Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1991-04-21
Halaman: 05

Konten


APRIL 199 MINGGU, 21 APRIL 1991 ani ajaanku) rtawa mengerti) mengingat- menyerupai a kita putar kita selalu nis, cinta ki- ti sebuah la- tut dibuang p ini ternya- bicara ten- anya sudah kenapa lagi zu sungguh- -ti, kenapa -akan men- -mana. Ti- ca berpikir sahan, ke- atuhan dan ? sering ber , memikir gkah yang asa depan berani me- ma berbe- harus bi- ah terting rti orang- un itu me- erjuangan m puing- wata mam- tap langit apan yang da. arena da- ca aku su- curahkan aku pada- seluruh aku tahu i terbaik. Valau se- Candas di aku akan dalam aca gore- mu me- mengisi persama- mu yang SANUR selamat arti bagi ang me- za tetap yang. 523 Kelompok Pengajian Qizza Hidayatullah bersama piala bergilir dan piala tetapnya. Bali Post/Yus. Tampil Pertama dan Juara PERTAMA kali ikut lomba dan juara. Piala bergilir pun, di samping piala tetap, diboyong kelompok pengajian Qizza Hi dayatullah Masjid Candra Asri Batubulan. maja dan juara II tingkat anak- anak. "Bermula sekadar kumpul- Akademi Gizi kumpul antarsesama mahasis- wa muslim Lomba itu, Lomba Takbir Se hammad Yunus salah seorang Denpasar," ungkap Lalu Mu- Kotif Denpasar yang diseleng- personil kelompok tersebut. garakan Himpunan Remaja Dari kumpul-kumpul kemudi- Muslim Al Ikhsan Sanur untuk an membentuk kelompok de- keduakalinya 15 April lalu, di- ngan kegiatan pengajian dan ikuti 11 regu tingkat remaja arisan bermarkas di masjid dan enam regu tingkat anak- yang berada di kompleks BTN anak. Qizza Biaung itu. Kelompok itu ber- Hidayatullah boyong gelar juara I tingkat re- anggotakan sekitar 50 orang terdiri atas mahasiswa muslim mem- POS ANAK- ANAK Gaun Kesayangan MAR Oleh Mimi Suryani Sarah. Kami sekeluarga te- kin baju itu akan kamu gan- tung dan kamu pajang terus dalam lemarimu, ya! Kamu li- hat dan pelototin terus. Bisa- bisa bajumu nanti jadi sarang kecoak," kataku mulai jeng- kel. Rupanya sifatnya yang sa- tu ini mulai kambuh lagi. Sela- lu sayang memakai barang yang amat disukainya. muslim yang tinggal di kom- Akzi Denpasar dan putra-putri pleks itu. dayatullah umumnya adalah Motor penggerak Qizza Hi- mahasiswa yang berprestasi, keagamaan. Yunus misalnya, khususnya dalam kegiatan pernah meraih juara III Musa- baqah Tilawatil Al Qur'an se- Kabupaten Gianyar. uatu Minggu pagi yang tu! Kan kasihan baju sebagus itu cuma kamu pakai untuk ngah bersiap-siap pergi ke bermain-main. Atau... mung- Amlapura untuk menghadiri pesta pernikahan salah seo- rang keluarga kami. Semua kelihatan sudah rapi dan ber- dandan dengan cantik dan ga- gah. Hmm. Mirip seperti pa- ngeran dan putri raja dalam dongeng seribu satu malam. Aku juga tidak mau keting- galan, Kupakai gaun indah terbaruku yang amat kusaya- ngi pada kesempatan ini. Ta- pi... hei... aku heran melihat Dina, adikku yang memakai gaunnya yang lama. Malah kelihatannya sudah agak se- sak. Aku tidak tahan melihat penampilan buruknya kli ini. Segera kudekati dia dengan pandangan heran dan penuh tanda tanya. "Lho, Din. Ngapain nggak kamu pakai baju yang barusan Kak Mimi beri," tegurku pada Dina. Aku baru saja memang telah menghadiahkan sebuah gaun indah buatnya pada saat hari jadinya yang ke-12. "Memangnya kamu nggak suka ya. Padahal menurut Kak Mimi, baju itu amat pantas un- "Pokoknya kami bertekad un- Apa