Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1991-04-21
Halaman: 14

Konten


4cm MINGGU Halaman 10 Tari Indonesia Indah Memukau dan Menggugah Pengembangan pariwisata sangat mem- perhatikan kelestarian ling- kungan. Demikian antara lain kata Presiden Soeharto sebe- lum membuka resmi Konper- ensi Tahunan ke-40 PATA di Hotel Nusa Indah, Bali, 10 Ap- ril lalu. Maka sebagai puncak pembukaan Konperensi PA- TA bertema yang "Memperkaya Lingkungan" itu, digelar pementasan seni kolosal yang diberi judul The Beautiful Indonesia oleh Seko- lah Tinggi Seni Indonesia, Denpasar. Semarak dan me- mukau. Panggung di Pusat Konven- si Nusa Indah yang luas itu, panjangnya 25 meter dan le- bar 15 meter, ditata megah bersuasana alam Indonesia. Digarap bagai teras-teras sa- wah dengan lukisan padinya yang hijau dan kuning subur. Di kiri panggung ada candi bentar berukir menjulang hingga mencium langit-langit panggung. Di latar belakang menjuntai puluhan umbul- umbul warna-warni. Di sela- sela teras-teras itu ditancap- kan beberapa pajeng yang di- lukis dengan warna kuning e- mas. Karya seni yang didukung oleh 500 orang penari dan pe- nabuh ini, menampilkan bu- daya pertanian dengan tokoh sentralnya, Dewi Sri. Ketua Sekolah Tinggi Seni Indone- sia, Dr. I Made Bandem, meng- atakan bahwa figur Dewi Sri nya hampir dimiliki oleh selu- ruh etnik di Indonesia dengan sangat menyatu dalam bu- daya pertanian Indonesia. De- wi Sri, tambahnya, adalah to- koh universal yang mitologi- nama tokoh yang berbeda- beda namun dengan alur versi yang mirip. The Beautiful Indonesia ber- tutur tentang kehadiran Dewi Sri di tengah rusaknya alam dan lingkungan yang diaki- batkan oleh ulah dan kecero- bohan manusia itu sendiri. Dewi Sri sengaja diutus oleh para dewa untuk memberikan kesadaran kepada manusia dan mendorong manusia agar menjaga dan menata lingku- ngannya. Dengan penuh kasih Dewi Sri mengajarkan berco- cok tanam yang baik dan men- jaga keseimbangan alam. Karya pentas yang hanya berlangsung 30 menit itu ter- asa padat namun tertata begi- tu apik. Pada bagian awalnya misalnya dilukiskan keindah- an alam, keharmonisan flora dan faunanya, dengan begitu artistik dan menggugah. Ga- melan semarpagulingan yang bersuara merdu meng- alun lembut. Digambarkan burung-burung berterbangan bebas. Kidang bercanda riang. Monyet berayun-ayun dengan senangnya. Para peta- ni dan nelayan hidup tenter- am dan damai menyatu de- ngan alam yang asri. Karunia Tuhan yang damai dan asri itu kemudian digam- barkan kacau. Manusia jadi garang dan serakah. Peng- erusakan hutan merajalela. Pembantaian satwa seenak perut saja. Alam dan ling- kungan jadi rusak. Ekosistem mulai amburadul. Hutan ger- sang dan terbakar. Banjir mengamuk. Kegalauan ini di- gambarkan secara masal. Di bagian depan banjir mener- jang ganas dan di latar bela- kang di teras yang agak atas api berkobar hebat. Semua- nya tersaji dan terinterpreta- si. Disharmoni kehidupan pun menguak. Suasana sedih dan pilu. Dalam keadaan demiki- an baru manusia teringat de- ngan Sang Maha Pencipta. Tu- Mohon pengampunan. runlah Dewi Sri pun ke- bumi, memberi nasihat dan petunjuk, mengajarkan cara- cara bercocok tanam yang baik. Tanah pun kembali su- bur. Alam dan lingkungan kembali tertata. Kehidupan manusia pun kembali damai. Bumi Indonesia kian cantik. Warna Kalimantan kemudi- an hadir. Tari mandau berjin- gkrak lincah dan jantan. Tari giring-giring melangkah gemu- lai. Muncul pula salah satu ta- ri upacara suku Dayak, Ho- doq. Kostumnya