Tipe: Koran
Tanggal: 1990-05-20
Halaman: 06
Konten
2cm Color Rendition Chart HALAMAN VI KAWIN tidak mungkin lagi kutangguh- kan. Tetapi apa sesungguhnya pentingnya tujuanku, rasanya belum juga bisa jelas hingga saat ini, saat di mana aku te- ngah terduduk bimbang di bangku panjang sebuah termi nal. Ayah tak mau mengatakan nya terus terang. Dari suratnya yang dituliskan Arka yang ku- terima dua minggu lalu, tak ku- temukan maksud pasti ayah, se- lain dari harapannya agar aku segera pulang. Dengan suasana demikian, tak lagi ada alasan kalau me- nyebutkan bahwa ayah meng- hendaki aku pulang hanya lan- taran kesepian. Apalagi seperti kata Arka; ayah akhir-akhir ini sudah kembali lagi menekuni kebiasaan lamanya memelihara ayam-ayam jago untuk aduan. Ayam-ayam jago yang dipeli- Cerpen Gde Pudhanarya encana keberangkatanku lam rumah-rumah yang terpi- haranya sudah sampai berjum. sah, toh mereka tetap Apakah hanya berlatar dari sekedar kerinduan seorang ayah yang ingin bertemu de- ngan anaknya? Kurasa tidaklah bakalan sesederhana itu per- soalannya. Kalaupun jika kudu- ga hanya akibat rasa kesepian, tentu ini kesimpulan prasangka yang lebih keliru. Sebab rumah di desaku boleh dikata sudah tak lagi sepi. Ada Made Arka adik kandungku sendiri beserta istrinya. Sekalipun berada da- Pertanyaan Mendatar: 1. Parau suaranya; 3. Yang di- lakukan pada bulan Ramadhan; 5. Kacau, campur aduk (tentang bahasa); 6. Mengemukakan; 7. Cahaya; 9. Sekolah Teknik Me- nengah; 11. Negara di Eropa; 14... Cendrakasih (bintang film); 17. Sebangsa Pasilan; 19. Dataran rendah yang luas; 21 Sebelum; 23, Mesin tulis; 25. Se- buah awalan; 27. Sebuah pantai wisata di AS; 28. Istilah untuk ayam Kampung; 29. Kapital. Menurun: 11 Teka-teki Silang Nomor 278 1. Penjara; 2. Kerabat kerja; 3. Juga; 4. Secara;6..... Irawan (bin- tang film); 8. Berlari (Ingg.); 9. Bersedia. 10. Nelson.... (Tokoh AFSEL); 12. Menulis (Ingg.); 13. Sedekah; 15. Nama Agama; 16. Elektroda positif; 18. Tanda na- da; 20. Alat membuat lubang; 22. Jenis pajak; 24. Keluarga Menuju Sehat; 25. Regu, grup; 26. Maskapai Penerbangan Je pang. 17 22 12 PRO 6 18 23 2 5 24 27 9 21 di te- Ingah persawahan itu ter- nyata cukup besar dan luas un- tuk duduk sepuluh orang. Per- sawahan yang subur itu mem- peroleh air dari sungai Mas. Me- mang, desa Kudadu terletak di sebelah utara dan di sebelah ti mur sangai Mas, Jelasnya, desa Kudadu terletak di sudut belo- kan sungai Mas, Setelah keempat orang itu du- duk di dalam gubug, maka Ki Macan Kuping membuka perca- kapan. "Gusti Rahadyan Wi- jaya, Aji Jayakatwang berani ambalela, mirong akampuh jingga karena merasa tidak sendi rian." tinggal ngumpul dalam satu ta- nah pekarangan. Juga ada Ke- tut Rungih adik misanku sendi- ri yang katanya sekarang ini ikut nimbrung di rumah kami dengan membawa seorang anak perempuannya, setelah dia di- takdirkan menjanda akibat di- cerai suaminya. "Apa maksud Paman?" tanya Rahadyan Wijaya. "Apakah ia mengharapkan bantuan Arda- raja, yang bertindak sebagai musuh di dalam selimut itu?" Rungih sengaja tak mau pu- lang kepada ayah kandungnya sendiri, karena malu akibat mengingat sikap kerasnya dulu yang tak mau memperdulikan nasihat orang tuanya agar ja- ngan terburu-buru kawin dalam usia yang masih terlalu muda. Padahal di saat itu aku sendiri baru saja mengincarnya, men- coba memberanikan diri men- dekati Rungih. Tetapi untuk mengucap cinta, sumpah mati aku sama sekali belum punya keberanian. Mengingat itu se- mua, aku benar-benar merasa geli, malu, dan sekaligus sakit hati. Betapa tidak? Aku menda- "Bukan hanya dari putranya itu, melainkan juga dari seo- rang adipati yang dipercayai oleh Sri Kertanegara. Adipati tersebut tak lain adalah Adipati Arya Wiraraja, penguasa kadi- paten Sumenep," jawab Ki Mac an Kuping. Ketentuan menebak: 1. Jawaban cukup ditulis di atas kartu pos, tempelkan kupon TTS 278. Kirim ke re- 10 14 19 25 29 15 MAR 490 8 Mahiman Wilwatikta Ignatius Suharto 20 16 4 Di Gubug Tengah Sawah (44) Ringkasan cerita yang lalu: Rombongan Rahadyan Wijaya sampai di dukuh Pandak desa Kudadu. Mereka diterima dengan ramah oleh Ki Macan Kuping. Rahadyan Wijaya dan Putri Trubhuwana bergantian menceritakan apa yang sedang terjadi di kotaraja. 