Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-08-07
Halaman: 09

Konten


-Bali Post BALI WAGE, 7AGUSTUS 1996 Mata Margaret Mead antropologi hat, lebih kuat dan lebih berhasil bertahan hidup dan kanlah fakta berkembang biak sementara spesimen yang lemah yang nyaris akan punah. etap begitu Margaret Mead yang berangkat dari kajian-kajian i faktor-fak- tentang hakikat, harkat dan martabat manusia sam- aan, teknolo pai kini belum ada yang mengunggulinya. Dia dapat memandang karakter orang Bali dengan jujur dan T" yang dit objektif tanpa harus ditumpangi berbagai kepentin- sis dan pengan n dengan re Tampak makin jelas adanya beberapa kelemahan a kehidupan yang dalam karakter orang Bali. Tidak perlu berla- mbilan, seh gak naif sakit mengaku-ngaku sehat dan akhirnya a penulisan setelah sekarat baru ingat akhirat akan mendekat. ra ilmiah.. Tanpa keberanian, kemampuan dan kemauan menye- n Samoa" fatkan melemahnya karakter sehingga segera ambruk m sekaligus punahlah ras ini yang dulunya pernah unggul sebagai mbali kepu orang-orang berkarakter tangguh. Tanpa menguran- un 1940 sd i keunggulan-keunggulan karakter orang Bali yang masih tangguh, ketangguhan yang kini diunggulkan itu perlu dikaji Oleh Nyoman Gelebet beberapa kelemahannya. Pertama, "binal manuk", 54 s.d. 1974 yang bagaikan jago-jago pejantan ayam kampung Derek Free sangat bergairah memperebutkan peluang makan. g mengezam Justru dengan berlaga sesama jago, bukannya me- moa" setelah makan makanan yang ada, sehingga unggas-unggas setelah Mar- liar yang justru kenyang. Hebatnya, yang merasa menang malah bertengger di pohon berkoar sebagai di kepulauan pemenang, walau babak belur dengan perut lapar, la- u terlaris dan han habis betina melesat, anak-anak tersesat, gagal antropolog. dalam peluang usaha. a? ntropologi Kedua, "nambung dara", membubung terbang h yang buku- tinggi mengawan, ternyata hanya untuk pamer pe- pola Kebu nampilan wawasan melangit, namun sibuk-sibuk rgaret Mead kosong yang pada akhirnya kembali memangsa padi- menjadi tanda padi di lumbung; suatu karakter konsumtif yang si- buk-sibuk semu, namun nyatanya warisan leluhur Orang Bali dipindah tangankan. ng Bali itu? Ketiga, "bebek angonan"; pasrah patuh berser- ataukah dari ah diri pada pengembalanya dengan tongkat koman- gkungan sos do yang khas berbulu pematuh di ujung lenturan. anya? Dalam hal baris-berbaris, cuap-cuap membebek dan arwin dalam disiplin budaya antre bebek jadi panutan manusia. of Species Etos kerja dan kepatuhannya tinggi namun tidak per- tentang teori nah tahu telur-telurnya untuk siapa. ang lebih se r 1994. Renovasi an kedua (peling masana, nglurah, mbok keliling di vedan) sudah se tahap terakhir Keempat, "keker-kiuh"; naluri kesetiaan ayam SIMPATI ANDA Ball Post menerima titipan sumbangan pembaca untuk saudara-sau- dara kita yang tengah menderita dan ditimpa kemalangan, antara lain erlangsung (kon Komang Mardika periderita tumor mata, Ariyawan penderita tumor, Wil- entar, bale pesa iawan penderita kanker tulang, IGP Cakra penderita kaki gajah, Aryan- hten, bale gong, penderita kepala membesar, Maulana penderita kepala membesar, ambok penyengk K. Raka penderita tangan puntung, Gd. Wardana penderita tumor, I kekurangan dana Nyoman Rapa penderita perut mengeras, Wayan Kari