Tipe: Koran
Tanggal: 1995-12-02
Halaman: 08
Konten
4cm HALAMAN 8 BalPost Made Sama, ”Hasya Bawa”, dan Hak Cipta KULT I Made Sama memang kontrover- sial. la sempat menggegerkan kalangan seniman Bali dengan men- gukir sejarah baru dalam perjalanan seni rupa Bali. Dia mendaftarkan hasil karya ciptanya dan memperoleh perlin- dungan hak cipta dari Departemen Kehakiman RI : suatu langkah langka bagi seni- man Bali. Konon, penilaian patung- patung yang mendapat hak cipta tersebut, bukan didasarkan atas aliran ekspresionis yang melandasi karya-karyanya, tetapi dari wujud dan penampilan seni patung yang nyata. Berikut petikan percakapan Cok Sawitri dengan perupa asal Buruan, Blahbatuh itu. Rowenta 260 I Made Sama Bisa Anda ceritakan tentang hak cipta yang didapat tahun 1993. Apa- kah prosedur mendapatkannya ru- mit? Mencari hak cipta itu mudah. San- gat mudah. Kita hanya disyaratkan men- yampaikan bukti hasil ciptaan. Karya kita. Itu yang kita laporkan kepada Kan- wil Kehakiman di Denpasar. Jadi jelas prosedurnya tidak rumit, tapi yang sus- ah dan rumit justru menciptakan karya itu. Karya yang bermotif lain daripada yang lain. Inilah yang susah. Apa semua karya Anda dilapor- kan untuk mendapatkan hak cipta? Ini begini. Sebelumnya, saya harus menceritakan terlebih dahulu. Dulu saya adalah pematung dengan motif tradis- ional. Saya juga mematung garuda, naga, ya seperti yang dilakukan bany- ak orang dengan motif patung tradision- al. Seperti patung garuda, itu sudah be- gitu terkenal, siapa yang menciptakan patung itu pertama kali? Kita tidak tahu siapa yang menciptakan motif patung y itu, begitupun kebanyakan motif patung tradisional lainnya. Siapa yang mencip- takan? Kita juga tidak tahu. Itu motif-motif yang sudah membu- daya. Kita membuatnya sama persis dengan apa yang sudah terlebih dahulu ada-caranya jelas dengan meniru. Tetapi perhatikan karya Bapa Cokot. Pa- tung Cokot tentu berbeda dengan motif patung tradisional. Begitu melihat pa- tung Cokot, sepintas saja kita tahu, itu patung Cokot, itu patung Ida Bagus Nyana. Jadi ada kekhasannya, karya itu lain. Karya-karya yang demikian tentu memiliki alasan untuk memperoleh hak cipta, karena motif patung yang dicip- takan itu berbeda-lain dari yang umum dikenal. Artinya, kalau cuma berkarya, karena asal meniru, ya bagaimana bisa mendapatkan hak cipta? Bali Post/cok Seperti yang saya katakan tadi, mendapatkan hak cipta itu mudah, teta- pi menghasilkan karya yang pantas mendapatkan hak cipta, ini yang tidak mudah. Soal hak cipta itu kalau dipikir sederhana, hanya soal mengurus surat- menyurat, masalah administrasi. Mudah. Namun, tampaknya bagi seniman Bali mencari hak cipta itu sesuatu yang mengejutkan. Apa latar bela- kangnya hingga Anda berkeinginan mendapatkan hak cipta? Jujurnya ini bukan karena keinginan saya. Bermula dari ketertarikan Bapak Ismail Saleh (mantan Menteri Kehaki- man-red) terhadap karya-karya saya. Saat melihat pameran saya beliau bilang, "Pak Sama, Anda sudah pantas menda- patkan hak cipta." Menurut penilaian beliau, motif pa- tung saya adalah sesuatu yang baru pertama kali di Indonesia. Saya tertarik. Lalu banyak teman di Kanwil Kehaki- man yang menolong, saya kurang pa- ham dan pas dalam mengurus adminis- trasi. Kemudian karya saya dipotret, po- tretnya dibawa ke Departemen Kehaki- man di Jakarta. Banyak potret karya saya di sana. Lalu motif saya itu diberi nama Hasya Bawa, yang artinya lucu dan unik. Kekhasannya, ya karena ben- tuknya yang lucu kemudian keunikan- nya karena mengikuti bentuk kayu. Di samping itu, tidak bisa ditiru lagi. Artin- ya kalau satu karya tidak mungkin dibikin patung