Tipe: Koran
Tanggal: 1998-08-16
Halaman: 03
Konten
us 1998 Minggu Pon, 16 Agustus 1998 Bali Post FENOMENA Kelaparan, "Kado" HUT Ke-53 RI Sungguh ironis! Indonesia, negeri tropis yang subur mengalami rawan pangan. Hampir merata, di seluruh Tanah Air saat ini bencana kelaparan terjadi di mana-mana dengan intensitas yang berbeda. Pangan, salah satu kebutuhan utama yang tak dapat disubstitusikan dan sampai saat ini masih menjadi determinan utama untuk merangking tingkat kelayakan hidup suatu negeri. BPM/ist 1, Made nya den- la emosi at pada tu. "Ke- Ngaben" a Made uk pada bak ken- n warna nis. n 1994- emukan atas ob- memang erah itu, ar Made afsirkan ur yang ng Bali al. ahap ini ensi per- ap (sim- uai kata hap ini liar, ek- dengan arnaan- menyatu k-liuk, tak, dan isau pa- asilkan diakui aran (vi- an pros- ngaruhi ada apa saan ini an yang seperti de tam- vasnya lok sep- ngahan zuki 'ta- enyawa- selama si yang sangat dengan sehing- penuh. n kesa- mang di- ang me- etika ia ya yang ahi "ta- u pasti, ya. Putra mah udin ya dimo- lisi terde- mudin 99 at dan su- mar Den- on meng-k xa, Jalan Tatau ke s). Akan : 233786 : 233787 : 222013 227220 : 462629 462488 462488 : 227560 : 234824 : 425744 227220 : 423467 426492 223555 430270 $430245 :771324 ng si : 484305 : 484305 sar MESKIPUN tidak separah Ruwan- da, Ethiopia dan be- berapa negeri di ka- wasan Afrika, Indone- sia sedang tergiring ke arah sana. Tentang aksentuasi ekonomi yang selama ini meng- hiasi halaman koran dan layar TV, barangkali hanya mencekam sejumlah ekonom. Rakyat kebanyakan tidak ambil peduli dengan determinan ekonomi yang selama ini mencemaskan para ekonom. Entah itu tingkat inflasi 97%, cadangan devisa negara tersisa 14 milyar dolar, kontrak- si ekonomi 15%, suku bunga SBI tinggi, utang swasta mencapai 80 milyar dolar AS dan lainnya. Bagi rakyat jelata di pedesaan, yang kerap berpikir kelewat praktis, sederet angka tadi tidak terlalu dipahami. Yang penting bagi mereka, pangan tersedia cukup. Pemerintah sadar betul tentang hal itu. Makanya, walau dikecam sana- sini, pemerintahan Habibie selalu men- coba meyakinkan masyarakat bahwa stok sembako cukup tersedia. Aksentu- asi kebijakan pun setidaknya dapat dibaca dari pernyataan para menteri pejabat diarahkan pada ketersediaan pangan. Masih hangat dalam kotak memori masyarakat, beberapa pekan terakhir, secara sinergis Menpangan, Menper- indag, Menkop/PKM, Menkeu, dan Kab- ulog menata jalur distribusi. Pengusa- ha kecil dan koperasi dilibatkan. Tiap pekan, tak henti Kabulog Bedu Amang nongol di TV meyakinkan masyarakat bahwa beras, tepung terigu, minyak goreng, dan komoditi lainnya tersedia. Rencana impor beras pun à diumumkan secara besar-besaran. Menurut Koordinator Fokus In-Ku- mara 2020 Dr. Bambang Warih Koe- sumo, langkah-langkah itu tak lebih dari skenario "politik pangan" Habibie. Ske- nario yang sama pernah dimainkan" mantan Presiden Soeharto untuk mengelabui masyarakat. Dikatakan mengelabui, karena berbeda dengan kenyataan sesungguhnya. Sebut saja, swasembada pangan tahun 1984. Pada- hal frekuensi impor untuk beberapa ko- moditi pangan (beras dan kacang-kacan- gan) selalu meningkat. Impor Beras Tengok saja perkembangan impor beras tujuh tahun terakhir. Tahun 1991, 170.990 ton. Sementara 1992 hingga 1994 berturut-turut 609.770 ton, 24.320 ton, dan 630.070 ton. Tahun 1995 hing- ga 1997 mengalami peningkatan dras- tis, masing-masing 3,157 juta ton, 2,15 juta ton dan 2,5 juta ton. Khusus tahun ini, Indonesia diperkirakan mengimpor beras lebih dari 3,1 juta ton! Jika dibandingkan dengan negara- negara berpenduduk banyak lainnya