penderita kank- delapan juta tiga er rahang, Wayan Mubagia penderita kepala membesar, Ely Saputra penderita kulit bersisik. m). Hindu yang akan dapat mengirim bendahara pan an Pura Segeht, g, Jl. Industri Gg Ampenan, Reken 375 BCA Cabang Sumbangan Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Re- daksi Bali Post 67 A Denpasar atau dengan weselpos dan rekening Ball Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065.4. Rp 842.500 untuk Kade Pande Yasa, Penderita Kepala Membesar Kel. Warung Sura, JI. WR Supratman Dps eb in H Hani dan Wintan, Jl. Mulawarman Gianyar porn Gung Tut, Dps Jumlah yang dimuat hari ini hutan jantan (keker) selalu di depan dan betinan- ya (kiuh) di belakang. Bahasa tetangga menye- butnya konco wingking sebagai ungkapan tidak adanya emansipasi wanita. Sehingga mulai diper- tanyakan, selain melahirkan dan menyusui benar- kah posisi betina di belakang sebagai kodrat? Kelima, "jengah jangkrik"; tidak akan pernah mau kalah atau menyerah dalam perlawanan ses- ama jangkrik, terlebih lagi bila dikibas-kibasi per- angsang konflik. Patriotismenya tinggi namun di- gigit semut kecil pun jangkrik akan melesat menyelamatkan dirinya dari ancaman pihak luar. Begitulah jangkrik memperebutkan posisi kedudu- kannya sehingga tak pernah berperanan di lahan- nya sendiri. Keenam, "wanen tabuan"; dalam kesendiri- annya tidak ada keberanian. Kupu-kupu kurus pun ditakuti. Bila bergerombol atau berada di lingkun- gannya, keberaniannya tiada surut, sekuat apa pun tantangan dan ancaman akan dilawannya, dikerubuti disengat tanpa maaf. Karakter tawon inilah yang sulit berkembang keluar terirotialnya. Ketujuh, "tuyuh semut"; memang memiliki etos kerja yang tinggi, tidak mengenal lelah, tidak terbatas ruang waktu dan kepentingan individu. Tugasnya hanya bekerja dan terus bekerja sampai kurus menguras diri tanpa tahu lahan siapa dan untuk siapa. Gabah pun digotong royong dikum- pul ditimbun, hujan turun gabah tumbuh, buah- nya dimakan burung-burung terbang entah dari mana datangnya. Semut pun kelaparan dalam etos kerja konyol. Delapan, "ngerenyeb katibambung"; sejenis kunang-kunang yang terbang pamer diri dalam penampilan gemerlap di kulit luar namun perut- nya kosong. Hati senang walau tidak punya uang. Itulah mungkin dendang sayangnya dalam hidup kemewahan berlebihan dalam penampilan di luar rumah. Namun kondisi sesungguhnya sangat mem- perihatinkan. Bila itu kelemahan karakter orang Bali, tanpa perlu tersinggung dengan senyum tersungging boleh didebat namun perlu disepakati bahwa sasa- rannya adalah menuju sadar diri, sedang di mana dan mau ke mana orang Bali. Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya "Odalan" Melebihi Hari Raya? dari hari raya umum AKTIVITAS piodalan kadan- dari kemantapan umat. Jika umat Soebandi, belum tentu sama dengan dra (bulan), sedangkan di Bali gkala lebih meriah, misalnya den- merasa mantap dan mampu mem- gan membuat banten pajegan dalam ukuran-ukuran besar. Jro Mangku Ketut Soebandi mengakui piodalan kadangkala dirayakan lebih besar seperti Ga- lungan, Kuningandi suatu desa adat. Ini dikarenakan hari raya umum dirayakan secara sendiri- sendiri, sedangkan piodalan diray- akan secara kolektif oleh desa adat. Karena dirayakan sendiri-sendiri, maka umat pada hari raya umum akan