Tipe: Koran
Tanggal: 2016-02-12
Halaman: 15
Konten
orangtuanya, Red). Kalian mem- semuannya," bunyi salah satu ini untuk membayar apa yang Sedangkan jasad korban kema- banan yang besar, usaha, dan selalu mengerti aku. Aku minta secara emosional tidak bisa apa pun dari kalian (kedua SAMBUNGAN NusaBali 15 HARIAN UMUM JUMAT 12 FEBRUARI 2016 bidang olahraga cabang renang dan sempat menjuarai berbagai lomba. Hal ini juga diakui ayah korban, Dewa Winanya, dalam keteran- gan persnya di depan Instalasi Kedokteran Forensik RS San- glah, Kamis kemarin. "Anak saya itu pernah meraih juara I Lombang Teruna Se-Bali Tahun 2014. Dia juga punya kema- mpuan berbahasa Inggris dan bahasa Prancis. Dia pun pernah juara renang. Banyak pialanya di rumah," katanya. Dewa Winaya dan istrinya, Dewa Sri Armini, sangat sedih dan terpukul atas kematian tragis putra sulungnya ini. Mereka terkenang dengan segala apa yang ditinggalkan korban Dewa Nusadi Mesiana. Menurut Dewa Winaya, sebetulnya putra su- lungnya yang kemudian tewas ulahpati ini mau diajak pulang ke rumah kakeknya di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. "Saya tinggal dia (korban) pulang ke Desa Tista saat Penampahan Galungan (Senin, 8 Februari 2016) dan rencananya baru balik hari ini (kemarin). Saya ajak ikut pulang kampung, tapi dia nggak mau. Dia bilang 'Gus De di rumah saja, nggak ikut pulang, nggak apa-apa sendiri'. Saya tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya," kenang Dewa Winaya sambil menyeka air mata. Dewa Winanya pun kembali menangis ketika mengingat sepucuk surat tulis tangan ber- bahasa Inggris tertanggal 5 Februari 2016 yang ditinggal- kan putra sulungnya. Namun, Dewa Winaya mer tahu pasti apa sejatinya motif yang melatarebelakangi aksi ulahpati putra sulungnya itu. "Sama sekali tidak tahu apa yang menyebabkan sampai anak saya begini. Saya juga tidak ada firasat apa pun sebelumnya." Namun demikian, kakek ko- rban yakni Dewa Gede Mesi, yang kemarin jauh-jauh datang dari Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, mengaku sempat bermimpi aneh sebelum cucunya tewas ulahpati. Dalam mimpinya, merajan kamulan (pura keluarga)-nya ditabrak mobil hingga roboh. "Ternyata, cucu saya meninggal seperti ini,' keluh Dewa Gede Mesi di RS Sanglah, Kamis kemarin. Sementara itu, jenazah kotrban Dewa Nusadi Mesiana telah dibawa ke rumah duka di Desa pakraman Sidembunut, Kelu- rahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kamis kemarin. Menurut Dewa gede Mesi, jenazah cucu- nya akan dimakamkan di tanah leluhur. "Tapi, kapan upacaranya, belum ditentukan, masih akan dirembukkan keluarga. Demikian pula apakah dimakamkan atau mekingsan ring gni, masih dirun- dingkan dulu," katanya. e da,i Aku mungkin tidak bisa menjadi sosok yang kamu inginkan. Tapi, asal kamu tahu, bahwa kamu adalah ayah terbaik.." Surat tulis tangan berbahasa Inggris yang ditujukan korban Dewa Nusadi Mesiana kepada kedua orangtuanya itu telah dia- mankan polisi ke Mapolsek Kuta Selatan, sebagai barang bukti. Juara Teruna Bali 2014 Tewas Gantung Diri lahir. Aku selalu mendapatkan Selatan. Begitu mendapat lapo- ran, jajaran Polsek Kuta Se- latan langsung terjun ke lokasi musibah untuk melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi- saksi, dan mengevakuasi jasşad korban. Polisi terjun dengan menggandeng petugas medis ke lokasi TKP. Kapolsek Kuta Selatan, Kom- pol Wayan Latra, menyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Tidak pula ditemukan ada senjata tajam maupun benda mencurigakan lainnya di lokasi TKP. Korban Dewa Nusadi Mesiana Luka lecet itu melingkar dengan arah míring dari depan bawah ke belakang atas. "Selain