Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-04-15
Halaman: 08

Konten


4cm HALAMAN 8 Sesepuh Legong, I Gusti Gede Raka Belum Ada yang bisa Mencipta Tari Bali, hanya Mengubah, Mengurangi Sedikit-sedikit Legong salah satu trade mark Bali, sejak dulu dikhawatirkan akan mengalami berbagai pergeseran. Itu antara lain yang mendasari gagasan untun memfestivalkan legong. Tahun ini, suatu peristiwa pent- ing menyangkut legong akan berlang- sung 20 sampai dengan 23 April 1995 dalam kemasan acara bernama Festifal Legong Kraton. Acara berlangsung ti tiga tempat: STSI Den- pasar, Taman Ayun dan Museum Agung Rai, Peliatan. Menyongsong festival ini, Kultur menurunkan hasil perbincangan Cok Sawitri dengan- sesepuh legongdari Desa Saba, Gianyar, I Gusti Gede Raka. Desa Saba terkenal dengan legongnya. Sejak kapan masuk ke desa ini? Seingat saya, Legong ada di Saba sekitar tahun 1911. Dimulai dari kakek saya (I Gusti Gede Oka), yang aktif antara tahun 1911 sampai 1917. Setelah itu dilanjut- kan oleh ayah dan paman saya (I Gusti Lanang Gede dan I Gusti Bagus Jelantik), sekitar tahun 1923 sampai tahun 1935. Sejak tahun 1935 sampai sekarang baru saya yang memimpin. Tetapi se- betulnya dari tahun 1925 saya sudah mulai ikut dalam kegiatan sekeha ini (Sekeha Saba Sari). Mulanya hanya ikut menabuh. Saya pernah juga belajar ke Kuta, ke tempatnya Bapa Lotring. Dan Bapa Lotring juga ke sini (ke Desa Saba) untuk belajar menari. Siapa yang membawa? Anak Agung Perit dari Suka- wati. Dan saya juga pernah bela- Om Swastyastu, Atur Piuning Manut ring Dudonan aed pemargi pangepahayu pemelaspas pel- inggih, Ida Betari Sakti Batur, meru tumpang solas sane kewangun duk awarsa sane wawu lintang, melarapan antuk susrusa bakti, ka- lih swadharma agama, manut ring paice subhadiwasa ulih wiku dwi- jati menggaleng karya sane katur ulih kerama Desa Adat Batur, pac- ang ayat ngaturang Karya Pemelaspas Agung Pura Ulun Danu Ba- tur. Melarapan antuk manah ening tanpeteleteh, titiang nunas ring para atiti (Umat Hindu) sami, mogi arsa ledang rauh pedek tangkil nyaksiang kalih muspayang yadnya sane ayat katur punika Taler nenten lali titiang nguningayang maduluran antuk rerepi sane katur, sane kasurat papalihan acara muang aed rahina subhadiwasa karya pemelaspas sane ayat katur. Inggih minakadi asapunika atur piuning titiang ring para atiti (Umat Hindu) sami, sida mangguh rahayu kalih sidaning don dirgayusa. Maka pamuput atur, titiang ngaturang parama suksmaning idep. Pada eling ngastiti dharma. Om Shanti, Shanti, Shanti Om. Bali Post/ist lengkapan menari dihaturkan ter- lebih dulu ke pura. Dan sebelum mulai latihan harus sembahyang. Sejak kapan legong mengal- ami perubahan? Catatan... SABA, saat jarum jam menunjukan pukul 13.30 wita. I Gusti Gede Raka, sesepuh legong dari Puri Taman, Saba, Gianyar, tengah duduk bertelanjang dada menghadapi meja kecil berka- ki pendek. la asyik membenahi ampok-ampok (penutup ping- gang, busana tari terbuat dari kulit), sambil mengunyah sirih. Fisik lelaki kelahiran 20 April 1916 itu masih segar, ingatan- nya pun kuat. Ketika diajak berbincang ia menggunakan