program berikutnya? tuk mempertahankan piala bergilir ini dalam lomba takbir tahun depan," ujar Yunus. "Wah! Kak Mimi jangan ma- rah dong," kata Dina Protes. "Baju itu kan sudah kakak ha- diahkan buat Dina. Jadi Dina berhak melakukan apa saja terhadap baju itu," lanjut Dina tetap bertahan. (Yus). hapus yg serupa kepadanya. Ah. Mana Mungkin. Masa aku harus kembali lagi jalan-jalan ke Jakarta hanya untuk mem- beli sebuah penghapus. Sebuah pekerjaan gila. Barangkali dia pikir tiket pesawat Denpasar- Jakarta cuma seratus rupiah. Sejumlah uang jajan yang di- berikan mama tiap hari kepa- danya. Ah. "Sudah. Sudah. Kak Mimi saat ini ngak mau berdebat de- ngan kamu. Soalnya lagi pu- sing. Lantas kapan baj itu mau kamu pakai. Awas sesak lho. Soalnya kamu lagi masa pertumbuhan," kataku akhir- nya menjelaskan. "Uh! Anak kecil sekarang memang pada pintar ngo- mong. Sudah pada pintar ber- debat. Namun saat ini rasanya aku nggak dapat berkata apa- apa. Yah. Terserah dia. Asal nggak kecewa saja lagi seperti dulu. Penghapus bagus yang kuhadiahkan kepadanya hi- lang di sekolah. Padahal Dina sama sekali belum pernah me- makainya. Sayang, katanya selalu. Jadi, dapat disimpul- tukmu. kan bila sebuah barang ke- "Justru itu kak. Dina amat sayangan hilang. Seharian Di- menyukai baju yang barusan na menangis terisak-isak sam- kakak beri. Jadi Dina amat bil merutuki orang yang tega sayang untuk memakainya," mengambil barang kesaya- jawab Dina kalem. Ingannya. Dan seharian pula "Lantas, kapan akan kamu dia merayuku agar mau kem- pakai? Saat bermain-main, gi- bali menghadiahkan peng- Petualangan Zulfikar MAR Oleh Bahrun Hambali B indy, anjing yang ternyata ka- lem pada Zulkifli itu tiba-tiba saja menjadi gelisah. Sesekali hi- dungnya mencium udara. Anjing itu mendekati jendela, tentu saja rumpun pohon bunga yang ada di bawahnya menjadi acak-acakan ka- renanya. "Dina pakai kalau Yanti u- lang tahun, kak," jawab Dina cepat. Bali Post Cuplikan Pandangan RA Kartini nilah beberapa percikan pe- In mikiran R.A. Kartini yang dikutip dari surat-surat Karti- ni yang diterjemahkan dari Door Duisternis Tot Licht, kum- pulan surat R.A. Kartini yang ditujukan kepada teman- temannya, terutama orang- orang Belanda. Meskipun R.A. Kartini kini telah tiada, tetapi semangat Kartini tetap menji- wai wanita Indonesia masa ki- ni dan masa mendatang, sema- ngat emansipasi! "Surat-surat Kartini memba- wa pembaca masuk ke dunia perjuangan batin seorang a- nak perempuan muda yang pe- nuh gairah hidup dan cita-cita yang mulia," begitu antara lain kata pengantar yang diberikan oleh Ny. Sulastin Sutrisno se- bagai penterjemah dari Door "Apa? Kamu ngga kesalah bilang? Yanti kan baru saja berulangtahun," tanyaku ka- get. "Ya. Tapi sekarang satu ta- hun itu cepat, kak. Nggak ter- asa," Dina menjawab dengan polos. Duisternis Tot Licht. Inilah be- berapa perjuangan batin R.A. Kartini mengenai berbagai Ah. Dina. Dina. Kok kamu pintar menjawab, sih. Siapa yang ngajarin kamu? Aku ba- ru saja mau melanjutkan pem bicaraanku ketika mama tiba- tiba memanggil kami berdua untuk segera naik ke mobil. Se- mua rupanya sudah menung- gu. Tak ketinggalan adik bungsuku, Fina yang cuma terpaut dua tahun dari Dina. Dandanannya lucu sekali. Pa- kai pita segala. Namun tampak cantik sekali, mirip dengan Di- na. Dandanannya tampak se- rasi dengan sepatu