26 "Paman Adipati Arya Wirara- ja?" tanya Rahadyan Wijaya terkejut. "Kalau demikian, saya sudah tidak punya tempat per- lindungan lagi. Artinya saya ha- rus menyerah kalah. dak merasa terpukul, kala tiba- tiba saja Rungih nekat kawin la- ri bersama lelaki lain pilihan hatinya. Harapan dan angan- anganku pun kandas sudah. Ba- rangkali karena merasakan per- tama tumbuhnya cinta namun tidak kesampaian, maka diam- diam akhirnya kekecewaan itu sangat membekas di hatiku. Ke- takutanku mendekati perempu- an pun akhirnya ikut terbawa- bawa sampai saat ini. "Gusti Rahadyan jangan ke- hilangan harapan. Sebab, masih ada jalan dan ada harapan. Ha- nya satu yang diperlukan, yaitu kemauan Gusti Rahadyan. Apa- kah Gusti Rahadyan masih mempunyai kemauan untuk berjuang?" "Paman, kalau saya tidak mempunyai kemauan untuk berjuang, untuk apa saya keda- rang-darang sampai kemari?" sahut Rahadyan Wijaya mem- balas bertanya. "Saya masih mempunyai kemauan untuk berjuang, Paman. Tetapi, rasa- rasanya saya kehilangan harap- an karena juga kehilangan jal- an. Dapatkah Paman menun- jukkan jalan itu?" Perceraian Rungih dengan suaminya katanya setelah kela- hiran dua anaknya, dan mereka masing-masing sama-sama telah membawa satu anaknya. Entah apa alasannya perceraian itu, Arka tak pernah menyebutkan- nya. Yang jelas kedatangan Ru- ngih telah membuat agak sema- rak suasana keluarga di rumah. Lebih-lebih setelah ayah ter- nyata sudah mampu membuat- kan sebuah warung sederhana dan memberikan sedikit modal untuk Rungih berjualan kopi kecil-kecilan. Tentu bisa ku- bayangkan para pemuda desa- ku bakal senantiasa ramai non- gkrong di warung kopi Rungih yang janda muda. "Jalan yang harus Gusti Ra- hadyan tempuh adalah pergi ke Madura, menghadap Gusti Adi- pati Arya Wiraraja," jawab Ki Macan Kuping tegas, "Pergi ke Madura untuk me- lah sepuluh ekor. Wah, dapat kubayangkan bagaimana ke- sibukan ayah memberi perhati- an tersendiri terhadap ayam- ayamnya itu. Memberi makan- an yang teratur, merumputkan- nya, memandikannya berganti- an di pancuran bambu belakang rumah, juga sampai dengan saat 'megecel' mengelus-elus ayam itu satu persatu saban sore, sem- bari menikmati isapan asap kre- tek kulit jagungnya yang tak pernah lepas dari bibirnya yang kehitaman. Aku jadi teringat ayah, bagai- mana ketika dulu pernah marah besar mengomeli ibu hanya ga- ra-gara ibu datang dari pasar lu- pa membelikan jagung untuk makanan pokok ayam- ayamnya. Diomeli begitu, se- perti biasanya ibu hanya diam mengalah. Tetapi setelah itu, aku sendirilah yang menerima tumpah-ruah kekesalan ibu. Terpaksa dengan patuh aku ha- rus berlari-lari hampir sekilo- daksi Bali Post, Jln. Kepun- dung 67A Denpasar 80001, selambat-lambatnya 10 Juni 1990. 2. Jawaban yang benar akan di- undi. Empat nama peme- nang akan diumumkan pada penerbitan Bali Post 17 Juni 1990. 1. SINDER; 2. MAMPUS; 4. PAKSA; 5. ASR; 6. ELAK; 7. IN- CI; 8. SRK; 11. ROAD; 12. PE- SO; 14. AREA; 15. ASAH; 20. REPEAT; 21. PALING; 23. ALAIN; 24.ALTO; 25. GOR; 26. HR- ADAB; 27. UTUS.- 3. Pemenang memperoleh ha- diah uang masing-masing Rp 7.500,00. 4. Pemenang dalam kota Den- pasar harap mengambil hadi- ahnya di kantor Bali Post se- tiap hari kerja. Luar kota akan dikirim lewat pos. Pemenang TTS 276: 1. Puspawati I Gst. Ayu Jln. Lettu Dwinda Gg.I no. 1. Negara 82217. 2. I Made Sukarya, B.A. Kantor BP-7 Gianyar Jln. Manik Gianyar 80511. 3. Pt. Bambang Cahyadi SMIK Negeri Mataram Jln. Pemuda 18 Mataram Lombok. 