Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1998-08-16
Halaman: 02

Konten


Halaman 2 I Made Sumadiyasa: Bali Post POTRET Saya Disiplin Sendiri, tak Merasa Dikekang "Bamboo" BPM/ist PELUKISI Made Sumadiyasa (27) boleh dikatakan tak hanya memiliki bakat besar, tetapi prestasinya juga luar biasa. Jebolan ISI Yogyakarta kelahiran Lalang Linggah, Tabanan, 8 Februari 1971 ini kini namanya cukup melam- bung di jagat senirupa Indonesia, bahkan Asia. Made begitu ia akrab disapa-selama kurang lebih 10 tahun menetapkan diri memilih dunia senirupa-sejak studi di SMSR Batubulan (1987-1991) hingga lulus ISI tahun 1997-tercatat telah 23 kali pameran, baik tunggal mau- pun grup. Tentu saja "jam terbang" Made ini cukup besar andilnya dalam melambungkan namanya. Bahkan, ia ter- catat satu-satunya pelukis Indonesia yang karya-karyan- ya pernah tampil tunggal dalam forum "ArtAsia, Hongkong Convention and Exhibition Centre" di Hongkong tahun 1995. Persentuhan Made dengan dunia luar seperti kelil- ing museum di Singapura dan perjalanan ke Eropa (Pran- cis dan Inggris tahun 1997), tampaknya juga banyak mem- perkaya wawasan estetik dan merangsang kreativitasn- ya. Sejumlah penghargaan pun disabet oleh pelukis be- rambut nyentrik yang tak pernah menanggalkan sarungn- ya itu, seperti best sketcth, best painting, best still life, serta McDonald's Award for Best Painting (semuanya dari ISI Yogya). Selain itu, dua kali (1996 dan 1997) karya Made masuk nominasi The Philip Morris Group of Companies Indonesian Art Awards yang diselenggarakan Yayasan Seni Rupa Indonesia. Lantas bagaimana ikhwalnya hingga si bungsu dari enam bersaudara pasangan I Nengah Ganda dan Ni Wayan Ladri ini mencapai prestasinya seperti sekarang? Apa pula visi senirupanya? Berikut petikan perbincangan wartawan Bali Post Dwikora Putra - dira- mu dengan penuturan Made sebagaimana dikutip Suwar- no Wisestrotomo dan Garrett Kam dalam buku "Semesta dan Spirit Silang Budaya: Membaca Seni Lukis | Made Sumadiyasa" dengan seniman yang mulai Minggu (16/ 8) hari ini selama sebulan penuh menggelar karya-kary- anya di tiga tempat sekaligus yakni di Museum Neka, Ko- maneka Fine Art Gallery, dan Bamboo Gallery. Anda tercatat dan banyak disebut kalangan pengamat seni sebagai pelukis muda ber bakat besar dan prestasi luar biasa. Sebetulnya apakah ini perjuangan sendiri atau ada faktor luar yang juga ikut andil? Saya memang tak bisa mengingkari kalau apa yang saya capai sekarang tak lepas dari faktor-faktor yang ada di luar saya, faktor-faktor yang selama ini menjadi lingkungan kehidupan saya, pengalaman saya bergaul dengan sesama seniman, sanggar, dan studi, serta kesempatan yang pernah diberikan oleh Bamboo Gallery dan Museum Neka. Khususn- ya, yang menjawat" saya un- tuk tampil solo di Hongkong tahun 1995. Terus terang ini Surat Pembaca Persyaratan : Sertakan Fotokopi KTP atau SIM Apalagi yang harus Kami Banggakan Kriminalitas, krisis sembako, pemerkosaan, unjuk rasa, bahkan mungkin kelaparan, tam- paknya belum cukup sebagai dampak akibat krisis ekonomi dan krisis politik yang berkepan- jangan yang lagi melanda negeri ini. Ada dam- pak lain dari krisis ekonomi dan politik yakni krisis kebanggaan. Artinya kita banyak kehi- langan sesuatu yang mestinya membuat kita bangga sebagai warga negara Indonesia. Mis- alnya: 1. Kita bangga mempunyai Bapak Soeharto dengan berbagai keterlibatan beliau dalam berbagai kegiatan nasional maupun interna- sional. Bahkan beliau pernah diakui sebagai tokoh yang paling berpengaruh dan salah se- orang terkuat di dunia. Namun kini dengan adanya pola pikir masyarakat yang makin kri- tis akhirnya menguak kebobrokan sistem pe- merintahan Soeharto. Dengan berbagai tekan- an dan tuntutan dari masyarakat akhirnya se- bagai antiklimaks kebesaran Soeharto, beliau mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. 