ba- hasa Bali halus, serta penuh keramahan ala puri membuat suasana jadi tenang dan waktu berjalan lamban. "Saya SD tidak tamat, saya buta huruf. Masih harus belajar dari zaman ini," ucap lelaki dengan 10 anak ini. Raut wajah- nya sungguh-sungguh. Pada tahun 1925 dia telah mulai menyelami kehidupan seni. Kemudian malang melintang mem- perkenalkan legong ke seluruh Bali, antara lain Munggu, Meng- wi, Bengkel (Badung), Tamblang (Buleleng), Selat (Karangas- em), juga Abianbase (Gianyar). Perjalanannya semakin pan- jang dengan pengalamannya ke luar negeri. Pada tahun 1976 dan 1991 melakukan pentas di Jerman, Italia (1981), London (1985), Prancis (1987 dan 1995). "Ah, wenten pang selikur tiang ke luar negeri (Ah, ada dua puluh satu kali (seringkali?) saya ke luar negeri)," katanya dengan nada datar saja. Tetapi sorot matanya berubah tajam ketika berkata, "Tiang ngigel nenten nagih upah (saya menari tanpa berharap upah)." Lalu mengalir ceritanya. Bersama kelompoknya dulu ia harus berjalan kaki memenuhi undangan yang datang dari berbagai pelosok Bali. Gamelan pun saat itu harus diusung di pundak. Pada tahun 1920-an dengan penuh rasa pengabdi- an, sekehanya yang bernama sekeha Saba Sari ngayah ke Batur. Itu pun berjalan kaki. "Sampai tahun 50-an, sekeha saya masih berjalan kaki." la mendapat penghargaan Wijaya Kusuma dan Dharma Kusuma untuk keterlibatannya di kesenian. Sempat menjadi guru luar biasa di SMKI dan STSI. ditiup angin. Lahir kemudian aes semara, selisir. Lalu Ki Semara membuat alat tabuh; mula-mula dari kayu, dan bahan-bahan seadanya, lahirlah teta- buhan. Diberi nama semar pagulin- gan. Semar dari nama Ki Semara, pagulingan artinya tidur. Ini yang kemudian dipakai mengiringi Nandir. Nandir ini terlebih dahulu ada daripada legong. Nandir ditari- kan oleh dua laki-laki. Dan legong artinya suara yang besar, tidak akan habis getaran dan kharismanya oleh zaman. Berasal dari kata ling (suara) geng (besar). Jadi semula legong ditarikan hanya oleh dua orang? ga). Padahal, menari itu perlu nafas. Harus pandai mengatur nafas. Dulu, penari legong dari pk. 19.00 sampai pk. 23.00, tidak lelah. Coba sekarang, baru 15 menit sudah men- gatakan lelah. Dulu, orang kalau mau menari, sejak pagi sudah mempersiapkan diri, menghaturkan sajen, kosentra- si; hanya berpikir akan menari. Ka- lau sekarang kan tidak. Di samping itu, mereka juga tidak menguasai dasa bayu, menghidupkan seluruh aliran darah itu. Sehingga kekuataan badan terjaga. Ini yang penting ka- lau ingin bisa memahami taksu dalam tarian. Bali Post KULT SABTU WAGE, 15 APRIL 1995 Legong Dalam F DI tengah-tengah maraknya pertumbuhan seni kakebyaran di Bali dewasa ini, seni Palegongan (Le- gong Kraton) terasa semakin terdesak. Genre seni tari klasik yang konon pada suatu ketika, pada masa yang lampau, merupakan salah satu tontonan kege- maran para raja di daerah ini, sejak permulaan tahun 1970-an (jika tidak sebelumnya), kini mulai mema- suki surut. Berpulangnya "empu-empu" Palegon- gan, dan "istirahatnya" beberapa sekeha pengem- ban setia legong, membuat semakin parahnya ke- hidupan seni