Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-02-08
Halaman: 06

Konten


4cm WASPADA DEMI KEBENARAN DAN KEADILAN Harian Umum Nasional WASPADA Terbit sejak 11 Januari 1947 Pendiri: H. MOHAMMAD SAID (17 Agustus 1905 - 26 April 1995) Hj. ANI IDRUS (25 November 1918-9 Januari 1999) Pemimpin Umum: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: H. Prabudi P. Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred: H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Dewan Pelaksana Redaksi T. Junaidi, Hendra DS, Edward Thahir, Muhammad Joni, Sumaharja Ritonga, Nurhalim Tanjung. Akmal AZ, Rudhy Faliskan Alamat Kantor Pusat, Penerbit, Redaksi, Tata Usaha/Periklanan Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No. 1 Medan 20151 Tel. (061) 4150858 (3 saluran), Faks: (061) 4510025 e-mail :waspada@indosat.net.id Kantor Biro redaksi/Perwakilan Periklanan : (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3 Tel. (021) 322216 Faks. (021) 3140817 Jakarta Pusat. (2) Perwakilan Waspada Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C Tel.(0651) 22385 Banda Aceh 23122 (3) Jalan Listrik No. 11 Lhokseumawe Tel. (0645) 44206 (4) Komplek Windsor Square Blok B No. 28 Nagoya, Batam Tel. (0778) 430923 Penerbit PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Otama Direktur Utama: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA 0/6 7/1995 SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan Percetakan Web PT Prakarsa Abadi Press, Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel.612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Tajuk Rencana Masalah TKI Dan Pelecehan P emerintah Malaysia memberi kelonggaran buat Indonesia untuk tetap mengirimkan tenaga kerjanya (TKI), namun yang menyakitkan bangsa Indonesia dibatas untuk golongan kuli dan babu saja. Kalau dibatasi hanya tukang deres di perkebunan dan pembantu rumah tangga saja kita menganggap hal itu suatu pelecehan buat bangsa Indonesia. Indonesia memang perlu pada negara-negara yang mau menerima TKI karena banyaknya pe- ngangguran di masa krisis ini, namun sistem mem- batasi seperti yang akan diterapkan pemerintah Malaysia, menurut hemat kita, sangat menyinggung perasaan bangsa kita. Boleh-boleh saja pemerintah Malaysia mengu- bah garis kebijakan mengurangi TKI dan mema- sukkan tenaga kerja asing dari negara-negara lainnya. Hal itu adalah hak mereka. Yang kita sesalkan, mengapa Indonesia hanya kebagian di sektor kasar (kuli deres) dan pembantu (babu) saja. Mengapa sektor lainnya tidak boleh? Secara tidak langsung Malaysia menganggap Indonesia negara miskin yang tidak memiliki sumber daya manusia yang kapabel untuk sektor industri dan yang bergengsi lainnya. Sekaitan dengan itu pemerintah RI perlu bereaksi keras terhadap kebijakan diskriminatif tersebut, mengapa untuk sektor lain yang terbilang skill Malaysia menutup diri. Sikap itu menyamakan bangsa kita hanya kelas babu dan tukang deres saja. Kita mengetahui dan bisa maklum kalau pemerintah Malaysia marah besar akibat kerusuh- an yang dilakukan sejumlah TKI di negara itu bulan lalu. Bagaimanapun juga tindakan anarkis yang dilakukan segelintir oknum TKI tidak bisa dibenarkan menurut hukum. Dan kita sangat meng- hormati hukum yang berlaku di negeri kerajaan itu sehingga sanksi yang diberikan peradilan setem- pat wajib kita hormati, kecuali dalam proses penyi- dikannya terdapat hal-hal yang melanggar hukum dan hak asasi manusiawi. Pemerintah Malaysia hendaknya mengoreksi kembali keputusannya yang tidak adil itu. Jangan karena kesalahan belasan orang TKI saja lantas pemerintah Malaysia mengambil jalan pintas dan membuat garis keras untuk memulangkan ratusan ribu TKI baik yang legal terlebih lagi yang ilegal. Untuk TKI yang ilegal memang sudah sepan- tasnya dipulangkan, namun kalau melihat jumlah- nya yang sebanding banyaknya dengan TKI yang legal berarti ada konspirasi antara pengusaha yang memerlukanm tenaga kerja dengan aparat keamanan. Rasanya tidak masuk akal kalau TKI ilegal dapat masuk dengan mudah ke negeri itu kalau tidak ada pengaturan dari sindikat tenaga kerja. Kita pun berkeyakinan tidak mudah memben nilah gunjang-ganjing dalam dunia partai politik (parpol). Soeharto jatuh, parpol pun terpecah-pecah. Ada Partai Bulan Bintang (PBB) tandingan dan PBB Yusril Ihza Mahendra, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Matori Abdul Djalil dan PKB Alwi Shihab. Kemudian ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ham- zah Haz dan PPP Reformasi dinakhodai kiai sejuta umat, Zainuddin MZ. Dan kemungkinan juga akan ada Partai Golkar Akbar Tanjung dan Golkar lainnya. Fenomena apa sesungguhnya dalam perpecah- an di tubuh parpol di era transisi ini? Mungkinkah ini akibat masyarakat sipil bangsa donesia yang sudah kebablasan dan larut dengan euforia politik. Sementara di sisi lain, keberadaan militer harus diusir sejauh-jauhnya dari politik praktis? Kenapa lantas masyarakat sipil kita tak mampu menjalan- kan demokrasi secara baik? Itulah, selama 32 tahun dicengkeram kekua- saan orde baru yang otoriter dan mengharamkan adanya perbedaan, kini ketika kebebasan berpen- dapat itu dibuka seluas-luasnya, menjadikan ma- syarakat sipil seolah berebut. Tak peduli mereka menjadi tontotan rakyat yang telah memilihnya melalui Pemilu 1999. Meski telah mendapatkan posisi yang enak- enak, ada yang duduk di legislatif maupun eksekutif, tetapi tetap saja sikap tamak akan kekuasaan dan prestise tak pernah berhenti. Itu sangat kentara dalam tubuh parpol besar pemenang pemilu 1999 yang kini mengantarkan Megawati sebagai presiden ke-5 RI. Ihwal Partai