yang dibuat dari daun pisang dikibas- kibaskan sementara kakinya menghentak-hentak lantai. Dan tari payung, tari seram- pang duabelas kemudian meng- alihkan suasana ke Sumatera. Kedua tari yang banyak mem- perhitungkan gerak kaki ini cukup menarik. Arak-arakan upacara gere- beg di Pulau Jawa lalu me- nyambung. Tari golek yang ha- lus dan lembut berlenggak- lenggok di tengah arena pen- tas. Sementara itu muncul pu- la tari padang bulan yang lin- cah dan dinamis. Lalu suasana meloncat ke Sulawesi dengan ditampilkan raga tari kapal phinnisi dan tari pakarena yang menawan. Setelah berkeliling dari sa- tu tempat ke tempat lainnya, Dewi Sri lalu tiba di Bali. Ha- dir suasana religius. Sebuah prosesi ritual masuk. Gamel- an bleganjur bertalu. Iring- iringan peed melangkah. Tari rejang melenggok sakral. A- khirnya menguak puluhan laki-laki sembari mengacung- acungkan tangannya, cak, cak, cak! Di tengah lapisan tari cak itu mencuat figur badak, mas- kot Visit Indonesia Year. Tokoh badak itu dengan penuh karis- ma mengkomandoi jalinan rit- me cak yang meriah. Semen- tara ini Dewi Sri dengan lang- kah ringan meninggalkan sua- sana tenteram dan damai, menghilang di bagian atas candi bentar. Tari The Beautiful Indonesia terasa tersuguh spektakuler. Dikemas secara sungguh- sungguh dan berhasil dipre- sentasikan secara artistik. Dan diapresiasi penonton de- ngan baik. N.L.N. Swasthi Widjaja, S.S.T. tampak berseri-seri mukanya seusai pergelaran The Beautiful Indonesia ini. Ko- reaografer yang bertindak selaku koordinator karya pen- CONGRESS 91 HOTEL pectives Bali Post DARI KONVENSI PATA ART One JANA BARAT BALI PAT CHAPT NGRESS 10, 1991 BEACH HOTEL esia rspectives" 3RD PATA CHAPTERS WORLD CONGRESS April 7:10 19OL Bali Post/014 SERBA BISA - Penari STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Denpasar terbukti serba bisa. Bukan hanya membawakan tarian Bali, tetapi juga tarian daerah- daerah lain. Hal itu mereka perlihatkan pada pem- bukaan Kongres III Cabang PATA Sedunia di Hotel Kartika Plaza, Kuta, 7 April lalu. Diawali dengan "acara pembuka" pesawat mendarat dan penumpang turun di Bandara Soekarno-Hatta (kanan bawah). Menyusul Tari Legong Keraton dari Bali (kiri bawah) kemudian Tari Rantak dari Sumatera (kanan atas) dan Tari Sisingaan dari Jawa Barat (kiri atas). Legong, Rantak, dan Sisingaan Menyapa iga orang penari laki-laki gai daya pikatnya. Tiga orang penari laki-laki tas ini sebelumnya mengaku endalikan pesawat terbang. De merasa degdegan sebelum ga- rapan ini disajikan. Apakah ada kendala dalam menata karya seni kolosal ini? Ia yang sudah sering menata garapan sendratari kolosal dalam se- tiap Pesta Kesenian Bali yang berlangsung setiap tahun an- tara bulan Juni dan Juli ini, tampaknya tidak menemui hambatan penting. "Hanya sa- ja panggung yang berteras- teras itu perlu penataan yang agak ekstra. Dan yang perlu perhitungan cermat adalah bagaimana menampilkan ane- ka ragam kesenian Indonesia dalam waktu 30 menit tetapi terikat dengan satu kesatuan tema, dan dapat disajikan se- cara menarik serta artistik," u- jar Swasthi Widjaja, masih dengan ekspresi gembira. Kadek Suartaya 2,659 Milyar Dolar Investasi epang di Pariwisata Australia di Australia pada tahun yang berakhir 30 Juni. Canberra - Investasi swasta asing di Aus- tralia tahun lalu turun 25 per- sen menjadi 24,1 milyar dolar (18,7 milyar dolar AS), demiki an menurut Badan Investasi A- sing negara tersebut, Jumat. Badan tersebut, yang meng- usulkan kepada pemerintah a- gar