Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1993-04-04
Halaman: 05

Konten


L 1993 mem- ggris engan pesta ik. la ukup tihan cepat ber- Kum- mene- elan dara a ya- iker- meng- ruan rang men- a. Pro- sses- ssive orse. jadi asa ang Univer Caya itu KP hen- ecermat bekerja ual bila darurat TP3KP knologi menggu na, bila erti ber- karena anspor ya ber- balon, i lampu mampu da tim itar lo- ri mau- Dayak mela- Cau dek ri atas kapan em ini fungsi sampai Kiteski 000 do- cakup balang ng dan In 121 MINGGU, 4 APRIL 1993 SAAT kejadian yang naas itu terjadi, sebenarnya saya tidak menyaksikannya secara lang- sung. Tapi kakak perempuan saya yang nomor empat, ada di tempat kejadian tersebut. Kakak saya inilah yang menceritakan- nya secara rinci. Sampai sekarang, setiap saya melewati itu, maka peristiwa itu terbayang kembali di benak saya. Saya seakan melihat seo- rang anak lelaki sepuluh ta- hunan, berjalan tertatih-tatih, karena sebelah kakinya meng- ecil. Jalannya yang pincang se- ring menjadi bahan olok-olok kami. Tapi Ketut Runa anak yang cacat itu tak pernah marah. Atau karena memang tak ada daya untuk marah. Ketut adalah anak nomor empat dari pa- sangan bapak dan ibu Lodra yang tidak lain adalah tetangga saya sendiri. Wajahnya bersih, berkulit putih, berbeda dengan saudara-saudaranya yang rata- rata berkulit hitam. Badannya kurus, kalem, serta manis budi- nya. Nyoman Runi kakaknya, se- baya dengan saya. Kakak tertua nya Wayan Lodra, sebaya de- ngan kakak saya yang nomor empat, yaitu Rati. Sedangkan kakak Ketut Runa yang nomor dua telah meninggal sewaktu masih kecil. Ketut juga punya adik laki yang masih kecil vaitu Wayan Subagia. Saya juga masih punya kakak lelaki pas di atas MAR Musibah Ketut Oleh Made Diani saya bernama Wiana. Selisih umur kami hanya dua tahun. Di samping itu masih ada teman lain yang sebaya dengan saya yaitu Made Sadi, dan adiknya Komang. Walau cacat, Ketut Runa tidak pernah menyesali diri. Ketut se- lalu tabah, sabar, suka meng- alah, dan rajin membantu kedua TOKOH TERNAMA Bessel dan Bradley TIGA ratus tahun sejak dike- mukakannya teori Copernicus, barulah ditemukan paralaks oleh seorang ahli astronomi dari Bessel Jerman yang bernama Bessel (1784-1846). Ia mengamati bin- tang Cugni 61 yang hampir tidak terlihat oleh mata telanjang. Bradley ASAL USUL Pembedahan Mayat mayat lumrah dilakukan di mana-mana, sehingga bersifat rutin. SERINGKALI kita membaca atau mendengar kabar, bahwa kuburan si A atas perintah polisi dibongkar lagi. Kematian si A ini menimbulkan kecurigaan, yang Mungkin kita mengira, bahwa mungkin menjadi korban pem- otopsi hanya dilakukan oleh bunuhan atau diracuni oleh dokter-dokter zaman modern. orang, jadi ia meninggal bukan disebabkan karena hal yang wa- jar. Untuk mendapat kepastian tentang sebab kematiannya, je- nasah harus dibedah. Pembe- dahan mayat itu disebut otopsi (autopsy). Otopsi adalah sebuah kata Yu- nani, yang sebenarnya berarti: melihat dengan mata kepala sen- diri. Menjelang abad ke-20 bedah Dugaan itu meleset, sebab dalam abad ke-3 Masehi pun bedah mayat telah dikenal orang di Yu- nani. Seorang ahli urai (ana- tomi), yang bernama Erasistraus sudah tahu bahwa orang yang meninggal karena busung, hati- nya keras seperti batu. Sebalik- nya orang yang meninggal ka- rena digigit ular berbisa, hatinya lembek. Dengan demikian bedah DONGENG Upah buat si Kikir DI Dusun Kemala yang terle- tak di tepi hutan, hiduplah seo- rang lelaki sederhana bernama Ki Panutan. Pekerjaannya sehari-hari adalah mencari kayu-kayu bakar dan ranting- ranting pohon yang sudah kering di tengah hutan. Ranting- ranting