Tambahan Melihat perpecahan dalam tubuh parpol ter- sebut, barangkali tak berlebihan kalau kita iba- ratkan menyaksikan pertandingan tinju. Dalam pertandingan tinju, umumnya akan disuguhi partai tambahan, yaitu partai yang dimainkan sebelum pertandingan inti. Terkadang partai tambahan lebih menarik daripada partai utama. Ini memang biasanya digunakan sebagai jalur untuk memperoleh nama dan reputasi petinju baru atau petinju lama, tetapi tidak yang top of the line. Namun bisa saja partai tambahan itu menjadi partai yang menjemukan, karena jelas namanya saja partai tambahan, bukan partai utama. Dengan nama itu, orang sudah diminta untuk tidak terlalu berharap. dung TKI yang ilegal bila Malaysia menutup diri. Kita tidak mengerti dengan statement yang dikeluarkan Dubes RI untuk Malaysia Hadi A. Waya- rabi Al-Hadar. Begitu juga dengan Menakertrans Jacob Nuwawea. Apakah Pak Dubes dan Pak Mena- kertrans tak mampu menangkap pembicaraan se- hingga salah menginterpretasikan kebijakan peme- rintah Malaysia yang sudah sangat jelas dan terbuka itu, di mana seolah-olah pemerintah Malaysia tidak mengurangi jumlah TKI yang bekerja di negara itu secara drastis. Padahal, PM Dr Mahathir Mu- hammad sudah menegaskan yang bakal dipulang- kan sekitar 500.000 TKI. Lalu bagaimana dengan fenomena partai yang sekarang beranak" partai baru? Untuk PPP yang memunculkan PPP Reformasi, orang akan mudah mengidentifikasi bahwa PPP Reformasi adalah yang partai tambahan. Tetapi untuk PKB, bagai mana kita mengidentifikasi bahwa salah satu dari Sisi buruknya bila Indonesia hanya mengirim- kan TKI non-skill pasti bakal banyak masalah yang timbul. Bakal banyak pelanggaran hukum terhadap TKI kita, terlebih lagi di kalangan pembantu rumah tangga. Mereka dianggap leceh oleh majikan dan diperlakukan semena-mena dan pada akhirnya akan memalukan bangsa Indonesia. Sementara gaji yang mereka peroleh relatif kecil. Kita yakin pengusaha di Malaysia lebih senang mendatangkan TKI ketimbang dari negara-negara lain karena berbagai faktor, di antaranya kesamaan bahasa yang hampir mirip, serta budayanya yang juga tidak jauh berbeda karena dari rumpun melayu. Karena itu kita berkeyakinan pemerintah Malaysia akan mengkaji ulang keputusannya itu karena pasti merepotkan pengusaha industri di sana bila dipaksa harus mengganti seluruh TKI yang selama ini sudah bekerja dengan baik. Kepada Dubes RI di Kuala Lumpur kita harap- kan tidak menyerah atas putusan pemerintah Malay- sia. Carilah terobosan dan upayakanlah dialog dengan kalangan industri dan antardiplomat di sana. Kita memang melihat masih ada peluang melihat larangan terhadap TKI bekerja di sektor selain perkebunan dan PRT masih mungkin berubah setelah berjalan beberapa lama. Apalagi kalau benar para majikan / pengusaha di sana diberitakan masih bisa memohon pertimbangan bagi perpanjangan atau perekrutan TKI. Kita akan senang kalau persepsi Menakertrans benar, hanya TKI ilegal yang akan dipulangkan dari Malaysia, bukan TKI yang legal. Tapi kita tidak yakin itu. Setelah TKI ilegal akan menyusul TKI legal yang sudah selesai kontraknya sehingga yang tersisa hanya TKI kelas babu dan tukang deres. Putusan pemerintah Malaysia memang menya- kitkan sehingga kita juga harus introspeksi, terutama pengusaha PJTKI agar selektif, tidak asal kirim seperti selama ini. Kita prihatin kalau benar 80 persen permasalahan TKI ada di Indonesia, seperti rekrutmen, kualifikasi, persoalan dokumen, data base, sisanya 20 persen baru di luar negeri seperti perlindungan. + keduanya adalah yang partai tambahan? Kalau Alwi Shihab yang sekarang memimpin PKB hasil munas luar biasa di Yogyakarta akan menambahi identitas baru seperti misalnya dengan menambah kata "Kuningan", maka legitimasi PKB munas luar biasa Yogya akan mudah digugat para pengikutnya. Itu bisa dianggap sebagai sikap me- kalau tidak ditambahi apa-apa, PKB Matori telah ngalah terhadap mbalelo-nya Matori. Sedangkan bersikukuh dengan lambang lamanya, sehingga kalau terjadi lambang yang kembar, pasti nanti akan semakin runyam. Oleh karena itu, untuk ketegasan yang berbasis hukum sebaik nya harus ditentukan melalui me- kanisme hukum dan politik yang tegas. Melalui pengadilan, misalnya, apabila ditentukan bahwa yang berhak memakai lambang lama adalah PKB Alwi, hal itu akan secara moril memenangkan posisi PKB hasil Munaslub Yogya. Kalau nanti pengadilan memutuskan sebaliknya, ya Alwi ikhlas dan membuat lambang baru. Dengan posisi seperti ini, partai telah mendidik anggota dan pendukungnya untuk tidak bertindak anti de- mokrasi. Lalu bagaimana soal PPP Reformasi-nya KH Zainuddin MZ? Identifikasi bahwa PPP Reformasi adalah partai tambahan tidak akan menggoyahkan posisi politis dan hukum PPP. Dampak yang muncul hanyalah jangka panjang, khususnya nanti pada perolehan suara Pemilu 2004. Kalau selama menunggu 2004 PPP Hamzah Haz bisa membujuk PPP Reformasi untuk membu- barkan diri, atau tidak ikut berlaga dalam Pemilu, maka dipastikan suara PPP tidak akan berkurang. Namun kalau PPP Hamzah gagal membujuk mereka dan PPP Reformasi ikut Pemilu, mungkin PPP Hamzah perlu khawatir. Bagi rakyat awam bagaimana? Bagi mereka yang identifikasi persoalannya sudah sangat kuat ke Gus Dur, rayuan Matori tentu tiak mempan. PKB Alwi tidak perlu khawatir suara pendukung mereka akan berkurang secara signifikan. Di PPP kasusnya lain lagi. Identifikasi ke Hamzah Haz tidak sekuat identifikasi ke Gus Dur, sehingga PPP Hamzah perlu khawatir. Untuk mereka yang tidak main identifikasi personal, bagaimana partai menyelesaikan konflik internal bisa menjadi sarana untuk menilai kembali identifikasi terhadap partai yang selama ini mereka dukung. Bagi orang yang berada di luar partai yang sedang mengalami proses penggandaan, posisi seba- gai penonton menjadikan kita bebas menilai apakah partai tambahan itu menarik, karena pertandingan- nya seru atau menjemukan. Semua kembali kepada yang menonton. Penonton hanya sering berani kalau cuma menyoraki.