membuat banten sesuai ke- mampuannya. "Misalnya, jika ke- mampuannya kecil, maka mereka akan membuat yang kecil," ujarn- buat sesuatu bentuk persembahan pura-pura umum lainnya, di mana dataran menggunakan sistem yang besar, indah dan menakjubkan piodalan biasanya dirayakan ber- pawukon (bintang). "Ini sebe- mengapa itu tidak dilakukan? Teta- dasarkan waktu pertama ngenteg narnya tidak masalah dari segi pe- pi bagi yang hanya mampu mem- linggih. Upacara ngenteg linggih ini maknaan," ujarnya. buat banten yang kecil, itu pun tidak pun mengambil hari baik untuk up- mengurangi makna persembahan- acara Dewa Yadnya. Misalnya, Ang- gara Kasih, tumpek atau purnama- nya," katanya. tilem. ya. Hal ini berbeda sekali dengan ketika piodalan berlangsung, di mana biasanya umat Hindu diatur membuat banten pajegan secara bergiliran oleh kalian desa. Giliran ini tidak memperhatikan status sos- ial (miskin atau kaya), karena tanah ayahan desa yang digarap masing- masing warga relatif sama. "Ber- dasarkan pertimbangan itu, maka giliran itu berjalan tanpa memper- hitungkan miskin atau kaya. Ini yang menyebabkan perayaan piodalan terkesan lebih meriah dari perayaan hari raya umum." Di samping itu, lanjutnya, pada hari raya umum umat Hindu mem- buat banten relatif lebih banyak dari- pada saat piodalan. Misalnya saat Galungan, umat Hindu harus mem- buat banten untuk ke Pura Desa, Puseh, Dalem, merajan dan pura- pura lainnya. Sedangkan pada saat piodalan hanya membuat banten pada satu pura. Karenanya, banten yang dibuat bisa saja lebih besar dari yang dibuat saat hari raya umum. Namun Mangku Soebandi me- nekankan, besar-kecilnya banten pada hakikatnya tidak mengurangi atau menambah arti suatu persem- bahan. Karena inti dari persembah- an adalah daun, bunga, buah, api dan air seperti yang termuat dalam Bhagawad Gita. Dari inti persem- bahan ini kemudian dikembangkan menjadi bentuk yang besar, megah dan indah. "Itu semua tergantung per- Dijelaskannya pula, pemilihan hari baik (subha dewasa) sebe- narnya bertujuan menyesuaikan bhuwana agung dan bhuwana alit. Ditekankan pula, inti dari Berdasarkan keterangan Weda, sembahan adalah keikhlasan dan Perbedaan bhuwana agung sangat berpen- bakti. "Walaupun bantennya besar, Menurut Mangku Ketut Soeban- garuh pada bhuwana alit, demiki- jika tidak disertai keikhlasan, maka maknanya juga lebih kecil dari ban- di, umumnya dalam memilih hari an sebaliknya. Misalnya saat ten kecil yang disertai keikhlasan baik untuk piodalan, masyarakat musim dingin, tubuh akan kedin- dan bakti. Jadi secara filosofis be- Bali dataran cenderung memilih ginan dan saat musim panas tu- berdasarkan pawukon. Sedangkan buh akan terasa panas. "Pen- sar-kecilnya banten tidak berpen- masyarakat Bali pegunungan garuh-pengaruh ini harus diperhi- garuh," tegasnya sambil menam- bahkan, dalam hal ini berlaku kon- tidak terikat pada sistem pawukon tungkan dalam melaksanakan ini. "Masyarakat Bali pegunun- suatu perayaan," katanya. sep desa, kala, patra dan desa mawa gan hampir semuanya memilih Dia mencontohkan, saat cara, negara mawa tata. hari baik berdasarkan purnama- musim semi di India yang kira- Namun mengapa hari piodalan tilem. Sehingga piodalan di pura-kira jatuh pada sasih kapat atau (lazimnya) tidak bersamaan dengan pura pegunungan