4. Priyo Tri Harjono SMP Negeri I Taliwang Sumbawa 84355 NTB. Jawaban TTS 276 Mendatar: 1. SIMPAN; 3. OPNAME; 8. SINGKIR; 9. DAPUR; 10. KAI- SAR; 13. RASA; 16. OLES; 17. SAPARUA; 18. BEDA; 19. DROP; 22. HADANG; 28. OM- POL; 29. TRAKTIR; 30. BU SUNG; 31. GNOTOG. Menurun : nyerahkan leher saya? Tidak! Tadi Paman sudah mengatakan bahwa Paman Adipati Arya Wi- raraja adalah sekutu Aji Jaya katwang. Sekarang Paman me- nyuruh saya datang ke sana. Apa maksud Paman kalau tidak membiarkan saya menjadi ta- wanan." "Sabar, Gusti," kata Ki Mac- an Kuping. "Kalau Gusti Ra- hadyan belum tahu maksud saya, barangkali Gusti Putri Tribhuwana atau Gusti Lembu Sora yang sudah dapat menang. kap maksud saya." "Belum, saya belum tahu maksud Paman," sahut Lembu Sora. "Hanya saja saya masih mempunyai harapan, yaitu per- ajurit Pamalayu yang dipimpin oleh Kebo Anabrang. Tetapi ka mi belum tahu, kapan perajurit Pamalayu datang." "Saya juga mempunyai ha- rapan seperti Paman Lembu So- ra. Sedangkan maksud Paman Macan Kuping adalah agar ka- mi berpura-pura tidak tahu bah wa Paman Adipati bersekutu dengan Paman Aji Jayakat wang. Begitukah, Paman?" ta nya Putri Tribhuwana. "Tepat!" jawab Ki Macan Ku ping. "Itulah yang saya maksud. Sebab, Adipati Sumenep itu ma u bersekutu dengan Aji Jayakat wang hanya supaya bisa melam piaskan dendamnya kepada Sri Kertanegara." "Paman Adipati mendendam kepada Sri Kertanegara? Apa alasannya, Paman?" tanya Ra hadyan Wijaya. meter jarak yang kutempuh me- nuju pasar hanya untuk membe.. li jagung. Kekerasan hati ayah dengan cara marah-marahnya yang khas terbawa terus hingga kami anak-anaknya tumbuh de- wasa. Entah bagaimana mula- nya, suatu ketika ayah tiba-tiba mengumpulkan aku, adikku, dan juga ibu. "Gede, usiamu kini sudah mendekati tiga lima, ayah pikir sudah sepantasnyalah kau un- tuk segera berpikir tentang ru- mah tangga. Apa kau sudah pu- nya calon pendamping yang ba- rangkali masih suka kau sembu- nyikan di hadapan ayah atau ibumu?" tiba-tiba ayah menon- jokku dengan pertanyaan yang tak pernah kuduga sama sekali. "Saya masih belum berpikir ke arah itu, ayah. Hidup berumah tangga perlu persiapan yang matang, di samping juga saya sendiri masih belum punya...... "Belum punya pacar kan? Nah, berarti kebetulan ! Kau jangan khawatir, segala persiapan upa- cara perkawinanmu dan apa- pun tetek-bengeknya biar ayah yang mengurusinya". "Maksud ayah ??" "Kau sudah waktunya punya istri, ayah dan ibumu sudah sa- ngat ingin selekasnya dapat me- nimang cucu-cucu yang mu- ngil". "Tapi ayah ?! saya benar- benar belum punya calon istri ?" "Itulah yang tadi kubilang ke- betulan. Ayah sudah melamar- kan anak gadisnya Wayan San- ggra untukmu" "Anak gadisnya Bapa San- ggra? Made Wati maksud ayah ??" "Ya siapa lagi, apa dia kurang cantik??" Aku terhenyak mendengar ke- putusan ayah yang sekali lagi sungguh di luar dugaan. Adikku Arka tentu saja mendadak matanya melotot memandangi- ku. Aku pun memaklumi hal itu, karena orang yang satu-satunya tahu hubungan rahasia yang mereka jalin berdua, hanya aku. Arka memang pintar me- nyimpan rapi hubungan paca- rannya dengan Made Wati, se- hingga ayah dan ibunya sampai tak pernah tahu. "Bagaimana, kau setuju kan? Wayan Sanggra sudah pula se- tuju pada apa yang kumaksud- kan ini. Janganlah kau memper- malukan keputusan ayah de- ngan penolakanmu atau mung- kin alasan lain yang maksudnya sampai membatalkan rencana. perkawinanmu. Ayah malu ka- lau kau sampai jadi lelaki yang telat jodoh" ayah tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu- ku. Melihat ini ibu turut mang- gut-manggut memberi senyum persetujuan. Aku juga ikut ter. senyum, entah mereka menger- ti atau tidak pada apa yang ku- senyumkan. Selanjutnya aku tak menyahut apa-apa, tidak mengangguk, tidak juga meng- geleng, sambil bergegas kuikuti langkah Arka yang beranjak ke- luar dengan wajah semu merah. "Arka, kakak tahu perasaanmu. Tapi kau jangan khawatir. Kita bicarakan persoalan ini berdua nanti di kamar. Harapan ayah dan ibu tak semestinya kita ke- cewakan, demikian juga kau tak mungkin kakak kecewakan. Antara kita tidak boleh yang ada merasa dikecewakan atau pun sakit hati". Masih jelas kuingat bagaima- na senyum Arka sambil tangan kirinya menggaruk-garuk ke- palanya yang tak gatal, ketika malam itu