Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-04-14
Halaman: 11

Konten


4cm eat Wage, 14 April 1996 Minggu Wage, 14 April 1996 A PRESIASI Bali Post HALAMAN 11 Mencermati BPM/KS karya sembilan pelukis yang di- aka Ketua STSI Denpasar, of. Dr. I Made Bandem itu, rasa kita tengah berhada- an dengan bentangan karya ang satu dengan yang lain- ya memiliki kemiripan ma. Bahkan ada kesan, pi- man warna yang dipilih un- k mewakili tema pun ham- rsenada, di mana domina- warna gelap dengan ak- entuasi kuning dan putih rasa cukup mencuat walau Jaklah terlalu menohok. tarikan garis yang digores- irat kuat kesan tanpa ragu- Untuk itulah, media yang menuangkan imajinasi tidak lagi terbatas pada Seperti karya I Nyoman pa berjudul "Bias Ekspre- kisan yang berukuran 220 cm ini menggunakan dua plastik transparan. Di per- m plastik pertama itu den- Das pelukisnya menorehkan engan warna yang men- merah. Kemudian di à dilapisi plastik yang sama bantuan lem. Ini suatu in- bahwa seniman muda ini melirik media lain selain Selain itu ada yang meng- un tripleks dikombinasikan kanvas. Kain poleng khas an dijadikan media untuk ngkan ide. Seperti karya I Naya Suwanta bertajuk ku, Baliku". Napas Hindu kentara pada karya I Dewa Vijaya yang berjudul "Rwa Ha" 120 x 80 cm. Melalui ya itu Soma Wijaya ingin ngatkan kembali bahwa an di dunia ini tidak bisa epaskan dengan konsep ineda. Dua sisi yang sela- beda menuju keseimban- Blur-blurnya memiliki ciri endiri. I Wayan Setem den- konsep polusi wabah ogi merusak peradaban, mpilkan karya berjudul Polusi" dan "Evolusi." a-karyanya itu meng- Can cat air di atas kertas. nya ini juga cukup atraktif an menempel guntingan ar kemudian dikaburkan an warna yang senada. I Gede Wiratmaja dengan p tak peduli apa pun itu, mampu mencermati dan elami akan dapat mem- kitkan emosiku untuk eskpresikan di atas kanvas, hadirkan karya berjudul presi Alam". Sementara I Sudana dengan konsep atan magis ritual topeng ghadirkan karya berjudul presi Topeng". (lun) ik sah dari tinja tersebut," ka- gaimana kondisi kesehatan pe- Sil menepuk pundak si bintang mtal spiritual serta gelagat poli- rbaca," katanya sambil men- katanya berdiri sambil berg- ingsingkan lengan baju! Mari sepatu yang berada di sini se- atis. Katakanlah semacam ting- macam laboratorium usaha ber- ru dana revolusi," gebraknya eloncat menjadi 90. mancap mata Rokayah. Mata irkan tindakan penyelamatan ya. h sang penyembuh semua san- sien dinaikkan ke atas pentas. uang dengan sejumlah lampu am. Seluruh hadirin diatur mel- kesan seakan kami semua ad- yang berada di kamar-kamar bedah jiwa-jiwa. suatu contoh kecil yang tidak agaimana kita dapat membuat ari suatu contoh kecil. Jadi co- an perhatian kita tumpahkan. marilah kita menjadi Habibie- eningkatkan derajat kepakaran ktual secara optimum," katan- yantap molen. "Bagi saya tidak ublik ini. Bertamasya ke bulan wa dalam waktu sedetik. Janin h ketinggalan zaman. Batu gin- sa sebagaimana Habibie mem- kan mendadak masif, padat. yang aktif Rokayah-istri gue ibie kecil yang lincah, sigap dan kali yang disambarnya adalah alnya itu ia tarik ke bawah mik- bawah hidung. Tentu baunya emudian dengan cara yang memasukkan kedua sandalnya kebaya terbungkus selendang. yelinap ke kamar mandi, men- mengendap-endap pergi menyu- Dişik saya menguntit dari bela- pai nginjek lagi," bisik saya. mi sejarah," parau suara saya. ng