Tipe: Koran
Tanggal: 1994-01-16
Halaman: 07
Konten
Kliwon, 16 Januari 1994 KU isi Gairah PUTU SETIA KEBANGKITAN HINDU MENYONGSONG ABAD KE-21 pada religiositas itu, memang pat dilihat dari tiga aspek, ng saling berkaitan, yakni per- ma pengalaman manusia da- m bentuk pemikiran Kedua, ngalaman agama dalam ben- perbuatan dan ketiga peng- aman agama sebagai lembaga. hasan-bahasan artikel dalam ku ini agaknya lebih memberi kanan pada pengalaman ama sebagai lembaga yang ndak disongsongkan ke abad Pelembagaan Salah satu lembaga yang di- ulkannya dan yang dianggap suai dengan tuntutan zaman ah Forum Cendekiawan ndu, yang sekurangnya dapat embentangkan pemikiran mo- rnitas atas banyak masalah agamaan yang dihadapi umat ndu di Indonesia. Dengan de- kian, proses di mana struktur sial yang tadinya tertutup dan ci, tidak dan akan ditransfor- asikan menjadi suatu bentuk ntrol dan institusi yang ter- ngkau akal modernitas. Agaknya, proses yang dicita- akannya adalah membelah si- p rental stereotipe, tanpa ada ndangan-pandangan yang ter- at mematahkannya. Kesan lah yang bisa ditangkap dari nyak kasus yang dikemuka- nnya di dalam buku ini. Aki- tnya, tidak ada alternatif lain, cuali menerima atau menolak lembagaan proses pemikiran agamaan. (Jiwa Atmaja) ju Tuhan Bagaimana Umat Hindu Mengahayati Tuhan etut Wiana Pustaka Manikgeni, akarta, 1993 36 halaman mtuk memantapkan keyakinan mat tentang kemahakuasaan yang Widhi. Ketika berbicara tentang ha- kat pura atau kahyangan, Viana memperjelas pandangan ta tentang konsepsi filosifis ari esensi pura yang sebenar- ya. Konsep-konsep yang dikem- angkan oleh Mpu Kuturan enjadi jelas kita tangkap, an- ara lain mengenai konsepsi; ad Kahyangan Jagat, Ka- yangan Catur Lokapala, Ka- yangan Rwa Bhineda serta onsep mendirikan Gedong dan ahyangan Tiga, begitu pula hal memendem pedagingan. Jika Mpu Kuturan sebagai enganjur pemujaan terhadap hanifestasi Tuhan sesuai de- gan fungsinya masing-masing, maka hadirnya Dang Hyang Dwijendra pemujaan lebih me- ekankan pada pemujaan Ceesaan Tuhan, terbukti dari Consep bangunan Padmasana. Sementara konsep-konsep yang ain seperti konsep Tri Bhuana Bhur Loka, Bhuah Loka dan Swah Loka), Sad Winayaka (Su- ya, Candra, Bheswara, Kala, Gana dan Kumara), Sad Kertih Atma Kerti, Danu Kerti, Samu- dra Kerti, Wana Kerti dan Yana Kerti) dijelaskan dengan gam- ang berdasarkan presentasi Hari sumber-sumber sastra yang uas dan memadai. "Menghayati Tuhan Melalui Sastra Agama" yang dengan je- as kita paham, bahwa dalam pengertian Hindu sastra dan agama memiliki esensi yang sama. Ramayana dan Mahabha- rata adalah karya sastra tetapi juga karya spiritual, yang umum disebut mengandung ajaran agama, karena sastra dan agama merupakan kesatuan harmoni yang tak terpisahkan. Maka kitab-kitab sastra seperti Arju- nawiwaha, Arjunawijaya, Siwa- ratrikalpa, Bharatayuddha, Su- tasoma dan yang lainnya, bagi Wiana dinyatakan sebagai me- dia penghayatan kepada Tuhan. Kendati dalam konteks para kawi karya sastra seperti kaka- win adalah yantra baginya. Lambang Dalam dimensi Acara Agama, Wiana juga membicarakan ten- tang esensi upacara dan beban- ten yang diakui sebagai jalan penghayatan menuju Hyang Widhi. Banten merupakan vi- sualisasikan dari filsafat agama Hindu. Banten merupakaan lambang Sang Hyang Widhi de- ngan segala