itu, dite- mukan tanda-tanda mati lemas, sedangkan luka-luka lain tidak ditemukan. Waktu kematian sekitar 12 -20 jam sebelum di- periksa," jelas dr Dudut kepada NusaBali. Hingga Kamis sore, belum di- tekahui pasti, apa motif di balik aksi nekat ulahpati yang di- lakukan siswa berprestasi dari SMAN 1 Kuta Selatan ini. Namun, menurut Kapolsek Kuta Selatan, Kompol Wayan Latra, muncul dugaan korban yang penyan- dang gelar juara I Lomna Teruna Bali Tahun 2014 ini berbuat SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 ku tidak orangtuanya. Kematian tragis korban Dewa Gede Nusadi Mesiana baru dik- etahui, Kamis pagi sekitar pukul 10.30 Wita. Saksi pertama yang mengetahui kematian siswa Kelas III SMAN I Kuta Selatan ini adalah tetangga sebelah rumahnya, I Gede Edy Juni- arta. Saat itu, korban ditemukan tewas menggantung dengan leher terjerat kain kasa warna putih yang dikaitkan ke tiang beton di teras rumahnya. Tidak diketahui pasti, kapan se- jatinya korban Dewa Nusadi Me- siana gantung diri hingga tewas. Yangjelas, korban diketahui tinggal sendirian di rumahnya yang ber- ada di Perum Raya Kampial Blok S Nomor 21 Kuta Selatan, sejak beberapa hari terakhir. Sedangkan kedua orangtuanya, I Dewa Ketut Winaya, 48, dan Dewa Ayu Sri Armini, pulang menengok kelu- arganya di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Bulelengsekalian untuk merayakan Galungan. Demikian pula kedua adik korban. Laporan atas temuan heboh siswa SMA tewas gantung diri ini masuk ke Mapolsek Kuta perlakukanku seperti hanya ak satu-satunya. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh anak bodoh rin siang dibawa ke RS Sanglah, Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut, sebelum dibawa keluarganya pulang ke rumah duka buat dimakamkan. Korban Dewa Nusadi Mesiana merupakan anak sulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan Dewa Ketút Winaya dan dan Dewa Ayu Sri Armini. Ayahnya, Dewa Ketut Winaya, berasal dari Desa Pakraman Sidem- bunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli yang sejak kecil merantau ke Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Kesehariannya, Dewa Winaya bekerja sebagai karyawan se- buah perusahaan asuransi. Se- dangkan ibunda korban, Dewa Ayu Sri Armini, kesehariannya seorang ibu rumàh tangga. Korban Dewa Nusadi Mesiana termasuk siswa berprestasi, terutama di bidang non akade- mis. Korban sempat terpilih se- bagai juara I Lomba Teruna Bali 2014. Selain itu, teruna berusia 18 tahun ini juga berprestasi di kalian lakukan padaku. Pengor- bagian surat tulis tanganberba- hasa Inggris yang ditinggalkan korban Dewa Nusadi Mesiana "Untuk ibuku. Kamulah yang maaf untuk segala kesalahan telah membuatmu gelisah. Aku disimpulkan meregang nyawa nekat karena tidak kuat men- murni karena ulahpati, seb- agaimana layaknya tewas gan- tung diri, seperti lidah menjulur, mata sedikit mendelik, dan keluar air mani dari alat vital- nya. "Korban meninggal kařena bunuh diri," jelas Kaplsek Wayan Latra, Kamis kemarin. Sedangkan Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS San- jalani kehidupan. Indikasi tersebut diperkuat den- gan adanya secarik surat tulis tangan yang diletakan korban di kamar kedua orangtuanya. Dalam surat tulis tangan ber- bahasa Inggris tersebut, korban Dewa Nusadi Mesiana mengung- kapkan rasa terimakasih kepada kedua orangtuanya, Dewa Ketut Winaya dan dan Dewa Ayu Sri Armini, karena telah mendi- diknya sejak kecil. Korban pun mengucapkan salam perpisahan kepada ayah dan ibunya. mengontrol diriku. Tapi, kamu selalu tahu. Kamu adalah ibu ter- kuat yang bisa mengasuh anak arogan sepertiku, walaupun aku marah padamu. Kamu selalu ibu terbaik