Tipe: Koran
Tanggal: 1996-08-07
Halaman: 08
Konten
HALAMAN 8 Yang Lain-lain di Balik Makna "Odalan Menyebut odalan (atau piodalan), orang seringkali segera mengidentikkannya dengan banten, atau di beberapa tempat disertai dengan kerau- han (nyurup) dan ngunying (dalam keadaan trance meni- kam dada dengan keris). Di Bali, odalan juga sering dicurigai sebagai faktor peng- hambat majunya roda aktivitas usaha maupun pemerintahan, lantaran ia sering dijadikan alasan meliburkan diri. Karena realitasnya memang, odalan di Bali relatif tinggi volumenya. Ada odalan sanggah, paibon, panti, pura desa, dalem, kahyan- gan dan seterusnya. Jika dijumlah dengan aktivitas lain men- yangkut adat dan agama, tambah besar lagi jumlahnya. Terlepas dari itu, mengapa mesti ada piodalan, apa sesungguhnya konsep di balik itu? M enurut Sekretaris Per- adah Bali Drs. IDG Windhu Sancaya, M.Hum., konsep dan makna odalan sebe- narnya mengingatkan kita kemba- li kepada keagungan alam semes- ta dan asal-usul (umat manusia). Atau menghormati dan mencintai ciptaan Tuhan. Dari semua kegiatan odalan tersebut makna utama yang meng- isyaratkannya yakni penekanan nilai-nilai religius dan sosial, dan tiap odalan punya makna tersendi- Π. Odalan di pura dadia atau pura ibu (paibon), misalnya, mengin- gatkan akan asal-usul, apakah kita ada hubungan satu dengan yang lainnya. "Dalam situasi demiki- an nilai-nilai persaudaraan akan makin terasa," katanya. Tidak saja itu, menurutnya, nilai dan makna odalan yang da- pat dipetik bahwa umat Hindu se- cara tidak langsung belajar mem- persiapkan srana upacara (maje- jahitan). Kebiasaan itu dilakukan secara terus-menerus dan turun- menurun. Sehingga odalan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat atau soroh juga ber- makna pendidikan. Waktu dan pelaksanaan odalan pun dicari hari yang baik. Seperti pelaksanaan karya Eka Bhuwana di Pura Besakih yang belum lama ini dilaksanakan umat Hindu, pe- nentuan hari baiknya ketika bumi, bulan dan matahari tegak lurus. Begitu juga hari baik penentuan odalan di Pura Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, dan Kahyangan Tiga. Odalan dikaitkan dengan penghormatan dan rasa cinta kasih kepada alam dan isinya dapat di- wujudkan dalam pelaksanaan tumpek seperti tumpek kandang (bagi binatang piaraan), tumpek pengarah/bubuh (bagi tumbuh- tumbuhan), dan tumpek landep (bagi peralatan dari besi). Menurut Windhu, odalan merupakan tradisi. Kalau ditelu- suri lebih jauh, di dalamnya ter- kandung kebudayaan alam. "Odalan sebenarnya mengingat- kan kita akan keagungan alam yang dilukiskan dalam simbol- simbol yang pada hakikatnya menuju perenungan sangkan pa- raning dumadi (dari mana dan akan ke mana isi alam ini)." Perkembangan pelaksanaan odalan di zaman sekarang, tam- bah Windhu, bukan saja menekan- kan pada nilai-nilai religius sema- ta. Akan tetapi, sudah bergeser kepada nilai-nilai sosial di masyarakat. "Bisa saja pada saat odalan dipakai ajang berinteraksi antarmasyarakat dalam satu pura." Dia mencontohkan, saat purnama-tilem di Pura Jagatnatha, dipakai kesempatan mencari te- man, misalnya. Namun, nilai-nilai religius masih tetap dipertahankan dan interaksi sosial setelah usai persembahyangan. Otonan pun datangnya tiap 6 bu- lan, kerena berdasarkan perhitun- gan saptawara, pancawara dan wuku. Menurut Drs. I Gusti Ngurah Oka Supartha, umat Hindu di Bali lazimnya memang melak- sanakan odalan tiap enam bulan (1 bulan = 35 hari), namun ada juga yang melaksankannya set- ahun sekali. "Upacara yang enam bulan sekali itu sesuai den- gan tegak odalan dalam rangka Lebih jauh dosen jurusan Sas- tra Bali Unud ini mengatakan, odalan memberi