Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-05-20
Halaman: 11

Konten


MINGGU, 20 MEI 1990 Brosur Hotel mengangkat yang bukan persoalan Menurut Mencrut, kehidupan ini jauh ari sekadar pemasangan gambar yang osur. Color Rendition Chart menghargai tepat suci kita. Perlu sege- aturan bagaimana orang-orang bisa n dengan tepat objek wisata yang ada. oh-tokoh umat Hindu kita 'kan kabar. rhadap perusahaan rokok yang meng- Tanah Lot untuk iklan rokok. Dalam -koranan saya juga lihat Pura Tanah visual iklan credit card. Apakah pema- gambar tempat suci itu tepat? Ada juga Nusa Dua yang menstilisasi potret Pura sebagai logo hotelnya. Apakah juga te- g saya persoalkan!" kata Sanglir. eyakinkan Mencrut, Sanglir terpaksa an banyak data seperti itu tadi. Kalau kultural, objek-objek spiritual diman- uk kepentingan yang bisa menguntung- tidak perlu dipikirkan bagaimana agar faatkan itu juga mendapat percikan keun- nurut Sanglir, kalau kita sudah terbuka an apa yang kita miliki untuk kepenting- isataan dan bisnis lainnya, mengapa kita meminta keuntungan? Kalau kita tidak komersialkan objek kultural kita secara ngapa kita tidak cabut saja iklan rokok anfaatkan Pura Tanah Lot itu? "Kemarin di depan sebuah restoran di Jl. Teuku sana masih terpampang iklan rokok de- ground Pura Tanah Lot. Kok tak ada lang- pa?" ujar Sanglir. id Pak Sanglir, kita harus ikut mencari an?" tanya Mencrut. Belum sempat Sanglir , Mencrut berkata lagi," Kalau begitu, ba- cara kita menuntut?" n mau kalah sama Rebecca Gilling. Wajah- tret untuk iklan sabun mandi, dia tentu di- mtaan rupiah lagi. Dikontrak dalam waktu Pembuat iklan tak boleh main sembarangan. yar! Kenapa pura kita dipakai dia tidak walnya hanya dua: kita minta bayaran seperti Gilling atau kita larang menggunakan gam- kita?" cetus Sanglir. Mencrut yang berotak paknya tidak paham-paham dengan kata- annya itu. angan begitu. Saya paham sekarang. Tetapi, oal lain lagi. Apakah pemakai gambar Pura Uluwatu, Tanah Lot, Ulun Danu dalam ga harus dimintai bayaran? Pembuat pos- kah juga harus dimintai bayaran?" Menja- lir," Itu kasusnya lain. Kalau postcard itu murni. Objek kita dibuat, dicetak bagus, kan untuk kepentingan barang tertentu. Tak gihi uang. Kalau gambar-gambar pura dalam brosur pun kita tidak punguti uang. alau bisa, ya...pasang gambar tempat suci ikit. Jangan dekatkan dengan foto peman- male berbikini. Hidup ini pelik. Jangan diper- at selebaran pariwisata yang beredar ke selu- ru!" Mencrut tak bertanya lagi. Matanya mena- r hotel bergambarkan Pura Uluwatu yang ambar pemandangan kolam renang dengan le tergolek penuh nafsu. Matanya menatap otel yang bergambar Pura Tanah Lot ber- an dengan foto dua bule berangkulan di pan- tetap kan pemberontakan. Ia membe kuat, berkan semua kejahatan yang al da pernah dilakukannya. Ia buka ingga semua topeng yang selama ini ertin- dipakainya meskipun dengan sewe susah payah lantaran topeng- ukan topeng itu sudah merenggut se lah ia bagian dari tubuhnya. Topeng- mah- topeng itu sudah menjadi lintah emba yang juga mengisap darahnya. ndiri, BOS ingin meninggalkan se- diba mua kebohongan itu. Bos bukan ma ke in rasa ap ke nusia wadari ya bu- an goncangan batin yang me muncak Bos pergi melepaskan segala tanggung jawabnya. Pelayan yang menjadi tumpu- a sen- enun- ia ha- an iri oleh Bos ternyata juga tak terlepas dari kedok yang harus i dibuka. Pelayan yang diam- diam memanfaatkansituasi oleh yang baik untuk mengangkat selalu derajatnya.Ia melepaskan atri- butnya sebagai pelayan dan ia ingga elaku- (Bersambung ke Hal XI kol 6) Umar atusan kehi at dan manusia lagi tapi mayat dengan prilaku binatang. Dalam keada- an ke- nalkan, dipuji, dicaci, didorong, Hising dihadiahi dan dihukum. (Seni, sejak Tradisi, Masyarakat, 1981). isi pa- Namun ketika pamor pe- im ta- kerjaan makin luntur, begitu ju- kekai ga kekayaannya kian menipis, pusat kesenian melebar dan le- erjaya, omosi berki- aristo- pada bih bersifat umum. Para maese- nas pun tidak lagi berasal dari kalangan istana, namun kaum. penguasa dari kalangan umum. Dan ketika kesenian mulai di- awan. kembangkan secara formal dan tu itu lebih melembaga, para maese- u. pamer- Eli, di- nas pun tidak lagi bersifat per sonal tapi disalurkan lewat ta- ngan yayasan-yayasan yang di- sokong oleh kaum kelas baru yang berkuasa itu. di ka Begitulah perkembangan se- tu pu- kilas kedermawanan dan per- an ke lindungan terhadap seni dan se- dikem- angan- meng- niman. Tapi bagaimana pun wa- jah maesenas itu yang harus ada pada sponsor kualifikasi senas- seni dan seniman itu yakni ada- dapat Di is nya unsur kecintaan terhadap seniman dan kreasi seni. Dan di- sawan, tambah memiliki kemampuan, muga di asil ke baik uang, posisi, dan fasilitas. Kebiasaan melindungi dan memelihara karya seni di tanah air kita sebenarnya sudah per- at itu nah mentradisi di masa lalu. Se- perke- perti misalnya kedermawanan dan perlindungan seni dan se- niman di lingkungan keraton di n, per Jawa. Sulit membayangkan ke Wood senian Jawa yang begitu tinggi u saja nilai seninya, seperti wayang sebuah kulit misalnya, tanpa patronisa- l. 130). si pihak keraton. Begitu juga di mera Bali. Menurut