Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-25
Halaman: 14
Konten
14 KABAR REKOR >> TITIK PUTIH OLEH GILANG AKBAR PRAMBADI Apanya yang Tiki-taka? royek membentuk tim sepak bola yang tangguh begitu ambi- sius digarap oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Kemampuan timnas mencapai partai final Piala AFF tahun 2016 seolah menjadi pelatuk ambisi tersebut. P Wajar saja optimisme sangat membu- bung di hati para pengurus PSSI. Prestasi menembus partai final kompetisi antarne- gara ASEAN tentu tidak bisa dipandang sem- barangan. Tak semua timnas bisa langsung berlari kencang hingga partai pamungkas dengan kondisi baru bangun dari pembe- kuan kegiatan oleh FIFA dua tahun lamanya. Memulai ambisinya, PSSI merekrut pela- tih dengan riwayat menjanjikan langsung dari Spanyol, Luis Milla. Pemain-pemain muda yang pernah sukses bersama timnas U-19 kembali dikumpulkan. Beberapa di an- taranya diboyong masuk ke timnas U-22 dan diajak untuk ikut seleksi Garuda Senior. Untuk melengkapi paket ambisi tersebut, pemain berdarah Manado yang lahir di negeri orang dipanggil pulang. Striker 19 Berharap lihat tiki-taka, publik justru disuguhi permainan timnas yang mengecewakan. tahun bernama Ezra Walian resmi menjadi warga negara Indonesia lewat surat yang langsung ditandatangani Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Lengkap sudah semua persiapan yang dilakukan oleh PSSI. Tentunya, dorongan doa dan harapan dari masyarakat Indonesia juga turut serta mengiringi PSSI menggapai am- bisinya tersebut. Satu yang masyarakat inginkan. Andai memang prestasi hanya bisa diraih dengan cara yang tak instan, setidaknya timnas yang sekarang bisa memberikan hiburan. Dengan K epala pelatih timnas Maroko, Herve Renard, mungkin tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Delapan tahun silam, kala melatih tim kecil Cherbourg di divisi empat Prancis, dia melihat anak berusia delapan tahun yang merupakan keponakan dari pelatih timnas Pantai Gading. Sang bocah tengah senang bermain dengan bola. Namun, kini anak kecil yang dilihatnya itu telah berkembang menjadi pemain muda yang tampil gemilang di Prancis. "Siapa fenomena ini? Dia akan menjadi salah satu yang terbaik," kata Renard, dilan- sir dari ESPN, Kamis (23/3). Dia adalah Kylian Mbappe. Satu dekade kemudian, prediksi Renard tak meleset. Striker yang luar biasa itu tengah berkem- bang menjadi pemain bintang. Pada usianya yang baru 18 tahun, Mbappe telah menampilkan performa luar biasa dalam enam pekan terakhir. Sejak awal Februari lalu, tidak ada pe- main, bahkan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo, telah mencetak gol lebih banyak darinya. Mbappe telah mencetak 13 gol dalam sembilan pertandingan. Dia mencatatkan ter- obosan musim ini dengan mencetak 19 gol dalam 32 pertandingan di semua kompetisi untuk AS Monaco. Gol tersebut di antaranya 12 gol dalam 22 pertandingan liga dan 11 as- sist, 8 di antaranya di Ligue 1. Pada usia yang sama, Ronaldo telah me- mainkan 33 pertandingan profesional, mence- tak 5 gol dan menyumbang 6 assist. Sedang- kan, Messi saat usia tersebut mencetak 6 gol dan 2 assist dalam 17 pertandingan. Mbappe akan bermain di perempat final Liga Champions bulan depan di saat Thierry Henry dan Messi harus menunggu hingga mereka berusia 20 tahun untuk tampil di level pertandingan seperti itu. Ronaldo mulai main di perempat final Liga Champions pada usia 22 tahun. Sedangkan, Zlatan Ibrahimovic pada usia 21 tahun. Twitter: gilangORI » GORESAN Bintang Fenomenal Kylian Mbappe Kegemilangan Mbappe telah menarik minat sejumlah klub Eropa. Manchester United tidak sendirian sebagai klub yang berminat pada Mbappe di musim panas ini. Real Madrid juga dikabarkan tertarik kepada pemain kelahiran Prancis, 20 Desember 1998, silam itu. Tampaknya, tak ada satu pun yang bisa membendungnya. Manchester City tak mampu membendung Mbappe di Liga Cham- pions. Pada Ahad (19/3), Mbappe tampil nakhoda yang berasal dari Spanyol, pen- ingkatan dari segi permainan sangat masyarakat nantikan. Timnas dengan kualitas permainan ala tiki-taka Negeri Matador pun muncul di benak para pencinta sepak bola Tanah Air. Pamor Milla yang andal meramu skuat muda dengan pernah membawa Spanyol junior menjuarai Piala Eropa U-21 diyakini mampu mewujudkan impian tersebut. Hingga kemudian semua bayangan itu tiba-tiba rusak saat menyaksikan timnas U- 22 berlaga melawan Myanmar U-22, Selasa (21/3) lalu. Berharap melihat tiki-taka, masyarakat justru disuguhi permainan tim- nas yang mengecewakan. Minim kreativitas dan visi yang terbatas membuat Garuda Muda besutan Milla dipermak 1-3 di rumah sendiri. Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor, yang kala itu menjadi medan laga pun seolah saksi dari tak sinkronnya ambisi den- gan kenyataan di lapangan. Gaya tiki-taka yang dipopulerkan klub raksasa La Liga Spanyol, Barcelona, sama sekali tak terlihat saat itu di rumput hijau. Umpan-umpan lambung masih menjadi senjata tumpul yang terus dipraktikkan. Op- eran dari kaki ke kaki tak terlihat di lapan- gan. Sektor belakang pun tak bisa mem- bentuk perisai pertahanan yang bisa diandalkan. Jika boleh membandingkan, permainan timnas U-19 era emas racikan Indra Sjafri terus terang masih lebih menghibur. Tentunya juga, lebih tajam dan layak dibanggakan. Kecewa? Sudah pasti! Tetap berharap? Tentu saja harus. Josep Guardiola saja ke- limpungan mengurus tim dengan limpahan pemain berkualitas seperti Manchester City. Padahal, pelatih asal Spanyol itu masyhur dengan identitasnya sebagai juru taktik ahli tiki-taka, baik di Barcelona maupun Bayern Muenchen. Semoga masyarakat paham dengan situ- asi yang Milla hadapi saat ini. Tentu tak ada yang instan. Namun, wajah permainan yang tak juga berubah sesuai yang digemborkan tentu saja layak kita melontar tanya: Apanya yang tiki-taka? ■ UWE ANSPACH/EPA Kylian Mbappe mengesankan dengan mencetak dua gol ke gawang SM Caen pada partai lanjutan Ligue 1, kasta pertama Liga Prancis, di Stadion Michel-d'Ornano. Apa yang ditunjukkan Mbappe ini bukan- lah kejutan. Sebab, sejak pemain yang lahir di Bondy, pinggiran utara Prancis, ini masih mudah banyak yang memprediksikannya akan menjadi bintang. Pada usianya yang ke 11 tahun, Chelsea mengundangnya selama sepekan untuk berlatih dan menghabiskan waktu di klub. Namun, Mbappe tidak bersedia menandatangani kesepakatan itu. Pada usia 14 tahun, giliran Real Madrid yang berusaha menarik Mbappe, tapi juga mendapat jawaban yang sama. Selain itu, Liv- erpool, Bayern Muenchen, dan Arsenal telah mencoba hal yang sama. Namun, Mbappe pertama memilih akademi INF Clairefontaine dan kemudian merapat ke Monaco, la yakin tempat itu akan menjadi lingkungan terbaik untuknya. Keyakinannya tepat. Musim lalu, ia men- jadi pemain termuda yang pernah tampil di papan atas untuk Monaco dan juga pencetak gol termuda. la mengalahkan rekor sejarah yang diciptakan penyerang tajam yang dior- bitkan Ligue 1 pada masa lalu, Thierry Henry. Dan, perjalanannya yang gemilang itulah membuat pelatih timnas Prancis, Didier De- schamps, memanggilnya untuk berlaga pada laga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. kiki sakinah ed: m akbar. >>SORAK SORAI Assalammualaikum wr wb Salam olahraga Para pembaca "REKOR", pada pekan ini kami ingin mengetahui bagaimana respons publik terhadap kekalahan Indonesia 1-3 melawan Myanmar. Apa yang masih harus dibenahi? Masukan apa yang perlu diberikan kepada pelatih Luis Milla? (raRial Jhony melalui fanpage republikabola di facebook dan twitter) Secara keseluruhan performa timnas U- 22 masih tidak sesuai harapan. Permainan cepat agresif yang menjadi ciri khas Indone- sia, hanya terlihat pada 30 menit pertama. Setelah itu, timnas U-22 kehilangan karak- ternya. Tidak solidnya lini kedua membuat pertahanan Indonesia gampang sekali ditem- bus. Ini terlihat para pemain kita belum bisa beradaptasi dengan strategi yang diinstruk- sikan sang pelatih. Luis Milla harus menerap- kan skema yang lebih taktis dan pembenahan masalah fisik agar permainan lebih solid di semua lini. aceler SALTO >> REKOR