yang bersebelahan dengan pat bernapas dengan lega bah- jungkir balik kawan dan lawan itas dan fantasi tak dapat saya aktu meluncur ke depan semen- wwerobot masa kini kata saya pada Rokayah. an sebagai pernyataan terima ang. "Maaf", begitu bunyinya. an rumahku sudar klar, WC aku da aral melintang pada peresmi- dan istrimu InsyaAllah tak akan O ahkan kepada dokter waku ●Dari Pesta Puisi Dermaga Buleleng EATER tergantung pada media massa, yang baik, dan I Gde Dharna iden Amerika Serikat yaitu John BPMsuhamanto SINGARAJA BANGKIT KEMBALI? kalangan publik yang hetero- li ke panggung sastra dan kita mensucikan." Lain di Amerika empat Profesor STKIP Prof. Jayanegara, Prof. Widja, Prof. Sumarsono, Prof. Yudana, Drs. Yon sta RRI Singaraja), Ir. IB Marda- atau negatifkah bagi kehidupan wa (Kepala PLN Buleleng) puisi di masa depan? mereka semua ikut menyemar- Yang jelas dampak positifn- akkan Pesta Puisi Dermaga ya sudah ada, karena dengan Buleleng, dengan gaya dan ciri meleburnya kecintaan pejabat khasnya masing-masing, mere- terhadap seni puisi, maka sega- DERMAGA Buleleng pada "SINGARAJA SAKTI" buah penyair, namun telah menyebar tanggal 31 Maret 1996 benar-be- karya Ketut Wirata Sindhu yang ke kalangan birokrat dan kalan- nar menjadi saksi bisu terhadap dipersembahkan sebagai kado gan konglomerat, baik dari kebangkitan gairah berkesenian ulang tahun kota Singaraja, tak tingkat kabupaten sampai ke di Buleleng, Lewat hajatan be- ketinggalan pula Ir. Nyoman Kabinet Pemerintahan, dari Pak sar degnan label PESTA PUISI Yasa (Ketua Bappeda). Nyoman Kyai sampai Pak Menteri, di ba- DERMAGA BULELENG, se- Sukamara, S.H. (Kakandeppen lik semua ini ada satu pertan- bagai rangkaian acara dari HUT Buleleng), Djasli Djosan (Kep- yaan. Gejala apakah ini? Positif 392 Kota Singaraja. Berpuluh puisi dibacakan secara berantai oleh para pejabat Buleleng, para birokrat kampus, seniman Bule- leng, pecinta seni sastra dari ka- langan kampus dan kalangan pelajar SMU di Singaraja. Adalah Ketut Wirata Sindhu, orang nomor satu di Buleleng (Bupati) yang membuka pesta puisi ini dengan vokal yang bu- lat dan lantang, beliau mengu- mandangkan tiga kali berturut- turut semboyan kota Singarja, "Hidup Singaraja SAKTI, Hidup Singaraja SAKTI, Hidup Singaraja SAKTI" dan dilanjut- kan dengan pembacaan puisi Suara Angin Nur Wahida AKU tahu suara angin yang kau hembuskan dikegerahan tiap sudut suaka bilik istana tapaku gen. Terlepas dari fenomena peja- bat yang terjun kedunia puisi, maka dari rangkaian pesta puisi Dermaga Buleleng juga ikut larutnya para pelajar SMU di Singarja merupakan sebagai per- paduan yang harmonis antara para generasi tua dan generasi muda. Namun yang tak boleh di- lupakan dari Pesta Puisi Dema- ga Buleleng adalah munculnya para penggiat seni musik yang ingin menggeluti musikalisasi puisi. Mereka semua sering dan kegiatan ini sangat efektif melontarkan sebuah obsesi bah- F, Kennedy "Politik selalu PESTA SAR SAKTI MENUJU DSB- Pesta Puisi Dermaga Buleleng HUT SAR 392 tahun (31/3 untuk memasyarakatkan puisi di wa kita (Buleleng) harus kemba- mencemarkan, sedangkan puisi yll) memang mulai dikipas orang nomor satu Bali Utara Drs. Ketut Wirata Sindhu lalu dilapis harus mengadakan regenerasi lain pula di Singarja, kalau John KS, MA bersambut dua penyair mahasiswa STKIP Asep Syahmid, Yahya Umar. Ikut "naik puisi" dari tingkat SD sampai Pergu- F