Tipe: Koran
Tanggal: 1996-04-14
Halaman: 03
Konten
4cm 2cm gu Wage, 14 April 1996 ROT Anak arakat kita mulai dijangkiti berupa budaya titip bayi. abila akibat kesibukan kerja umah tangga (PRT), bany- anak-anak mereka yang an anak (TPA). Pasalnya, ederhana nan praktis untuk tidakmungkinan menggen- raktik semacam itu kurang u-ibu sekarang begitu teg- inya di TPA hampir sehari nak bisa merasakan kasih ukankah dengan demikian ebih akrab dengan penjaga ngtua sendiri? Untuk men- bayi merupakan tindakan ak sampai hati. Meragukan, anita sederhana berhati tu- ana kemanusiaan yang hu- mi sendiri. lain. Masalah penitipan bayi dan keterpaksaan. Kalau yang bisa mengasuh dan menyerahkan bayi ke tem- untuk keperluan itu? Jus- , masyarakat seharusnya karan bisnis penitipan bayi ot-repot mencari PRT, yang em keluarga. Habis, kata RT-nya kebetulan lebih ba- kan bisa jebol juga. at yang bercita-cita seten- langsung saja menimpali. ma kasih kepada TPA. Soal- an ini, semua daya dan cip- sikan kepada upaya pem- tipkan anak bayi kita, kita demi suksesnya pemban- tah. Toh, di TPA, anak kita erurus dan terjaga dengan saya sebagai ibu rasanya anak hampir sehari penuh m. Sebesar-besamya kasih sih lebih besar kasih say- Luh Bestari setengah malu- senyum, menandai bahwa ut buka pikiran. "Sebenam- bayi dan mekarnya TPA mestian perkembangan akat kita sudah berkembang ga wanita-wanita bebas menentukan model hidup Mbok Luh Bestari masih. baru ini, itu bisa dipahami, bayi masih relatif baru bagi ia lahir dan tumbuh dalam uran yang lebih menguta- ikatan anak dengan orang- menyesuaikan diri dan ke- -menerus antara anak den- umbuhkan kaitan kasih say- ab. Tetapi dalam saat yang an ketergantungan si anak rgantungan ini selanjutnya ang mampu menyesuaikan engan orang lain. Dan itu at mandiri dan mampu men- situasi. Ini amat perlu bagi dewasa. biasa tinggal bersama bayi- orang-orang bukan keluar- peroleh daya adaptasi dan Bestari. tapi apa yang saya ingin ka- annya. Karena itu, kalau kita a perlu selektif dan yakin lebih tersedia dalam TPA dalam atau tidak. Kalau tidak, anak terurus dan tak terpelihara. masalah. Bahkan anak kita kecil." saat seminar selebar alias h reda. Udara mulai terasa oh di saat udara sedingin itu anitaan Luh Bestari pun tera- emang bulat, tetapi siapa bi- dilihat? K. Mahardi Redaksi: Denpasar: Riyanto Agustinus Dei,Dwikora Putra, Dwi awa Partha, Nyoman Mawa, Nik- a, Made Sugendra, Sri Hartini, ana, Komang Suarsana, Made Suana, Wayan Wirya. Gianyar: Semarapura: Daniel Fajry, Sin- a: Wayan Sudarsana, Tabanan: ri, Yogyakarta: Soeharto, Jakar- Hermawan, Sahrudi, Alosius rabaya: Endy Poerwanto, Bam- Izzul Kain, Ruslan Effendi, Nur yani, Wayan Suyadnya, NTT: o: IGN Arya Putra, Djoko Post Minggu": IB Martinaya, mini, Cok Sawitri, Umbu Landu Sempati Air Reservation & Ticketing 24 Jam Phone: 237343 (Hunting) Fax 236131 Gedung Diponegoro Megah Blok B/27 Denpasar Jl. Diponegoro 100-Denpasar JADWAL PENERBANGAN MINGGU JAM TUJUAN 06.40 Denpasar Balikpapan Denpasar-Bandung Denpasar Batam Denpasar Jakarta Denpasar-Medan Denpasar Palangkaraya Denpasar-Pakan Baru Denpasar Singapore Denpasar Surabaya Denpasar Tarakan Denpasar-Yogyakarta Denpasar-Mataram 06.50 08.45 Denpasar-Mataram 11.00 Denpasar-Bandung Denpasar-Dill Denpasar-Jakarta Denpasar-Kupang Denpasar Medan Denpasar-Padang