelakaan bahan kimia dan partisipasi dalam pengem- bangan rencana darurat bahan kimia di tempat spesifik. Garis pedoman untuk managemen limbah klinik sedang dikem- bangkan bersama Departemen Kesehatan. Kerja sama selanjutnya da- Jaka udah abis....!" belum sele- sai Jaka bicara Ayik memo- tong. "Mama udah baca, Yik?" ta- nya Jaka di tengah-tengah ke- sibukannya membaca surat. Ayik mengangguk, meng- goyang-goyangkan kakinya di sisi tempat tidur. Cuma lima hari, pikir Jaka rada kecewa. Tapi kemudian ia tersenyum cerah. Syukurlah papa tak la- ma-lama cuti. Kalau papa tahu aku bakal bekerja, papa bisa marah. Apalagi cuma pelayan toko, batin Jaka. Sebetulnya keadaan ekonomi mereka tidak kekurangan. Ta- pi Jaka merasa akhir-akhir ini, mama sering mengeluh lelah sehabis bekerja. "Atau karena perasaanku saja" pikir Jaka sendiri. "Ah, pokoknya aku ha- rus bisa cari diut, biar nggak minta terus sama mama," te- kadnya. "Ah, rasanya praktikum cu- ma hari Rabu!" celetuk Aryo dari sudut ruangan. Jaka me- lotot dengan geram. "Tahu apa kau urusanku. Mau praktikum kek, mau urusan lain kek, suka-suka aku...!" bentak Jaka jengkel. "Jaka..." mama memanggil- nya datar. "Tak baik begiu. Se- tiap kau datang selalu ada per- na papa cuti nggak lama. Iya, tengkaran!" mama memand- kan?" tebak Ayik. Asal-asalan angnya. Sejenak Jaka terpana Jaka mengangguk. mendengar kata-kata mama, tapi sikap cuck-nya segera muncul. Tanpa berkata apa- apa Jaka segera ke kamar. Tak acuh aja! Eh, ada Ayik disana! Dengan rambutnya yang di- "Oh ya, bonekanya belum kuncir tinggi-tinggi, Ayik Ayik kembalikan!" potong tampak lucu. Di sisi tempat ti- Ayik dan segera melompat dari dur Ayik duduk memandangi sisi tempat tidur. Jaka meng- Jaka. Jaka berjongkok di sisi angkat bahu. (Bersambung). Ayik. "Mas Jaka kok bengong!" ta- nya Ayik heran. "Ah, nggaak!" "Pasti mas Jaka kecewa kare- MILIK MONUMEN PERS NASIONAL TRAKARTA "Eh iya, Yik! Tadi dipesan mama anak tetangga sebelah. Si.... Janet! Kamu sore nanti disuruh kesana dan...." Pak Kontak membuka dan akhirnya memakai topi pem- berian dari Anita. "Aduh, cocok dan pas sekali pak" seru Anita dengan gembi- ra. Bapak bisa pakai kalau ber- tugas pada siang hari". Terima kasih non Ita, bapak sangat senang dan bangga se- kali. Ternyata nasib orang ke- cil seperti bapak masih ada yang memperhatikan. Bapak berdoa semoga non Ita dan non Yeni berhasil dalam menem- puh cita-cita." Anita dan Yeni semakin ter- haru dibuatnya. "Bapak permisi dulu non, ba pak akan melanjutkan meng- angkut sampah ini". "Kreek-kreek", bunyi kereta sampah yang ditarik oleh Pak Kontak semakin jauh mening- galkan komplek perumahan Sakura. Kesehatan mantauan udara. (Sambungan Hal III) lam managemen limbah ber- polusi udara; dan operasi serta pemeliharaan perlengkapan pe-acun dan berbahaya telah dilak- sanakan di Filipina, Republik Korea dan Tonga. Kegiatan se- dang direncanakan dengan se- jumlah negara untuk pengem- bangan garis pedoman pem- buangan limbah klinik. Dalam tahun-tahun belakang- an permintaan untuk pelayanan PEPAS dalam managemen zat- zat beracun dan berbahaya te- lah meningkat karena negara- negara telah menjadi lebih sa- dar bahaya yang disebabkan tumpahan karena kecelakaan atau penanganan