Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-09-12
Halaman: 07

Konten


won, 12 September 1996 SEKILAS J-Para ilmuwan Inggris hari Se- ulai percobaan yang dapat mem- i dengan orang-orang yang koma, Derts dan rekan-rekannya di Im- Technology di London mengata- jaringan rambut elektroda, yang membaca pikiran seseorang yang SIN- Operasi jantung Presiden thir bulan ini dan tanggalnya yang tu dekat, demikian dikemukakan Yuri Perov, wakil ketua tim medis an kantor berita Interfax memban- si itu sampai awal Oktober. Dalam tsin mengatakan bahwa ia ingin ini. (ant/rtr) an-badak Asia, yang culanya se- buat obat tradisional, menghadapi uru bersenjata yang bahkan meng- untuk membunuh binatang lang- asi, Selasa. Dana Margasatwa dan sat di Swiss dan Uni Konservasi suatu laporan baru bahwa hanya mhidup di India, sementara di In- i450 ekor. (ant/rtr) Mengundurkan Diri dalam konflik terbuka dengan Samper sejak presiden itu dituduh dengan sadar menerima uang dari kartel obat bius Cali untuk membi- ayai kampanye politiknya. Kongres pada bulan Juli lalu memutuskan bahwa tuduhan ter- hadap Samper itu tidak benar dan De La Calle bersama dengan para pemimpin agama, politik dan bis- nis menuntut presiden itu mengun- durkan diri. De La Calle mengatakan ia yakin bahwa kampanye kepresidenan dicemari akibat bantuan dari para pedagang obat bius. Samper pada mulanya men- yangkal kartel Cali membiayai ka- mpanyenya dan kemudian menga- takan ia tidak menyadari apakah uang obat bius itu masuk ke peti- peti kampanyenya itu. "Saya sangat yakin ada uang obat bius dalam kampanye itu," kata mantan Wapres itu. Ia juga mengimbau pengundu- ran diri Menteri Dalam Negeri Hora- cio Serpa karena apa yang disebut- nya kelakuan tak senonoh selama kampanye tersebut. (ant/afp) Kerahkan Seluruh ng Pemilu Bosnia tai yang bersaing dalam Pemilu masih sangat mungkin terjadi. In- siden seperti itu bukan saja dapat terjadi antara partai yang memba- wa bendera etnik masing-masing, tetapi juga bisa terjadi antar-partai dari kubu yang sama. Daerah Rawan Daerah-daerah yang paling raw- an adalah di sekitar Sarajevo, kata Jacobs. Selain itu wilayah di sekitar Brcko di bagian utara Bosnia yang dikuasai Serbia juga cukup rawan, Ross memperkuat pernyataan per- wira IFOR tersebut. Menurut kedua perwira tersebut, situasi di tempat lain relatif tenang. Di Kroasia, dan wilayah Bosnia yang dikuasainya, kehidupan berjalan nor- mal. Malah wisatawan tampak meni- kmati perjalanannya dengan santai. "Tetapi jangan coba-coba Anda berjalan sendirian begitu memasu- ki wilayah Muslim Bosnia (yang disengketakan dengan Serbia), kami anggota IFOR-pun tidak pernah sendirian," kata Jacobs. Sesuai perjanjian Dayton, Pemi- lu yang diselenggarakan Organisasi bagi Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE) pada 14 September tersebut akan memilih tiga anggota kepresidenan Bosnia Harzegovina, presiden untuk wilayah Republika Srpska (49 persen wilayah Bosnia yang dikuasai Serbia Bosnia) dan parlemen bagi wilayah Federasi Kroasia-Muslim Bosnia, yang men- cakup 51 persen wilayah Bosnia. Sebanyak 49 partai politik-dari dua wilayah kesatuan- tercatat mengikuti Pemilu yang akan mem- perebutkan sekitar 3,2 juta suara tersebut. (ant) EMAT 00,- i! HADIAH LANGSUNG UNTUK SEMUA TYPE (1 SEPT.S/D31 OKT '96) KREDIT 5 TH UM. 760.000 UM.1.600.000,- :UM.1.000.000,- :UM. 950.000,- PLUS !! Helm Jaket MINI COMPO /SEPEDA SUZUKI T.Shirt <- Oll 2 T Service Gratis 3X SUZUKI INOVASI TIADA HENTI SERVICE A PRIMA PERKASA BERHADIAH KI PATIMURA) LANGSUNG! RA 57 B DENPASAR ORMASI 221343 MELZ PENTIUM 100/8 MB RAM DISK DRIVE 1,44 & 1,2 MB SVGA PCI I MB KEYBOARD & MOUSE HARD DISK 630 MB C. 9468 MONITOR TVM SUPERSYNC PLUS BONUS HANYA Rp 2.200.000 C 1600 Kamis Kliwon, 12 September 1996 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Agenda Pembangunan untuk Menghadapi Transformasi Global MEMASUKI abad ke-21 peranan perda- gangan dan kemajuan teknologi makin me- nentukan. Kedua kekuatan yang saling men- gait ini menggerakkan suatu proses yang dis- ebut transformasi global. Selain dampak positifnya, proses itu juga membawa damp- ak negatif. Dampak negatif ini jika tidak dian- tisipasi, bukan saja bisa merugikan pereko- nomian dalam negeri, tetapi juga dapat mem- perlebar jurang kesenjangan penghasilan antarkelompok dalam masyarakat dan makin memiskinkan wilayah-wilayah yang tertinggal. Oleh karena itu, ada empat agenda pem- bangunan yang harus dilaksanakan dalam menghadapi era transformasi global tersebut. Pertama, membangun daya saing dan me- melihara kesinambungannya. Kedua, mem- bangun sumber daya manusia. Ketiga, mem- bangun ekonomi usaha kecil, menghilangkan kemiskinan, dan mendorong wilayah-wilayah yang tertinggal. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasion- al/Ketua Bappenas Ginandjar Kartasasmita pada kuliah perdana Program Magister Per- encanaan dan Kebijakan Publik di Kampus UI Depok, Senin (9/9) lalu. Apa yang dikemukakan Ginandjar adalah suatu antisipasi yang wajar dan berwawasan ke depan. Namun, yang lebih diperlukan lagi adalah langkah-langkah nyata untuk mereal- isasikannya. Menurut Menteri, peningkatan daya saing hanya dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas. Untuk meningkat- kan efisiensi perlu dilakukan deregulasi dan de- birokratisasi secara menyeluruh. Dalam pelak- sanaannya seperti yang kerap dikeluhkan di lapangan, deregulasi boleh dikatakan baru se- cara parsial. Beberapa sektor ekonomi tampa- knya masih belum tersentuh, sehingga ada kesan di situ masih ada unsur monopolistis. Adanya monopoli atau oligopoli jelas mengham- bat upaya untuk meningkatkan efisiensi. Agenda kedua adalah pembinaan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain di- maksudkan untuk meningkatkan produktivi- tas. Selain kualitas, yang mungkin perlu dikembangkan lagi adalah upaya lebih mem- eratakan informasi sumber daya manusia dan memberikan ruang gerak lebih luas bagi la- hirnya daya kreativitas sumber daya manu- sia Indonesia. Agenda ketiga adalah membangun usaha kecil, menghilangkan kemiskinan, dan men- dorong wilayah-wilayah yang tertinggal. Ini penting supaya proses transformasi global itu tidak malah makin memperlebar jurang ke- senjangan. Agenda ketiga ini sudah sejak beberapa tahun lalu digencarkan dan sudah mulai memperlihatkan hasilnya, seperti makin berkurangnya jumlah penduduk miskin di In- donesia. Akan tetapi dalam beberapa hal hasil-ha- sil itu masih meragukan dilihat dari konsis- tensi keberhasilannya dalam jangka panjang. Artinya, apakah keberhasilan itu dalam ar- tian angka-angka statistik saja ataukah ke- berhasilan yang mampu meningkatkan daya tahan mereka menghadapi situasi seburuk apa pun. Yang terakhir ini penting, karena apabila mampu ditingkatkan daya tahan itu maka mereka akan sanggup melakukan self generating income dan mampu menghadapi era transformasi global nanti. Pembinaan usaha kecil, misalnya, belum- lah berhasil sepenuhnya. Sementara itu perkembangan jenis usaha ini tampaknya agak sulit, karena di pihak lain ada jaringan oligopolistis yang menghambat secara tidak langsung. Kalaupun ada bantuan atau pinja- man kepada mereka, skalanya relatif kecil se- hingga teraphinya hanya berjangka pendek. Agenda keempat adalah membangun ke- budayaan bangsa dan memperkuat ketaha- nannya. Agenda ini perlu ditindaklanjuti kare- na dalam pengertian pembangunan ekonomi sendiri terkandung upaya yang tidak saja berdimensi ekonomi, tetapi juga spirit bang- sa untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam spirit itu sendiri terkandung penger- tian kreativitas dan tantangan untuk meng- hasilkan keunggulan bangsa. Sekali lagi, empat agenda yang dikemuka- kan Ginandjar adalah wajar dan berwawasan ke depan. Namun masalahnya, apakah kita konsisten menjabarkan kebijakannya dalam tindakan nyata. Dalam Penentuan Caleg pun Ada Kasak-kusuk Kolusi SEJUMLAH kader Golkar di Bima men- duga Ketua DPD orsospol tersebut meng- godok sendiri calon legislatif untuk pemilu mendatang. Ketidakpuasan itu berawal dari kelompok Forum Komunikasi Kerja Sarjana (FKSS) Donggo yang menilai langkah DPD Golkar tidak aspiratif. Ketua DPD Golkar Bima H. Koesno K.W. menangkis penilaian tersebut dengan men- gatakan bahwa tidak ada kolusi dalam meny- usun Daftar Calon Sementara (DCS) Golkar untuk anggota DPRD Bima periode menda- tang. Menurut dia, semuanya telah dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan mem- pertimbangkan kualitas dan kharisma calon di mata masyarakat. Tudingan adanya kolusi atau per- sekongkolan gelap dalam pembuatan DCS sepintas hanya masalah kecil. Namun, apa- bila kita perhatikan lebih jauh, akan segera kita sadari bahwa masalah itu bukan masalah kecil, tetapi masalah besar, bahkan esensial, karena menyangkut sistem politik, sistem pemilu khususnya, yang berlaku di negara kita. masih mengendap di bawah permukaan. Masalah utamanya adalah prosedur penen- tuan atau pengangkatan caleg yang ada, memang memungkinkan terjadinya praktik semacam itu. Dalam sistem pemilu kita, rakyat atau anggota organisasi peserta pemi- lu tidak secara langsung terlibat dalam pen- gambilan keputusan. Pengurus organisasi mengambil hampir seluruh wewenang dan peranan dalam masalah tersebut. Rakyat atau anggota OPP biasa hanya ikut men- dukung orsospol mereka, bukan memilih or- ang yang akan menjadi wakil mereka di lem- baga perwakilan rakyat. Memang bisa dipa- hami dengan kekuasaan sebesar itu, pengu melakukan kolusi dengan anggota-anggota yang berminat besar menjadi anggota legis- latif. rus, khususnya