Tipe: Koran
Tanggal: 1994-01-16
Halaman: 05
Konten
Kliwon, 16 Januari 1994 Minggu Kliwon, 16 Januari 1994 al conference in Bali for two pustakaan sekarang? the library now? an menunjukkan kesalahan an oleh seseorang yang me- tu sebagai berikut: nce? tertarik kepada tarian itu? kata menarik dan tertarik, Untuk membedakan kedua Contoh yang benar: menarik. ang pertama disebut: predi- terakhir disebut: attributi akata sifat itu? sifat yang membentuk diri- kerja penghubung BE. Dan yang menerangkan sebuah sekali lagi kepada contoh- alam bahasa Inggris Film itu menarik. tu rumah lama. eorang gadis yang menarik. as pola berikut: (pro) noun Gerund-object-etc e culture. da kebudayaan Bali. pada Bali? engannya. Bali nearly every year? mengunjungi Bali hampir se- levision? ton televisi? chess. ain catur. k membiasakan diri dengan Halam bahasa Inggris. tapi saya tidak tertarik un- anti malam. Saya yakin Anda an itu. membaca novel baru itu? Apa- menyaksikan pertunjukan san itu? uh perjalanan Anda. Saya Semoga Anda makin terta- mpai minggu depan. Jodoh Kini, silakan mengirimkan data pribadi aksi Bali Post Jl.Kepundung 67A Den- maupun mengadakan kontak dengan an kupon Kontak Jodoh nomor terakhir atus duda/janda. mbar (untuk arsip) dari para peminat anggota dan mau berhenti, harus ngan pribadi-pribadi yang tercantum ak Anda tuju. pnya ke dalam surat Anda. kan alamat lengkap pada amplop yang taat menjalan agama, mempu- nyai pekerjaan tetap. Brasilian man wishes to cor- respond with sincere Indonesian- asian woman that has good edu- cational backgrounds. Open for possible relationship, should I find the right lady. I am a writer by profession. Romantic, 40 years old, stand 1.78 Mt. 70 Kilos. Fit. Please send letter and a full body picture if possible. To Andy Barbosa, Bldg, 12/#89809-012, P.O. Box 9000, Seagoville Texas, 75159 Sincerely. Catatan Redaksi: Bagi yang berminat mengada- kan kontak dengan Andy Bar- bosa, silakan langsung berhu- bungan dengan alamat di atas melalui pengasuh. 1994 SEMANGAT Anda nampaknya mulai menurun. Bila perlu usaha- kan jangan sampai Anda meng- alami kemerosotan atau kerugian an terus semangat Anda. Jangan gannya lancar. Berjuang terus de- apkan bisa berhasil. Asmara: Awas mudah terjerat asmara. KETENANGAN dan kesabaran tetap diutamakan agar derajatnya meningkat sesuai jadwal perbin- tangannya. Jangan mengobral isi- hati kepada sahabat karib atau a. Belajarlah diam bagaikan air te- mengalami kekecewaan dan tidak unjung datang. Jangan mudah janji BANYAK pekerjaan baru yang ha rus ditangani alias sangat sibuk, tetapi keuangan tidak menggembi- rakan. Ada-ada saja problem yang datang tidak terduga-duga se- a ingin selamat. Maka dan itu jangan yuan manis yang hanya merupakan setulus dan semurni cinta yang dulu. TAK perlu khawatir terhadap keuangan Anda, saat ini banyak sekali pemasukan. Ada saja rejeki yang masuk sehingga Anda dapat menutupi kebutuhan Anda sehari- an jangan terlalu rapat, biasa-biasa kepada orang lain, simpan rahasia enangkan sekali. Tetapi hati-hati de- KESEHATAN Anda rupanya se dang terganggu oleh banyaknya urusan yang semakin rumit. Tetapi kalau Anda pandai-pandai meng- aturnya, percayalah semuanya ak terburu-buru dan terlalu banyak k akan terbengkelai. Hati-hati dalam erhadap si Dia semakin menggebu- PERJUANGAN Anda akan mem- buahkan hasil yang menyenang kan, oleh karena itulah ada-ada saja yang ingin merintangi Anda karena in hati, sehingga banyak n. Kalau Anda kurang waspada dan U dan pikiran tidak konsentrasi. Ha- Agaknya sedikit manja dan mesra