kujelaskan bagaima- na keputusan yang kuambil se- bagai jalan tengah persoalan antara aku, dia dan pacarnya. Esok paginya sebelum kicau burung menyongsong fajar, aku telah pergi dari desa yang sebe- narnya sangat kucintai itu. Ke- putusanku bulat, mengayun langkah, kepergianku seakan tanpa beban. Hanya Arka yang tahu, sebab segala-galanya su- dah kuserahkan pada adikku sa- tu-satunya itu. Perkawinan Arka dengan Ma- de Wati berlangsung meriah. Tak ada permasalahan yang membuat mereka meributkan kepergianku. Para tetangga pun cukup diberitahu; kalau ke- pergianku adalah untuk menca- ri kerja ke kota. Ayah juga me- maklumi, dan baru menyadari mung berarti ia berada di pusat pemerintahan. Berada di pusat pemerintahan berarti dekat de- ngan raja," jawab Ki Macan Ku- ping. Mendengar penjelasan ini Rahadyan Wijaya lalu berta- nya-tanya di dalam hati, siapa- kah sebenarnya orang ini. Maka katanya, "Paman Macan Ku- ping, dari mana Paman tahu bahwa Paman Adipati itu men- dendam Sri Kertanegara?" Bali Post semua hal itu, setelah Arka ku- suruh menjelaskannya di saat begitu aku pergi. Sekarang telah hampir dua tahun aku tak pernah pulang kampung sejak awal kepergian- ku dulu, tetapi perkembangan di desaku terutama keluargaku cukup bisa kuikuti lewat cerita surat-surat Arka. Minimal seka- li dalam sebulan surat Arka pas- ti datang ke tempatku bekerja sebagai pelayan di sebuah toko penjual bahan-bahan bangun- an. Satu-satunya khabar kese- dihan yang kuterima dari Arka, adalah karena sampai sekarang ini mereka belum bisa punya anak. Ini yang membuat ibuku, lebih-lebih ayahku, juga merasa sedih. Kerinduan mereka meni- mang-menimang cucu jadi ter- tunda. Walaupun ada si kecil, anaknya Rungih, itu tentu tak terlampau bisa diharapkan dan dibanggakannya sebagai gene- rasi penerus keluarga. Anak itu termasuk orng lain, pun bila di- angkat anak karena dia per- empuan setelah besar nanti toh dia akan kawin dan menjadi mi- lik orang lain. Melamunkan semua ini, engg. an rasanya aku untuk pulang. Sebatang rokok kusulut lagi, bertambah lekatlah pantatku bercokol di bangku panjang ter- minal ini. Kendaraan berseli. weran, orang-orang pada da- tang dan pergi, turun naik ber- gantian. Aku masih juga belum beranjak ketika seorang lelaki agak kurus telah berdiri sete- ngah ragu memandangku. "Kamu....Arka ??" tanyaku cepat saat lelaki itu melepas se- nyum sambil tangan kirinya menggaruk-garuk kepalanya se- bagai ciri khas adikku bila ber- tatap muka denganku. "Alasannya hanya sepele. Adipati Sumenep itu merasa di singkirkan dan dijauhkan dari pusat pemerintahan Singhasari. Walaupun kedudukan Adipati lebih tinggi daripada Demung, "Lalu untuk apa semuanya itu dilakukannya? Saya sema- tetapi dengan menjabat de kin tidak mengerti," kata Ra "Kakak harus pulang!" pinta- nya, lantas duduk menjejeri aku. Dan tangan kanannya nye- lonong ke saku bajuku mengam- bil sebatang rokok tanpa me- mintanya. "Sebenarnya sekarang ini aku tengah bermaksud begitu. Teta- pi kenapa tidak sekalian dije- laskan dalam suratmu, untuk apa kepulanganku?" kusodor- kan api rokokku. "Karena ayah. permintaan Katanya lebih baik nanti saja dijelaskan semuanya setelah kakak pulang. Nyatanya setelah ditunggu-tunggu, kakak tak da- tang-datang juga, lalu ayah me- nyuruhku untuk segera mencari kakak ke sini" "Sebenarnya ada apa Arka, ce- pat katakan ?!" tanyaku tak sabar. "Maunya biar ayah saja yang ce- rita" elak Arka.. "Arka! aku tak mau pulang ka- lau kau sendiri tak mau meng- atakannya. Ayo cepat katakan Arka, untuk apa?? mataku me- lotot menghujam ke mata Arka. "Kawin..." suara Arka lemah. "Kawin? Ah, kenapa karena persoalan begitu lagi..." "Tapi tunggu dulu kak, sa- bar..! Kumohon penger- tianmu...." "Pengertian? Persoalan se- macam dulu itu, apa aku masih kurang pengertian? Tolong katakan pada ayah, aku baru akan kawin kalau aku sendiri sudah menemukan jo- dohku sendiri" "Kali ini persoalannya lain, kak? Bisa melibatkan nama baik keluarga kita" "Dengan siapa aku mau dika- winkan ?" "Ketut Rungih!" "Rungih....???" "Ya, Rungih! Kenapa kak? tidak setuju ??" "Kenapa baru sekarang..?" suaraku parau dalam gumam yang tak jelas. "Karena sekarang Rungih ha- mil" ucapan Arka seperti meng- gelegar di telingaku. "Gila !! Rungih hamil ?? Ulah siapa, Arka??" aku betul-betul kaget. "Ayah...." "Ayah ???" Aku semakin tak percaya pada pendengaranku. "Ya, ayah. Aku sendiri juga mulanya tak percaya. Tapi ini kenyataan, kak". Lututku serasa bergetar, aku sepertinya tak merasakan lagi kalau aku tengah terduduk di bangku terminal. Keringat me- rembes butir demi butir mem- basahi keningku. Apa yang ha- (Bersambung ke Hal XI kol 4) "Gusti Rahadyan sudah tahu bahwa nama saya adalah Ki Macan Kuping. Jadi, apa yang saya ketahui itu hanya karena mendengar. Tentang dari mana sumbernya, saya tidak perlu mengatakannya," jawab Ki Macan Kuping sambil terse- nyum. "Jadi, sesungguhnya Sang Adipati hanyalah berpura- pura bersekutu dengan Sri Jayakatwang. Pada saatnya nanti, ia akan menggebug se- yang dijagokannya itu ada di si- Ki Macan Kuping tertawa lembut, lalu berkata, "Orang kutunya itu." "Setelah berhasil melenyap. kan Sri Paduka Kertanegara, ia akan melenyapkan Aji Jayakat- wang. Kalau demikian, ia ingin menjadi penguasa tunggal. Be- tulkah Paman Adipati sesera- kah itu?" tanya Rahadyan Wi- jaya dengan nada tinggi. Seri Brush Up Your English: English Idioms And How To Use Them Oleh Soejono Ts ni. Di gubug ini." Rahadyan Wijaya hampir tidak Ketiga tamunya itu terkejut. percaya dengan apa yang baru didengarnya, maka katanya, "Jadi, Paman Ki Macan Kuping yang akan dicalonkannya men- jadi raja?" 678.c. turn out 4. mengusir He was turned out of his flat for not paying the rent. = diusir d. turn over 679. 680. 681. 682. 683. menyerahkan He has retired and turned over the business to his son. = la pensiun dan menyerahkan kegiatan kepada anak le- lakinya. in turn He asked each of the boys in turn wheter they hed taken the book. = Ia menanyai setiap anak-anak lakilaki itu secara bergi- liran apakah mereka telah mengambil buku itu. go for a turn in the park Let's go for a turn in the park. = Berjalan-jalan sebentar di taman, yuk? do somebody a good turn I am grateful to him for the good turn he did me. = Saya berterimakasih kepadanya atas kebaikannya/ perbuatan baiknya yang dilakukannya untukku. think twice Untuk melakukan sesuatu hendaknya seseorang memi- kirkannya terlebih dulu dengan hati-hati akibatnya. Ber- pikir dua kali kata orang. I would think twice before spending so much money on a car. = Saya harus berpikir dua kali sebelum membelanjakan uang demikian banyak untuk sebuah mobil.. unanimous be unanimous in Unanimous berarti sepakat, sebuah kata sifat. An anani- mous vote ialah pemilihan yang mendapatkan suara bu- lat. Be unanimous in berarti dengan suara bulat, seperti: We are unanimous in our support of the policy. Dengan suara bulat kami mendukung kebijaksanaan itu. reach (come to) an understanding with Setelah lama berunding, tercapailah kesepakatan antara pihak pertama dan kedua. America has reached/come to an understanding with Russia. = Amerika telah mencapai kesepakatan dengan Rusia. be kept at a uniform temperature Seorang penderita atau pasien selalu dijaga agar suhu- nya tetap. My mother was kept at a uniform temperature. = Ibu saya dijaga agar suhunya tetap. 684.a. be already up Ketut is already up. = Ketut sudah bangun. bud b. go up to Lembu Sora sudah meraba "9 "Sekali lagi, sabar, Gusti Ra- hulu kerisnya, dan Putri Tribhu- hadyan," kata Ki Macan Ku- wana undur sejengkal. Tetapi ping. "Sang Adipati memang sambil tersenyum Ki Macan Ku- menghendaki layunya Sri Ker- ping menjawab, "Apa yang di harapkan dari diri saya yang hi- tanegara, dan memang meng- hendaki lenyapnya Aji Jayakat- na ini? Yang dijagokan Sang wang, tetapi ia tidak berkei- Adipati memang berada di gu- nginan akan menjadi penguasa bug ini, tetapi bukan saya. Ketiga tamu itu saling ber- tunggal atau menjadi raja, ti- dak. Sang Adipati