Palegongan. Namun, untuk mengata- kan bahwa legong akan segera lenyap tampaknya masih terlalu pagi. Masih ada harapan untuk mem- pertahankan warisan senbi adiluhung dari abad XIX ini melalui event-event seperti festival, lokakarya, atau sarasehan legong. Salah satu event penting yang segera akan dige- lar adalah Festival Tari Legong pada April ini, dua bulan sebelum Pesta Kesenian Bali XVII. Ini be- rarti, akan terjadi suatu peristiwa yang amat pent- ing bagi perjalanan seni Palegongan. Selama em- pat malam, dari tanggal 20 - 23 April 1995, akan diadakan pesta Tari Legong yang diprakarsai oleh Yayasan Walter Spies. Dalam festival ini akan dita- mpilkan tari legong dari berbagai gaya yang masih ada di Bali, dan tari-tarian lain yang sejenis, terma- suk tari-tarian ciptaan baru yang mendapat inspira- si dari legong. Festival Legong ini merupakan kelanjutan dari usaha-usaha penyelematan tari legong yang pernah dilakukan pada masa-masa sebelumnya. Pada tahun 1974/1975 misalnya, Proyek Pengembangan Sara- na Wisata Budaya telah mengadakan Lokakarya Le- gong yang kemudian menghasilkan sebuah buku yang berjudul "Perkembangan Legong Kraton se- bagai Seni Pertunjukan." Tentu saja, Listibiya mela- lui Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), dalam Mre- dangga Utsavanya (festial Gong Kebyar) telah men- gambil prakarsa dan berhasil menyelamatkan be- berapa jenis tari legong dari kepunahannya. Untuk diingat, festival legong ini terjadi hampir setahun setelah Pekan Apresiasi Legong yang dilang- sungkan di Taman Budaya Bandung, 16 - 23 Juli 1994. Ketika itu, dengan tema "Tari Legong Dahu- lu, Kini, dan Masa Depan", pekan tersebut dimak- sudkan untuk melihat keberadaan, kehidupan, serta perkembangan legong pada masa datang. Walaupun tujuan utama diadakannya pekan tersebut untuk men- ingkatkan apresiasi masyarakat Kota Bandung akan ketinggian mutu kesenian ini, dan untuk memperli hatkan bahwa legong memiliki bermacam-macam reportoire, ia juga mengemban misi pelestarian ter- hadap nilai-nilai serta berbagai keunikan seni per- tunjukan klasik Bali. Dalam banyak hal, event ini dapat mempercepat proses menasionalkan tari legong yang telah lama menjadi trade mark-nya Bali. elin nebedst mine inan Obsesi Juga menarik untuk dicatat, bahwa peristiwa ini lahir dari obsesi seorang mantan penari legong, Bu- tarikan). Lalu saya diminta untuk gong juga mengalami perubahan. Jadwal Orang sekarang menyebut le- gong dengan sebutan Legong Kraton. Itu mulainya tahun 30-an. Ini ada ceritanya. Dulu semua yang berupa tarian disebut legong atau gambuh. Hanya begitu pembedaannya. Suatu ketika Bapa Lotring ke Solo, me- paham legong akan tahu itu. Tetapi menurut saya, legong ya asalnya sama, stilnya cuma satu, ya (legong) Sukawati itu. Bagaimana mengenai gerakan legong yang begitu banyak nama- nya? Ini berkat Pak Kaler. Dulu, sudah ada gerakan yang namanya seperti ngulap-ulap, nayog, ngagem, nge- jat. Kemudian menjadi banyak. Ka- lau nyeledet sebetulnya ada tiga macam. Yang dahulu, ada disebut nyeledet Galuh, ukurannya, lirikan mata mencari lubang telinga, kemu- dian bebacean, lirikan