salah bahan kimia beracun dan limbah ber- bahaya. Dr. Guo mengatakan bahwa karena "kekhawatiran yang me- ningkat ini", Pusat mempe- kerjakan ahli polusi dalam ru- mah penasehat keamanan bah- an kimia dalam 1987. bertugas "Selamat Kontak.".... (Buat adik Anita dan Dicky Met Ultah) Ni Nyoman Handayani Sakura Gang V no. 10a Denpasar. Pak tidak kehilangan akal. "Aku minta maaf, tuan-tuan. Perkataanku tadi sungguh- sungguh keliru. Sesungguh- nya aku mau berkata Anda ke- dua-duanya sama benarnya. Angin yang bertiup tengah. malam sama dinginnya de- ngan angin yang bertiup pada waktu subuh!" lalu ia me- nundukan kepalanya. Kedua raksasa kini merasa senang mendengar mereka berdua sama-sama benar. "Anda seorang anak muda yang bijaksana," kata raksasa pertama dengan muka berseri- seri. "Anda akan maju di dunia ini". "Kami akan memberi Anda suatu hadiah," kata raksasa kedua. "Tunggulah sebentar. Raksasa itu menghilang dan tak lama kemudian mereka kembali, masing-masing de- ngan sebuah mangkuk berisi uang emas. Diceritakan oleh Wiwid. S JI. Kecubung 74 Denpasar-Bali "Ambillah ini! Kami ucapkan selamat kepada Anda," kata Lapisan -- mereka sambil menghilang da- lam kegelapan malam. Ko Htun Tin menggulung ti- karnya. Kedua mangkuk ber- isi uang emas dibawanya pu- lang. "Aku beruntung sekali mempunyai istri yang setia. Mangkuk berisi uang emas akan kuberikan kepadanya," ia berpikir. Alangkah girangnya istri- nya, melihat suaminya hidup kembali. Sejak waktu itu mere- ka hidup berbahagia sampai usia lanjut.*** Dr.Guo mengatakan manage- men kualitas air merupakan bi- dang prioritas lain. Pekerjaan pada managemen kualitas air di negara-negara Pasifik Barat ter- masuk klasifikasi sumber air, pengembangan standar kuali- tas air, pemantauan kualitas air, membentuk inventaris sum- ber polusi, mengembangkan ke- bijakan dan strategi pengen- dalian polusi air dan pengolah- an limbah air. Kerja sama dengan Republik Korea dalam mempersiapkan rencana induk luas managemen kualitas lingkungan terpadu un- tuk limbah Sungai Han "yang sangat memperbaiki kualitas air sungai." Cina Minta Bantuan Cina, dengan mencatat keku- rangan keahliannya dalam bi- dang pegendalian polusi air ta- nah, juga minta bantuan PEPAS Kedua adik kita ini pingin kenalan buat sidang pembaca dimana saja berada. Kakaknya bernama Ni Luh Putu Widianti, lahir 25 Februari 1985. Sedangkan adiknya berna- ma Gede Made Pasek Widiantika, lahir 3 Maret 1987. Alamat rumah Jalan Kecubung No. 7 Denpasar. Besar nanti Luh Putu bercita-cita pingin jadi penari Bali yang terkenal. Akan tetapi adiknya Made Pasek jadi dokter. Lewat rubrik ini mereka nitip salam buat Kadek Suryani dan semua keluarga di rumah mat berhari Minggu mudah-mudahan sejahtra dan asung kerta nugraha. untuk menarik luku yang berla- pis email lebih rendah ketim- bang yang diperlukan untuk ba- jak yang tidak diberi lapisan email. Pengamatan serupa dili- hat pada kandungan 51 persen uap lembab tanah. Dibandingkan dengan kan- dungan uap lembab sebelum- nya, tarikan yang diperlukan pada kandungan 51 persen uap lembab kurang. Ini disebabkan karena merosotnya kekuatan tanah lebih basah. Pada kan- dungan 58 persen uang lembab tanah, tarikan yang diperlukan berkurang dari pada kondisi