* CHAN *Malaysia dikabarkan membatasi penggunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) hanya pada bidang perkebunan dan Pembantu Rumah Tangga (PRT) -Apa boleh buat jadi tukang deres pun jadilah... *Guruh Soekarnoputra menilai,mundurnya anggota DPR dan MPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sophan Sophiaan karena ia tidak munafik - Sayangnya tak banyak tipe seperti beliau ya JUMAT, 8 FEBRUARI 2002 6 Bencana Alam Buatan Manusia *Ketua DPR-RI Akbar Tandjung dan Ketua MPR-RI Amien Rais dikabarkan tetap tidak setuju kedatangan PM Australia John Howard bahkan menolak bertemu - Aduh mak,tamu kan harus dihormati mas...! Wak Doel Oleh Dr H Roeslan Abdulgani Kolumnis R ealita pahit getir tak dapat kita elakkan lagi. Bencana banjir dahsyat telah melanda sebagian ibukota Jakarta. Demikian juga menggenang berbagai wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kepulauan Nusa Tenggara, baik Barat maupun Ti- mur, Sumatera, Kalimantan dan Sula- wesi tak luput dari bencana banjir ini. Puluhan jiwa telah melayang. Dan ra- tusan ribu orang terpaksa diungsikan. Sejak seminggu lamanya guyuran hujan tak berhenti-henti. Dan diperkira- kan akan terus dalam bulan Februari ini. Ribuan rumah penduduk ludes, ka- rena banjir ini kali sampai 2 meter dan lebih tingkatnya. Biasanya hanya 20 cm atau 30 cm tingginya. Infrastruktur perhubungan kacau-balau. Tidak sedikit saluran listrik dan telepon putus. Malahan di beberapa daerah putus juga saluran air bersih. Aktivitas dunia bisnis mene- ngah dan besar di gedung mewah menu- run, karena tidak sedikit karyawannya tidak dapat masuk kerja. Karena itu, tidak sedikit rakyat kita memanjatkan doa Qunut Nazilah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar musibah banjir ini segera surut, seperti yang di- serukan majelis ulama. Agar para korban banjir dan tanah longsor yang meninggal dunia diampuni dosanya, dan diterima E btanas adalah sebuah proyek misterius yang memiliki banyak kelemahan, bahkan kehadirannya mem- buat wajah pendidikan carut-marut, tetapi tetap dipertahankan oleh orang- orang pusat dan birokrasi pendidikan meski lebih 10 tahun sudah diprotes. Oleh karena itu merupakan suatu apre- siasi tersendiri pada Menteri Pendidikan Prof Malik Fajar yang berani mengha- puskan Ebtanas tingkat SD yang selama ini dicurigai hanya sebagai proyek para pejabat pendidikan, mulai dari tingkat pusat hingga kepala sekolah. Tidak sedikit biaya yang dikucurkan untuk Ebtanas itu dan tidak sedikit pula kecurangan yang terjadi di dalamnya. Para pakar pendidikan sejak awal 90- an sudah mulai menyoroti masalah ini. Bukan saja karena ia menghabiskan dana yang besar dan kecurangan yang terjadi di dalamnya, tetapi dampak Ebtanas tersebut pada proses belajar- mengajar, cara guru mengajar, cara mu- rid belajar, cara masyarakat menyiasati- nya, cara para pebisnis buku dan bimbingan studi, semuanya menunjukan satu arah yang sama yaitu menggerakkan amal kebajikannya di sisi Allah. Agar parapenderita lain karena musibah banjir ini diberi kesabaran dan ketabahan. Dan agar yang tidak terkena musibah banjir ini memberikan bantuan, baik moril maupun material. SUDUT BATUAH bagi rakyat Dalam hubungan ini tidak sedikit di antara kita yang menanyakan pada diri sendiri; apa dosa bangsa ini sehingga Tuhan melalui musibah banjir ini meberi peringatan? Tidakkah kita sudah lama meninggalkan etika dan moral religius dalam kehidupan politik kita? Tidakkah kita perlu bertobat, sehubungan dengan peringatan Tuhan ini ? Ilmu Ekologi Introspeksi ini penting sekali. Kita menjelaskan musibah banjir yang maha dahsyat ini sebagai peringatan Tuhan. Dan jalan untuk mengatasi musibah ini ialah dengan bertobat dan melangkah kembali dalam kehidupan politik ke jalan yang diridhoi Tuhan. A da sedikit rasa syukur yang terucap ketika membaca tulis- an Sdr Joko Kusmanto (Sindrom Orien- tasi Gelar Akademik, Salah Siapa?) di harian ini, 22 Januari 2002. Tulisan itu, secara tegas menanggapi tulisan saya di harian ini edisi 29 November 2001, sekaligus dengan tulisan Zulkar- nain Lubis. Rasa syukur itu timbul kare- na sedikit kegembiraan atas sebuah kenyataan bahwa ternyata bukan hanya saya dan Zulkarnain Lubis saja yang merasa prihatin dengan berbagai masa- lah pendidikan kita. Saya yakin, haqqul yakin wa 'ainul yakin, banyak lagi pihak yang teramat sangat peduli dengan masalah pendidikan kita, hanya saja karena satu dan lain hal, tidak menyata- kannya dengan tulisan, seperti Joko Kus- manto dan Zulkarnain Lubis. Paling tidak, para orang tua siswa akan sangat peduli dan berharap akan perbaikan nyata pendidikan kita. Berbicara mengenai pendidikan, rasanya seperti membicarakan kanker yang sudah metastase stadium IV. Ibarat tubuh, pendidikan kita sedah dikerubuti berbagai masalah kronis dan akut, se- kaligus pada saat yang sama. Dalam tulisannya, dengan cukup bersemangat Joko Kusmanto mene- gaskan bahwa materi tulisan saya dan Zulkarnain Lubis, hanya kulit-kulitnya saja yang berulangkali disebutnya menggelikan. Saya tak hendak memba- has itu, tetapi saya lebih mensyukuri *** erald Di samping itu, maka kita sebagai bangsa yang beriman, harus pula secara rasional ilmiah mencari sumber sebab musibah banjir sekarang. Bagi kaum Muslimin antara