berbagai pen- galaman dan nilai. Masyarakat Hindu secara tak langsung bisa belajar dari tradisi nenek moyang- nya. Di sana juga tumbuh aktivi- tas kesenian, karena kegiatan ian memperingati hari lahir terse- keagamaan (religius) di Bali ham- pir tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas kesenian, ibarat dua sisi mata uang. Di mana ada aktivitas keagamaan di sana pasti ada keg- iatan kesenian. Karena itu, di Bali ada konsep ngayah. Artinya, keti- ka orang Bali melakukan aktivi- tas kesenian, sebenarnya apa yang ia lakukan diserahkan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Menurut Drs. I Gusti Ketut Widana, odalan atau piodalan berasal dari kata wedal yang artinya keluar atau turun. Odalan juga mempunyai istilah lain sep- erti petirtan, petoyan dan pu- jawali. Kata dia, piodalan identik dengan hari jadi, tetapi tidak sama. Sebab, hari piodalan jatu- hnya berdasarkan perhitungan sasih dan saptawara, pancawara dan wuku. Sedangkan hari jadi jatuhnya tiap tahun. Karena itu, piodalan biasanya datang tiap enam bulan sekali (210 hari). Bahkan umat Hindu mengenal piodalan dengan sebutan otonan. but yang diistilahkan dengan odalan sesepen, sedangkan yang setahun sekali dilaksanakan agak besar yang sering disebut ngebek. Ngebek maksudnya upacara per- sembahan dilaksanakan sepatut- nya," katanya. Hampir semua pura mempu- nyai "hari jadi" atau "tegak odalan", yang biasanya diambil dari hari saat peresmian pura tersebut. Dalam istilah Oka Su- partha, berdasarkan subha dew- asa, yakni hari baik bertepatan dengan dilakukannya upacara pa- mungkah, pamelaspas, ngenteg linggih atau panyeġjeg gumi per- tama setelah sebuah pura selesai dibangun. Pamungkah, jelasnya, adalah upacara pertama sejak pura dibangun, pamelaspas merupa- kan rangkaian dari pamungkah. Upacara pamelaspas dilakukan dengan tujuan mengubah status bahan bangunan yang masih berupa taulan (bahan bangunan seperti kayu, ijuk, dianggap se- bagai bangkai) dilengkapi den- MITSUBISHI PAKET Kabar Gembira... Kesempatan bagi Anda untuk memiliki Minibus Colt T 120 ss DALAM RANGKA MENYAMBUT hari raya BERHADIAH Langsung s/d 15 Agustus'96 AIR CONDITIONER ND 2 BLOWER SEPEDA GUNUNG VELG RACING BAN RADIAL RADIO TAPE SAFETY BELT KACA FILM New Amado Galungan & Kuningan Melayani service segala merk dan penjualan suku cadang MITSUBISHI MOC MITSUBISHI ORIGINAL COMPONENT Bodi original Mitsubishi menggunakan bahan berkualitas tinggi, dipadu dengan sistem press compo- nent. Perakitan dilakukan dengan sistem perakitan sedan, lebih presisi, tanpa bahan sambungan. Membuat Mitsubishi Colt T 120 ss lebih kuat, akurat dan memberi keamanan yang pasti Segera hubungi dealer Mitsubishi : Authorized Dealer Of Mitsubishi Motor PT. Bumen Redja Abadi JI. Imam Bonjol 375 R Denpasar, Telp. (0361) 483002 (5 lines) 483744 Fax. (0361) 484133 ANDALAN ANDA TEKNOLOGI MITSUBISHI MITSUBISHI MOTORS C 2507 gan pengurip-urip agar bahan utama), serta manifestasi Tuhan tersebut dapat berfungsi sebagai yang dipuja. bangunan. Kemudian ngenteg linggih maksudnya menstanakan istadewata yang disembah pada pura bersangkutan, misalnya di Pura Dalem dipuja Siwa, Pura Desa Brahma, Pura Pusch Wis- nu dan sebagainya. "Hari subha dewasa yang di- gunakan sebagai upacara pamu- ngkah, pamelaspas dan ngenteg linggih itu dipakai sebagai pija- kan melaksanakan odalan selan- jutnya. Jadi, pawedalan atau odalan itu adalah sahnya sebuah pura secara utuh pertama kalin- ya ada (medal/lahir)," katanya. Jadi, kata dia, tujuan odalan itu adalah memperingati upacara pamungkah, pamelaspas dan ngenteg lingih. Hari tersebut di- jadikan sebagai tegak odalan. Mengapa odalan pada suatu pura harinya