Dr. I Made Ban depan dem dalam bukunya, Etnologi Jack in Hu Tari, antara abad ke-16 s.d. 19 yaitu pada masa jayanya ke- dan wa rajaan Bali dengan raja-raja se- erkira- Humas perti Dalem Waturenggong Dengan gaskan: (1460-1550), Dalem Bekung (1550-1580), Dalem Sagening P tidak (1580-1665), Dalem Dimade untuk (165-1686) dan seterusnya ke- dakan senian Bali mendapai puncak sejak keemasannya yaitu dengan ter- sedang ciptanya tari-tarian seperti gam- (hal. buh, topeng, wayang wong, parwa, arja, legong kraton, dan seni kla- sik lainnya. Keberadaan seni pertunju mena- masa mat, bu kan Bali yang umumnya masih nuntun berkembang baik hingga kini, ri ilmu adalah berasal dari kederma- i prak. wanan dan perlindungan terha ang bis dap seni dan seniman ketika wert J. struktur sosial budaya ma. ebagai syarakat kita bersifat "istana musim sentris". Puri jadi pusat keseni- merat. an. (Bersambung Minggu Depan). MINGGU, 20 MEI 1990 OBROLAN DI BALE BANJAR Generasi Tikus M alam bulan mati. Udara cerah, bintang gemerlap memberi warna pada permuka- an laut. Rombongan turis bermata sipit furun laut naik glass bottom boat buat menikmati alam bawah laut. Gulung gelombang tak mampu menghambat laju boat. Ketika masuk perairan te- nang, semua mata terpaku pada keindahan flora dan fauna lewat kaca yang terpasang pada dasar perahu. Tiba-tiba juru mudi menunjuk ke sebuah tempat, dari mana tampak sinar benderang dari da- sar laut. Perahu pun diarahkan ke perairan itu. "Aneh bin ajaib!" teriak Tanuka memecah kesu- nyian karena semua penumpang seperti terhenyak menyaksikan pemandangan bawah laut yang ber- kedalaman sekitar 35 meter. "Aku juga seperti bermimpi! Tidak rugi kita bayar mahal untuk tour ini, lho!" sahut Chin Do Hwan seperti berbisik. "Haayaa! Gua juga helan, sebab di Hongkong pemandangan sepelti ini cuma bisa dilihat di kakili- ma, tempat makan shiobak, bakmie, bakso, cap cay, haaayaa!" ujar Li Swie Liem dengan suara paling keras. "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya tak perlu heran! Inilah Bali yang juga sering disebut pulau Dewata dengan sejuta keajaiban. Misteri ini menyebabkan Belanda harus berkali-kali datang untuk menyerang Bali, namun gagal. Pulau ini baru bisa diduduki sete- lah terjadi pengkhianatan oleh bangsa sendiri. Ba- nyak darah bangsa kami tumpah lewat puputan Ba- dung, Jagaraga, Klungkung sejak 1906-1908. De- mikian pula puputan Margarana setelah proklamasi. Mereka rela mati agar bumi ini tak terjajah. Tapi nyatanya? Kini timbul penjajahan dalam bentuk lain, "ujar Made Rubag, yang malam itu bertugas jadi guide marine sport dan wisata bahari. "Anda tidak usah bicara soal sejarah, karena pa- da zaman perang saya juga tugas di negeri Anda! Selain kena samurai, banyak pula bangsa Anda gugur sebagai romusha. Mewakili rekan-rekan, saya minta maaf. Tetapi saya sedikit heran, apa alasan Anda mengatakan kini ada penjajahan da- lam bentuk lain? Saya lihat bangsa Anda, khusus- nya orang Bali sekarang hidup serba berkecukupan. Kendaraan berseliweran di jalan, nyaris menyaingi kepadatan lalu-lintas di beberapa kota besar negeri kami. Saya malah merasa berada di negeri saya kalau berada di jalan raya, karena di samping ham- pir semua kendaraan produk negeri kami, juga pap- an-papan reklame yang bergelayut semua mema- sarkan produk kami. Demikian pula suara hingar- bingar musik yang keluar dari masing-masing toko mengingatkan saya pada keramaian Asakusa, Ro- pongi dan Ginza Dori. Malah di sini, jangankan beli radio dan tape, beli mobil pun orang ngantre seperti beli pisang goreng. Bukankah ini ciri-ciri kemakmur- an yang berlimpah?" tanya Wakabayashi, kakek Pernah- "Waktu itu anggota asosiasi seki- tar 22 orang pengusaha. Jumlah anggota asosiasi memang jauh lebih sedikit dibandingkan sekarang. Akan tetapi itu bukan berarti para pengusaha dapat menjalankan per- usahaannya dengan mulus," sam- bung Winarno, salah seorang pani- Seminar Kelirumologi Wanita yang diselenggarakan Rotary Club di Percot Minggu ini (20/5). "Waktu itu untuk perusahaan ek- spedisi seperti saya ini terlalu ba- nvak kena pungutan. Ya pungutan macam-macamlah," jelas Winarno tetapi tidak memerinci jenis pungut- an itu. "Ya pungutan untuk keper- luan operasionalnya," tambahnya, sambil melanjutkan akibat terlalu Hari Ini - 1611 Garnizun Denpasar. Lebih kurang dua tahun kemudian yakni tahun 1988 ia dipindah- kan ke Kodam IX/Udayana se- bagai Perwira Bantuan Madya Staf Operasi. Jabatan Berikut- nya Komandan Yonif 741 di Si- ngaraja tahun 1988-1989 dan se- belum dilantik menjadi Bupati Alit Putra menjabat Kepala Seksi Teritorial di Korem Timor Timur sejak tahun 1989. Di samping di Timtim, Alit Putra juga pernah bergabung dalam kegiatan operasi di Kali- PERSEDIAAN DARAH Persediaan darah, Minggu 20 Mei menunjukkan, rhesus posi- tif A 2, B 3, O2, AB 4. Sedang- kan rhesus negatif 0 4 yang lain nihil. Hubungi PUTD PMI Badung d.a. RSUP Denpasar, telepon 27224 dan 27912 (4) saluran) pesawat 48. DOKTER DAN APOTEK JAGA Minggu, 20 Mei 1990 Dokter Nyoman Kadi, Jl. Nusa Indah Denpasar (praktek) Dokter Made Dianthi, Jl. Dipo- negoro 65 (praktek) Dokter Conny Pangkahila, Jl. Pasar Seni Sanur (praktek) Apotek