dan kayu bakar itu lan- tas dikumpulkan dan dijualnya ke kota, untuk belanja kebu- tuhan hidupnya sehari-hari. Ki Panutan adalah seorang le- laki yang baik budi pekertinya. Jika ia memperoleh banyak re- zeki, tidak lupa ia sisihkan bebe- rapa bagian untuk diberikan ke- pada orang-orang yang miskin. Tidak ketinggalan pula rezeki itu ia sisihkan dan dibagi- bagikan untuk Ki Kusmin, seo- rang lelaki penduduk Dusun Ke- mala yang terkenal jahat dan ki- kir. Baik Ki Panutan maupun Ki Kusmin, sama-sama punya kan- tong seperti gondok di lehernya. Kantong gondok itu sudah di- bawa sejak lahir. Suatu siang, Ki Panutan ber- angkat ke dalam hutan guna mencari kayu bakar. Rupanya hari itu nasib Ki Panutan kurang mujur. Sebab sudah jauh masuk ke tengah hutan, tetapi ia hanya bisa mengumpulkan sedikit kayu bakar. Ki Panutan tidak berani menebangi pohon-pohon di tengah hutan. Karena khawa- tir, hutan akan gundul dan ter- jadi tanah longsor yang merugi- kan banyak orang. Tanpa terasa Ki Panutan ber- jalan semakin jauh ke tengah hutan. Ranting-ranting dan patahan-patahan kayu hutan se- makin banyak ia temukan. Ba- gian dalam hutan itu memangja- rang dijamah tangan-tangan manusia. orang tuanya. Saya masih ingat, kerja kami sepulang sekolah hanya bermain-main sepanjang hari. Ketut Runa selalu ada bersama kami. Walau lebih sering hanya jadi penonton. Cacat pada kaki- nya menghambat geraknya. Ke- tut hanya ikut pada permainan yang tidak banyak menguras te- Tiap tahun ternyata bintang itu naga, seperti main kelereng, mencari lidi yang disembunyi- kan di dalam tanah yang dibatasi oleh lingkaran, dan lain-lainnya. Walaupun kami selalu ber- main bersama-sama, tapi kami juga sering bertengkar. Biasa- nya bergrup. Saya dengan kedua kakak saya di satu pihak, Ketut Runa (walau jarang) dengan ke- dua kakaknya di pihak yang lain. Saya paling sering bertengkar dengan Runi. Made Sadi biasa- nya berada di pihak Runi. Mung- kin karena mereka satu sekolah. Saya juga pernah bertengkar dengan Ketut Runa. Saya meng- ejek kakinya yang pincang. (Ka- lau saya ingat itu kembali, saya jadi menyesal sekali). Kadang- kadang ulah saya keterlaluan, sampai menyakiti hati Ketut. Kalau sudah begitu, Ketut akan menangis dan mengadu pada ibunya. Seperti anak-anak umumnya, Ketut juga kadang-kadang nakal dan tak mau kalah. Ah! Masa- masa yang sangat indah. Kami selalu riang gembira, berkumpul bersama, bermain, bertengkar, saling ejek, kemudian baikan lagi, bertengkar lagi, baikan lagi, begitu selalu. Sampai sore itu..... Beberapa anak hendak pergi mandi ke pancuran. Di antara- nya adalah kakak saya Rati. Pancuran itu letaknya di bawah tebing. Agak ke bawah mengalir sungai Yeh Sungi. Sedangkan di Bali Post atas tebing, agak ke kanan dari pancuran, salah seorang famili dari Ketut Runa menggali batu padas untuk bahan bangunan. Saya sendiri tidak mengerti mengapa menggali batu padas- nya di sana. Jelas-jelas berba- haya bagi orang-orang yang le- wat di bawahnya. Kalau kami pergi ke pancuran, biasanya kami berteriak mengingatkan, agar orang yang di atas berhati- hati, dan tidak menjatuhkan potongan-potongan batu ke bawah. Kembali ke rombongan anak- anak tadi. Seperti biasa mereka ramai berceloteh. Wayan, adik Ketut yang masih kecil itu, sibuk meniru suara gamelan. Tiba-tiba Wayan berkata, "Kak Ketut ada yang memegang tuh!". Runi menoleh. "Siapa?" Tapi Wayan cuma nyengir, dan meneruskan suara gamelannya. Begitu terjadi bebe- rapa kali. Ketut sendiri tampak- nya tak peduli. "Saya nggak jadi ke pancuran, ah!" kata Ketut tiba-tiba. "Lantas mau ke mana?" tanya Runi. "Saya mau melihat