menyetujui investasi per- orangan, mengatakan, Jepang telah menginvestasikan 8,4 mi- lyar dolar (6,5 milyar dolar AS) Penanam modal terbesar ke- dua adalah Inggris dengan nilai 2,585 milyar dolar. ki arena pentas. Mereka ber- pantonim seakan sedang meng sing suara pesawat keluar dari mulut mereka. Ceritanya, pesa- wat itu mendarat di Bandara in- ternasional Sukarno-Hatta, Ja- karta. Penumpangnya pun tu- run, terdiri dari para wisatawan (diperankan dengan baik oleh anak-anak). Ada yang bermak sud ke Bali. Ada yang ingin mengunjungi Sumatera. ada yang mau menikmati seni budaya Jawa Barat. Dan Demikian adegan awal dari pementasan seni oleh Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar yang ditampilkan saat pem- bukaan Kongres ketiga Cabang PATA Sedunia (3rd PATA Chap- ters World Congress) di hotel Kar- tika Plaza, Kuta, 7 April lalu. Prolog itu cukup memikat. Tak kurang dari Dirjen Pariwisata, Joov Ave, dan Gubernur Ida Ba- Penampilan tiga gadis cilik itu memang apik. Ia hadir de ngan penuh pesona. Ekspresi- nya begitu memikat. Gerak geriknya terasa terampil dan penuh semangat. Sehingga le- gong yang memamerkan stilisa- si keindahan mampu memukau para peserta kongres yang da- tang dari seluruh dunia itu. Menyusul kemudian rantak dari Sumatera. Tari ini adalah apa pasang penari putra-putri. Tari sisingaan dari Jawa Ba- rat tampil dengan suasana ceria dan meriah. Dua orang penari cilik dengan gerak langkah yang lincah lalu diusung di atas singa-singaan. Gerak angguk- angguk kepala singa-singaan itu begitu serasi dengan iringan ga- melan yang berpola jenaka. Di bagian depan beberapa pasang semacam tari hiburan yang penari pria dan wanita berge- biasanya digelar pada pesta- rak riang dengan pola-pola ge- pesta perkawinan. Unsur ke- rak yang ritmis. Sedangkan di gembiraan adalah faktor utama tengah arena beberapa penari dari tari ini. Walaupun gerakan laki-laki yang mengusung si- tari ini begitu sederhana dan je singaan itu menimpali dengan las namun ritme cukup merang- gerakan gerakan yang kom sang Gerakan kakinya sangat pak, membungkuk, lincah yang kadang-kadang di- gkrak, bergeser maju dan mun- sertai dengan hentakan sponta- dur meningkahi irama musik, nitas. Tari yang iramanya ditun- sehingga menimbulkan goyang- tun oleh hentakan hentakan an sisingaan yang enak diton- bedug ini diragakan oleh beber- ton. Kadek Suartaya "Culture Shock" Sisi berjin- Penderitaan Wisatawan C ulture shock is the effect that immersion in a strange culture has on the unprepared visi- tor... It is what happens when the familiar psychological cues that help an individual to fun- gus Oka, tergelitik menyaksi- ction in society are suddenly withdrawn and repla- kan adegan pembuka itu. Kemudian, turis yang meng- atakan datang dari Amerika Se rikat ingin menyaksikan tari le- gong di Bali. Wisatawan Jepang berkehendak menonton Culture shock atau "kekagetan tari (karena) kebudayaan (asing)" rantak di Sumatera. Sedangkan bisa dialami oleh siapa saja pelancong dari Benua Kanggu- yang tiba-tiba berada pada ke- ru mau melihat sisingaan di Jawa Barat. Munculah tari legong atau le- gong keraton. Salah satu tari kla- Lebih dari separuh dari in- sik Bali ini dibawakan oleh tiga vestasi Jepang itu, 4,536 milyar gadis remaja. Legong memang dolar, ditanamkan di sektor merupakan tari Bali yang paling real estate dan 2,659 milyar dikenal oleh orang asing. Mung dolar lainnya di sektor pariwi- kin karena banyak buku-buku atau brosur-brosur pariwisata sata. Para pemodal Inggris