Sidi Waras, Jl. Sulawesi 112 (telepon) Apotek Suli Farma, Jl. Suli No.8 (telepon - ) tua berusia 70 tahun, mantan serdadu Dai Nippon. "Kemakmuran Tuan beda dengan kemakmuran kami! Tuan kaya karena kerja keras, disiplin dan kikir. Beberapa gelintir dari kami tampak kaya kare- na usaha jual tanah warisan. Dulu kami punya banyak jalan menuju pantai, tapi kini di mana-mana pun kami terhalang tembok yang bertuliskan, No Trespasser atau jadi milik orang luar. Sebaliknya mantan pemilik berubah jadi raja uang, yang kadang-kadang seperti mabuk menghambur- kan duit. Itulah penyebab produk Tuan laris bagai- kan pisang goreng di sini. Beberapa gelintir orang inilah yang menyebabkan kami tampak makmur. Tetapi lihatlah mereka yang berjualan di dasar laut itu! Yuk kita nyebur!" kilah Rubag sambil melompat ke laut diiringi para wisatawan tanpa dilengkapi aqualung dan alat selam lainnya. "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, wanita tua ini bernama Memen Abeg. Dari dulu ia berjualan di pasar senggol. Dari Jalan Sulawesi, ia pindah ke dekat Kumbasari. Lalu pindah lagi ke Suci, kemudi- an ke Pekambingan. Kini timbul lagi rencana me- mindahkan Senggol itu ke dekat Kuburan Badung. Nasib kayak bola ini juga menimpa puluhan rekan- rekannya, yang harus digusur kesana kemari demi apa yang disebut pembangunan. Rencana kali ini untuk memindahkan mereka ke dekat kuburan sudah dianggap keterlaluan. Apalagi setelah mendengar alasan bahwa tempat mereka di Pekambingan akan dijual pada orang setaraf tuan- tuan sekalian. Mereka jadi tidak percaya lagi dengan apa yang disebut keadilan, pemerataan dan slogan- slogan sejenisnya. Mereka semua muak mende- ngar itu! Apa gunanya hari esok yang cerah, kalau hari ini mereka harus mati dulu?" tambah Rubag lagi setelah susah payah mencapai dasar laut bersama belasan kliennya. "Lalu apa alasan mereka memilih dasar laut seba- gai tempat berjualan dan siapa saja yang akan ber- belanja di tempat yang dalam ini?" tanya Par Chun Huang. "Mereka mengira tak ada seorang pun tertarik membeli laut. Daratan bagi mereka yang berstatus sosial rendah, bukan tempat yang aman lagi buat berjualan. Berdirinya pasar swalayan di berbagai sudut kota juga desakan hebat bagi mereka. Mereka menyesal, kenapa pertiwi ini dibebaskan dari ta- ngan penjajah, cuma untuk dijual kembali pada para pemilik modal raksasa? Pantaskah kami menyebut diri generasi penerus? Ataukah generasi tikus yang menggerogoti segala apa saja termasuk nilai-nilai perjuangan? Hkk..... tooolooong...... hhkkk.....tool- llooong!" teriak Rubag seakan-akan mulutnya di- serbu air laut yang menyumbat pernafasannya. Akhirnya ia sadar telah bermimpi buruk karena terla- lu larut dengan isi berita tentang keluhan para peda- gang di pasar senggol Pekambingan. (Aridus). (Sambungan Hal I) besarnya beban operasional ini keuntungan yang diperoleh peng- usaha menjadi lebih sedikit walau sebetulnya aktivitas kerja lebih ba- nyak. Keadaan ini baru teratasi setelah adanya keputusan Departemen Perhubungan beberapa waktu la- lu." Dampak keputusan ini me- mang terasa menguntungkan para pengusaha terutama dalam hal beb- an operasional. Hanya saja seka- rang persaingan untuk usaha seper- ti ini sudah tergolong ketat. Seka... rang banyak muncul perusahaan.. jasa pengiriman barang," ungkap Winarno yang sempat belajar soal cargo selama tiga bulan di Aus- tralia. Sekarang ini, katanya, dengan (Sambungan Hal 1) mantan Barat tahun 1974-1975. Tanda jasa yang pernah ia ter- ima Satya Lencana Kesetiaan Delapan Tahun, Satya Lencana Dwija Sistha, Dharma Phala dan Saroja. Di samping di kemiliteran, Alit Putra juga aktif dalam ke- giatan kemasyarakatan, seperti di kepalangmerahan dan kea- gamaan. Selama bertugas di Timtim misalnya ia juga duduk sebagai Anggota Dewan Penasi hat Parisada Hindu Dharma In- donesia Timtim, anggota Dewan Latihan Kerja Daerah dan Ke- tua Bidang Hamkam DHD '45. Mulai hari ini Letkol Inf. I Gusti Bagus Alit Putra membu- ka sekaligus memasuki lembar- an baru dalam meniti karier- nya. Tantangan baru dan tang- gung jawab baru, untuk melan- jutkan dan mengembangkan sukses-sukses yang telah dica- pai dan dirintis pendahulunya (W). 880 ton barang yang dikirim per bulan lewat Bandara Ngurah Rai yang ditangani 7 penerbangan, idealnya ditangani oleh 10 per- usahaan jasa pengoperasian tran- sportasi. "Sekarang di Bali per- usahaan seperti ini terlalu banyak dari ukuran ideal itu," ungkapnya. "Tetapi mau bilang apa orang kita namanya cari makan," selorohnya sambil mengangkat telepon. Peluang bisnis di sektor ini bisa jadi menjamur lantaran pemberian izinnya dirasakan amat mudah. Se- belum keluarnya Keputusan Men- teri Perhubungan No. Km 1-th. 1988, wewenang pengeluaran izin untuk usaha ini ada pada Departe- men Perdagangan, tetapi sekarang wewenang untuk ini ada pada Departemen Perhubungan. "Saya belum dapat berbicara soal dampak keputusan pengalihan wewenang pemberian izin dari Departemen Perdagangan ke Departemen Per- hubungan ini," ungkap Winarno. Winarno, suami dari seorang istri yang sekarang bekerja di Hotel Pu- tri Bali, mengaku sudah sangat me- nyatu dengan usaha yang ditekuni- nya selama