selalu berdasar- kadasa, bunga-bunga bersemi. perayaan hari raya umum? Mangku kan purnama-tilem, sedangkan di Kondisi alam ini membangkitkan Soebandi menilai, dari kacamata ekonomi, piodalan yang bersamaan daerah Bali dataran lebih sering nilai-nilai estetika, sehingga menggunakan pawukon." sasih-sasih ini sering dipilih un- dengan hari-hari besar agama me- Hal ini dibenarkan oleh tuk hari baik upacara perkawinan mang jauh lebih ekonomis dan efisien. Tetapi, tiap pura memiliki pengkaji wariga K. Kebek Sukar- dan Dewa Yadnya. Pertimbangan sejarah sendiri-sendiri. Sejarah ini sa. Menurut dia, banyaknya seperti ini pula rupanya berpen- kadangkala menentukan hari pi- sistem perhitungan hari (kalend- garuh di Bali, sehingga odalan. Misalnya piodalan di Pura er) dalam Hindu, misalnya sistem masyarakat Bali memilih sasih Dasar Gelgel yang jatuh pada Soma Surya (matahari), candra (bulan) kapat dan kadasa untuk upacara- dan sistem bintang menyebabkan upacara Dewa Yadnya. Kliwon Kuningan. Piodalan pada perbedaan dalam menentukan hari hari tersebut sebenarnya mengingat- kan umat Hindu terhadap kedatan- raya atau hari baik. Sebagian ada Kebek Sukarsa, kondisi tubuh gan Mpu Gana yang membangun yang menghitung berdasarkan manusia sangat baik, karena ma- pura tersebut, dan Mpu Gana adalah sistem candra dan sebagian lagi tahari tepat berada di garis katu- Rsi Hindu dari Jawa, datang ke Bali memakai sistem surya. Bahkan listiwa. "Matahari pada posisi ini pada Soma Kliwon Kuningan 922 Hindu yang menghitung meng- pada bumi. Siang dan malam pada tidak jarang ada sebagian umat, bisa memberikan sinar merata ke- Saka. gunakan gabungan dari ketiga waktu itu lamanya relatif sama. sistem ini. "Jika sistem gabungan ini digunakan, hari raya bisa jatuh tiap lima tahun sekali. Ini terjadi pada perayaan hari raya Saraswati di India yang jatuh tiap lima tahun sekali, karena memakai gabungan dari ketiga sistem ini," katanya. Piodalan-piodalan yang mengin- gatkan umat terhadap kedatangan salah satu mpu atau rsi, lanjutnya, juga terjadi pada Pura Ratu Pasek di Besakih yang mengingatkan umat pada kedatangan Mpu Semeru ke Bali pada Pumama Kawulu, Sukra Kliwon Pujut 921 Saka. Demikian juga piodalan di Pura Lempuyang Madya yang mengingatkan kedatan- gan pada Mpu Gnijaya ke Bali pada Umanis Galungan 928 Saka. "Pada pura-pura tersebut piodalan dirayakan untuk mengingatkan kita pada keda tangan salah satu rsi," tegasnya. Tetapi hal seperti ini, menurut DANA PUNIA Ro 822.500 Rp 842.500 Bali Post, masih menerima titipan dana punia Anda yang dimuat setiap Rabu, untuk bebera- pa pura yang memerlukan antara lain: Rp 1.176.500 untuk Nyoman Rapa, Penderita Perut Mengeras Ratna Duarsa Denpasar Hani dan Wintan, JI. Mulawarman Dps Jumlah yang dimuat hari ini Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 1.166.500 Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.176.500 Rp 1.302.500 untuk IGP Cakra, Penderita Kaki Gajah Hani dan Wintan, JI. Mulawarman Gianyar Rp Gung Tut Denpasar Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 20.