yang lain dengan motif yang sama. Seperti bikin patung garu- da. Karya saya tidak bisa dibuat demiki an. Tetapi sekarang zaman begitu cang- gih, ya soal tiru-meniru juga mungkin. Karena itu, dengan adanya hak cipta motif Hasya Bawa ini bisa terjaga. Rowenta Rowenta Milikilah produk kami dengan sistem arisan drop perhari Hubungi: Surya Gemilang JI. P. Kalimantan No.5 Telp. (0361) 261093 Denpasar Rp 3200,- Catatan.......... RUMAH I Made Sama, pematung yang mendapatkan hak cipta tahun 1993, me- mang tidak sulit ditemukan. Tepatnya, rumah perupa ini termasuk di lingkungan Bu- ruan, Blahbatuh, Gianyar. Bahkan, ada pelang penunjuk "I Made Sama". Sama (50), lelaki paruh baya ini pun bertutur dengan suara lepas dan lugas soal liku-liku proses kreatif, hingga ia mengurus hak cipta atas karya-karyanya yang kemudian dikenal dengan "Hasya Bawa". Lahir tahun 1945, Sama menceritakan betapa dulu orangtuanya menganggap lebih penting belajar mengukir dibandingkan sekolah. Sama hanya sempat menge- nyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar. "Biarpun saya juara kelas, orangtua saya tidak mau menyekolahkan saya ke SMP," tuturnya penuh sesal. la mengaku menyesal karena orangtuanya yang perajin sebetulnya cukup mam- pu untuk menanggung sekolahnya, tapi tampaknya nasib justru menghendaki lain. Sama akhirnya melupakan soal sekolah itu. la mulai menekuni patung klasik den- gan hasil yang cukup baik dan laku. "Saya sudah mematang dan jualan di tahun 1966. Bahkan, saat itu sudah pameran," tuturnya bangga dan yakin dirinya saat itu telah memiliki jatidiri. Akan tetapi, panggilan kesenimanannya ternyata tak membi- arkan dirinya tenteram. Di tahun 1971 mulailah Sama membuat patung den- gan motif lain. Sama menilai, apa dengan tekun bahkan mang tergolong mun, toh karena lantas lahir yang kemudi- bawanya Kanada un- ran, terma- dan tem- nya karyan- kanlah keraji- yang laku di- soal paparn- bil hela na- Karena atannya, sulitnya dakan ajin dan semuanya miliki wajah di balik cerita mukan motif serta mendapatkan cipta, Sama mempu- yang diyakini dilakoninya nyaris cuek itu me- gagasan "gila". Na- kegilaannya itu "Hasya Bawa" an mem- sampai ke tuk pame- suk Jakarta pat lain- Tetapi ya bu- nan harus jual. "Ini lain," ya sam- meng- pas kini dari pengam- betapa membe- mana per- seniman- seolah me- serupa. Tetapi sukses mene- "Hasya Bawa" perlindungan hak nyai duka yang 90-an ayah dari empat anaknya. "Saya nyaris gila, dia anak yang berbakat dan pal- ing mengerti saya," tuturnya den- gan sorot mata tertekan. "Tetapi sudahlah," tambahnya. Hari-harinya kini tak sema- ta diisi dengan mematung, juga melukis, dan menari. Khusus menyinggung hak cipta, Sama menilai mirip menerima penghargaan. "Sungguh. Ini bukan soal lain," katanya. (cok) dalam. Konon, di tahun anak ini kehilangan satu Bisa lebih rinci diceritakan. Secara administrasi apa saja persyaratan- nya? kalau saya ceritakan. Tetapi, yang saya Aduh, saya lupa. Nanti kurang pas ingat harus ada surat pajak. Padahal, saya sebenarnya jarang menjual karya saya, tapi harus cari surat pajak. Ada juga syarat yang lain, seperti potret-po- tret karya saya itu. keuntungan apa yang sudah Anda Setelah mendapatkan hak cipta, rasakan? Saya tidak munafik. Saya perlu hidup. Orang lain boleh berkomentar, kok Pak Sama tidak jual-jual patungn- ya. Tidak mengapa. Bagi saya kalau ada yang singgah ke mari (ke rumah-red) ya Kalau tidak, tidak apa-apa. Karena saya saya bersyukur kalau mau membeli. membuat patung, Hasya Bawa ini den- gan landasan. Latar belakang saya du- lunya adalah pematung klasik Bali. Saya belakang saya. Saya ini tukang, perlu juga