2. Kita bangga akan prestasi internasional yang diraih atlet-atlet kita di cabang olah raga ini banyak didominasi warga keturunan Tion- ghoa. Tetapi sungguh amat ironis akhir-akhir ini kita justru dihadapkan pada masalah anti- orang Tionghoa. 3. Kita bangga mempunyai Pulau Bali se- bagai primadona dunia yang banyak didatan- gi wisatawan mancanegara. Namun faktor tidak aman mereka mencari alternatif lain se- bagai tempat berwisata dan akibatnya keda- tangan wisatawan ke Bali kian berkurang. 4. Kita bangga mempunyai IPTN yang di- anggap sebagai kemajuan besar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun akhir- sangat berarti dan menduku- ng karier senirupa saya, sekali- gus mendorong saya untuk leb- ih serius menggeluti dunia yang telah saya pilih dan saya tetapkan, dunia seni lukis. Bagaimana berkarya? terkekang. Sekali lagi saya bebas, mau melukis apa saja dan kapan saja tak ada yang mengekang. Lucu kan seni- man kok dikekang. Kalaupun saya punya target waktu-misalnya satu lukisan dalam harus selesai dalam waktu dua jam-itu semua karena ke- mauan diri sendiri. Saya ingin belajar disiplin waktu, belajar konsentrasi penuh, dalam berkarya. Sebab, pengalaman saya, ternyata menggeluti du- nia seni juga perlu disiplin. Kalau tidak kan kita cepat bosan, cepat puas, atau seba- liknya cepat putus asa. Nah, itu kan juga tidak bagus. Ketika melukis saya merde- ka sepenuhnya. Saya berkarya sebagai seorang seniman seu- tuhnya dan tak pernah memikirkan nilai yang bakal saya dapatkan. Saya melukis mengikuti naluri seni, imajina- si, dan referensi pengalaman batin dan fisik dari persentu- han-persentuhan saya dengan dunia luar. Termasuk latar be- lakang kultur dan persentuhan dengan kultur baru yang per- nah saya singgahi, seperti Jawa, khususnya Yogya di mana saya menekuni studi se- nirupa selama kurang lebih empat tahun, dan pengalaman menjelajah dunia luar (mak- sudnya luar negeri seperti Sin- gapura dan Eropa-red). Setting Desa Langlang Linggah di mana saya dilahir kan dan dibesarkan hingga menginjak remaja, usia 14 tahun, dengan kehidupan masyarakat petani dan nelay- an dengan kultur Bali yang kental adalah pembentuk kar- akter dasar pribadi saya. Tetapi, ada selentingan Anda biasa melukis dengan target. Artinya, harus selesai sesuai waktu yang ditentukan. Atau kasarnya, sesuai pesan- an, apa benar? Memang, ada selentingan yang menilai saya melukis sep- erti dipaksakan, karena saya masuk dalam satu dapur galeri-Bamboo Gallery. Teta- pi sesungguhnya, saya sendiri merasakan saya berkarya sekehandak hati saya, menu- rut kemauan saya, sehingga saya sama sekali tak merasa Jadi Anda bisa berkarya tepat waktu atau seperti pun- ya jam kerja? Oh bukan begitu maksud nya. Saya dalam berkarya se- lalu memasang target waktu, bahwa sekali kuas tergores harus diselesaikan. Artinya, saya lebih menekankan pada konsentrasi penuh, sehingga ide atau objek yang saya rekam dan ingin saya pindahkan ke atas kanvas bisa tetap utuh. Jadi, saya tak punya jam ker- ja, tetapi begitu saya ada mood saya harus konsentrasi penuh. Kadang malam hari atau ten- gah malam saya juga bisa ban- gun mengambil kanvas kemu- dian melukis. Apa Anda mencari kompen- sasi lain jika mengalami ke- jenuhan? Itu harus. Saya juga punya hobi memotret untuk mengisi kejenuhan. Ya kalau lagi jenuh melukis atau kuas seperti mac- et, ya saya ambil tustel-saya memotret apa saja. Termasuk memotret diri-sendiri ha..hah..haha..