n. Fariz SA Bali Post/As-10 Fariz "Dinosaurus" SA Meneruskan Bakat Ayah MEMASUKI hari tuanya, penggebuk drum kawakan SAS Group - Syech Abidin, boleh lega dan berlapang dada. Pasalnya, putra keduanya yang berusia dua belas tahun, Fariz SA de- ngan segala potensi bakat dan keingin-sendiriannya telah siap meneruskan jejak seni dan musikalnya. "Bagaimana saya tak lega dan berlapang dada, Fariz itu ibarat bayi ajaib' di dunia musik. Dia lahir dan datang sendiri tanpa saya persiapkan apalagi dire- kayasa," tegas Syech Abidin ke- tika dijumpai Bali Post di Musica Studios Jakarta. minta komentarnya mengata- kan, baik secara fisik maupun mental siap menembus dapur re- kaman sekaligus meneruskanje- jak seni ayahnya tercinta. "Bah- kan kalau boleh bicara blak- blakan, saya ingin lebih kondang dari ayah. Doakan ya Mas, agar album "Dinosaurus" menggapai sukses, hingga secara bertahap saya bisa mewujudkan cita-cita saya tersebut," ujar siswa kelas satu SMP Yapenka Cipete, Ja- karta Selatan itu. Juara Mengamati sederet prestasi yang telah diukir penyanyi kela- "KITA benar-benar tersesat Na!" teriak Ayu panik. "Kita memang salah jalan." "Aku takut Na! Bagaimana kalau kita tidak pernah mene- mukan jalan kembali?" "Jangan pesimis dulu. Kita akan terus berusaha. Kamu sih! Mesti mencari Edellweis segala! Padahal Gusti sudah melarang kita memisahkan diri dari rom- bongan. Kita sama sekali belum berpengalaman dalam hal men- cari tanda jejak. Tapi kamu ne- kat. Sekarang begini jadinya," semprot Nana jengkel. Ayu menatap Nana dengan mata yang berkaca-kaca, "Aku memang pantas disalahkan. Kata-kata Gusti terbukti kan? Di mana mata elang itu sekarang? Adakah dia mengkhawatirkan- nya? Aku akan semakin tidak sanggup untuk menatap mata elangnya," pikir Ayu dengan dana perih. Nana memeluk Ayu. "Maafkan aku. Ini bukan sa- lahmu. Kamu masih sanggup jalan?" "Kita harus jalan ke mana?" "Kita harus terus turun, ja- ngan belok-belok. Nanti kan sampai di kaki gunung, mudah- mudahan sampai di base atau pa- ling tidak ketemu sebuah rumah penduduk." Dengan pemikiran yang se- derhana itu, mereka kembali tertatih-tatih meneruskan per- jalanannya. Tetapi teori selalu lebih gampang dari praktek. Se- perti tadi juga. Rumpun bunga Edellweis itu tampak dekat se- kali dari jalan setapak. Mereka yakin tidak akan tersesat, dan mereka tergoda untuk mende- kati rumput yang lebih lebat. Ke- gembiraan membuat mereka lupa. Tanpa mereka sadari, me reka telah semakin jauh dari jalan setapak. Ayu dan Nana berjalan tertatih-tatih. Sebentar- sebentar terpeleset, tapi mereka pantang menyerah. Ketakutan mengalahkan rasa lelah. Tapi sudah berjam-jam mereka belum juga menemukan jalan setapak yang mereka lalui sewaktu naik tadi. Sepertinya mereka hanya berputar-putar di situ-situ saja. Pohon-pohon yang tinggi dan se- mak belukar yang lebat meng- epung mereka dengan rapat. Se- muanya tampak sama. Hari mu- lai gelap, dan kabut mulai turun menyelimuti hutan. Udara ter- asa semakin dingin. sini," bisik Ayu ketakutan. Dia "Kita benar-benar terjebak di mengawasi sekelilingnya de- ngan putus asa. Sungguh mengerikan terku- rung di hutan yang sangat asing. Berdua saja. Bagaimana ka- lau.... Ayu bergidik, tak berani lagi melanjutkan angannya. angan- "Bagaimana kalau kita istira- hat di sini?" Nana mengajukan usul. Dihempaskannya tubuh- MA Bali Post Pengalaman Tersesat Oleh Made Diani Ayu merenggut. "Bukankah teman-teman akan segera mencari kita?" mereka tidak dengan segera me- "Memang benar. Tapi bisa saja nemukan kita. "Jangan menakut-nakuti