mata mencari ujung telinga, seledet baris, lirikan Legong banyak stilnya, seper- Ya, Condong itu baru muncul di ti stil Saba, Peliatan, Badung, dll. tahun 30-an. Itu diciptakan oleh pa- Menurut saya tidak ada bedan- man saya (I Gusti Bagus Jelantik), ya. Karena semuanya itu berakar Kalau Candrakanta, memang dari Sukawati. Sebutlah misalnya, warisan dari para tetua. Candrakan- Dewa Ketut Blacing dari Peliatan, ta menceritakan perputaran Tri Bhu- belajar ke Sukawati, Ida Bagus Boda wana, ketika bulan dan matahari dari Badung, para tetua keluarga I Gusti Gede Raka mengajar salah serang muridnya bertemu, menyebabkan Kala Rau. saya; semuanya belajar ke Sukawati. jar ke Sukawati, ikut ayah saya. Kala itu artinya hari, rau artinya ge- Setelah itu, Ida Bagus Boda, men- Waktu itu, kalau mau ke Sukawati lap, jadi hari yang gelap. Dalam tar- gubah sedikit, Dewa Ketut Blacing masih jalan kaki, tetapi tidak jauh, ian ini disimbolkan dengan perte- juga mengubah sedikit-sedikit. Lalu hanya 3 sampai 4 kilometer. Bi- muan Dewi Ratih dan Bhatara (hasil perubahan) itu yang disebar- asanya kami berangkat dari Saba Surya. Ini sebetulnya dipetik dari kan. Di Saba legong tidak berubah sekitar jam 11.00 siang dan baru Sekitar tahun 50-an sudah mu- Sunari Gama. Tahun 1911 tarian itu dari apa yang didapatkan dari Suka- kembali jam 23.00. Ini dilakukan lai berubah, mulai ada tari yang sudah ada, hanya saja tahun 1925- wati. setiap hari. Di Sukawati saya be- disebut tari modern. Mulai ada 1930 tidak pernah lagi diambil (di- Di ASTI (STSI) atau Kokar, le- lajar tari jauk bersamaan dengan yang merasa sanggup mencipta- Anak Agung Gede Kantor. Bi- kan tari Bali. Menurut saya, saat mengingat-ingat. Tentu saya ingat. Saya kira banyak berubah. Yang asanya sehabis latihan menari, ini tidak ada yang bisa mencipta- Ingat pailehnya, ingat ceritanya; saya ikut-ikutan menabuh, jadi kan tari Bali. Tari Bali itu sudah apalagi dulu saya sering menonton- juru kempul (pemukul kempul). ada sejak dahulu. Yang ada nya. Sekarang semuanya jadi ingat Saat itu saya memang belum bisa sekarang hanya mengubah sedi- pada tari Legong Candrakanta itu. menabuh, nabuh gender saja be- kit-sedikit, mengurangi sedikit- Yang penting, tari itu tidak bisa di- lum bisa. Mekendang juga belum sedikit. Ya, sebetulnya belum ada ubah. Kalau masih setia pada pale bisa, ya setiap belajar di Sukawati, yang bisa mencipta; belum ada gongan, tari tidak akan berubah. tari yang dipelajari silih berganti; yang sanggup. Yang ada hanya 1 jam untuk latihan jauk, setelah meniru bayangan saja. itu baru latihan legong. Dari ceri- Soal pencipta tari ini saya punya ta para tetua saya, di tahun 1911 cerita, tapi saya pun tak melihat ke- yang ikut latihan menari legong jadiannya langsung. Cerita ini saya dari Saba ini adalah I Gusti Ayu dapatkan dari para tetua. Konon, ada Mel dan I Gusti Ayu Tamped. Ke- yang bernama Ki Semara. Dalam mudian di tahun 19171 Gusti Nyo- suatu kesempatan di sebuah pura, man Gesit dan I Gusti Ayu Suci. entah pura mana, mungkin Besak- nari di keraton. Tari yang dibawa- Bisa cerita tentang masa be- ih, ditarikan