buat tapel, menari topeng, itu latar hidup. Tetapi setelah sekian lama mem- buat patung garuda, singa, naga, terma- suk menari dan melukis, saya merasa DAPATKAN... gelisah. Saya selalu berpikir apa saya tidak berhak menciptakan motif lain. Lantas, sejak tahun 1971 saya banting setir, mencari identitas. Mula-mula mu- membuat patung yang tidak laku dijual. ngkin saya ditertawai karena tiba-tiba Memang waktu itu saya seharusnya di- tertawai, tapi tidak mengapa, karena memang sebelumnya saya membuat pa- tung bermotif tradisional yang laku di- jual. Di tahun 1966 misalnya, saya sudah oleh Pak Harto (Presiden Soeharto kini- pameran di Tampaksiring disaksikan red) yang saat itu masih pejabat pres- iden. Waktu itu saya sudah mapan se- bagai pematung klasik. Itu di tahun 1966. Lalu di tahun 1971 saya gila-gi- laan. Dampaknya, jelas kalah dari segi ekonomi. Teman-teman seangkatan saya semuanya kini sudah punya art saya ingin punya gaya sendiri. Cokot pu- shop, galeri, mapan secara ekonomi, tapi nya nama besar, Ida Bagus Tilem juga, nah saya mau bagaimana? Saya selalu diburu perasaan, saya ini mau ke mana, lebih total dan percaya diri. saya ini siapa. Akhirnya ya saya mampu Memang, kalau dipikir apa keuntun- gannya punya hak cipta, sebab secara ekonomi untuk saat sekarang memang - RUMAH MURAH DENGAN LOKASI STRATEGIS DI KOTA DENPASAR PERUMAHAN MULTI PERMAI II PADANG SAMBIAN KAJA KOTAMADYA DENPASAR TERSEDIA: TYPE 21/60 TYPE 36/100 PEMASARAN: Jaminan Service GRATIS Selamanya AV C. 4100 JL. COKNOAMINOTO B TEGAL LINGGAN SCHRE lokası U SAYUN ....CASH & KREDIT UANG MUKA BISA DIANGSUR PT. MULTI ADIPTAMA JL. GN. BATUR II NO. 20,TELP. (0361) 437105-423803 FAX.423803- DENPASAR SABTU KLIWON DESEMBER 1995 Menjaring Royalti ENTAH berapa banyak seniman yang telah memiliki nama besar, sempat keliling dunia, bahkan menjadi kaya karena kepiawaiannya me- narikan tari kebyar duduk. Pada saat yang sama, entah berapa hotel dan restoran yang telah mengeruk keuntungan dari pergelaran legong kraton, manuk rawa, atau kesenian Bali lainnya. Akan tetapi, penciptanya, masih sangat jauh dari (kalau tidak boleh dikatakan tak pernah) nikmat- nya dolar pertunjukan tari yang diciptakannya. Namun, I Maria, sang pencipta tari kebyar duduk, atau keluarganya tampaknya tak terlalu peduli dan tak pernah menuntut. Bahkan, mu- ngkin bangga karya ciptanya ditarikan orang lain sebagaimana umumnya sifat seniman Bali-bangga karyanya ditiru. Demikian halnya dalam seni rupa, entah berapa keuntungan yang telah dipetik pihak galeri, art shop, dan pengusaha seni, tapi pen- ciptanya cukup puas dengan tunai di awal transaksi tak pernah meribut- kan berapa karyanya dijual pihak galeri kepada kolektor. Mungkin itu sebabnya, mengapa seniman-seniman Bali seperti I Maria atau I Cokot, Lempad, hanya memiliki nama besar dan karya-karya besar, namun tak pernah merasakan dampak nama be- sar itu secara finansial, apalagi berupa roy- alti. "Itu sebabnya perlu dipikirkan adan- ya perlindungan hak cipta kesenian Bali, untuk meningkatkan taraf hidup seniman penciptanya serta kreasi dan kualitas ciptaan," papar Ketua STSI Denpasar Prof. Dr. I Made Bandem, Kamis (30/11).