begitu!" Tidak! Ayu, apakah kamu masih sanggup untuk berjalan?" Ayu menggeleng lemah. "Berdiri saja aku sudah tak mampu. Selu- ruh tulang-tulangku seperti ha- bis dicopoti." "Kalau begitu bermalam di sini saja. Lagi pula akan menyu- sahkan regu pencari, kalau kita bergerak terus. Kamu berbaring- lah, aku akan membuat alas tidur.' Nana mengumpulkan daun- daun dan rumput-rumput ke- yang lapang. Dikumpulkannya ring. Ditumpuknya di tempat juga ranting-ranting kecil untuk api unggun. Untung dia tidak lupa membawa korek api. Sementara senja mulai turun. Alam sekeliling menjadi gelap. Nana telah selesai menyalakan api unggun. Keadaan menjadi le- bih terang dan hangat. Dirapat- kannya jaketnya. Kemudian mendekati Ayu yang terbaring di atas kasur buatannya. Diamat- amatinya wajah Ayu yang pucat. Dua buah sungai kecil mengalir gadis ini harus mengalami hal- deras di pipinya. Kasihan sekali hal yang mengerikan. Dengan penuh kasih sayang disentuhnya pipi yang dingin itu. kut kini. Sementara di base, kekhawa- tiran menyelimuti seluruh ang- gota Mapala. Hari semakin ge- lap. Tetapi tak ada tanda-tanda bahwa kedua gadis itu akan muncul. Kabut semakin tebal menyelimuti lereng Gunung Agung yang membeku. Gusti mengemasi peralatannya. Dia merasa paling bertanggung ja- wab akan peristiwa ini. Bukan hanya karena dia sebagai ketua rombongan. Lebih dari itu, dia merasa bersalah. Sebuah tantangan menceng- kam pundaknya. "Kamu tidak akan naik dalam cuaca begini," Ari telah berdiri di hadapannya. "Aku harus!" "Kita telah sepakat bahwa pagi. Tim SAR juga telah pencarian akan dilakukan besok dihubungi." "Aku tak bisa menunggu se- menit pun lagi" "Kita semua cemas! Tapi kita tak boleh kehilangan akal sehat. Kehilangan dua anggota sudah cukup. Janganlah hendaknya kau tambah menjadi tiga. Gusti menatap Ari dengan ta- jam. Dahinya berkeringat. Pada- hal udara begitu dingin. "Ari! Mereka hanya berdua. Kelaparan dan kedinginan. Me- dalam cuaca begini. Lagi pula reka tidak tahu cara bertahan siapa yang berani memastikan mereka tidak akan terperosok ke dalam jurang? Gusti menggigil. Dia tak berani meneruskan pikirannya. Teringat olehnya tadi pagi. Betapa ia memperlihatkan pan- dangan menghina dan meremahkan. "Pendakian ini hanya untuk mereka yang memiliki mental beban. Walau ia harus jatuh ba- ngun dengan nafas ngos-ngosan, tapi ia berhaisl untuk tetap mengintil di belakang rom- bongan. Tentu saja gadis itu ti- dak tahu, diam-diam mata elang itu mengawasi setiap gerak ge- riknya. Tapi sebagai ketua, Gusti harus memperhatikan se- tiap anggota rombongan. Dan saat dia sibuk menolong Rini yang terpeleset dan nyangkut di semak berduri, Ayu dan sahabat karibnya Nana, lolos dari perhatiannya. "Tidak ada yang meragukan keandalanmu. Tapi tindakanmu ini tetap saja berbahaya. Kamu tidak boleh naik sendirian." Ari masih mencoba membujuk. Gusti menggeretakkan gerahamnya. "Aku tidak akan sendirian, ka- rena kamu akan menemaniku." Ari menyeringai. Ditinjunya bahu sahabatnya itu. "Kau memang keras kepala!" Gusti dan Ari terus memanjati lereng yang terjal dan licin ka- rena hujan. Kabut ini benar- benar menyulitkan. Cahaya dari lampu senternya nyaris tidak berdaya. Sudah hampir empat jam mereka merayap dengan hati-hati sekali. "Tuhan, selamatkanlah me- reka," bisiknya berulang-ulang. Di mana mereka? Dicobanya un- tuk memanggil. Tapi hanya suara hujan dan kegelapan yang sempurna di sekelilingnya. Gusti menggigil. Segala pikiran yang buruk-buruk bermunculan. Ba- gaikan orang yang kesetanan dia menerobos semak belukar. Tak