lebih tentang Indonesia dan Bali khu- (Bersambung ke Hal 11, kol 5) susnya, memasang legong seba- DAIHATSU ZEBRA 1300 CC 16 VALVE, 4 CILINDER MODEL UANG MUKA CICILAN CICILAN RINGAN DAIHATSU ZEBRA ZEBRA Rp. 2.800.000,- Rp. 352.000,- PICK UP Rp. 5.300.000,- Rp. 261.000,- ZEBRA Rp. 3.900.000,- Rp. 460.000,- MINIBUS Rp. 6.400.000,- Rp. 370.000,- PT. SINAR BUANA MANDIRI JL. COKROAMINOTO 87 DEN- PASAR TELP. 35109, 37106, 23490 JL TEUKU UMAR 99Z DENPASAR TELP. 23850 PT. ASTRA INTERNATIONAL MVD JL. SETIABUDI 23 DENPASAR TELP 28786, 35165 PT. BINTANG LESTARI MOTOR JL TEUKU UMAR 85 X DENPA- SAR TELP. 37010, 37011 budayaan asing, di mana ia ti- dak terdaftar sebagai pendu kungnya. Itulah sebabnya, per- tanyaan tentang siapa sesung guhnya yang paling sering men- ced by new ones that are strange or incomprehen- sible (Alfin Toffler, dalam Future Shock, 1970). menolak ajakan, dan tidak mengerti kapan ia harus serius pada ucapan-ucapan orang dan kapan tidak. Karena itu, ia pun mulai tidak menyukai lingkung- an yang membuatnya susah. Bayangan-bayangan indah yang diidamkan sebelum melakukan deritanya, bisa dijawab dengan nyataan di lingkungan baru. perjalanan tidak menjadi ke Perasaan cemas dan frustrasi gampang. Ia adalah wisatawan. lingkungan kebudayaan sendiri da bahwa wisatawan telah me- Betapa pun, berada jauh dari di lingkungan baru adalah tan- tentu membuat wisatawan kehi nyesal pergi ke tempat tujuan, langan simbol-simbol hubungan dan ingin cepat-cepat kembali sosial, seperti kata-kata, gerak ke tempat asal. Dalam kondisi isyarat, ekspresi wajah, ke- ini, tempat asal pun menjadi se- biasaan, norma-norma, dan se- suatu yang sangat diimpikan. A- bagainya, yang biasa diakrabi- nehnya, semua masalah yang nya. Ini menimbulkan beraneka pernah dialami di tempat asal kesulitan baginya untuk meng- sama sekali tidak pernah di- hadapi situasi sehari-hari di ingatnya di daerah tujuan. Da- daerah tujuan. Pandangan hi lam angan-angannya, yang ada dup, cara hidup, norma-norma, hanya rumah dan rumah saja. peraturan-peraturan, sikap, tau wisatawan-wisatawan, dari tempat atau negara yang sama. Atau, bisa juga diidentifikasi pada saat, lagi-lagi misalnya, ia sama sekali tidak ingin mempe lajari bahasa yang dipakai di tempat tujuan, dan ketika me miliki perasaan takut yang ber- lebihan, seperti takut barang barangnya dicuri dan diram- pok. Semua gejala tersebut me- Kepingan MINGGU, 21 APRIL 1991 Mr. Wayan OKM Kami belum begitu kami me- ami mengenalnya belum begitu genap setahun manggilnya di mata kami adalah sosok tifikal orang Bali yang amat sederhana, dan amat kukuh pada pendirian. Juga, terkesan antimodern yang beraroma Barat. 'Saya masih senang menjadi orang Bali yang me- mang Bali," katanya suatu ketika. Alasan demikian pula yang meluncur dari bibirnya yang sedikit kehi- taman jika kepadanya kami bercerita tentang kemaju- an para tetangganya dari segi ekonomi. Setahun lalu, Pak Wayan bolehlah kami katakan agak kurang di- bandingkan para tetangganya yang mempunyai ru- mah berlantai marmer dengan jendela dan pintu gaya Spanyol, sementara di garage mereka masing-masing dengan apiknya terparkir sedan rata-rata seharga di atas Rp 100 juta. "Untuk apa semua itu? Toh, semuanya tak akan dibawa mati nanti. Yang penting keneh saya ening, itu saja sudah cukup sebagai bekal menuju sunya." Mengucapkan kata-kata demikian, segera mem- bayang di mata saya sosok Pak Wayan, lagi-lagi, adalah seorang lelaki Bali yang tumbuh dengan filo- sofi Bali-nya yang kental. Jawaban serupa, memang, teramat sering saya dapatkan dari orang tua Bali di desa-desa. 