memang pen- pandang pandangan. Kalau bu- berontak. dendam dan memang cerdik, te- kan Ki Macan Kuping, tentu sa- tapi ia bukan orang serakah se- tu di antara mereka bertiga. Se bagaimana yang Gusti Rahady- belum mereka sempat bertanya an katakan." lagi, Ki Macan Kuping berkata, "Agar para priyagung ini tidak penasaran, baiklah saya buka kartu, siapakah yang dicalon- When are ayu going up to Manila? = Kapankah engkau akan berangkat ke Manila? c. be up to What is he up to? = Apa yang dikerjakannya? d. be up with What is up with you? Sama dengan : Judul Buku Pengarang Alih Bahasa Penerbit Tebal Robert J. Wood & Max Gunther Anton Adiwiyoto Mitra Utama Jakarta, 1989 131 halaman. yang begitu se tia menekuni satu profesi lebih dari 40 tahun seperti Ro- bert J. Wood. Ia adalah seorang tokoh legendaris dalam bisnis hubungan masyarakat (Humas) yang selama empat dasa warsa mengabdikan dirinya di salah satu perusahaan hubungan ma- syarakat terbesar di dunia, Carl Byoir & Associates. Perusahaan Humas ini telah dianggap seba- gai penyelamat bagi perusaha- an-perusahaan yang sedang di- ancam keruntuhan; baik oleh masalah finansial maupun oleh pudarnya citra perusahaan di mata publik. Robert J. Wood bukan hanya pegawai profesional yang setia, tetapi ia juga otak bagi Carl Byoir & Associates. Lewat ga- gasan gagasannya yang cemer- lang, perusahaan Humas ini te- lah mendapat kepercayaan un- tuk membimbing pembentukan citra baik perusahaan besar se- perti Hughes Air Craft, ITT, Hallmark Card, Kodak, Americ- an Bankers Association, Ford Motor, Alfa Romeo, Aspirin Fondation, S.C. Johnson & Son, dan sebagainya. hadyan Wijaya. "Baiklah. Kalau Gusti Ra- hadyan itu tidak mengerti, itu masuk akal. Jangankan Gusti Rahadyan, Sri Aji Jayakatwang pun tidak mengerti. Demikian juga Sri Kertanegara. Sri Padu- ka juga tidak tahu. Di sinilah kecerdikan Sang Adipati." kannya itu. Sang Adipati adalah seorang ksatria pengagum men- diang Sri Rangah Rajasa Sang Amurwabhumi, sebaliknya sa- ngat membenci keculasan hati mendiang Sri Anusapati. Sang Adipati rela menerima kehadir- an mendiang Sri Jaya Wisnu- wardhana karena mendiang Sri Paduka ini bersedia mengang- kat rayinya, mendiang Sri Ratu derajat dengan kedudukannya. Angabhaya Narasingamurti se- "Kalau demikian, pasti ada orang yang dijagokannya seba- gai penguasa atau raja yang akan dijadikan junjungannya. Pendapat saya ini berdasarkan Sejak roda pemerintahan Tu- keterangan Paman bahwa Pam- mapel Singhasari dipegang oleh an Adipati tidak ingin menjadi mendiang Sri Kertanegara, raja. Tahukah Paman, siapa yang kebetulan adalah turas Sri yang dijagokannya itu?" tanya Anusapati, ia disingkirkan dari Lembu Sora. kraton Singhasari, maka ke- jengkelannya dan kebencian- nya terhadap mendiang Sri Anusapati kambuh lagi. Seba- liknya harapannya untuk me- nyembah turas Sri Rajasa Sang Amurwabhumi tak dapat ditah- an-tahan lagi. Kebetulan ja ada- lah siswanya sendiri, yang sejak berada di angabhayan didiknya "Jangan-jangan Lawe, putra- nya itu?" sahut Putri Tribhuwa na. "Atau malah Nambi, anak angkatnya itu?" bersama-sama mendiang Maha- patih Raganata, Tumenggung Wirakerti, Sri Ratu Angabhaya sendiri dan Pujangga santas- merti. Tahukah sekarang, siapa- kah yang saya maksudkan?" "Siapa lagi kalau bukan Ra- hadyan Wijaya," seru Lembu Sora. Pengalaman Robert J. Wood & Max Gunther dalam mena- "Ya, benar. Orang itu tidak lain adalah Kanda Nararya," se- ru Putri Tribhuwana. Catatan: turas = di sini maksud- nya keturunan, ambalela, mi- rong akampuh jingga mem- (bersambung). KUPON TTS Nomor 278 HUBUNGAN MASYARAKAT APA DAN MENGAPA Pengakuan Seorang Humas pe Kinh-kinh menik dari wong pakar, yang selama lebih dari tahun mengand tigo-tagun hubungan syarakat di salah satu permalam habegin maryarakat yang terbesar di dunia Carl Bynie & Asociates, dan yang memiliki den 17, Ents Kalah, lagu-Abu Robert J. Wood & Max Gunther BISNIS & MANAJEMEN ngani masalah kehumasan ini disajikan secara menarik dan segar lewat buku