selamanya," imbuhnya. "Untuk ayahku. Aku telah belajar banyak darimu. Kamu adalah motivator dalam hidupku. Ti- dak ada orang lain yang bisa menggantikanmu. Aku telah tumbuh dengan usahamu yang tak terkira. Banyak yang ingin aku katakan padamu. Bagaima- na aku ingin menunjukan rasa hormat? Mungkin aku tidak bisa mémbuatmu bangga padaku. glah, dr Dudut Rustyadi SpF SH, menjelaskan dari hasil pemerik- saan luar yang dilakukan Kamis sore pukul 16.45 Wita, pihaknya menemukan luka lecet tekan yang melingkari leher korban. . "Ini sudah 18 tahun sejak aku Tata Cara Busana Adat Sembahyang Masuk ke Perarem Adnyana Berpeluang Gusur Astawa Merta Ratnawati sudah terbiasa men- genakan busana adat yang so- pan, di amana kebaya berlengan utuh dan ujung bawah kamben tidak terlalu tinggi. "Saya sejak Langit, Kamis (11/2), Made Mud- dulu sudah mengenakan busana adat yang sopan,' jellas teruni berusia 21 tahun ini. Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Ketua Majelis Madya Gubernur Made Mangku Pas- Desa Pakraman (MMDP) Kabu- paten Klungkung, I Ketut Rupia Arsana, menyatakan pihaknya sangat mendukung langkah Semula, Mangku Pastika sempat prajuru Desa Pakraman Gelgel digadang-gadang sebagai ka- yang mengeluarkan perarem tentang tata cara berbusana adat. Menurut Rupia Arsana, ketika sembahang ke pura mana pun, sebaiknya sesuai dengan pakemnya. Sedangkan busana adat un- tuk kepentingan di luar sem- bahyang, kata Rupia Arsana, silakan menyesuaikan. "Ba- Agung Ubud, Kecamatan Ubud, gabdi) di Demokrat. Kalaupun Gianyar. Saat ini, Cok Asmara menjadi Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali 2011-2016 dan sekaligus anggota Komisi IV DPRD Bali 2014-2019. Kelima, I Nengah Pringgo, politisi Demokrat asal Banjar Bungkulan, Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem. Saat ini, Nengah Pringgo menjabat sebagai Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali 2011-2016. "Dari 5 kandidat ini, sosok Wayan Adnyana punya peluang terbesar untuk menggusur incum- bent IB Astawa Mertha guna men- duduki jabatan Sekretaris DPD Demokrat Bali 2016-2021.Semua kandidat memang berpeluang, tapi kans terbesar ada di tangan Wayan Adnyana," jelas polítisi Demokrat tersebut di Denpasar, Kamis kemarin. Sumber tadi menyebutkan, deretan nama-nama kandidat Sekretaris DPD Demokrat Bali ini sudah dibidik Mudarta selaku figur yang bakal menduduki ja- batan Ketua DPD Demokrat Bali. Bahkan, DPP Demokrat juga telah menyodorkan nama-nama kan- didat Sekretaris DPD Demokrat Bali yang tak jauh dari figur-figur mengaku dirinya tidak punya tar- tersebut. SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 tang cara tata cara berbusana adat di Pura Watu Klotok, Desa Pakraman Tojan, Kecamatan Klungkung, dua pekan lalu. Setelah Perarem Pengele dibuat, pihak Desa Pakraman Gelgel selanjutnya bakal melaku- kan sosialisasi dan pendekatan selama 6 bulan. Sa sosialisasi melalui baliho yang akan dipasang di wewidangan Desa Pakraman Gelgel, terma- suk berisi gambar tetang tata cara berbusana adat ke pura yang sopan. Mengenai sanksi bagi krama yang melanggar Perarem Pengele tentang tata cara berbusana adat, menurut Bendesa. Arimnbawa, masih dalam proses. Sementara itu, seorang teruni (gadis) di Desa Pakraman Gelgel, AA Istri Anom Ratnawati, men- gaku sudah mendengar adanya perarem soal tata berbusana adat yang sopan tersebut. “Saya guslah, sudah ada perarem dengar, kalau ada yang melang- gar perarem, akan dicatat oleh pecalang," papar Ratnawati ke- perlu dilakukan sosialsasi dan pada NusaBali, Kamis kemarin. Bagi Ratnawati sendiri men- gaku tidak masalah dengan sembahyang karena masalah lahirnya perarem tentang cara