manifestasinya. Banten juga lambang manusia baik jasmani maupun rohani, ia juga lambang alam semesta. Dalam konteks yoga, upacara agama tergolong Karma Yoga. Namun dalam pelaksanaannya landasan filosofisnya dilatarbe lakangi oleh Jnana Yoga, Bhakti Yoga dan Raja Yoga. Pada akhir tulisannya Wiana juga mengetengahkan konsepsi pembinaan terhadap kehidupan agama dengan mentradisikan catur dharma, di antaranya bisa kita sebut; Dharma Wacana, Dharma Tula, Dharma Gita dan Dharma Yatra. Ajakan dari Parisada untuk membangun Dharma Pangas- raman (sejenis pesantren) meru- pakan ide yang sangat baik perlu mendapat dukungan dari umat. Bagi Wiana, jika wadah ini biasa terlaksana, lengkaplah pranata penghayatan agama itu, kendati konsepnya telah dari dulu sudah ada. (I Wayan Westa) Minggu Kliwon, 16 Januari 1994 Nyoman Wirata TANAH LOT siapakah petani yang bermukim di sini dan padi tumbuh dari perut krang ombak yang mati suara ditikam sepi memindahkan geloranya: "kuberikan padamu gairah pribuni" maka kata kehilangan makna dan kerja mengubah diri jadi bertapa aku melihat keteguhan pada krang kerendahan hati pada ombak yang merecah diri jadi riak seperti menguraikan dendam jadi bagian bagian yang perlu diragukan sebagai dendam aku membaca perut krang di dasar laut meluncur air muncrat ke permukaan, aku bertanya sesungguhnya darimanakah asal kita aku bertanya kepadamu ular blang itu masihkan hidup menjaga warna kehidupan mengikat rohani jasmani aku melihat langitmu kasih aku melihat tanahmu kasih aku menari dalam genangan airmata madu dan anginmu mengiang deru kurusetra o tarian angin yang sakral ubahlah aku jadi capung yang meluncur sampanku kian memberat dan lambungnya telah tertikam tiba tiba kau bertanya: siapa yang menyeberangkan kita pada sujud itu dan kembali pulang pada belukar itu kita perlukan sebuah jembatan atau semestinya meluncur bagai capung bagai kupu kupu, bagai binatang air dan terlentang pada ombak lalu berdiri pada batas tak jelas antara air, langit dan tanah. Tan Lioe le SIM SIM SALA BIM Gemerincing mata uang asing Menelan suara genta para pendeta Pesonanya melebihi tarian bidadari Penggoda para pertapa Kilaunya membutakan mata hati Hati yang gelap merapal mantra: "Sim sim sala bim!" Maka cangkul menjelma stick golf Laut kehilangan pantai Tempat pemujaan kehilangan dewa; Kepada Siapa sesaji kini dipersembahkan? "Ada," jawab sesuara "Tapi berikan persembahan lain Mereka tak suka sesaji dewa." "Sim sim sala bim!" Semua bisa diatur "Sim sim sala bim!" Semua bisa berubah. Udara berduri Dan tercemar pembusukan nurani Awan tebal Hi Mempertegas kemurungan wajah langit nagnoyded unts Gang medial Di sela rerumputan ●Putu Fajar Arcana TANAH LOT PUN MENJELANG SORE Ke dalam gua karang air mata leluhur mengalir Karena tuahnya, ia bermuara ke sebalik meru Aku yang kini berdiri dalam ruang sejarah berpikir: Siapa menggarami lautan hingga tanah kami ditumbuhi pohon baja? Kata-kata hanya membentur dinding gua memantulkan nyanyian aneh Dan tarian yang kau mainkan kehilangan roh dalam gemerlap lampu-lampu kristal. Sore pun membelit karang suci Tanah Lotku Luka daun waru melayang terbawa angin Dewa, jika air mata yang merembes dari dalam gua membawa racun dari rumputan yang tumbuh sepanjang kawasan Jika akhirnya sampai karang pun terkikis gelombang Di mana