orang mencari batu padas." "Terserah deh, kalau begitu." Ketika rombongan sudah sam- pai di pancuran, mereka berke- rumun di sekitar banten yang baru saja mereka sajikan tadi. Pada saat itu dari atas tampak tampak bergerak dalam bentuk Catatan Harian Anne elips. Geraknya maju - mundur. Menurut Bessel, gerak tersebut diakibatkan bumi bergerak mengelilingi matahari. Dengan demikian teori Cuper- nicus akhirnya dapat diterima. Bessel merupakan orang per- tama yang berhasil membukti- kan bahwa bumi bergerak meng- elilingi matahari. Bradley (1693-1762) adalah seorang astronom Inggris yang berhasil menemukan abrasi ca- haya. Dengan ditemukakannya teori abrasi cahaya tersebut, maka teori Copernicus dapat dibuktikan. Abrasi cahaya menyebabkan bintang dan planet tampak con- dong (bergeser dari posisi yang sebenarnya). Untuk melihat bin- tang kita harus memiringkan teropong. Hal ini diibaratkan pada saat hujan deras kita naik di atas kareta api. Untuk me- nengkap air hujan dengan gelas di saat kita berada di atas kereta api tersebut, maka gelas harus dimiringkan. Teori ini membuk- tikan bahwa bumi ini bergerak. Suhaeni SMA 7 Denpasar BAGAIMANA mungkin bahwa buku harian seorang ga- dis berumur 15 tahun bisa mere- but perhatian dunia? Kita tentu tidak percaya. Tetapi ternyata hal ini benar-benar terjadi. Anne Frank, demikian nama si gadis itu. Berkat buku hariannya, nama Anne Frank jadi terma- syur hingga ke seantero dunia. Siapakah sebenarnya gadis ini? Dia bukanlah tokoh politik, pahlawan, bintang film, atau pe- nyanyi. Dia hanya seorang gadis biasa dan sederhana, tetapi tra- gis harus mati muda pada usia 16 tahun karena keganasan perang! Buku harian Anne Frank yang berhasil diselamatkan dari ke- brutalan tentara Nazi, berisi kisah-kisah yang amat menggu- gah hati. Sejarah buku itu sen- sebelumnya tidak seorang pun diri sedramatis isinya. Padahal mengira, termasuk ayah Anne, Otto Frank, bahwa buku yang te- lah lusuh kepunyaan putrinya itu bakal memiliki pengaruh yang luar biasa. "The Diary of Anne Frank" di- enteng, selain itu teknologi se- makin meningkat. Sekarang su- dah tersedia alat diagnosa (mengenal penyakit), seperti mi- salnya alat penyelidik sinar-X yang berkomputer. Dengan alat itulah sebab kematian bisa dike- tahui dengan pasti. mayat bisa memberikan infor- masi yang sangat berharga ke- pada dunia kedokteran dan orang-orang yang masih hidup. Seperti kita ketahui otopsi bisa mengungkapkan sebab sebab kematian. Selain itu otopsi sangat penting untuk mengikuti perkembangan penyakit dan me- Namun masih banyak juga meriksa tepat tidaknya cara- ahli-ahli ilmu penyakit (Pata- cara pengobatan yang baru. logi) yang tetap menganggap be- Akan tetapi belakangan ini di dah mayat itu perlu. Sebab kata mereka, sering terbukti hasil be- negara-negara yang sudah maju dah mayat tidak sesuai dengan tampak tanda-tanda kemur- diagnosa klinik, ketika pasien duran bedah mayat. Hal ini masih hidup. Sebabnya bukti dari angka-angka statistik. Misalnya, dalam tahun 1950 penyakit-penyakit tertentu, se- hampir separuh dari pasien-perti sangat sulit diketahui se pasien yang meninggal dibedah bakteri sangat sulit diketahui se- di Amerika, akan tetapi tahun 1978 jumlah mayat yang dibedah hanya 20% saja. Mengapa demi- kian? Biaya untuk melakukan bedah mayat tidak bisa disebut MAR 93 Sesudah merasa cukup mem- run mengguyur bumi dengan le- peroleh kayu bakar. Ki Panutan batnya. Ki Panutan berlari-lari lantas bermaksud pulang. Te- mencari tempat berteduh. Un- tapi malang baginya. Karena tunglah, di tengah hutan itu ada hutan itu begitu lebat, Ki Pa- sebuah