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Pada sasih tersebut, menurut Hal ini seperti ini berpengaruh baik terhadap tubuh manusia, se- hingga pada saat tersebut baik di- gunakan untuk pedewasan. Itulah dasar logikanya memilih hari baik." Piodalan pun, kata dia, dipas- tikan memilih hari berdasarkan Namun dia menambahkan, jika sistem gabungan digunakan, logika seperti ini. Karenanya menentukan piodalan akan lama ngenteg linggih seterusnya bisa sekali, dan ini bisa melemahkan dijadikan hari piodalan, atau bisa bakti umat Hindu. Untuk meny- juga tidak. Karena sering juga iasatinya dipilihlah satu sistem desa adat melakukan upacara ter- saja. Misalnya masyarakat Bali tentu untuk menentukan saat pi- pegunungan memilih sistem can- odalan. (tar) Ari, Ade dan Nyoman Denpasar Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp Rp 5.000 28.000 Rp 739.500 Rp 767.500 HALAMAN 9 BONDRES "Pertandingan Persahabatan" DALAM hubungannya dengan olah raga sepak bola, saya mungkin termasuk orang yang lagi mengidap "kelainan jiwa". Ketika dalam sepak bola sedang berkecamuk di tiap desa belakangan ini, saya tak pernah hirau. Ada yang menyebut saya benci sepak bola. Yang lain mengatakan "tuna rungu". Disebut apa pun saya tak peduli. Saya sadar semua itu sebagai konsekuensi logis dari sikap saya terhadap olah raga yang kini makin dim- inati itu. Yang agak mengherankan, saya rela mengorbankan waktu dan tenaga, guna mengikuti pertandingan Liga Inggris, Liga Italia, dll., yang ditayangkan lewat TV, bahkan kadang-kadang sampai larut malam. Apa- kah dengan demikian berarti rasa nasionalisme saya makin surut? Atau- kah semua itu terjadi karena saya benar-benar lagi mengidap "kelainan jiwa"? Gila bola macam sekarang ini, pemah juga muncul sekitar tahun enam puluhan, sewaktu saya masih di Sekolah Dasar. Waktu itu hampir tiap hari desa di mana saya dilahirkan dan dibesarkan, ada dalam keadaan "siaga satu". Ada "perang" antara pemuda dan tetua soal tanah lapang. Pemuda tuk dijadikan lapangan sepak bola. Sedangkan orang tua berpikir sebalikn- sepakat menjadikan tanah desa yang kebetulan termasuk lahan tidur, un- ya. Mau menjadikan lahan tidur itu sebagai kebun kelapa. Ketika orang tua satu bibit kelapa itu dicabuti dan dibuang entah ke mana. Akhimya seperti nekat menanam bibit kelapa anak muda pun tak mau ketinggalan. Satu per telah diduga sebelumnya, setelah melewati beberapa kali "gencatan sen- hingga kini. jata", orang tua mengalah. Lapangan sepak bola disepakati dan diwarisi Oleh karena niat main sepak bola muncul di mana-mana, sedangkan lapangan sepak bola hanya ada di beberapa desa saja, menyebabkan desa saya yang dulu terkenal karena keterpencilan dan keterbelakangannya se- cara mendadak sontak terkenal di seantero kecamatan dan bahkan juga di kabupaten. Di lapangan ini tiap pagi dan sore ada orang main sepak bola. Tetapi kalau pertandingan, biasanya dilaksanakan pada sore hari. Pertand- ingan persahabatan digelar rata-rata dua kali seminggu. Sementara kalau Galungan ini, ada kompetisi perebutan kejuaraan yang dirangkaikan den- gan ulang tahun pemuda. Dapat dibayangkan betapa ramai dan meriahnya suasana di desa yang dulu terkenal karena keterpencilannya, pertandingan perebutan gelar, tak begitu sering. Tetapi menjelang Hari Raya Saat digelar pertandingan persahabatan maupun pertandingan perebu- tan gelar, saya senantiasa konsisten dengan sikap. Tidak pernah melihat langsung pertandingan tersebut, melainkan cukup menikmati dari jarak jauh. Artinya, sesudah