lagi mesti kami wujudkan cinta ini Dimana lagi letak khusus sembah ini. Sore pun menjelang di Tanah Lot Luka matahari terseret ke dasar laut Dewa, dari tempat kita berdiri jutaan suara terdengar: "Turunkanlah malaikat buat mengaduk laut Dan biarkan kami bersimbah darah jika gemuruh itu memanggil!" Ke dalam beku cuaca air mata kami jadi gerimis Karena isaknya telah merobek langit pura-puraku GM Sukawidana TEMBANG BERSAMA Tantri tanah lot (1) seperti yang diajarkan tantri kepadaku disini selalu kulantunkan tembang tembang wargasari bersama angin laut kuhembuskan perlahan nafas nafas hening duhai! tetabuh ombak menyeruak batu karang sekawanan peri dengan menyunting purnama turun dari langit menari sambil menaburkan kembang di pelataran pura "hening semadiku pucuk meru" GM Sukawidana MELUKIS SENJA MIMPI KANAK KANAK tanah lot (2) diisini kuingat tantri ada suara gender dari kejauhan terasa aneh! iramanya tak dapat kuurai buat mengiringi tarian senjakala persembahan bagi para dewa siapa yang menabuh? orang orang terlena dalam mimpi panjang bulan madu dengan cawan cawan perak minum arak yang disuling dari air mata moyang lupa akan kehilangan lihat! sihir apa yang merasuki daerah pesisir? dengan beliung tangkai rotan orang orang bersorak menggali delapan belas liang di cekung mata lalu ditanam bola api di dalamnya Bali Post ●K Landras Syaelendra DI PURA TANAH LOT bersama: Aix Kami masuki daerah asing ini di antara tiang-tiang beton dan lalu lalang tubuh-tubuh telanjang. Kenanganlah yang selalu mempertemukan kami Dulu suka sekali kami bermain pasir di sini; menggambar dewa-dewa yang menjaga tanah kami di bawah kilatan cahaya senja di antara siraman kembang dan tirta pendeta di mana dewa-dewa menari mencium jiwa kami Tangan cintalah yang membimbing kami kemarin Duduk di atas batu karang membaca-baca keagungan sejarah tanah Bali di bawah matahari asing dan panas tubuh-tubuh telanjang yang berbau anggur dan alkohol "Tak ada lagi tarian dewa di puncak Meru ini.. Mari pulang," katanya ketika senja mulai turun Lalu kami pun pulang dengan rasa kecewa sambil berharap menemukan jejak para dewa Sementara di kejauhan kami dengar orang-orang bersorak menyaksikan matahari senja sambil menari telanjang. ●K Landras Syaelendra NYANYIAN CINTA Digaru bajak-bajak lapar tanahku retak: Kuta merana Besakih menggigil Tanah Lot menjerit! Tak ada lagi kidung Dewa dilidah genta pendeta yang denyarnya sampai ke gunung lembah dan nun di palung jiwa meremas-remas akar gairahku menggapai langit: Memeluk rembulan seperti senantiasa kulukis di pasir hariku Inilah nyanyianku Kidung puisi yang hilang terbakar kobaran api nafsu purba manusia di dunia yang berjalan tanpa peta Pikir mengalir tanpa rasa kata melaju tanpa tujuan yang mengekalkan bisuku Termangu dalam badai hujan air mata dari perasan cintaku pada tanah. Catatan Budaya Minggu Ini : BONAR TAKUT BERBUAT SALAH KETIKA seseorang bertanya pada Bonar, ten- tang apa yang paling menakutkannya. Dengan di- ngin Bonar menjawab: "Berbuat salah! Barangkali orang akan bertanya mengapa? Tapi bagi orang Hindu yang sangat percaya dengan Karmapala tentu akan sangat paham dengan jawaban Bonar. Benar ia hanya berpikir tentang Karmapala. Sekali berbuat kesalahan untuk orang lain, tentu ia akan segera mendapat imbalannya, lebih-lebih pada