Denpasar-Palu Denpasar-Pakan Baru Denpasar - Surabaya Minggu Wage, 14 April 1996 Dr. Seto Mulyadi nemig Bali Post ENOMENA Tempat Penitipan Anak sangat Positif B MASALAH kepribadian anak di era globalisasi menjadi salah satu fenomena menarik untuk disimak. Kesibukan ibu dengan pekerjaan di luar rumah, setidaknya telah "menomorduakan" pengasuhan terhadap anak. Munculnya persoalan ini telah dijawab dengan hadimya Tempat Penitipan Anak (TPA) di sejumlah kota besar. Bagaimana pengaruh TPA terhadap pertumbu- han anak-anak yang dititipkan di sana? Dialog kali ini menghadirkan Dr. Seto Mulyadi. Berikut petikan wawancara Sri Wulandari dan Djamilah dengan Kak Seto. agaimana penilaian Anda terhadap maraknya penitipan anak di berbagai tempat yang kian subur di Indonesia? Menurut saya, tempat penitipan anak ini sangat positif untuk anak-anak, karena mem- berikan kesempatan kepada mereka mendap- atkan lingkungan bermain yang ideal. Um- umnya, tempat-tempat penitipan anak ini sudah didesain sedemikian rupa sesuai jiwa anak-anak. Biasanya telah disediakan arena bermain yang bersih, aman dan dengan fasil- itas lengkap. Selain itu, dari segi pendidikan, anak mendapatkan pengarahan. Ini lebih baik daripada di rumah. Maksudnya? Di tempat penitipan anak itu, anak diberi- kan suatu program bermain, yang bisa merangsang berbagai aspek perkembangan seperti kecerdasan, kreativitas dan sebagain- ya. Yang paling penting, anak mendapatkan lingkungan sosial. Di tempat penitipan anak, ia mendapatkan teman bermain yang seusian- ya. Bandingkan bila anak di rumah saja, pal- ing-paling diasuh pembantu atau baby sitter, yang terkadang mereka itu sering mengalah terhadap perilaku anak. Ini bisa menimbul- kan sifat egois pada diri anak. Atau sebalikn- ya, mungkin pengasuhnya galak, sehingga membuat anak merasa tertekan dan terbawa terus hingga dewasa. Artinya, seorang ibu bisa menganggap tempat penitipan anak dapat diandalkan dalam mengasuh anak? Salah jika seorang ibu hanya mengandal- kan tempat penitipan anak. Karena tempat penitipan anak hanya sekadar berfungsi se- bagai alat bantu, bukan mengambil alih tu- gas seorang ibu, Yang penting tempat peniti- pan ini, jangan dijadikan sebagai satu-satun- ya tujuan dalam mengasuh anak. Tetapi lebih sebagai jembatan, media anak pada saat-saat tertentu. Bukan untuk mengambil alih tang- gung jawab seorang ibu. Seharusnya, seorang ibu harus bisa menyempatkan waktunya un- tuk sang anak. Juga pada hari Sabtu atau Minggu, ya harus mencurahkan 100 persen waktunya untuk anak. Demikian halnya pada hari-hari biasa, saat ibu pulang kantor harus tetap meluangkan waktu untuk mengevaluasi kegiatan si anak. Jadi sentralnya tetap orang- tua. Penitipan hanya berfungsi membantu se- lama si ibu sibuk. SETAHUN belakangan ini, peran tempat penitipan anak menjadi perbincangan menarik di masyarakat. Tjok. Istri Mas Minggu Wathini, guru TK teladan tingkat nasional '87ini, tahu banyak tentang peran tempat penitipan anak (TPA). Kepala TK Negeri Pembina Denpasar ini mulai melihat di Bali banyak pasangan rumah tangga sibuk, mulai mengintip TPA. Hal wajar bila kemudian menimbulkan pro-kontra. Yang Apakah trend pen- itipan anak yang bela- kangan marak, terkait dengan kecenderun- gan orangtua yang tidak lagi memper- cayai pembantu ru- mah tangga atau baby sitter dalam mengasuh