- Sebetulnya, adanya hak cipta pada sebuah karya seni, bukan semata mendapatkan royalti bagi si seniman dan mendorong munculnya karya-karya cipta berkualitas. Dalam pergaulan global, hak cipta perlu untuk mengantisipasi adanya "kejahatan-kejahatan" seni yang justru bisa merugikan kesenian itu sendiri. Termasuk eksploitasi seni yang hanya menguntungkan pi- hak-pihak tertentu. Ini telah dibuktikan sebuah sekeha kesenian yang sempat melawat ke luar negeri akhir tahun 1977. Atas nama misi kesenian, sebuah sekeha dari sebuah desa mengadakan perlawatan pan- jang ke Eropa dan Amerika Serikat-mengada- kan pementasan di beberapa kota besar seperti Paris, London, New York, Montreal, dan San Fransisco. Pementasan itu memang sukses, dalam artian mendapat perhatian besar penon- ton. Namun, pada akhirnya sekeha itu menderi- ta kerugian 13.000 dolar AS, karena honorari- um mereka untuk dua minggu terakhir belum dilunasi hingga kini. Bukan hanya itu, rekaman pergelaran mere- ka berupa album "Nonsach" kini masih bere- dar secara luas dan digemari ribuan pencinta gamelan Bali di luar negeri. Semua anggota tidak ada, terutama buat saya. Tetapi sesuai alur se- jarah, satu motif, identitas sendiri dari diri saya telah tercatat. Apa peminat patung Anda begitu sedikit? Kalau sekarang banyak. Tetapi saya tidak jual ke art shop. Kalaupun saya jual ya pada tempat terten- tu. Dulu saat baru-baru mulai bikin Hasya Bawa, turis yang lebih dahulu tertarik. Ada turis lewat di depan rumah, singgah ke sini. Dia tertarik melihat patung saya, lantas mau membeli. Waktu itu saya heran sekaligus tambah bersemangat, ada juga yang mau membeli. Ternyata saya tidak sia-sia. Setelah itu ya berkembang terus. Kini orang dalam negeri juga ban- yak yang suka. Dalam pemilihan tema, apa tema yang Anda sukai? Tergantung situasi. Bagi saya di mana-mana bisa. sekeha tentu senang dapat mempromosikan Bali di sastra. Hak cipta merupa luar negeri, kendatipun mereka tidak pernah meni- cipta maupun penerima kmati royalty-fees (imbalan). Kini seniman-seniman atau memperbanyak cipt itu kembali menjadi petani dan perajin di desanya, izin untuk itu, dengan Sementara hak cipta dan hak produksi dari karyan- batasan-pembatasan men ya itu kemungkinan kini menjadi hak seseorang atau gan yang berlaku. kelompok tertentu. Sebaliknya, pada awal dekade 1980-an, kata Bandem, harian Kompas melaporkan panjang lebar tentang tuntut- an seorang seniman (pedagang) dari Hak cipta atau copyrig intelectual property (hak hak cipta itu m hadap hak in- Amerika telektual juga me- miliki cabang yang disebu industrial property (hak in perlindungan terhadap pa desain industri, dan rahasi Cipta No. 6/1982 dan UU Serikat terhadap se- orang seniman terkenal di Bali. Seniman Bali ini dianggap membuat mass prodaction (produksi massal) untuk tujuan komersial terhadap karya cipta mere- ka. Padahal, menurut UU No. 6/1982, kesenian yang ya diberikan kepada suat berhak memperoleh perlindungan hak cipta ditin-nar asli atau orisinal, dar jau dari wujud (bentuk), bukan ide atau gagasan- nya. Belakangan malah makin banyak orang asing yang melakukan kerja sama dengan seniman Bali dengan memberikan contoh desain dari benda-ben- da yang dipesannya. Mereka melarang seniman-sen- iman Bali membuat karya yang sama untuk dijual kepada orang lain. "Kerja sama seperti itu dipan- dang dari sudut perlindungan hak cipta sangat merugikan seniman kita, ibarat kerbau punya susu, sapi punya nama," papar Bandem sembari menam- bahkan, sebetulnya masih banyak contoh yang pan- tas dijadikan catatan dan pelajaran, melihat betapa pentingnya hak cipta sebuah karya seni. *** Hak cipta adalah hak yang dimiliki pencipta atas ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan Dari bergaul juga timbul inspirasi, di rumah saja bisa dapat inspirasi. Sehabis menari juga bisa! Patung saya ada berjudul "Jembatan", kalau diamati itu seperti orang kembar siam: dua wajahnya itu saling berla- wanan arah serta berkaki empat. Jembatan itu ya sep- erti itu. Atau seperti orang tua yang pasrah, dengan perut yang kering-kerontang. Lewat patung itu saya