ma- syarakatnya. Barangkali itu pula sebabnya Bonar sangat bertindak hati-hati, termasuk sangat hati-hati dalam menilai orang lain. Juga ketika muncul sikap kontra terhadap pembangunan Bakrie Nirwana Re- sort (BNR) di kawasan Tanah Lot. Kenapa mereka (aku menahan sakit luka sayat sembilu, tantri) protes? akan berhasilkah suara mereka menghenti- lukisan kanak-kanakku udite neyneb di pasir pasir Cengkerik-cengkerik raksasa menabuh genderang Menantang cengkerik-cengkerik kecil untuk pertarungan tak imbang. Kalau dengan sim sim sala bim Semua bisa berubah Beri kami udara segar Yang melapangkan dada Beri kami ruang Untuk berseru merdeka. Sim sim sala bim Sim sim sala bim Sim simalakama Sim simalakama. ●Sarasehan "Karya-karya Iwan Simatupang" Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Januari 1994 Waktu Tempat Pembicara Pemandu : Pkl. 19.30 Wita Sanggar Posti Denpasar Jl. P. Serangan 11 B Denpasar : 1. Drs. Jiwa Atmaja, SU 2. Dr. Ibrahim Couteau 3. Charmiyaka 4. Dwikora Putra Drs. Putu Fajar Arcana Final Lomba Baca Cerpen dan Pementasan Drama "Petang di Taman" Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Januari 1994 Tempat Gedung PWI Denpasar Jl. Gatot Subroto (Lumintang) Apresiasi Purnama Sukawati Hari/Tanggal Kamis, 27 Januari 94 Waktu : Pkl. 16.00 Wita Tempat Koordinator : SMA Negeri Ladang Jungut Sukawati : Drs. Nyoman Manda dkk. SMA Negeri hilang begitu rupa ketika matahari bergulir "mengapa orang-orang tak merasa berdosa mengusik keheningan para dewa?" tantri kuingat kau disini bara bola api tak memberiku hening semadi Agenda Kantong Apresiasi '93: OLomba Baca Cerpen dan Baca Puisi Hari/Tanggal : Senin, 24 Januari 1994 sampai Jumat, 28 Januari 1994. Waktu Tempat Garuda Indonesia Acara: Pkl. 17.00 Wita sampai selesai Sanggar Posti Denpasar Jl. P. Serangan 11 B Denpasar 1. Final Baca Cerpen Pkl. 17.00 s.d. 20.00 Wita 2. Pementasan drama sebabak "Petang di Taman" Karya Iwan Simatupang Sutradara: Abu Bakar Pkl. 20.00 Wita 3. Pengumuman Pemenang Lomba Baca Cerpen dan penyerahan hadiah. Ikutilah Sepeda Santai Garuda Indonesia '94 Hari/Tanggal: Minggu, 23 Januari 1994 Start/Finish: Depan Kantor Gubernur, Renon - Denpasar Start: Pukul 06.00 Wita Pendaftaran : HADIAH UTAMA 1. 2 Buah Sepeda Motor Honda Astrea Grand 2. 1 Buah Televisi berwarna 20" Gold Star (Multi System) 3. 1 Buah Televisi berwarna 14" Gold Star (Multi System) 4. 2 Buah Mini Compo 5. 3 Buah Sepeda Federal 6. 2 Buah Tiket GA Denpasar - Medan PP + Hotel : 2 malam 7. 2 Buah Tiket GA Denpasar - Jakarta PP + Hotel: 2 malam 8. 2 Buah Tiket GA Denpasar - Jogjakarta PP + Hotel 2: malam 9. 2 Buah Tiket MZ Denpasar - Surabaya PP + Hotel : 2 malam 10. 2 Buah Tiket MZ Denpasar - Ampenan PP + Hotel: 2 malam 11. 2 Buah Voucher menginap di Hotel Kartika Plaza selama 3 malam masing-masing 2 orang 12. Menginap di Sanur Beach Hotel 2 malam untuk 2 orang HADIAH HIBURAN 13. 