berbusana adat yang sopan ini. Jauh sebelum lahirnya perarem, NusaBali di Desa Pakraman Gelgel, Kamis (11/2). Menurut Bendesa Arimbawa, tata cara berbusana adat yang telah dituangkan dalam Pera- rem Pengele ini berlaku untuk persembahyangan ke Pura Tri Kahyangan (Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem) lingkup Desa Pakraman Gelgel, sedangkan bagi pura yang sifatnya lebih mengkhusus seperti Pura Panti, Pura Paibon, dan sebagainya, tata cara berbusana adat diserahkan ke pihak pengempon pura ma- sing-masing. Bendesa Arimbawa men- nanti ada pergantian posisi selaku Sekretaris DPD Demokrat Bali, hal itu diserahkan sepenuhnya ke- pada ketua tim formatur. "Tiyang sudah lama mengabdi, serahkan saja ke formatur," kilah alumnus Fakultas Pertanian Unud angka- tan 1983 ini. SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Merta. Informasi yang dihimpun Nu- saBali di lingkaran Partai Biru Pererem Pengele ini kemudian disahkan Bendesa Pakraman Gelgel, 5 Februari 2016. Menurut Bendesa Putu Arimbawa, dalam Perarem Pengele itu intinya berisi me- ngenai tata cara penggunaan pakaian adat ke pura yang sopan. Termasuk juga upaya memasukkan perarem terse- but dalam awig-awig. Berdasarkan Perarem Pengele hasil paruman Desa Pakraman Gelgel tersebut, kaum istri (wanita) tidak diperkenan- kan mengenakan baju kebaya gisahkan, paruman yang ke- lengan pendek (di atas siku) untuk sembahyang. Selain itu, ujung bawah kamben (kain) yang dikenakan tidak terla- lu tinggi (di atas pergelangan kaki). Sementara bagi kaum lanang (laki-laki), ujung bawah pemakaian kamben minimal sejengkal dari telapak kaki. "Kami juga tidak akan ter- -lalu saklek dalam menerapkan perarem tata busana ini, yang penting bisa menyesuaikan dan sopan. Aturan ini sejatinya ber- tujuan untuk mengikat krama internal saja," ujar Bendesa Putu Arimbawa saat ditemui arta yang masih menjabat Ketua DPD Demokrat Bali 2011-2016 sulit ditandingi untuk perebutan kursi nakhoda partai. Ini setelah Secara terpisah, Nengah Pring- go mengatakan dirinya tidak be- rambisi menduduki jabatan Sek- retaris DPD Demokrat Bali. "Saya menjabat atau tidak jadi apa-apa di partai, nggak masalah. Karena tugas saya adalah membesarkan partai, tidak ada mencari makan di partai. Kita cukup dengan usaha kerakyatan saja," papar Nengah Pringgo. Prinsipnya, Nengah Pringgo siap ditugaskan di mana saja, termasuk juga menjadi Sekretaris DPD Demokrat Bali. Semua itu satunya, tika diperintahkan DPP Demokrat untuk fokus dengan posisinya di Dewan Pembina Demokrat. mudian menghasilkan Perarem Pengele ini dilakukan setelah para pamangku dan tokoh di Desa Pakraman Gelgel meny- oroti fenomena cara berbusana adat yang belakangan cender- ung kurang sopan. Sorotan itu mencuat sejak 3 bulan lalu. Kalangan pamangkú dan para tokoh menilai cara ber- pakaian sejumlah krama ketika sembahyang ke pura, cend- erung kurang sopan. Maka, persoalan tersebut disampaikan kepada prajuru adat. Kemudian, PHDI Provinsi Bali juga sempat memberikan pemahaman ten- ndidat kuat Ketua DPD Demokrat Bali 2016-2021. Menurut sumber tersebut, dengan begitu kuatnya sosok Made Mudarta dalam perebutan kursi Ketua DPD Demokrat Bali, kini tebuka front pertarungan sengit dalam memperebutkan jabatan strategis Sekretaris DPD Demokrat Bali 2016-20121. Saat ini, ada 5 kader yang disebut- sebut akan tarung berebut kursi Sekretaris DPD Demokrat Bali melalui Musda, April 2016 depan. Pertama, IB Komang Astawa Merta, kader Demokrat asal Desa Sesandan, Kecamatan Tabanan. Saat ini, Astawa Merta berstatus incumbent karena masih pegang jabatan Sekretaris DPD Demokrat nanti tergantung ketua tim forma- tur dan Ketua DPD Demokrat