yang ku- berikan kepadanya seminggu yang lalu. Fina... Fina... kamu lucu dan begitu menggemas- kan. (9) hal. Hasrat mandiri : .... Saya ingin sekali berke- nalan dengan seorang gadis modern yang berani, yang da- pat berdiri sendiri, yang mena- yang menempuh jalan hidup- rik hati saya sepenuhnya, nya dengan langkah cepat, te- semangat dan keasyikkan, ga- gap riang dan gembira, penuh dis yang selalu bekerja tidak kebahagiaan dirinya sendiri hanya untuk kepentingan dan saja, tetapi juga berjuang un- tuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak se- sama manusia. Hati saya menyala-nyala karena sema- Aku duduk sendiri di beranda Malam hari yang dingin. depan. Kupandangi langit jer- nih yang penuh bertabur bin- Ah. Tanpa terasa waktu cepat tang. Sungguh indah sekali. sekali berlalu. Beberapa bulan lagi umurku akan bertambah marin aku begitu menikmati satu. Padahal rasanya baru ke- masa kanak-kanakku. Ber- main lompat tali, petak umpat, atau... bermain boneka bersa- ma teman-teman. "Ternyata anjing ini masih meng- enaliku, Tut." kata Luh Sudi seraya mengelus-elus kepala Bindy dari sela kaca nako rayben yang dibuka- nya tadi. "Hati-hati, Luh, nanti tanganmu digigitnya!" ingat Ketut dengan wajah pucat. Luh Sudi tertawa ke Kalau dan kerajinan Bumi Putra. Dua hal yang menuju kepada masa depan yang indah! suatu yang lebih baik dan lebih sungguh-sungguh yang saya inginkan kecuali dalam didi- kan dalam bidang pengajaran, Saya tidak bisa mengatakan, agar kelak saya dapat meng- betapa gumbira, bersyukur abdikan diri kepada anak-anak dan berbahagia saya mengenai perempuan kepala-kepala Bu- hal itu. Kami senang sekali mi Putra. Aduhai, ingin sekali, Janji: banyak benar-benar saya ingin menda- mengagumi bangsa, kami se- pat kesempatan memimpin ha- nya. Bangsa kami yang sedikit nang sekali membanggakan- ti anak-anak, membentuk wa- sekali dikenal dan ... tak, mencerdaskan otak muda, sekali tidak terbilang. mendidik perempuan untuk masa depan, yang dengan baik terjamin. Kegembiraan Tuan Hari depan Seniman Jepara akan dapat mengembangkan- Zimmermann memuncak keti- nya dan menyebarkannya ka dilihatnya di sini mengenai lagi..." (Ditujukan kepada Ny. N van coklat yang kerap karya seni pada bangsa kulit Kol, Agustus 1901). dihina itu. Seni mengukir kayu, me- nempa emas dan menenun ada ".... Sesungguhnya orang itu sini... sekarang seniman yang pada tingkatan yang berarti di jangan sekali-kali berjanji da- pandai itu dapat melaksana- hulu, kecuali kepada diri sen- kan buah pikirannya yang ba- diri, karena orang tidak tahu gus, menuangkan gagasan- sebelumnya, apa yang akan gagasan yang indah, dalam terjadi. Dengan demikian kita bentuk-bentuk yang jelita, dapat menghindarkan orang- garis-garis, ombak-ombakan orang lain dari beberapa keke- dan belok-belokan yang elok, cewaan. Betapa pun jujurnya pergantian warna yang cemer- janji itu diucapkan dan betapa lang dan berpijar-pijar..." besarnya kemauan untuk me- (Ditujukan kepada Tuan E.C. nepatinya secara sungguh- Abendanon, 15 Agustus 1902). terduga seperti penyakit mi- sungguh, keadaan yang tak salnya dapat saja terjadi, yang kin menepati janji kita......." menyebabkan kita tidak mung (Ditujukan Ny. R.A. Abenda- 1901). non-Mandiri, 21 Januari Menghadapi sikap Keji : ".... Kalau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pa- ngat