(Made lantas memperlihatkan beberapa ha- sil jepretannya yang diakuin- ya merupakan bagian dari proses kreatifnya). Soal penjualan lukisan bagaimana? Itu sepenuhnya saya serah kan kepada Pak Connie (pemi- lik Bamboo Gallery-red). Saya tak mau dipusingkan dengan harga lukisan. Untuk sement- ara ini saya konsen melukis- membuat karya sebagus-ba- gusnya. Yang penting semua kebutuhan melukis dan kebu- tuhan hidup saya terpenuhi, bagi saya itu yang terpenting. Apakah ada karya Anda yang didokumentasikan? Tentu. Saya memang tak menjual semua karya saya. Se- bagian saya simpan, saya do- kumentasikan, baik lukisan- nya langsung, sket, foto, mau- pun video. Saya ingin memili- ki dokumentasi yang lengkap untuk semua kegiatan melukis saya. Sebab, dalam pemikiran saya, kita tidak tahu sampai kapan diberikan hak hidup oleh Hyang Maha Kuasa, seh- ingga ada yang bisa saya wariskan nanti, minimal un- tuk kenang-kenangan nanti. (Made kemudian menunjuk- kan dokumentasi karya-kary- anya, termasuk sket-sket dan foto-foto lukisan yang tersus- un rapi di studionya, di bela- kang Bamboo Gallery di Desa Tebesaya, Peliatan, Ubud). Selama perjalanan kreatif Anda, apakah pernah terpen- garuh oleh seniman-seniman lainnya? Terus terang selama di Yo- gya saya banyak bergaul den- gan Made Budiana, Nyoman Erawan, dan teman-teman dari Sanggar Dewata Indone- sia. Sedikit banyak saya akui saya memang terpengaruh, khususnya oleh Budiana yang memang orangnya terbuka. Secara umum, dalam berkarya saya membuka diri dari berb- agai macam pengaruh walau kadang-kadang saya merasa BPM/ist NALURI SENI - Dalam melukis, I Made Sumadiyasa senantiasa mengikuti naluri seni, imajinasi, dan referensi pengalaman batin serta fisiknya dari persentuhan- persentuhan dengan dunia luar akhir ini TPTN diduga sebagai suatu per haan yang boros yang banyak menghambur- hamburkan uang negara. 5. Kita bangga sebelumnya akan eksistensi Golkar sebagai satu-satunya kekuatan politik yang terbesar yang tampaknya akan sulit ditandingi kekuatan politik mana pun di negeri ini. Tetapi kini justru Golkar mengalami masalah serius dalam hal kepercayaan, kare- na Golkar diklaim sebagai sumber terjadinya krisis ekonomi dan krisis politik. 6. Kita bangga akan keberadaan Kopassus sebagai pasukan elite militer kita. Dengan ber- bagai prestasi spektakulernya, salah satu con- toh, keberhasilan Kopassus di bawah kepemimpinan Letjen Prabowo dalam penum- pasan GPK Irian Jaya. Namun sungguh amat bertolak belakang, Kopassus yang kita bang- gakan sebagai pasukan elite di bidang kemi- literan lagi santer-santernya duga terlibat dalam kasus penculikan orang-orang hilang. Sungguh amat disesalkan kalau-kalau kasus yang terakhir ini benar-benar terjadi. Lalu.... apalagi yang harus kami banggakan? I Made Tanik Jl. Uluwatu H 03 Jimbaran Supranatural Saya pernah membaca tulisan di sebuah koran tentang "Heboh Nuansa Supranatural". Menurut saya sangat berlebihan di mana dika- takan bahwa kalau tutup mata batara karang dibuka bisa mengakibatkan mata pengunjung menjadi buta, apabila batara karang marah. Setelah saya cek kebenarannya dan saya dap- at simpulkan bahwa yang disebut "batara karang dan jenglot" itu merupakan patung- patung yang cukup unik. Yang menjadi alasan saya menyatakan pa- tung unik, karena selama saya ada di sana tern- yata sama sekali tidak ada kontak batin/tan- da-tanda akan magisnya patung-patung terse- but. Sayangnya dari keunikan itu dibesar-be- sarkan, dan kalau boleh saya minta janganlah terlalu menakut-nakuti masyarakat, jangan- lah bertopeng di balik patung-patung unik tersebut, untuk dapatnya Anda memperdaya para pengunjung biar apa yang Anda jual laku keras. Untuk itu saya imbau kepada segenap masyarakat Denpasar dan Bali umumnya, bahwa mereka yang beraktrasi di salah satu Supermarket di Denpasar