Bali terpilih hasil Musda 2016. "Kalau partai memberikan perintah, tentu saja harus siap ditugasi apa saja dan di mana saja," katanya. Sebaliknya, Tjokorda Asmara Putra Sukawati alias Cok Anom soal tata cara berbusana adat di Desa Pakraman Gelgel. Ini pendekatan. Jangan ujuk-ujuk langsung melarang orang get jadi Sekretaris DPD Demokrat Bali. "Kalau penugasan partai, itu lain soal. Siapa pun saya rasa tidak akan menolak penugasan partai. Saya berusaha tidak mencari la- wan sebagai pesaing, tapi proses saya ikuti," ujar politisi muda yang sempat dijagokan menjadi Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Demokrat, tapi pilih menyerahkan jabatan tersebut kepada seniornya, I Gusti Bagus Alit Putra ini. Sebetulnya, kata sumber terse- but, ada satu lagi kuda hitam dari kalangan independen yang diinginkan masuk sebagai calon Sekreetaris DPD Demokrat Bali 2016-2021. "Hanya saja, figur bersangkutan belum menyatakan kesiapannya untuk duduk di kepengurusan partai," katanya. Sementara itu, figur incumbent IB Astawa Merta mengatakan dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua DPD Demokrat Bali terpilih hasil Musda 2016 untuk menentukan jabatan Sekretaris DPD Demokrat Bali. Bahkan, Asta- wa Merta isyaratkan legowo tidak terpilih lagi sebagai Sekretaris DPD Demokrat. "Kasi yang lain saja, saya su- dah cukuplah. Lagian, Musda Demokrat kan akan menentukan Ketua DPD Demokrat terpilih. Nah, ketua terpilih ini punya kewenangan dalam formatur,' tandas Astawa Merta saat dikon- firmasi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin. Astawa Merta menegaskan, dirinya sudah lama ngayah (men- pakaian," tandas Rupia Ar- sana di Semarapura, Kamis Bali 2011-2016. Astawa Merta kemarin. E W sendiri sempat maju sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tabanan mendampingi Wayan Sarjana (posisi Calon Bupati) yang diusung Koalisi Rakyat Tabanan dalam Pilkada 2015 lalu. Namun, p0asangan Sarjana-Astawa Merta dipecundangi paket incumbent Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya (diusung PDIP den- gan dukungan Golkar). Kedua, I Wayan Adnyana, kad- er Demokrat asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Saat ini, Wayan Adnyana menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRĎ Bali 2014-2019. Ketiga, I Nengah Tamba,, politisi senior De- mokrat asal Desa Kaliakah, Keca- matan Negara, Jembrana. Saat ini, Nengah Tamba'menjabat sebagai Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali 2011-2016 dan sekaligus Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Ical-Agung Sepakat Tidak Izinkan Musda Munas lagi. Harus dipersiapkan langkah politik menghadapi 2019," tegas tokoh Pemuda Pancasila ini. Sementara, Ical dan Agung Laksono sudah sempat bertemu empat mata. Hal yang dibicara- kan adalah soal polemik Musda menjelang pelaksanaan Munas. "Ada pertemuan empat mata antara Agung dan Ical. Di situ sepakat, Plt harus dibereskan, Musda musda dihentikan. Tidak boleh ada Musda," ungkap Wakil Bendahara Umum DPP Golkar, Bambang Soesatyo alias Bam- soet dilansir detikcom terpisah di Jakarta, Kamis kemarin. Bamsoet menegaskan, pengurus daerah (DPD I Golkar Provinsi dan DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Indonesia) harus kembáli ke hasil Munas Riau 2009. Tapi, ada pengec- ualian bagi beberapa daerah dengan kasus khusus. "Kalau ada yang meninggal dunia, pindah partai, tersangkut kasus pidana, itu ada Plt (Pelaksana Tugas). Plt kan tidak punya suara, nanti itu dibahas di pleno kalau perlu Musda. Hanya 6-8 DPD Golkar yang seperti itu," beber Bamsoet. Di sisi lain, persiapan Munas Golkar sudah memasuki tahap akhir. Ketua Bidang Organisasi DPP