yang menggelora akan orang lain, maka mendidihlah da diri saya karena perbuatan zaman baru. Ya, bolehlah saya darah saya. Saya senang, bah- katakan, bahwa dalam hal pi- wa merekalah yang berbuat de kiran dan perasaan, saya tidak mikian terhadap saya dan bu- turut menghayati zaman Hin- kan saya terhadap mereka, se- dia ini, tetapi saya sama sekali bab jika demikian saya berakh-, hidup se zaman dengan lak rendah. Dan apabila saya saudara-saudara saya per- menjadi sedih karenanya, ma- empuan berkulit putih di Barat ka hal itu disebabkan karena yang jauh. dengan berbuat hina itu mere- sekiranya undang- ka memperlakukan saya seca- undang negeri saya mengizin- ra keji dan tidak adil....." kan, saya tidak ingin dan ber- (Ditujukan kepada Nona E.H. buat lain daripada menyerah- Zeehandelaar, 15 Februari kan diri untuk pekerjaan dan 1902). perjuangan wanita...." (Dituju- kan Nona E.H. Zeehandelaar, 25 Mei 1899). diingat-ingat, ingin rasanya bali. Sebuah masa kecil yang aku mengulang masa itu kem- tak akan pernah aku lupakan untuk selamanya. Semilir a- ngin berhembus menyentuh seluruh tubuhku, juga hatiku. Terasa dingin. Malam dan di- ngin terasa begitu menyatu. Seperti langit dan bintang ma- lam ini. Dan Pendidikan: "....Telah lama dan telah ba- nyak saya memikirkan perka- ra pendidikan, terutama akhir- akhir ini. Saya pandang pendi- dikan itu sebagai kewajiban yang demikian mulia dan suci, sehingga saya pandang suatu kejahatan apabila tanpa keca- kapan yang sempurna saya berani menyerahkan tenaga untuk pendidikan. Sebelum- nya harus dibuktikan apakah saya mampu menjadi pendi- dik. Bagi saya pendidikan itu merupakan pembentukan budi dan jiwa....." (Ditujukan Ny. R.A. Abendanon-Mandiri, 21 Ja nuari 1901). Cita-cita yang Luhur: "... Sejak kanak-kanak saya senang sekali belajar. Dan yang selamanya merupakah cita-cita saya yang paling ting- gi dan paling indah ialah mem- punyai pengetahuan yang a- mat banyak, agar saya dapat mengabdikan diri kepada o- rang lain. Betapa besar kei- nginan saya melanjutkan ke HBS bersama saudara saya yang laki-laki, tetapi saya ti- dak diizinkan, sayang!" "... Turut membantu menaik- kan derajat bangsa, mening- katkan ke arah pandangan ta- ta susila yang lebih tinggi yang dengan demikian sampai kepada keadaan masyarakat yang lebih baik dan lebih baha- gia, adalah oita-cita kami yang patut dibela seumur hidup! Mulai dengan apa! Semua itu Peranan Wanita dalam Ma- harus dimulai dari permulaan syarakat : yaitu pendidikan!" (Ditujukan Kepada Ny. van Kol, 27 April 1902). Karena saya yakin sedalam-dalamnya, perempu- an dapat menanamkan peng- aruh besar ke dalam ma- syarakat, maka tidak ada se- "Wah, Kak Mimi lagi ngela- mun ya. Ngelamunin apaan, sih ?" Dina berkata sambil ter- us menatapku. Sepertinya ada sesuatu yang aneh saja pada ngin tahu. Namun kedatangan diriku. Ah anak ini, selalu i- tak urung membuat aku tersi- dan pertanyaannyabarusan pu juga. cuma lagi ingin menikmati u- "Nggak kok Din. Kak Mimi dara malam. "Oh. Aduh... udaranya di- hujan tentu akan tiba," kata Di- ngin, ya. Sebentar lagi musim na seolah-olah pada dirinya sendiri. "Eh iya. Sekarang tanggal berapa, kak?" kenapa?" "Tiga puluh. Memangnya bentar lagi kan bulan Septem- "Nggak kok. Mm... gini, se- ber. Jadi ulangtahunnya Yanti sudah dekat. Dina sudah ingin memakai baju yang kakak ber- i." Seniman