Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-02-08
Halaman: 12

Konten


4cm WASPADA MIMBAR JUMAT Pengaruh Taqwa Terhadap Kualitas Haj haji tidak hanya dilakukan oleh pisik semata namun haji juga ikut me- ngambil peranan yang lebih pen- ting. Pisik dan hati masing-masing memiliki kebutuhan dan sama- sama menuntut agar kebutu- hannya dapat dipenuhi dengan baik. Meskipun keduanya minta un-tuk diperlakukan sama namun Al-Qur'an dengan tegas meng- anjurkan agar bekal hati lebih diprioritaskan ketimbang bekal pisik. Skala prioritas di bidang bekal hati dilandasi kepada satu argu- men bahwa kebutuhannya hanya satu yaitu taqwa, berlainan halnya dengan kebutuhan pisik yang pada umumnya jauh lebih banyak dan menyulitkan bila dibanding dengan bekal hati. Terdapatnya anjuran Al-Qur- 'an agar memprioritaskan bekal taqwa dalam perjalanan ritual ibadah haji dapat sebagai pegang an bahwa kualitas ibadah haji yang 'dikantongi' oleh seseorang sangat tergantung kepada kualitas bekal taqwa yang dibawanya. Untuk mencari hubungan dan pengaruh taqwa dalam ibadah haji ini sudah barang tentu mengacu kepada informasi Al-Qur'an khu- susnya ayat-ayat yang berhu- bungan dengan ibadah yang mulia ini. Pengertian Taqwa Dalam sebuah hadis dijelas- kan bahwa Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat siapa kira-kira menurut mereka orang yang paling taqwa. Seorang sahabat memberikan jawaban bahwa orang yang paling taqwa menurutnya adalah temannya yang selalu beribadah di masjid sehingga temannya ini tak pernah meluangkan waktu dalam urusan masyarakat. Sahabat yang lain menun- jukan temannya pula karena te- mannya ini terus menerus ber- puasa sehingga tiada hari tanpa puasa. Sementara sahabat yang lain menjelaskan orang yang ber- taqwa adalah temannya yang tak pernah kawin karena takut bahwa dengan perkawinan tersebut akan mengganggu hubungan baik de- ngan Allah. Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam kitab Mu'jam Mufahras halaman 925-928 menyebutkan bahwa kata-kata taqwa dengan berbagai atributnya disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an seba- nyak 224 kali. Banyaknya informasi tersebut menunjukkan bahwa taqwa ter- masuk ke dalam persoalan yang sangat penting sehingga Al-Qur'an merentangkan sederetan ayat yang membahas tentang esensi dan eksistensi taqwa termasuk Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya pada bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats. berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa mengerjakan haji, dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan niscaya Allah mengetahuinya, berbekallah sesungguhnya sebaik- baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Q.S. al-Baqarah 197). di dalam ayat-ayat yang meng- informasikan tentang ibadah haji. Al-Tabbarah dalam kitabnya Ruh al-Din al-Islami halaman 211 mendefinisikan bahwa taqwa ialah menjaga diri dari murka Tu- han dan menjaga diri dari mara- bahaya dan sekaligus menjaga diri untuk tidak membahayakan orang lain. Justru itu asal makna taqwa ialah menjaga diri dari se- suatu yang ditakuti yang tidak lain ialah Allah SWT. Agung Jl.Diponegoro Al-Huda Jalan Malaka No.117 Medan Adanya perasaan takut dalam diri ini dapat dijadikan motivasi untuk mengetahui siapa zat yang ditakuti. Beranjak dari sinilah maka dapat diasumsikan bahwa hanya orang yang mengetahui Allah sajalah yang memiliki pera- saan takut sedangkan orang yang takut kepada Allah itulah orang yang taqwa. Al-Asfahani dalam kitabnya al-Mufradat fi Gharib Al-Qur'an halaman 530-531 menjelaskan bahwa makna taqwa pada prin- sipnya ialah menjaga sesuatu dari yang menyakitkan dan memba- hayakan, sedangkan hakikat taq- wa ialah menjaga diri dari