rejang oleh para istri. kan semuanya disebut tari keraton. lajar menari itu? Dari sini dikenal sebutan para sutri, Saat Lotring dan sekehanya menari, mata ke atas. Sedangkan ekspresi, Belajar menari dulu diinjak-in- dan tari rejang itu yang kemudian ada yang bertanya, tarian apa nama- kenyem, sebetulnya harus dari jak, bahkan pernah saat latihan dikenal sebagai rejang renteng. Se- nya. Lotring jadi bingung. Biar ada perasaan. Caranya, geraham harus menabuh, ayah saya sendiri pel- suatu telah memasuki penari-penari namanya, spontan dia menyebut, dalam posisi agak terbuka, pasti mau atihnya, saya terluka. Lihat ini rejang ini, sehingga mereka menari Legong Kraton. Di Bali mana ada kenyem, jangan tertawa; hanya (memperlihatkan bekas luka di seperti tak sadar, dari situ dikenal keraton? Lotring kan cuma meng- kenyem. Kalau sudah dari perasaan, kepalanya). Ini ada bekasnya. apa yang disebut Sang Hyang; me- ganti nama tari dengan legong, lalu yang itu kenyem. Tapi kalau gera- Sampai tahun 50-an latihan me- nari dengan tanpa sadar. Ini yang di- diambil keratonnya. Hanya begitu hamnya rapat, mana bisa kenyem. nari terasa amat keras. Saya sendi- lihat oleh Ki Semara. Selanjutnya, awalnya. Mengenai kualitas tarian Bali ri, ketika melatih anak-anak (di dalam pengembaraannya ke hutan Bagaimana taksu menurut Ba- sekarang? tahun 50-an) juga keras. Saya se- Ki Semara melihat lembu tengah pak? Kan sudah ada juri yang menilai. lalu membekali diri dengan mengunyah rumput. Ini menjadi in- (Terdiam sejenak). Taksu itu se- Juri zaman sekarang (sambil terta- pelepah pisang (untuk memukul spirasi gerak lembu anonggo, men- benarnya asalnya dari kayun, dari wa), menilainya berdasarkan murid yang salah). Tapi hasilnya jadi inspirasi gerak keras, yang bi- yoga semadi. Seperti ini, saya con- perasaan sendiri-sendiri. Sepertinya memang lain. Setelah 4-6 bulan asanya dipergunakan oleh Prabang- tohkan (I Gusti Gede Raka meme- perasaan juri yang menang, bukan baru bisa menari, artinya benar sa. jamkan mata, duduk bersila, dengan tariannya. Sudah bisa ditebak (se- benar menari, berani melepas ke Dalam perjalanan selanjutnya, ibu jari tangan bertemu, setelah belumnya) mana yang akan diang- panggung. Dulu penari legong itu dilihatnya burung-burung gelatik memasuki hitungan tujuh menit gap bermutu; sudah ada kriteria. mulai belajar menari sekitar umur di atas batang pisang, yang mela- wajahnya memerah, dan pori-pori Minat anak-anak sekarang 6 tahun, sebab kesempatan me- hirkan gerakan gelatik nuwut tubuhnya tampak mengembang, dan terhadap legong? narikan legong itu tidak lama. pahpah, kemudian peliat kidang. seterusnya dia tidak bersedia Masih bagus, lebih cepat bisa. Kalau sudah haid tidak boleh lagi Begitu seterusnya. Dan perjalan- peristiwa yang penulis saksikan itu Dalam beberapa hal, anak-anak menarikan legong. Sekarang lain, nya sampai ke laut: dilihatnya dikorankan). sekarang lebih beruntung, latihan- bahkan ada yang sedang haid pun kepiting bergerak. Lahir gerakan Artinya begini, taksu itu kekua nya lebih lunak, tidak dikerasi dan berani menarikan legong. nyeregseg dalam