Jepara : Horas! Untuk kesenian Peranan Istri : "... bahwa pekerjaan perintis jalan itu tidak mudah dan ti- dak menyenangkan, kami te- lah tahu. Bahwa nasibnya pe- nuh kepahitan, kami juga ta- hu. Tetapi bahwa perintis jalan itu menggendong neraka, ka- mi tidak tahu Stella. Kami Tdk tahu. Aduhai, sungguh pun ka neraka dari pada tidak ber- demikian, sering kali lebih su- perasaan! Semua yang menon- jol harus dipendekkan. Semua yang mengkilat harus dinodai dikotori. Semua orang yang bercita-cita setiap saat ditang- gung jawabkan berat. Dunia ti- dak mungkin membiarkan ke- hadiran orang-orag yang ber- lainan haluan dengan ma- syarakat kebanyakannya. dengan yang lain-lain, seumur Dan, orang yang tidak sama hiidup akan diejek agar me- nanggalkan bajunya sendiri dan menggantikannya dengan pakaian umum...," (Ditujukan kepada Nona E.H. Zeehandelaar, 1902) 11 Oktober Pengajaran untuk Anak-anak : ".... untuk sementara didi- klah, berilah pelajaran kepada bangsawan; dari sinilah per- anak-anak perempuan kaum lai. Jadikanlah mereka ibu-ibu adaban bangsa itu harus dimu- yang cukup cerdas dan baik, luaskan peradaban diantara maka mereka akan menyebar bangsanya. anaknya peradaban dan ke- pandaian mereka akan diterus- kan. Anak-anak perempuan a- kan menjadi ibu pula. Anak laki-lakinya akan dipanggil untuk turut menjaga kesela- matan bangsa. Dan dengan ca- ra lain yang masih banyak lagi dapatlah mereka menjadi go- longan yang beradab menurut pikiran dan hati, sehingga ber- guna bagi bangsanya maupun lingkungannya.*** Kepada anak- di- (Karthia Miranchin). sering memandangi bajunya sampai saat ini aku belum meli- yang tergantung rapi di dalam hat Dina. Padahal pesta ini ter- lemari. Mungkin dengan jadi hanya karena aku tidak i- melihat-lihat seperti itu hati- ngin mengecewakannya. Sege- nya sudah merasa cukup puas. ra aku berlari menuju kamar- Suatu siang yang terik kuli- nya. Aku baru saja mau berter- hat wajah Dina yang kusut ke- iak memanggil namanya keti- kalau wajahnya sudah begitu mematut-matut diri di depan tika pulang dari sekolah. Wah, ka kulihat Dina tengah asyik nggak merayakan ulang ta- pasti ini ada apa-apanya. cermin, lama sekali. Seolah- "Kak Mimi. Yanti kali ini olah sedang merenungi diri. "Nah. Apa kata Kak Mimi. hunnya. Soalnya Mama Yanti Bajunya sekarang sudah lihatku. Kesedihan tampak je- yang dikenakannya sudah ter- mau ke Jakarta," kata Dina de- nggak muat kan ?" kataku ngan wajah kecewa ketika me- tiba-tiba ketika melihat baju las terukir di wajahnya. lalu kecil dan pendek un Aku dapat merasakan perasa- kenakannya. Dina diam saja. an yang tengah berkecamuk di "Makanya kalau diberi ba- dalam hatinya. Ah, kasihan Di- rang oleh seseorang itu harus na. Aku ingin sekali menghi- kamu pakai. Jangan kamu burnya semampuku. Sejenak simpan saja. Memang satu ta- memperoleh suatu ide. aku terdiam. Tiba-tiba aku hun itu sangat cepat. Tapi ka- mu pikir apa badanmu nggak bajunya pada saat ulang ta- de itu kan selalu berubah. Ja- Bagaimana kalau Dina pakai berkembang juga. Lagian mo- hunnya Kak Mimi?" kataku ngan terlalu sayang memakai memberi saran. Sebenarnya ta- barang yang amat kamu sukai. hun ini aku tidak punya renca- Suatu saat kan kamu bisa men- ku. Aku lebih suka menikmati- bih bagus dari yang kamu mili- na apa-apa mengenai hari jadi- dapatkan dan membeli yang le- nya