pertandingan usai, lalu meminta komentar seorang te- man yang sempat menonton tentang skor pertandingan. Selesai? Belum. Biasanya teman tadi dengan senang hati akan menyampaikan suasana lain yang turut mewarnai pertandingan tersebut. Kalau bukan pertengka- ran, pasti perkelahian, Perkelahian bisa terjadi antara suporter dengan supor- ter, pemain dengan pemain, pemain dengan wasit yang memimpin pertand- ingan atau suporter dengan wasit dan sekali-sekali juga ada semacam perang antara semua lawan semua. Jangan lupa, bahwa semua ini dilaku- kan dalam rangka pertandingan persahabatan. Cepat atau lambat, dengan melibatkan orang tua dan sejumlah tokoh masyarakat dari masing-masing pihak, perkelahian atau pertengkaran, akan berakhir. Kemudian pertandin gan dilanjutkan, tentunya dengan suasana tegang, jauh dari persahabatan. Ketegangan bukan saja nampak jelas di arena pertandingan, melainkan juga di sekitar lapangan. Sering pula suasana tak bersahabat berlanjut jauh hari sesudah pertandingan persahabatan itu berakhir. Nah, ini dia "pertandingan persahabatan". Terdorong untuk turut menggalang rasa persahabatan melalui pertand- ingan persahabatan, saya coba tawarkan ide "pertandingan persahabatan khas Bali kepada sejumlah pecandu bola. Caranya sederhana. Misalnya, sebelum pertandingan dimulai, baik pemain, wasit dan ofisial masing-mas- ing, "dikarantina" beberapa menit dalam satu ruangan. Sambil menikmati hidangan ringan, dalam ruangan ini masing-masing ofisial memperkenal- kan rombongannya, dalam suasana kekeluargaan. Acara serupa kembali diulangi pada saat turun minum. Di saat pertandingan persahabatan se- dang digelar di tengah lapangan, sejumlah panitia penyelenggara juga si- untuk dinikmati sesudah pertandingan selesai, juga dalam suasana penuh keakraban. Seumpama di saat pertandingan sedang berjalan, ada satu dua penonton yang berteriak lantang tak karuan, seorang ofisial yang di- tunjuk, mengingatkan penonton, bahwa pertandingan itu diadakan untuk menggalang persahabatan dan bukan menciptakan permusuhan. Bila per- lu, pertandingan dihentikan di tengah jalan, manakala suasana persahaba- tan bergeser ke arah permusuhan. Baik pertandingan berlangsung hingga selesai atau berhenti di tengah jalan, para pemain, wasit dan ofisial kemba- fi ke ruangan semula, untuk saling memaafkan sambil menikmati hidangan lawar khas Bali dalam suasana persahabatan. Namanya juga pertandin- gan persahabatan. Pura Pancaka di Mataram, Pura Segara Suci di Jateng, Pura Raksa Wira Bengkalis di Riau, Rp 955.000 untuk Pura Permata Anyar, Ubung Kaja buk menyiapkan hidangan lawar khas Bali, bagi para pemain dan ofisial, Pura Petitenget di Krobokan, Pura Gelap Besakih, Pura Waikabubak di Sumba Barat, Pura Jagat Sebudi di Karangasem, Pura Dharma Jati di Jatim, Pura di Irian Jaya, Pura Giri Shanti Bhuwana wana Nganjuk di di Banyuwangi, Pura Bukit Amerta di di Banyuwangi, Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Gianyar, Pura Siwa Prasta di Lobar, Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim, Pura Ranget di Lobar, F Pura I Lingkuk Bune di Lobar, Pura Ujung Desa di Mataram, Pura Sekartaji di Jatim, di Jatim, Pura I Boyolali di Blambangan di Jatim, Pura Maospahit di di Jateng, Pura Puseh Canggu Pura Gunung Pengsong di L di Lobar, Pura