anak? Saya kurang setuju kalau digeneralisir, bahwa semua pemban- tu atau baby sitter pas- pada anak asuhannya? Dalam soal ini bagaim- ana penyikapi agar anak tidak dirugikan?? Ya, banyak kita jumpai baby sitter yang mem- perlakukan anak kurang manusiawi. Dalam hal ini, mungkin perlu ada suatu kontrol dari pemerintah, misalnya dengan membuat semacam sertifikat un- tuk kepentingan si anak. Bagaimana pun, demi kepentingan masa depan anak, perlu suatu alat bantu untuk mengontrol kemampuan pembantu dan baby sitter. Misalnya, lembaga yang men- yalurkan baby sitter bukan asal-asalan. Mereka sudah terdaftar, punya program dan orang-orang- nya bisa dipertanggungjawabkan, sehingga jika terjadi suatu masalah, mereka bisa dituntut dan erti buruh yang kerjanya tidak kenal waktu. Pem- sang si anak menjadi riang gembira, cerdas. Jadi bantu harus lebih dihargai, diperhatikan segala bukan hanya bertugas membuatkan susu, mem- kebutuhannya, juga ada batas kerja yang lebih beri makan dan menidurkan. Banyak saya jump- manusiawi. Untuk itu perlu suatu power yaitu ai, anak-anak yang masih usia dini sudah bisa men- pemerintah, dalam hal ini Depnaker. Perlakuan gaji, membaca, menulis dan sebagainya berkat tidak senonoh terhadap pembantu, sebenarnya be- bimbingan seorang baby sitter. Ini memperlihat rawal pada hubungan yang tidak sebagai keluar- kan baby sitter tersebut benar-benar serius men- ga. Kasarnya, mereka diperlakukan sebagai budak, jalankan profesinya secara profesional. karena mereka sudah dibayar, majikan bersikap Selain itu, yang penting dari seorang baby sit- semau-maunya terhadap pembantu. Akibatnya, ter adalah nalurinya, kasih sayang dan rasa cint- walau diperlakukan bagaimana pun, mereka tidak anya kepada anak. Ditambah pula dengan pendid- berani melawan. Seolah-olah ada perbedaan der- ikan, bisa formal maupun nonformal. Atau dilatih ajat, yang membuat majikan boleh berbuat apa oleh orangtua sendiri, misalnya kalau si anak panas saja terhadap pembantu. Jadi, seperti zaman feodal harus diberi obat ini, atau kalau anak rewel atau nakal harus diperlaku- kan seperti ini dan se- bagainya. Dr. Seto Mulyadi, di kalangan anak-anak akrab dipanggil Kak Seto. la sangat mencintai dunia anak-anak, berkat pengaruh gurunya, Pak dan Bu Kasur. Tak heran kalau kemudian ia pandai menciptakan lagu anak- anak, sejak kelas 4 SD. Lebih dari 150 judul lagu anak-anak telah dihasilkan melalui denting organnya (keyboard kali yach). Dan lagu yang sangat melejit tak hanya di kalangan anak-anak, juga orang dewasa seperti lagu 'Si Komo'. Gara-gara lagu ini, orang menjadi punya kambing hitam kemacetan lalu lintas. Lahir pada 28 Agustus 1951, sebagai anak kembar, lulusan S1 psikologi tahun 1981, S2 tahun 1989, dan S3 tahun 1993 dari Universitas Indonesia ini, mendirikan Yayasan Nakula Sadewa pada tahun 1984, yang telah beranggota lebih dari 3000 pasangan kembar. ti lebih rendah dan bodoh. Ada juga pem- bantu yang pintar dan baik. Sekarang ini ban- yak ibu yang bekerja. Selama bekerja, bany- ak waktu yang dimili- ki anak yang kosong, padahal harus diberi aktivitas. Nah, aktivi- tas dapat diberikan sia- pa saja, entah itu kakak, nenek, tante, pembantu, atau dima- sukkan ke tempat pen- itipan anak. Yang pent- ing selama waktu ko- song, jangan biarkan anak-anak bengong, mereka kan masih per- lu