berbeda dengan pura yang lain? Dalam hal ini, kata Ngurah Oka Supartha, pe- milihan subha dewasa tersebut bergantung kepada wiku atau sul- inggih yang memimpin upacara, sekaligus memilihkan hari baik. "Walaupun harinya berbeda, na- mun tujuannya tetap sama," ujarnya. Trimarga sungguhnya pengejawantahan Menurut Widana, piodalan se- ajaran Trimarga, Bakti, Karma dan Jnana Marga. Artinya, saat piodalan umat menunjukkan bak- ti atau syukur (angayubagia) ke- pada Tuhan beserta manifestas- inya. Lewat rangkaian upacara upakara tersebut umat menunjuk- kan karma marganya, dan setidaknya umat tahu motivasi pemujaan Hyang Widhi atau manifestasinya lewat upacara piodalan (jnana marga). Pada hakikatnya piodalan di pura, baik kahyangan jagat, kahyangan tiga atau merajan memiliki makna sama. Yang ber- beda hanya dari segi upacara dan upakaranya, berdasarkan tingka- tan upacara (nista, madya dan Dari segi pelaksanaan atau tata upacaranya pun sama. Di- awali dengan nuwur/nedunin, ngadegang (dilinggakan), dan terakhir ngeluwur/nyimpen/ ny- ineb. Oka Supartha mempertegas perbedaan istilah piodalan dan karya. Karya merupakan upacara persembahan yang bersifat khusus, bukan odalan, yang di- istilahkan dengan padgata kala. Karya ini lazimnya dilakukan bertepatan dengan momentum yang lebih baik, walaupun kadang-kadang ada yang melak- sanakan bertepatan dengan tegak odalan. "Misalnya karya ngusa- ba desa, ngusaba nini, dirgayusa bumi adalah persembahan tingkat puncak di desa adat. Ini ada tuntunan-tuntunannya,' ujarnya seraya menambahkan, itu merupakan kewajiban warga desa adat. Rangkaian upacara satu pura dengan lainnya pun adakalanya berbeda. Menurut Oka Supartha, perbedaan tersebut secara garis besarnya ada dua berdasarkan desa-desa dalam kelompok Desa Bali Aga (pegunungan) dan Desa Bali Apanaga (dataran). Desa- masih menganut tradisi Bali kuna, desa Bali Aga sebagian besar sedangkan desa Bali Apanaga ad- alah desa yang sepenuhnya men- erapkan sistem sosial berdasarkan sistem perangkat sosial Majapa- hit yang dibawa ke Bali sejak Di- nasti Kresna Kepakisan. Terkait dengan pemimpin upacara, di Bali dataran upacara tingkat tawur akan dipimpin sulinggih yang dis- ebut Tri Sadhaka, yakni Pedanda Siwa, Pedanda Buddha, dan Rsi Bhujangga. Sedangkan di desa- desa Bali Aga pemimpin upacara adalah tokoh-tokoh masyarakat, misalnya kubayan, jero dan se- bagainya. "Namun, belakangan ini mereka (umat Hindu Bali Aga- red) sudah mulai memakai suling- gih tri Sadhaka itu." (sut/lun/din) Kerancuan KERANCUAN mengenai pengertian piodalan dan petirtan kerap terjadi, demikian menurut Ida Pedanda Gede Oka Pemecutan dari Geria Pemedilan, Denpasar. Untuk menghindarinya, harus dilihat asal kata keduanya. Menu- rutnya, odalan asal katanya medal yang artinya keluar, atau hampir sama pengertiannya dengan otonan yang berasal dari kata wetu, dengan arti mirip. Bisa berarti lahir atau keluar. Dengan demikian, menurutnya, kurang tepat bila memberi istilah odalan untuk petirtan atau petoyan. "Lebih pas bila istilah odalan atau otonan diper- gunakan untuk manusia atau pelinggih yang lebih menonjolkan kemanusiaan atau bersifat kemanusiaan. Misalnya untuk sanggah atau merajan," kata Pedanda Oka. Alasannya, karena yang seperti itu mudah ditelusuri dengan jelas batas waktu kesejarahannya. Sedangkan untuk perayaan dan persembahan di pura- pura dengan istadewatanya, atau tempat pemujaan Ida Sanghyang Widhi Wasa, menurutnya lebih tepat bila disebut dengan petirtan atau petoyan. Ala- sannya, istilah tirta atau toya yang artinya air itu mengacu pada persembah- an kepada Tuhan beserta manifestasinya, yang pada intinya menggunakan sarana air. "Odalan