dihiraukannya tangan dan mu- kanya penuh carut marut kena semak berduri. Saat dia hampir putus asa, Ari menyenggol pun- daknya. Tangannya menunjuk ke satu titik. "Lihat!" Nana merapatkan tubuhnya erat untuk melindungi dari rasa kepada Ayu. Dipeluknya erat- dingin, mesti ia tahu itu hampir kannya bagaimana tubuh kecil tak ada gunanya. Dapat dirasa- di sampingnya itu menggigil. Matanya tertutup rapat. Api unggun telah lama padam. Tidak reka dari rasa dingin. Tangan- ada lagi yang melindungi me- nya mulai terasa kaku. Tubuh- MILIK MONUMEN PERS NASIONAL SURAKARTA Buah Nama Gita Savitri, lahir 23 Mei Nama Ni Luh Halaman 5 Hati Sutami 1987, putri I Nyoman Sukadana Haryanti, lahir 25 Januari dengan Ni Luh Widiani, tinggal 1991, putri Drs. Made Sutama di BTN Permata Anyar Ubung, dengan Made Harsoni, tinggal di Dusun Kajanan Desa/ Denpasar. Kecamatan Tejakula, Singaraja. Nama I Putu Asthi Hermawan Santosa, lahir 26 Januari 1990, Dwi, tinggal di Gang Teratai 1/3 putra I Wayan Lembur dengan Br. Segara Kuta, Badung. digerakkan. Senter dalam geng- nya membeku, hampir tak bisa gamannya hampir tak terasa. Tapi Nana berusaha untuk ber- nyalakannya, kemudian dimati- tahan. Cahaya senter ini adalah harapannya yang terakhir. Di- kannya, begitu terus berulang- ulang berusaha mengirim isya- rat. Sebelum jari-jarinya sudah tak mampu lagi digerakkan, dan senternya terjatuh dalam keadaan menyala, sayup-aryup terdengar suara memanggil- Nama Putu Ghea Permata manggil namanya dan Ayu. Se- Tama, lahir 14 Januari 1991, pu- moga ini bukan mimpi. "Gusti di sini!" tra Putu Eka Parwata dengan "Ya, Tuhan!" Gusti berlari me- umahan Kepaon Indah Blok Putu Sudarmini, tinggal di Per- Apa maksudnya tak dipersiap- hiran Lawang-Jatim, 9 Februari nya di atas rumput tebal. Tang. Terbayang ia akan kamarnya dan fisik yang tangguh. Yang nyusul Ari. Disorotkannya sen- B-50 Denpasar. kan? Biang musik cadas yang sa- ngat berjaya pada akhir dekade 70-an ini menjelaskan, sejak ke- cil ia dan istrinya Amnah, mem- beri kebebasan seluas-luasnya pada putranya untuk menumbuh-kembangkan bakat seninya. Sampai pada akhirnya, Fariz mengutarakan sendiri kei- nginan untuk menjadi penyanyi rekaman lengkap dengan sede ret prestasi sebagai bukti kepia- waiannya berolah-vokal. "Terus terang saja, untuk me- raih ketenaran yang langgeng, potensi dan bakat nyanyi yang besar tak ada artinya tanpa didu- kung keinginan kuat dari diri sendiri. Hebatnya lagi, beberapa kriteria tersebut sudah ada pada diri Fariz. Sehingga begitu ia mengutarakan hasratnya me- nembus bilik rekaman, sebagai ayah yang baik, saya langsung mempersiapkan master album rekaman untuknya," papar Syech Abidin yang tampaknya tak tanggung-tanggung dalam menggarap album perdana Fariz bertajuk Dinosaurus dengan me- libatkan tiga musisi muda yang tengah naik daun, Wahyu WHL, Joel Crizal, dan Andolin. Sementara Fariz SA ketika di- muluk-muluk. 1982 ini, tampaknya keinginan Fariz untuk lebih kondang dari ayahnya bukanlah hal yang Sebelum pindah ke Jakarta, tahun 1989 Fariz menjadi juara pertama lomba nyanyi Pop Anak se-Jawa Timur. Setahun kemu- dian, ia menyabet dua gelar, juara I Karaoke anak se-Jatim dan Porseni se-Kodya Surabaya. Hebatnya lagi, dalam bidang keagamaan Fariz juga pernah lomba "Azan" untuk kawasan meraih gelar juara pertama Cilandak-Jaksel tempatnya ber- domisili saat ini. "Babakan karier saya masih teramat panjang. Sebab, selain ingin jadi penyanyi saya juga ingin jadi musisi yang piawai," ujar Fariz yang cukup andal me- mainkan alat musik drum. "Saya suka alat musik