Golkar, Mahyudin, telah bertemu Ical untuk melapor- kan urusan organisasi terkait Munas kepada ketua umum. "(Melapor ke lcal) Dalam rangka memantapkan persiapan Munas, kemudian setelah menginventa- risir hal-hal yang akan dilakukan antara lain penyelenggaraan jadwal, tempat, aspek legalitas dari aspek kepesertaan sehingga kita telah merumuskan bebera- pa hal," beber Mahyudin seusai bertemu Ical di Bakrie Tower, Jakarta Selatan, Kamis kemarin. Namun, mengenai kepanitian Munas Golkar, Mahyudin belum mau mengungkapkannya ke media. "Mengenai jadwal kita sudah punya ancer-ancer, cuma kita belum bisa putuskan. Tapi, antara Maret dan April. Menge- nai siapa penyelenggara Munas, itu belum bisa dipublikasikan karena itu nanti diputuskan dalam rapat berkaitan dengan jadwal penyelenggaraan, siapa Steering Comittee (SC), siapa Organizing Comittee (OC)," jelas Wakil Ketua MPR ini. Terkait kepesertaan dalam Munas Golkar, menurut Mahyu- din, pihaknya telah membahas masalah ini bersama Ical. Salah satunya mengeluarkan kebi- jakan semua pengurus DPD I Golkar dan DPD II Golkar se-Indonesia diperpanjang masa kepengurusannya. “Jadi, sebenarnya itu jadi dasar hukum atau legitimasi peserta Munas, baik DPD I Golkar maupun DPD II Golkar," terangnya. Mahyudin menjelaskan, bagi daerah-daerah yang berma- salah seperti karena ketuanya meninggal, berhalangan tetap, dan telah ditunjuk Plt, maka disarankan untuk melak- sanakan Musda atas sepenge- tahuan ketua umum. Sedang- kan untuk daerah yang telah menyelenggarakan Musda Golkar sebelum kepengurusan Munas Riau 2009 berakhir, akan diakui. "Daerah-daerah yang sudah melakukan Musda sebelum berakhir kepengurusan Munas Riau per 31 Desember 2015 seperti Banjarmasin, maka kita tetap memberlakukan, karena itu sudah meninggal maka diberlakukan surat bagi pengurus. Namun, mungkin kita akan memperbaiki konsideran- konsideran keputusannya agar tidak ada kecacatan di dalam aspek hukumnya." É SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Maret 2016, ya sekitar tanggal 10. Lokasinya di Jakarta," tandas Yorrys di Jakarta, Kamis (11/2). Menurut Yorrys, 3 lokasi al- ternatif di Jakarta untuk tempat pelaksanaan Munas Golkar, awal Maret 2016 depan. Ketiga lokasi tersebut masing-masing'JIEXPO Kemayoran, JCC Senayan, atau ICE di BSD. "Ini pembicaraan internal di DPP Golkar," katanya. Ditambahkan Yorrys, pem- bicaraan soal jadwal dan lokasi Munas Golkar ini akan dibawa ke rapat pleno DPP Golkar, pekan depan. Rapat pleno itu sendiri akan dilangsung di Kantor DPP Golkar, Jalan Angrek Neli Slipi, Jakarta Barat. "Minggu depan rapat, tunggu Idrus (Sekjen DPP Golkar Munas Riau 2009, Idfrus Marham, Red) yang masih um- rah," ujar Yorrys. Yorrys menyebutkan, Munas 2016 nanti bukan hanya men- gagendakan pemilihan Ketua Umum DPP Golkar 2016-2021, melainkan juga membahas be- ragam isu-isu seperti persiapan Pilkada 2017 hingga Pileg 2019 dan Pilpres 2019. "Perlu ada per- siapan konsolidasi menghadapi Pilkada, Pilpres, karena tidak ada Sayangnya, kandidat favorit Wayan Adnyana dan Nengah Tamba belum bisa dimintai ko- mentarnya terkait jabatan strat- egis Sekretaris DPD Demokrat Bali. Hingga berita ini ditulis tadi malam, Adnyana belum angkat telepon, meskipun ponselnya terdengar nada sambung. Sedangkan Nengah Tamba tidak mau berkomentar untuk persaingan jabatan Sekretaris DPD Demokrat Bali. "Saya masih maturan Galungan, nanti saya hubungi. Jadi, no comment dulu- lah," elak Nengah Tamba yang mantan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014. nat Keempat, Tjokorda Asmara Putra Sukawati alias Cok Anom, politisi muda Demokrat asal Puri Diawali Ritual Nepak Kulkul Tanpa... Baru Saka di