iman dan ilmu ada korelasinya. Juga antara manusia sebagai subjek hidup dengan alam sekitarnya sebagai objek mati. Dalam hubungan ini, saya teringat satu alur pemikiran yang simplisik terhadap proses belajar dan out come pendidikan. Kita malah menaruh kecurigaan yang besar bahwa biang keladi keme- rosotan mutu pendidikan dalam arti yang luas, banyak ditentukan oleh Ebtanas ini. Oleh karena itu, penghapusan Ebta- nas harus dipandang sebagai kerelaan orang-orang pusat dan birokrasi pendi- dikan untuk melepas proyek yang em- puk ini. Pada sisi lain, hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk member- dayakan sekolah dalam menata ulang kembali penyelenggaraan proses belajar- mengejar terutama dalam menentukan out come pendidikan khususnya pen- didikan dasar. Dampak Negatif Ebtanas Ebtanas yang semula diniatkan untuk mengukur pencapaian nasional terhadap kinerja pendidikan tidak ke- sampaian maksudnya, bahkan ia menim- bulkan dampak yang kurang baik terha- dap penyelenggara pendidikan. Kritik- kritik yang dilontarkan selama ini terha- dap Ebtanas adalah sebagai berikut. Dari teori pengembangan sebuah program melakukan evaluasi pada tahap akhir Oleh Dra Meida Nugrahalia MSc Staf pengajar FMIPA UNIMED keberanian Joko Kusmanto tampil de- ngan tulisannya yang lugas dan bernas. Dengan pengamatan yang selayang pandang atas masalah yang lebih dalam mengenai borok pendidikan, sebenarnya kebanyakan kita, para pendidik, sudah teramat menyadari. Tetapi umumnya merasa kebingungan untuk memulai perbaikan. Dari mana kita mesti mulai? Rehabilitasi Pasca Banjir Jelas bahwa bencana banjir seka- rang ini adalah buatan manusia. Dan nanti kalau bahaya ini sudah berlalu, maka kita menghadapi suatu rehabilitasi yang maha berat. Putusnya hubungan darat, hubungan telepon dan listrik, serta putusnya saluran air bersih harus segera diperbaiki. Ribuan rumah rakyat yang tenggelam dan rusak total harus diba- ngun kembali. Kita pun dihadapkan dengan ma- Implikasi Penghapusan Ebtanas Oleh Mutsyuhito Solin Kandidat Doktor Pendidikan, Dosen UNIMED dan Konsultan Nasional Basic Education Proyek (Bagian I) Adalah sangat misterius ketika kita menjadikan Ebtanas segala-galanya. Hal ini berawal dari hasil Ebtanas SD dengan NEM-nya dijadikan prasyarat untuk memilih SMP. SMP yang menjadi pilihan itu adalah barang langka dan susah didapat, apalagi dengan biaya yang murah. Jadilah arus deras pemikir- an yang melimpah ruah untuk bagaima- na mendapatkan NEM yang baik. Guru-guru di sekolah terutama para pengasuh mata pelajaran tertentu seperti matematika mulai merancang bahan pelajarannya hanya untuk menyiapkan anak-anak agar mampu mengerakan test matematika. Tidak cukup dengan waktu pelajaran yang sudah ditetapkan oleh jam sekolah. Sekolah juga menye- lenggarakan pelajaram tambahan untuk itu. Bahkan bukan itu saja, para orang tua pun ikut ketularan dan melihat NEM segala-galanya. Mental belajar anak-anak kita hanya terbentuk untuk dapat menyelesaikan soal. Cara guru mengajar, buku-buku diterbitkan, bantuan yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat semuanya mengarah untuk membantu anak-anak mereka menyelesaikan soal-soal ujian. Disinilah awal terjadinya penyederha- naan terhadap tugas belajar dan sebagai titik awal terjadinya kemerosotan makna pendidikan. Untuk itu para orang tua pun ber- lomba memasukan anaknya mengikuti bimbingan studi. Para penerbit sangat rajin mengumpulkan soal-soal Ebtanas sebelumnya dan dijual dengan harga mahal. Hal itu membuat harga Ebtanas semakin mahal, bukan hanya para pe- jabat birokrasi pendidikan yang menik- matinya, tetapi juga hal yang sama dinik- mati para penerbit dan pebisnis bim- bingan studi." Kanker Pendidikan Penyakit yang menyelimuti pendi- dikan kita sudah sangat mengkhawa- tirkan. Indikasi ini terlihat dari penca- paian ranking perguruan tinggi favorit kita yang meraih ranking ke 112 di Asia dan ke 62 untuk tingkat Asia Tenggara. Ini hanya salah satu petunjuk saja, tetapi pada hakikatnya seluruh sektor pendi- dikan kita sudah mengidap penyakit kronis. Kita tak hendak berbicara tentang jenis dan beratnya penyakit pendidikan, tetapi untuk sementara ini, yang ingin kita ketahui adalah seberapa banyak dari kita yang menyadari dan mempri- hatini kenyataan ini. Ini penting karena sampai sejauh ini hanya sedikit sekali pihak yang prihatin dan bersedia me- nyuarakannya. Lebih sedikit lagi yang bersedia memikirkannya dan menga- tasinya semampu adanya. Sebagian sa- ngat besar dari kita hanya pandai ber- bicara dan menyalahkan orang lain tanpa upaya kongkrit untuk mengatasinya. Depdiknas misalnya, yang memang sudah seharusnya memikirkan dan kembali kepada pengalaman saya 30 tahun yang lalu sewaktu saya bertugas sebagai Dubes di PBB, New York, tahun 1967-1971. Pada waktu itu Sidang Umum PBB sibuk membicarakan pe- ngaruh industri atas pencemaran ling- kungannya. Terutama atas udara dan ozon. Kapan Supremasi Hukum Bisa Ditegakkan? Saya sangat terkejut mem- baca berbagai media massa ten- tang tindakan oknum-oknum Tapi bagaimana halnya de- Polatebs Medan yang menye- ngan kejadian penyerbuan ke ha- rang kantor redaksi harian Was- rian Waspada, yang disertai peng- pada pada, 23 Januari 2002 dan aniayaan terhadap salah satu war- melakukan pemukulan/peng- tawannya yang jelas pelakunya aniayaan kepada salah seorang aparat Poltabes Medan. Beginikah wartawan Waspada Budi Sire- supremasi hukum akan ditegak- gar. Yang menjadi momok dan kan? Semestinya mereka sebagai pertanyaan bagi saya adalah : pelindung hukum, tapi kenapa Pertama, apa motif pemicu pula mereka yang melakukan serta