Pengubengan di Besakih, Pura Desa/Puseh Desa Adat Denpasar, Pura Pucak Tinggah di Tabanan, Pura Pucak Sangkur di Tabanan. Pura Adya Dharma di Salatiga, Pura Giri Indraloka di Jambi, Pura Kerthi Bhuwana di Lam- pung, Pura I à Ulun I Danu Batur di Songan Kintamani, Pura Dalem Kusha Agra di Mataram, Pura Giri Kusuma di Bogor, Pura Jagat Natha di Riau, Pura Wisnu Murti di Klaten Jateng, Pura Dhali Agrahita di Malang, Pura Payogan Agung Mulawarman di Kutai, Pura Payogan Agung Mulawarman di Kutai, Pura Agung Kertha Bhuwana di Kediri Jatim, Pura Agung Utara Sega- ra di Bitung, Pura Dharma Sari di Mataram, Pura Jagat Natha di Jembrana. Rp 651.500 untuk Pura Segara Tawangalun di Banyuwangi 5.000 Rp 10.000 Ketut Denpasar Rp 5.000 Rp 5.000 Ratna Duarsa Denpasar-adm Rp 5,000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp 25.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 1.277.500 Nyoman Mirig, Denpasar Rp 5.000 Rp 1.302.500 Agung Denpasar Rp. 5.000 I Gst. Gde Getas/ Sekeluarga, Penatih Denpasar Rp 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp 15.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 635.500 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 651.500 Jonan Karya Pedudusan Agung Tawur Agung Pura Petitenget Kerobokan Wuku Tanggal Pukul Kegiatan mis Merakh 08 Sept. 1996 13.00 Merakh 11 Sept. 1996 10.00- Pemuput/Pelaksana Ida Pedanda Griya, Kuwum Rp 357.000 untuk Pura Hargo Loka Agung Denpasar Nyoman Mirig, Dps Gde Sujana, Denpasar Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya di Jateng Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 20.000 Rp 337.000 Rp 357.000 Rp 767.500 untuk Pura Giri Kusuma di Bogor Br. Segarayasa MS Maasdam Holland America Line Rp 23.000 100 HADIAH PEMBELI PERTAMA Tunas Indonesia Tour & Travel PT Bali Tour Denpasar Made Ari Sedana, Kintamani Bangli I Ketut Swabawa, Singaraja I Nyoman Letra, Jl. Patih Nambi No. 52 Dps | Made Mardika, Telkom STO Sanur Luh Putu Darayani, Jl. Patih Nambi IV/15 Dps Made Suyatrawan, JI. Patih Nambi IV/15 Dps Nyoman Letig, Jl. Patih Nambi VIII/12 Dps Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 25.000 Rp 100.000 Rp Rp 100.000 55.000 Rp 100.000 Rp 30.000 Rp Rp 10.000 10.000 Rp 25.000 Rp 455.000 Terhadap ide saya ini, seorang pemuda yang juga pemain bola andal berkomentar singkat, ide yang bagus bagi seorang "pengidap kelainan jiwa," Rp. 500.000 katanya. Rp 955.000 Wayan P. Windia SI RAJA DIESEL ISUZU PANTHER, KINI WUUZZZZ..... MESIN TOTAL BARU ISUZU DIRECT INJECTION DIRECT NJE TION 86ps 2500c Khusus untuk Type Royal manis Pahang 29 Ags. 1996 09.30 Nuur Tirta anis Krutut 03 Sept. 1996 - Ngingsah Krulut 06 Sept. 1996 10.00 Mepepada Tawur won Krulut 07 Sept. 1996 10.00 - Pemelaspas Agung -Mendem Pedagingan Mepekelem ke Segara Melasti Merakih 10 Sept. 1996 10.00 Mendak Siwi Mepepada karya Karya Pedudusan Agung -Pengenteg Linggih Tawur Agung -Peselang - Ida Pendanda Istri, Griya kerobokan Ida Pedanda Gede, Griya Kerobokan Ida Pedanda Oka Telaga Griya Klungkung ida Pedanda Gde Putra Tembau, Griya Aan Klk. - Ida Pedanda Gde Oka Singarsa, Griya Susuk Sibang Ida Pedanda Gde Ngenjung, Sanur -Ida Pedanda Gde Ketut Mas, Griya Delod Peken Sanur Ida Pedanda Buda, Griya Sukawati Bujangga Jero Gde Sibang - Ida Pedanda Gde Putra