Kennedy mengatkaan bahwa Kepala STO SAR Djasli Djosan dan istri, lagi pengajar STKIP Drs. IGP Antara ditopang maha- ruan Tinggi dan masyarakat puisi sebagai alat untuk mensu- siswinya Darmi Yuli dan so pasti seniman empat generasi SAR I Gede Dharna. Lalu penyair Ge- umum, sehingga akan muncul cikan, maka Ketut Wirata dong Kirtya I Ketut Suwidja, Gde Artawan (juga dosen STKIP), IDK Raka Kusuma (Klungkung), komunitas seni sastra yang ber- Sindhu (Bupati Buleleng), Wayan Arthawa (Karangasem) serta Yuni aktivis apresiasi juga tak ketinggalan. Kalau 37 tahun yll kelanjutan, bahkan Sunaryono menggunakan puisi untuk men- Singaraja mampu melahirkan sang meteor yang bernama Putu Wijaya, maka normal dan sehat sehat saja kalau kini SAR kembali berdandan mencari, berdaya dan menemukan "roh Bali Ut- Basuki KS (Novelis), Hardiman jadi figur yang merakyat. (Pelukis), I Ketut Suwidja (Pen- Dalam pesta puisi Dermaga ara" di tengah kebyar pelita pembangunan. Wirata Sindhu bersila dan bertepuk tangan menikmati yair) sangat merindukan sekali Buleleng juga diluncurkan an- seni apresiasi di tengah kerumunan para guru besar STKIP dan gedung Dermaga Seni Buleleng acara-acara apresiasi sastra yang tologi puisi Buleleng Dalam Sa- (DSB) calon "markas kiprah" para seniman Bali Utara di masa masa yad. lebih kontinyu, dan kerinduan jak dan Sajak-sajak Resonansi sesepuh sastra di Buleleng akan Seribu Jendela, kedua antologi segera terobati karena telah ter- ini adalah sebagian kado para bentuknya DERMAGA SENI seniman dan penggiat sastra ka- BULELENG (DSB) yang akan dijadikan wabah atau kantong apresiasi seni tiap tanggal 30 di tiap bulan. Adapun lokasinya adalah di Gedung Eks Komple- ks Pelabuhan Buleleng. mpus seribu Jendela untuk men- ingkatkan kembali kehidupan sastra di Buleleng, dan dengan terlibatnya para pejabat Bule- Dengan diadakannya Pesta leng dalam pesta puisi kali ini akan dijadikan tonggak atau mo- Puisi Dermaga Buleleng, hik- mentum kebangkitan sastra Bali mah besar telah diambil dari karena dengan kegiatan ini, I Gde Dharna, Gde utara, Artawan adalah dua orang tokoh kepedudlian pejabat kepada ke- di balik Pesta Puisi Dermaga senian khususnya seni puisi akan Buleleng, beliau merasa terharu ah, dan indah. Puisi datang un- berdampak positif bagi terhadap publik yang heterogen tuk mensucikan masalah, kalau perkembangan seni di Buleleng namun dapat menjadi apresiator kita ingat ucapan mantan Pres- Semoga. Asep Syahmid ka bacakan puisi dengan penuh la bentuk kecurigaan terhadap menjadi penyerta tiap apresiasi keseriusan, namun kepiawaian seni puisi akan sedikit meluntur, sastra di Kampus Seribu Jende- mereka semua akhirnya menda- dan hal ini berkaitan dengan la. pat perlawanan sengit dari em- pernyataan WS. Rendra pada pat profesor dari kalangan Ka- salah satu media Ibu Kota "bah- mpus STKIP Singaraja, seperti wa gejala ini mengindikasikan Prof. Dr. I Gde Widja, Prof. menguatnya naluri histioronik Sumarsono, Prof. Putu Jayane- yaitu naluri untuk berperan dih- gara dan si "Biola" yaitu Prof. adapan publik (rakyat) bahkan IGN Yudana. menurut Rendra fenomena ini justru menguntungkan penyair, karena sosialisasi puisi tidak lagi kita pada jalan panjang esok. Rupanya seni puisi akhir- akhir ini bukan hanya milik para alan dari berjuta kesabaran masa lalu. Kita kini dalam jeda episode akhir cerita angin, kamana arus angin membawa aliran