sesuatu yang ditakuti. Semua persefsi sahabat ini di- tolak oleh Rasul dan menyatakan bahwa orang yang paling taqwa di-antara mereka adalah beliau sendiri namun beliau di masjid dan terus bermasyarakat, puasa dan juga berbuka dan tetap ber- ibadah dan berumah tangga juga. Selanjutnya Rasulullah men- jelaskan bahwa taqwa itu letaknya di hati dan sama sekali tak dapat diukur melalui penampilan lahir dan paling bisa manusia memberi- kan penilaian pada gejalanya saja walaupun sifatnya masih relatif. Oleh karena taqwa bersemi di dalam hati maka manusia tidak punya hak memberikan penilaian kepada seseorang apakah bertaq- dengan niat ibadah, dan berniat lah berniat mencari karunia Allah wa atau tidak karena yang berhak menentukan semua ini adalah Al- lah SWT. mencarikan nafkah untuk anak dan istri juga untuk kepentingan ibadah lainnya, agar kita terhindar dari harta yang haram yang dapat membawa malapetaka pada diri kita. Banyak sekali manusia seka- rang ini tidak memperhatikan akhlak ataupun etika dalam be- kerja mengejar harta, baik antara manusia maupun alam sekitar lainnya. Yang penting "aku dapat, dari mana, atau bagaimana" ja- ngan ditanya. Harta haramkah atau harta halalkah persoalan belakangan, yang penting aku bisa makan dan kaya. Na'uzubillah! Dimasa krisis yang berke- Selanjutnya al-Asfahani men- definisikan taqwa dalam tinjauan syari'at yaitu menjaga diri dari dosa seperti meninggalkan yang dilarang dan yang lebih sempurna lagi dengan meninggalkan sebgian Dalam Al-Qur'an memang Al- lah memerintahkan mencari rizki, karena itu menjadi naluri manu- sia, namun kepentingan akhirat harus diutamakan. Begitu pula jangan gara-gara mencari rizki, kepentingan umum dan pence- maran lingkungan pun terjadi. Firman Allah: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangan kamu melupakan kebahagiaanmu (ke- nikmatan duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seba- gaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyu- kai orang-orang yang berbuat kerusakan" Q.S. Al-Qashash: 77. Dalam mencari rizki hendak- Drs. H. Yahya Zakaria Abu Sa'id Yulnaidi Drs. Legimin Syukri Drs. Fahmi Ahmad Drs. Abdullah Nasution Al-Hidayah Jl. Bromo Gg. Mesjid Al Hidayah Al-Hasanah Jl.Balai Kota No. 2 Medan Al-Mukhlishin Jl. Enggang Medan Al-Hidayah Jl. Puyuh 12-13 Perumnas Mandala Al-Ikhlas Taqwa Jl. Medan Area Selatan No. 129 Al-Hidayah Jl. Letda Sujono No.62 Tembung-Medan Al-Muhajirin Jl. Garuda II Perumnas Mandala Al-Amin JI. Ngumban Surbakti Psr VII Slayang Al-Hasanah Jl. Teh 10 Perumnas Simalingkar Amaliyah Jl. Sakura I Blok 19 Perumnas Helvetia Al-Falah Jl. Palem Raya Perumnas Helvetia Al-Hasanah Jl. Setia No. 41 Tj. Gusta Medan Al-Muqorrobin Jl. Pukat II No. 52 Kel. B.Timur Al-Ma'ruf Jl. Sidorukun Wartawan No.99 Medan Al-Hasanah Jl. Nuri II No. 81 Perumnas Mandala Al-Bayan Kel. Sidorejo Kec. Medan-Tembung Al-Ikhlas Jl. Bakti Luhur No. 113 Medan Al-Hasanah Jl. Letjend. Jamin Ginting No. 314 Al-Hikmah Jl. Kiwi No. 7 Sei Sikambing Medan Al-Muslimin Jl. Brigjend Bejo Gg. Rambutan No.18 Al-Badar Jl. Gatot Subroto Km. 6,5 Medan Al-Hidayah Jl. Sering Gg. Hafazah No. 1 Medan Al-Ikhlash Jl. Cengkeh 3 No. 14 Medan Tuntungan Al-'Fajar Jl. Marelan Psr. II Kel. Rengas Pulau Al-Falah Jl. Pukat Banting IV No. 10 Medan Al-Ikhwatul Wathan Jl. Arif Rahman Hakim No.35 Al-Munawwarah Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Al-Waqif Jl. Lukah Comp. Astra Amplas Medan Al-Ikhlas Psr VII Pdg. Bulan Kec. Medan Selayang Ar-Rahmah Jl. Gurilla Gg. Melati No. 5 Medan Al-Muhtadun Kompleks Kosema Medan Attawwabin Jl. Pimpinan No. 1 Medan Amal Bakti Kel. Binjai Kec. Medan Denai Ikhlasiyah Jl. Tuamang No. 134 Kel. Sidorejo Hilir Al-Furqon Jl. Pasar I. Tanjung