delapan belas tahun itu. Setelah menekuni bisnis ini hingga sekarang tak pernah terlintas dalam benaknya untuk mencari peluang bisnis lain." Saya merasa sudah co- cok dengan usaha ini," ungkapnya ketika ditanya apa idak ada maksud mengembangkan usaha lain. Mayat (Sambungan Hal IV) kah sebuah pamflet? Begitu berartilah sebuah coret an kata di atas kertas bagi kesaksian yang hendak dimunculkan? Sebelumnya, di antara mereka pun pernah muncul kesadaran, bahwa adakalanya per- angai lingkungan harus dihadapi dengan sabar. Di- am bisa menjadi sebuah reaksi yang dahsyat ketika orang merasa tak pernah menemukan artinya bicara. Darwis buru-buru menyela," Kita tetap bicara lewat pamflet. Kita masih punya hari esok. Hari esok. Camkan itu!" Mengucapkan : Oleh karena sudah merasa cocok dengan usaha ini, ia juga mengaku akan menerima berbagai kemung- kinan yang timbul dari Keputusan Menteri Perhubungan Km 1-th 1988. "Mungkin saya sudah tidak berambisi lagi mencari duit," ujar- nya, sambil mengatakan banyak re- kannya yang mengajak membuka bisnis baru tetapi tidak ditanggapi. "Saya ingin mencari rejeki di bi- dang usaha saya ini saja," ungkap- nya. (W). Sore harinya, flu Mbok Soroh semakin menjadi- jadi. Hujan telah reda. Dan tim penolong, bersama penduduk sekitar sungai bekerja sama mengangkat mayat Darwis. Jembatan kayu sepanjang lima meter di dekat sungai menikung, di belakang rumah Dar- KARYAWAN, STAFF & DIREKSI MA DEPARTMENT STORE JI Diponegoro 50 DENPASAR BALI Pemuda dan Politik Ada Kesan Teori Berbeda dengan Praktek P emuda dan politik, dalam sejarah bangsa Indonesia, merupakan rumusan yang telah jelas. Kebangkitan Nasional yang disulut oleh pergerakan Budi Utomo, 20 Mei 1908 silam, adalah data sejarah yang tak perlu lagi diper- soalkan, betapa pemuda-pemuda Indonesia merupakan moncong politik dalam upaya melepaskan diri dari penja- jahan Belanda. Itu ketika kita dibelit kolonialisme Belanda. Kini kita berada pada era kemerdekaan, era pembangunan. Pemuda dan politik, perspektifnya bagaimana? HIDUP bergerak ke depan, dan sejarah tak mungkin ter- ulang. Tetapi kerinduan pada nilai historikal tak mungkin ter- elakkan. Lebih lagi image kese- jarahan itu mempunyai nilai he- roik. Ia tak mungkin bungkam. Sejarah adalah seni yang tak bo- leh mengabaikan fakta-fakta yang diketahui orang, kata Ber- nard Berenson. & Selamat atas pelantikan Begitu pun dalam kesejarah- an politik, yang dilihat dari struktur ketatanegaraan, tak akan lengkap tanpa melibatkan pemuda: Bukanlah suatu keang- kuhan, jika mengatakan justru kesadaran politik itu mula-mula timbul di kalangan pemuda pa- da saat kebangkitan nasional itu terbentuk. Tetapi kini, apa- kah perlu dicemaskan pemuda yang berpolitik? BOBBLE LUTE Patra Wicaksana Dinamika Politik Ada anggapan, pemuda dan politik sekarang ini terkesan terpisah. "Itu tidak seluruhnya Badung tatif maupun kualitatif, turut menjadi tolok ukur keberhasil- an pembangunan. Tingginya peran serta ma- syarakat Badung terhadap pem- bangunan dapat dilihat dari jumlah dana swadaya ma- syarakat yang berhasil dipan- tau selama Pelita IV yakni Rp 32.179.587.000,00 dan pada ta hun pertama Pelita V (1989/ 1990) saja sebesar Rp 17.945.304.000,00. Selamat jalan kepada Bapak Pande Made Latra 11 Peran serta ini juga tampak pada pelaksanaan peruntukan tanah dan land consolidation di kota Denpasar. Hal ini dapat di- pahami mengingat terjadi keuntungan timbal-balik. Pe- merintah daerah bisa lebih me- nata sedangkan masyarakat me- rasakan nilai tambah. Pendapatan daerah yang ber- tambah juga ditandai dengan pelaksanaan pemungutan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) ser- ta P Pb I yang dikenakan pada pemakai jasa hotel dan restor- an. Penanganan yang lebih ra- pih itu terlihat dampaknya pa- da hasil pungutan P Pb I. Meski- pun besarnya pungutan ditu- runkan dari 10 persen menjadi 5 persen, pemasukan P Pb I dari Kawin (Sambungan Hal VI) rus kuperbuat, keputusan ma- cam apa yang bisa kuambil? Ke- pulanganku tak lebih hanya di- jadikan sebagai penutup aib. Ini keterlaluan !! wis, lenyap. Polisi dalam siaran persnya menyimpul- kan, jembatan kayu itu patah, ketika Darwis lewat di atasnya. Sehingga Darwis jatuh dan tertelan air su- ngai yang banjir besar itu, bersama puluhan ternak penduduk yang dikandangkan di pinggir sungai. Ra- tusan pamflet yang dibawa Darwis kembali dari kam- pus, raib entah ke mana. Tapi sebelum Darwis hi- lang, beberapa penduduk mendengar letusan lembut dari senapan yang memakai alat peredam, "Mungkin itu penembak misterius," bisik penduduk kepada kawan-kawannya. "Kami sudah tak menemukan jalan lain, kak! Dengan alasan istriku tidak bisa punya anak, aku sendiri sesungguhnya mau saja mengawini Rungih. Tetapi Malam harinya, orang-orang yang bermukim di pinggir sungai melihat mayat Darwis, dengan kepala terluka sebesar pelor, berjalan terbungkuk-bungkuk dan menggumam seperti jeritan angin, sambil me- nempelkan pamflet-pamflet di dinding beton yang dingin. (Denpasar, 1990). Bapak I Gusti Bagus Alit Putra Sebagai Bupati Kepala Daerah Tk.II Badung pada tgl. 20 Mei 1990 Bali Post K. 881 benar, karena masih ada pemu- da yang terjun ke