legong. Saat ter- tan batin. Coba pikir, kenapa penari lingkungan mendukung. Jadi Ini karena gelungan (hiasan ke- tidur akibat kelelahan, antara sa- sekarang cepat lelah? Karena mere- sekarang kalau mau cari bibit penari pala) legong dipasupati. Begitu dar dan tidak, didengarnya suara ka tidak biasa ngunjal angkihan (be- lebih bagus. Asal kita bisa menga- sunari, ditingkahi suara cemara lum bisa mengatur nafas dan tena- rahkannya. Manggala Karya (Jero Gede Batur) Dudonan acara karya melaspas meru tumpang solas lan aed Karya Ngusaba Kedasa Pura Ulun Danu Batur 1. Rahina Buda Wage Wara Ukir. Tanggal 5 April 1995, pukul 12.00 (Wita). Ngamargiang Tawur Melabuh Gentuh Ngamargiang Bakti Melaspas Agung Meru Tumpang Solas. -Ngamargiang Bakti Mendak Nuntun -Ngamargiang Bakti Ngenteg Linggih 2. Rahina Saniscara Paing Wara Ukir. Tanggal 8 April 1995, pukul 06.00 (Wita). Ida Betara Metirtar/Melasti ke Pura Pegonjongan Kec. Tejakula Kab. Buleleng 3. Rahina Weraspadi Paing Wara Kulantir Tanggal 13 April 1995, pukul 16.00 (Wita). -Wali ring Merajan Dalem Bukit-Bukitan -Ida Betari Medal/Keodal. 4. Rahina Sukra Pon Wara Kulantir. Tanggal 14 April 1995, pukul 14.00 (Wita). -Ngadegang Bagia, Pulakerti -Ida Batari Katuran Pewangsuhan -Bakti Mainoman ring Merajan Dalem Bukit-Bukitan. pun sebelum menari semua per- Pusat bangunan -Mepepada Wewalungan. 5. Rahina Saniscara Wage Wara Kulantir. Tanggal 15 April 1995, pukul 13.00 (Wita). Mepepada Agung -Ida Betari Katuran Pujawali/Puncak Karya 6. Rahina Redite Kliwon Wara Tolu. Tanggal 16 April 1995, pukul 13.00 (Wita). Wayon Agung Mepepada Penek 7. Rahina Soma Umanis Wara Tolu. Tanggal 17 April 1995, pukul 16.00 (Wita). Ida Betari Katuran Bakti Penganyar Jantos Ida Betari Mesineb/26 April 1995. 8. Rahina Buda Kliwon Wara Gumbreg Tanggal 26 April 1995, pukul 13.00 (Wita). Ida Betari Katuran Bakti Peperanian. Ida Betari Katuran Ngeluhur/Mesineb 9. Rahina Sukra Paing Wara Gumbreg. Tanggal 28 Apri 1995, pukul 14.00 (Wita). Ngemargiang Bakti Pejauman ring Pura Dalem Balingkang 10. Rahina Redita Wage Wars Wariga. Tanggal 30 April 1995, pukul 14.00 (Wita). Bakti Petetami (Ngantukang Ida Betara ke Gunung Semeru) terlengkap di kota Anda tidak perlu ke Surabaya / Jakarta Sanitari (perlengkapan kamar mandi) Segala macam kran Keramik lokal/import Granit lokal/import Kunci, handle, engsel. TELAGA MAS JAYA Jl. Diponegoro 28 (depan PLN) Denpasar Telp. 232770 Harga Murah PAKET DAIHATSU ZEBRA VAN ZEBRA VAN '95 BEBAS DEMPUL HANYA RP 544.500 Per Bulan ASTRAMOBIL JUGA TERSEDIA: Minggu Tetap Buka • FEROZA GTL MT CHEVY COM 227544 • TAFT GT • CLASSY ⚫ ZEBRA PU DELTA WINNER Hubungli C3627 PT ASTRA International Daihatsu Sales Operation Cabang Sanur J. By Pass 1 Gusti Ngurah Rai 17, Sanur Telp. (0361) 288323, 288345, Fax 288002 PTASTRA International Daihatsu Sales Operation Cabang Teuku Umar J. Tauku Umar No. 26 Telp. 226945, 221870, 221871, Denpasar PT Bintang Lastar Motor J. Teuku Umar No. 85 Telp. (0361) 237010 PT Sakah Jaya Motor, Desa Sakah Tato (0361) 974463, 974464 Gianyar C. 1129 Oleh I Wayan Dibia lan Trisna, yang pemilik Bengkel Tari