drum bukan karena papa. Sebab, un- tuk jadi drummer yang baik ha- rus memiliki stamina yang prima. Faktor tersebut tentunya sangat menunjang karier saya sebagai penyanyi," kilah pengge- mar grup rock legendaris Queen dan bintang film Alain Delon itu menutup pembicaraan. IB. Apriana (As-10) Bali Post/Gudipta IB Apriana, Pembaca Puisi yang Ingin Jadi Insinyur annya merogoh ransel. "Makanlah ini," diangsurkan- nya sepotong roti. Tanpa banyak cincong Ayu menyambar roti itu tanpa peduli pada tangannya yang belepotan lumpur. Sepo tong roti tak sanggup menangkal perutnya yang keroncongan. Maka dia minta sepotong lagi. Ludes. Minta lagi. Nana malah menyimpannya lagi dalam ransel. "Kita harus menghemat ma- kanan yang ada. Siapa tahu kita hari," jelas Nana, begitu melihat terkurung di sini selama berhari- PERPUSTAKAAN lahir dari minat dan usaha manusia untuk mengumpulkan karya dan bentuk-bentuk tulisan. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa perpustakaan dengan usia manusia mengenal dan melakukan kegiatan. Sam- pai sekarang diperkirakan ber- umur kurang lebih 6000 tahun. Pada awalnya perpustakaan merupakan milik pribadi dan ha- nya dimiliki oleh golongan ter- tentu seperti raja, kaum bangsa- wan, para pengusaha ataupun orang-orang kaya. Bahkan ma- syarakt Romawi menjadikan perpustakaan sebagai tolok ukur gengsi pemiliknya. Tentu saja hal ini dijadikan 'anekdot' oleh para penulis pada zaman itu. Me- reka menyebutnya sebagai "Pa- meran Kebodohan". Menurut perkiraan ahli seja- rah, perpustakaan pertama di- duga sudah punah termakan zaman. Beberapa perpustakaan tanah liat yang berangka tahun 2000 SM ditemukan di sekitar kota tua Nipur. Perpustakaan tanah liat lainnya ditemukan di Istana Raja Senacherib, yang memerintah tahun 704-681 SM. Pada tahun 1850 ahli kepurba- kalaan Inggris menemukan ko- leksi Raja Asyria I. Mengenai perpustakaan daun papirus, data dari perpustakaan pada TERSEBUTLAH zaman dahulu antara pohon, bi- natang dan manusia bisa saling tegur dan sapa. Konon mereka dapat hidup dengan rukun satu sama lain. Tak jarang manusia bercakap-cakap dengan bina- tang tumbuh- tumbuhan. ataupun Disebutkan pada sebuah desa yang sudah hampir kosong, ting- gallah seorang gadis yang elok rupawan. Gadis tersebut adalah seorang putri raja yang gemar mengembara. Putri Cendana nama putri cantik tersebut. Pu- tri Cendana merasa prihatin me- lihat keadaan desa subur yang ditinggalkan penduduknya. "Putri, mengapa Anda tampak murung?" seekor Merpati men- dekati sang putri. "Oh Merpati yang baik, tidak- kah kau lihat desa ini makin sepi dan suram? Orang-orang yang bertahan di sini hanyalah orang- orang yang sudah lanjut usia," Putri tertegun. "Putri, Anda takkan bisa "Mereka pasti telah mencari kita. Mudah-mudahan mereka melihat cahaya api unggun kita." Ayu menatap gadis jangkung berambut pendek yang pembe- rani itu. Sikapnya yang selalu melindungi, menenangkan hati- nya. Dicobanya untuk tabah. yang hangat dan mewah. Di- ingatnya mama dan papanya. Teringat akan keras kepalanya untuk ikut dalam pendakian yang konyol ini. Apa sebenarnya yang ingin dibuktikannya? Dan di manakah Gusti kini? Masih sempatkah dia menyaksikan ta- tapan tajam penuh ejekan dari mata elang itu? Tes! Tes! Se- suatu yang dingin menyentuh pi pinya. Makin lama makin deras. Kepalanya mulai memberat. Samar-samar didengarnya peki- menusuk sampi ke tulang sum kan sahabatnya. Dingin terasa sum. Aneh! Dia tidak merasa ta- siap menghadapi segala rintang- annya. Yang merasa tidak ternya. Tampak dua tubuh me- mampu sebaiknya