Bisnis & Mana- jemen Volume 2 ini yang terdiri JAMINAN 1 TAHUN e. be all up TOKO PALAPA AGUNG Jl. Sumatera No. 8 Tel. 25721-23551 Denpasar Bali The game is up, it's all up. = Pertandingan usai, kita kalah. f. be up agains 686. TOKO AGUNG PLAZA JI. Veteran No. 44 Tel. 23216 Denpasar - Bali 685.a. in use What is wrong with you? What is the matter with you? What is the trouble with you? Ada apa dengan saudara? The equiment in use at present is out of date. = Perlengkapan yang sedang digunakan sekarang ini sudah ketinggalan zaman. b. of use 688. This book may be of use to your studies. H Buku ini mungkin berguna untuk pelajaran- pelajaranmu. c. it's no use 689. 690. The Indonesian team was up against one of the best teams in Asia. 687.a. be in vain 691. Perjalanan Sang Penyelamat Hubungan Masyarakat Apa dan Mengapa Pengakuan Seorang Humas = Regu Indonesia menghadapi salah satu regu yang ter- baik di Asia. 692. 693. b. take smeone's name in vain. Don't take my name in vain. It's no use, sebuah frasa, selalu diikuti oleh gerund atau kata kerja yang dibendakan, yang berakhiran -ing. It's no use turning the light on. = Tak baik menyalakan lampu. do one's utmost MINGGU, 20 MEI 1990 Idiom di atas juga sering muncul dengan do one's best yang berarti berusaha dengan sungguh-sungguh, berusa- ha dengan sekuat daya. Don't worry. I'll do my utmost/best. = Jangan khawatir. Aku akan berusaha dengan sungguh- sungguh. Kalau seseorang sudah berusaha dengan sungguh- sungguh tapi tak berhasil, sering terlontarkan kalimat, usaha kita sia-sia. Our efforts were in vain. Don't be at a loss what to do. = Usaha kita sia-sia. Jangan putus-asa. = Jangan mempergunakan nama saya tanpa seizin saya. a vacant room. Is there any vacant room in this hotel? = Ada kamar kosong di hotel ini? vacancy There are many vacancies for clerks and typist. = Banyak lowongan untuk juru tulis dan juru ketik. vacation Is there any vacation this year? = Ada liburan tahun ini? I venture to say that .... I venture to say that you are quite mistaken. = Saya berani mengatakan bahwa anda sangat keliru. be out of view We waved good-bye to them until the ship was out of view. = Kami melambaikan untuk mengucapkan selamat ting- gal sampai kapal itu mulai menghilang/tidak kelihatan. Lawannya ialah be in view yang artinya mulai kelihatan. in one's view Menurut pendapat seseorang adalah arti idiom di atas. In my view, we ought to take action as quickly as possible. = Menurut pendapat saya, kita seharusnya bertindak secepat-cepatnya. with a view to Idiom di atas menunjukkan maksud atau tujuan seseo- rang. Dengan maksud, bahasa Indonesianya. I am sending this article to you with a view to its publication = Saya mengirimkan tulisan ini dengan maksud untuk diterbitkan. dari 11 Bab dengan sebuah Epi- log yang mengisahkan kehan- curan perusahaan Humas ter- sebut. Menjadi seorang petugas Hu- mas memang dapat merupakan sumber kebanggaan sekaligus kesenangan yang tak ada habis. Tentu saja pernyataan ini ha- nya berlaku bagi orang yang mampu menyiasati segala rin- tangan, sehingga beban tugas yang digumuli merupakan bagi- an dari kehidupannya. Sebab ti- dak sedikit pekerjaan Humas yang harus diselesaikan dengan perjuangan keras, seperti diala- mi Robert J. Wood, namun sulit untuk memberikan kepuasan pada para pelanggan atau klien. Akhir tahun 1970, misalnya, Robert J. Wood menerima pes- an dari Dick Claeys, salah seo- rang direktur Metropolitan Life Insurance Company, New York. Dick mengatakan bahwa presi- den direkturnya akan menikah- kan putrinya pada hari Sabtu, dan ia menginginkan agar foto dan berita pernikahan itu di- muat dalam surat kabar new York Times hari Minggu. Wood diberi kepercayaan untuk pub- likasi pekerjaan yang mustahil ini. Karena foto dan berita per- nikahan dalam surat kabar ber- $ Sherwood AUDIO HI-FI OF USA SINCE 1953 SHERWOOD HI-FI akan menjadi suatu sarana hiburan yang sangat menakjubkan, sebagaimana yang dapat Anda lihat dan buktikan SUPER LASER 230 TER