dan otonan mengacu pada makna yang sama, dan mudah dilacak benang sejarahnya," tandasnya. Lebih jauh menurutnya, menentukan hari petirtan, umumnya dilakukan dengan kesepakatan dari kelompok umat dengan selalu berpedoman pada sastra (agama). "Untuk menentukan itu mereka umumnya memilih hari baik yang sesuai dengan pedoman sastra," katanya sembari menambahkan, kesepakatan ini tidak akan ada yang berani mengubahnya, kecuali ada hal- hal khusus, misalnya petunjuk-petunjuk gaib. Hari petirtan dilaksanakan menurut pertimbangan istadewata yang sudah sesuai dengan yang ada pada sastra. Misalnya, untuk petirtaan pelinggih di bank-bank umumnya pada hari Buda Cemeng Kelawu. "Karena ini terkait dengan istadewata, dalam hal ini manifestasi Ida Sanghyang Widhi yakni Dewa Kuwera yang merupakan dewa kekayaan." Untuk pelinggih di instansi-instansi yang dominan menggunakan persen- jataan, petirtan umumnya dilakukan pada saat tumpek landep. "Karena untuk hal yang berhubungan dengan kesaktian atau ketajaman dikhususkan petir- tannya pada saat tumpek landep." Karenanya, Pedanda Oka berulangkali menegaskan, pelaksanaan petir- tan tidak dapat dilakukan sembarangan, harus berdasarkan ketentuan yang sesuai dengan petunjuk sastra agama. Untuk upakara, umumnya petirtan menggunakan banten yang disesuaikan dengan nista madya utama, ditam- bah variasi sesuai adat setempat. "Namun yang saya ketahui, umumnya untuk merajan kecil menggunakan peras pengambean, yang lebih besar menggunakan udel kurenan, yang leb- ih besar lagi ditambah dengan pulagembal, dan yang lebih besar lagi ditam- bah dengan bebangkit dan pedudusan." (asa) Bali Post BIASE RABU WAGE, 7AGUSTUS 199 Orang Bali di Maja Ma MARGARET MEAD, putri Guru Besar Uni- gannya dengan pengertian bahwa ilmu antropologi at lebih kuat dan le versitas Cambridge Columbia New York yang pada yang baru berkembang abad ke-19 bukanlah fakta berkembang biak se usia 23 tahun telah menyelesaikan masternya di sebagaimana peristiwa-peristiwa kimia yang nyarisan punah. bidang antropologi. Setelah menerbitkan hasil-ha- tidak berubah di mana dan kapan pun tetap begitu. Margaret Mead ya sil penelitiannya di kepulauan Pasifik Selatan, Penelitian antropologi sangat dipengaruhi faktor-fakatang hakikat, bark "Coming of Age in Samoa" (1928), "Growing Up tor peradaban, sistem budaya dan kekuasaan, teknologi kini belum ada ya in New Guenia (1931) dan "Sex and Temperament gi adat dan agamanya. in Three Primitive Societies" (1933). Dengan bermarkas di Desa Bayung Gede Kin- tamani, Bali, Margaret Mead meneliti karakter or- ang Bali dengan penerbitannya "Balinese Charac- ter" tahun 1942, dari analisis pengamatan lapan gan 1936 s.d. 1938 dan ditulisnya tahun 1939 s.d. 1940. Gagasan ambisiusnya untuk mengadakan ekspedisi kebudayaan Bali terhalang dengan pecah- nya perang dunia kedua sehingga ia harus pulang membantu pemerintahnya. Setelah menyelesaikan studinya tahun 1952 dok- tor antropologi ini kembali menjelajahi dunia dan meninjau ulang perkembangan di kepulauan Pas- ifik Selatan yang telah dimasuki teknologi mod- ern, sehingga tentu saja ada perubahan dari sebel- umnya kehidupan tradisi yang nyaris primitif tan- pa teknologi maju. Dalam perjalanan kariernya sampai akhir hayatnya pada usia 76 tahun Marga- ret Mead meninggal 15 November 1978 setelah sempat meninjau ulang Bali pada tahun 1957. Na- mun gagasan ambisiusnya menyusun kebudayaan Bali belum terwujud. Tidak berlebihan bila antropologi mancanegara menghargai Margaret Mead sebagai leluhur antropolog dengan teori-teori dan istilah-istilah dalam penelitiannya yang dijadikan acuan dasar unggulan. Sejak awal memang telah bermunculan