Sari-Medan Al-Mukhlisin Jl. Bakti Utara No. 21 Kel. Tj. Gusta Al-Mashun Medan Deli Jl. S.M. Raja Medan Al-Amin Jl. Setia Budi No. 202 Kel. Tj. Rejo Al-Huda Jl. Perjuangan No. 44A. Tj. Rejo Medan Amal Islamiyah Kelurahan Lubuk Pakam ACC Rumah Makan & Buffet Khas Minang Melayu Ar-Rivai Jl. SM.Raja Km. 7 No. 5 (Komp. TPI) Mdn Baiturrahman PTPN II Jl. Gaharu Medan Baitussholihin Jl. Karya No. 71 P. Masyhur Medan Baitul Ghafur Jl. Perjuangan No. 72 Medan Hidayatullah Kel. Sukadamai Kec. Medan Polonia Istiqlal Jl. Halat No. 53 Medan Drs. Irwan Purba Taqwa P. Bulan Jl. Sembada G. Masjid No.1 Mdn Salman Jl. STM Lingk. V Kel. Sitirejo Il Medan Drs. H.M. Hafiz Yazid Muslimin Jl. Air Bersih Lingk. VII Kel. Sudirejo Mdn Drs. Usman Batu Bara Drs. Abdulah Ibrahim Nurul Huda Jl. Sei Serayu 30 Medan Drs. M. Tarmiji Effendi S.H Agus Taher Nasution Ag Adenan Asri Nasution, S. Drs. H. Amir Chatib Siregar Dr. Ashfan, B Kalamuddin Ritonga Drs. H. Zainuddin, P Drs. Nuhyaman Lubis M. Rusli Nur Drs. A. Sani Sinaga Drs. Marhamin Tjg. Drs. Ngatman Aziz Drs. H. Harmain Tanjung Al Ustad Ponidi Sabari Muklisin S.Ag Pentingnya bekal taqwa da- lam urusan ibadah haji sangat dapat dimengerti mengingat bah- wa bekal ini tidak bisa diminta dan juga tidak bisa diberikan. Ber- lainan agaknya dengan bekal pisik yang bilamana seseorang merasa Mencari Rizki Secara Benar Sudah menjadi tabiat ma- nusia senang kepada harta, bah- kan satu kebanggaan bila ia dapat menumpuk harta sebanyak-ba- nyaknya. dihadapan umat manusia dan Allah mengubah wajah yang sangat hina. Rasulullah bersabda: "Dari Abdullah bin Umar r.a ka- tanya, bersabda Rasulullah: Orang yang biasa mengemis itu akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dengan muka tanpa daging sedikitpun" (HR Muslim). Orang Islam hendaknya pem- beri bukan peminta-minta, ta- ngannya selalu di atas bukan di bawah alangkah hinanya orang yang selalu menggantungkan hidup pada orang lain dan alang- kah mulianya orang yang selalu menolong orang lain. Drs. Irham Hasibuan Drs. Juanda Sirait Drs. Abdul Halim Harahap Drs. Amri Susanto Drs. A. Gozali Rangkuti Drs. Syamsunir Daya Drs. Mulkan Daulay Drs. Muhiddin Gurning Drs. Sugiman, S.S.Ag Drs. H. Nazaruddin Lubis Drs. Komaruddin Sagala Drs. Ramli Mansyur Drs. Umar Chaniago Drs. H. Ibrahim Isa Sulaiman, S.Ag Oleh Drs. Achyar Zein, M.Ag Dosen Fak. Tarbiyah IAIN SU Drs. Amrin Siregar H. Muslim Maksum Yusuf, H. Musa Thahir, B.A. Drs. H.Syarifuddin Hayat Drs. Nazaruddin Hasibuan Drs. M, Samin, M.W Drs. Muhammad Razi Drs. Masyaluddin Berutu Drs. Hasbullah Hadi, S.H Drs. M. Yunan Silalahi Ishak Ahmad, B.A yang bersifat mubah jika berin- dikasi kepada keharaman. Drs. Mahmuddin Sirait Drs. Zahiruddin Nasution Drs. Abidin Azhar Ketiga komentar pakar Islam di atas mendudukkan pengertian taqwa pada pengertian yang sebe- narnya yaitu menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah dan sekaligus melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Akan tetapi definisi ini masih mengacu kepada pengertian syari'at mutlak. Sementara dalam pandangan sufi, khususnya imam al-Ghazali, me- nempatkan posisi taqwa pada tem- pat al-ahwal yaitu karunia yang diberikan Allah kepada seseorang setelah sukses melalui delapan anak tangga (al-maqamat) mulai dari taubat sampai kepada ridha. Bedanya pandangan antara kaum syari'at dengan kaum sufi di atas tentang taqwa tidak lain disebabkan berbedanya cara peni- laian yang dilakukan. Orang- orang syari'at menilai taqwa ter- sebut berdasarkan gejala semen- tara orang sufi menilainya melalui hakikat. Akan tetapi kedua pandangan ini dapat dipertemukan dengan konsep apabila seseorang sudah bertaqwa maka prilakunya baik sementara orang yang berprilaku