'Bukan sombong, kalau saya mau seperti mereka, tinggal menjual tanah lima belas are saja, semuanya pasti teraih," pegawai rendahan sebuah perusahaan di Denpasar itu bertutur dengan ekspresi datar. Tak sombong, memang. Sebagai anak mantan seorang prekanggo di sebuah puri, sebagai anak lelaki kedua, Pak Wayan memang diwarisi tanah lebih dari dua hektar. Lebih dari setengah hektar di antaranya ber- lokasi di kawasan "perburuan" Kuta dan sekitarnya. Dengan harga tanah lebih dari Rp 45 juta per are, bisa dihitung sendiri berapa duit yang bisa diraup pegawai rendahan tadi dari hasil penjualan tanah warisan o- rang tuanya? Tetapi, di mata Pak Wayan adalah dosa besar jika sampai berani menjual tetamian panglingsir. Dia memberi contoh. Kakaknya yang tinggal tak jauh dari rumah Pak Wayan sudah menjual tetamian panglingsir-nya 20 are yang berlokasi di pinggiran jalan by pass, belum genap dua tahun lalu. Dari hasil penjualan tanah tetamian itu kakaknya lantas mem- bangun rumah baru, membeli mobil, dan membeli tanah sawah baru yang lebih luas daripada 20 are di Sibang. Habis? Belum. Dia masih juga bisa mempu- nyai simpanan deposito di sebuah bank swasta nasio- nal yang buka cabangnya di Denpasar. "Hanya setahun hidupnya tenang-tenang dan me- wah, setelah itu dia menjual tetamian panglingsir lagi 30 are. Terus begitu, hingga kini semuanya sudah terjual 75 are. Tinggal 50 are lagi sebagai bagiannya. Tetapi, keluarganya tidak begitu tenteram." Saya ter- haru sekaligus heran mendengar penuturan Pak Way- an. Terharu, karena membayangkan kehidupan ka- kak kandungnya yang satu-satunya itu berantakan. Heran, karena Pak Wayan mau menceritakan ke- nyataan keluarganya -- suatu yang biasanya 'aib' juga bagi orang Bali. ritanya tidak sekadar ngarang, melainkan kenyataan yang benar-benar nyata. Dan, semua itu terjadi, da- lam keyakinan Pak Wayan, tak lain karena kakaknya telah berani drowaka dengan menjual tanah tetamian panglingsir. Mungkin saja leluhurnya marah yang mengejawantah dalam keberantakan keluarga ka- kaknya. BELUM genap sebulan lalu, kami kembali saling bertemu. Saya tak menduga sama sekali, kalau bakal bertemu Pak Wayan di sebuah gelael. Maklum saja, dalam sering perjumpaan kami sebelumnya, Pak Wayan adalah seorang yang terkesan antimodern ber- aroma Barat, seperti sudah dinyatakan tadi. Ja- ngankan yang namanya pasar semacam gelael, yang sudah jelas-jelas nama dan isinya mBarat, belanja di supermarket atau di toko di Jalan Gajah Mada pun dia akan pikir-pikir dulu. Yang jadi langganannya adalah pasar tradisional yang ngelambyar, seperti tampak dalam lukisan-lukisan style Ubud yang deko- ratif Young artist. Tambah tak menduga-duga lagi jika mata saya mendapatkan Pak Wayan dan keluarganya -- dua anak dan seorang istri yang baginya amat ideal, juga menurut program Pak Haryono di gelael tadi se- dang mengunyah-ngunyah kentuki prain ciken (begi- tu Pak Wayan menyebut jenis ayam goreng berbubur tepung itu!). "Hidup mesti divariasi. Sekarang saya mulai se- nang masakan jenis kentuki, spagetti, hamburger, ko- loke, sampai ke minuman wain, coca cola, Ternyata, lebih enak dari lawar dan jukut plecing." Tanpa saya minta bercerita, Pak Wayan sudah memaparkan 'pe- sona' yang tampaknya mulai dikenalinya. Semua nama-nama menu tadi diucapkannya dengan fasih, walaupun dengan logat Bali kental. Ketika kami saling berpisah, Pak Wayan pun tiada canggung mengemudikan sedan Forsa-nya di sam- ping