latar belakang penyerang- tindakan melanggar hukum? an tersebut? Kedua, sudah ber- Dari situ kita lihat ternyata pikir panjangkah oknum-oknum di negara kita masih teramat le- yang melakukan penyerangan mah soal penyelesaian kasus pe- pada harian Waspada, sehingga langgaran hukum, sehingga pe- penyerbuan dan penyerangan langgaran hukum semakin me- adalah menjadi sebuah alternatif nampakkan kearogansiannya akhir bagi oknum-oknum Polta- sampai-sampai sang pelindung bes tersebut. Ketiga, apakah pe hukum ikut-ikutan melanggar hu- nyerbuan tersebut sudah sesuai kum. dengan kriteria sebagai seorang aparat kepolisian yang semesti- Saya pribadi sebagai warga negara Indonesia yang menjun- nya adalah sebagai pelindung jung tinggi etika moral berdasar- rakyat dan bukan sebagai mesin kan atas hukum negara kita, me- penghancur yang menakutkan ngutuk keras tindakan brutal ok- num Poltabes Medan ke kantor Waspada. Lahirlah pada waktu itu istilah eko- logi, yang diintrodusir sebagai ilmu. Suatu cabang ilmu yang menyelidiki hubungan hidup manusia dengan ling- kungannya. "A branch of science that deals with the relationship of men to their enviroment." Hubungan itu tidak boleh saling merusak. Sebab, kalau lingkungan tercemar dan rusak, maka hidup manusia juga akan rusak. Lahir istilah ecosystem. Yaitu suatu sistem kehidupan yang seimbang antara ke- pentingan manusia dengan kepentingan lingkungan alam sekitarnya. Ejekan Ilmu Subversif Pada waktu itu ada ejekan. Ekologi ditolak sebagai cabang ilmu. Ia bukan ilmu, baik ilmu positif, maupun ilmu normatif. Ia pseudo ilmu yang subversif! Demikianlah ejekan di PBB pada waktu itu. Kita sering mendengar ten- tang penegakan supremasi hu- kum melalui jalur-jalur ke- Rulyanto Gondrong tentuan yang telah ditetapkan Jl. Mesjid Taufik Medan Tapi dalam perkembangan masya- rakat manusia menguasai lingkungan hidupnya, dengan segala macam akti- vitas ekonominya, masalah ekologi ini makin nyata realitanya. Demi kesela- matan manusia dan alam. Masalah pem- bangunan suatu ekosistem yang berim- bang makin mendesak. Pelestarian hutan program tersebut sudah lama tidak direkomendasi karena evaluasi yang baik terutama dalam dunia pendidikan haruslah dilakukan secara kontiniu. Hasil Ebtanas selama ini terutama yang ber- kaitan dengan pengembangan kinerja pendidikan dan penentuan out come pendidikan hampir tidak terlihat. Hal lain adalah bahwa Ebtanas atau evaluasi belajar tahap akhir itu pada umumnya menggunakan jenis test dan test itu hanyalah alat ukur dengan standar minimum untuk mengetahui kepantasan seseorang lulusan dari suatu program pendidikan dalam bidang tertentu saja. Meskipun sebagai sebuah alat ukur test itu teruji validitas dan reliabilitasnya, namun test itu hanyalah berguna untuk mengukur penguasaan mata ajaran ter- tentu. Area yang terbesar dan yang tersulit untuk dievaluasi terutama yang berkaitan dengan semua sikap-sikap, keterampilan, perkembangan moral, apresiasi seni dan peringkat proses berpikir tinggi, tidak terukur oleh jenis test seperti yang ditampilkan Ebtanas. Oleh karena itu, adalah sesuatu yang perlu diketahui bahwa pendidikan kita selama ini tidak pernah menilai sikap, perkembangan moral, penghayatan nilai religius, dan kemampuan berpikir yang tinggi. Dampak-dampak negatif Ebtanas terus mengalir karena tingkah para penyeleng- gara yang tidak jujur. NATO (No Action, Talk Only) Mungkin ucapan satire di atas cu- kup klop disandangkan kepada para decission maker yang berkiprah di dunia pendidikan. Di tengah birahi politik, nyaris semua perhatian pejabat dan tokoh politikus hanya tertuju ke satu arah, po- litik. Dalam benak mereka, politik adalah segalanya, dan sasaran utama dari segala aktivitas politiknya adalah kekuasaan. Gejala euforia politik ini dipicu oleh membuncahnya reformasi di tengah ketidakpastian politik saat itu. Gerakan reformasi sudah hampir empat tahun bergulir, tetapi perhatian terhadap sektor pendidikan tetap saja minim. Kalaupun ada satu-dua seminar, seperti yang diikuti dengan segala flora dan faunanya meru- pakan conditio sine qua non untuk keselamatan hidup umat manusia. Ditinjau secara rasional ilmiyah, maka Indonesia sejak belasan tahun belakangan ini kurang memperhatikan tuntutan ekologi ini, serta mengabaikan sama sekali pembangunan ekosistem yang berimbang. Pembabatan hutan di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan di pulau Jawa secara besar-besaran dito- lerir. Hanya bermotivasi mendapat uang. Tidak sadar bahwa hutan itu adalah penyerap air hujan. Berkurangnya lahan penyerap air, menimbulkan banjir. Rusaknya Ekosistem Demikian pula pembangunan per- mukiman mewah di kota Jakarta dan di sekitar jalan tol ke bandara udara Soekarno-Hatta, mengurangi lahan penyerap air. Villa mewah di kawasan Puncak mengurangi juga lahan penyerap air hujan. Akibatnya ialah bahwa selalu ada banjir membandang turun ke kota Bogor, dan terus memasuki Jakarta. Padahal Jakarta sendiri juga mengalami banjir akibat pembangunan gedung- gedung mewah dan tinggi-tinggi, beserta pemukiman berbeton modern. paten Langkat, khususnya yang berdomisili di sekitar lingkungan pembangunan Jalan Bani Hasyim menjadi tanda tanya, mengapa dalam pengerjaan proyek jalan tersebut tidak terpasang papan proyek, sehingga menimbulkan kecurigaan kami. Dalam pemba- ngunan Jalan Bani Hasyim, kami juga melihat banyak terjadi ketim- pangan yang sangat mencolok, antara lain : 1. Tidak dibuatnya dua buah triple deker untuk menghubung- kan dengan badan jalan lainnya. 2. Gorong-gorong yang dipasang di tengah jalan pencah. 