sungai kita. Lalu haruskah kita entaskan bila telah sampai pada muara. kuasa ilalang di hutan jati yang ta kebersamaan kita di liang pen- Ketika cerita pendek ini tak lagi menjadi angin lalu. Simpanlah catatan ini pada tingginya terang bulan yang kau puja. Walau Kini puisi telah kembali ma- rak di Kota Singaraja, dan lewat puisi kita bisa mengeluarkan isi hati, tentang gundah, resah, sus- OL.A Kuntiadi DAUN DAN EMBUN Dari bening kedua telaga ketemukan kukuh akar mencengkeram kalbu bumi Aku memang pohon di tengah belantara memangku alir sungai menuju samudera (dalam hangat dekapku hijau daun-daun semakin rimbun oleh cambuk humus) Darimana awalku angin kering membelai jiwa saat jauh dekat tiada berbeda di tengah luka MENUJU LOLOAN GRADAG GRUDUG masih saja terasa garam laut Gang Kenari Sore Hari Ini berumur hanya sampai pada DISKUSI gradag-grudug kali maupun pakar-pakar bahasa besar-besaran, karaoke, film biru ●Mas Jayantiari Aku pucuk daun tak merasa sejuk embun tak lagi mendengar riakombak walau nelayan wujudku Mungkin rimba telah gelap atau mata yang buta mungkin laut membeku apakah telinga pun tuli uh tahun bahkan beratus-ratus begitu besar. Namun masih ada pun ada mungkin hanya sebagi- man-teman yang kebetulan OSAJAK KARTINI KAMPUS KUNING OL.A. Kuntiadi KIDUNG Kidung bertuah sarat puja dan puji atas lingkar mutiara Saraswati suci Ditembang pada waktu malam bulan penuh menerpa gendang telinga sekali semusim mengiring sujud menemani wajah terbasuh oleh air murni tetesan akar nurani Dua kali setahun tergumam dari bibir tua hanya segelintir dapat terlontar dari pucuk daun penerus Kidung bertuah aksara merangkai kata beribu makna sastra hakikat jiwa dalam kisah kusir berkereta kuda OL.A. Kuntiadi TITIK AIR Disini wajah tertunduk menunduk di kaki pelangi pelangi bertikar duka daun cemara cemara kalungkan air mata Cakupan telapak tangan tangan mencengkeram karma karma dibuahi dosa dosa terbungkus doa Titik air embun mengembun ke ujungnya ujung kaki mendingin dingin, getarkan sanubari Titik air mata matahari pancarkan kehangatan hangati lorong sukma sukma berkelip dalam pelita. tanpa menunda waktu, se- mampu saya, agar tak ada sesal bila ajal tiba-tiba me- manggilnya. Dan saya bisa dengan tenang membela diri, toh saya telah berusaha ber- buat sekemampuan saya. Mungkin itu pula sebabn- Penya, saya tidak bisa menangis seperti orang lain, ketika or- ang yang paling saya sayangi meninggal dunia. Tidak! Set- elah saya berusaha sekuat ten- aga, rasanya tak ada lagi yang bisa saya lakukan. Sehingga Kidung bertuah membuka gerbang merah bersatu dengan nafas terhanyut dalam darah menggenggam lenggang akar beringin yang tertiup angin tenggara menadah kuning daun pagi. Walau tetap kuberharap ini kalau boleh saya memberikan menyusun tulisan tentang tanah dan alat-alat teknologi canggih bukanlah gumpalan embun pagi Hani, apakah bulan di langit sinar emas berikutnya menemani topik permasalahan: pemertaha- Melayu Loloan. Baik itu berben- lainnya telah menggrogoti serta yang kita janjikan. Tapi udara sana masih bersinar menerangi kita tanpa ada daun yang kering nan bahasa Melayu Loloan dan tuk sejarah dan latar belakangn- melunturkan watak sekaligus tr- malam yang meruang dan me- malam ini haruskah kita terlepas dan gugur sia-sia. Nur dilangit- arsitektur rumah panggung se- ya maupun perkembangan ba- adisi Loloan. Saya tidak men- waktu