Tipe: Koran
Tanggal: 2015-01-30
Halaman: 09
Konten
Jumat, 30 Januari 2015 (9 Rabiul Akhir 1436 H) TAJUK Pilihan Sulit untuk Jokowi MUNGKIN inilah persoalan paling sulit yang dialami oleh Presdien Jokowi dalam 100 hari kepemimpinannya. Gara- gara calon kapolri, jagat politik Indonesia jadi gundah. Masalah itu sebenarnya sederhana, sebab menyangkut dengan hubungan anak buah dengan pimpinan. Namun, masalah jadi besar karena ada persoalan politik yang menunggangi. Selain itu, terlalu banyak pihak yang memberikan masukan ke presiden, sehingga dia serba ragu dalam bertindak. Presiden Jokowi dipilih rakyat. Dia hanya dicalonkan partai, yang setelah menang idealnya tidak ada lagi intervensi dari partai. Yang terjadi sekarang, partai mendominasi dalam segala hal. Tiap keputusan yang akan diambil presiden harus dikonsultasikan dulu dengan pimpinan partai politik. Menyangkut Komjen Budi Gunawan, tim independen bentukan presiden memberikan empat alternatif, masing- masing, Budi Gunawan bisa dilantik lalu diberhentikan, dilantik lalu mengundurkan diri, belum dilantik langsung mengundurkan diri, atau tak usah dilantik sama sekali dan Presiden langsung menunjuk calon baru. Pilihan sulit bagi Jokowi memang. Masing-masing yang alternatif ada risikonya. Presiden bisa berhadapan dengan KPK, rakyat, partai pendukung, parlemen dan sebagainya. Cara yang paling aman, tentu jika Budi Gunawan mengundurkan diri. Persoalannya, siapa yang bisa menyuruh Budi mundur? Dia juga merasa bersih, sehingga layak dijadikan kapolri. Akhirnya, rakyat Indonesia hanya bisa geleng-geleng kepala. Lagi pula, tim independen itu seolah menunculkan masalah baru. Seperti terungkapnya pencalonan Budi Gunawan bukan kehendak Jokowi, tapi ada pihak lain yang mengusulkan. Ketua Tim Independen, Syafii Maarif menyatakan, pengusulan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri bukanlah inisiatif Presiden Jokowi. Karena itulah tim ini pun menyarankan agar BG tak jadi dilantik sebagai Kapolri. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyangkal pencalonan Budi Gunawan bukan atas inisiatif Presiden Joko Widodo. Menurut Kalla, semua pergantian pejabat penting seperti kepala Polri pasti diusulkan Presiden. Bahkan, sebagai Wakil Presiden, Kalla pun tak punya kewenangan untuk mendesak Presiden memilih calon kepala Polri tertentu. Artinya, terlalu banyak masalah da- lam pencalonan Budi yang selama ini tak diketahui publik. Kini, Jokowi harus berani. Dia mesti berani berpihak kepada rakyat, walau apapun risikonya. Dalam politik, tidak ada yang bebas dari masalah dan konsekuensi. Jalan terbaik memang harus ditempuh. Kuncinya, percepat saja status hukum Budi Gunawan di KPK. Apabila memang dia bersalah, segera saja ditahan. Jangan sampai persoalan ini berlarut-larut dan melebar ke mana-mana.(*) Mengapa Manusia Sering Galau Soal Rezeki? TENGKU ZULKARNAIN 60 BAL BANYAK orang menyangka rezeki itu merupakan sesuatu yang mesti dicari, padahal rezeki adalah sesuatu yang sudah ditetapkan Allah SWT. Rezeki pasti akan datang baik dicari atau tidak. Lantas, orang akan bertanya mengapa manusia mencari sibuk rezeki kalau dia sudah pasti datang? Jawabnya, karena mencari rezeki itu merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Melakukannya berarti menjalankan sebuah ibadah, yang berarti mendapatkan pahala di dalamnya. Rasul bersabda, "Mencari rezeki dengan cara yang halal merupakan perbuatan keramat di sisi Allah SWT." S Di Medan ada seekor ular hijau yang bertubuh