ingin menyampaikan pesan, kalau jadi orang tua tidak usah memikirkan "perut" lagi. Atau dalam patung "Ibu dan Suling". Saya ingin menyampaikan pesan, ibu itu selalu mengajarkan anaknya untuk bicara yang benar dan baik-su berarti baik dan ling itu suara. Atau ada patung saya berjudul "Kulkul". Itu terin- spirasikan dari cerita keangkuhan Arjuna saat men- erima kesaktian dari Iswara. Pokoknya, temanya macam-macam. karya tiruan dari pencipta Belajar dari berbagai manipulasi" seni, serta n iman inilah Bandem lantas mendirikan Yayasan Hak hingga kini yayasan ini b suk dari kalangan seniman "Tapi bagaimanapun yay dulu," paparnya. Dalam anggaran dasar memiliki tujuan mulia. pembangunan di bidang k Bali; membantu pencipta ng hak cipta karya seni Ba yalti, membantu mengem seni terutama seni Bali, m seni Bali atau pemegang berhubungan dengan piha di luar wilayah RI dalam bawa ke sini, lantas saya p anya mahal, yang penting pecah, dan tidak dimakan sering memilih akar. Seda sukai, kamboja, karena kay enak sekali memahatnya. Berapa lama dibutuhk lesaikan satu patung? Tidak tentu. Saya kadang membuat patung itu yang mampuan membaca kayu, diapakan kayu itu dengan a ya. Kita tidak bisa seenakny kelebihan tersendiri. Kada tidak bisa membuat patung Bagaimana dengan kayu untuk membuat pa- saja berupa kayu. Saya berp tungnya, apa dipilih secara khusus? Kalau soal bahan, saya membeli. Ada yang mem- Wiswa dewata atau wiswakarma dewata arsitektur alam semesta memberikan inspirasi bagi ... SERAYA bali style Special bergerak di bidang: ARSITEKTUR TRADITIONAL BALI (Interior Exterior Furniture Art Work) - Tempat suci Rumah tinggal 4 Hotel - Kantor Produksi terbaru bercorak klasik/modern dapat diperoleh pada Show Room kami. Silakan datang pada kami : PEMBAYARAN KONTAN / KREDIT HEAD OFFICE: Jl. Hayam Wuruk 28 A, Denpasar - Ball. Telp. (0361) 235827, Fax. 62-361-222093 SHOW ROOM: Jl. Raya Batubulan, Batubulan Gianyar Ball. Telp. (0361) 298572, Fax, 62-361-298609 C 4090 buat patung dari kayu, kay tetapi kayu itu telah diambil aya kita membuat kayu it PH Dapatkan Hadiah Istimewa untu Anda PD. HIDUP SEGAR JAKARTA P TELAH HADIR DI BALI Jl. Serma Cok Ngurah Gambir Taman BURUNG BALI BIRD PARK BATU BULAN Taman Burung JL. SERMA COK NGURAH GAMBIR SINGAPADU TELP. & FAX. 299352 Tempai Rekreasi 400 Meter Ubud Bagi Anda Semua Terminal Batu Bulan C 3541 Jurusan Celuk Gianyar *Patung Barong C 3925 PERUMAHAN ASRI BOOM PADANG BAI INDAH HARGA TURUN 25% KONTAN DALAM RANGKA MENYAMBUT NATAL-TAHUN BARU GALUNGAN-KUNINGAN UNTUK SEMUA JENIS TEXTILE : HANYA ADA DI Brokat Prancis Brokat Jepang - Brokat Lokal -Kain Kembang Design Terbaru - Bahan Celana & Kemeja - Bahan Korden dan Sprei, Lengkap. PANORAMA TEKSTIL Jl. Gajah Mada, 42 Telp. 226755 Fax. 231855 Denpasar Bali C 4316 LOKASI JALAN RAYA TENGADING - PADANGBAI HANYA 5 MENIT PERJALANAN DARI PELABUHAN PADANGBAI DAN DEPO MINYAK PERTAMINA MANGGIS - KARANGASEM TAHAP II FASILITAS KPR BTN • SHM & IMB LISTRIK PLN AIR PDAM Tersedia Type: T21/72 T 36/100 Developer: PT. RION SAPTAYUWANA NPA REI NO. 13. 00065 Pemasaran DENPASAR KLUNGKUNG PADANG BAI AMLAPURA : : JL. Suli No. 136 A (0361) 225509 : JI. Nakula No. 3 (0366) 21152 : Lokasi Proyek : UD. Tunggal II JI. Untung Surapati No. 9 Telp. (0363) 21604 C1175 "KABAI IMPIAN SELUR KINICHI kalinya n dibawaka Seminar kesehatan ini masyarakat Bali yang dengan baik. Seminar "Keluarga S tanggal 8 Desember 1 Teknik penga Perawatan k Metode "Rea Hadirlah bersama selu yang dilakukan langsu Dapatkan undanganny JI. F Henry Ph. 237473, 23 Lan Siang Ph. 483188 Puspani Ph. 222684 BILA ANDA MEN JANGAN LEWAT Color Rendition Chart