tetap di ringkuk saling berhimpitan. Tu- base, agar tidak menjadi beban buh mereka basah kuyup. Di bagi yang lain." Dan pandangan- dekat tubuh Nana terletak sen- nya sengaja dijatuhkan ke mata ter yang sudah menyala lemah. Ayu. Entah kenapa dia harus Itulah cahaya yang dilihat Ari berkata sekasar itu. Dengan je- tadi. las dilihatnya kilatan kema- Guti berlutut, Diarahkannya rahan di mata gadis itu. Dia ti senternya ke wajah Ayu. Wajah dak tahu kalau aku mencemas gadis itu pucat seperti mayat. Bi- kannya. Gusti mengeluh dalam birnya membiru. Diangkatnya. hati. Mestinya ia tahu, kalau bahu gadis itu dan diguncang- ucapannya akan membuat gadis guncangkannya. Tak ada reaksi. membuktikan bahwa ucapannya (Bersambung ke Hal. 11, Kol. 4) itu berusaha mati-matian untuk Gusti meraih tangan yang dingin itu salah. Bahwa dia bukan Sejarah Perpustakaan bahwa dian diteruskan oleh Kaisar Agustus. Perpustakaan umum pertama didirikan tahun 37 SM bernama "Octavia", berlokasi di Lembah Palantine, Roma. Pada Nama I Dewa Gede Agung Su- masa pemerintahan kaisar. ryaningrat, lahir 2 Januari Agustus ini tercatat 28 perpusta- 1991, putra Dewa Made Suteja kaan umum yang dibangun. Per- dengan Dewa Ayu Mas, tinggal pustakaan umum besar lainnya di Banjar Negari, Singapadu Su- didirikan oleh Kaisar Trajan ta- kawati, Gianyar. hun 110 Masehi bernama "Ul- pian". Perpustakaan ini memi- liki dua buah bangunan terpisah. Sebuah untuk koleksi yang ber- bahasa Latin dan sebuah untuk yang berbahasa Yunani. Casimo De Medici (bangsawan Italia) juga mendirikan perpustakaan umum "Laurentie" di Florence tahun 1400-an. Tokoh lainnya adalah Duke Of Gloucester (bangsawan Inggris) yang me- nyumbangkan koleksinya untuk Universitas Oxford tahun 1447. Arman dan Thebe mengungkap- rapa pustaka daun papirus sam- papirus terlengkap dan terbesar takaan "Hadrian", yang didiri- didirikan pada zaman kerajaan kan oleh Kaisar Hadrian tahun Romawi dan Yunani kuno. De- 125 Masehi, terletak di kaki Ac- ngan ditemukannya gulungan- ropolis Athena. Juga terdapat di gulungan daun papirus yang Naples Nasional Museum yang umurnya lebih tua dari kum- memiliki 1800 gulung daun papi- pulan tanah liat bertulis. Gu- rus bertulis. lungan tersebut berangka tahun Perkembangan selanjutnya 2500 SM. Selain itu ditemukan orang menggunakan kulit pula gulungan daun papirus se- domba atau kambing sebagai panjang 41 meter, yang berasal bahan menulis. Peninggalan dari tahun 1100 SM. Di Mesir peninggalannya ditemukan di terdapat perpustakaan besar goa-goa Laut Mati dalam bentuk yang didirikan oleh raja Alexan- gulungan-gulungan juga. Isi nas- dria pada periode Helenistic ta- kah sebagian besar berasal dari hun 330 SM yang berupa kitab Injil. Pemilik dan pembuat- gulungan-gulungan daun papi- nya adalah Alim Ulama Yahudi. rus yang dikumpulkan dari wi- layah kekuasaan raja Alexan- Perpustakaan Umum dria. Jendral Ptolemi I dan II me- Rintisan pertama perpusta- Wajah perpustakaan pun se- rupakan anak emas raja yang kaan umum dikemukakan oleh makin berubah. Dari tanah liat, diberi wewenang untuk meng- Aristoteles. Perpustakaan gulungan-gulungan daun papi- umpulkan daun papirus terse- umum itu rencananya didirikan rus, kemudian kulit-kulit domba but. Kedua Jendral itu sering di sekolahnya yang diberi namaa atau kambing, kini nampak rak- menggunakan kekerasan, bah- "Liceum", tapi tidak berhasil ka- rak yang berisi sederetan buku- kan Jenderal Ptolemi II pernah rena Aristoteles secara paksa ha- buku yang rapi, padat, serta menyuruh tujuh puluh orarng il- rus menyerahkan