dalam bidang politik," ungkap Patra Wicaksa- na, mahasiswa Fakultas Hukum Unud. Namun pemuda yang ak- tif di senat kampusnya ini me- nambahkan, seberapa jauh pengabdian mereka terhadap aspirasi rakyat, ini yang berbe- da. "Sebab, mereka terjun ke bidang politik 'kan memiliki mo- tivasi yang berbeda satu sama lainnya. Ada yang karena demi gengsi, kepuasan pribadi, atau memang benar-benar memba- wa kepentingan rakyat ba- nyak," katanya. Dengan mengesampingkan sementara tujuan mereka ber- kiprah di bidang politik, pemu- da ini menilai paling tidak itul tetap menunjukkan dinamika. politik pemuda kita. "Karena- nya saya berharap sedapat mungkin pemerintah member ikan keleluasan kepada pemu- da atau mahasiswa dalam me- lakukan kegiatan politik de ngan tetap tidak melepaskan kontrol yang positif terhadap kegiatan mereka," tambah Patra. Terlibativa pemuda dalam berpolitik, bukan tanpa arti. "Paling tidak, sikap kritis akan tumbuh pada mereka, yang pa- da gilirannya akan melahirkan generasi yang dapat diandalkan dalam mengemban tugas dan tanggung bangsanya." Maka, menurut pemuda ini, jika ada mahasiswa yang berde- monstrasi, ia menganggap itu wajar saja. "Sikap yang demiki- an itu menunjukkan bahwa ma- sih ada pemuda yang mempu- (Sambungan Hal I tahun ke tahun dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini meningkat rata-rata 19,89 per- sen. Angka ini pada masa-masa mendatang masih bisa lebih di- tingkatkan lagi. nyai kepekaan yang tinggi ter- hadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat sepanjang apa yang mereka lakukan sifat- nya tidak destruktif dan benar- benar memperjuangkan keadil- an rakyat," komentar Patra. Menyinggung idealisme ma- hasiswa dewasa ini, Patra meni- lai cenderung merosot. "Ini ka- rena mereka terbiasa hidup enak dan memperoleh sesuatu secara gampangan. Meskipun tidak semua pemuda begitu, te- tapi jika ini dibiarkan akan me- nimbulkan kesenjangan so- sial," kata pemuda yang pernah mengetuai "Musik Kampus" di Bukit ini. jawab terhadap Monolog hasil Kebijaksanaan dan pembangunan yang mengacu pada tercapainya keseimbang- an di segala bidang itu, antara lain menjadi faktor pendorong yang mengantar daerah ini un- tuk membagi wilayahnya men- jadi Kota Madya Denpasar den Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Badung. Dengan de- mikian permasalahan yang be- lum dapat tertangani pada ku- run waktu Pelita IV akan dapat ditangani lebih baik (Baca: Kota Madya Denpasar Dambaan Pande Made Latra). Permasalahan itu meliputi penanganan ke- bersihan, kurangnya personil pemerintah daerah baik secara kuantitatif maupun kualitatif mengingat semakin besarnya volume pekerjaan, juga masa- lah kependudukan khususnya subsektor tenaga kerja dan ke- rancuan-kerançuan sebagai aki- bat lemahnya koordinasi dan di- siplin aparat pemerintah pada umumnya. (W). istriku mana setuju? Dia malah sempat mengancam mau bunuh diri bila hal itu sampai kulaku- kan. Sedangkan ayah sendiri je- las tak mungkin, bagaimana tanggapan masyarakat desa ki- ta nanti. Sangsi adat bakalan memvonis seorang ayah yang mengawini anak keponakannya sendiri, keadaan kita tentu menjadi lebih parah lagi, kak?" "Kenapa tidak digugurkan ?" tanyaku datar. "Dosa." "Dosa? Apa menghamili Ru- ngih bukan dosa?" "Maksudku, takut dosa itu menjadi dua kali. Manfaatkan- lah keterlanjuran perbuatan ayah, kak". Aku pun kembali terdiam. La- ngit di atas terminal kulihat. mendung. Pipit-pipit senja ber- datangan kembali pulang ke sa- rang. Sebentar lagi hujan bakal turun dengan lebatnya. (Amla- pura, 1990). I Dewa Gede Anom Sutadnyana Dialog "Menurut saya, keterlibatan pemuda dalam politik sekarang ini kurang semarak, tidak se- perti ketika jaman pergerakan Budi Utomo masa silam itu," ini sinyalemen I Dewa Gede Anom Sutadnyana, mahasiswa Fakultas Sastra Unud. Ia menambahkan, politik yang terjadi di Indonesia adalah politik yang berwawas- an sempit. "Dalam kegiatan po- litik itu justru yang dilihat per- tama adalah dirinya sendiri dan "sampi" (maksudnya: saudara, anak, mantu, ponakan dan ipar- pen)." Pemuda ini menambah- mencoba menjadi Bos. Ia ingin merasakan juga bagaimana enaknya jadi Bos. Rupanya per- ubahan drastis itu tidak semu- dah yang ia bayangkan sebab banyak topeng yang harus di- kenakan, atau banyak kepalsu- an yang harus dijalankannya. Pelayan tidak perduli, ia terus mencoba, ia tidak perlu saksi. Bos menjadi manusia yang tak ada gunanya lagi. Ia hanya sebagai daging empuk yang siap dicincang oleh masyarakat. Tak ada pilihan lain kecuali ia harus bunuh diri di perempatan jalan. Biar masyarakat tahu Bos yang selama ini kuat dan teguh tidak lebih hanya sebagai sampah. CERITA-CERITA Putu Wi- jaya sering tidak menyertakan suatu penyelesaian. Penonton biasanya oleh Putu dihadapkan pada persoalan yang mesti dipi- kirkan dan direnungkan. Ba- Tours Daun kecubung (datura fastuo- sa linn) sebanyak 4 lembar, sete- lah dicuci bersih lalu digiling sampai halus, kemudian tam- bahkan sedikit kapur sirih dan air dioleskan pada bagian bisul dan kulit di sekelilingnya, laku kan 2 x sehari. (Cont. from Page 1) Frog Dance at Penjor Restaurant, Sanur every Sunday, 19.00 p.m. Parwa Ramayana