pengurus inti, bisa saja Tampaknya kita memerlukan sebuah sistem pemilu baru yang juga memungkin- kan rakyat bisa memilih wakil mereka secara pribadi, dan tiap orang memiliki kesempatan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Sistem apa pun yang dipilih, yang penting membuka Kasak-kusuk atau cerita burung tentang peluang bagi rakyat untuk bisa memiliki dan proses penetapan seseorang sebagai calon mengontrol wakil mereka. Sebaliknya, orang legislatif sudah lama beredar dalam yang terpilih menjadi wakil rakyat sepenuh- masyarakat kita. Salah satu di antaranya nya bertanggung jawab kepada rakyat, bu- menyebutkan bahwa untuk bisa terpilih se- kan semata-mata bertanggung jawab kepa- bagai caleg, seseorang harus menyumbang da orsospol, bukan pula kepada pemerintah. atau memikul dana dalam jumlah tertentu. Hal ini amat penting artinya, karena dengan Umumnya, orang memahami masalah terse- status mandiri tersebut wakil rakyat bisa bukan hanya memperhatikan kepentingan orsospol atau penguasa. but dengan pengertian bahwa dana wajib di- menyuarakan nurani dan aspirasi rakyat, maksudkan untuk keperluan kampanye. Na- mun, ada juga yang justru mempertanyakan praktik tersebut dari sisi kepentingan masyarakat. Dengan praktik semacam itu, hanya orang-orang berduit dapat menjadi wakil rakyat. Kalau kita balik, untuk menjadi wakil rakyat orang harus berduit. Salah satu dari dampak negatif praktik seperti itu adalah pada masa jabatannya, wakil rakyat kita akan menerapkan prinsip bisnis untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah mereka keluarkan. Kasak-kusuk mengenai adanya kolusi dalam penentuan caleg, sebenarnya juga bukan masalah baru. Masyarakat sudah lama menduga hal semacam itu bisa dan akan ter- jadi. Namun selama ini kasus seperti itu Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Ralat Kemah Penyuluhan AIDS Salah satu tolok ukur kualitas pemilu ad- alah terpilihnya orang-orang yang memang dikehendaki rakyat sebagai wakil mereka. Kualitas semacam ini memungkinkan ter- tepisnya kenyataan pahit di mana orang yang sudah tidak dikehendaki rakyat masih tetap aman pada jabatannya. Salah satu kualitas sebuah sistem politik yang benar-benar demokratik adalah terdapatnya sebuah lem- baga yang faktual dan aksional mampu menyuarakan dan mewakili kepentingan rakyat di samping melakukan kontrol kon- struktif terhadap jalannya pemerintahan. Hal semacam itu tentu saja tidak mungkin dicapai melalui jalan kolusi. HUT BK PSTP Unud Dalam kolom "Denpasar dan Sekitarnya" Bali Post, 7 Sep- Perayaan HUT XII BK II Pro- tember 1996 ditulis berita ten- gram Studi Teknologi Pertanian tang Kemah Penyuluhan AIDS. Universitas Udayana diselengga- Terima kasih atas dimuatnya ber- rakan 12-13 September 1996 di ita tersebut, sehingga acara terse- Lapangan Kampus Sudirman, but diketahui masyarakat umum. dan acara malam BK 14 Septem- Kami melihat terdapat kekeliru- ber 1996 pukul 19.00 di Gedung an dalam isi berita tersebut men- Nari Graha Denpasar. Alumni yangkut tentang nama acara dan PSTP Unud harap hadir. waktu pelaksanaannya. Yang be- nar nama acara ini adalah Kemah Siswa Peduli AIDS yang dise- lenggarakan UPLEK FK Unud bekerja sama dengan Kanwil Depdikbud Prop. Bali, Jaringan Guru Penyuluh AIDS, PKBI Bali, dan lembaga terkait lain- nya. Kemah itu akan diikuti 600 siswa yang berasal dari perwak- ilan seluruh SMU dan SMK Negeri se-Bali dan diselenggar akan 15 s.d. 18 Oktober 1996 di Bumi Perkemahan Blahkiuh, Badung. Tujuan akhir dari ke- mah ini adalah mempersiapkan terbentuknya Kelompok Siswa Peduli AIDS di lingkungan sekolah. Sudarsono Sekretaris Panitia Panitia Pelaksana IWT Prawija K. (Ketua) Debby Yulianti (Sekretaris) Penjelasan "Dokter Teladan" berpedoman pada Juklak yang telah dikeluarkan Departemen Kesehatan RI antara lain: a. Dokter puskesmas adalah dokter umum dan dokter gigi yang bekerja di puskesmas baik PNS atau PTT. Bali Post Jembatan Jawa-Bali dan Pariwisata Berkualitas Perlunya Sekat Jawa-Bali tan tongkat tersebut membesar, ber- Pulau Bali, lepas dari daratan Jawa. DALAM artikelnya yang berjudul "Tourism and Tradition: Local Control Alkisah pada zaman dulu, be- versus Outside Interests in Greece" yang terbit dalam buku "International gitu sebuah legenda yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Tourism: Identity and Change", Wendy Williams dan Elly Papamichael menulis Bali, Mpu Siddhimantra menggu- bahwa an important element in the process of tourism development is the bar- ratkan tongkatnya di suatu daerah gaining strength of the local community vis-a-vis outside interests (1995:127). di ujung timur Pulau Jawa. Gura- Salah satu unsur yang penting dalam proses pembangunan pariwisata adalah gabung dengan laut, dan tercipta- daya