Ayu Bulaa tabuh-tabuh Palegongan yang dina yang telah lama meninggalkan kampung halaman mukau mata para pencinta seni di nya. Untuk menjadikan Pekan Apresiasi Legong ini ini. Pameran seni lukis "Puisi Leg Bulan Trisna bekerja sama dengan Studio Rumah Pertunjukan Bandung, Galeri Bandung, dan Galeri Hidayat. Acara pokok dari pekan apresiasi tersebut melipu- ti, pameran seni lukis, "Puisi Le- gong", yang di- iku- ti oleh 16 or- ang pelukis yang mengambil tempat di Galeri Bandung dan Galeri Hidayat, pagelaran tari legong, dis- kusi dan pameran foto legong yang diselenggarakan di Taman Bu- daya Jawa Barat yang terletak di daerah Dago, di bagian utara Kota Bandung. ibatkan sejumlah pelukis ter ini menambah sem Apresiasi Le Wal sam pe yaj ian a pagelara dan sarasehan D Acara pagelaran akan dilangsungk Berhasil atau tidaknya Pekan Apresiasi Legong pat: Panggung Natya Mandala ST ini untuk mencapai tujuannya, tampaknya tidak pet Wantilan Taman Ayun (Mengwi), lu dipertanyakan. Untuk mendapatkan hasilny Denpasar, dan Panggung Terbuka M diperlukan waktu yang panjang. Yang pasti bahwa Rai (Peliatan). Nomor-nomor tari Pal gerak lemah gemulainya legong, yang diiringi ole yang akan tampil antara lain: Legod Jadwal Festival Legong Tempat Waktu Pentas: Kamis, 20 April 1995 panggung Natya Mandala STSI :pukul 20.00 wita -Tabuh Sekar Gendot (STSI) - Legong Legod Sekarbawa (STSI) - Abimanyu Gugur (STSI) Jumat, 21 April 1995 Tempat :wantilan Taman Ayun Waktu :pukul 20.00 wita Pentas: - Kuntul (Binoh) -Tabuh Liar Samas (Binoh) -Legong Prabangsa (Tista) -Leko (Sibanggede) Sabtu, 22 April 1995 panggung Ksiramawa Tempat Waktu : pukul 9.30-12.00 wita Acara : Lokakarya Legong Candrakanta Tempat : Museum Agung Rai, Peliatan, Ubud Waktu : pukul 20.00 wita Pentas: - Candrakanta - Sekar Gendotan dan Crucuk Punyah (Teges Kanginan) -Kupu-kupu Tarum (Bedaulu) - Untung Surapati (Guruh Sukamoputra- Tirtasari Peliatan) Minggu, 23 April 1995 : Seminar perkembangan tari legong menuju seni nasional Tempat panggung Natya mandala STSI Waktu Acara : pukul 9.00-14.00 wita Tempat Waktu : Pukul 20.00 wita Pentas: - Lasem (SMKI) Panggung Terbuka STSI -Kebyar Legong (Sawan) -Joged Pingitan (Sukawati) Supraba Duta & Gandrung (Ketapian) RUDY ELECTRONICS JI. Tarakan No. 27 B (Simpang 6) - Denpasar Telp. (0361) 221748 Telp/Fax. 229896 PARABOLIC ANTENA PERLENGKAPAN MATV CK SECURITY ALARM SYSTEMS SYSTEMS, Ine. Sistem Alarm/ Keamanan untuk Rumah, Toko, Show Room, Real Estate, dll. CLEANING SERVICE AIR CONDITIONER ACMENERIMA PEMASANGAN AC TIPE SPLIT & WINDOW ASH& CREDIT Segala Perlengkapan Electronics untuk Rumah Tangga Anda Kualitas Terjamin Bunga Menarik C 1208 TV dan Retorika DI pengujung tahun ini, kembe sehingga film selalu diwaspadai li sebuah penelitian membuat bas dapat mempengaruhi kehidupan, p yak orang terkesima. Yakni tentang dapat mengguncangkan sendi bu-s peranan iklan di TV. Konon dom daya bangsa. Lalu apa solusi dari k nan pengaruhnya bagi anak-anak semua? Menolak nilai itu? Semen- Oleh sebab itu, banyak yang tara di sisi lain masyarakat tetap d mengkhawatirkan. dibiarkan terbuai di depan