bimbingan. Pem- bimbing ini adalah pengganti ibu. Kalau hanya ada pembantu, ya sebaiknya perlu di- lakukan upaya men- ingkatkan kemampuan pembantu. Bisa diajarkan secara langsung oleh si ibu atau disekolahkan secara khusus, misalnya mengikuti seminar khusus. Memang harus dilaku- kan upaya yang serius dari orangtua, kepada sia- pa pun yang dipercaya untuk mengasuh anaknya. Jadi, pembantu atau baby sitter jangan dilepas begitu saja tanpa pengawasan dari orangtua. Juga jangan memberikan baby sitter atau pembantu ber- sikap semau-maunya dalam mengasuh anak. Kenyataannya, bukankah masih dijumpai pembantu atau baby sitter yang bersikap kasar dikenakan sanksi. Terkait soal posisi pembantu, bagaimana jika sebaliknya, seorang majikan umpamanya bertin- dak di luar batas seperti melakukan perbuatan asusila? Memang perlu dipertegas status pembantu ru- mah tangga. Kalau tidak salah, Depnaker akan memperhatikan masalah ini, agar hak-hak seor- ang pembantu dihargai. Selain itu, sebaiknya hubungan antara pembantu rumah tangga dengan majikan, harus bersifat kekeluargaan, tidak sep- BPM/Jml Berdasarkan pen- gamatan Anda, apa- kah lembaga-lemba- ga pendidikan keter- ampilan baby sitter yang ada dapat dika- takan efektif untuk memenuhi kebutu- han masyarakat? Saya lihat efektif. Suatu lembaga pen- didikan baby sitter bisa membentuk seor- ang baby sitter yang ideal. Itu dapat terja- di, bila lembaga itu mempunyai program, metode dan sasaran- sasaran yang jelas. Kalau lembaga itu se- rius, saya kira bisa melahirkan baby sitter yang ideal. Tentu saja, sebelum lulus harus ada ujiannya. ter Bagaimana den- gan pengaruh tempat penitipan anak, pem- bantu, atau baby sit- terhadap perkembangan kepri- badian anak? Perkembangan ke- pribadian seorang anak, pertama dipen- garuhi oleh watak dari dalam. Kedua dipen- garuhi oleh lingkun- gan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan lembaga penitipan anak. Kalau si anak terus dia- suh atau tinggal dengan satu orang saja, sulit di- harapkan dia akan memiliki kemauan yang lebih unggul. Orangtua juga harus menyadari, bahwa Idealnya baby sitter yang sayang kepada anak, tiap anak perlu apa yang disebut stimulasi mental terampil, lincah, energik, penuh dengan ide-ide, yang kaya, berupa rangsangan, misalnya diajak yang mau maju. Jadi, yang betul-betul mengingin- bermain, bernyanyi, mengenali angka-angka dan kan anak asuhannya itu bisa berkembang lebih op- tulisan. Dengan demikian perkembangan jiwa se- timal sesuai dengan bakatnya. Dia juga meng- orang anak akan menjadi unggul, tanpa kehilan- inginkan meningkatkan kemampuan psikologis si gan kasih sayang orangtua. anak yang diasuhnya, dengan berusaha merang- dulu. Menurut Anda, pembantu atau baby sitterkah yang ideal dapat dipercaya dalam mengasuh anak? Tjok. Istri Mas Minggu Wathini Peran Ibu tidak bisa Diganti mati. kepedulian pemerintah terhadap pertumbuhan manusia, bukan para Balita. Setidaknya, kehadiran jasa lembaga barang binaan Depsos ini akan membantu para ibu-ibu Lembaga yang yang sibuk di luar rumah. Ini wujud tanggung berhak menanga- jawab pemerintah dalam mengantisipasi ni pekerjaan ini ketika musim tandur di sawah tiba, cangkul, ba- dalam Depsos, perkembangan di masyarakat. Seperti halnya sudah terdaftar jak, dan sapi harus disediakan untuk para petani. ada mekanisme Masyarakat