tawar-menawar yang dimiliki masyarakat lokal menghadapi keinginan lah sebuah selat yang dikenal den- pihak luar. Berdasarkan penelitiannya di Greece, (Yunani-red), lebih jauh penu- sempit, yang sekarang disebut Se- gan sebutan Segara Rupek atau laut lis ini menyebutkan bahwa kalau masyarakat lokal tidak mempunyai bargain- lat Bali. Sejak saat itu, terpisahlah ing power yang memadai maka "orang luar", termasuk pemerintah, akan sangat Pemisahan Bali Dwipa ini dilaku- mendominasi model pembangunan pariwisata. Berbagai kajian telah secara kan oleh Mpu Siddimantra dengan meyakinkan membuktikan bahwa kalau hal ini terjadi maka keberlanjutan maksud agar putranya yang ditu- gaskan di Besakih, Manik Angke- ran, tidak kembali ke Jawa. pariwisata dalam jangka panjang (sustainability) akan sulit dipertahankan. Tampaknya legenda ini - meskipun cuma legenda perlu mendapat perenungan, reinterprea- si, dan pemaknaan kembali. Satu makna yang jelas secara gamblang dapat dilihat adalah perlunya "penyekat" arus ulang-alik Jawa- Bali. Perlu ada "filter" antara Bali dan pulau-pulau lainnya. Memang, Bali sudah sangat tergantung pada pariwisata, dan sangat berkepent- ingan dengan peningkatan pem- bangunan pariwisata yang terus- menerus. Namun peningkatan yang terlalu pesat tidak seharusn- ya buru-buru diterima dengan ter- pesona dan rasa girang yang tanpa reserve. Peningkatan yang terlalu cepat harus diterima dengan hati- hati. Berbagai teori perkembangan pariwisata (seperti teorinya Forster, Butler, dll) mengisyaratkan bahwa pembangunan yang terlalu pesat cenderung membahayakan untuk jangka panjang. Atau, menurut analogi Prof. Adnyana Manuaba dalam seminar pariwisata akhir tahun lalu di Jakarta, kalau lari ter- lalu cepat maka Bali akan segera menjadi kuda pacu yang kelelahan. Jadi, mengikuti teori ini, pemer- intah Bali hendaknya tidak terlalu terkesima dengan iming-iming pembangunan yang akan meroket Temuan Wendy Williams dan si. Antrean panjang yang sampai orang Bali dalam hal ini sangat Elly Papamichael ini bukanlah se- berhari-hari sudah menjadi peman- suatu yang baru dalam khazanah dangan rutin di Ketapang dan Gili- studi pembangunan. Bukan saja manuk di seputar Idul Fitri dan dalam bidang pariwisata, melain- Natal-Tahun Baru, pengantarpu- kan juga pada sektor lainnya, sep- lauan produksi pertanian Bali, sep- erti pertanian, perhutanan sosial, erti anggur atau melon, dijamin dan pendidikan masyarakat. Dalam akan lebih lancar dengan diban sektor pertanian dan irigasi, misal- gunnya jembatan tersebut. Jumlah nya, Dr. Nyoman Sutawan dalam wisatawan yang datang ke Bali, pidato pengukuhan guru besarnya khususnya wisatawan Nusantara (1992) jelas-jelas menunjukkan hampir dapat dipastikan akan men- perlunya pemerintah melibatkan ingkat dengan cepat. masyarakat setempat (subak) dalam pembangunan. Sehubungan dengan "kasus bangunan liar di Pantai Kuta", saya juga sudah men- guraikan latar belakang filosofis, teoretis, dan empiris tentang pende- katan partisipatif ini (Bali Post 9 April 1996). Singkat kata, pende- katan partisipatif dalam pemban- gunan adalah suatu pendekatan yang lebih menjanjikan adanya ke- berlanjutan, efektivitas, dan man- faat bagi masyarakat di mana pem- bangunan tersebut dilaksanakan. kecil, Pelacuran juga terasosiasi dengan migrasi ini. Prof. Dr. Ngurah Bagus, dalam presentasin- ya di Australia tahun lalu menun- jukkan data statistik bahwa dari mereka yang berhasil ditangkap oleh Dinas Ketertiban Kodya Den- pasar, persentase pelacur "putri daerah" sangat kecil, kurang dari satu persen. Di samping kriminal dan pelacuran, "anak kandung" yang lain dari migrasi berlebihan adalah munculnya pemukiman Oleh I Gde Pitana Ketersesakan dan kumuh. Pariwisata Berkualitas Manfaat Jembatan Jawa-Bali Beberapa hari lalu, Menteri Par- postel Joop Ave menyambut gem- bira rencana pembangunan jem- batan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, sehubungan dengan potensi pengembangan pariwisata. Menurut Menteri, kalau itu terjadi otomatis pariwisata Bali akan men- ingkat pesat (Bali Post 3 Septem- ber 1996). Rencana pembuatan jembatan Jawa-Bali ini memang belum pas- ti. Karena masih dalam peren- canaan, ada baiknya rencana terse- but digodok secara mendalam, ko- mprehensif, dengan framework pembangunan yang berkelanjutan dan partisipatif seperti disebutkan di atas. Tidak dapat dipungkiri, pembangunan jembatan ini akan sangat menguntungkan jika dilihat Bali, di mana kemacetan yang dari kelancaran lalu lintas Jawa sering terjadi akibat kurangnya fa- silitas penyeberangan akan terata- Bali sudah terlalu sesak. Migrasi sudah tak terbendung, walaupun tanpa menggunakan analisis statis- tik yang rumit, cukup dengan in- tuisi, rasanya dapat diprakirakan bahwa migrasi antarpulau ke Bali akan