Dance at Ho- tel Menara, Unud every Tues- day and Wednesday, 20.00 p.m. Mask Dance Every Tuesday at Peng- osekan Kecak Dance Every Sunday at Padang Te- gal Ubud, at 18.00-19.00 p.m. Every Sunday at Banjar Bu- mi Kuta begin at 19.00 p.m. Ramayana Epic Every Monday at Pengabet- an Kuta begin at 19.00 p.m. Shadow Puppet Every Sunday, Tuesday and Thursday at Mars Hotel Sa- nur (phone: 88236) at 19.00- 20.00 p.m. Gabor Dance Every Tuesday at Balai Ban- jar Ubud Kelod at 19.30- 21.00 p.m. Mahabharata Epic Every Thursday at Banjar Teges Peliatan Ubud at 18.30-20.00 p.m. Rajapala Dance Every Thursday at Banjar Ubud Kelod at 20.00-21.00 p.m. Calonarang Performance Every Friday at Puri Saren Ubud at 18.30-20.00 p.m. Resep (Sambungan Hal VII) lakukan dengan tekun 2 x seha- mudian direbus sampai mendi- ri sampai dirasakan cukup. dih, setelah disaring lalu air abu Daun bayam duri (amaranthus ini dipupukkan pada bisul de- spinosus linn) 1/2 genggam, dicu- ngan menggunakan kapas yang ci bersih lalu digiling sampai ha- tebal dan dibalut, lakukan 3 x lus, diturapkan pada sekeliling sehari dengan tekun, dan dalam bisul, lakukan 2 x sehari seba- beberapa hari bisul itu akan le- nyak yang diperlukan dan laku- nyap sebelum sempat mem- kan sampai dirasakan cukup. besar. Daun ngukilo (slachytarpheta mutabillis vahl) sebanyak 4 lem- bar setelah dicuci bersih lalu di- giling sampai halus, diberikan sedikit air hangat dan garam, di- oleskan ke bisul dan kulit seke- lilingnya, lakukan 2 x sehari sampai dirasakan cukup atau Biji buah asam (tamarindus in- sampai sembuh. (Luhung Ika dica linn) sebanyak 20 biji, sete- IMS). lah kulitnya dibuang dan dicuci bersih lalu ditumbuk sampai na- lus benar, diberi minyak jaetun sedikit saja lalu dioleskan pada bagian bisul dan sekitarnya 2 x sehari sebanyak yang diperlu- Selanjutnya penata rambut kan dan dirasakan cukup. tadi menipiskan rambut di bagi- Dapat juga diberi tapai sing- an kanan dan kirinya. Sementa- kong sesuka si penderita tiap- ra di bagian belakang sengaja tiap hari, sampai dirasakan dibiarkan memanjang sampai cukup. di kerah baju. Apa yang terjadi ?. Bila kita pandang wajahnya di situ ada kesan lonjong, tidak lagi bulat seperti semua. Dan dia merasa puas dengan potong- Atau minumlah nira atau le- gen yang belum dimasak tiap- tiap hari, lakukan 2 atau 3 x scha ri masing-masing 1 gelas mi- num, sampai dirasakan cukup. an rambut yang telah ditangani profesional Abu dapur 1/2 gelas dicampur dengan dengan segelas air bersih, ke- (Rommy). tadi. kan, perhatian pemerintah ter- hadap kegiatan politik pun ku- rang sekali. "Saya kira sudah saatnya pemerintah memper- hatikan pikiran-pikiran maha siswa di bidang politik. Maha- siswa bukan saja sebagai bagian dari masyarakat ilmiah, ia juga merupakan bagian dari anggota masyarakat umum. Maka saya pikir pemerintah perlu meng- adakan dialog terbuka dengan mahasiswa, membicarakan ma- salah-masalah masyarakat. Se- bab bagaimana pun, mahasiswa adalah warga yang bisa diajak berbagaimana pun, mahasiswa adalah warga yang bisa diajak berpikir dan bersama-sama me- mecahkan masalah," ujar pe- muda yang mantan anggota BPM di kampusnya ini. Anom Sutadnyana menilai, pemuda jaman Budi Utomo, mi- salnya, dan pemuda sekarang ini sesungguhnya tetap memili- ki konsep dan idealisme yang sama, terutama dalam memba- wa aspirasi masyarakat. "Teta- pi entah mengapa, pemuda se- karang ini seperti menunjuk- kan tidak memiliki antusiasis- me terhadap politik. Lebih tra- gis lagi, seperti memiliki keta- kutan terhadap politik. Mung- kin karena mereka beranggap- an berpolitik itu dapat merugi- kan diri sendiri?" tanyanya re- torik. Mahkota (Sambungan Hal VII) tongan wajahnya. Akan tetapi bagaimana pun, pemuda ini tetap mengharap- kan pemuda memiliki semangat besar dalam segala hal. "Paling tidak, itu 'kan lebih baik ketim- bang tidak berbuat apa-apa sa- ma sekali," katanya. dah tahu bagaimana sesungguh- nya, "Sebenarnya jika dikata- kan pemuda sekarang ini tidak mampu berperan banyak dalam lapangan politik, itu bukan per- nyataan yang benar seratus per- sen. Kita akan dituntut dari segi mana menilainya," komentar I Komang Suardika, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unud ini. Pe- muda ini mengemukakan, kalau berbicara tentang berperan ti- daknya pemuda dalam lapang- an politik, maka haruslah dili- hat tentang apa yang bisa diper- buat. "Dari tindakan memper- tanyakan keadaan ini baru akan muncul taktik atau strategi un- tuk berbuat atau berperan," ka- ta pemuda yang mengaku ber- kegiatan macam-macam. Ia me- nambahkan, pemuda pada awal-awal Kebangkitan Nasio- nal sudah jelas perannya, yakni ditujukan pada strategi per- juangan. "Itu iklim politik pada masa itu. Sekarang 'kan lain," nilainya. Suardika menilai, demonstra- si mahasiswa yang terjadi ke- marin-kemarin itu, bukanlah suatu kerinduan untuk meng- ulang sejarah. "Tetapi tindakan seperti itu muncul karena ma- hasiswa atau pemuda memiliki sikap bagi hidupnya dalam pembangunan ini. Dari sinilah akan kelihatan peran mereka itu. Mereka berani mengambil peran semacam itu demi idealis- me yang mereka yakini sesuai dengan kenyataan," ujar