10 Jam Dinding Tabanas Lippo dan banyak lagi hadiah menarik lainnya. Mulai tanggal 5 Januari s.d. tanggal 22 Januari 1994 jam 18.00 wita Di seluruh Kantor Penjualan Garuda Indonesia Denpasar Kantor Garuda Indonesia, Jl. Melati No.61 Tuban Koperasi Garuda Indonesia, Jalan Sugianyar No.5B :Air Port di Gedung International Nusa Dua Galeria Nusa Dua Biaya Pendaftaran Rp 7.500,- termasuk T-Shirt, Snack dan Asuransi Daftarkan segera diri Anda !!! C.126 kan proyek yang sudah berjalan itu? Bonar paham apa pun hasilnya mereka telah ber- usaha, karena sangat salah bila mereka mendiam- kan sesuatu yang dianggap salah. "Melihat orang berbuat salah juga suatu kesalahan, lebih-lebih mendiamkannya atau memberi kesempatan orang berbuat salah," ia jadi ingat kata-kata bijak itu. Bonar WAVIN PIPA PVC yang kuat diuji secara berat I Putu Sudjana SKETSA ANGIN COKLAT TUA 1. (Ditulis di atas lontar, kapas dipilin dinyalakan setumpuk sajen dan mantera diucap seírama gaung genta) fajar pun menyingsing. embun membasuh ilalang menyebabkan anak-anak pungguk melompoat-lompat riang sambil memanggil sandyakala dan mengharap bulan muncul dari balik bukit lalu menggelinding menyusuri sungai kering. angin coklat tua menawarkan sedap malam kelelawar berbaris di pohon-pohon bercerita tentang karang-karang bukit menggigil karena bintang-bintang tak lagi bernapsu memberi pijar cahya aku terlempar jatuh di masa lalu nan hijau memanjat bukit Andakasa di puncaknya sebuah Pura diterpa sunyi yang ganas merontokkan tembok-temboknya tiba-tiba seorang peladang menegurku "kembalilah pada suatu saat !" tahu ia tak bisa bertindak seperti orang-orang itu. Tapi untunglah ia merasa sedikit paham, ini mem- buatnya gelisah sendiri, bertempur sendiri, ber- usaha mencari jawabannya sendiri. la tahu Pura Ta- nah Lot, dan ia juga paham daya tarik yang menyer- tainya. Sebagai pura, bagi Bonar, 'Tanah Lot' bukan sekadar tempat yang indah, yang memberikan rasa senang pada penikmatnya, tapi juga sebuah tempat yang bernilai sakral bagi umatnya, di samping berni- lai sejarah. Bagi Bonar sesuatu yang bernilai sakral akan se- nantiasa bertentangan dengan nilai ekonomi. Ka- rena justru dari pengorbanan yang tulus iklaslah da- pat menimbulkan sesuatu yang sakral. Jadi bila se- karang pembangunan BNR dianggap akan mengkomersilkan kesakralan Pura Tanah Lot, rasa- nya wajar bila umat Hindu tidak setuju. Lantas bagai- mana orang-orang yang setuju dan begitu antusias dengan pembangunan hotel tersebut? Bonar jadi si- buk dengan pertanyaannya. "Kepentingan devisa bagi Indonesia, Bali atau diri sendiri? mungkin inilah yang membuat aparat mendukung rencana ini, ia belajar mereka-reka. Tapi tanpa mengkomersilkan Pura Tanah Lot, apakah orang itu, Bali atau Indone- sia kekurangan devisa?. Kepuasan akan uang ter- lalu relatif bagi seseorang, uang dan kekayaan akan senantiasa terasa kurang bagi yang miskin hati dan iman. Kalau demikian, apakah rakyat Bali yang ko- non taat beragama Hindu telah menjadi miskin hati?, Bonar jadi takut sendiri, ia takut kalau hal ini benar adanya. la takut umat Hindu tidak lagi percaya hu- kum Karmapala, sehingga tidak takut berbuat salah, sebagai orang yang lahir, dan hidup di Bali, Bonar benar-benar takut bila orang Bali takut untuk tidak hidup dalam kemewahan, takut kehilangan keper- cayaan, takut tidak dihargai dan takut kehilangan teman. Kalau benar demikian Bonar jadi ngeri mem- bayangkannya. Bonar jadi ingat Pura Besakih, ingat Pura Batur, Pura Batukaru, dan Pura Uluwatu. As- taga, ia ingin membuang jauh-jauh kecurigaannya. la, Bonar, benar-benar bercuriga. la takut berbuat salah. Mas Ruscitadewi ABSURDNYA REALITAS Teman-teman dari FORUM SOLIDARITAS SE- NIMAN baca sajak dan memainkan sepotong drama di