sendirian. Tapi demi me- ki sekarang. Lagian yang ke- nyenangkannya kali ini, tak a- cewa pada akhirnya kan kamu palah. juga. Padahal Kak Mimi kira hampir tidak percaya. Kulihat yang dapat kamu gunakan," selama setahun ini, banyak ter- "Sungguh kak?" kata dina dapat kesempatan khusus ada binar-binar bahagia di kataku panjang lebar sambil matanya. Dina tampak gembi- terus memandanginya. ra sekali walau mesti me- nunggunya tiga bulan lagi. Tiga bulan kemudian, suatu malam. Teman-teman dekatku pada berdatangan "Ah, anak ini. Rupanya ia masih saja mengingat rencana yang dirancangnya setahun gini mau tidak mau aku harus ngat anak-anak. Karena aku mengakui kehebatan daya i- sendiri sudah tidak meng- ingatnya sama sekali. Namun hal itu membuat aku gembira juga, sebab tak lama lagi tentu nampilan Dina memakai baju aku akan dapat melihat pe- yang kuberikan dan merupa- kan baju kesayagannya sam- sudah pai saat ini. Kadang aku geli menghadiri makan malam ber- juga melihat tingkahnya yang sama di hari jadiku. Namun Perlahan kuhirup udara ma- lam dan kuhembus diam-diam, yang lalu. Dalam keadaan be- terasa nikmat sekali. Aku i- ngin menikmati suasana se- perti ini lama-lama. Sebab pada saat sekarang, rasanya sulit untuk mencari kesempatan se- perti ini. Sendiri bercanda de- ngan malam. Tiba-tiba aku me- rasa ada seseorang yang mem- perhatikanku. Lalu segera aku menoleh, dan ternyata benar. Dina tengah berdiri di hada- panku sambil menatap dengan senyum nakalnya. cil. Frans, coba kemari. Lihat, anjing kesayanganmu rupanya tahu ka lau kau berada di tempat peng- urungan ini." "Budeg!?" desis Frans tak meng- erti. Tetapi segera dia jadi maklum begitu Bindy menyingkir dan memberi tempat pada Zulkifli. "Nah, sekarang kakak mau ngo- "Bindyyyy...!" panggil Frans le- mong apa?" mah. Bindy menyalak beberapa kali. Ka- ki depannya terangkat hingga me- nyentuh tepian jendela. Dan Bin- dy pun dapat melihat 'tuan'-nya berjalan agak malas mendekati jen- dela. "Halo, Bindy. Sedang bermain di luar?" gurau Frans. Sambil mena- "Zulfikar... kamu...!?" geram Frns bingung. Dia merasa tersing- gung telah tak diacuhkan oleh "Zul- fikar'. Zulfikli memutar-mutar bola matanya, lalu tawanya pun berde- rai patah-patah. Ketut, Luh Sudi, pun juga Frans bengong jadinya. Katanya mau ngomong. Kok malah bengong!" tap tajam pada Zulkifli, tangan Beberapa saat lamanya Frans diam. Frans tak henti-hentinya memper- Tetapi pikirannya tetap mencari mainkan rahang Bindy. kejanggalan yang tidak ditemui- nya pada diri Zulfikar. Dan ketika "Halo!" sapa Zulkifli pada Frans. Frans terperangah mendengar akhirnya Frans tersenyum, ta- sapa kecil itu. Dia seperti merasa ngannya diulurkan keluar. ada yang janggal pada sapa Zulfi- kar itu. Tetapi apanya? Padahal telapak tangannya. Nah, coba perli- hatkan telapak tanganmu. Kakak ingin lihat apa kamu punya tanda itu atau tidak!?" Agak ragu-ragu Zulkifli meng- ulurkan tangan. Frans pura-pura memeriksanya. Setelah tangan Zul- kifli melewati sela kaca nako ray- ben, Frans mencekal lengan Zulkif- li hingga anak itu kesakitan. "Sekarang katakan sejujurnya, kamu ini sebenarnya siapa, ha?" "Saya saya... Zulfikar!" seru Zulkifli. Wajahnya meringis me- nahan sakit. Tetapi segera saja dia mengaduh tertahan-tahan. "Kak, Dina malu memakai- sesak," kata Dina perlahan. nya. Sudah terlalu pendek dan