dipengembaraan pencar- selepas purnama menanggalkan ku padamu kuharap sampai bagai bagian akar budayanya. hasanya sebagai ragam keg- yalahkan perkembangan teknolo- Bahasa Melayu Loloan sebagai uyubannya, dalam versi yang gi, tetapi yang saya sayangkan ianmu pada keinginan melepas- langit yang memudarkan pekat- pada-NYA. (7 Desember 1995) bahasa ibu mereka memberi arti berbeda. Ini menunjukkan di kenapa budaya menenun, berpan- kan sesak napas pemburuan bun- nya. Atau kita dipaksa menung- ga-bunga. gu terang berikutnya. Janganlah khusus bagi rumah panggung dalam bahasa Melayu Loloan ter- tun, hadrahan, musik Burdah tak Bungaku yang liar merambati kau pamitkan untuk pulang ser- yang begitu kokoh berpuluh-pu- kandung nilai-nilai historis yang lagi terdengar suaranya, kalau INILAH HIDUP peduli dengan saya, Ingin saya lagi bermusim daun-daun kering, guburan pemutihan warna emas IBU, ingatkah saat kutanya tahun. Minoritas bahasa Melayu yang belum tergali, terutama tr- an kecil saja. de du Arsitektur rumah panggung jelaskan kalimat ini dengan serta kemarau panjang karena ia di panggung kita. Adalah cerita padamu apa hidup ini sesunggu- Loloan ini jarang terjadi pada adisi kebudayaannya. Sungai Ijo Gading yang elok semakin tahun semakin tidak bahasa yang lebih sederhana, hadir untuk tumbuh seiring na- ini puncak derita seorang sutra- hnya? Jawabmu," hidup adalah daerah Bali yang mayoritas pen- pas kesadaran alam berputar dara, kita yang melupakan tu- kesetiaan berladang di tanah nu- duduknya memakai bahasa Bali memisahkan antara Loloan Bar- ada, kalau ada keberadaannya yang mudah dipahami, yang mengelilingi matahari keyaki- lisan pada kertas yang tak sele- rani." Dari kelembutanmu ku- sebagai bahasa pergaulan. Teta- at dan Loloan Timur. Namun tidak begitu banyak. Padahal ke- tak bernada prihatin, tetapi yang gugur satu demi satu nanku. Keyakinanku menghapal- sai terketik terealisasi menjadi kan tiap lekuk nadi tidurmu Aku debu-debu diangin yang berlalu tangkap sinar meneduhkan pi saya tidak melebarkan tulisan demikian mereka tetap akrab satu beradaan rumah panggung itu juga tidak tampak sombong. Saya mempercayai kema- di penghujung musim ladang yang tengah kita gali ini. saya ini dengan penjabaran se- sama lain. Daerah bagian Kabu- akan memberi pesona sendiri yang bermimpi mengiringi per- menjadi kuasa langit di atas Tahukah kau betapa aku ingin cara rinci tentang sejarah paten Jembrana ini sangat me- bagi Loloan. Baik nilai keindah- tian dengan mutlak seperti jalanan ke ujung batas langit. suara gelombang cerita yang be- setia menggarap tanah kita ini, perkembangan bahasa Melayu narik untuk dikembangkan se- annya maupun keutuhannya se- saya mempercayai kelahiran, ngkin menurut orang lain tak kematian itu pun menjadi be- Tapi kini sampai di mana rembun satu-satu terhapus nyeri Bu? Karena di tempat yang ku- Loloan yang demikian erat ber- bagai seni arsitektur Rumah bagai potret sisi lain dari pulau hidup, dan Tuhan. Saya mem- menghasilkan apa-apa. Tapi gitu indah. Karena setiap lang- pendakian kita yang tak lelap waktu ke batas garis panjang cintai inilah kita menanam dan adaptasi dengan bahasa Bali. Panggung ciri khas Loloan dan Bali. Tetapi walaupun demikian percayai perubahan, karenan- sangat besar artinya bagi diri kah yang telah saya bangun oleh panas hari, di musim hujan entah kemana ujung pena per- akan