seperti Cina, AS, India, dan Jepang, jum- lah tersebut terbilang tinggi. Cina han- ya mengimpor rata-rata 0,33 juta ton per tahun, AS 0,32 juta ton dan India 1,89 juta ton. Sedangkan Jepang 0,5 juta ton. Di kawasan Asia Tengara - Thailand, dan Vietnam merupakan negeri yang tidak pernah mengimpor beras. Bangsa dari ras Mongoloid itu bahkan telah mengekspor beras ke berbagai negara (termasuk Indonesia) masing-masing 5,9 juta ton dan 3,6 juta ton per tahun. Angka tersebut setidaknya menun- jukkan kesetengahatian Orde Baru dalam menangani sektor pertanian. Kita tahu sampai akhir tahun 1997, pelaku ekonomi di sektor pertanian tak kurang dari 46,7% dari total angkatan kerja. Kalaupun sumbangannya untuk PDB (Produk Domestik Bruto) secara signifi- kan menurun, lebih disebabkan pola pendekatan yang industrialistik. Dalam sebuah wawancara TV, pen- gamat pangan Dr. HS Dilon mengata- kan, pola pendekatan industrialistik di- ilhami teori pembangunan. Kemajuan suatu bangsa sering diukur dari kompo- sisi andil sektor pertanian, industri, dan jasa dalam PDB. Makin besar sum- bangan sektor industri dan jasa dalam PDB, negara itu makin maju. Rupanya, untuk mengejar target ini, pemerintah Orde Baru telah mengabai- kan" sektor pertanian. Industrialisasi telah menyita perhatian Kabinet Pem- bangunan sejak Pelita IV. Sayangnya, usaha ini banyak didanai pinjaman luar negeri, termasuk beberapa industri strategis yang hight cost. Di sisi lain, alokasi dana untuk sektor pertanian selalu dikurangi. Contoh yang paling karikaturis, dialihkannya dana rebois- asi-pendukung pertanian untuk biaya operasi IPTN (Industri Pesawat Terbang Nasional). Contoh paling mutakhir disampaikan Bambang Warih. Disebutkan, telah ter- jadi manipulasi laporan musim tanam (MT) pertama (panen raya April-Mei 1998). Ada kekurangan sekitar 12 juta ton gabah kering giling (GKG) yang set- ara dengan 6,8 juta ton beras. Data FAO bahkan mengatakan 7,5 juta ton beras. Sementara jumlah total beras yang tersedia di pasar internasional hanya 8 juta ton. Dengan demikian, kata Bambang Warih, hampir tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan beras Indonesia (yang diperkirakan 3,1 juta ton) dengan mengandalkan pembelian dari luar negeri. Itu pun kalau masih ada cadan- gan devisa untuk membiayainya. Di samping itu, kebutuhan beras Indone- sia yang demikian besar justru men- dongkrak harga beras di pasar dunia hingga daya beli makin turun. Serang kaian kenyataan ini dilukiskan HS Dilon sebagai kegagalan struktural" dalam menangani persoalan pangan nasional. Besok, Senin (17/8) bangsa Indone- sia memperingati HUT ke-53 RI. Ben- cana kelaparan agaknya merupakan kado" yang paling getir buat kita semua mengiringi perayaan ini. Memilukan! • Gregorius Gara-gara Sektor Pertanian Dianaktirikan DI ten kan hambatan yang harus gah anca- dihadapi sektor pertanian. man kela- Menurut Menteri Perta- paran yang nian (Mentan) Prof. Dr. Ir. dihadapi Soleh Solahuddin, M.Sc., pe- bangsa ini, merintah akan mengatasi maka sektor krisis rawan pangan ini pertanian melalui departemen-departe- tumpuan men yang terkait, termasuk harapan departemen pertanian. bagi pemerintah. Padahal, "Yang jelas, kami mendapat selama dua dekade terakhir, laporan dari FAO bahwa 15 kebijaksanaan makro pem- propinsi menghadapi bangunan ekonomi sangat keadaan rawan pangan," tidak berpihak pada sektor ujarnya. pertanian. Misalnya, nilai investasi di sektor pertanian (periode 1976-1996) sekitar 3,4 % un- tuk PMA dan 12,7% untuk PMDN. Ini mengakibatkan sektor pertanian jauh tert- inggal dibanding sektor lain- nya. Sekarang, dengan