gubuk tua. Tanpa me- nutan tidak tahu lagi mana ti- rasa curiga sedikit pun, Ki Pa- mur mana barat. Ia lupa jalan nutan lantas masuk ke dalam gu- dan arah pulang menuju ke ru- buk tua tersebut. Ia beristirahat mahnya. Ki Panutan berjalan di situ, melepaskan rasa lelah kian-kemari bagaikan orang dan takutnya. linglung. Ia semakin bingung. Ki Panutan semakin takut. Karena di samping tak tahu arah, ia pun takut terhadap se- rangan binatang buas yang ba- nyak terdapat di tengah hutan itu. Ketakutannya semakin menjadi-jadi, ketika melihat mendung telah membentang ke angkasa. Langit gelap gulita. Sebentar kemudian, hujan tu- Serial Bocah-bocah S'brono Episode Ke-4 Oleh Oka Rusmini MIRA Cindarbumi berkali- kali menarik nafasnya dalam- dalam. Berat juga tugas yang di- bebankan padanya, bayangkan, mencari tahu rahasia Petrus Sabata! "Belajar apa melamun, Mir," Novia sudah berdiri di depan Mira Cindarbumi. Kakak perem- Entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja di gubuk tua itu bermunculan makhluk-makhluk aneh yang menyeramkan. Rupa- nya gubuk tua itu tiada lain ada- lah sarangnya bangsa jin dan si- luman. Makhluk-makhluk si- luman itu lantas berjoged dan menari-nari bagaikan kesu- rupan, untuk menakut-nakuti Ki Jurus-jurus si Sipit Kamu pasti semakin kacau. Disi- plinmu tidak ada. Sekolahmu yang sekarang itu, sekolah favo- rit! Sainganmu banyak! Di SD boleh kamu seenaknya, seka- rang lain." puan satu-satunya ini memang sekolah negeri. Kalau tidak? selalu ingin tahu. Mira malas menjawab pertanyaan Novia. Yang pasti, Novia juga tahu, buku fisika semester satu meng- geletak di meja belajar. Lengkap dengan catatan-catatan, dan soal-soal. Mira berharap Novia cepat-cepat meninggalkan ka- mar, membiarkan dia sendiri. "Tidak bisa menjawab soal- soal tes Fisika, Mir?" Novia ber- tanya ramah. Lalu duduk di kursi belajar Mira Cindarbumi. "Dari tadi kamu tidak ke luar kamar. Katanya belajar fisika. Bagaimana cara kamu belajar, Mir? Kertas buram kamu bersih. Belajar fisika dan matematika itu perlu banyak latihan. Tidak hanya sekadar menghafal. Novia benar-benar tidak mengerti!" Mira Cindarbumi merengut, digigitnya ujung pensilnya kuat kuat, "Kamu kalau diberi tahu mau dengar tidak?" "Apakah?" Mira Cindarbumi berkata ragu-ragu dan hampir ti- dak terdengar. Ngeri juga mem- bantah nasihat Novia. Habis, Novia itu langganannya juara umum. Dari SD sampai seka- rang, kuliah di Fakultas Kedok- teran. Setiap semesteran dapat hadiah dari Fakultasnya. Kata- nya, nilainya selalu berada di atas mahasiswa yang lain. Yang membuat Mira Čindarbumi su- per jengkel, Novia hobi berat me- nyamakan dirinya dengan Mira, harusnya Novia itu paham. Ma- sak anak SMP disamakan de- ngan anak Universitas. Kalau sudah begitu, siapa yang tolol? Novia "kan? Mira Cindarbumi tersenyum. "Novia. Sudah deh!" "Mau dengar nasihat Novia, "Kalau dikasih tahu pasti ba- lik memberi tahu. Tujuan Novia Mir?" "Sudah. Dari tadi sudah de- itu baik, Mir. Biar nilai fisikamu baik. Cara belajarmu harus ngar! Sudah Mira masukkan ke kamu perbaiki. SMP dan SD itu otak. Sungguh! Tidak bohong. beda jauh. Untung kamu dapat "Mira mengangkat tangan kan- cara pasti. Ita Nurullita Jln. Sawo 10A Singaraja 81113 yang terbitkan setelah Anne Frank meninggal di Kamp Konsentrasi ("kamar gas") Nazi. Bukunya te- lah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa penting di dunia, terma- suk bahasa Rusia, Hongaria, Cina dan Arab. Anne memberi judul bukunya The Annex (arti- nya: gedung tambahan), di mana di tempat itulah Anne bersama giring oleh tentara Nazi ke keluarganya tinggal sebelum