Bajing, Griya Tegal Jingga Lebah -Ida Pedanda Gde Griya Babakan Ida Pedanda Gde Putra Jala Kirana Manuaba, Surabaya Ida Pedanda Gde Babakan, Ayunan Ida Pedanda Gde Oka Telaga Griya Klungkung Ida Pedanda Gde Putra Tembau, Griya Aan Klungkung -Ida Pedanda Gde Oka - Singarsa, Griya Susuk Sibang Ida Pedanda Gde Putra Bajing, Griya Tegal Jinga, Lebah. Ida Pedanda Gde Anom Tapak Griya Ida Pedanda Gde Buda, Griya Sukawati Ida Pedanda Gde Babakan Ayunan Ida Pedanda Gde, Griya Kerobokan eliwon Merakih 12 Sept. 1996 15.00 - Penganyar is Merakih 13 Sept. 1996 15.00 Bubuh Suyuk - Ida Pedanda Istri Rai, Penganyar Ngebek Ngebat Daun Mangun Ayu - Ngatur Rebah Griya Sibang Ida Pedanda Istri, Griya Peseraman Kerobokan Ida Pedanda Gde Oka Singarsa, GriyaSusuk Sibang Ida Pedanda Gde Ketut Mas, Griya Sanur Ida Pedanda Gde Putra Bajing, Griya Tegal Jinga Lebah, Dps Ida Pedanda Gde, Griya Babakan Griya Kerobokan Tambir won 17 Sept. 1996 15.00 Penganyar 8 Tambir 18 Sept. 1996 15.00 Penganyar Ida Pedanda Gde Ngenjung. Sanur Tambir aing 19 Sept. 1996 15.00 - Penganyar Ida Pedanda Istri Rai, Griya Sibang Ida Pedanda Istri Buda, Tambir 20 Sept. 1996 15.00 Penganyar Ida Pedanda Gde, Griya Kerobokan Wage Tambir 21 Sept. 1996 15.00 Penganyar -Ida Pedanda Gde Anom n Meda kungan 22 Sept. 1996 15.00 Penyineb Mendem Bagia Pulo Kerti Nyegara Gunung di Ulu Watu Karang, Griya Tapak Gangsul Ida Pedanda Gde Oka Singarsa, Griya Susuk Sibang Ida Pedanda Gde Oka Singarsa, Griya Susuk Sibang TELAH DIBUKA DI KOTA ANDA Marcello Baby Shop JL. TEUKU UMAR NO.163 DENPASAR TELP. 0361-223816 depan RS. Kasih Ibu Menyediakan segala perlengkapan bayi dengan kualitas prima harga terjangkau. ● Menerima rupa-rupa pesanan termasuk mebel bayi • Menyediakan pesanan baju pesta anak PEX ada Bayi, ada Pex SURYA DEWATA COMPUTER JI. Nusa Kambangan 118 Denpasar Telp./Fax.: (0361) 221409 & PIGEON Bēbē DISTRIBUTOR: PT. HALUS CIPTANADI Gelora Perkasa Electronic Jl. Diponegoro NO.150 Pertokoan IDT Blok A. 1/1 Denpasar - Bali Telp. (0361)239777 (Hunting) Fax (0361) 239780 BANK RAMA CABANG DENPASAR FARLIN CITRA KASIH SEJATI AYAH BUNDA PT. Dutadharma Elektrindonusa BRANCH OFFICE: KOMPLEKS PERTOKOAN SUDIRMAN AGUNG BLOK C NO. 7 Jalan PB. Sudirman, Denpasar Telp. (0361) 242989-241080 Fax. (0361) 241080 JL. Diponegoro No. 150 Blok A 16-17 Denpasar 80114 Telp. (0361) 263086 (Hunting) Telex: 35741 BRAMA,Fax.: (0361) 238230 MENYAMBUT HUT KEMERDEKAAN RI KE-51 VOUCHER belanja variasi mobil Rp 500.000,- GRATIS untuk 51 pembeli pertama dalam bulan Agustus MINGGU TETAP BUKA khusus Cab. Kuta Night Sale s/d 21.00 Wita ISUZU 2500 cc DIRECT INJECTION Wajah baru Si Raja Diesel Isuzu Panther, tampil dengan mesin TOTAL BARU: ASTRA MOBIL berkekuatan 86 Ps, mengeluarkan 3 suara ajaib: _ Pilihan Terpercaya Wuuuzzzz... tarikan lebih galak! Pssssttttt... Suara lebih halus! Cring-cring-cring... sudah irit, kini makin irit lagi! Segera saksikan si Raja Diesel sejati di dealer terdekat! • CABANG DENPASAR : Jl. Gatot Subroto 7-9 Denpasar Telp. 420125, 420127, 420441, 440443 Fax. 420126 • CABANG KUTA : Jl. Raya Kuta No.22 Blok 2-3 Telp. 755404, 757954 aing Merakih 14 Sept. 1996 15.00 - Mejauman - Ngeremek Tambir 15 Sept. 1996 15.00 - Penganyar Tambir 16 Sept. 1996 15.00 manis Meda kungan 28 Sept. 1996 10.00 C 2539 4cm