makin tak terbendung kalau jembatan Jawa-Bali jadi dibangun. Migrasi masuk akan makin jauh melampaui jumlah transmigran yang dikirim ke luar Bali. Tentu peningkatan migrasi akan diikuti anak kandung"-nya seperti di- uraikan di atas. Adanya fasilitas jembatan yang akan memperlancar arus lalu lintas Jawa-Bali harus juga dilihat dari beberapa dampak negatif yang akan terjadi, khususnya bagi Bali dan masyarakat Bali. Tanpa adan- ya jembatan pun, Bali telah dikerubungi semut-semut yang mencari tetesan gula di Pulau De- wata yang maju pesat dengan in- dustri jasanya. Perkembangan pari- wisata yang menjadikan Bali men- galami miracle dalam pertumbu- han ekonomi telah menarik migra- Di lain pihak, pemerintah Bali si yang selama ini sudah sering di- telah menerima konsepsi pemban- karena akan bisa pecah atau jadikan bahan diskusi. Ribuan gunan pariwisata yang berkualitas meledak di tengah jalan. Dari ber- 'penduduk liar" ikut berdesak- (quality tourism) yang dihasilkan bagai argumen di atas, terlihat bah- desakan mengadu nasib, menyain- oleh Tim Konsultan Bali Tourism wa pembangunan jembatan Jawa- Project tahun 1992. Dengan kon- Bali akan membawa lebih banyak gi penduduk lokal. tersebut tidak jarang juga melaku- sep quality tourism diartikan bah- dampak negatif bagi Bali, kepari- kan tindakan "liar" yang justru wa pengembangan pariwisata wisataan Bali, dan masyarakat Bali, merugikan citra pariwisata Bali. Bali akan menjaring wisatawan khususnya dalam jangka panjang. Sebagai "anak kandung" dan mi- yang "mendatangkan banyak Apalagi kalau dikaitkan dengan grasi, muncul berbagai masalah pendapatan bagi Bali, sekaligus pertanyaan basic dalam tiap pem- sosial, utamanya kriminal. Bukan menghargai budaya Bali." Pembangunan, yaitu who is the devel- saja kuantitas, melainkan juga kual- bangunan jembatan Jawa-Bali opment for (untuk siapakah pem- itas kriminal di Bali telah men- jelas tidak sejalan dengan konsep bangunan itu?). Maka, pemerintah ingkat, sebagaimana pernah di- ini. Dengan kata lain, kalau pe- dan masyarakat Bali seharusnya ungkapkan Kapolda Nusra, May- merintah Bali konsisten dengan sekali waktu, khususnya dalam jen Hartoyo (Bali Post 29/12/95). penerimaan konsep quality tour- rencana pembangunan jembatan Tindak kriminal muncul dalam ism, pembangunan jembatan ini, berani mengatakan "NO". berbagai bentuk dan kaliber. Dari Jawa-Bali bukanlah merupakan pembongkaran kuburan, pencuri- alternatif yang relevan, bahkan nduduk liar Penulis adalah pengamat an benda sakral, sampai perampo- cenderung bertentangan dengan masalah sosial-budaya dan pari kan dan pembunuhan. Statistik usaha menjaring wisa-tawan wisata, sedang menempuh $3 di menunjukkan bahwa keterlibatan berkualitas. ANU, Australia. Radio, Masihkah Mengundang Selera? KETIKA kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, hampir sebagian besar masyarakat sepakat mengatakan bahwa radio siaran (RRI) mempunyai jasa teramat besar. Tanpa radio siaran barangkali hanya sedikit orang yang tahu bahwa Indonesia sudah terbebas dari be- lenggu penjajahan. Kini, setelah media massa men- Betapa pun radio telah beru- galami perkembangan pesat, radio paya menjangkau khalayaknya di seolah terlupakan. Radio hanya seluruh penjuru Tanah Air, kehad- menjadi bagian dari media massa irannya masih belum begitu mey- yang menyimpan nostalgia. Bah- akinkan dibandingkan media mas- kan mungkin hanya sedikit orang sa lain. Wilbur Schram, misalnya, yang ingat bahwa tiap tanggal 11 menganggap radio sebagai "media September Radio Republik Indo- kecil", sedangkan televisi dan film nesia memperingati kelahirannya. sebagai "media besar".Anggapan Pada saat RUU tentang siaran Schram pasti tidak mengada-ada. dibahas, radio hampir luput dari Tatkala radio dipandang unggul pembicaraan. Orang lebih banyak dengan karakteristiknya yang si- menyorot televisi. Padahal di ant- multan, televisi serta-merta ara media massa yang ada, radio melakukan bermacam terobosan paling cepat mengalami perkem- untuk menggaet khalayak. bangan dalam mencapai standar Dengan teknologi penyiaran- Unesco. Dari standar lima radio nya, televisi milik pemerintah dan untuk 100 penduduk, beberapa swasta di Indonesia telah berhasil negara telah lama mencapainya. menambah jumlah stasiun serta Sementara standar televisi dan su- pemancar transmisinya, sehingga rat kabar memerlukan waktu pan- mampu menjangkau khalayak di jang untuk mendapatkannya. Bersama Dua Anaknya Ni Ketut Darmi bersama dua orang anaknya, Eka Mayani (pr) dan Adi Mayana (lk), men- inggalkan rumah sejak 30 Agus- tus 1996. Ciri-ciri ibu tersebut: kulit putih, kurus, tinggi 165 cm, rambut pendek lurus. Tanah Air secara simultan. Tayan- gan-tayangan langsung olah raga, hiburan, dan pemberitaan bukan lagi monopoli radio. Nama-nama