sanggahan-sanggahan dan protes terhadap ungka- pan-ungkapan dalam penelitiannya yang dirasakan merugikan para pendukung kebudayaan yang ditel- itinya. Hidup santai di Samoa, perilaku kanibal di Mundugumor, dan seks bebas di New Guinea diper- otes keras oleh masyarakat pendukungnya. Untuk penelitiannya di Bali, ungkapan karakter orang Bali takut dan lek (malu-red) tidak mendap- at tanggapan, sanggahan maupun protes. Baru ke- mudian setelah meninggalnya, penelitian itu di- masalahkan, dan itu sudah enam puluh tahun sil- am. Margaret Mead pun telah memayungi pandan- memandang karakte Penerbitan buku "Balinese Character" yang dit objektif tanpa harus ulisnya selama setahun lebih dari analisis dan pen gamatan data lapangan selama dua tahun dengan re Tampak makin jel kaman wawancara, studi literatur sketsa kehidupan yung dalam karakter dengan 28.000 rekaman foto bukan sambilan, sebak naif sakit meng ingga metode penelitian dan sistematika penulisan telah sekarat baru nya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah..Tanpa keberanian, ke ma ki be Untuk buku "Coming of Age in Samoa" akan melemahnya k antropolog Derek Freeman, pengagum sekaligus mahlah ras ini yang penggugat Margaret Mead, meneliti kembali kepuang-orang berkarak lauan Samoa di Pasifik Selatan dari tahun 1940 s.d. keunggulan-keung 1943 dengan tujuan menggugurkan teori-teori temuan Margaret Mead Oleh Nyoman Gelebet dengan perbedaan-perbedaan te- muannya. Namun dalam polemik panjangnya tanpa akhir dari tahun 1964 s.d. 1974 yang bagaikan jago- Margaret Mead tetap unggul. Penelitian Derek Free sangat bergairah me man, "Margaret Mead and Samoa" yang mengezam Jusu dengan berlag dan menggugat "Coming of Age in Samoa" setelah makan makanan yan gagal didialogkan baru diterbitkan 1983 setelah Mar- liar yang justru ken garet Mead meninggal. menang malah berter Hasil-hasil penelitian Margaret Mead di kepulauan pemenang, walau bab Pasifik Selatan sampai kini sebagai buku terlaris dan han habis betina mel teori-teori temuannya serta istilah-istilah antropolog. dalam peluang usaha inya tetap sebagai acuan dunia antropologi. Kedua, "nambur Antropolog Franz Boas dan Ruth Benedith yang buku- tinggi mengawan, te nya dialihbahasakan menjadi "Pola-pola Kebu nampilan wawasan dayaan" juga banyak belajar dari Margaret Mead, kosong yang pada ak Justru akhirnya Derek Freeman yang menjadi tanda padi di lumbung; sua tanya, apa sesungguhnya yang dicarinya? buk-sibuk semu, nar Kelemahan Karakter Orang Bali dipindah tangankan. Dari mana didapatkan karakter orang Bali itu? Ketiga, "bebek a Adakah dari lingkungan alam sekitar ataukah dari ah diri pada pengemb pengaruh pengasuhan keluarga dan lingkungan sos- do yang khas berbu ial dengan adat, agama dan kebudayaannya? Dalam hal baris-berb Ilmuwan besar Inggris, Charles Darwin dalam disiplin budaya antre bukunya yang terkenal "The Origin of Species" Etos kerja dan kepatu (1859) mengemukakan pendapatnya tentang teori nah tahu telur-telurny "seleksi alamiah" di mana spesimen yang lebih se- Keempat, "keker MASIH PERLU DANA Umat Hindu di beberapa daerah masih memerlukan dana punia Anda untuk mem- bangun pura dan sarana pendukung lain- nya untuk ibadah. Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri Kabupaten/Daerah Tingkat II Tabanan, memerlukan dana Rp 205.730.000 untuk pelaksanaan upacara Karya Agung Mamungkah, berlangsung 14 Juni 1995, serta untuk pembangunan dan perbaikan fisik. Dari dana tersebut, sebe- sar Rp 125 juta nantinya untuk biaya Karya Agung Mamungkah, selebihnya untuk ta 57795, Jawa Tengah. Pura Sono Panca Giri, berlokasi di Jl. Kupang Baru III Surabaya, yang akan dibangun memerlukan dana sebe- sar Rp 15.971.750. Pura yang akan dibangun di atas tanah seluas 325 m2 itu nantinya terdiri dari Mandala Utama dan Mandala Madya. Pada Mandala Utama akan dibangun pad- masana, panglurah, bale pemiosan dan kori agung. Se- dangkan pada Mandala Madya akan dibangun candi ben- tar, tempat air pembersih, bale kulkul, joglo (gedung serba guna) dilengkapi dengan WC dan kamar mandi. Dana yang terkumpul lewat rekening Bali Post nantinya akan ditransfer ke rekening panitia pembangunan Pura Sono Panca Girl: Bank Bumi Daya Swandayani, Surabaya SIMPA jak 28 Desember 1994. Renovasi tahap pertama dan kedua (peling- gih Segeha, padmasana, nglurah, petirtan dan tembok keliling di Ball Post menerima titipan s jeroan, bale pawedan) sudah sedara kita yang tengah mende lesai. Renovasi tahap terakhir yang sedang berlangsung (kor Korthang Mardika periderita tu agung, candi bentar, bale pesa awan penderita kanker tulang muan, bale banten, bale gong, Spenderita kepala membesa bale kulkul dan tembok penyengk K Raka penderita tangan p er di jaba) masih kekurangan dana Nyoman Rapa penderita peru Rp 8.300.000 (delapan juta tiga ratus ribu rupiah). Bagi umat Hindu yang akan berdana punia dapat mengirim tia pembangunan Pura Segehe, Nyoman Munting, Jl. Industri Gg. Indrakila No. 12Ampenan, Reken- kannya melalui bendahara pan rahang. Wayan Mubagia p Sumbangan Anda dapat diki Bal Post di BRI Cabang Den Post 67 A Denpas penderita kulit bersisik. Rp 842.500 unt Penderita H Ing No.230012875 BCA Cabang Kel. Warung Sura, JI. WF b in H Hani dan Wintan, Jl. Mula onde Gung Tut, Dps pembangunan dan perbaikan fisik meliputi: a/c 034037-12677. perbaikan meru dan piyasan, perbaikan Pura Jati Pramana, Kotamadya Cirebon, memerlukan undag, pelebaran natar pura, pemban- dana sebesar Rp 98.214.281 (sembilan puluh delapan juta gunan pelinggih penyawang, pemban- dua ratus empat belas ribu dua ratus delapan puluh satu gunan dapur dan ruang makan. inh rupiah): Pura yang dibangun di atas tanah sertifikat Hak Ampenari. Pembangunan Pura Segara Tawangalun, Milik Nomor 532 dengan luas 1.184 m2 terletak di Jalan Desa Sumberagung, Kecamatan Pasang- Kalijaga Permai Kelurahan Larangan Kecamatan Harja- garan, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur yang mukti Kotamadya Cirebon. Tanah tersebut hasil pembe- rusak berat akibat gelombang tsunami, lian swadaya umat Hindu di wilayah Cirebon. Bangunan dan kini hanya tinggal bangunan padmasa- pura yang akan dibangun mencakup padmasana, kori na. Dana yang diperlukan seluruhnya Rp agung, bale pagongan, tempat ganti, penyengker, dan pintu 37 juta. masuk. PHDI Tingkat Desa Karya Makmur di daerah transmigrasi memerlukan dana untuk mewujudkan cita-cita umat memiliki seperangkat gong. Dana punia Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Redaksi Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065,4. Pura Hargo Loka, Desa Balong, Kecama- tan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang direncanakan dibangun di lereng pegunungan berlokasi di Dukuh Gu- nunganten, Desa Balong. Untuk lancarn- ya pembangunan pura tersebut, dana pu- nia Anda bisa langsung dikirim kepada bendahara panitia pembangunan Pura Hargo Loka, Sunardi, d.a. Kantor BKK Kecamatan Jenawi Karanganyar, Surakar- Segera dimulai !!! 