Akhirnya Dina harus me- relakan baju itu untuk Fina. (Bersambung ke Hal 11, kol 1) narnya!? Wajah Zulkifli memucat. Dia sudah ketakutan nampaknya. Bindy yang ada di belakangnya seolah tak ambil perduli akan ting- kah kedua tuannya itu. "Ba.. baiklah. Ta.. tetapi.. lepas- kan dulu tangan saya ini!" "Kamu mau coba berbuat licik, ha?" ledek Frans tanpa memenuhi permintaan Zulkifli. "Lepaskan tangan saya! Ayo, Bu- deg, menyalaklah!" seru Zul putus asa. Tak ada salak Bindy. Anjing itu dengan enaknya merebahkan diri di bawah kaki Zulkifli. "Dengar. Zulfikar sangat takut mendengar salak anjing itu, apala- "Le.. lepaskan tangan saya!" mo- gi untuk bersahabat dengannya! hon Zulkifli. Tetapi kamu malah sebaliknya. Itu "Tega sekali kamu menyakiti Zul- kejanggalanmu yang pertama. Ke- fikar, Frans!" protes Ketut. janggalanmu yang kedua, kamu bukan Zulfikar!" bentak Frans sopan. Kejanggalanmu yang keti- "Kamu diam saja, Tut! Anak ini itu konyol dan tidak punya rasa membuat Ketut dan Luh Sudi terpa- ga adalah suara kalian berbeda se- ku di tempatnya. Dengan memper- kali. Dan kejanggalan yang keem- keras cekalan tangan "Zulfikar', pat, di punggung telapak ta- "Lho, kakak kan sudah tahu ka- Frans berkata mengancam, nganmu tidak ada tanda bekas luka lau nama saya Zulfikar. Kok seka- "Kakak tahu bahwa kamu telah yang telah dijarit seperti milik berbohong tadi. Suara Zulfikar em- rang malah tanya nama segala?" Zulfikar!" puk terdengar, dan lagi kalau ter- "Ah, apa benar kamu bernama tawa Zulfikar bisa sopan. Tidak se- Zulfikar? Seingat kakak, Zulfikar perti kamu tertawa tadi. Nah, kata- itu punya suatu tanda di punggung kan sekarang siapa kamu ini sebe- "Siapa nama kamu?" tanyanya yang berdiri di depannya adalah o- bloon. Ketut dan Luh Sudi tentu sa- rang yang pernah seperjalanan ja menjadi heran. Apa-apaan nih si dengannya, tetapi kenapa dia me- rasa ada yang tidak dikenalnya pa- da anak ini "Zu, coba suruh si Bindy me- nyingkir dulu. Kakak mau bicara dengan kamu!" seru Frans. "Ayo, Budeg, gantian sekarang. Kakak ini mau bicara dengan aku!" Frans!? "Darimana kakak tahu itu?" ta- nya Zulkifli heran. "Kakak seperjalanan dengan Zul- fikar sejak dari Jakarta ke Denpa- BUAH HATI RUBRIK "Buah Hati Berhadiah" ini terbuka untuk semua Pembaca Bali Post. Kirimkan foto bayi atau anak-anak Anda ke Redaksi dengan syarat-syarat sbb 1. Bayi atau anak berumur 3 bulan s.d. 15 bulan. 2. Lengkapi dengan data, nama, alamat, umur, dan komentar secukupnya. 3. Kirim ke Redaksi Bali Post, Jalan Kepun- dung 67A Denpasar 80232, lengkap de- ngan potongan kupon Buah Hati. AA Prana Jaya nama adik yang cakep ini, lahir 16 November 1988. Putra pertama pa- sangan dari AA Oka Yudana dengan AA Ayu Rustariyani besar nanti diharapkan menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan nega- ra. Tinggal di Jln. Bukit Tunggal Gang IA/2 Denpasar. LA GATO Hai teman-teman di seluruh tanah air, kenal- an yok... nama saya Kadek Udiana. Lahir 19 Juni 1990 dan besar nanti bercita-cita pingin jadi pemandu wisata. Alamat rumah Br. U- mahanyar Sading Sempidi Mengwi-Badung. Lewat rubrik ini ia nitip salam buat keluar- ga di rumah selamat berhari Minggu semoga sehat selalu. 