besar dan selebriti telah banyak di- hasilkan televisi lewat sinetron yang berhasil menggèser tontonan bioskop. Radio menjadi makin terasa tersisih ketika sandiwara sep- erti Tutur Tinular, Saur Sepuh, Ibuku Sayang Ibuku Malang, Bende Mataram, Babad Tanah Le- luhur, dan sebagainya tidak lagi berjaya lantaran tema cerita yang serupa lebih enak ditonton lewat khalayak pada saat siaran berita. Pada- hal berdasarkan survei di 110 negara menunjukkan bahwa siaran radio masih dianggap sebagai media hibu- ran. Mujumya, jam siaran radio lebih banyak ketimbang televisi. Radio si- aran milik pemerintah juga masih sempat menyiarkan iklan, sedangkan TVRI masih harus sembunyi-sembu- nyi untuk menayangkan iklan. Sial- nya, tidak semua iklan produk dan jasa dapat disiarkan lewat radio pe- merintah, mengingat produk terten- tu hanya tepat ditujukan bagi khalay- ak tertentu. Oleh sebab itulah negara-negara sep- erti Cina, Thailand, India, Meksiko, Brasil, dan Kenya, radio dijadikan al- tematif sebagai media komunitas. In- donesia sendiri sampai saat ini masih menempatkan radio sebagai media komunitas bagi informasi pemban- gunan di pedesaan. Radio diakui mampu menciptakan sense of person- al acces, yaitu suatu bentuk partisi- Radio siaran swasta sendiri bu- pasi khalayak yang hidup. Penden- kannya tidak ada masalah. Persain- gar radio dapat ikut terlibat dalam se gan bukan hanya di antara radio buah program siaran. swasta, tetapi juga dengan televisi Hanya, partisipasi khalayak ra- dan media cetak yang berusaha dio masih sebatas pelaksan- menyajikan informasi selengkap aan program yang telah dirancang dan secepat mungkin. Tidak ada oleh penyelenggara siaran. Belum cara lain bagi radio siaran swasta ada upaya untuk meningkatkan kecuali harus melakukan erudisi, kemampuan kritis pendengar, seh- yaitu menemukan khalayak mas- ingga mereka dapat menemukan ing-masing. Sebuah radio siaran Oleh Chusmeru permasalahan mereka sendiri dan tidak mungkin merangkul pengge- melibatkannya dalam proses peny- mar musik dangdut dan rock usunan program. Dari sini tampak sekaligus. bahwa selera khalayak radio lebih banyak dibentuk oleh penyeleng- gara siaran, khusus radio milik pe- merintah, bukan oleh kalayak sendiri. Kecenderungan yang kini berkembang adalah koeksistensi secara damai antara radio dan me- dia massa lain. Dengan koeksisten- si, radio tidak lagi menganggap Secara politis pembentukan sel- media lain sebagai saingan, tetapi era khalayak oleh pemerintah cuk- sebagai mitra untuk mempertahan- up beralasan. Radio merupakan kan khalayaknya. Ada koeksisten- salah satu media massa yang dis- si antara radio dan TV swasta, su- enangi pemerintah, karena kemu- rat kabar, bahkan radio dengan pen- ngkinan untuk mbalelo sangat gelola bioskop. Yang belum tam- kecil. Pengawasan terhadap media pak, khususnya di Denpasar, ad- radio lebih mudah dilakukan alah koeksistensi radio dengan in- dibanding televisi dan media cetak. stansi ataupun perusahaan. bertahap, mulai ujian tulis, ya, Ketut Maker melalui tele- Sampai saat ini radio tetap menja- pon (0362)- 21297 dan 23207 lisan, dan kunjungan lapangan. di Singaraja. di "anak baik" di mata pemerin- 3. Penilaian dilakukan berb- tah. Bahkan untuk menyiarkan ber- agai instansi terkait agar tidak ita dari RRI 15 kali dalam sehari, ada subjektivitas dalam pe- radio siaran swasta masih tetap se- nilaian, dengan dasar tolok ukur yang telah ditetapkan. Masyarakat yang menjump- ai ibu rumah tangga yang tuli bisu itu bersama dua anaknya, b. Harus bekerja di satu agar menginformasikan ke pi- puskesmas sekurang-kurangnya hak berwajib setempat, atau dua tahun. langsung kepada saya, suamin- 2. Penilaian dilakukan secara Panitia Penilai Dokter, Paramedis dan Bidan Teladan di Desa Propinsi Bali tahun 1996/ 1997 Tk.I Bali Bidang Kesejahteraan Sosial Membaca Surat Pembaca di Ketua, Assisten III Setwilda Bali Post 9 September 1996 dengan judul "Penilaian Dok- ter Teladan", kami jelaskan se- bagai berikut: 1. Pelaksanaan penilaian dokter teladan/paramedis te- ladan dan bidan teladan di desa Drs. I Gusti Agung Mayun Eman Pembina Utama Madya/IVd NIP 010 026 454 Ketut Maker Anggota Redaksi Denpasar: Agustinus Del, Dwi Yani, Legawa Partha, Nikson, Palgunadi, Pasma, Riyanto Rabbah, Bali Post Srianti, Sri Hartini, Suana, Suarsana, Sudarsana, Sueca, Sugendra, Suja Adnyana, Sutiawan, Emanuel Dewata Oja, Artha, Alit Suamba, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Wahyuni, Wilasa, Kasubmahardi, Martinaya, Mas Ruscitadewi, Rusmini, Umbu Landu Paranggi. Bangli: Karya, Buleleng: Tirthayasa, Gianyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem: Dira Arsana, Klungkung: Daniel Fajry, Tabanan: Alit Pumnatha, Jakarta: Wisnu Wardana, Muslimin Hamzah, Bambang Her mawan, Darmawan, Sahrudi, Dadang Sugandi, Alosius Widiyatmaka, Djamilah, Rudiyanti, Sri Wulandari, Suharto Olii. NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Suyadnya, Raka Akriyani, Siti Husnin, Izzul Kairi, Syamsudin Karim, Ruslan Effendi. Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Wiliarto. NTT: Hilarius Laba. Yogyakarta: Suharto. Wartawan Foto: Arya Putra, Djoko Moeljono. televisi dan film. Media Komunitas Saat daya jangkau televisi dan surat kabar masih sebatas masyarakat kota, radio dengan mudah dapat mengenali khalay- aknya. Selera pendengar radio pun mudah diidentifikasi. Namun keti- Peluang koeksistensi sebenar- ya ada. Misalnya, kerja sama radio siaran dengan hotel, bank, rumah sakit, atau universitas. Pada hari dan jam tertentu radio siaran men- ka masyarakat desa mulai dapat tia melakukannya. Sedangkan tele- yajikan hiburan dan informasi rin- visi swasta bergabung dengan gan kepada karyawan hotel, nasa- TVRI hanya tiga kali sehari, di luar bah bank, pasien di rumah sakit, laporan khusus. Bedanya, TV maupun mahasiswa di rumah. Jadi swasta mempunyai kesempatan ada semacam lokalisasi pesan dan untuk menayangka sajian informa- program pada khalayak yang ter- si dalam bentuk pemberitaan sendi- spesialisasi. Program itu bukan ri, sementara radio siaran swasta hanya satu arah, namun juga dapat masih harus berjuang untuk berlangsung banyak arah. Ada sal- mengikuti TV swasta. ing tukar informasi serta pengala- man antara pendengar dan penyiar serta di antara pendengar. menikmati sajian televisi swasta dan jumlah penerbitan media cetak membengkak, khalayak pendengar radio mulai heterogen dan ter- pecah. Bagi pemerintah di negara- negara berkembang, sebenarnya radio masih dianggap sebagai me- dia komunikasi yang vital. Radio dipandang mampu menyebarkan informasi pembangunan kepada Koeksistensi masyarakat secara cepat, murah, Perkembangan media siaran Bagi instansi dan perusahaan dan luas jangkauannya. Dibanding radio yang dikelola swasta, baik koeksistensi dengan radio merupa- dengan televisi dan surat kabar, yang menggunakan Amplitudo kan satu cara promosi yang murah. hambatan teknis radio relatif Modulation (AM) maupun Fre- Bagi perusahaan periklanan, kerja kurang berarti. Khalayak penden- quency Modulation (FM) memang sama timbal balik radio dan insti- gar radio tidak terlalu dituntut un- merupakan tantangan bagi radio tusi lain akan mempermudah un- tuk mempunyai tingkat pendidikan pemerintah. Hal ini sangat terasa tuk mendapat data dan peta kon- tinggi. dalam upaya merebut khalayak sumen. Sedang bagi radio siaran, Secara kultural, radio juga leb- masyarakat kota yang makin het- upaya itu merupakan strategi yang ih akrab dengan khalayaknya, kare- erogen dalam tingkat pendidikan efektif untuk mengetahui selera na bahasa pengantar yang dipakai serta selera. Khalayak radio makin khalayaknya. Yang perlu dipikir- adalah bahasa daerah masing-mas- terspesialisasi. kan bagaimana radio siaran dapat ing. Latar belakang kultural itulah memanfaatkan tenaga penyiar dan yang sesungguhnya melahirkan anggapan bahwa radio masih dap- Pada umumnya perkembangan radio pemerintah nyaris sama den- reporter yang profesional untuk gan TVRI. Radio pemerintah han- bersama dengan pekerja media at memenuhi selera khalayaknya. ya didengar secara "terpaksa" oleh massa lain yang kian profesional. HALAMAN 7 Giliran Anda Jembatan Jawa-Bali SEBUAH jembatan direncanakan dibangun untuk meng- hubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Rencana ini menimbul- kan berbagai tanggapan yang berseberangan maupun menduku- ng. Sampai sejauh ini yang berseberangan pendapat menyata- kan, perlu pertimbangan dan pengkajian aspek sosial budaya, aspek teknis seperti studi kelayakan geologi dan lainnya. Salah satu yang dikhawatirkan adalah kemungkinan kian derasnya ali- ran penduduk dari luar Bali, sehingga Bali akan menghadapi problem kependudukan makin kompleks di masa datang, di samping problem penyakit, benturan-benturan dalam kehidu- pan beragama dan sebagainya. Sedangkan yang mendukung lebih melihatnya dari prospek ekonomi yang akan mendatangkan ke- untungan besar bagi industri kepariwisataan di daerah ini, yang secara langsung maupun tak langsung diprediksi sebagai jalan menuju kemakmuran dan kesejahteraan wilayah dan penduduk Bali. Bagaimana solusinya, jika rencana tersebut direalisasikan? Pembaca, jika Anda memiliki pendapat mengenai pem- bangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini, silakan kirim ke Redaksi Bali Post, Jl. Kepundung 67 A Denpasar. Surat Anda dilengkapi fotokopi identitas dan foto, dan pada amplop ditem- peli guntingan "Giliran Anda". Paling lambat ditunggu redaksi 22 September 1996. Kolom Yang Hilang dan yang Raib yang hilang dalam ontran-ont- ran 27 