di- Kamp. Ayahnya baru menerbit kan buku hariannya pada tahun 1947, dan di luar dugaan buku lusuh tersebut bisa terjual hingga mencapai 13 juta buah! Sungguh suatu reputasi terbesar bagi seorang gadis seusia Anne. Banyak Larangan Anne Frank dilahirkan di Frankforton Main, Jerman, pada 12 Juni 1929. Orang tuanya ber- darah Yahudi Jerman yang ke- mudian berimigrasi ke negeri Belanda pada tahun 1933. Lang kah ini ditempuh demi menyela- matkan diri dari kepungan ten- tara Nazi yang amat "haus" membantai orang-orang Yahudi. Di Belanda, Anne beserta ke- luarganya (ayah dan ibu Otto Frank, serta Margot kakak per- empuannya) bersembunyi di se- buah ruangan belakang dari se- buah kantor di kota Amsterdam, yang mereka beri nama Secret Annex. Di gedung ini tinggal pula satu keluarga Belanda, yang ba- nyak membantu keluarga Anne. Pada masa itu, gerakan orang Yahudi sangat dibatasi, bahkan mentara Nazi pimpinan Hitler. mereka selalu dikejar-kejar oleh Blakeluar rumah, Anne sebagai orang Yahudi harus memakai tanda bintang kuning. Tak diper- bolehkan masuk Trem. Tak bisa masuk bioskop. Dilarang naik se- peda, dan banyak lagi larangan lainnya. Termasuk lebih dari jam 8 malam, tak boleh lagi ber- ada di teras rumah! Tetapi mes- kipun suasana kala itu begitu gupi. Dan para siluman itu pun kembali mendengarkannya de- ngan penuh perhatian. Setelah selesai, pimpinan para makhluk halus itu mende- kati Ki Panutan dan berkata: "Kami semua suka pada suaramu yang merdu itu. Kami mau membeli kantong gondok yang ada di lehermu itu. Sebab di kantong itulah tersimpan suaramu yang merdu." Tentu saja Ki Panutan sangat setuju. Bahkan meskipun tidak dibeli, dia akan ikhlas memberi kan kantong gondoknya. Tetapi bagaimana caranya melepaskan kantong gondok itu dari lehernya tanpa menimbulkan rasa sakit? Pimpinan bangsa siluman itu mengatakan kepada Ki Panutan, dirinya mampu mengambil kan- Panutan yang sudah gemetar sa- tong gondok itu tanpa rasa sakit king takutnya. Untuk mengurangi rasa ta- kutnya, Ki Panutan berusaha menghibur dan menerangkan di- rinya dengan menyanyikan gending-gending bertembang Si- nom. Aneh sekali, seketika itu pula tari-tarian makhluk- makhluk halus itu berhenti. Me- reka semua terpesona oleh alunan tembang Sinom Ki Panutan. Ketut datang menyusul dengan berlari kencang. Sama sekali tak tampak seperti orang yang pin- cang. Semua merasa heran. Sedang mereka berkerumun itu, dari atas berjatuhan bongkahan-bongkahan kecil batu padas. Anak-anak berteriak-teriak mengingatkan. Entah apa yang terjadi di atas, sebab dua bongkah batu yang be- Yang satu jatuh menimpa pohon sar menggelinding ke bawah. nangka, jauh di sebelah utara. Sedang yang satunya lagi, me- luncur ke arah Ketut Runa dan tepat menghantam bagian kepalanya. Tubuh Ketut Runa terpental dan bergulingan ke bawah. Runi langsung histeris memanggil- manggil adiknya, dan berlari ke atas tebing. Kakak saya sendiri dengan kaki gemetar mendapat- kan Ketut yang terkapar pingsan. Pertolongan segera diberikan. Tubuh Ketut segera dilarikan ke rumah sakit. Walau segala daya telah diusahakan, tapi ru- panya Tuhan berkehendak lain. Dokter tidak berhasil menyela- matkan jiwanya. Setelah tiga hari opname di RSUP Sanglah Ketut Runa pergi untuk selama- lamanya, tanpa pernah sempat sadarkan diri lagi. Made Diani Jln. Gunung Ringin 15 Denpasar 800119 Memilukan menekan, Anne tetap berusaha untuk berkeyakinan bahwa di suatu saat ia dan keluarganya akan bisa lebih bebas. lajar serta mencoba untuk selalu Anne tetap tekun dan rajin be- riang. Ketika di sekolah ia malah sempat dihukum gurunya untuk mengarang dengan