modern juga begitu, TPA menjadi tertentu anak. Secara psikologis, anak-anak setiap saat para pengelola yang baik sebagai tempat penitipan harus dipenuhi perlu teman bermain. Interaksi sosial bukan han- TPA. Dasar hu- alternatif yang setuju, menilai menitipkan anak ke TPA adalah ya bagi orang dewasa, Balita pun membutuhkan kum yang meng- hal biasa, sebaliknya kalangan orangtua yang kukuh pada pola asuh tradisional, menuding kaum wanita modern tidak mampu mengemban tugasnya sebagai ibu. Maka wajar pula, bila ada pertanyaan, sejauh mana TPA mampu menjadi peran pengganti ibu bagi seorang anak? Berikut perbincangan Suentra dengan Ketua IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia) cabang Bali, Tjok. Istri Mas Minggu Wathini. TPA hanya mengambil peran yang bersifat sement- ara, para petugas membantu memoles kepribadian anak secara luarnya saja. Artinya, kalau toh pelayanan yang mereka berikan mirip den- gan bimbingan orangtua, itu hanya sebatas mengisi kekosongan ketika orangtua anak-anak tidak bisa mene- mani putra-putrinya. Munculnya beberapa TPA di Denpasar, kini menjadi perbincangan menarik di masyarakat. Bagaimana pandangan Anda terhadap eksiten- si tempat penitipan anak ini? Masyarakat Bali mestinya bangga dengan HADIAH LANGSUNG... GRATIS !!! suasana yang se- atur pelaksanaan suai jiwanya. TPA adalah UU Inilah yag disa- No 2 tahun 1989, jikan lembaga- khususnya PP No lembaga peniti- 27 tahun 1990. pan anak, mere- Salah satu bunyi ka paham benar PP nomor 27 dengan keperlu- tahun 1990, ada an anak-anak yang mengand- kecil. ung tata tertib pendidikan pra- Apa dasar sekolah. Di antaranya, kelompok bermain, pen- hukumnya un- itipan anak, dan taman kanak-kanak. Dengan tuk gerak TPA begitu, hasil pembinaan di TPA masih terkait erat di lapangan? dengan proses pendidikan di tingkat selanjutnya. Inilah yang Jika dipahami lebih jauh, pelayananan yang perlu diperhati- diberikan para petugas TPA jangan dianggap se- kan bersama, pele lantaran ada transaksi balas jasa. Mereka jus- agar tidak terja- tru mengemban tugas mulia, sebagai peletak di kerancuan di dasar moral anak-anak agar tumbuh menjadi in- masyarakat. san-insan Indonesia yang Pancasilais. TPA bukan tem- pat atau wadah Bergaransi 10 th Terkesan Anda begitu salut terhadap peng- abdian para petugas TPA? yang dikelola sebuah lembaga/yayasan yang ber- sifat sembarangan, apalagi buru-buru dipandang Ya, saya salut dan bangga terhadap rekan-re- lahan bisnis baru. Proses pelayanan yang diberi- kan yang mau mengabdikan dirinya sebagai pen- kan sebuah TPA, sangat terorganisir dan terpro- gasuh bayi di TPA. Penghargaan yang saya sam- gram dengan baik. Yang mereka tangani kan paikan ini bukan berarti membela profesi pem- bina atau pendidik anak-anak. Setidaknya, saya paham tanggung jawab yang bagaimana dirasa- kan oleh guru-guru atau para pengasuh Balita, apalagi yang mereka bimbing adalah anak orang lain. Jika tidak dilandasi tanggung jawab moral, bagaimana mereka bisa betah bekerja. Karenan- ya, masyarakat harus turut merasakan tugas be- rat seorang pengasuh bayi di TPA. Bisa dibay- angkan betapa sulitnya mengasuh anak-anak dari berbagai karakter. Contohnya, anak-anak ada yang biasa dimanja di rumahnya, rewel, nakal, sampai minta dikeloni. Lantas, para pengasuh TPA berpikir, bagaimana membuat anak-anak itu mulai belajar mengenal lingkungan, belajar ber- bicara sesama kawan, hingga makin paham hak- ikat kehidupan. Apa pekerjaan model begini tidak layak diberi penghargaan, jangan malah disang- ka yang bukan-bukan. 