14 Hallo sahabatku di seluruh persada pertiwi ini. Kenalan yuk! Namaku Sang Ayu Putri Diah Sawitri. Lahir 18 Maret 1987 dan besar nanti bercita-cita pingin jadi dokter ahli kan- dungan. Alamat rumah Jln. Sandat Gang III No. 5 Denpasar. Melalui rubrik ini Diah nitip salam sejahtra buat sahabat di seluruh tanah air dan keluarga di rumah semoga sehat- sehat adanya. KUPON Halaman 5 4. Bagi mereka yang fotonya dimuat, akan mendapat 1 (satu) paket bubur Promina Untuk pengirim yang tinggal di Denpa- sar, paket hadiah dapat diambil lang- sung di Kantor Redaksi Bali Post. Se- dangkan untuk yang di luar Denpasar, hadiah akan dikirim. 5. Redaksi juga masih tetap menerima dan memberi kesempatan kepada bayi atau anak-anak Balita. Besar nanti adik yang bernama I Made Agus Ariadhi Saputra bercita-cita jadi ABRI. Lahir 5 November 1987 dan tinggal di Belakang Kantor Lurah Kampung Baru Singaraja. A- nak pasangan I Gede Tantera dengan Ni Ma- de Ayu Dasniari ini nitip salam buat keluar- ga di rumah selamat hari Minggu semoga sehat selalu. Adik manis ini bernama Ni Ketut Wahyunia- ri Dewi, lahir 22 Agustus 1990. Tinggal di Jln. Hayamwuruk Gang Sekuni No. 9 Denpa- sar. Putri kesayangan pasangan Ni Ketut Suwendri dengan I Made Wakhia ini besar nanti diharapkan menjadi orang yang ber guna bagi nusa dan bangsa. Melalui rubrik ini ia nitip salam buat semua keluarga di rumah semoga sejahtera selalu. Sang Ayu Dewi Kusumadewi, nama adik ma- nis ini. Lahir 12 Februari 1990 dan besar nanti diharapkan menjadi orang yang ber- guna bagi nusa dan bangsa. Tinggal di Jln. Sandat Gang III No. 5 Denpasar. Melalui ruangan ini ia nitip salam buat Kakiang dan Niang Gek di Satria Klungkung semoga se- lamat dan bahagia selalu. Tumbuh Sehat Ceria "BUAH HATI Sun No. 34 sar. Dan di villa ini pun dia menda- pat kamar di dekat kamar kakak. Jadi, ya kami bisa ngobrol ini-itu berdua." "A.. apakah Zu masih di sini?" tanya Zulkifli cemas. Bubur Susu Penuh Gizi DISCOUNT KHUSUS MENYAMBUT LEBARAN "Kenapa kamu tanyakan hal itu? Kan kamu sendiri ngaku bahwa di- rimu adalah Zulfikar!?" Entah mengapa tahu-tahu saja Zulkifli terisal. Frans kasihan meli- hatnya. Cekalannya sudah agak me ngendur. "Sebenarnya saya bukan Zul- fikar. Nama saya Zulkifli. Dan saya adalah kakak kembar Zu," kata Zul- kifli terus-terang. Ketiga orang de- wasa di depan Zulkifli tentu saja ter kejut. Frans menepuk-nepuk jidat- nya beberapa kali. Lalu katanya, "Ah, kenapa aku tidak berpikir ke situ? Zu pernah cerita kalau dia pu- nya saudara kembar. Dan rupanya saudara kembarnya itu adalah ka- mu, Zul! Tetapi ngapain kamu di sini, ha?" "Sa.. saya bermaksud mencari Zu yang katanya diculik." Lalu Zulkifli menceritakan tentang Zulfikar yang nekad berangkat sendirian dari Jakarta ke Denpa- sar, tentang kedatangannya ke Ba- li dengan mama, hingga dia diajak- paksa oleh Sonya ke villa ini. "Kamu pun tak kalah nekad de- ngan saudaramu itu, Zul!" sindir Frans. (Bersambung) MANFAAT GIZI YANG LENGKAP Computer Built-up DELL COMFULTA COREMATION HYUNDAI ELECTRONICS INDUSTRIES COLTO Untuk Hyundai Super 386-SX, Hyundai Super 286-E dan DELL System 210 Garansi 1 Th plus SpareParts • Samsung Personal Facsimile, garansi 1 th, dg. sertifikat perumtel •Software Package .Kursus Private Excel, File Maker II Page Maker, Free Hand,MS-Word, Lotus, WordStar, dll Peripheral & Accessories Hubungi Authorized Dealer PT. SUMBERMAKMUR PIRANTI CITRA Computer & Training Centre Jl. Gunung Kawi 5E Denpasar - Bali Telp: (0361) 26816, 37470 SMPC 585 4cm