istrinya yang kini tampak lebih berisi. Sementa- ra, kedua anaknya sudah mulai terkesan lebih ceria. "Saya jual tanah di belakang rumah 20 are. Untuk apa mempunyai tanah banyak-banyak kalau itu be- ku, tak bisa ditanami apa-apa?" Pak Wayan bercerita enteng. Kini, gaya bicaranya tak lagi terkesan filoso- fis, tetapi pragmatis. Pak Wayan, memang, cerita teman saya, sudah menjadi OKM alias Orang Kaya Mendadak. Konon pula, dia kini lebih senang dipanggil Mister Wayne, bukan Pak Wayan. Ketika suatu siang dia masuk restoran besar di kawasan Sanur ngan enteng dia berujar kepada pelayan restoran. "Bistik tiga tambah sayur urab, kentang goreng tiga." Tetapi, ketika se- mua orderan tadi disuguhkan di hadapannya, Mr. Wayne malah tercengang. "Lho, bistiknya kok tidak pakai kuah?" Saya tak tersenyum mendengar cerita teman tadi. Saya tahu persis, setiap makan, setahun lalu, Pak Wayan mesti ditemani sayur kuah. Sejak menginjak remaja, Pak Wayan mengaku mengidap amandel a- kut yang mengganggu lalu lintas makanan masuk ke kerongkongannya. "Kalau tak ada sayur berkuah, nasi tak bisa masuk," akunya suatu ketika. (N). sing. Tetapi, dalam pertimbangan Pak Wayan, contoh itu dikemukakan untuk meyakinkan kami bahwa ce- jadi karena, dibandingkan de- satu unsur kebudayaan, di sam- ngan kebudayaan Amerika Se- ping sebagai alat pengungkap rikat, kebudayaan Malaysia me- kebudayaan itu sendiri. Karena miliki lebih banyak kesamaan itu, sehubungan dengan culture dengan kebudayaan Indonesia, shock, semakin mahir wisata- sesuai dengan ke-Melayu- wan menguasai bahasa yang di- annya. pakai oleh orang-orang lokal, Barangkali, yang menarik a- semakin terbuka ia menghada- dalah kenyataan bahwa ada o- pi lingkungan kebudayaan ba- rang yang tidak bisa hidup di ru. negeri asing. Ini mungkin tidak Keterbukaan sifat wisatawan terlalu aneh, karena memang terlihat dari sikap dan tingkah banyak orang yang demikian. lakunya yang semakin manis Bagi orang semacam, negeri a- terhadap semua hal yang 'ber- sing benar-benar tak bersaha- bau' lokal. Misalnya, wisatawan bat. Kalaupun ia harus pergi ju- mulai menyukai persendagu- ga ke negeri asing untuk suatu rauan, dan memperolok-olok urusan, ia pasti akan cepat- orang-orang lokal. Yang lebih cepat balik lagi. Penyebabnya menonjol, ia mulai suka menter- dapat ditebak, yakni perbedaan tawakan kegoblokannya sendiri kebudayaan itu. pada saat menghadapi Sebaliknya, ada orang yang kesulitan-kesulitan di negeri a- merasa senang berada di negeri asing. Perasaan senangnya ba- nyak disebabkan oleh rasa be- bas dari himpitan culture shock. Oleh karena orang-orang di se- kitarnya begitu ramah dan me- manjakannya, serta memenuhi hampir semua kebutuhannya (tentunya ia harus membayar untuk itu), ia kemudian memba- wa kenangan yang sangat indah nya dialami oleh wisatawan yang menjalani hiburan untuk tujuan berbulan madu, atau ho- neymooner, dan tamu-tamu spe- sial lainnya. nimbulkan perasaan rindu yang sampai di tempat asal. Ini biasa- sangat kuat dalam diri wisata- wan untuk kembali ke tempat asal. Ia membayangkan, di tem- pat asal, ia bisa melakukan ke- biasaan sehari-hari tanpa rasa takut dan cemas, serta dapat berbagi cerita dengan orang- orang yang bisa mengerti per- asaannya. Namun demikian, tingkat 'ke- terkejutan' yang diderita kerap berbeda-beda. Ini banyak ber- gantung pada kesiapan wisata- wan dalam menghadapi kebu- dayaan baru dan/atau besar- kecilnya keterasingan yang di- terimanya. Dengan demikian, semakin terbiasa wisatawan menghadapi