3. Tunggul seperti batang aren tidak dibong- kar. 4 Penimbunan jalan yang be- cek tidak dikorek terlebih dahulu, sehingga meragukan daya tahan jalan tersebut. Khusus mengenai bencana banjir sekarang, maka sejak awal Januari, Badan Meteorologi dan Geofisika telah mensinyalir akan menaiknya curah hujan yang sangat dahsyat. Ini antara lain disebabkan akan datangnya badai yang diberi nama "Vamei". Badai ini tergolong badai tropis nakal, karena Sarasehan Pendidikan, Suatu Alternatif (Diskusi Tekstual dengan Joko Kusmanto) mengatasi segala permasalahan pen- didikan, ternyata cenderung mandul. bahkan walau hanya sekadar memper juangkan alokasi dana pendidikan dan APBN. Pemerintah pun tak kalah cuek- nya dalam memandang pendidikan. Ini terbukti dengan pengalokasian dana untuk pendidikan yang hanya seujung kuku saja dari APBN. Nah, kalau Depdiknas dan peme- rintah saja sudah tidak peduli dengan pendidikan, jangan banyak tanya, me- ngapa begitu banyak gedung sekolah dasar yang reyot, terhimpit gedung pen- cakar langit yang megah. Itu yang masih di tengah kota. Apa lagi yang terletak jauh di pelosok desa, di puncak bukit, di tengah hutan, atau di daerah yang terisolir. Inilah wajah dunia pendidikan kita. Carut marut, bopeng dan menge- naskan. 5. Pengaspalan jalan asal jadi. 6. Lebar badan jalan tidak merata 3 meter. 7. Tidak dibuatnya parit di sisi kiri dan kanan jalan, menye- babkan beberapa rumah warga di sekitar mengalami kebanjiran. Selain itu, dampaknya terhadap pembelajaran di sekolah amat jelek. oleh Joko Kusmanto itu (Teachers Must Produce Critical Students), jangan berharap ada gerakan atau langkah progresif untuk mewujudkan hasil seminarnya. Seperti kebanyakan semi- nar, hasil olah buah pikiran para pakar pemakalah, nyaris tidak pernah diikuti dengan langkah kongkrit untuk mewu- judkannya. Yang jelas, pemerhati pendidikan sebenarnya tidak kurang. Nyaris semua pihak memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Hanya saja, tidak ada koordinasi dan political will dari peme- rintah untuk turun tangan all our menga- tasi kendala pendidikan. Sarasehan Pendidikan Terbukti bahwa segala lembaga pendidikan resmi, baik itu milik pemerin- tah ataupun swasta, ternyata belum cukup untuk mengatasi kendala pendi- dikan secara menyeluruh. Diperlukan suatu terobosan untuk mengatasi kebe- kuan penanganan kendala pendidikan itu. Terobosan itu bisa dalam bentuk suatu forum informal, terbuka, trans- paran dan akrab. Bentuk sarasehan mungkin terasa pas untuk forum tersebut. Sarasehan pendidikan menghimpun semua pihak yang memiliki perhatian akan dunia pendidikan, seperti guru, dosen, pimpinan perguruan tinggi, guru besar, orang tua murid, pengusaha, pe- ngamat, mahasiswa/siswa SMU, ins- titusi pemerintah dan pemerintah itu sendiri. Forum ini digelar secara reguler, . l ini telah diajukan surat kepada Badan Perwakilan Desa (BPD) pada 26 Desember 2001 yang dikepalai Bapak Agus Ba- ngun, agar persoalan ini dapat diterangkan kepada masyarakat. Pada 17 Januari 2002 barulah di- seperti tertera di papan peroyek pasang papan anggaran proyek, yaitu, jumlah dana Rp 68.990.000, sumber dana: alokasi umum 2001, volume proyek 56 x 3 m. Pelaksa- naan proyek CV Aria, penang- gungjawab proyek Bupati Kabu- paten Langkat, dimulai tanggal 18 Oktober 2001-31 Desember 2001. sering menyimpang arahnya. Ramalan ini ternyata benar. Melalui surat pembaca me- nulis ini kami sampaikan kepada bapak Bupati Langkat, sebagai penanggungjawab proyek ini agar bapak dapat meninjau ke bawah bagaimana sebenarnya pengerja- an proyek ini seperti yang kami utarakan di atas. Jika bermasalah segera tindak dan minta pertang- gungjawaban CV Aria. Semoga bapak bupati menyahuti suara hati masyarakat Pekan Bahorok. Berdasarkan gambar-gamabr satelit maka awan hitam tebal menutupi daerah Indonesia, terutama pulau Jawa. Dan inilah yang mengguyurkan air hujan selama beberapa hari lamanya. Dan pada itu, ini adalah musimnya bahwa air laut sedang mengalami pasang naiknya. Schigga air hujan tidak cepat mengalir ke laut. Di tambah bahwa tanah serapan air hujan sudah minimal sekali, maka kesemuanya itu yang menyebabkan kita sekarang menghadapi banjir yang maha dahsyat. Nama dan alamat ada pada Redaksi Pihak-pihak yang jengkel terhadap situasi sekarang menuduh bahwa jalan tol dan real estate adalah biang keroknya banjir. Dan yang sinis berkata malapeta- ka banjir sekarang ini adalah hasil kom- plotan yang direkayasa oleh kaum mo- dal, elite birokrasi atasan dan politisasi yang hati nuraninya sudah terbius oleh permainan "power and money politics", yang amoral. Selain itu, kita juga melihat ketidak- adilan yang diperlihatkan oleh Ebtanas ini. Pandangan yang mewakili ketidak- adilan itu adalah bahwa anak-anak be- lajar selama enam tahun di SD, tetapi hanya dievaluasi dalam beberapa mata pelajaran saja. Hal ini mengakibatkan munculnya pemikiran yang persial di sekolah dan masyarakat dengan meng- unggulkan mata-mata pelajaran tertentu saja. Mata pelajaran-mata pelajaran yang berkaitan dengan pengembangan moral dan tingkah laku, keterampilan hidup dan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya yang nyata-nyata sangat dibutuhkan untuk anak didik pada saat sekarang dan masa mendatang, yang dibutuhkan bukan saja oleh diri dan keluarga, tetapi juga masyarakat dan bangsa, tidak lagi dipelajari serius, bahkan ada kecende- rungan untuk dikucilkan. Meski belum terkumpulkan data yang akurat, namun ia pantas menjadi kecurigaan utama menurut kesepakatan bersama, idealnya satu bulan sekali. Gagasan ini dapat disponsori oleh Depdiknas atau mungkin oleh pribadi gubernur, sebagai pimpinan tertinggi