kecil, tetapi sangat berbisa. Ular ini hidup di pohon kayu dan terkenal sangat pemalas, lamban,dan jarang bergerak. Dia bukan pemakan daun, tetapi pemakan ulat dan hewan kecil lainnya. Kami menyebutnya ular kintamani. Lantas, bagaimana ular yang sangat lamban dan jarang bergerak ini mendapatkan makanannya? Orang mungkin akan berpikir bahwa ular ini akan segera mati kelaparan karena kelemahannya itu. Ternyata, tidak demikian. Ular ini setiap hari menda- patkan jatah makanannya dari beberapa ekor burung kecil. Burung itu di Medan disebut burung perenjak. Setiap hari burung itu membawakan ulat dan menyuapkannya langsung ke mulut sang ular. Ular kintamani hijau itu akan membukakan mulutnya untuk menerima makanannya dari sang burung berulang- ulang sampai kenyang. Sekalipun ular itu tidak pernah memakan sang burung untuk mengenyangkan perutnya. Padahal, jika ular itu mau, dengan sekali tangkap binasalah sang burung itu. Dan, ular itu pun akan kenyang dengan serta-merta tanpa perlu berulang ulang memakan ulat- ulat kecil yang memakan waktu lama dan melelahkannya. Suatu hari, Imam Malik bin Dinar berhenti sejenak dalam perjalanan beliau di sebuah padang pasir yang sepi. Beliau mengeluarkan perbekalannya untuk santap siang. Ketika beberapa potong daging dendeng diletakkan di atas suprah makannya, tiba-tiba seekor kucing liar datang menghampiri dan menangkap sepotong daging. Kemudian dengan santainya, sang kucing melenggang pergi sambil membawa daging itu. Imam Malik bin Dinar merasa heran. Tidak biasanya seekor kucing berani mencuri makanan manusia dengan setenang itu. Kejadian langka ini menyebabkan beliau membatalkan makannya. Sambil membungkus kembali perbekalannya, beliau mengikuti sang kucing. Ajaib, ternyata kucing itu sama sekali tidak memakan daging curiannya, tetapi terus berjalan menuju setumpukan batu. Kemudian sang kucing menjatuhkan daging itu ke dalam sebuah lubang di tumbukan batu. Sejenak sang kucing memandang ke dalam lubang, kemudian beranjak pergi meninggalkan lubang tersebut. Imam Malik segera menghampiri lubang itu untuk mengambil tahu. Apa yang dilihat beliau di dalam lubang tersebut membuatnya tercengang. Ternyata di dalam lubang itu hidup seekor ular berbisa yang buta. Dapat dipastikan sang ular akan mati kelaparan tanpa bantuan si kucing. Kisah ini semestinya membuat kita yakin bahwa rezeki sudah dijamin Allah. Benarlah Allah yang berfirman dalam Alquran, Dan apa-apa yang melata di muka bumi melainkan telah dijamin Allah rezekinya. Dalam ayat lain Allah berfirman, Sesungguhnya Allah Memberi rezeki kepada siapa Dia kehendaki tanpa perhitungan banyaknya. Jika demikian, mengapa kita manusia sering galau dengan rezeki sehingga rela menempuh jalan hina yang tercela untuk mendapatkannya? Sungguh tak pantas jika keyakinan manusia yang telah dilantik Allah sebagai khalifah di bumi kalah dengan seekor ular. (*) SINGGALANG-A-9 OPINI Siapa Muslim Paling Dermawan? DADANG KAHMAD Manusia memiliki naluri untuk mencintai harta dan kehidupan duniawi. Kecin- taan itu sesuatu yang wajar, tetapi apabila berlebihan, kecintaan itu akan membuat serakah dan tamak, kikir, serta melampaui batas. memiliki uang sebanyak 4.000 dirham. Tetapi, kali ini akan disumbangkan 2.000 dirham saja karena yang 2.000 dirham lagi akan di- tinggalkan untuk keluarga." tuntunan agar selalu me- nyisihkan sebagian rezeki untuk berinfak, bersedekah, berwakaf, dan berzakat, serta menafkahi keluarga. Dalam kisah teladan diceritakan para sahabat banyak