lingkungan kebu- dayaan baru, akan semakin se- dikit culture shock yang diter- imanya, dan sebaliknya. Besar-kecilnya keterasingan yang diterima di lingkungan ba- TIDAK diragukan lagi, gejala ru juga berkait erat dengan ka- gejala penderitaan culture shock dar perbedaan antara kebu- terlihat apabila ia, misalnya, ta- dayaan asal wisatawan dan ke- kut melakukan kontak badan budayaan di mana ia sedang dengan pelayan, tiba-tiba men- berada. Misalnya, wisatawan In- jadi pelupa, sering bengong, donesia yang berkunjung ke A- merasa tidak ada orang yang a- merika Serikat akan mengalami frustrasi. Bayangkan kesedihan kan menolong, dan selalu memi- culture shock yang lebih besar, wisatawan bila ia tidak tahu ca- liki keinginan untuk terus di- dibandingkan dengan kalau ia ra bagaimana menyetujui atau dampingi oleh orang-orang, a- berkunjung ke Malaysia. Ini ter- tingkah laku, basa, iklim, ma- kanan, dan benda-benda fisik lainnya, yang tentu saja baru, adalah daftar yang paling se- ring menimbulkan shock sema- cam. Kehilangan simbol-simbol hu- bungan sosial mengakibatkan wisatawan cemas dan bahkan OH-PRIMA TURBO Apabila wisatawan mau me- lakukan penyesuaian diri terha- dap kebudayaan baru, tanda- tanda akan 'sembuh' dari culture shock segera terlihat. Tanpa mencoba memaksa menyesuai- kan diri, mustahil ia bisa hidup secara wajar di lingkungan ba- ru, karena, sesungguhnya, yang berubah adalah attitude wisata- wan terhadap lingkungan baru, bukan lingkungan baru terse- but, Biasanya, orang-orang lokal tidak mau tahu apakah wisata- wan terkena culture shock atau tidak, sehingga, selama itu, si wisatawan dianggap bertingkah aneh saja. Masih untung kalau (Bersambung ke Hal 11 kol 4) iklan mini Sarana promosi paling ampuh, MINI blaya, MAXI hasilnya Tarip Iklan: IKLAN MINI Rp. 2.000 per baris MINIMUM 2 baris, MAXIMUM 10 baris. Iklan Umum Rp. 2.500 per mm kolom, IKLAN KELUARGA Rp. 1.500 per mm kolom Iklan Warna 1 warna, Rp. 4.000, 2 warna Rp. 4.500, 4 warna Rp. 5.000 per mm kolom. DIJUAL MOBIL DIJUAL: Hardtop 75/Zebra '87 lengkap. Hub. Gn Agung 61, Dps. M. 4033 M. 4033 M.3990 SERVICE BENGKEL ELCE: Servis body mobil (Las, Getok & Cat), Co- kroaminoto 143, telp. 22500, Dps, dikerjakan oleh tenaga berpengalaman dari Jawa. M. 3089 Harus diingat, wisatawan penderita culture shock seringka- li tidak mengharapkan kehadir- an orang-orang lokal. Ia hanya menginginkan orang-orang dari negeri darimana ia berasal, a- gar mendapat perasaan aman dan tenteram. Padahal orang- orang lokal cuma tidak menger- ti saja apa yang dirasakan oleh wisatawan tersebut, dan sama sekali tidak membencinya. Sehubungan dengan kenyata- an ini, wisatawan akan meng- anggap tempat yang dikunjungi dan orang-orangnya sebagai se- daraan berlaku sampai dengan PERSH bonafide bid. bangu- Agustus 1991. Hub. 88877- nan butuh sgr sls-man/girl 30 88879. M. 4024 org, pnglm min 1-2 th, kend sendiri. Lamr. Sinar Mas, Vete- ran 14 Dps. suatu yang negatif saja. Di sini lah terjadi apa yang sering di- acu sebagai stereotyping, yaitu kesan atau pikiran (yang biasa- nya negatif) terhadap seseo- rang atau sesuatu karena ada- belumnya yang berkesan nega- tif. Dalam hal ini, wisatawan menganggap tempat tujuan dan orang-orangnya negatif. nya seseorang atau sesuatu se- BAHASA merupakan salah BUS SIMPATIK FASILITAS : AC/VIDEO/Toilet/Reclening/Sliding Seat/Foot Rest MELAYANI JURUSAN: P. BAI- DPS-SBY- MALANG BLITAR JKT SUMENEP (MADURA) MULAI TGL. 25 APRIL 1991 DENPASAR - SEMARANG - CIREBON - BANDUNG MULAI TGL. 