1 SET SPRING BED (90 x 200) +1 KIPAS ANGIN EXCLUSIVE UNTUK TYPE BEBEK UANG MUKA Rp. 500.000,- KREDIT S/D 5 THN ANGSURAN Rp. 72.625,- BUNGA RINGAN + SERVICE GRATIS) MINGGU BUKA FULL PLUS DATANGLAH KE SHOWROOM SUZUKI : (SUZUKI IMAM BONJOL) PT. VARIA PRATAMA INTI MOTOR JL. IMAM BONJOL NO. 79 1(SATU) SETRIKA LISTRIK Untuk Pembelian 18.00 - s/d 21.00 wita BERLAKU JUGA DI: Denpasar-Yogyakarta 14.05 Denpasar Mataram 15.55 Denpasar Mataram 16.00 Denpasar-Jakarta Denpasar Porth Denpasar Singapore 17.25 Denpasar-Manado Denpasar Ujung Pandang 21.50 Denpasar Surabaya a Min Rp. 1.500.000,- KREDIT s/d 12 BLN 22.20 Denpasar Surabaya PT. VARIA LESTARI INTI CIPTA MENJUAL FURNITURE dan ELEKTRONIK BUKA: 8.00-21.00 wita C. 1155 Bagaimana dengan peran pembantu rumah tangga, apa anak-anak tidak cukup diasuh se- orang pembantu? Permasalahnya bukan cukup dan tidaknya itu, kondisi di lapangan paling menentukan. Pemban- tu juga bisa berfungsi sebagai pendidik anak, na- mun tidak selengkap pelayanan yang diberikan lembaga TPA. Petugas yang mengasuh anak-anak di lembaga luar rumah itu, semuanya dibekali ilmu yang memadai. Pengetahuan mereka justru setaraf perawat, atau minimal baby sitter. Apalagi kalau pembantu minta izin pulang kampung, anak-anak mau dititipkan di mana? Sekarang, BPM/won HALAMAN 3 Bagaimana tingkat kecendrungannya, baik yang negatif dan positif? Mengenai kecenderungan positif negatifnya dari tempat penitipan anak, saya belum pernah me- neliti. Saya hanya melihat yang terbaik adalah demikian, tetapi bagaimana kenyataannya di lapangan, saya belum lihat. Saya hanya melihat sepintas, bahwa pada dasarnya tujuannya baik. Bahkan masih diperlukan lagi terutama di kan- tor-kantor, banyak orangtua bingung memikirkan anaknya ketika sedang bekerja. Apalagi jika mere- ka tidak punya telepon, sehingga tidak bisa men- gontrol. Ini juga dapat mengurangi produktivitas karyawan. Tetapi kalau di kantor atau dalam per- jalanan kantor ada tempat penitipan anak yang bisa dipertanggungjawabkan, baik dari segi tempat maupun programnya, mereka akan menjadi ten- ang. Tetapi tidak semua orangtua mampu menitip- kan anaknya di tempat penitipan anak. Karena itu perlu turun tangannya pihak pemerintah. Kalau tidak memungkinkan, ya pihak swasta. Dalam hal ini, tiap perusahaan seyogyanya menyediakan tem- pat penitipan anak bagi karyawannya. Semua pada dasarnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Negatifnya dari tempat pen- itipan anak akan muncul, jika orangtua menjadi- kan tempat tersebut sebagai ibu bagi si anak. Mereka ingin betul-betul lepas tangan dari tang- gung jawab mengasuh anaknya. Padahal, seharus- nya kalau mereka menitipkan anaknya, tetap harus ada kerja sama antara orangtua dengan si pen- gasuh. Lalu di mana letak segi positif dan negatif antara pengaruh tempat penitipan anak dan baby sitter terhadap pola perkembangan anak? Antara tempat penitipan anak dengan baby sit- ter, keduanya punya segi positif dan negatifnya. Kalau baby sitter bisa di rumah sepanjang hari, sehingga mereka bisa memandikan, menidurkan, mengajak bermain, mengajar nyanyi dan