menaf- kahkan hartanya demi keja- yaan agama. Mereka ber- lomba-lomba menginfakkan harta kekayaannya untuk perjuangan Islam. Salah satu- nya kisah masyhur yang banyak dikutip dalam berba- gai buku sejarah Islam ten- tang kedermawanan Abdur- rahman bin Auf. yang dibisikkan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah pun kemudian bertanya kepada Abdurrahman, "Engkau men- dermakan uang begitu ba- nyak. Tetapi aku khawatir, engkau tidak meninggalkan uang sepeser pun untuk be- lanja istrimu." keluarga dan tetangga, serta disayangi orang yang pernah ditolongnya. Oleh karena itu, harta yang diinfakkan meru- pakan harta yang abadi, bukan hanya di dunia, me- lainkan setia menyertai sam- pai di akhirat. "Semoga Allah melimpah- kan berkat-Nya kepadamu, atas harta yang engkau sum- bangkan maupun yang kau tinggalkan untuk keluarga- mu," ujar Rasulullah. "Ada, ya Rasulullah. Untuk istriku, aku tinggali yang lebih banyak dan lebih besar dari apa yang kudermakan." Apa yang dimakan atau diminum sekadar memenuhi perut, menjadi tenaga atau bahkan menjadi penyakit apabila berlebihan. Sedang- kan harta yang disedekah- kan, akan tetap mengalir pahalanya ketika telah me- ninggal sekalipun. "Berapa?" tanya Rasu- lullah kemudian. Serta, melupakan tugas utama kehidupan, menjadi hambanya yang beriman dan bertakwa. Demikianlah kederma- wanan Abdurrahman bin Auf tertulis dalam sejarah. Ia tak segan-segan menumbangkan hartanya demi tegaknya aga- ma Islam. Ketika Rasulullah memerlukan biaya untuk mempersiapkan Perang Ta- buk, Abdurrahman tak se- gan-segan mendermakan uang yang dimilikinya, yaitu sebanyak 200 uqiyah emas. "Ia kutinggali sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah," jawab Abdurrahman sambil ter- senyum. Harta yang diperoleh sela- ma hidup merupakan rezeki yang diberikan Allah SWT untuk bekal beribadah, di- gunakan untuk kepentingan kehidupan di dunia dan ter- utama digunakan untuk mem persiapkan kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Harta yang disedekahkan atau diwakafkan akan menjadi harta abadi, bermanfaat bagi yang beramal, bahkan ke- pada keluarganya. Dalam satu kesempatan, Rasulullah SAW meminta kesediaan kaum Muslimin untuk menyumbangkan har- ta bendanya yang akan digu- nakan untuk membiayai pe- perangan menghadapi kaum kafir. Abdurrahman bin Auf tak segan-segan menyumbang- kan semua uangnya karena ia percaya bahwa Allah akan membalasnya dengan rezeki yang berlipat-lipat ganda dan akan mengganjarnya pula dengan nikmat di akhirat. Hal itu kemudian diketa- hui oleh Umar bin Khattab. Umar pun berbisik kepada Rasulullah SAW, "Agaknya Abdurrahman tidak mening- galkan uang sama sekali untuk istrinya." Sebagaimana janji Allah dalam Alquran surah al- Baqarah ayat 261, "Perum- pamaan nafkah yang dike- luarkan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, serupa dengan sebulír benih yang menum- buhkan tujuh bulir, pada tiap- tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehen- daki. Dan Allah Mahaluas karunia-Nya lagi Maha Me- ngetahui." (*) Abdurrahman bergegas pulang ke rumahnya. Kemu- dian, segera kembali ke ha- dapan Rasulullah. Sesampainya di hadapan Rasulullah, ia kemudian ber- kata, "Wahai Rasulullah, aku Setiap orang yang berjiwa dermawan tidak pernah men jadi miskin, bahkan bertam- bah kemuliaannya, dicintai Kaum Muslimin diberikan Setelah mendengar apa Pelukan Ayah SYOFYAN KUDAN ortu, sebaiknya dengan niat dan dengan nama Allah. Setelah pembuahan dalam rahim akan berkembang selama