membesarkan pohon kebe- Hanya impresi saya pada bahasa seni bahasa Melayu Loloan se- masih ada yang dipertahankan ya saya selalu ingin siap meng- saya. Karena setiap detik, set- untuknya, tak memberi celah, kita kedinginan sendiri. "Hani, cakapan kita bermusim diawal naran. Betapa aku akan sangat Melayu Loloan, mengingatkan bagai perpaduan bahasa Bali dan dalam keguyuban umat muslim hadapi segala kemungkinan, iap langkah, saya pakai untuk untuk disesali. Karena saya kemana langkahku kau tuntun Oktober. Ketika kita mencatat bahagia bila pohon kebenaran ketika masa kanak-kanak saya Melayu. Ini sangat menarik seka- Loloan hingga kini yaitu bahasa termasuk menghadapi kema- membuat kematian itu menja- sungguh-sungguh tidak sedang dilena tembangmu yang ternya- bait-bait sejak yang tak habis yang senantiasa kusiram dengan dulu. Ketika itu saya tidak men- li. Apalagi kini mulai tumbuh Melayu Loloan dan konon ba- tian. Ini membuat saya selalu di indah dan menyenangkan. merasa bersalah. cinta ini suatu saat dapat kunik- yadari bahwa diri saya telah seniman-seniman, budayawan- hasa Loloan inilah yang mem- bersemangat, tahu, aku letih menghapalkan lah hadapkan kita pada usangn- mati buahnya. Berbuah kecin- membaur dengan dialek Melayu budayawan, serta penyair-pen- perkaya kasanah perbendaharaan melakukan sesuatu yang mu- bisa melakukan segala sesuatu prolog pada pementasan drama ya kata-kata. Yang tak terbaca taan yang kupersembahkan demi Loloan walaupun dengan sadar yair di tanah Melayu Loloan ini. kata serta dialek yang gampang panggung ini kini harus kulepas hari. Haruskah terlupakan cata- saya memakai bahasa Indonesia. Tinggal bagaimana mereka dirasakan. Dan bagi saya sebagai kau setelah peranku usai." "Tapi tan pada pemutihan tahun ini Ibu, mengapa angin yang ber- Mereka menyebutkan ngomong menyentuh akar tradisi mereka orang yang boleh dikatakan lama Hani aku tak sanggup melanjut atau akhir jeda mengikutinya di tiup ke ladang kita selalu mem- kampung dengan nada yang sebagai tonggak kebudayaan tinggal di Loloan merasa risih kan sisa usia skenario ini untuk warna langit baru. Hani, biarkan buatku menjadi ketakutan? melagu. Ini yang menguatkan yang berdiri kokoh. Kita menya- kalau tidak fasih berbahasa Mel- menuntaskannya, aku tak sang coklat tanah melukiskan warna- Ciumlah keningku, Ibu. Dalam dasar pemikiran saya, bahwa ba dari di abad informasi ini seg- ayu Loloan. gup lagi meyakini akhir cerita warna pada biru kanvas kita. ketakutanku aku selalu memiliki hasa Melayu Loloan akan alanya cepat sekali berubah. Se- ini. Penghayatanku terlempar Birkan bumi mempesonakan per- mimpi buruk yang entah berapa berkembang dengan pesat bah- bagaimana Daerah Loloan yang dikuasa angin, kesepian di sam- juangan ke batas cakrawala besar menyeretku ke dunia tak kan mungkin sebagai bahasa per- mau tidak mau terkena imbasn- udramu. Aku takut tenggelam, panggung kita dengan cerita tan- bernama. Sertakan doa agar da- gaulan elite informasi. Banyak ya juga. Lihat saja telenovela, lalu mati terombang-ambing." pa sedan yang mengeringkan ke- "Aku tak tahu !" Sarat matamu manusiaan kita yang butuh keju- pat kupahami musim yang akan para sejarawan, Budayawan, kuis berjuta-juta rupiah, iklan berganti esok pagi. Bisikkan melumuri sayat-sayat di sekujur juran mengakui kepasrahan alam padaku bahwa angin, musim, tubuhku, perih lukanya gump- mengunjungi