di daerah. Seperti sarasehan lainnya, sarasehan pendidikan inipun digelar dalam suasana tidak formal, akrab dan cair, di mana seluruh kompo- nennya boleh bicara apa saja mengenai pendidikan, tentu saja dengan mengikuti tata tertib dan sopan santun pergaulan biasa. Surat Pembaca Tulisan harus ditandatangani dan disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya. Benar dan objektif. Maksimum 1 folio, 2 spasi/Artikel maksimum 5 halaman folio. akan terus ditegakkan kepada siapa pun, dan tanpa pandang bulu, baik dari ka-langan konglomerat ataupun rak-yat bawah, apabila terbukti ber-salah akan dihukum. Pembangunan Jalan Pekan Bahorok Amburadul 8. Jalan yang diaspal tidak dikeras- kan terlebih dahulu. Dealer Opel Mengecewakan Kami masyarakat Pekan Ba- horok, Kecamatan Bahorok, Kabu- Kami membeli mobil Opel Blazer tahun 1996, dan selalu me- lakukan perbaikan/perawatan pada bengkel resmi Opel Blazer PT Kesawan Deli Jaya Medan. mengalami pengalaman yang sa- Namun, sebagai pelanggan, kami ngat mengecewakan dengan pu- tusnya timing belt sebelum masa penggantian tercapai yaitu 60.000 km sesuai dengan buku petunjuk perawatan dari Opel Blazer. Kejadian tersebut sangat membuang waktu, tenaga dan pikiran kami. Selanjutnya klaim yang kami ajukan juga tidak men- dapatkan tanggapan yang baik. Kami merasa sangat dirugikan dan kecewa dengan kenyataan tersebut. Untuk dapat menggulirkan acara ini secara rutin, bisa diadakan semacam acara arisan dadakan yang murah me- riah. Selain itu, sangat perlu dihindari bahasa retorika, euphimisme atau hiperbolik, supaya memudahkan trans- paransi arus informasi dalam forum ter- sebut. Walaupun pada mulanya tidak akan menghasilkan apa-apa, pada perte- muan selanjutnya tentu akan ada sema- cam usul, saran, imbauan atau gagasan melakukan sesuatu. Yang jelas, forum ini dapat dijadikan barometer kemajuan pendidikan di daerah, khususnya Sumut. Suasana tidak formal, dimaksudkan untuk mengurangi emotional block para peserta sarasehan. Dengan tidak adanya emotional block, segala ide dan usulan akan mudah keluar. Dari sinilah kita akan dapat mengumpulkan data lang- sung dari anggota masyarakat, atau guru, yang selama ini jarang kita dengarkan. Masalah di sektor pendidikan ini sudah terlanjur rumit dan kusut. Boleh dikata tak ada formula ajaib yang dapat membereskannya dalam waktu singkat. salah proses pemelaratan jutaan rakyat kecil kita, yang dalam beberapa hari kehilangan rumah dan sumber penghi- dupannya. Belum lagi masalah kesehat- an jutaan pengungsi di seluruh tanah air. Pasca bencana banjir raksasa selalu menumbuhkan dan menyebarkan pe- nyakit kulit, penyakit diare, penyakit napas dan sebagainya. Ini memerlukan pengobatan dan perawatan yang massal efektif dan efisien. Harus dicegah pula mewabahnya segala penyakit dalam periode pasca banjir tersebut. Tidak heran, kalau dalam keadaan demikian kita bersikap; berdoa dan bekerja. Kita tetap beriman dan bersumber iman itu kita beramal dan bekerja. Tidak secara awur-awuran. Te- tapi secara rasional ilmiyah dan praktis. Ini harus menjadi pegangan hidup kita dimasa bencana alam merajalela. Dan juga nanti dalam tahap pasca ben- cana. Tetap beriman dengan selalu berdoa Qunut Nazilah. Tetapi berilmu dan beramal. Yang berintegrasinya ilmu- alamiyah dan amal ilmiyah. Mudah-mudahan dengan sikap hidup demikian yang penuh dengan bertobat untuk dosa-dosa kita, dan penuh dengan tekad dan niat serta nawaitu untuk menembus dosa dengan amal saleh untuk kepentingan nasional dan rakyat kecil, kita mendapat kembali ridho Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Sungguh sangat disayangkan mobil dengan harga yang sangat mahal dan mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia tetapi tidak didukung oleh after saler yang baik. PT Kesawan Deli Jaya Medan sebagai dealer resmi Opel Blazer seharusnya bertanggungja- wab atas hal ini dan selalu mem- perhatikan service yang diberikan sebagai merosotnya nilai-nilai dan tingkah laku pelajar-pelajar kita saat ini. Lebih lanjut dapat pula dilihat bah- wa Ebtanas yang ditampilkan selama ini dengan soal pilihan gandanya adalah sebuah alat ukur yang tidak dapat me- ngukur semua keterampilan dan semua kemampuan. Jenis soal seperti itu hanya terbatas untuk mengetahui keterampilan akademis atau tepatnya kemampuan kognitif anak-anak. Kemampuan-ke- mampuan atau keterampilan-keteram- pilan lain tidak pernah diukur karena secara tidak adil pendidikan kita selama ini memang sengaja mengabaikan se- mua jenis keterampilan dan kemam- puan. Karena pengabaian ini maka tidak merupakan sesuatu yang aneh, jika pela- jaran matematika yang secara substansial seharusnya membuat pembelajarnya mampu berpikir logis dan kritis, tidak kesampaian. Pengalaman menunjukan bahwa nilai matematika yang tinggi tidak berkaitan dengan kemampuan berpikir anak-anak. Dari pengalaman itu adalah tidak terlalu salah pula jika digeneralisasi bahwa prestasi akademis yang baik di sekolah tidak menjadi jaminan bahwa orang yang memilikinya menjadi mampu dan terampil dalam kehidupan dan pekerjaannya. (Bersambung) Segala upaya pembenahan harus dilaku- kan dengan skala jangka panjang, de- ngan program yang jelas dan berkelan- jutan. Jika sering berganti kebijakan, maka pendidikan kita tidak akan ber- kembang sempurna. Pemerhati Pendidikan Saat ini, dengan kondisi pendidikan yang carut-marut, hanya sedikit pihak yang peduli dengan kelangsungan pen- didikan kita. Sebagian besar bukan tidak peduli, tetapi tidak tahu bagaimana menunjukkan kepeduliannya. Di sinilah peran strategis para pemerhati pendi- dikan, seperti Joko Kusmanto