sembilan bulan. Pro- ses pertumbuhan dalam ra- him harus diberikan asupan gizi yang cukup dan halal. Anak merupakan buah hati dari pasangan keluarga yang telah menikah. Anak sangat didambakan ayah dan ibunya, sebagai pelanjut generasi dan kaumnya. Anak akan dapat mengangkat har- kat dan martabat orang tua- nya (ortu), jika anak yang dididik berhasil dan menjadi orang. Pelukan yang diberikan orangtua kepada anak bukan sekadar bentuk ungkapan rasa sayang saja. Lebih dari itu, pelukan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh ternyata bisa ikut memben- tuk karakter anak sejak dini. pelan atau berperilaku lem- but terhadap setiap orang. Tapi lebih kepada memben- tuknya jadi seseorang yang lebih peduli kepada orang lain. Zat yang dimakan, penting artinya diperhatikan keha- lalannya, baik proses mau- pun zatnya. "Ibu yang suka memeluk anaknya bisa transfer figur empati," tukas psikolog lulusan Universitas Muhamma- diyah Malang tersebut. Seberapa sering anak harus dipeluk kedua orangtuanya untuk mewujudkan pemben- tukan karakter positif secara maksimal? Melly mengatakan, tidak ada batasannya. Namun menurut penelitian yang disebutkan oleh Kathleen Keating dalam Jika umumnya ibu yang lebih sering memeluk anak, kini peran ayah pun jangan sampai diabaikan. Transfer kasih sayang antara ayah dan ibu ternyata memberikan energi yang berbeda pada anak. "Ibu yang suka memeluk anaknya bisa transfer figur empati," tukas psikolog lu- lusan Universitas Muhamma- diyah Malang tersebut. Sebe- rapa sering anak harus di-' peluk kedua orangtuanya untuk mewujudkan pemben- tukan karakter positif secara maksimal? Melly menga- takan, tidak ada batasannya. Tapi sebaliknya, anak akan menjadi bumerang bagi orangtua, jika anak ber- masalah. Anak bermasalah akan menjadikan penyesalan bagi ortunya, misalkan anak tidak bekerja, anak jadi pe- ngangguran, anak terlibat narkoba, anak terlibat judi, anak menjadi preman, anak menjadi pemaling, anak men- jadi cingkahak urang dan sejenisnya. Setelah lahir, maka tugas ortu adalah memberikan nama pada anaknya. Pem- berian nama juga membawa arti yang cukup bagi anak dan keluarganya. Nama yang salah arti, maka berarti, ortunya memberikan nasib atau cita-citanya seperti nama tersebut. Apalah arti sebuah nama bagi anak, namun perlu dihayati, nama adalah doa ortunya. bukunya The Hug Therapy, pelukan pada anak maupun orang dewasa idealnya diberikan 4-12 kali dalam sehari. Meski begitu, Melly tidak menyarankan para orangtua untuk menghitung berapa kali pelukan yang harus ia berikan setiap harinya. Psikolog Melly Puspita Sari menjelaskan, seorang ayah yang sering memeluk anak- nya, tanpa disadari berarti ia telah mentransfer kemam- puan kemandirian. Figur seorang ayah yang bertang- gungjawab dan tangguh me- rupakan karakteristik yang bisa 'menular' juga pada Namun menurut pene- litian yang disebutkan oleh Kathleen Keating dalam bu- kunya The Hug Therapy, pe- lukan pada anak maupun orang dewasa idealnya dibe- rikan 4-12 kali dalam sehari. Meski begitu, Melly tidak menyarankan para orangtua untuk menghitung berapa kali pelukan yang harus ia berikan setiap harinya. anak. Dalam agama Islam, anak yang lahir akan diazankan dan qamatkan. Kemudian juga akan dilakukan akiqah, bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan bagi anak wanita dengan seekor kambing. Akiqah secara adat istiadat juga diadakan tradisi antara bako (keluarga ayah anak). Jika ortu mendapatkan anaknya bermasalah di ke- mudian hari, maka