per- tumbuhan minus 12,2 % ser- ta bahan pangan dan obat- obat yang masih diimpor dalam jumlah besar, angka- tan kerja yang harus diserap sektor pertanian serta perlu nya dorongan ekspor untuk perolehan devisa, merupa- 2 ng Badung :227224 : 227911 s.d. : 227915 239191 designwerk 3.50 Mentan mengatakan, dari WFP (World Food Program), pemerintah mendapat bantu- an 160 ribu ton beras untuk daerah rawan pangan dan yang mendistribusikannya Departemen Pertanian mela- lui Sekretaris Pengendali BI- MAS. Dikatakan, rawan pangan memang tersebar di propin- si-propinsi di Indonesia dan pada umumnya tergolong kelompok keluarga prase- jahtera. Sekarang kelompok keluarga sejahtera I juga terkena rawan pangan. Oleh karena daya beli mereka Soleh Solahuddin menurun, otomatis mereka masuk lagi ke kategori kelu- arga prasejatera. Sehingga kelompok keluarga prase- jahtera yang tadinya berjum- lah 7,5 juta menjadi jadi 16 juta. Menurutnya, di masing- masing propinsi, tidak se- mua kabupaten mengalami rawan pangan. "Misalnya, yang terkena rawan pangan dari satu propinsi, ada yang hanya satu kabupaten, dua kabupaten atau tiga kabu- HARGA MEBE Dirgahayu RI ke-53 20.% Tiket Terusan 25% MERDEK Agustus 1998 Untuk Umum (Senin s/d Sabtu) Untuk umum yang datang orang Tiket Terusan (Senin s/d Sabtu) P-10.000,- Tiket Masuk + Gratis Popcorn + GRATIS! + GRATIS! Tiket Masuk Tiket Masuk Permainan: Log Flume Ride Simulator Wave Swinger Car Convoy Merry-go-Round Tea Cups Khusus Minggu (Permainan; bayar) untuk anggota veteran untuk yang berulang tahun di bulan Agustus Gratis: Laser Beam- Show Taman Buaya Taman Reptile Taman Burung Keterangan Lengkap : 0361 289211,286131 Gunting dan serahkan ke Admission (berlaku Senin s/d Sabtu) CASSANOVA BALI KUPON FM-105.00 1 for 2 Diskon C. 1001 Jawa Timur paten. Namun yang paling berat terkena rawan pangan adalah Jawa Tengah dan 60 persen ke- luarga memerlukan bantuan. Di daerah lain ada juga, teta- pi tidak seberat di dua propinsi itu," paparnya. Gema Palagung 2001 Untuk menghadapi rawan pangan, Mentan mengata- kan, jelas diperlukan hasil produksi yang besar. Namun kenyataannya, dalam tahun 1997-1998, hasil produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura menurun tajam. Dalam kondisi yang lebih sulit sekarang ini, De- partemen Pertanian beru- paya keras meningkatkan kembali hasil produksi yang menurun tajam ini. Oleh karena itu, dicanangkanlah upaya khusus Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung yang kemudian pop- uler disebut Gema Palagung 2001. Gema Palagung 2001 ini diharapkan akan dapat memacu kehidupan pereko- nomian pedesaan, men- ingkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pada tahun 2001 dapat meraih swasembada tiga ko- moditi strategis yang akan memperkuat ketahanan pan- gan nasional. Gerakan ini akan terus dikembangkan pada sub-sektor lainnya ter- masuk hortikultura dan sayuran karena prospek pasarnya bagus. Menurut Mentan, suk- sesnya gerakan ini diukur dari peningkatan ketersedi- aan pangan dalam negeri ser- ta penurunan jumlah impor padi, kedelai, dan jagung pada tahun 1999 nanti. "De- ngan kata lain, tahun depan kita sudah dapat melihat sukses atau tidaknya gera- kan ini," katanya. Dengan demikian, swasembada beras baru ter- jadi tahun 2001. "Lebih cepat, lebih baik. Namun kita kan perlu waktu untuk meren- canakan, dan melaksanakan nya," ujarnya. Oleh karena itu, pemerintah realistis un- tuk swasembada tahun 2001. Kalau menuruti emosi tahun depan harus swasem- bada-nanti belum siap dan malah mengecewakan AM Saefuddin: Hanya Bali yang Aman IRONIS memang, pada usia 53 tahun Kemerdekaan