koleksi per- kaya akan informasi. muan secara paksa untuk me- pustakaannya kepada raja Ale- rampungkan kitab "Septuagint", xandria untuk kelengkapan yaitu kitab suci Yahudi, yang un- perpustakaannya. tuk pertama kali diterjemahkan Rintisan berikutnya dilaku- ke dalam bahasa Latin. Bebe- kan oleh Julius Caesar. Kemu- Dongeng אוד MAR 094 Putri Cendana AA. I. Agung Shinta N. KP. Puri Sangsi Singapadu Gianyar 80582 nusia lebih percaya pada manu- sia yang mengaku sebagai utusan raja daripada dengan- nya. Karena itulah sampai seka- rang ia tak pernah mau memberi tahu kami obat wabah tersebut," Merpati menjelaskan. Terdorong oleh rasa tanggung jawab yang tinggi, akhirnya Pu- tri mendatangi pohon tersebut dan mengajaknya bercakap- cakap. Diakhir percakapan itu, pohon tersebut mau mengatakan obat untuk mengusir wabah ter- sebut. Maka tanpa membuang- buang waktu lagi, pergilah Putri mencari obat yang dimaksudkan oleh pohon tak bernama itu. "Terima kasih Putri. Tanpa bantuan Putri, kami takkan mungkin bisa menghapus wabah ini dari desa kami," tak henti- hentinya penduduk desa meng- ucapkan terima kasih pada sang Putri. PERIANG berpenampilan Depdikbud Kec. Manggis, se- energik. Usianya baru sepuluh dangkan sang ibu, Ni Ketut Wi- tahun, lahir 8 April 1983, baru suda adalah Guru SD No.6 Bu- duduk di kelas lima SD No.7 Su- ngaya. Dalam kesehariannya bagan, Karangasem. Siapa na- Apriana mendapatkan peng- manya? Dialah si jago baca puisi awasan dan bimbingan yang se- Ida Bagus Apriana yang sempat wajarnya dari kedua orangtua- "Seharusnya kalian tak berte- menjuarai lomba baca puisi ting- nya. Dalam hal mengatur waktu, rima kasih padaku. Berterima kat Kabupaten Karangasem mana waktu untuk belajar, ber main dan waktu untuk nonton kasihlah pada pohon yang sem- baru-baru ini. pat kalian tebang beberapa Apriana yang hobinya berse- TV. Apa komentarnya setelah me- waktu yang lalu. Sebab tanpa pe- peda ini bercita-cita ingin men- tunjuk darinya, tak mungkin ba- jadi insinyur bangunan. "Seka- raih juara? "Saya sangat berte- giku menemukan obat untuk ka- rang ini pemerintah dan negara rima kasih kepada para guru Indonesia sedang giat-giatnya pembina, terutama I Dewa Raka nah terjadi wabah yang amat sebut?" rasa keingintahuannya "Apakah pohon yang kau se- lian," Putri memandang warga butkan tadi masih ada sampai desa itu satu persatu. membangun, jadi memerlukan Kusuma yang penuh kasih "Pohon itu ditebang beramai- sekarang?" Putri memandang "Untuk mengenang jasanya banyak insinyur untuk melaksa sayang telah membina saya. Se- nakan pembangunan tersebut," karang saya harus lebih mening- berjuta maka pohon yang tak punya setelah pohon tersebut mati, menyiratkan katanya ketika ditanyakan katkan diri, seperti meningkat- ramai. Namun sampai setahun Merpati dengan pandangan yang pada umat manusia di desa ini, nama ini kuberi nama sesuai de- mengapa bercita-cita menjadi kan frekuensi latihan karena sebagai utusan raja untuk meng penduduk masih tetap diamuk pertanyaan. akan tampil di tingkat Propinsi obati masyarakat di sini. Kata- wabah. Maka muncullah mitos "Tenetu masih. Dia mencoba ngan namaku, yaitu Cendana," sinyana anak yang berpres- Bali tahun 1994 mendatang," ka tumbuhnya sebuah pohon yang yang mengatakan bahwa wabah untuk bertahan hidup dengan sang Putri kemudian meninggal- tersebut adalah karena dosa sisa-sisa kekuatan akarnya. Se- kan desa itu. Sejak saat itu, po- Apriana yang berbintang mengeluarkan bau harum me- yang dibawa oleh tanah ini sejak karang dia hidup di ujung desa hon Cendana amat