SKETSA republikabola UD Silakan kirim komentar atau tanggapan Anda tentang berita seputar olahraga di: В @republikabola MILA REKOR » SABTU 25 MARET 2017 (raRamdhan Jafar melalui fanpage republikabola di facebook dan twitter) Salam "Rekor". Terlihat semua lini belum kom- pak dan masih beradaptasi, terutama sektor perta- hanan. Buat Luis Milla, strategi 4-3-3 dengan mengedepankan kecepatan kaki ke kaki belum tam- pak efektif. Coba lagi strategi yang lebih ciamik. Buat U-22 menjadi ilmu yang berharga dengan kekalahan dari Myanmar. Semoga menjadi motivasi menjadi lebih baik. Salam pembaca "Rekor"! P ada 25 Maret 1934, tim nasional Italia untuk kali pertama menjadi tuan rumah dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Yunani. Bermain sebelum kerumunan mencapai 20 ribu penonton di Stadion San Siro, Milan, Italia sukses memetik kemenangan setelah mengalahkan Yunani 4-0. Turnamen 1934 itu merupakan Piala Dunia yang kedua dan kom- petisi pertama yang menggunakan kualifikasi. FIFA mengundang semua negara anggota untuk bersaing pada turnamen sebelumnya, tapi hanya 13 negara yang menerima undangan tersebut. Tim Italy Sejak Piala Dunia kedua pada 1934, kualifikasi diselenggarakan di lapangan mirip turnamen final. Tur- namen diadakan dalam enam zona. benua FIFA, yang diawasi oleh kon- federasi masing-masing. Tatkala bertemu dengan Yunani, tim berjuluk Azzurri mendominasi pertandingan SEA GAMES 2017 Yunani Dipermalukan Italia di Kualifikasi Piala Dunia 1 DAAN YAHYA/REPUBLIKA sejak awal hingga akhir. Italia memecah kebuntuan pada menit ke-40 lewat Anfilogeno Guarisi. Gol itu membuka pintu lainnya untuk mendulang gol. Empat menit kemu- dian, striker Inter, Giuseppe Meazza, menambah keunggulan Azzurri men- jadi 2-0. Pada babak kedua, gelandang Gio- vanni Ferrari dan Meazza memperbe- sar pesta kemenangan Italia 4-0. Para pemain Yunani begitu ter- pukul dengan kekalahan tersebut. Kekecewaan mereka bahkan beru- jung pada keputusan Yunani untuk menarik diri dari kompetisi akbar dunia tersebut. Meski mereka sebe- narnya telah dijadwalkan untuk memainkan laga leg kedua di kan- dang. Kala itu, Italia meraih gelar Piala Dunia pertamanya. Sejauh ini, Italia sudah memenangkan empat gelar Piala Dunia, yaitu pada 1934, 1938, 1982, dan 2006. kiki sakinah ed: m akbar FIFA.COM REKOR » SABTU 25 MARET 2017 Pembu Southg di Wem AGUS RAHARJO Melawan Lituania di Wembley status perdana Gareth Southgate sebagai pelatih tetap timnas Inggris. MARTIN-MEISSNER/AP Color Rendition Chart ZITTA 13 Oktober 2015 LITUANIA 0-3 INGGRIS REKOR PERTEMUAN TERAKHIR 28 Maret 2015 INGGRIS 4-0 LITUANIA Tren Positi T FIFA W im nasional Prancis akan bertandang ke markas Luk- semburg untuk melakoni laga kelima kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia, Ahad (26/3). Menilik po- sisi Prancis di Grup A Zona Eropa, tim Ayam Jantan Prancis sedikit RUSSI bisa bernapas lega. Posisi mereka di puncak klasemen Grup A masih aman. Prancis meninggalkan posisi kedua, Belanda, dengan selisih tiga angka. Prancis sudah membukukan tiga kemenangan dari empat laga dengan satu kali hasil imbang. Di atas kertas, Prancis juga bukan lawan seimbang untuk Luksemburg. Kedua negara sudah bertemu sebanyak 13 kali dalam sejarah sepak bola. Luksemburg belum pernah sekali pun memetik kemenangan. Seluruh laga dimenangi oleh Prancis. Pertemuan terakhir keduanya pada 2011 lalu juga dimenangi oleh Prancis dengan skor 2-0. Artinya, Prancis masih terlalu su- perior bagi tim berjuluk D'Roud Leiwen itu. Dengan kondisi seperti itu, wajar jika pelatih Prancis Didier Deschamps berenca- na mengorbitkan pemain mudanya dalam laga ini. Laga ini dapat digunakan sebagai laga uji coba pemain muda yang selama ini dinilainya berbakat untuk menjadi pemain masa depan Prancis. Dalam konferensi pers sebelum pertan- dingan, Deschamps memang akan mulai menurunkan pemain muda mereka di laga ini. Namun, dia juga harus tetap menjaga keseimbangan tim untuk tetap memetik kemenangan, meneruskan hasil positif yang sudah ditorehkan di beberapa laga 0 4cm