DPRD Bali. Mereka memprotes ritus sakral yang diperdagangkan untuk paket wisata, mereka protes Soal mutu? Bisa II. o, bulan Juli ini sangat dingin para penganten berselimut hingga siang hari seperti membakar daun pisang nikmatnya bau dosa menembus puri pertapa... seekoi kupu-kupu dari masa lalu melepas lelah setelah melintasi seribu pulau seribu kenangan seribu harapan seribu ibu anak-anak pegunungan yang tersisih dari sejarah Halaman 7 terbayang aku ketika membuka jalan desa Ungasan sampai Cenggiling gemerincing suara parang dan cangkul jeritan derita ah, luka terendam air garam mengharap nikmat segera cinta pada batu karang berdarah telapak tangan. tanggal-tanggal ditanggalkan masa ke masa dan kini menggali sumur pribadi bagi cermin sebuah prilaku ibarat senja membalik fajar masih berartikah keramahan seorang pengemis pada jamuan makan para raja? bukan auman harimau tapi angin coklat tua mendobrak jendela rumah para peladang geledek mengejutkan kebisuan bukit aku bukan bersedekah sebab sajak mesti lahir dari kata-kata dan (karena sebuah nama arti sebuah kelahiran) biarlah anak-anak peladang bermain di atas bukit orang tua mereka bercengkerama dengan matahari sekali waktu mereka rayakan kemenangan saat panen buah jeruk atau ketela pohon. mampirlah pada abad mendatang mungkin "Jayaprana - Layonsari" tinggal cerita tanpa renungan. penginjak-injakan hak asasi manusia. Dan anggota dewan termangu-mangu. Mau minta kapling pada sepasal Perda tentang kebudayaankah? Walau puisi sangat riil buat "orang-orang gila" pe- cinta sastra, walau puisi menjadi impian para pem- buru ruh Dewi Kesenian; dia adalah sesuatu yang absurd buat manusia sehari-hari, yang hidup untuk memperjuangkan karier dan jabatan. Puisi hanya menjadi realitas kalau mereka menangkap pesan- pesan kritis di dalamnya. Mereka menangkap Ren- dra karena sajak-sajaknya, mereka mencekal Rian- tiarno, mencekal Iwan Fals, dan mencekal syair- syair kritis yang menuding dan menuduh, Jadi, janganlah heran, kalau anggota dewan di DPRD Bali hanya tersenyum-senyum, saat sajak Rendra dibacakan, saat sajak Tan Lioe le dibaca- kan, saat monolog Putu Wijaya dicupilikkan. Me- reka bisa bilang "dekat dengan kesenian", tapi hati mereka di awang-awang, nun jauh di langit-langit gedung DPRD yang megah dan anggun. Dalam "Sajak Pulau Bali" Rendra yang dibaca itu terdengar kritik yang tajam pada pembangunan pari- wisata di Balai. "Dan Bali,/dengan segenap kese- nian,/kebudayaan, dan alamnya,/harus diringkas- kan,/untuk dibungkus dalam kertas kado,/dan disu- guhkan pada pelancong./.../Maka di Bali/hotel-hotel pribumi bangkrut/digencet oleh "packaged tour"./Kebudayaan rakyat ternoda/digencet standar dagang internasional./... Kini kita hampir tidak bisa paham, apa hubungan antara pernyataan-pernyataan pemerintah yang "puitik" dengan realitas masyarakat di sisi lain. Be- gitu banyak keputusan diambil tanpa persetujuan ra- kyat, begitu banyak keputusan yang melanggar per- auran yang dibuat oleh pemerintah sendiri, begitu banyak penyelewengan yang berjalan seperti kela- ziman kehidupan saja. Masyarakat tentu belum lupa pada polemik sekitar pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana yang direncanakan diam-diam, lalu pada Bali Nirwana Resort yang juga dirancang da- lam ruang sepi tanpa bocoran ke telinga