sebagain- ya. Jadi bukan hanya dua atau tiga jam. Kekuran- gannya, hubungan itu hanya dua orang, antara anak dengan baby sitter. Tetapi kalau tempat penitipan anak, waktunya terbatas, anak juga harus keluar rumah, tidak ada suatu interaksi langsung dengan orangtua. Kelebihannya dari di rumah, adanya lingkungan sosial di mana si anak menemukan te- man-teman bermain seusianya. Penitipan anak di mana pun sama, tetapi di daerah perlu dikaitkan dengan kultur dan budaya yang bersangkutan. Ka- lau di Bali, mungkin tempat tersebut perlu diwar- nai kebudayaan Bali yang dinamis, yang mencint- tai kebudayaannya. Tempat penitipan anak ini perlu ada sentuhan-sentuhan khas yang berwarna Bali, seperti ukiran, penari Bali, dan sebagainya. Mungkin Anda dapat menyebutkan risiko yang muncul apabila anak diasuh di tempat pen- itipan anak? Semua tempat pasti ada risikonya bagi si anak, seperti jika ada teman yang sakit bisa menular ke anak yang lain. Kalau program tempat penitipan anak kurang bagus dan gurunya asal-asalan, itu kurang positif bagi perkembangan anak. Tetapi se- jauh ini saya belum melihat risiko besar yang di- hadapi anak ketika dititipkan di tempat penitipan anak. soial ini. Bagaimana dengan pandangan orangtua di desa tentang fenomena perilaku kaum wanita modern di kota yang menitipkan anak ke TPA, dinilai tidak bisa mengemban tugas seorang ibu. Pendapat ini apa tidak dipertimbangkan? mencari pembantu juga tambah sulit, Bagaimana komentar Anda dengan adan- kondisi ini mem- ya bayaran ke TPA itu terkesan mahal? beri peluang bagi Yang menyatakan mahal itu siapa? Lemba- masyarakat melir- ga yang dibina Depsos tidak akan memungut ik jasa TPA. biaya tinggi. Cuma dari masyarakat ada isu, kalau TPA swasta memungut imbalan Rp 3.500 Apakah den- Rp 7.000. Ya.. ini tampaknya menjadi soro- gan adanya TPA tan masyarakat ekonomi kelas menengah ke peran seorang ibu bawah. Kalau toh jumlah itu benar, jangan ter- sudah sepenuhnya buru dianggap mahal. Menteri pendidikan In- diambil alih? donesia, Wardiman Djojonegoro pernah berka- Oh bukan, jan- ta, "Pendidikan itu mahal." Konsep ini tak bisa gan disalahtafsir- dipungkiri, masyarakat harus sadar terhadap kan. TPA hanya kebutuhan lembaga pendidikan agar dapat mengambil peran memberikan mutu yang baik. Artinya, jangan yang bersifat se- mengeluh jika dipungut bayaran tinggi kalau di luar rumah hanya untuk kesejahteraan anak. Pandangan orangtua zaman dulu yang tidak paham kondisi masyarakat modern, sudah tentu menganggap hal itu ganjil. Hal wajar, apalagi jika dikaitkan dengan sosiokultural mayarakat Bali (Hindu) yang menempatkan kaum wanita sebagai penjaga rumah, mengurus anak, dan membuat banten. Secara perlahan-lahan, mereka pasti mengerti kalau zaman sudah berubah. Kini, wan- ita sudah terjun mencari kerja, sama-sama sibuk Secara psikologis, anak- anak setiap saat perlu teman bermain. Interaksi sosial bukan hanya bagi orang dewasa, Balita pun membutuhkan suasana yang sesuai jiwanya. Kendala yang terkesan klasik itu, tidak sukar mengatasinya, beri pengertian dan sekali- sekali ajak menikmati perubahan yang terja- di di masyarakat mod- ern. Saya juga melihat hambatan itu masih terasa, setidaknya kaum ibu-ibu zaman dulu pasti lebih suka kalau cucunya dikelo- ni sendiri ketimbang dititipkan. Itu kerena mereka kurang paham benar terhadap