mau tidak mau, ortu akan tetap sayang dan kasihan kepada anaknya. Memang tidak ada ortu yang tega membinasakan anak- anaknya. Berbagai cara akan ditempuh, demi anaknya. Padahal perbuatan anak setelah dewasa adalah ber- awal dari anak dalam rahim, kemudian mendidiknya hing- ga dewasa atau menikah. Awal terjadi hubungan ploma maupun sarjana, pas- ca sarjana. Anak akan tran- sisi perubahan status me- nikah setelah usia cukup dan dapat jodoh yang cocok. "Karena laki-laki men- transfer aspek-aspek yang sifatnya berani terhadap figur otoritas di luar. Yang dekat dengan bapaknya, bia- sanya lebih tough di luar," jelas Melly kepada wolipop! detik.com. Yang terpenting adalah kualitas, bukan kuantitas. Berikan pelukan yang tulus saat Anda dan anak sedang bersantai, mengobrol setelah ayah atau ibunya pulang kerja atau menjelang tidur. Pelukan erat dan hangat, sambil membelai rambut atau mengelus punggung juga bisa dicoba agar hasil- nya lebih efektif. (*) Proses anak pada usia balita (bawah lima tahun) yang penting diperhatikan adalah adanya pengaruh or- ang tua kepada perkem- bangan sikap anak. Salah satunya adlah pelukan orang tua kepada anaknya. Selanjutnya, anak akan terus berkembang menjadi pelajar SD, siswa SMP, siswa SMA, masuk perguruan tinggi (PT), baik mengambil di- Sementara pelukan ibu, mengajarkan anak untuk jadi pribadi yang lebih lembut. Tidak selalu berarti men- jadikan anak cenderung ber- tutur kata halus, bersuara PAKIAH SALEH, AULAMA PENGEMBARA menyentuh gendang telinga tiga orang yang masih tidur itu. lembut menerangi seantero jagad diba wahnya. Di kota, di kampung, di ladang, di sawah dan hutan belantara dapat bahagian cahaya bulan. Cahaya bulan dapat dinikmati seluruh makhluk hidup tanpa tekecuali. Hewan yang hidup di darat, laut, sungai dan hutan belantara dan tentu saja manusia dapat menikmati cahaya bulan purnama pada malam itu. Kecuali tiga orang yang tertidur pulas di atas hamparan pasir putih beralaskan tiga lembar lapiak kumbuah. Bagaikan disengat kalajengking, Iblis Muka Kuda, Malin dan Siti tersentak. Ketiganya kaget ketika melihat bulan purnama tegak lurus dengan benda-benda yang ada di bawahnya. Bayang-bayang mereka pas di bawah tubuh. Mereka sangat takjub dan terpana melihat keindahan suasana di Rimbo Lambah Bunian. Tempat mereka berada bagaikan bermandikan cahaya pelangi. Beberapa saat mereka terpaku diam. Oleh SYAFIWAL AZZAM Didera keletihan yang teramat sangat, Iblis Muka Kuda, Malin dan Siti yang semula hanya berniat untuk beristirahat sejenak, akhirnya tertidur pulas. Mereka tidak menyadari sama sekali bulan telah muncul. 100 Saat itulah Sirih Emas itu muncul di tengah sungai. Dengan gerakan berputar dengan putaran searah jarum jam, sirih itu naik perlahan-lahan dari permukaan air. Makin lama makin tinggi. Seluruh batang dan daunnya yang berwarna berwarna kuning emas berkilauan disepuh cahaya bulan. Sirih Emas itu terus berputar dan semakin tinggi. Kini mencapai tinggi pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Bulan purnama perlahan-lahan merangkak naik. Perlahan tapi pasti, menuju titik kulminasi. Saat Sirih Emas akan muncul di tengah sungai. Saat yang di tunggu-tunggu oleh tiga orang yang masih tertidur nyenyak. Tapi mereka. bertiga tidak menyadari. Malin dan Siti mengikuti dengan me rebahkan diri di atas lapiak kumbuah masing- masing. Bulan purnama muncul tepat disaat matahari menghilang. Bulan dan matahari tak obahnya bagaikan dua orang penjaga yang bergantian tugas jaga. Perlahan