ku- rang basah. Jika dipandingkan dengan untuk melatih personil antara lain tentang dampak polusi air tanah terhadap kesehatan ma- nusia. BUAH HATI PEPAS juga menyediakan da- na bagi Departemen Kesehatan Masyarakat Cina untuk melaku- kan penelitian mengenai perni- laian kesehatan pemakaian kembali kotoran manusia dan limbah air. Lt.1 DISCOUNT AKHIR BULAN DI LANTAI I & II PADA COUNTER BERTANDA DISCOUNT 5-25% Tanggal 17 Mei - 31 Mei 1990 GRATIS 1 Buah botol air JORDAN untuk setiap pembelian 1 Sikat Gigi JORDAN. Selama persediaan masih ada. 11 Den sta its Dr. Guo mengatakan tersedia- nya dengan cepat keahlian tek- nis untuk menanggulangi masa- lah kesehatan lingkungan yang mendesak merupakan salah sa- tu sebab pembentukan PEPAS. Dalam kerangka ini, dia mengingat kembali, PEPAS ce- pat bereaksi terhadap per- mintaan baru-baru ini untuk meninjau keamanan kerang- kerangan yang dikonsumsi pen- duduk Fiji. Kunjungan staf Pu- sat ke pulau Pasifik itu mem- bantu menghilangkan kekha- watiran bahwa konsumsi ke- rang-kerangan yang dipanen dari Sungai Rewa merupakan Telah dibentuk sistem untuk bahaya kesehatan yang dekat. akses yang terus menerus ke pu- Oktober 1988 terjadi kece- sat data internasional mengenai lakaan keracunan besar- keamanan makanan untuk me- besaran di Malaysia yang akhir- nyediakan akses tepat pada nya menyebabkan kematian 13 waktunya ke informasi luas un- anak dan seorang dewasa. Atas tuk manfaat negara-negara dan permintaan mendesak Departe- daerah-daerah di kawasan Pasi- men Kesehatan Malaysia, dua fik Barat. (D.N.I.) Lt.11 HALAMAN V 2-321 Pusat Hidangan (Sambungan Hal III) pusat perbelanjaan serba ada Dewata Ayu Jln. Jendral Sudirman No. 20 Denpasar Telp. 35435 & 35436 bajak yang tidak diberi lapisan email tarikan yang diperlukan berkurang dengan 26 persen, tergantung kepada kandungan uap lembab tanah dan kecepat- an gerak. Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan de- ngan bajak lebih besar yang di- tarik dengan traktor. Uji coba daya tanah terhadap lapisan email sedang dilakukan. (D.N.I.). Lt. III konsultan dari Pusat untuk Pengendalian Penyakit Ameri- ka Serikat disediakan PEPAS untuk membantu satuan tugas khusus untuk mengenali sebab keracunan. Dr.Guo mengatakan bahwa 1990-an akan merupakan deka- de penting bagi PEPAS. Lang- kah-langkah tindak lanjut, katanya, harus diambil jika De- kade Suplai Air Minum dan Sa- nitasi menjelang berakhir pada penutup tahun ini. "Sekalian liputan 100 persen untuk suplai air minum dan sa- nitasi tidak dapat dicapai jika program sepuluh tahun ini ber- akhir, masalah itu akan tetap menjadi bidang prioritas untuk PEPAS," katanya. Informasi kesehatan ling- kungan merupakan bidang lain, di mana negara-negara Pasifik Barat menaruh harapan kepada PEPAS. Pusat menanggapi rata-rata 60 permintaan dari negara- negara anggota untuk informasi mengenai berbagai masalah ke- sehatan lingkungan. Informasi itu diperlukan untuk peren- canaan dan pembikinan kepu- tusan. Penukaran Sticker tetap berlaku Ingat batas penukaran sticker periode I berakhir tanggal 31 Mei 1990. • DEWATA AYU Pusat Perbelanjaan Dengan Fasilitas Lengkap dan arena parkir luas. • Kini dilengkapi dengan telpon umum, Coin, dan Telpon Umum Kartu. C869 4cm