tengah gejolak usia hujan dan panas tak pernah me- ta tak erat kugenggam" "Aku tak terbaca bersama karena jeda te- UD.MAJU MAKMUR BANGUNAN Jl. Raya Sesetan No. 300 Br. Pegok TELP. 721373,721374, 721375 KAYU KAMPER - SEMEN . KAYU KRUING TRIPLEKS .KAYU MERANTI -SENG ASBES BESI BETON PIPA PVC DLL HARGA MURAH-MURAH BISMA Balai Pelatihan Bisnis, Pendidikan Manajemen & Pengembangan Pribadi Paket Program Singkat Bulan Mei 1996: Teknik meningkatkan pengaruh & kewibawaan dalam kepemimpinan. Strategy/Kiat-kiat Pemasaran Perusahaan Jasa. Akuntansi Praktis Untuk Manajer Non Akuntansi. Instruktur Profesional & Berpengalaman/praktisi. Informasi & Pendaftaran hubungi Ayu & Badra Jl. Raya Puputan 412 X - Denpasar, Telp. 236987, Fax. 264636 C 1142 PAKET KHUSUS UNTUK RESEPSI PERNIKAHAN Kami menyiapkan ruangan dan melayani permintaan untuk: RESEPSI PER HAN PERAYAAN HARI BAHAGIA/ULANG TAHUN SEMINAR PERTEMUAN MAUPUN ARISAN • WISUDA MENERIMA PESANAN CATERING Hidangan Indonesia yang kami sajikan sudah dikenal karena rasanya yang enak Untuk pemesanan silakan hubungi bagian pemasaran C 1163 NATOUR Jl. Veteran No.3 Denpasar Telp. 225681 C 1163 menebus kelelahanmu. musuhi peladangan kita. Mere- ka adalah sahabat bila kita me- mang bisa memeluk erat keakra- ban. Catatan Kecil Minggu Ini Kematian yang Indah AG Pramono Laboratorium Penulis Jembrana Negara, 8 April 1996 terdiam, "Kebenaran tak me- merlukan pembelaan, tetapi pertemanan memerlukan pen- jelasan," kata saya merasa agak congkak. Ia diam mem- biarkan saya melanjutkan kata-kata. Sesunguhnya saya tidak SEPERTI menghadapi terdiam, kehabisan kata. Saya sempat meragukan Ibu, usaplah gelisahku. Sebab ujian, saya ingin bisa men- kegelisahan selalu menamparku jawab semua pertanyaan den- diri saya sendiri, meragukan sekaligus menyudutkanku pada gan baik. Seperti juga keingi- kebodohan saya yang tidak terlalu yakin mereka berke- on jawaban- ruang yang menguras alam nan saya untuk menjawab per- bisa menjelaskan apa-apa dan pentingan pikiranku. Padahal dalam hidup tanyaan teman-teman saya, merasa ragu dengan hidup jawaban saya, .dak terlalu betapapun sulitnya. saya. "Apakah saya memang yakin bila kediaman saya akan aku belum banyak menghitung "Sekian lama pertemanan tak punya keinginan, tak pun- mengganggu pertemanan utangku pada tanah kelahiran. kita, kami tidak pernah tahu ya cita-cita? ataukah frusta- kami, tetapi seberapa pun Di mana pohon-pohon jiwaku menancapkan akar-akarnya, apa keinginan-keinginanmu, si..." Walaupun saya teramat kecilnya sangatlah penting menikmati setiap kesuburan yang apa cita-citamu, apa tujuan yakin dengan tindakan-tinda- bagi seorang teman mengenal senantiasa ingin kuraih dengan hidupmu. Apakah menjadi kan saya selama ini, pertan- teman yang lain. Paling tidak penyair, menjadi pegawai yaan ini toh mengganggu saya, akan dapat dimengerti segala sepuluh jari. Ibu, katakan berapa dalam negeri, pegawai swasta, guru, terasa agak mengganggu per- tindakan-tindakan yang oleh kalangan umum mungkin di- harus kugali lagi ladang kita ini. penjaga anak-anak, sutradara, temanan saya. teater, jurnalis, arkeolog, "Begitu pentingkah untuk anggap tidak biasa. Agar kutemukan keadilan murni atau..." kata-kata itu terus dijawab?" kata seorang teman "Saya ingin kematian yang yang selama ini tak kutahu ter- saja berloncatan secara ber- yang merasa paham kediaman indah bagi diri dan