judul Tu- kang Ngoceh, karena Anne di- anggap terlalu banyak omong. ke-13, Anne mendapatkan ha- Pada ulang tahunnya yang diah yang menarik, yakni sebuah buku berkarton tebal yang lalu digunakannya sebagai buku ha- dak pernah menulis buku ha- rian. Padahal sebelumnya, ia ti- rian. Niat itu timbul karena Anne percaya pada sebuah pepa- tah yang mengatakan bahwa "kertas lebih sabar dari orang". Sejak itulah ia rajin menulis buku harian dengan bahasa yang jernih, lugu, dan cara bertutur harian sebab ia ingin menum- pahkan segala sesuatu yang ter- yang hidup. Anne menulis buku pendam di hatinya. Buku harian yang dianggap sebagai teman se- jatinya itu ia beri nama Kitty. Ke- pada Kitty-nya itu Anne berce- rita tentang apa saja: tentang pengalamannya, perasaannya, impian-impiannya, ketakutan- nya terhadap kekejaman tentara Nazi Jerman, dan sebagainya. //93 MARI MENGGAMBAR Anne masih mampu meyakin- kan Margot untuk bertahan dari kelaparan. Kadang karena ter- paksa, begitu cinta ke kakaknya yang sangat kelaparan itu, Anne yang juga dalam keadaan parah kelaparan pergi ke dapur Nazi untuk mencuri sisa-sisa ma- kanan; termasuk pula rajin mengorek sampah di sana-sini. Memilukan Pada suatu hari mereka ber- dua melewati ratusan anak- anak Hongaria yang sedang berdiri telanjang dalam cucuran hujan yang teramat dingin, un- kan ke dalam kamar gas! Begitu tuk menunggu giliran dimasuk- terenyuhnya Anne melihat se- mua kejadian itu. "Ah, lihat, li- hat mata mereka...!" seru Anne pada Margot dengan penuh keta- kutan. Anne dan Margot sadar bahwa mereka pun nantinya akan mengalami peristiwa yang sama seperti halnya yang tengah mereka saksikan saat itu. Menjelang akhir musim ron- tok tahun 1944, Anne dan Mar- got dipindahkan ke Kamp Ber- genbelsen yang terletak antara Berlin dan Hamburg. Di Kamp ini pulalah, derita berkepanja- ngan dan teramat menyedihkan yang selama ini dialami oleh dua kakak beradik ini berakhir. Sa- lah seorang teman mereka yang selamat dari maut dan masih berkesempatan melihat Anne di Kamp itu berkata, "Dia saat itu sangat menderita kelaparan dan kedinginan. Badannya demikian kurus, tinggal kulit tipis pem- bungkus tulangnya saja. Se- dangkan kepalanya dicukur gun- dul hingga tak berbentuk." Memang, waktu itu Anne benar-benar dalam keadaan le- mah dan parah, terlebih pada saat itu juga ia terserang demam Pada 4 Agustus 1944, di saat Jerman berhasil memasuki Be- landa, para tentara Nazi akhir nya berhasil menemukan tempat persembunyian Anne dan ke- luarganya, termasuk pengungsi berkebangsaan Belanda. Di memisahkan Otto Frank dari Kamp Auschwitz, tentara Nazi anak isterinya, tanpa memberi kesempatan mengucapkan sepa- tah kata pun sebagai salam meninggal lebih dulu. Menyedih- pisahan. Sedang Anne sendiri, Margot dan ibunya, dengan se- buah truk digiring ke Kamp wa- nita. Ibu Anne meninggal lebih dulu karena keletihan. Suatu ketika makanan di Kamp sudah tak ada lagi. Tetapi nusia yang serakah dan iri hati. Dia lantas menanyakan kepada Ki Panutan, dari mana harta itu diperoleh. Setelah tahu duduk persoalannya, dia lantas ingin meniru perbuatan Ki Panutan. Menembang Sinom di gubuk tua di tengah hutan. "Semoga bangsa siluman itu terpikat oleh suaraku. Kemu- dian mereka akan membeli kan- tong gondokku dengan emas ber- lian," harap Ki Kusmin. Namun sesampainya di gubuk tua di tengah hutan, Ki Kusmin justru mendapatkan bangsa si- luman itu sedang marah-marah bertengkar. Mereka marah- marah, karena ternyata kantong gondok itu tidak ada khasiatnya sama sekali. Tidak bisa mem- buat suara mereka jadi merdu. Sebagai sasaran kemarahan- sedikit