Tersedia beberapa Model/Type lainnya. Kebanggaan Amerika Untuk Indonesia gengsi di Amerika Serikat itu harus diserahkan paling lambat dua minggu di muka. Tetapi Wood berhasil membujuk edi- tor senior Times serta memuat berita pernikahan tersebut. Tentu saja lantaran kredibilitas dan hubungan baik perusahaan Humas tersebut dengan Times. "Apakah presiden direktur menelpon untuk mengucapkan terima kasih padamu?", tanya Robert J. Wood pada Dick. "Oh tidak", jawab Dick meng- hela napas. "Dia menganggap hal itu sudah semestinya, kura- sa. Tapi aku yakin dia pasti akan menelpon kalau berita itu tidak dimuat". (hal. 24). Kebangaan lain yang tiada terkira bagi Wood adalah keti- ka menolong kliennya, toko Woolworth di Carolina Utara yang dilanda kesulitan. Keru- suhan sosial mengguncang Amerika Serikat pada 1 Februa- ri 1960 lantaran sejumlah maha- siswa kulit hitam duduk di meja makan toko itu yang biasa didu- duki orang-orang kulit putih. Kali ini Robert J. Wood berhasil membujuk presiden John F. Kennedy untuk terlibat meng- atasi kerusuhan itu. Hasilnya menakjubkan. Selu- ruh toko dan rumah makan di daerah selatan Amerika itu ti- dak lagi membedakan warna kulit. (hal. 25-30). Maka tidak (Bersambung ke Hal X kol 5) TOKO OSAKA JI. Sumatera No. 7-9 Tel. 34665 Denpasar Bali Ⓡ Diciptakan dari negara yang canggih dalam memimpin teknologi di dunia, Amerika! Kini, SHERWOOD HI-FI tampil di bumi Nusantara untuk membuktikan kecanggihannya diantara yang lain. TOKO SURYA JAYA Jl. Gajah Mada No. 128 Telp. 22254-24182 Denpasar Bali TRIO ELECTRONICS Jl. Diponegoro No. 102 Tel. 28451 Denpasar - Bali TOKO SUMBER MAS Jl. A.A. Gde Ngurah Tel. 23274-23091 Cakranegara-Lombok-NTB C. 873 MINGGU, 20 MEI 1990 CE "Meme" Jugo Juanda, Surabaya, penuh se pang dalam dan luar negeri berbau isik. Hari Minggu sore yang mend biaskan kesibukan luar biasa kam adalah hari pertama hari kerja se gu mendatang. Siapa tahu, bany weekend ke Kota Buaya pada har atau Sabtu pagi dan kembali ke nya, Yogyakarta, Solo, Bandung Bali pada Minggu sore. Tiga anak kecil, pakaiannya la main-main dengan balon warna- ada Ibu Mingguwati, pembawa aca TK di TVRI Stasiun Denpasar, par mentari dengan kata-kata yar bunga. Dua anak yang lebih besa balon itu ke udara dan ketika layang-layang ditiup angin penye duanya berpekik-pekik kegira mengejarnya diantara para penur duk santai menunggu saat beran, Yang kecil, jalannya masih lim ikuti contoh kedua kakaknya, me balonnya ke udara dan tersur mengejar mainannya. Semua pen menikmati tontonan gratis itu de geli. Seorang turis mancanegara ma lempar-lemparkan balon itu ke u kan yang punya balon bersorak-se an. Orang tua ketiga anak itu mala guk-angguk dengan ramah kepad munikasi memamerkan gigi su mendekatkan dua insan yang salin enal. Suasana yang riang itu lenyap s la suara empuk announcer dari p memberitahukan bahwa Merpati penerbangan 029 jurusan Denpas berangkat dan penumpang disi pesawat terbang. Semuanya sib dirinya sendiri sehingga peristiw biasa itu lenyap tak berbekas. "Do you remember me?" sebu berat bertanya dengan ramah d ketika saya berdiri di depan lok taksi di Ngurah Rai. Saya menol mengingat-ingat di mana saya per an dengan makhluk berhidung sa itu, saya hanya berkata terbata-b Ia memperkenalkan dirinya yang duduk di samping saya di Ba yang ikut bermain-main dengam cilik itu. Aha, saya ingat kembali. nya orang yang bersahabat dan temu, kami akhirnya tenggelam kapan ngalor-ngidul, sekadar mer Beli dan Adi, barangkali perten itu tak ada gunanya atau sebur merupakan salah satu dari rib yang datang silih berganti menjun tapi bagi saya, seseorang yang se dalam dinding kantor yang ikut pandangan saya, kisah-kisah ser nar-benar memperkaya wawasan hubungan antar manusia. Sekiranya tidak ada ketiga ar jadi pusat perhatian di Surabay. saya dan si bule itu tidak akan sa an. Berkenalan dengan bule juga I Wajah Bula BULAT- Wajah bulat bisa diakal cara menata rambut seperti foto di Mo Tema Rancangan: Nani Lo dan Gagah (bagi pria).