itu hanyalah orang- orang yang promosi berlebihan. Untuk itu saya ingin mengajak segenap lapisan masyarakat agar berhati-hati dan tidak terpancing informasi-informasi seperti itu mengingat kita sebagai umat beragama sudah merupakan suatu kodrat untuk menerima takdir dari yang kuasa sesuai dengan hukum karma kita. Untuk itu perlu kita sadari bahwa tidaklah ada manusia super yang bisa meran- cang suatu kehidupan orang lain dari berbagai aspek kehidupannya seperti : memberikan ke- selamatan kepada semua orang, memberi per- lindungan akan ekonominya, merancang akan jodoh dan lain-lain. Gd. Suinaya, S.E. Pohsanten, Mendoyo Jembrana Saran Menangkal Kasus Tiap hari selalu ada saja cerita mengenai penjarahan, perampokan, pemerkosaan yang sudah dilakukan terang-terangan di siang bolong dengan memakan korban jiwa baik ha- nya luka ataupun meninggal, yang dialami sau- dara-saudara kita di daerah lain yang notabene masih mempunyai uang simpanan atau kata- kanlah yang masih dapat hidup berkecukupan. Berita-berita tersebut dapat kita baca, den- gar maupun kita lihat baik itu di media cetak, TV, cerita dan mulut ke mulut atau di internet. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepa- da saudara-saudara pembaca Bali Post izinkan- lah saya memberikan sumbang saran guna sedikit menangkal kasus-kasus tersebut seh- ingga insyaAllah tidak terjadi pada kita, se- bagai berikut: mendapat kesulitan. Tetapi dalam karya yang telah jadi, saya selalu ke luar, sehingga muncul atau yang lahir adalah karya Made Sumadiyasa. Bagaimana dengan perio- disasi dalam berkarya. Tam- paknya karya-karya Anda yang sekarang tak lagi mem- perlihatkan figur-figur se- bagaimana sebelum tahun 1996. Bahkan, kini tampak to- tal abstrak. Memang, karya-karya saya sekarang (1997 hingga kini) terasa lebih rapi dan sangat memperhatikan bidang. Pada karya-karya ini, saya sengaja menciptakan ruang atau bidang, kadang-kadang rapi (tertib). Saya ingin memvisual- isasikan bahwa hidup kita ini tidak sepenuhnya bebas. Saya sadar bahwa hidup tidak bisa terpisahkan dari norma-norma kehidupan sosial budaya. Di sini harus seimbang antara dis- iplin dan kebebasan untuk men- capai keharmonisan dalam hidup. Bagaimana caranya mengekspresikan atau memvi- sualisasikan perasaan-perasaan seperti ini secara komplit? Bagaimana caranya memperli- hatkan harmoni di tengah ke- hiruk-pikukan? Bagaimana per- tanyaan ini selalu saya tanya- kan kepada diri saya sendiri. Akhir-akhir ini, kok bany- ak memakai media koran? Begini, sekitar bulan April, Mei, Juni lalu itu kan banyak demonstrasi yang dilakukan kalangan mahasiswa dan kaum reformis. Tiap hari saya baca koran, nonton televisi, kok isinya demonstrasi melulu. Jiwa saya kadang-kadang ikut bergolak juga mengikuti alur dan arus gelombang demon- strasi itu. Namun, kadang- kadang saya juga merasa jenuh membaca berita dari hari ke hari itu-itu saja-demonstrasi melulu. Akhirnya, saya tempel- tempelkan koran itu di kanvas dan saya lukis. Ya jadilah sejumlah lukisan saya yang juga sarat dengan emosi demonstrasi, ha..ha..ha (Made tertawa lebar) Bagaimana Anda meman- dang kritik? Saya orangnya terbuka. Si- lakan kritik menurut peneri- maan mereka. Saya malah senang, karena saya merasa mendapat perhatian. Bahkan, kritik itu menurut saya- sangat penting dalam dunia kesenian. Jika seseorang mengkritik karya-karya saya, baik positif maupun negatif, dengan ini saya menyadari kuat-lemahnya karya-karya tersebut. Berdasarkan intros- peksi, saya berusaha melaku- kan yang terbaik, walaupun keesokan harinya saya menya- dari pasti akan dihadapkan dengan kritik yang mungkin lebih tajam lagi. Tetapi, saya sadari, kritik merupakan bagi- an dari proses yang sangat penting untuk merangsang kreativitas. Jadi, wellcome....