Suardi- ka. Akhirnya, toh, peran pemu- da tidak dapat mengelak dari pengulangan peran seperti yang sering didegungkan bapak atau ibu guru, bahwa peran pe- muda sebagai harapan bangsa, tulang punggung negara dan se- macamnya. "Hanya yang pen- ting sekarang bagaimana mem- beri spirit pada kata-kata 'wa- risan' itu, baik pemuda sebagai individu maupun dalam sebuah Peran Jika sisi pemuda jaman kini dipertanyakan peran mereka dalam lapangan politik, ini ti- dak salah. Kenyataan lapangan menunjukkan, seberapa ba- nyakkah pemuda memberi per- hatian terhadap politik. Tanpa organisasi yang telah terben- perlu menjawabnya, orang su- tuk, sarannya. (Sambungan Hal X) rangkali penyelesaian itu bagi Putu adalah di luar jangkauan, sehingga bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Karena itulah pementasan Putu sering tanpa penyelesaian. Penonton terasa diberi persoalan yang berdiri kokoh di hadapannya. Lalu dalam monolog "BOS" de- ngan terbunuhnya tokoh Bos, saya pikir tidak jauh berbeda dengan kesukaan Putu. Bos bu- nuh diri bukanlah dapat me- nyelesaikan semua konflik yang dibangun dalam monolog ini, se- hingga monolog inipun menam- pilkan penyelesaian yang tidak selesai. Konflik-konflik yang memporak-porandakan pikiran penonton belum menemukan penyelesaian yang membuat hatinya plong, sebagaimana halnya dengan cerita-cerita konvensional pada umumnya. Penonton sengaja diberikan persoalan yang belum diselesai- kan untuk bahan perenungan dan bahan pikiran. Barangkali di sinilah kekuatan sisi lain dari cerita-cerita Putu Wijaya. (Si- ngaraja, Mei 1990). Pendidikan Politik Gambaran yang jelas ten- tang politik dalam kaitan struk- tur pemerintahan, harus jelas. Berbagai jalan ke arah ini dapat dilakukan. "Saya memandang perlu adanya pendidikan poli- tik, baik di lembaga formal maupun nonformal," demikian ungkap Rai Sunarini, mahasiswa Program Studi Seni Rupa dan Desain Unud ini. Gadis ini ke- mudian menambahkan, jika teori politik saja tanpa imbang- imbangan prakteknya, jelas akan sulit mencapai tujuan. "Karena sistem politik itu meli- puti semua kegiatan, baik yang menyangkut kebijaksanaan umum maupun bagaimana kebi- jaksanaan itu dilaksanakan. Ja- di pendidikan politik yang ha- nya menekankan teori saja be- lumlah cukup tanpa dibarengi dengan prakteknya," ujar gadis yang pernah meraih juara II lomba kebut Gunung Batur be- berapa tahun lalu. Dengan begitu, politik seba- gai ilmu dan politik sebagai ke- giatan praktis, menurut Rai, merupakan hal yang bersam- bungan. "Keduanya merupakan suatu rangkaian asas dan prin- DAPUR LITBANG terhadap para pe- ampir semua cabang olah raga dapat mainnya. Hanya saja tingkatan cedera yang diakibatkannya berbeda-beda. Ada cedera yang berat dan ada pula cedera yang ringan. Tergantung pada cabang olah raga apa yang diikutinya. Dan bagaimana kondisi dirinya sen- diri, lawan, alat serta lingkungannya. Banyak faktor lagi yang berpengaruh terhadap timbul- nya cedera ini pada atlet. Jika kondisi fisiknya lemah, akan mudah sekali mengalami cedera. Baru berbenturan sedikit saja dengan lawan pada cabang olah raga sepak bola misalnya, sudah jatuh dan cedera. Atau salah pada waktu memukul bola pada pertandingan tenis akan mengakibatkan cedera pada pergelangan ta- ngan. Begitu pula kalau lapangan tempat ber- tanding atau latihan lantainya banyak lobang- nya akan menyebabkan kaki keseleo. Jadi banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan seorang atlet itu mendapatkan cedera pada waktu bermain. Baik yang langsung berbentur- an fisik dengan lawan, seperti tinju, pencak silat, karate, judo, taekwondo, sepak bola, bola basket, dsb., maupun permainan yang tidak langsung berbenturan dengan badan lawan, seperti bulutangkis, tenis, panahan, golf, atle- tik, dsb. Oleh Ngurah Nala Sering kita baca di koran pemain-pemain sepak bola, tenis, bulutangkis, tinju, balap mobil mendapat cedera pada waktu latihan atau bertanding sehingga tak dapat mengikuti turnamen olah raga yang sudah dijadwalkan. Mereka harus beristirahat yang kadang-kadang memerlukan waktu yang cukup lama. Ada pemain yang tak tahan beristirahat terlalu lama, walaupun cederanya belum sembuh be- tul telah memaksakan dirinya untuk turun bermain. Dan banyak yang berakibat fatal. Cederanya kambuh lagi dan memerlukan istira- hat makin lama. Bahkan ada yang harus me- lupakan olah raga kegemarannya, karena ce- deranya terlalu parah, tak memungkinkan un- tuk mengikuti permainan tersebut. sip keadaan sebagai sebuah ca- ra yang akan dipergunakan gu- na mencapai tujuan tertentu se- suai dengan keadaan yang kita inginkan," komentarnya. Gadis penyuka gunung ini, dengan de- mikian, beranggapan bahwa pendidikan politik mencakup hal yang sangat luas. "Pendidi- kan politik sesungguhnya akan memperlihatkan bagaimana perspektif politik yang sebenar- nya. Jika pendidikan politik berhasil dengan baik, saya ya- kin kedewasaan politik di ma- syarakat akan tercipta," kata Rai optimistis. Dari beberapa pengalaman diketahui bahwa cedera yang dialami para atlet kebanyakan mengenai anggota geraknya entah lengan atau tungkainya, tangan atau kakinya. Cedera yang paling kerap dialami adalah cedera pada lutut, pergelangan kaki, persendian siku, pergelang- an tangan, sendi bahu serta otot-otot dan tendo. Karena cederanya pada alat gerak, maka akan merugikan bagi atlet yang bersangkutan. Gera- kannya menjadi terbatas. Didapatkan seba- nyak 75% dari cedera pada anggota gerak menyangkut cedera ligamentum, totot dan tendo. Sampai saat ini prinsip penanganan cedera adalah : 1. Mencegah cedera agar tidak menimbulkan cacad. HALAMAN XI 2. Mengurangi keadaan cacad. 