fungsi TPA. Di samping, un- mentara, para imbalan itu untuk kema- petugas membantu juan anak didik. TPA memoles kepriba- juga begitu, pengelola dian anak secara kan perlu biaya untuk luarnya saja. Artin- menyedikan sarana dan ya, kalau toh pel- prasrana, gaji para petu- ayanan yang mere- gas, dan keperluan lain- ka berikan mirip dengan bimbingan orangtua, itu nya. Coba pertimbang- hanya sebatas mengisi kekosongan ketika orang- kan, masuk ke swalayan, tua anak-anak tidak bisa menemani putra-putrin- satu alat mainan saja ya. Kehidupan anak-anak terbagi dua, bisa berharga ratusan perkembangan psikis dan fisik. TPA lebih cen- ribu. TPA malah menye- derung membantu agar anak tumbuh sehat secara diakan berbagai sarana, fisik, pelajaran moral yang diberikan masih yang harganya sanpai dalam batas tertentu. Bagaimana pun legalitasn- jutaan. Belum lagi jasa ya yayasan atau lembaga tersebut, tidak akan per- pembinaan, alat-alat un- nah bisa menggantikan peran seorang ibu di mata tuk memandikan anak, anak-anak. Eratnya hubungan tali kasih (batin) mencuci pakaian, sam- ibu dan anak, tidak mungkin didapat pada orang pai pada pengaturan gizi lain, ini sudah menyangkut norma atau nilai ke- makannya. Untuk itu, perlu ada koordinasi tuk ukuran di Denpasar jasa pelayanan TPA hidupan yang transparan. Kalau kita pelajari lebih yang baik antara masyarakat pengguna dengan belum membudaya. Namun, keperluan ter- dalam, kendati seorang anak baru berumur be- pengelola TPA. Kesadaran masing-masing pi- hadap lembaga ini pasti terjadi, seperti di Jakar- berapa hari, menangis pun ibunya akan turut hak sangat membantu perkembangan lembaga ta, kehadiran TPA disambut hangat. dirasakan. Contoh kecilnya begini. Ibarat se- buah buah, kulit luarnya bisa saja diukir agar tampak lebih indah dari sebenarnya. Untuk mengubah agar rasa buah itu tambah enak, ma- nis sesuai aslinya, apa ada manusia yang mam- pu menyulapnya. Manis tidaknya tergantung pohon yang menciptakan. Belakangan ini, TPA yang beroperasi di Denpasar tidak hanya hasil binaan Depsos, ada beberapa yang dikelola pihak swasta. Ter- hadap ini bagaimana? Donald's BERHADIAH Mc TM M BEEFBURGER Saya malah tidak tahu secara pasti kalau ada TPA swasta yang sudah beroperasi. Kebetulan selaku tenaga pendidik tingkat paling bawah (TK) di bawah naungan PGRI, saya merasa berkewajiban memantau perkembangan TPA. Untuk tidak membuat kerancuan sistem yang sudah berlaku-sesuai peraturan-, sebaikn- ya TPA yang dikelola pihak swasta agar mendaftarkan diri ke Depsos. Hal ini penting, untuk menghindari penyimpangan misi diber- lalukannya TPA di masyarakat oleh pemerin- tah. Minimal, ada persamaan tujuan antara bi- naan Depsos dengan pihak swasta. Namanya saja hasil binaan departemen sosial, jangan sampai menyimpang terlalu jauh dengan misi sosialnya. Akan sangat disayangkan, kalau TPA yang berkembang semata-mata berdasarkan pertimbangan bisnis. Kalau sudah berubah menjadi lahan binis, saya khawatir tempat pen- itipan anak akan disulap menjadi 'pasar' yang syarat transaksi jual beli. Bonus tambahan : HADIAH LANGSUNG touchstone pictures untuk setiap cuci-cetak foto berwarna Hanya ada di : PRIMA THAMRIN untuk cuci-cetak pada jam 17.00 - 22.00 FOTO STUDIO JI. Thamrin No.41 Denpasar Berlaku Tgl. 8 April-23 April 1996 C. 1063 Color Rendi Rendition Chart