pun. Keduanya lantas se- nya, Ki Kusminlah yang mereka tuju. Kantong gondok Ki Pa- hajar habis-habisan. Ki Kusmin nutan diambil oleh kaum si- dipukuli dan ditendang kian- luman. Sebagai ganti rugi, Ki Pa- kemari seperti bola saja layak- nutan diberikan perhiasan emas nya oleh makhluk-makhluk ha- dan berlian sekarung penuh. Ke- lus itu. Setelah puas, mereka mudian makhluk-makhluk ha- lantas memasang kantong gon- lus itu pun pergi meninggalkan dok Ki Panutan pada leher Ki gubuk tua, lenyap entah ke Kusmin. Sehingga Ki Kusmin akhirnya punya dua buah kan- tong gondok. Tumbuhnya habis babak-belur dan ia tidak mempe- roleh harta apa pun. Begitulah ganjaran bagi orang-orang yang berwatak jahat. mana. Betapa senangnya hati Ki Pa- nutan. Di lehernya sudah tidak ada kantong gondok lagi. Tam- Selesai mendengarkan tem- bahan pula, ia kini jadi orang bang, makhluk-makhluk halus berharta. Meskipun begitu, ia te- itu, melalui pimpinannya yang tap dermawan, membagi- bertampang paling seram, me- bagikan kelebihan hartanya minta supaya Ki Panutan meng- buat fakir miskin. Ki Kusmin ulangi tembang Sinom-nya se- ikut pula memperoleh bagian. kali lagi. Ki Panutan menyang- Dasar Ki Kusmin seorang ma- annya tinggi-tinggi. Wajahnya disetel serius. Melihat gelagat Mira Cindarbumi, Novia hanya bisa menarik nafas. "Novia serius, Mir." "Mira juga serius. Apa harus Mira catat? Ya, nanti malam na- sihat Novia Mira catat di disket khusus lalu Mira print, Mira tempel dekat komputer. Biar tiap hari bisa Mira baca, setuju?" Mira Cindarbumi berkata serius. "Dasar bandel!" "Marah lagi?" "Habis kamu tidak pernah mempan kata-kata!" Novia mu- lai jengkel. "Mira harus bagaimana?" Mira Cindarbumi berkata sete- ngah memelas. "Terserah!" "Begitu saja marah." "Habis, kamu makin hari ma- kin sulit diatur." mamu. Pasti banyakk membawa perubahan bagi Mira. Kamu tahu sendiri, seperti apa manja- nya Mira pada mamamu. Papa banyak pekerjaan, Papa per- caya. Novia mengerti maksud Papa, semua untuk kita bertiga." Kata-kata Papa seperti beban baru yang menggantung di pun- daknya. Berat sekali! Untung- nya Mira Cindarbumi tidak ber- ubah, masih nakal, masih usil. Dan masih suka main perintah seenaknya. Tapi, tanggung ja- wab itu. Novia benar-benar ha- rus berperan sebagai Mama dan Papa sekaligus. Papa tentu tidak bisa diganggu, jabatannya staf ahli di Departemen Luar Negeri. Papa lebih sering berada di luar negeri. Novia menarik nafas. Lalu direbahkan tubuhnya di kasur. Mira Cindarbumi yang diting- galkan Novia menarik nafas lega. "Seperti robot." "Apa, keras sedikit!" "Jadi pergi juga itu nenek si- "Robot! Biasanya yang pakai diatur-atur itu robot." Mira Cin- hir!" Mira bergumam. Sekarang, darbumi berkata setengah apa yang harus dilakukan untuk kepercayaan menunjukkan S'Brono padanya? Mira mengelilingi meja bela- bergumam. Diceritakan oleh IGB. Wisata Lukluk Sempidi Badung jadi begitu panas dan membuat- nya gelisah. Mira Cindarbumi membuka jendela kamarnya lebar-lebar, lalu duduk di atas jendela. Sebelumnya, dia kunci pintu kamarnya. Kalau Novia li- hat dia duduk di jendela? Bisa kiamat! Pasti nasihatnya bisa satu disket sendiri. Digayung-gayungkan kaki- nya, mata Mira Cindarbumi me- natap langit yang mulai gelap. Ada senyum di bibirnya yang mungil. Matanya yang sipit teng- gelam. Mira Cindarbumi tertawa keras-keras. "Mira, Mir! Ada apa?" Suara Novia yang was-was terdengar di pintu kamarnya. Mira menutup bibirnya. "Nggak ada apa, aku baru saja bisa menemukan jawaban soal fi- sika nomor tujuh!" Mira berte- riak. Tentunya berbohong. Su- dah dua jam dia duduk di jen- dela. Soal