Desa Pakraman Sangambu, upacara pecaruan hanya menggunakan Caru Man- casata. Menurut Kelian Adat Desa Pakraman Sangambu, Jro Gede Artha, tidak selamanya Nyepi Adat setempat menggunakan pecaruan dengan wewalungan (sarana hewan kurban) sampi dan celeng. Kalau tahun ganjil, wewalungannya hanya berupa sampi. "Jika Nyepi Adat di tahun ganjil, wewalungannya hanya sapi, Tapi, kalau tahun genap seperti 2016 ini, menggunakan wewalungan sapi, babi, dan Caru Macasata juga tetap ada," terang Jro Gede Artha kepada NusaBali di sela pelaksanaan Nyepi Adat Desa Pakraman Sangambu, Senin lalu. Setelah upacara pecaruan se- lesai, prosesi dilanjutkan dengan ritual Nogtog atau Ngerupuk. Ritual yang digelar sehari se- belum Nyepi Adat ini dilakukan dengan nepak kulkul semalam penuh, mulai petang pukul 18.00 Wita (usai upacara pecaruan di Catus Pata Desa) hingga keeso- kan harinya pada subuh sekitar pukul 05.30 Wita, Dengan berakhirnya suara kulkul pukul 05.30 Wita, maka ini sebagai pertanda Nyepi Adat di Desa Pakraman Sangambu dimulai. Dan, suara kulkul tidak boleh terputus selama semala- man. "Ini (suara kulkul) memang tidak boleh putus. Soalnya, suara kulkul menjadi pertanda dimu- lainya pelaksanaan Nyepi Adat," jelas Jro Gede Artha. "Mungkin saja dulu, karena tidak ada teknologi berupa jam, maka suara kulkul dipakai waktu atau tanda. Kalau suara itu pu- tus sebelum waktunya, nanti dikira sudah waktunya Nyepi Adat, padahal itu masih malam," lanjutnya. Untuk menghindari suara kulkul terputus, maka ritual nepak kulkul semalam penuh di- lakukan oleh kalangan pemuda dan krama adat Desa Pakraman Sangambu secara bergiliran. Rit- ual nepak kulkul selama hampir 12 jam itu sendiri menjadi daya tarik bagi pemuda setempat, karena menjadi ajang menguji tenaga yang ditonton langsung krama setempat. Biasanya, se- luruh pemuda dan krama adat langsung berkumpul di Pura Desa untuk ikut ngayah nepak kulkul begitu usainya upacara pecaruan Nyepi Adat, petang hari saat Tilem Kaulu. Kendati ritual nepak kulkul semalam penuh dilakukan ban- yak orang, namun pihak adat tetap menunjuk dua krama sebagai Saya, yakni orang yang bertanggung jawab atas pe- laksanaan upacara pecaruan Nyepi Adat hingga nepak kulkul. Saya inilah yang bertugas men- gawasi dan mengatur pergiliran pemuda dan krama adat untuk nepak kulkul di Pura Desa. Saya ini pula mengarahkan agar suara kulkul tetap berirama sepanjang malam. Sementara itu, mereka yang terlibat dalam prosesi nepak kulkul sepanjang malam, dapat suguhan makan dan minum. Seluruh konsumsi itu disiapkan oleh pihak adat, agar mereka yang terlibat tetap bersemangat nepak kulkul. k19 SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 mati ke-9 sistem penanggalan Bali). Nyepi Tahun Baru Saka ini dilaksanaan serempat seluruh desa pakraman yang ada di Bali. Jumlah krama adat di Desa Pakraman Sangambu saat ini mencapai 213 Kepala Keluarga (KK). Mereka inilah yang melak- sanakan Nyepi Adat setahun sekali pada Pinanggal Ping Siki Tilem Kaulu, yang jatuh sehari setalah Tilem Kaulu (bulan mati ke-9 sistem penanggalan Bali. Jadi, Nyepi Adat ini dilaksanakan krama Desa Pakraman Sangam- bu tepat sebulan sebelum Nyepį Tahun Baru Saka. Untuk tahun 2016 ini, Nyepi Adat telah dilaksanakan krama Dersa Pakraman Sangambu, Senin (8/2) lalu, yang jatuh bersamaan rahina Penyajahan Galungan pada Soma Pon Dungulan. Sedangkan Tenggelam Saat Mancing, 1 Tewas, 1 Selamat SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 sejak pukul 15.00 Wita. Satu keluarga yang terdiri dari masi NusaBali, Kamis (11/2). Menurut Kapolsek Adnyana, begitu musibah terjadi, putra dari korban Suardana yakni Putu Gede Sugianta beserta