12 Agustus 1996 PROGRAM PUBLIC RELATIONS (HUBUNGAN MASYARAKAT) 1 TAHUN INSTITUT DARV M asih banyak persepsi yang kurang tepat mengenai istilah Public Rela- tions atau PR. PR bukanlah petugas penerima tamu, PR bukan 'kembang' perusahaan, PR bukan sekedar hura-hura, dan menjamu tamu VIP. PR bukan pembuat iklan gratis bukan disainer brosur F ungsi PR sangat penting dalam menentukan citra baik sebuah perusahaan. Seorang PR Executive dituntut mampu merancang dan melaksanakan program kerja perusahaan dalam beberapa aspek penting, seperti: Komunikasi pemasaran, menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan, media massa, tokoh opini, penanam modal, komunitas keuangan, masyarakat Internasional, staff perusahaan, aparat pemerintah, pemasok, dll. INSTITUT DARV membantu Anda yang ingin berkarier sebagai PR Executive yang profesional dan siap bekerja. Daftarkan diri Anda sekarang, karena tempat sangat terbatas !!! GRATIS !!! "Introduction to Internet" bagi Anda yang mendaftar sebelum tanggal 12/8/1996 Tempat Belajar/Mengajar Jalan Seruni No. 10, Denpasar Telp. 227414 (Hunting) Fax.: 237724 Jalan Teuku Umar No. 123, Denpasar Telp.: 226760. Fax.: 221090 Tenaga Pengajar & Guest Speaker, antara lain: * Violetta Simatupang Konsultan Public Relations, Penyiar TV dan Radio *Shinta Sutami Human Resources Manager Duty Free Shoppers Kora Amalwati Manajer Humas Hotel Bintang 5 Prof. DR. dr. Luh Ketut Suryani Psikiater Herdy Sayogha General Manager Pesona Bali Beach Hotel *Drs. I Gusti Ngurah Gede Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Cabang Bali *Widminarko Ahli Komunikasi/Wartawan *Yon Hardoyono TV Broadcaster Dra. Utiek Ruktiningsih Kepala RRI Stasiun Denpasar Erika Budiadi Training Manager Hotel Melia Bali * Sri Winarno Assistant Manpower Manager Hotel Putri Bali * Ratna Ginanjar Penyiar TV, Alumni John Robert Powers M. Kamdhi Ex.Area Manager Garuda for East Indonesia *Putu Ambara Putra Pakar Sales & Marketing * Dr. I Wayan Jendra, SU Dosen Program Pasca Sarjana, dan masih banyak lagi! Dana punia Anda dapat dikirimkan melalui Rekening No- mor 037.1.01135.3, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Dagang Nasional Indonesia Cabang Cirebon dan Rekening Nomor 33-20-7122.8, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Cirebon. Pura Agung Setya Dharma Dompu-NTB memerlukan dana Rp 124.600.000, untuk merehabilitasi dan melengkapi bangunan pura tersebut, terdiri dari pembangunan candi kurung (sedang dalam tahap pembangunan), bale kulkul, candi bentar, dan bale banjar. Dana punia Anda dapat dikirim dengan pos wesel melalui bank dialamatkan kepada Drs. Dewa Ketut Mudhita, BRI Cabang Dompu-NTB, rekening nomor 002 016850 M272. Pura Penataran Ped Nusa Penida, Klungkung memerlu- kan dana punia Anda untuk merampungkan renovasi be- berapa pelinggih. Dana yang diperlukan sekitar Rp 100 juta, selain untuk merenovasi, juga untuk pembangunan wanti- lan serba guna termasuk bale pamedek yang dilengkapi ruang ganti pakaian, juga akan dibangun kamar mandi. Pura Manik Geni Arya Pengalasan Br. Tegal Tulikup, Gl- anyar memerlukan bantuan umat sedharma untuk men- dukung biaya renovasi pura tersebut. Anggaran yang diper- lukan sebesar Rp 44.750.000 akan dipergunakan untuk me- renovasi pengaruman, gedong penyimpenan, sanggaran, meru, pajenengan, bale kulkul, gedong Hyang Dewa-Dewi, bale piyasan dan candi bentar. Pura Argha Bhadra Dharma, Desa Ngargoyoso, Keca- matan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Surakar- ta, Jawa Tengah, yang saat ini sedang dalam proses pem- bangunan masih memerlukan dana punia Anda. Keseluru- han dana yang diperlukan pura seluas 407 m2 itu sebesar Rp 30.832.500; untuk pembangunan padmasana (1), meru (2), bale banjar (1), bale persiapan dan perpustakaan, can- di bentar (2), candi kurung (1), kulkul dan bale kulkul. Pura Luhur Slwa Pakusari Kedampal, Penebel masih me- merlukan dana punia umat untuk pembangunan fisik beru- pa tembok penyengker, apit surang. Termasuk biaya pem- laspas. Keseluruhan dana yang diperlukan