orang timbun di lapisan tanah yang gantian dari teman-teman di saya. lain," kalimat inilah yang in- mana. Hingga terjawab pula hadapan saya, membuat saya Sejenaksa y a gin saya katakan kepada te- hakikat hidup kita. (Des'95) Wearnes KARTINI Computer System Wearnes... The Right Choice УИММЫ Rp. 3.100.000,- 486DX2-66 486DX-66 Upgradable Drive 1,44 & 1,2 MB HD 420 MB, RAM 4 MB Super VGA Monitor 14" Mouse, DOS original 'Keyboard SALE! Discount Khusus Untuk Ibu-Ibu dan Remaja Putri Selama bulan APRIL PT. HARRISMA DEWATA JAYA Pertokoan Kertha Wijaya A-6,JI. Diponegoro No. 98 Denpasar Tel. (0361) 233115, 240166, Fax. 233115 C 1165 bergairah Bagi orang lain, saya ingin Mas Ruscitadewi Mas Jayantiari Agenda Kantong Apresiasi'96 SUATU MASA Setandan Pisang di Rumah Panggung Loloan GRADAG GRUDUG APRIL 1996 KELIR KAYON KPSJ BALI BARAT Cagar Aksarawarasa Kenegaraan Pengundang Muslihin dkk KATE Loloan Barat Jln Kenari Gang 1/5 Loloan Barat Negara (atau telepon PONDOK SENI-40031 (0365) Minggu SORE 14 April'96, pukul 16.00 WITA Menghadang Empat Tahun kota Semarapura OPESTA PUISI SROMBOTAN KLUNGKUNG 88 TAHUN PUPUTAN KLUNGKUNG Hubungi SANGGAR BINDUANA, Jln Flamboyan 57 Klungkung telp 21506 (0366) atau Perwakilan Badung LOSBUKUSA Lastra Raisu-261030 (0361) Seputar Monumen Puputan KLK 27-28 April'96 Ke Telaga Gunung di Tengah Hutan Jiwa OPESTA SENI BANGLI BANGKIT MENIMBANG 792 TAHUN BANGLI JAGA di Taman Bali 11-12 Mei 1996. OPKB'96 SIAGA JUNI 8 Penjuru PKB mulai ngigel! Mengagumi parasmu berarti menghitung setiap lelahmu juga. Semua membawakan kenangan akan sulitnya pertaruhan, dan betapa panjangnya kita akan men- iti hari. Tapi ini perjalanan, kita mesti tersenyum sepanjang jalan- Nya. Sampai kini aku masih berte- ka-teki kemana akan arahnya. Ibu, aku kangen masa kanak lagi. Masa dimana semua kenangan dapat kupulangkan. Semua impi- an kucipta tanpa beban, lepas dan bebas. Teringat masa di mana aku dapat menyusupkan kenakalan usia kecilku hanya padamu, Ibu. Kini, berapa lama waktu mem- besarkan kita? Mencipta kebersa- maan dan berpeluk kenangan ane- ka rasa. Adakah di antaranya bisa mengurai kisah tentangku di ha- timu, Ibu? Dusun dusun Jagatraya mulai Kipas Cendanawangi.... selalu merangkulku dalam setiap ASTRA MOBIL DAIHATIU CABANG BARU PT ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU SALES OPERATION JL.COKROAMINOTO NO. 75 A, 75 B TELP. 423581, 434061 DENPASAR Espass Memberi kemudahan FEROSA Pembayaran Rp.3.800.000,- Pembayaran | :Rp.4.000.000,- Ang/Bl.: Rp.758.000,- Ang/Bl.: Rp. 1.085.000,- HARI MINGGU TETAP BUKA 1096 Ibu, aku mencintai hidup sejak kualirkan air mata dalam tang- isku. Sejak kurasakan napas men- galir di lekuk pernapasanku, se- jak empat ruang di jantungku memompakan darah ke seluruh pembuluhku. Ibu, kutahu kasihmu kesempatan. Melaluimu Dia mem- beriku kesempatan menerjemah- kan gurat-gurat di garis tanganku. Ibu, pastikan hangat cintamu masih memanaskah dingin pengembaraanku. Pastikan juga obormu tetap menyala menemani perjuanganku, menemani serta menyinari sisi gelap kehadiranku, menerangi muramnya kegelisah- anku. Ibu, mari mencipta kenangan lagi. Tentang makin banyaknya pertanyaan yang masih perlu kita jawab. Cinta masih harus kita bagi pada kemanusiaan, bagi hidup yang selalu perlu kita sen- tuh, hidup yang demikian setia merekamkan kegelisahan manusia berbagai masa. (Des'95) 2cm Color Rendition Chart