3. Memulihkan penderita kekeadaan semula, baik lisin pan mental. Pendidikan politik, yang mengarah pada kedewasaan po- litik, pada akhirnya memang perlu. "Tetapi pendidikan poli- tik di negeri kita tidak secara gamblang diberikan. Oleh ka- renanya sering kita menangkap kesan bahwa teori berlainan de- ngan praktek. Menurut saya, mbok ya pendidikan politik itu benar-benar dijelaskan bagima- na sesungguhnya terhadap ma- syarakat," komentar Arfiani asal Yogya ini. Pendidikan politik, menurut gadis ini, bukan melulu me- nyangkut sejarah, tetapi juga ia harus menyangkut teknik pe laksanaan yang nyata, sehingga kemungkinan terjadinya kesa- lahpahaman terhadap suatu ke.. bijaksanaan yang dibuat peme- rintah dapat dihindarkan. "Pen- didikan politik yang benar akan membawa pemuda-pemuda kita pada sikap kritis, mana yang perlu dilakukan mana yang ti- dak. Itulah saya harapkan, pen- didikan politik secara jelas- jelas diberikan terutama tentu saja masyarakat kita jadi sadar dan melek politik," ungkap ga- dis yang kini masih menekuni studi di Fakultas Sastra Unud ini. (IWS). Cedera Olah Raga Seperti kita ketahui cedera ini disebabkan oleh berbagai faktor. Sehingga menyebabkan besar kecilnya cedera pula pada atlet. Cedera pada jaringan lunak, yang bukan tulang, dapat ber- upa kememaran kulit atau otot. Cedera pada jaringan lunak, yang bukan tulang, dapat ber- upa kememaran kulit atau otot. Atau dapat pula terjadi perdarahan, baik karena luka terbuka maupun luka tertutup. Perdarahan, pada luka terbuka akan segera tampak, karena darah keluar merembes di kulit. Jika pembu- luh darah besar yang terkena atau pembuluh darah di daerah kepala, maka darah yang muncrat ke luar akan nampak sangat banyak. Kelihatan orang yang cedera ini seperti mandi darah. Pada hal mungkin lukanya hanya kecil saja. Begitu ditekan pembuluh darahnya, darah akan berhenti mengalir. Dan darah yang tadi kelihatan sangat banyak di daerah buhnya akan hilang dan atletnya tak merasakan apa- apa. Yang agak berat adalah cedera putusnya ligamentum, tendo atau otot. Para pemain tenis, bulutangkis dan juga sepak bola, sering sekali tendo Achilles, yaitu tendo yang meng- hubungkan otot betis dengan tulang tumit, putus atau robek. Akibatnya pemain harus istirahat dalam jangka waktu yang agak lama. Kalau dipaksakan untuk main lagi, sedangkan tendo ini belum sembuh betul, akan mengaki- batkan keadaan yang lebih parah. Dan dapat merusak gerakan atlet itu untuk selanjutnya. Karena itu, jika mengalami cedra berat seperti ini pemain harus menahan diri untuk tidak banyak melakukan gerakan yang membahaya- kan kelangsungan kariernya kemudian. Penanggulangan dari cedera ini sangat ter- gantung kepada macam cedera yang diderita oleh atlet. Pada atlet yang mengalami keme- maran dan perdarahan, maka tindakan perta- ma yang dapat dilakukan di lapangan adalah mengompres bagian yang cedera dengan es. Kemudian diikat dengan perban elastis atau kain untuk menahan perdarahan dan mence- gah pembengkakan. Untuk luka yang tidak begitu dalam, cukup diberi obat merah (merku- rokrom) dan dalam jangka waktu 3 hari biasa- nya tumbuh jaringan parut di tempat luka itu. Akibat dari tumbuhnya jaringan parut ini sering gerakan tubuh menjadi terganggu atau terbatas. Untuk mencegah terjadinya hal ini, biasanya dilakukan pengobatan secara "fisio- terapi" dan rehabilitasi. Arfiani Presiden (Sambungan Hal I) rafer yang ikut dalam rombong- an. Dengan memakai jubah krem dan pakaian yang sewar- na, wajah presiden yang ber- cambang tersebut nampak sedi- kit letih. Menurut rencana, selama di Bali, Presiden Emirat Arab ti- dak akan melakukan kegiatan atau pun kunjungan resmi yang diprogram. Kecuali malam ini akan menghadiri jamuan ma- kan malam yang diselenggara- kan Gubernur Bali Oka di se- buah hotel kawasan Nusa Dua. Menurut informasi yang diper- oleh sore kemarin, Gubernur Bali pada kesempatan nanti akan memberikan cenderamata berupa lukisan burung. Presi- den beserta rombongan tamu akan meninggalkan Bali lewat Bandara Ngurah Rai Senin pagi besok (ga). LAHRAGA Kalau cedera meliputi patah atau retak tu- lang, maka tindakan yang dapat dilakukan di lapangan hanyalah memberikan bidai kayu pada tulang yang patah, agar tak bertambah parah cederanya. Setelah dibebat, kemudian di bawa ke klinik terdekat untuk penanggula- ngannya. Pengurutan pada cedera jaringan lunak ka- dang-kadang berguna pula untuk menghilang- kan udema/ bengkak dan mempercepat pe- nyembuhan, jika reaksi peradangan dan kecen- drungan berdarah telah lewat. Jadi, tidak mua cedera dilakukan pengurutan. Setelah sembuh, maka faktor rehabilitasi perlu dilakukan untuk melatih gerakan-gera- kan yang biasa dilakukan pada waktu bermain. 4cm