layar t Iklan memang berusah kaca. Cukup masuk akal jika ke- k menyuapi. Iklan itu sengaja had mudian hasil penelitian LP2K Se- d menawarkan sekaligus membua marang dijadikan sebuah pemiki- Tapi bukan semata produknya yang ran bahwa ibu-ibu rumah tangga m jadi sasaran penonton iklan TV sebagian besar konon waktu efek-m juga gaya bintang iklan dengan tifnya habis di depan TV nonton p tingkah-laku serta gemerlap busa Maria Mersedes atau bintang-bin-m anya. Jadi, sebuah iklan bukan ha tang dari telenovela lainnya. ya menyodok kebutuhan kita aka Agaknya sulit dihindarkan me- ti sebuah barang, tetapi juga menys nolak kehadiran nilai-nilai tadi, se- P dokkan sebuah perilaku atau gay mentara TV begitu kuat daya b hidup yang dibiaskan oleh iklan in tariknya. Di lain pihak masyarakat ji sendiri lewat bintang iklannya belum mampu mengatasi per- d n Maka lahirlah gaya atau gerak soalan waktu untuk menjadi efek- w gerik seperti gaya bintang iklan tif sehingga dapat ditarik ke kutub al Iklan tentang kopi yang ditawa aktivitas lain yang mungkin lebih hi kan lewat orang-orang yang nail produktif. sepeda di pagi hari beramai-ramai Media masa elektronik yang re ikut merangsang dan membangun luar biasa agresifnya memasuki gaya hidup semacam itu. Na wilayah kesadaran masyarakat ga sepeda di pagi hari, mungkin sehingga ke pelosok-pelosok desa ni bagai kebutuhan akan kesehatan menimbulkan guncangan. Nilai ya namun masih mungkin didorong yang bahkan jelas kita tolak sep- ke juga oleh gaya mempesona tad erti gaya hidup seperti dalam film ke Iklan di situ tadi seperti dua mata "Melrose Place" misalnya, dapat su pisau. Satunya menyodok kesada ditonton oleh umum. Retorika ten- de ran kita sebagai konsumen sebuah tang moral kembali mengguncang al barang, satunya menyodok kita kelompok para muda dengan ke- sebagai konsumen sebuah gaya suksesan film ini menggalang pe- isu hidup yang ditawarkan lewat bin nonton dari waktu ke waktu. Di kit tang iklan. samping itu, retorika keadilan fil Aspek iklan dari sisi ini bis harus juga mempertanggung- tik serupa pada saat kita menonton jawabkan dirinya pada saat film cul film. Sebuah gaya hidup yang dit "Street Justice" atau film "Viper" ny onton lewat film atau telenovela ditayangkan. mungkin suatu persoalan penting Pameran Seni Rupa SEJUMLAH seniman yang menamakan diri "Kelompok Se Rupa Bermain" dari Surabay menggelar karya-karyanya 16-18 April 1995 di STSI Denpasar. P meran yang diselenggarakan STS Denpasar, Sanggar Minum Kop dan Kelompok Seni Rupa Bermai ini mengusung tema "Kami di Depan Republik". Pameran di Denpasar ini akan berlanjut ke kota-kota lain di l donesia seperti Yogyakarta, Sema rang. Tegal, Bandung, Jakarta Padang, Medan, Ujungpandang Malang, Ngawi, Blitar, Sumenep Aceh, Jayapura, Dili, Mataram da kota-kota lain. "Kami di Depan Republik juga menjadi nama antologi puisi dan cerpen kelompok tersebut yang terdiri dari Arief B. Prasetyo Hari Nugroho, Hidayat Raharja Saiful Hadjar, R. Adi Ngasiran, S Jai dan Leres Budi Santoso. (*) ***** KABAR GEMBIRA taya SI DA MOTOR HE DA ΤΟΥ KHUSUS KEN STE PEK TEM Color Rendition Chart