disayangi tasi, sejak kelas satu sampai ke- tanya dengan tenang. ini terus juara kelas," las limepala SD No.7 mengubah keadaan. Jauh sebe- lum kedatanganmu kemari, per- memilukan. Setiap orang yang mulai timbul terjangkit wabah tersebut pasti akan meninggal. Kemudian da- tang seorang tua yang mengaku Hal tersebut tak mengherankan tiap surat yang datang pasti ngan nama Poho Wangi," Mer- yang masih mampu berjalan amat dalam atas sikap ceroboh oleh warga desa tersebut. karena Apriana dibesarkan da- akan dibalas. "Alamatkan saja pati tersebut menghentikan ceri- jauh lebih memilih untuk me- manusia yang tidak mau mende- lam lingkungan keluarga pendi- ke Jalan Pesagi No.7 Amlapura," tanya sesaat. dik. Sang ayah, Ida Bagus Made katanya. Parwata adalah Kepala Kantor (Gudipda) duduk desa terhadap pohon ter- ceritanya. ninggalkan desa ini," burung ngarkan kata-katanya tentang "Lalu apa yang dilakukan pen- Merpati itu mengakhiri obat untuk menyembuhkan wa- bah tersebut. Rupa-rupanya ma- Diceritakan Oleh Ida Ayu Mai SMAN Gianyar Nama Ni Luh Putu Suari Dewi, lahir 22 Januari 1990, pu- tri I Ketut Suardana dengan AA Ary Juliati, tinggal di Jalan Su- tomo V No. 6 A Br. Gerenceng Denpasar. 店 Nama I Gede Joni Wirasuciar- Made Winarsa dengan Ni lahir 2 Januari 1991, putri K. tha, lahir 22 Januari 1987, putra Nama Maria Jessica Kusuma, Nyoman Suci, tinggal di Dusun Sanny dengan Seniwaty K, ting- Dangin Yeh, Desa Sangsit, Sa- gal di Jalan Danau Beratan XII wan, Buleleng. No. 4, Sanur, Denpasar. Nama Ni Luh Putu Widarini, Nama AA Bayu Mahakusuma lahir 2 Januari 1991, putri I Putra, lahir 22 Januari 1989, Made Gibur dengan Ni Wayan Denpasar. tinggal di Jalan Yudistira No. 41 Sutrisni, tinggal di Jalan Trijata II No. 24 Denpasar. Nama I Gusti Agung Ngurah Mahendra Dipta Yana, lahir 3 Nama I Putu Ari Karta Wirya, Januari 1991, putra I Gusti Agung Putu Yuwana dengan I lande Perdata dengan Ni Kadek Gusti Agung Arminiati, tinggal di Jalan Tukad Melangit V/2 Kartini, tinggal di Jalan Untung Surapati No. 11 Praya, Lombok - NTB. Denpasar. Gede RUBRIK "Buah Hati" ini terbuka untuk umum. Kirimkan foto putra-putri Anda ke redaksi Bali | Post, sertakan keterangan secukupnya seperti na- "Buah Hati"| ma lengkap, tanggal lahir, nama orangtua, dan ala- mat. jangan lupa tempelkan Kupon Buah Hati. Kupon Bali Post L. GELAR GAMBAR Gambar karya Indra tentang upacara di pura yang memakai warna crayon, cukup bagus. Akan menjadi lebih bagus lagi kalau Indra memberi warna juga pada langit dan pada bidang- bidang yang masih kosong. Se- cara keseluruhan Indra tampak- nya sudah menguasai cara menggambar bentuk-bentuk ba- ngunan pura, manusia, pohon, dan hewan. Selamat buat Indra dan kembangkan terus ba- katmu! Nama Kelas Alamat Nama Sekolah Kelas : VIC Alamat :IGAA Putri Adnyaswari : IIa SD 2 Saraswati : Jl. Kecubung Gang Merak No. 42 Dps. : Pande Putu Indrayana. T : SDK II Swastiastu : Jl. Tukad Yeh Ayung 23 Renon Putri menggambar peman- dangan alam dengan aneka warna dari spidol. Gambarnya cukup bagus, tapi terkesan be- lum selesai karena masih ada bi- dang kosong yang belum diberi warna. Putri bisa memberi warna apa saja yang disukai pada bidang tersebut, jangan ta- kut atau ragu. Selamat mencoba Rubrik "Gelar Gambar" ini terbuka untuk anak-anak TK dan SD. Kirimlah gambar karya Adik-adik ke redaksi, ukuran kertas bebas, boleh berwarna atau hitam putih, lengkapi KUPON dengan keterangan nama, umur, sekolah, dan alamat. Jan- I Gelar Gambar I gan lupa tempelkan Kupon Gelar Gambar di balik gambar! Color Rendition Chart 2cm 4cm