sebesar Rp 111.000.000 (seratus sebelas juta rupiah). Dana punia Anda dapat disalurkan melalui BRI Unit Penebal No. Rekening 33-21-1380 atas nama I Wayan Putu, dengan alamat Pura Luhur Siwa Pakusari, Kedampal Penebel. Pura Luhur Sad Khayangan Andakasa Angantelu, Karan- gasem merencanakan kelanjutan pembanguann antara lain tembok penyengker keliling lk. 200 meter, dua buah balai pesandekan, dan balai kulkul. Jumlah dana yang diperlu- kan Rp 255.712.000 (dua ratus lima puluh lima juta tujuh ratus dua belas ribu rupiah). Untuk proses pembangunan tersebut masih memerlukan dana punia Anda. Pura Melanting Pesanakan Pura Agung Pulaki, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, yang 9 pel- inggihnya rusak akibat kebakaran 5 Oktober lalu, segera dipugar. Panitia pemugaran pura tersebut menganggarkan biaya yang diperlukan sebesar Rp 80 juta (delapan puluh juta rupiah), untuk merehab pengaruman istri (Rp 20 juta), pengaruman lanang (Rp 20 juta), kori agung (Rp juta), bale kulkul (Rp 3,5 juta), bale ongkara (Rp 4,5), pelinggih meru (Rp 13 juta), bale pemegat (Rp 4 juta), bale penin- jauan (Rp 4 juta) dan lumbung (Rp 5 juta), Untuk itu panitia mengharapkan bantuan dana punia umat Hindu di mana pun berada. Pura Tirtha Gangga, Karang Baru, Desa Punikan Narma- da-Nusa Tenggara Barat memerlukan dana punia umat untuk biaya penimbunan lokasi dan renovasi pura terse- but. Dana keseluruhan yang diperlukan sebesar Rp 34.900 (tiga puluh empat juta sembilan ratus ribu rupiah), untuk pembuatan penyengker, kori agung, padmasana, penglu- rah, pelinggih G. Rinjani, pelinggih R. Lingsar, pelinggih T. Gangga, bale piyasan dan waping block. Bagi umat Hindu yang ingin berdana punia dimohon mentransfer ke reken- ing IB. Suamba Manuaba pada Bank Pembangunan Daer- ah NTB, Rek. No. 14.0001-07793.9 atau ke Karang Baru, Narmada. Pura Jagat Hita Karana, Kota Madya Samarinda memer- lukan dana revolusi sebesar Rp 48.200.000 (empat puluh delapan juta dua ratus ribu rupiah). Dana tersebut akan digunakan panitia pembangunan pura tersebut untuk mem- bangun padmasana, apit lawang dan pagar. Bagi umat Hin- du yang akan mengulurkan dana punianya dapat mentrans- fer ke rekening atas nama panitia Renovasi Pura Jagat Hita Karana, PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Samarin- da, Jl. Gajah Mada No. 1 Samarinda, Rek. No. 33-20-5444- 1. Pura Pucak Girl Raung di Desa Sragi, Kecamatan Song- gon Kabupaten Banyuwangi, memerlukan dana punia umat untuk pembangunan bale paselang, bale gong, bale pe- sanekan, perantenan suci, bale kulkul, dan sarana penun- jang lainnya. Dana yang diperlukan sekitar Rp 35.000.000. Pura Segeha Kapitan Ampenan yang berlokasi di Gang Layur Kampung Karang Panas Kelurahan Ampenan Selatan, NTB masih memerlukan uluran bantuan umat Hin- du untuk merampungkan renovasi yang sudah berjalan se- smul Jumlah yang dimuat hari Dudonan Karya Peduc Pura Petiter Hari Waraspati Umanis Anggara Umanis Sukra Wage Saniscara Kliwon Redite Umanis Wuku Tanggal Pu Pahang 29 Ags. 1996 03 Sept. 1996 Krulut 0 Krulut 06 Sept. 1996 10 Krulut 07 Sept. 1996 10 Merakih 08 Sept. 1996 Anggara Pon Merakih 10 Sept. 1996 10 Buda Wage Merakih 11 Sept. 1996 10 Waraspati Keliwon Sukra Umanis Saniscara Paing Merakih 12 Sept. 1996 Merakih 13 Sept. 1996 15 Merakih 14 Sept. 1996 Tambir Redite Pon 15 Sept. 1996 Soma Wage Tambir 16 Sept. 1996 Anggara Kliwon Tambir 17 Sept. 1996 Buda Umanis Tambir 18 Sept. 1996 Tambir 19 Sept. 1996 Weraspati Paing Sukra Pon Tambir 20 Sept. 1996 Saniscara Wage Tambir 21 Sept. 1996 Meda kungan Redite Kliwon Saniscara Umanis 15 19 15 15 15 15 15 15 22 Sept. 1996 15 Meda kungan 28 Sept. 1996 10 4cm