Juli itu juga missing in action alias hilang dalam melakukan tugas? KONON, menurut kata liter hilang itu missing in ac- yang empunya cerita, di dunia tion, yang bisa diartikan mati. fana ini tak sebuah benda pun Persoalannya, apakah 74 orang bisa hilang. Yang ada hanya perpindahan tempat atau per- pindahan wujud. Ayam hilang sebenarnya berpindah tempat, sementara air hilang tak lebih dan tak kurang berubah wujud menjadi uap. Lalu bagaimana dengan mi- numan keras yang hilang di Bima? Itu bisa berpindah tem- pat dari gudang ke perut, bisa juga perpaduan antara perpin- dahan tempat dan perubahan dah dari gudang ke tempat lain, wujud. Benda sitaan itu berpin- pasar misalnya, dan berubah wujud menjadi kertas lembaran bergambar Ibu Kartini yang ke- mudian ngendon di kocek. Jadi, masih benar juga pikiran lelu- hur kita yang memang kampi- un dunia. lang sering dilaporkan ke ke- Tetapi anak atau orang hi- polisian. Dengan laporan itu kepolisian mencatat, "ada or- ang hilang" lantas berusaha mencarinya. Kalau orang hi- lang tidak dilaporkan ke kepoli- sian, ya tidak dicatat dan tidak dicari. Demikianlah yang ter- lalu. Tak seorangtua pun me- jadi dalam kerusuhan 27 Juli laporkan kehilangan anak atau anggota keluarga. Jadi dalam laporan kepolisian ya tidak ada kolom "hilang," sebagai gan- tinya ada kolom "ditahan. Hah, ini baru aneh, Dalam laporan Komnas HAM ada ko- Tetapi pertanyaan berikut lom hilang. Dari mana Komnas kebenaran pikiran lama terse- Karena lembaga hak asasi mungkin akan mengguncang dapat isian kolom tersebut. Tanzil? Itu masih pertanyaan tian, isian itu besar kemungki- but. Bagaimana dengan Edy manusia itu melakukan peneli- mudah bin gampang. Edy Tan- nannya didapat dari informasi zil tidak hilang tetapi menghi di lapangan. Artinya, kepada lang. Dia masih tetap Edy Tan- Komnas HAM ada orang yang zil hanya dengan "aji silu- melaporkan adanya orang hi- man"-nya dia berhasil raib dari lang. Lantas mengapa mereka pandangan para penjaga rumah melaporkan kepada Komnas tahanan, yang tak tahan ter- tetapi tidak kepada kepolisian, hadap kibaran fulus, lantas ber- yang memang bertugas mem- pindah tempat di nun jauh di bantu masyarakat yang kehi- sana yang tak seorang jua bisa langan anggota keluarganya? mengetahuinya. Maklumlah, Di sini pun kita potensial ber- kepergian Edy Tanzil pun ber- langan pula. Barangkali saja, dunia kita kan penuh misteri, hadapan dengan masalah kehi- jalan secara mulus lagi miste- keberanian rakyat melapor ke- rius. pada polisi sudah hilang, atau hilang khususnya sehubungan dengan kasus 27 Juli itu. Atau, rakyat sudah hilang ingatan sehingga tak terpikir lagi me- laporkan hilangnya keluarga. Atau yang lain lagi. Ada satu masalah yang leb- ih rumit. Begitu rumitnya ma- salah ini, sehingga terjadi si- lang pendapat antara pihak ke- polisian dan Komnas HAM, tetapi masih tetap dalam ka- wasan masalah hilang. Ceritan- Jadi tegasnya, hilang bisa ya, ketika terjadi ontran-ont- berpindah tempat, berganti ran 27 Juli, laporan pihak petu- wujud, dan bisa pula kehilan- gas keamanan tidak ada menye- gan nyawa, tetapi masih ada but-nyebut korban hilang. Yang satu lagi. Hilang, atau orang ada cuma dua orang mening- hilang bisa saja berarti kita gal, 26 luka-luka dan 200 di- tidak tahu di mana dia berada tahan. Tetapi tiba-tiba Komnas atau bagaimana nasibnya. En- mengumumkan temuan semen- taranya dan menyebutkan 5 or- ang cabut usia, 149 cedera, dan 74 hilang. *** tah dia berpindah tempat, en- tah dia berganti wujud, entah dia dihilangkan nyawa dan tu- buhnya, tidak soal. Pokoknya kita tidak tahu di mana dia be- rada dan bagaimana nasibnya. Itulah sebuah misteri. Nenek bilang, hidup ini kan penuh mis- teri. Mungkin bagi pihak keamanan dan Komnas HAM kata hilang itu jelas makna dan Hilang, menghilang, meng- juntrungnya. Tetapi tidak hilangkan, dan dihilangkan ad- demikian bagi rakyat. Seperti alah bentuk-bentuk perilaku halnya dengan masalah ayam manusia yang terkadang penuh di atas, rakyat kecil tentu bert- misteri. Siapa tak percaya? anya, apa maksudnya kata hi- Coba sendiri menghilang. lang itu? Kapolda Metro Jaya Majen Pol, Hamami Nataper- awira mengatakan, secara mi- Kasubmahardi W Catatan Politisi dari ketiga OPP setuju debat di televisi. Se- mentara itu Ketua Poksi II Fraksi ABRI Mayjen Hari Sabarno berpendapat, sebaiknya debat dalam bentuk sambung rasa dilakukan satu OPP, tidak dicampur. - Tampaknya masalah debat di televisi masih diperdebatkan. *** Ary Sigit telah mengajukan proposal sebagai investor jembatan Selat Sunda. - Sementara itu perlu-tidaknya pembangunan jembatan di Selat Bali masih dalam perdeba- tan. *** Suasana di DPR sepi, ada rapat komisi yang terpaksa ditunda. Itu pertanda debat tentang aspirasi rakyat juga sepi. Bang Podjok 2cm 4cm