rakyat. Pemerintah seperti menganggap, suara rakyat itu absurd, suara mereka benar-benar anekaragam dan tidak mungkin didengar dan karena mereka ti- dak punya "power", suara mereka akan lenyap da- Anda buktikan sendiri! Kelengkapan FITTING yang menjamin sambungan dengan hasil terbaik. Dipergunakan Lebih dari 30 Negara didunia. Meski kwalitas dan penampilan meyakinkan, harga tidak semahal yang anda duga. Kini anda dapat memperolehnya ditoko-toko bahan bangunan terkemuka, atau informasi ke : Kantor Pemasaran Wavin Bali Yuliarsa PINTU TERBUKA Pada suatu hari waktu kembali dari pergi pintu rumah ku temui terbuka. Siapa kiranya tanpa setahuku membuka kekosongan yang tak terjaga sedangkan kunci ku simpan baik dalam rahasia hati. Hingga sekarang aku berdiri di depan rongga menganga di baliknya kamar yang dulu ku jadikan tempat aman berlindung nyaman terselubung dari incaran hidup dibatasi kelilingan tembok dibantu turunnya malam, maka berakhirlah satu hari lagi saat aku harus mengakui tak mampu lagi aku terus pergi begini. Pintu rumah yang telah terbuka tak lagi menyimpan kesendirian dan misteri. Sekarang, aku harus menyusuri kembali langkah kepergianku supaya tiba lagi di rumah agar terbukti kalau pintu itu ku tinggalkan dalam keterbukaan. lam ruang dan waktu. Karena, seperti tulis Rendra, "Hidup dikuasai kehendak manusia, ..." dan "manu- sia dari manusia" itu untuk sementara ini memang mereka yang duduk di singasana kekuasaan. Me- reka adalah orang yang jadi Gubernur, jadi Bupati, Camat, Kepala Desa, konglomerat dan pemilik mo- dal kaya raya. Argumen mereka adalah pemba- ngunan, kemajuan dan kesejahteraan serta kepen- tingan bersama. "Kalau semua milik dan saran yang kau anggap sakral sudah ternoda, kau hanya bisa menyembu- nyikan kemurnian dalam nuranimu," kata seorang sahabat. Biarlah dia bersemayam di siu sampai ji- wamu bersatu dengan Yang Mahatunggal, sampai "Atma" bersatu dengan "Parama Atma". "Tapi, hanya Sanyasin yang sanggup melakukan ini," sahutku, sekenanya. "Mulai sekarang harus di- tambah, bukan cuma Sanyasin, tapi juga masyara- kat yang tertekan." Anom Eksa Wijaya PAKET KHUSUS DAIHATSU Feroza Trend '94 AWAL TAHUN '94 Zebra Van '94 Klingklang Bebas Dempul Uang Muka 2,5 Juta Uang Muka 3,5 Juta MINI BUS Harga Mulai 15 jt Juga tersedia 2 Juta off the Road BONUS Radio Tape Kaca Film Safty Belt Pick Up Classy Winner Delta Uang Muka Taft GT Uang Muka Uang Muka Uang Muka Uang Muka 6 Juta 5 Juta 4,5 Juta 3,5 Juta MOBIL ASTRA E DAIHATRU Hubungi: P.T. Astra International Daihatsu Sales Operation Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai 17, Sanur Denpasar Telp. 288345, 288323. C. 128 Dapatkan Harga Khusus selama 14-15-16 JANUARI 1994 09:00 19:00 WITA ACER OPEN HOUSE Acer HANYA RP. 2.350.000 + Bonus ACERMate 386 SX/33 2 MB Standard RAM 1.44 & 1.2 MB Floppy Disk Drives 120 MB Hard Disk Drive 512 KB VGA Controller Acer View 11D Monitor Mouse & KeyBoard Authorized Dealer UD. TRATAS INTI BANGUNAN. P.T. HARRISMA AGUNG JAYA Jl. Suwung Batan Kendal no. 33 Denpasar Bali Telpon. 261010 QAT EADS wavin Dumana air mengalin sampai jauh 973-1993 (99 Cabang Denpasar PERTOKOAN KERTHA WIJAYA A-6 JL. DIPONEGORO NO. 98 TEL/FAX: 0361-233115 KANTOR PUSAT: HARMONI PLAZA BUILDING B/8 Jl. Suryopranoto 2, Jakarta 10130 C. 103 Color Rendition Chart 2cm 4cm