15 MEI 1991 DPS YOGYA 10 MEI 1991 DPS-JEMBER-LUMAJANG OFFICE: JL. DIPONEGORO NO. 31A TELP. 26907 BUKA 24 JAM DIJUAL SEGERA: Jimny Ka- tana '87. Hub. Padang Indah II 18, Dps. DIJUAL: Landrover panjang bermesin Daihatsu Diesel yg terbaik dgn 5 (lima) persene- ling, Surat Tanda Nomor Ken- TRAVEL LOWONGAN M. 4031 DIBUTUHKAN SEGERA: Be- NAWALA HYDROFOIL BALI berapa tenaga pemasaran me- LOMBOK tiap hari hanya 1,5 miliki sepeda motor dan SIM jam berangkat dari Benoa: 8.45 C. Lulusan SMA/SMEA & Sar- & 15.30, Lembar 10.45 & jana Ekonomi. Lamaran di- 15.30. Tiket: Rp 35.000/Pax. tujukan kepada PT. Catur Ha- Hub. Manumadi Tours Autho- rapan Utama, Jl. Hayam Wu- rized Sales Agent, Jl. Hang- ruk 161 Dps. Lamaran diter- tuah 40 Sanur-Bali, phn. ima selambat-lambatnya tgl. 30 April 1991. 87351/88901, bebas antaran ti- ket untuk Denpasar & sekitar- nya. RUMAH TANAH M. 3899 MG. 10 DIBUTUHKAN SEGERA : Ka- ryawan yang mempunyai pengalaman kerja di Hotel : 1 Chief Security, 1 Personnel Su- pervisor, 1 Sopir. Lamaran di- DIJUAL: Rum 290 mtr + Tnh sampaikan ke Kotak Pos 293 500 mtr Jl. Noja + Rum Gd 400 Denpasar, selambat-lambatnya mtr Jl. Turi di Dps, Jl. LC Dae- tgl. 24 April 1991, pada pojok rah Kesiman Gatot Subroto. sampul surat tulis huruf A. Hub. 23724-35688. M. 3941 OVER KONTRAK: Rumah fa- silitas lengkap, ada telp. plus furniture. Hub. Telp. 32841. KURSUS M.3408 M. 3944 LOWONGAN KERJA: Lemba- ga Keuangan yang sedang ber- kembang pesat, mencari Karyawan/ti, usia min. 23 th. Lamaran dilampiri Copy ijazah min. SLA, Copy KTP, photo 3 x 4 = 2 Lbr & Daftar Riwayat Hi- KURSUS BHS JEPANG HI- dup. Lamaran ditujukan ke PO ROSHIMA: Buka klas baru, 23 Box 612 Denpasar 80001. La- April '91, Jl. P. Sebatik 28 telp. maran ini ditutup 10 hari sete- 33907 Dps. M. 4029 lah iklan dimuat. Min estival 1 Fsepi per sebaliknya s bahwa tujua Bali itu buk pengunjung Tetapi lain Pengusaha d da mengelu berakhirnya ngannya lak atakan, rata jungi stanny "Membaca perti mende dendangkan kan para per para pengun membuat pa na putaran t toyak dari B mancing rek saat mekemi "Bagaimana dan irama pun tak sam cong Pulau I pula Injit-In mengerti me lalu ikut me hut Nengah I nya. "Mungkin val secara k marak. Kare delapan hote an juta sudal dari sumber festival itu d nal di mana- nal dari Bal meniru, sepe Lot, Lovina, bahan yang sands Festival pun matany "Ini meru ta. Seperti d dak. Bukan dalam waru buntut hinga kios-kios ata Akhirnya pa nannya, kar jajannya ter dah ada Pe membuat fe Wayan Ruge Penerba dalam perca bangan. Bul tish Air me halaman pe Strait Times mengumum pai penerban menjelajah lam iklan ya rik itu, peru an itu bah kuis. Warga ikan kesem menjawab d yang ada da tung memp tis dengan tujuan terte seperti itu bi Gaun - Lama dipan berputar-pu min. Aku ta cewa. Namu berkata apa memang sa rupakan ke ri. Apalagi k ma datang duh... canti ini." Hati Dina wa. (paling khu Selly, Molly yang menge Obsesi pi juga untuk (wanita) lain. Menurut p pada suratnya perihal berd terbiasa dila wanita di p keadaan mem ti membantu mencari nafk pendidikan 'b beliau, mesti wanita kota. dikan wanit soal waktu. Arkian, m rayakan Hari adalah bijal Tours Kecak Dance (C Every Sund Ubud, at 1 Every Sund Kuta begin Ramayana Epi Every Mon Kuta begin Sha dow Puppe Every Sun Thursday at taurant, Jln nur, Phone te of Bali 19.00 - 20. Gabor Dance Every Tues Ubud Kelo p.m. Mahabharata Every Thur ges Peliata 20.00 p.m. Rajapala Dand Every Thu bud Kelod p.m. Calonarang Pe Every Fric Ubud at 1 M. 3956 C 595 C 668