bulan purnama beringsut naik. Cahayanya yang "Kalian, bangunlah. Kalau tidak, kalian akan menunggu purnama yang akan datang untuk mendapatkan Sirih Emas," sebuah suara Ketiga orang itu melongo dengan mulut terbuka karena sangat takjub. "Cepat, kalian.. Bersambung SINGGALANG Pemimpin Umum: H. Basril Djabar Wakil Pemimpin Umum: H. ME Djabar, Robby Irwanto Penasehat Hukum: H. Amiruddin, SH Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Khairul Jasmi Pemimpin Perusahaan: Hj. Rilianty Dewan Redaksi: H. Basril Djabar, Khairul Jasmi, Widya Navies, Sawir Pribadi Redaktur Pelaksana: Widya Navies, Sawir Pribadi Asisten Redaktur Pelaksana: Edwardi, Korlip: Gusnaldi Saman, Soesilo Abadi Piliang Koordinator Mingguan: A.R. Rizal Redaktur: Syafrizal, Hartono, Metrizal, Adi Hazwar, Lenggogeni, Eriandi, Effendi, Yuniar, Sidang Redaksi: Khairul Jasmi, Widya Navies, Sawir Pribadi, Soesilo Abadi Piliang, Hartono, Syafrizal, Metrizal, A.R. Rizal, Lenggogeni, Eriandi, Edwardi, Gusnaldi Saman, Yuniar, Adi Hazwar Reporter Padang: Syawaldi, Guspayendri, Dede Amri, Hendri Nova, Bambang Sulistio, Reporter Jakarta: Eri Satria Dharma, Yusman Mahyuddin, Koordinator Daerah Pasaman: Ibnu Hayat, Pasaman Barat: Nefran, Tanah Datar: Musriadi Musanif (Korda), Bakhtiar Danau Bukittinggi: H. Chun Masido (Korda), Martiapri Yanti Padang Panjang: Jasriman (Korda), Ananda Utama Pesisir Selatan: Marlison (Korda), Alek Sander Hek, Sijunjung: Nasrul Rasyad (Korda) Kota Solok: Wannedi Saman (Korda) Kabupaten Solok: Rusmel Dt. Sati (Korda), Waitlem Sawahlunto: Armadison (Korda), Subandi Parlaman: Darmansyah (Korda), Indra Sakti, Tommy Syamsuar, Damanhuri, Agam: Mursyidi, Asril Gindo (Korda), Ahmad Sumardi Payakumbuh: Edward D.F (Korda), Jefri Ricardo Magno Limapuluh Kota: Muhammad Bayu Vesky (Korda) Solok Selatan: Hendrivon (Korda) Dharmasraya: Yasrizal (Korda) Sekretaris Redaksi: Putri Juita Pracetak: Atria Effendi Kabag Percetakan: Dasril, M Kabag Iklan: Rika Yosmeri Kabag Personalia: Lin Iriani Kabag Pemasaran Hj. Iva Tureyza Idroes (Daerah), Osmarwan (Padang) Kabag Keuangan, Akutansi dan Pajak: Dessi Yanti Kabag Umum: Jurnal Sekretaris Pemimpin Umum: Rosnelly Kepala Perwakilan Usaha Jakarta: Soeparto Har. Alamat Redaksi/Perusahaan: Jl.Veteran No.17, Padang, 25116 Telepon: (0751) 25001, 36923, 38338, 37306 Faxs: (0751) 33572 e-mail: hariansinggalang@Yahoo.co.id Website: www.hariansinggalang.co.id Alamat Perwakilan Jakarta: Maya Indah Building, Jalan Kramat Raya No. 3-G, Senen, Jakarta, 10450 Telepon Iklan dan Sirkulasi: (021) 3904751, 3904752, 3903112, 3929631 Facs: (021) 3929630 Harga langganan: (termasuk Edisi Minggu): Rp90.000 Luar Kota Padang / Luar Provinsi Sumatra Barat: tambah ongkos kirim Harga eceran: Rp.4000/eksemplar Tarif Iklan: Halaman satu Black and white @ Rp32.000/mmk Spot colour @ Rp60.000/mmk Full colour @ Rp72.000/mmk Halaman 2 s/d Halaman 28 black and white @ Rp16.000/mmk Spot colour @ Rp30.000/mmk Full colour @ Rp36.000/mmk Iklan keluarga @ Rp15.000/mmk Iklan mini: Tinggi maksimal 50 mm) @ Rp250.000/muat Iklan duka cita: Rp12.500/mmk Iklan Baris (Min. 3 baris Maks 5 baris) @ Rp 15.000/baris Dewan Perusahaan: H. Me Djabar (Ketua), Hj. Rosdiaty, H. Amiruddin, SH Supervisi Personalia: H. Amiruddin, SH. Pencetak: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Padang) (Isi di luar tanggung jawab percetakan). Penerbit: PT Genta Singgalang Press (Anggota SPS) Izin: SK Menpen RI No.007/SK/MENPEN/SIUPP/A/1985, Tanggal 24 Oktober 1985.