(*) Banyak-banyaklah bersedekah tanpa harus melihat suku, agama atau ras. Bersede- kahlah kepada mereka. - Lirik daerah di sekitar tempat tinggal kita dalam radius kurang lebih 40 rumah, jika kita menemukan fakir miskin, bantulah mereka sebisanya. - Ikutlah bersosialisasi dengan penduduk setempat, seperti gotong-royong. Jangan han- ya mengirim kopi dan jajan tiap diundang, teta- pi sekali-kali berpartisipasilah untuk datang. - Apabila ada tetangga yang minta beras atau sembako lainnya usahakanlah untuk membantu walaupun hanya sedikit, kemungki- nan anak-anak dari saudara-saudara kita tersebut sedang lapar. - Hindarilah berpesta pora di tempat ting- gal kita, terkecuali untuk yang penting-pent- ing saja. - Kalau mampu bantulah anak-anak sau- dara-saudara kita untuk sekolah. - Izinkanlah anak-anak tetangga bermain- main dengan anak kita karena ini sangat mem- bantu untuk menumbuhkan rasa persau- daraan sesama mereka terutama kelak jika mereka dewasa. - Usahakanlah berbicara merendah, sehing- ga tidak menimbulkan persepsi kesombongan yang akan menimbulkan kecemburuan sosial. - Jangan pamer, seperti pemakai perhiasan yang mencolok, mereka tahu kalau Anda itu orang berpunya tetapi saat ini lebih baik jan- gan dulu, karena keselamatan kita lebih be- rarti daripada perhiasan-perhiasan itu. - Apabila di tempat umum janganlah seka- li-kali membuka dompet lebar-lebar sehingga orang-orang sekeliling Anda bisa melihat isin- ya seperti duit, kartu ATM dan kartu credit. Usahakan membawa uang pas jika ber- belanja, rencanakanlah dari rumah apa-apa yang mau dibeli. Apabila berbelanja di mal-mal atau super- market, janganlah serakah dengan cara membo- rong semua sembako, sisakanlah sedikit untuk saudara-saudara kita yang uangnya sedikit. - Jangan mengambil uang di ATM pada Perintis/Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: K. Nadha Pemimpin Perusahaan/Wakil Pemimpin Umum/Redaksi/Penanggung Jawab: ABG. Satria Naradha Wakil Pemimpin Redaksi/ Bali Post Penanggung Jawab: Widminarko Redaktur Pelaksana I: M. Nariana Redaktur Pelaksana II: B. Ashrama Koordinator Liputan : Wirata, Dwikora Putra Redaksi: Abinawa, Alit Susrini, Djesna Winada, Dwikora Putra, Martinaya, Mawa, Palgunadi, Suarsana, Surawan, Suryawan, Wirata, Wirya. Anggota Redaksi Denpasar : Agustinus Dei, Alit Suamba, Artha, Arya Putra, Djoko Moeljono, Dwi Yani, Karya, Legawa Partha, Nikson, Pasma, Srianti, Sri Hartini, Suana, Sudarsana, Sueca, Sugendra, Suja Adnyana, Sumendra, Sutiawan, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Kasubmahardi, Rai Anom, Adnyana, Mas Ruscitadewi, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi. Bangli: Sarjana, Buleleng: Tirthayasa, Gianyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem : Dira Arsana, Klungkung: Daniel Fajry, Tabanan : Alit Purnatha, Jakarta: Wisnu Wardana, Suyadnyana, Muslimin Hamzah, Bambang Hermawan, Darmawan, Suyadnya, Suharto Olii, Djamilah, Rudyanti, Ghazali Ama Lanora, Yahya Umar, Pamuji Slamet, Ria Tanjung Pura, Agus Astapa, Udayana. NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Riyanto Rabbah, Raka Akriyani, Siti Husnin, Izzul Kairi, Syamsudin Karim, Ruslan Effendi, Antony Mitan. Surabaya: Edi Poerwanto, Bambang Wiliarto. NTT: Hilarius Laba. Yogyakarta: Suharto. Kantor Redaksi: Jalan Kepundung 67 A, Denpasar 80232. Telepon (0361) 225764, Fax: 227418, Alamat Surat: P.O. Box: 3010 Denpasar 80001 Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag. Iklan/Redaksi: Jl. Palmerah Barat 21F. Telp. 021- 5357602, Fax: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB Jalan WR Supratman 22 A Telp. (0370) 32737. Bagian Iklan: Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232 Telp. : 225764, Fax: 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00 Sabtu 08.00-13.00 Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan: Iklan Mini: minimal 2 baris maksimal 10 baris, perbaris Rp 6.000 Iklan Umum: Rp 8.000 per mmk.Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 5.000 per mmk. Iklan Warna : 1 warna Rp 9.500, 2 warna Rp 10.500, 4 warna Rp 12.000 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 19.00. Bagian Langganan/Pengaduan Langganan : Jl. Kepundung 67A, Denpasar 80232. Telp: 225764, Fax: 227418. Harga Langganan: Rp 16.000 sebulan. Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 1.200. Terbit 7 kali seminggu. Rekening BRI Denpasar : 31-45. 1065.4. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP. Penerbit: PT Bali Post. Minggu Pon, 16 Agustus 1998 Minggu "Menyusun" hingga "Menemukan" Bahasa Baru REKAMAN video yang hanya enam menit memang terlalu miskin untuk mengungkap pros- es kreatif seorang pelukis. Lebih-lebih sang pelukis adalah seorang urban yang cukup banyak ber- pindah dan bersinggun- gan dengan kultur lain, selain kultur "leluhur" di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Begitu juga rekaman video I Made Sumadiyasa selama enam menit yang akan diputar di ruang per- tama pameran tunggaln- ya di Museum Neka, tera- sa tak cukup banyak ber- bicara tetang sosok seor- ang pelukis muda yang tengah melambung namanya itu. Namun semiskin-miskinnya rekaman itu, paling tidak akan sangat berarti bagi meraka yang belum mengenali siapa Made-panggilan akrab Sumadiyasa. Salah satu karya I Made Sumadiyasa Made (27), mulai Minggu (16/8) hari ini memang akan menyulang" Dwi Windhu (16 Tahun) Museum Neka dengan menampilkan karya-karya terbaiknya. Selama sebulan penuh Made akan menggelar tak kurang dari 150 lukisan cat minyak, akrilik, dan sketsa. Selain di Museum Neka, secara serentak Made juga menggelar karyanya di Komane- ka Fine Art Gellery dan Bamboo Gallery. *** MADE boleh dibilang salah seorang pe- rupa muda Bali kini cukup menonjol, yang namanya mulai melambung sejak tahun 1995, ketika Museum Neka dan Bambbo Gallery "menembakkannya" tampil dalam Art Asia IV di Hongkong. Selanjutnya bagai sudah menjadi takdir, karya-karya Made terpilih dalam forum-forum senirupa ber- gengsi seperti dua kali masuk nominasi The Philip Morris Group of Companies Indone- sian Art Awards, Festival Persahabatan In- donesia-Jepang di Museum Iwate, Jepang. Terakhir, Januari lalu Museum Neka me- nampilkan karya Made bersama karya pe- lukis Indonesia lainnya dalam forum ASEAN Masterworks di Kuala Lumpur. "Pameran tunggal Made ini boleh dikata- kan yang sangat besar, bervariasi, dan meru- pakan pameran tuggalnya yang pertama set- elah ia menamatkan pendidikan di FSR ISI Yogya tahun lalu," papar Pande Wayan Suteja Neka, pendiri dan direktur Museum Neka di Ubud baru-baru ini. Lebih dari itu, di usianya yang masih rela- tif muda, Made kini tumbuh sebagai pelukis yang matang. Ini tampak dari kecermatan dan kepiawaiannya menyapih dan meman- faatkan waktu atas proses kreatifnya melakukan lompatan kreatif. Bahkan, dalam waktu yang cukup singkat sekitar lima tahun sewaktu kuli- ah dan selepas dari ISI Yogya-Made menan- di tangga kreatifnya atas empat tahapan sebagaimana dicermati Suwarno Wisetroto- mo dan Garrett Kam dalam "Semesta dan Spirit Silang Budaya: Mambaca Seni Lukis I Made Sumadiyasa". Tahap pertama (1992)-karya-karya Made saat ini dinilai berada dalam tahap "menyusun" objek-objek. Lukisan-lukisan Made saat itu masih kentara menampilkan figur-figur penari, penabuh gamelan, atau manusia lainnya. Bahasa rupa yang di- gunakan cenderung