Indonesia, rakyat malah terancam kelaparan. Diperkirakan, hampir semua propinsi di Indonesia menghadapi rawan pangan, kecuali Bali. Lalu, bagaimana pemerintah mengantisipasi masalah ini? Berikut wawancara wartawan Bali Post Yuni Verawaty dengan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Dr. Ir. AM Saefuddin. apa Sebenarnya penyebab rawan pan- gan yang kita hadapi sekarang? Musim kering yang Dr. Ir. AM Saefuddin panjang menyebabkan produksi pangan tu- mendistribusikan beras melalui opera- run. Adanya PHK juga si pasar khusus. Beras untuk kelom- membuat daya beli pok rawan pangan dengan kualitas me- masyarakat makin dium, harganya Rp 1.000 per kilogram. rendah. Di sisi lain, melemahnya nilai Tiap kepala keluarga mendapat 10 ki- tukar rupiah terhadap dolar AS logram tiap bulan selama 9 bulan mu- menyebabkan harga-harga naik, ter- lai Juli 1998 sampai Maret 1999. masuk harga beras. Dalam beras kan ada "kandungan" dolarnya, karena bahan kimia dari pu- puk, insektisida, pestisida diimpor. Jadi dalam beras ada bahan kimianya. Men- guatnya dolar AS terhadap rupiah ak- hirnya membuat harga beras yang merupakan pangan pokok rakyat men- ingkat. Sementara itu, penghasilan masyarakat tetap, tetapi daya belinya menurun. Misalnya, pegawai negeri ga- jinya tetap. Dengan harga beras men- ingkat, daya beli jadi rendah. Menurut Anda, apa kriteria dari rawan pangan itu? Cirinya, orang yang biasanya makan dua kali sehari kini jadi sekali sehari. Jadi, ukurannya makan. Rawan pan- gan, dalam bahasa lain juga disebut ke- luarga prasejahtera. 'Keluarga sejahtera I sebelum krisis moneter, sebagian sudah turun posis- inya menjadi keluarga prasejahtera. Itu keluarga rawan pangan. Jumlah ke- luarga prasejahtera di seluruh Indone- sia, menurut catatan kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, Mei- Juni mencapai 7,3 juta kepala keluar- ga. Keluarga sejahtera I ada sekitar 9 sisinya menjadi prasejahtera. juta. Diperkirakan ada yang turun po- Kalau kita asumsikan keluarga se- jahtera I itu 100 persen turun menjadi prasejahtera, jumlahnya menjadi seki- tar 16 juta. Kalau satu kepala keluar- ga rata-rata terdiri lima orang, ayah- Yang terbaru dari BPS, jumlah pen- ibu-dan tiga anak, jumlahnya 80 juta. duduk di bawah garis kemiskinan 79 Plafon subsidi untuk operasi pasar khusus ini ditujukan pada kelompok rawan pangan. Plafon yang disetujui pe- merintah dalam rapat kabinet Rp 1,6 triliun. Plafon diperkirakan tidak leb- ih dari itu, dan mungkin kurang dari itu. Meneg Kependudukan/BKKBN in- gin memutakhirkan data tiap bulan karena kemungkinan tiap bulan ada perkiraan baru. Beras untuk kelompok rawan pan- gan ini berasal dari pembelian dalam negeri dan juga dari impor. Impor yang sudah disetujui pemerintah untuk ang- garan baru 1 April 1998 sampai Maret 1999 sebanyak 3,1 juta ton. Sebanyak 1 juta ton sudah kontrak sebelum kab- inet reformasi berupa pembelian komersial impor. Sedangkan 2,1 juta ton diusahakan pembelian melalui kredit G to G. Selain itu, pemerintah juga berupaya mencari bantuan atau hibah. Lalu upaya jangka panjangnya bagaimana? Mudah-mudahan Maret-April 1999 keadaan kembali normal. Maret akan ada panen, kalau tidak ada halangan. Artinya, tidak ada banjir akibat La Nina. Namun, banjir ini sudah diperkirakan Departemen Perhubun- gan. Kecenderungan banjir sangat boleh jadi karena di negara lain sudah terjadi banjir. Juli-Agustus sudah banyak hujan. Biasanya bulan-bulan tersebut kan produksi pangan turun. Jadi sangat panas. Kalau ada banjir, berarti mungkin impor lagi. Andai iklim tahun 1999 terganggu banjir, kita impor lagi! Insya