keponakannya, Gede Minggu Ariasa, langsung berinisiatif minta tolong ke Pos Satpam Dermaga Tonasa, yang lo- kasinya tidak jauh dari tempat banyak air masuk ke dalam mereka memancing. Begitu dapat laporan, peugas secu- rity setempat, Taufik, kon- tan bergegas dan berupaya melakukan pertolongan. Namun, ketika petugas se- curity ini mencebur ke laut, yang berhasil diselamatkan hanya Gede Suardi Pratama. Bocah berusia 14 tahun ini ditemukan dalam kondísi ma- sih bernapas dan langsung dilarikan ke Puskesmas Gerok- dilakukan pencarian selama 1,5 jam, korban Suardana akh- irnya berhasil ditemukan Tim Sar, Rabu petang sekitar pukul 18.00 Wita. Pria berusia 35 tahun ini ditemukan nyangkut di dasar laut. Saat dievakuasi ke darat, korban Suardana su- dah meninggal karena terlalu hari itu sempat berkunjung ayah, anak, dan keponakan ini ke rumah kerabatnya di Ban- jar Gandongan, Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak. Korban Suardana yang ke- sehariannya tinggal di Ban jar Tajen Jeroan, Desa Tajen, Kecamatan Penebel sengaja datang ke Buleleng Barat un- tuk rekreasĩ saat Hari Raya Galungan. Korban pun men- gajak dua keponakannya yang tinggal di Banjar Gandongan, Desa Tukad Sumaga untuk mengantarnya mancing ke per- airan Desa Celukan Bawang. Dua keponakan yang diajak korban Suardana mancing ke perairan Desa Celukan Bawang petugas security Dermaga hari itu masing-masing I Gede Suadi Pratama, 14, dan I Gede Mingġu Ariasa, 14. Selain itu, korban Suardana sendiri juga mengajak seorang putranya, I Putu Gede Sugianta, 12. Mereka berempat diketa- hui mancing di perairan Desa Celukan Bawang, Rabu sore ambil posisi mancing di sebe- lah selatan Dermaga Tonasa, Desa Celukan Bawang. Kegiatan mancing sudah berjalan sekitar 1,5 jam, ketika salah seorang keponakan kor- ban, yakni Gede Suadi Pratama, tercebur ke laut dan tenggelam pukul 16.30 Wita. Begitu meli- hat keponakannya tenggelam pasca dihantam ombak, korban Suardana langsung berusaha menolongnya. Namun, korban Suardana justru ikut teng- gelam hingga tewas. Sedang- kan sang keponakan berhasil diselamatkan oleh seorang paru-parunya. Jasad korban Suardana Nyepi Tahun Baru Saka 1938 baru sendiri petang dibawa ke Puskesmas Gerok- gak I untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan, tim medis menyatakan korban tewas murni karena musibah tenggelam. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Setelah menjalani pemerik- saan di Puskesmas Gerokgak I, jenazah korban Made Su- ardana langsung dipulangkan ke rumah duka di Banjar Tajen Jeroan, Desa Pakraman Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan. Rabu malam sekitar pukul 21.00 Wita. k23 akan digelar serentak seluruh desa pakraman di Bali, termasuk Desa Pakraman Sangambu, 9 Ma- ret 2016 depan. Prosesi Nyepi Adat di Desa Pakraman Sangambu, hampir sama dengan Nyepi Tahun Baru Saka. Prosesi dimulai dengan menggelar upacara pecaruan di Catus Pata (Perempatan Agung) Desa Pakraman Sangambu yang dilaksanakan sore hari (sehari sebelum Nyepi Adat) bertepatan dengan Tilem Kaulu. Bedanya, sarana upacara dalam prosesi pecaruan Nyepi Adat dilengkapi dengan per- sembahan hewan kurban berupa sampi (sapi) dan celeng (babi). Sedangkan untuk Nyepi Tahun itu sempat Tonasa, Taufik, 45. "Saat itu, korban (Suardana) memang bermaksud menolong gak I untuk mendapatkan keponakannya yang tenggelam lebih dulu. Tapi tragisnya, malah dia yang menjadi ko- rban," ungkap Kapolsek Ka- wasan Laut Celukan Bawang, AKP Adnyana TJ, saat dikonfir- perawatan. Sebaliknya, korban Suardana tidak ditemukan sore itu, hingga terus dilaku- kan pencarian hingga petang. Pencarian korban Suardana melibatkan Tim SAR. Setelah