verbal dengan idiom-id- iom keseharian yang dipakai masayarakat Bali, meski sudah mulai menampak ekpresi garis dan emosi yang spontan, bebas, dan bertenaga, dengan warna-warna dominan kecoklatan. Maka, wajar jika tahap ini dis- impulkan sebagai tahap pencarian awal". Namun, tampaknya Made tak lama menggumuli tahapan ini. Ia mulai menyele- ksi simbol" begitu memasuki tahun 1993 malam hari apalagi sendirian. Kembalilah ke norma-norma hidup, sep- erti menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, saling menghormati. Hindari ego yang berlebihan, terutama kalau hanya bermaksud untuk menonjolkan diri. - Perbanyaklah amal dan ibadah, kembali lah ke jalan tuhan, berdoa tiap hari demi kese- lamatan sanak dan keluarga. - Ták perlu curiga dengan saudara-saudara kita yang tak mampu, tetapi curigailah diri kita sendiri apakah kita sudah waspada atau be- lum. BPM/ist hingga pertengahan 1994. Saat itu, Made mulai mengabstraksikan objek-objeknya den- gan ekspresi yang menekankan pada emosi yang lebih leluasa, namun tetap terikat pada bingkai spirit atau peristiwa tertentu. "Ke- saktian Baris Gede" (1993) dan "Ngaben" (1993) misalnya, dua dari lima karya Made koleksi Museum Neka yang manunjuk pada periode ini. Di sini Made masih tampak ken- tal spirit Balinya dengan permainan warna yang melankolis, dan cenderung manis. Tahap ketiga (antara pertengahan 1994- 1997), Made tampaknya mulai "menemukan simbol"-menemukan "bahasa baru" atas ob- jek-objek yang digarapnya. "Saya memang tak melukis warna dari apa yang merah itu, tetapi hawa yang ditebarkan," papar Made jujur mengakui bagaimana ia menafsirkan makan di balik simbol-simbol kultur yang merasuki jiwanya. Terutama setting Bali dengan kultur-Hindunya yang kental. Menurut Suwarno dan Garrett, tahap ini dapat dianggap sebagai titik eksistensi per- buruan Made terhadap bahasa ungkap (sim- bol atau metafora) yang tepat dan sesuai kata hatinya. Karya-karyanya dalam tahap ini ditandai dengan garis yang makin liar, ek- spresif, goresan maupun torehan dengan kecepatan tinggi. Demikian juga pewarnaan- nya, mulai tampak liar dan tajam. Proses melukis Made seperti menyatu dengan aksi suatu tarian, meliuk-liuk, meregang, naik, turun, dan menghentak, dan sebagainya, dengan properti kuas, pisau pa- let, cat dan kanvas hingga menghasilkan komposisi warna-warna. Hal itu diakui Made, bahwa ketika ia melukis getaran (vi- brasi) warna-warna terpadukan dengan pros- es kreatif yang dilakukan mempengaruhi emosi akan tema yang dibayangkan. "Pikiran saya hanya terfokus pada apa yang sedang saya imajinasikan. Perasaan ini terkadang memberi saya kesenangan yang luar biasa," tuturnya. Demikianlah seperti dalam "Spirit of The Forest" (1994) Made tam- pak ganas dan liar menerjang kanvasnya dengan sapuan-sapuan warna mencolok sep- erti merah dan hitam. ** KINI, antara 1997 hingga pertengahan 1998, Made boleh dikatakan memasuki "ta- hap sintesis". Ia mulai tampak mensenyawa- kan" berbagai bahasa ekspresi yang selama ini dikuasai dengan bahasa ekspresi yang baru. Karya-karyanya saat ini terasa sangat menekankan pemusatan di tengah dengan pemanfaatan ruang yang maksimal, sehing- ga terkadang terasa rapi, tertib, dan penuh. Made tampak sekali melukis dengan kesa- daran dan perenungan yang penuh. Begitulah, tampaknya Madę memang di- takdirkan sebagai seorang pelukis yang me- miliki kelebihan, bisa berhenti ketika ia merasa harus melanjutkan langkahnya yang lain. Entah kapan ia akan menyudahi 'ta- hap sintesisnya", Madelah yang tahu pasti, dan menjawab dengan karya tentunya. Dwikora Putra Meninggalkan Rumah Meninggalkan ru- mah sejak 13 Agustus, Nazarudin (24 tahun). Ciri-ciri: Tinggi 1,65 cm, rambut cukur pendek