Fisika juga masih tenang terbuka di meja belajar. "Dasar anak bandel, buat ka- get orang!" Suara gerutuan No- via terdengar keras. Mira Cin- darbumi mengikik. Lega, lega, benar jengkel. Percuma anak be- jarnya. Padahal, besok ulangan satu persoalan sudah selesai, ngal itu dikasih nasihat. Sampai fisika. Mana bahannya banyak, tinggal praktek langsung. Per- bibir lepas tidak bakalan masuk tiga bab! Mira menarik nafas, soalan yang lagi satu? Harus be- otak! Novia benar-benar geram. sebentar-sebentar melirik buku lajar sampai larut malam. Kalau Padahal, Papa sering sekali fisika yang terbuka di meja bela- tidak? Nilai fisika bisa kena memberi Novia nasihat. "Jaga jarnya. Sebentar-sebentar melo- bom! Mira kembali menarik na- Mira, Novia. Anak itu masih ke- ngok ke luar jendela. Sumpek! fas. Mulai serius menekuni cil. Apalagi sejak kematian ma- Tiba-tiba saja, rumah besar ini "Mira, Mira!" Novia benar- rumus-rumus fisika. typhus. Pada awal Maret 1945, Anne Frank meninggal dunia, beberapa hari setelah Margot kan sekali, mereka dikubur di pekuburan massal, ditumpuk jadi satu bersama ratusan anak- anak lainnya. Tanpa diiringi doa, tanpa adanya bunga. Setelah perang selesai, ter- nyata semua penghuni gedung Adik-adik Halaman 5 asuhan WIED N Kali ini kita coba untuk menggambar wajah manusia Caranya Sesuai dengan Contoh Pertama buatlah bentuk segi empat panlapan-tahapan posisi tegak kufilah pada Contoh diatas Sampai akhirnya kalian akan mendapatkan gambar seperti & Sebelah ini Nah, Selamat berlatih Anne Frank Hanya Otto Frank seorang yang selamat dari kamar maut di Auschwitz tersebut. Seorang tu- kang sapu kantor Secret Annex menemukan buku tulis lusuh berisi catatan harian Anne, di antara tumpukan koran tua yang berserakan di lantai. Pe- nyapu gedung itu lalu menyerah- kan buku tersebut pada gadis Annex itu tewas di kamar gas. mudian menyerahkannya pada Otto Frank. Atas nasihat teman- bernama Miep dan Elli, yang ke- temannya, naskah itu diterbit- kan sebagai buku. Dalam terje- mahan ke bahasa asing, judul- nya diubah jadi Catatan Harian Anne Frank. BUAH HATI Beberapa tulisan dari buku (Bersambung ke Hal. 11, kol. J ANAK-ANAK yang fotonya dimuat dalam rubrik ini akan mendapat paket hadiah bubur SUN. Hadiah silakan ambil di Redaksi Bali Post, Jln Kepundung 67 A Denpasar, setiap hari kerja, dengan menunjukkan identitas seperlunya bagi yang beralamat di Denpasar. Sedangkan luar Denpasar akan dikirim lewat pos Adik kita yang senyum manis ini bernama Putu Premasari. Lahir 26 Oktober 1992 dan besar nanti diharapkan orangtuanya jadi ibu rumah tangga yang baik. Putri pertama pa- sangan Nengah Suteja dengan Nyoman Idawati ini tinggal di Jalan Pulau Selayar II No. 1 Singa- raja. Made Wika Nadia Mahareni, nama adik manis ini. Lahir 15 November 1990 dan besar nanti diharapkan orangtuanya jadi dokter gigi. Putri kedua dari pasangan I Wayan Widia de- ngan Ni Made Nurheni ini tinggal di Aspol Abiantimubul Denpasar Barat. KUPON "BUAH HATI" BALI POST Bocah yang senyum cakep ini bernama Edi Kurniawan. Lahir 23 April 1992 dan besar nanti diharapkan keluarganya jadi pengusaha yang bonafid. Putra kesayangan Heri Setiawan dengan Suryani ini tinggal di Jalan Gunung Agung Negara. Adik kita yang lagi memperhatikan sesuatu ini bernama Adintya Ratna Sary. Lahir 19 Juli 1991 dan besar nanti diharapkan orangtuanya jadi orang yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa. Putra pertama kesayangan Bogiro de- ngan Indarwati ini tinggal di Plamongan Indah Jalan Kelapa Sawit VI/550 Semarang. Tumbuh Sehat Ceria s.u.n. Gizi Balita Anda MANFAAT GIZI YANG LENGKAP 810