Allah, tahun 2000 bisa normal se- Apa upaya pemerintah mengatasi hingga diperkirakan tahun 2001 kita rawan pangan ini? sudah swasembada lagi. juta. masyarakat. "Kalau tiga tahun kan realistis. Kita per- siapkan sekarang, lalu duku- ngan dari faktoritas keuan- gan cukup dan kita bina lagi bertani padi. "Harga kedelai para penyuluh supaya dan jagung kan bagus teknologi-teknologi ini benar- sekarang," katanya. benar dilaksanakan Oleh karena itu, peran masyarakat petani," jelasn- Karena mereka membutuhkan ma- merintah memberikan subsidi beras se- kan, sementara daya beli rendah, pe- bagai pangan pokok yaitu dengan ya. Menurutnya, cukup sulit mempercepat swamsebada pangan. Sebab, sekarang di semua lini ini agak goyah se- hingga tingkat produksi per- tanian menurun. Oleh kare- na kenyataannya seperti itu, jadi pertanian dan faktor ter- kait lainnya harus dibenahi lagi karena potensi ada di sana. "Kalau semua mau diberesi, saya yakin dalam tiga tahun kita bisa lagi swasembada," ujarnya opti- mis. Apalagi, tambah Men- tan, kalau harga gabahnya baik dan meningkat. Ren- cananya, pemerintah akan menyesuaikan harga gabah, supaya petani terangsang bidang penelitian dan pengembangan pertanian dalam proses menuju swasembada sangat penting. Untuk meningkatkan produksi pertanian, bidang penelitian dan pen- gembangan harus mempun- yai keunggulan komparatif dan membaca per kembangan Iptek serta perkembangan ekonomi glo- bal, sehingga dapat memban- tu petani dan nelayan men- gambil manfaat dari peluang yang ada. Departemen Pertanian menuntut agar para peneliti proaktif dan partisipatif me- nemukan dan merekayasa je- nis teknologi yang diperlu- kan serta secara antisipatif pangan? Propinsi mana yang paling rawan Yang paling rawan Jawa Tengah dan mampu melaksanakan alih teknologi hasil penelitiannya kepada para petani dan ne- layan. Sehingga, kesejahter- aan petani dan nelayan di pedesaan meningkat. "Ini syarat mutlak bagi para peneliti, sebab pada era re- formasi, semua harus berpi- hak kepada masyarakat kecil dan berupaya memberdaya- kan ekonomi rakyat serta meningkatkan ekonomi pedesaan," paparnya. Pemerintah memberikan berbagai kemudahan sarana produksi pupuk dan benih yang disubsidi agar harga jual pupuk nantinya terjan- gkau oleh para petani, kusus- nya di pedesaan. Selain itu, juga diberikan kemudahan dalam memperoleh kredit usaha tani. Namun, Mentan men- gakui belum dapat menentu- Halaman 3 Jawa Timur. Kalau Jawa Barat sekitar 20 persen, sisanya luar Jawa. Meskipun demikian, ada pen- duduk yang gembira dengan kri- sis moneter, yakni penduduk yang mempunyai dan menghasil- kan produksi untuk ekspor. Mis- alnya petani coklat, petani kopi, petani lada, jambu mete, petani sayur-sayuran dataran tinggi. Seperti petani Berastagi, petani Lembang, petani Malang. Mere- ka mengekspor. Biaya produksin- ya dalam rupiah, tetapi peng- hasilannya dolar, sehingga ada guyonan mereka berdoa pada Tuhan supaya krisis berjalan ter- us. Kalau bisa, satu dolar itu sama dengan Rp 30 ribu. Itu ter- dapat di Sulawesi Selatan, Aceh, daerah-daerah penghasil komod- iti ekspor. Mengapa Bali tidak masuk rawan pangan? Karena di Bali daerahnya dolar, se- hingga daya beli mereka cukup tinggi walaupun nilai tukar rupiah turun. Bagaimana persediaan bahan pan- gan beras tahun 1998? Menurut perkiraan BPS, tahun 1998 produksi padi mencapai 46,29 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 25,95 juta ton beras. Berarti, turun 6,26 persen dibandingkan tahun 1997. Ren- cana persediaan 3,1 juta ton, yang ter- masuk dalam stok Bulog dan adanya carry over selisih produksi tahun 1997 