ini. Perlu diperbanyak Joko-joko lainnya yang akan menyuarakan kepeduliannya terhadap kusutnya pendidikan kita. Suatu saat nanti, suara-suara yang diteriakkannya akan bergema di benak para pelaku pendidikan dan pada saatnya diharapkan akan sampai di benak para pengambil keputusan di sektor pendi- dikan. Jika sudah demikian, harapan perbaikan nyata sektor pendidikan tidak akan lama lagi pasti terwujud. Masalahnya, sampai saat ini, masih sedikit penyeru yang menyuarakan ke- pedulian terhadap pendidikan. Di sam- ping itu, forum untuk bicara masalah pendidikan secara non formal belum ada terbentuk. Mungkin sudah saatnya mewujudkan sarasehan pendidikan, mengingat penyakit pendidikan kita yang kian parah. Tinggal lagi, siapa yang akan memulai dan dari mana di mulai. Memang sulit mencari titik permulaan dari rangkaian benang kusut bernama pendidikan. kepada consumernya. Yusuf PT Gotong Royong Jaya Medan Kepada Al Ustadz Dr Lahmuddin Nasution Di dalam Konsultasi Agama Islam (Waspada, 11-01-02) tertu- lis antara lain: 1. Perlu kami tam- bahkan bahwa setiap orang kafir akan kekal di dalam neraka wa- laupun kekafirannya tidak de- ngan mensyarikatkan Allah. Mohon penjelasan tentang ini. 2. Minggu ketiga menjelang shalat Ramadhan di Masjidil cholis Majid antara lain berkata: Haram, pembawa acara Dr Nur- Bahwa di Timur Tengah, orang Islam biasa kawin dengan orang Yahudi dan Nasrani. Karena bu- kankah makanan mereka halal bagi kamu? Apalagi mereka bukanlah kaum musyrikin. Mereka hanya sekadar mensya- rikatkan Tuhan? Bagaimana mengartikan ini? Sayuti Khaidir Rantauprapat Wartawan Daerah: BIRO JAKARTA: Hermanto, H Rahmatsyah Lubis, H Ramadhan Usman, Hasriwal AS BIRO SUMUT: Langkat: H Ibnu Kasir, Asrirais, Chairil Rusli; Binjai: Riswan Rika, Nazelian Tanjung, D.Serdang: HM Husni Siregar, Perdinan S, Dairi: Leston Sinaga, Tebingtinggi: Dhani E Elison, Muhammad Idris, Pematangsiantar: Yan MS Sinaga, Edoard Sinaga, Mulia Siregar, Tg. Balai: Aldyn Matova, Tarutung: Parlindungan Hutasoit, Tapsel: Syarifuddin Nasution, Balyan Kadir Nasution, Iskandar Hasibuan, Mohot Lubis, Kisaran: Abu Bakar Nasution, Nurkarim Nehe, Umaruddin Yasin Amin, Labuhanbatu: Nazran Nazier, Neirul Nizam, Agus Diansyah Hasibuan, Indra Muhery S, Armansyah Abdi, Sibolga: Zulfan Nasution BIRO ACEH: Banda Aceh: Adnan NS, Aldin NL, H Miswar Sulaiman, Zafrullah, T Mansursyah, Muhammad Zairin, T Ardiansyah, Aceh Besar: Iskandarsyah, Pidie: Samsuar, Bireuen: Samsul Rizal Jibro, Masykur Tom Randista, HAR Djuli, Mawardi Sulaiman, Aceh Tengah: Bahtiar Gayo, Aceh Utara: Bustami Saleh, M Jakfar Achmad, Jamali Sulaiman, Fakhrurrazzi Araly, Idrus Jeumpa, Arafat Nur, Muhammad Nasir Age, Aceh Timur: Syahrul Karim, Ibnu Sa'dan, Agusni AH, Kualasimpang: Muhammad Hanafiah, Aceh Barat: Rusli Idham, Hasaruddin, Aceh Selatan: Zamzami Surya, Aceh Singkil: Tarmizi Ripan, Aceh Tenggara: Mahadi Pinem, Blangkejeren: Buniyamin, Sabang: T Zakaria Al Bahri. Semua wartawan Harian Waspada dibekali tanda pengenal. C Color Rendition Chart SUM Dua L BESITANG (W menemukan lagi d di Seisirah Bukit S lintas Medan-Ace- Kedua mayat kondisinya telah memakai celana pa tidak memakai ba "pipi dan leher terke lurus, tinggi sekin Satu mayat lag meter dari jalan ra mata kanan luka ro Rambut lurus dan biru dan tidak men 40 tahun. Kapolsek Besi- R. Pardede dan sta terjun ke TKP (Tem ke RSU Pirngadi WASPADA fi Tiga Di Bali Berbagai infor "api terjadi sekira pu RS. Dengan cepat, penghuni. Warga yang me mobil pemadam k ke lokasi. Kobaran api ya dapat dijinakkan s belum dapat dipa sedangkan korban BALIGE (Was Raja Kelurahan B (6/2) malam, musm kebakaran, warga Manginar Simanu Siahaan. 12 Upah Tak KISARAN (Was diterima pekerja tidak sesuai dengan dengan masalah J "Selama ini hal sanaan yang diteta Sektor Kelautan As "Kamis (7/2). Marpaung mer Ikatan Mahasiswa I dan lokakarya bert matif Pekerja Nelaya 2002. Dari seminar d. rapkan mucul kon= pekerja nelayan se UU tenaga kerja. 19 Ketua panitia s- Irfansah Putra me: dari Dinas Kelaut. DPRDSU Ir. Kamal Tanjungbalai, Jam FPAN DI Beli M MEDAN (Wasp DPRD Tk II kota Bin berasal dari uang k dan Belanja Daera Hal itu disamp kepada Waspada di DPRD Binjai merasa belakangan ini ber Tudingan tentan itu ramai disampai diterimanya RAPBI itu melakukan berba antar komisi serta Selain itu juga m kukan berbagai stuc 'disahkan menjadi. Menurut Yan H mobil kijang baru. N belian mobil itu bera ketok manis sepert Dengan adanya merupakan komodit tempatnya. "Realisas bersifat umum sepa yang memiliki kema privatisasi individu Yan Hendri kem Amanat Nasional sela dengan ketentuan h karena ada dugaan sistematis untuk me FPAN DPRD Binjai Tim Wa Tiga S DELISERDANG (Wastip) Kec. Panta pukul 19:00 menang di perairan Pantaila Menurut M. Purb Waspada Rabu (6/2), memiliki surat-sura melakukan penangl Begitu juga denga tidak seorangpun m Seharusnya kapa di jalur B yakni 4 mil satu mil, sehingga me sedang patroli di pera Tim Wastip yang seorang oknum kepo tersebut, kata Purba, ke Pos Kamla Panta Tiga orang pemil dari Percut Sei Tuan, I kini sedang kasak-kus berdamai. "Tapi Cam. akan dilanjutkan da Purba.(a07) SH Zhuhur. 'A Kota: MEDAN 12:41 16 B.ACEH 12:54 16 BINJAI 12:42 16 BIREUN 12:49 16 B.PIDIE 12:48 16 G.SITOLI 12:45 16 KJAHE 12:42 16 KISARAN 12:37 15 KOTACANE 12:44 15 12:44 16 L.Semawe 12:47 16 LPAKAM 12:47 16 MEULABOH 12:40 16 PSIDEMPUAN 12:37 PSIANTAR 12:38 Langsa 16 R.PRAPAT 12:54 12:54 SABANG SIBOLGA 12:40 SI DIKALANG 12:42 SIGLI SINGKIL 12:45 STABAT TAKENGON 12:48 12:45 12:42 12:36 T.BALAI TAPAK TUAN 12:47 TARUTUNG 12:40 TTINGGI 12:39 16 5996999559166 16 16 16 16