hitam, gigi depan bawah hilang satu. Ketika mening- galkan rumah men- genakan kaus putih le- her bundar, celana pan- jang jean hitam. Ia per- Nazarudin nah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Bangli. Yang mengetahuinya dimo- hon menginformasikan ke kantor polisi terde- kat atau kepada Mustofa, Jalan Najamudin 99 - Ingatlah perut yang lapar lebih tajam dari pisau yang baru diasah. Saudara-saudara saya yang tercinta, semoga sumbang saran saya ini dapat mengurangi hal- hal yang negatif dan kalau ada yang mau tukar Amlapura. *** pikiran dengan saya dengan sangat gembira saya akan menyambutnya. Sementara ini saya ⚫ Hilang tas hitam berisi brosur obat dan su- dapat dihubungi di E-mail address: rat-surat penting, di Jalan Teuku Umar Den- alwin007@yahoo.com. pasar. Yang menemukannya dimohon meng- informasikan kepada Wayan Redika, Jalan Said Alwin Pulau Roon Gang 38 No. 13 Denpasar atau ke Jalan Waturenggong 128 Jalan Kepundung 64 (PT Banyumas). Akan Panjer diberi imbalan. Permintaan Interlokal Info SLI Informasi waktu Booking Internasional Interlokal Tanpa Tunda Penerangan Interlokal Booking Intern untuk Wartel Penerangan Lokal Informasi Tagihan Telepon Polisi Telepon Penting 245142 RSU Puri Raharja 240811 RSU Saidharma :246008 RSU Dharma Yadnya :245855 233786 233787 222013 227220 462629 462488 462488 : 227560 : 234824 : 100 Permintaan Internasional :101 PELAYANAN STBS 102 Telesera : 103 Telkomsel :104 Mobisel 105 Satelindo 106 GSM XL :486165 Fax. 107 RSU Dharma Usadha :108 RADIO PANGGIL/PAGER 109 Skytel : 13011 RSU Bina Atma 110 Starko : 13022 RSU Saidharma 125 125 Easy Call € 13033 Starpage : 13099 RSU Khusus Bedah 423467 : 426492 : 223555 : 430270 430245 :771324 Polisi Militer Pengaduan Anggota ABRI Posko Kewaspadaan Nasional : 122 Pemadam kebakaran SAR Gangguan Tip/Tip.Umum Ambulance Info Pelayanan Pos : 113 115 TRANSPORTASI 117 Praja Taxi 289090 118 Bali Taxi 161 Ngurah Rai Taxi :701111 :724724 Telemarketing Telkom 162 Pan Wirthi Taxi 163 :165 166 INFORMASI PENERBANGAN Bandara Ngurah Rai Telkom Calling Card (TCC) :168 Informasi Pendidikan 175 Gangguan PLN : 234806 : 262872 Reservasi Garuda Info Pelayanan KB Info Telegram/Phonogram Info Pariwisata STB-N PELAYANAN TELKOM Info Pengaduan Tagihan Info Hunting & Tlp Plus Info Tunggakan Telepom Pelayanan Telkom Ubung Pelayanan Telkom Jimbaran Info Data Pelanggan Info Klaim Pulsa : 235169 : 425744 227220 Reservasi Merpati Reservasi Sempati Reservasi Bouraq Reservasi Mandala 723366 : 751011 : 235358 : 237343 :241397 : 242933 227912-15 RUMAH SAKIT RSUP Sanglah PMI/RSUP Sanglah RSAD Udayana : 227911 GRAHA USADHA Klinik SOS Gatotkaca RS Bhakti Rahayu Nusa Dua Clinic (0361) Markas PMI Cabang Badung JI. Imam Bonjol Denpasar : 484305 Pelayanan Ambulance Gawar Darurat PMI Cabang Badung Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) PMI Cabang Badung d.a. RSUP Sanglah Denpasar Informasi AIDS : 227911 s.d. 227915 : 239191 :228091 :240024 :228062 :433162 : 228061 :703162 RSU Wangaya : 222141 : 228042 :233321 RSU Manuaba : 426393 RSU Surya Husada 235041 484305 : 227224 K menga saat ini b yan dan layar mencekam kebanyakan determinan mencemask tingkat infl negara tersi si ekonomi 1 utang swast AS dan lain Bagi rak kerap berpi angka tadi t penting bag cukup. Pem hal itu. Mak sini, pemeri coba meyak stok sembal asi kebijaka dibaca dari pejabat-d pangan. Masih ha masyarakat secara sine indag, Menk ulog menat ha kecil dar pekan, tak nongol di T G bagi peme selama dua kebijaksan bangunan tidak berp pertanian. Misalny di sektor p 1976-1996) tuk PMA PMDN. In sektor per inggal diba nya. Sekara tumbuhan ta bahan obat yang dalam jum tan kerja y sektor pert nya doron perolehan 4cm