sebesar 1,19 juta ton beras. Ditambah jumlah perkiraan realisa- si produksi beras sampai dengan 30 Juni 1998 sebesar 17,65 juta ton atau 66 persen dari rencana produksi serta penyaluran Bulog Januari-Juni sebesar 2,33 juta ton, dikurangi pembelian Bu- log dalam negeri periode yang sama sebesar 0,1 juta ton, maka total penawaran beras di pasar periode Jan- uari - Juni 13,44 juta ton. Berarti, perkiraan persediaan beras di masyarakat per tanggal 30 Juni 1998 mencapai sekitar 7,65 juta ton. Dalam Juli - Desember 1998 diperkirakan terdapat panen sekitar 34 persen atau sebesar 8,82 juta ton, seh- ingga perkiraan total persediaan sam- pai dengan akhir tahun 1998 adalah 7,65 juta ton. Ditambah 8,82 juta ton, sama dengan 16,47 juta ton. Apabila dikurangi dengan konsumsi Juli- Desember 1998, diperkirakan masih terdapat carry over stock sebesar 3,17 juta ton. Angka ini cukup aman jika dibandingkan dengan perkiraan kebu- tuhan stok masyarakat hasil survei BPS tahun 1998 untuk awal Januari sebesar 2,392 juta ton. lainnya? Bagaimana dengan bahan pangan Produksi jagung tahun 1998 diperkira- kan akan mencapai 9,171 juta ton atau meningkat sebesar 4,56 persen diband- ingkan dengan produksi tahun 1997. Se- mentara itu, produksi kedelai diperkira- kan juga akan mengalami peningkatan 2,74 persen dibandingkan dengan produksi tahun 1997. (*) kan jumlah subsidi yang pembangunan pertanian. akan diberikan untuk sektor Menurutnya, aparatur per- pertanian. Sebab harus dihi- tanian juga harus dapat mem- tung betul, misalnya untuk berikan respon yang akurat KCL, berapa bantuan untuk terhadap berbagai masalah benih karena ada yang pro- dan mampu merumuskan gram rutin dan program reg- strategi pemecahan masalah uler untuk tahun ini. secara kongkret dan konstruk- tif, termasuk menyempurna- kan berbagai program serta peninjauan peraturan perun- dangan yang ada. Lahan Abadi Selain sektor penelitian, Departemen Pertanian juga meletakkan pentingnya men- Saat ini belum ada Renca- injau kembali peraturan pe- na Tata Ruang. Kalaupun rundangan yang dapat meng- sudah ada, belum dilaksan- hambat jalannya swasemba- akan dengan baik. "Oleh da beras. Oleh karena itu, karena itu, kita perlu mem- sektor-sektor lainnya harus persiapkan undang-undang mendukung sektor perta- yang mengatur ditetapkan nian. Mentan meminta lahan abadi untuk pertanian, aparatur pertanian harus sehingga pengalaman yang bersikap proaktif mencari sering terjadi dulu, yaitu ban- peluang dengan cepat dan te- yaknya sawah irigasi produk- pat serta mampu membawa tif berubah fungsi, tidak masyarakat dan sektor lain akan ada lagi," tegasnya. berpartisipasi penuh dalam (ver) Kunjungilah dan Saksikanlah...!!! Diskon PAMERAN dan ** Bulan Kemerdekaan 15 Agustus s/d 15 September 1998 Ikuti PESTA RAYA untuk putra - putri tercinta : GALERI KERIS MAL PURI INDAH Lomba Ragam Busana Nusantara 16 Agustus 1998 Jam 10.30 WIB GALERI KERIS SURABAYA Lomba Busana Daerah Anak-c ak Dari hati ke hati GALERI KERIS 9 Agustus 1988 Jam 10.30 WIB di Lt. II Indonesian Handicraft Centre and Department Store at Galeria Nusa Dua, Bali Phone: (0361) 771306, 771304 Fax: (0361) 771032 *MALAM HIBURAN Dari Tanggal : 15 Agustus 15 September 1998 Tempat : GEDUNG GASES (Sebelah Selatan Timur MAKRO) JI. By Pass Ngurah Rai, Suwung Batan Kendal Denpasar Acara dimeriahkan oleh : DRAMA TARI MERAH PUTIH •CALONARANG TOP GASES • ARJA RRI ●ARJA PRINTING MAS BAND: -RHYTHM VOICE - ZAMBIA BAND • DANGDUT •GANDRUNG BANYUWANGI Penyelenggara : GASES BALI TALENTA ORGANIZER Bali Post SOSRO AKU Seni Budaya & Karya Negeriku Indonesia Didukung : C. 59085 C. 59444 4cm