tidak baik berarti tingakat ketaq- waannya belum sempurna. Korelasi Haji dengan Taqwa Hubungan taqwa dengan iba- panjangan, dimana-mana pen- duduk semakin padat dan kebu- tuhan semakin meningkat, banyak rakyat yang sudah me- larat, namun banyak juga aparat pemerintah sudah keparat. Sekedar mencari makan, har- ta dan nyawa orangpun melayang. Tidak heran pagi-pagi kita baca koran, perampokan dan pencurian atau segala hal yang melanggar hukum selalu memenuhi halaman koran. Yang namanya hukum be- lum ditegakkan, tidak ada alasan kedamaian itu bisa dirasakan. Islam sangat menjunjung ting- gi orang yang mencari makan dari hasil keringatnya sendiri, walau- pun kadang pandangan manusia perbuatan itu hina, yang penting halal, dan manusia sangat dila- rang oleh agama menjadi benalu atau peminta-minta dan meng- harap imbalan dari orang lain. Dalam satu hadis Rasul menya- takan: "Dari Abu Hurairah ra katanya, barang siapa yang me- minta dari harta orang lain untuk menambah kekayaannya, sebe- narnya ia meminta bara api nera- ka! sama saja dosanya, diminta banyak atau sedikit" Oleh M. Safi S.Ag (HR Muslim). Peminta-minta pada haki- katnya kepribadian malas dan tidak memiliki harga diri, oleh karena itulah Islam memberantas karakter-karakter benalu tersebut, Islam mendidik umatnya untuk sanggup berusaha dengan ke- ringatnya sendiri. Sampai hari ini kita masih Ath-Thohiriyyah Jl. Gelatik Kel. Sei Sikambing Syuhada Jl. Budi Pengabdian No. 3 Medan Nurul Mukminin Jl. Kenanga Raya Medan Hidayatul Ihsaniyah Jl. Sentosa Lama Gg. Aman Nur Sa'adah Jl. Raya Medan-Tg. Morawa Km 12 Muslimin Jl. Denai Gang Muslimin No. 14 Ar-Ridwan Jl. Abdul Hamid (Ayahanda) No. 28 Mdn Rabithah Persahabatan Islam Jl. Karya Darma No. 1 Istiqomah Jl. Amal Luhur No. 86 Medan Pusat Pasar Medan Syuhada Jl. Pahlawan No. 11 Kec. Medan Perjuangan Silaturrahim Kel.Teladan Timur Jl. Pelajar No.58Mdn Istiqomah Jl. Abdul Hamid No. 70-A Medan Taqwa Jl. S.M. Raja Km. 5.5 Medan Taqwa Sei Sikambing C-II Medan dah haji terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang menginforma- sikan tentang ibadah yang mulia ini. Berdasarkan informasi ter- sebut ada terdapat tiga ayat yang menganjurkan agar bertaqwa kepada Allah sebagai penutup dari informasi ibadah haji yaitu dalam QS al-Baqarah ayat 189, 196 dan ayat 197. Miftahul Jannah Jl. Pertahanan No.70-A Timbang Al-Falah Pasar V Dusun XIV Tembung Berdasarkan informasi ayat- ayat haji maka Al-Qur'an Al- Karim menganjurkan kepada pa- ra jamaah calon haji agar mem- persiapkan bekal secara matang mengingat lamanya waktu pelak- sanaan ibadah ini ditambah lagi jauhnya perjalanan menuju kota Makkah yang sudah barang tentu akan mengundang kelelahan baik dari segi pisik, mental maupun pikiran dan perasaan. Bekal yang dipersiapkan tidak hanya menga- cu kepada kebutuhan pisik an sich akan tetapi bekal untuk kebutu- han rohanipun sama sekali tak dapat diabaikan bahkan jauh lebih penting. Adapun bekal rohani dimaksud adalah taqwa kepada Allah sebagaimana yang diinfor- masikan dalam Al-Qur'an. Nur Hidayah Jl. Datuk Kabu Kel. Denai Lama Gang Bengkok Medan-Sumut menjumpai pengemis kelas bawah dan pengemis kelas atas, dan pengemis tingkat bawah berope- rasi di kampung dan di simpang jalan/trafic light dan setiap orang punya usaha dari yang kecil sam- pai yang besar dengan gaya dan tingkah bermacam-macam. Muhammadiyah Jl. Karya Lk. 111/1 Gg. 34-A Ulul Albab Jl. IAIN No. I Medan Baiturrahman Jl. Bajak III Medan Amplas L.C Nurul Huda Jl. Denai Gg. Pinang No. 12 Medan Jami' Kel. Aur Kecamatan Medan Maimun Baitus Syifa RSTD. PTP Nusantara-II Ainul Iman Jl. Eka Wari Gedung Johor Medan Nurul Ikhwan Jl. H.A. Dahlan Tanjung Morawa Jami' Taqwa Jl. A.R. Hakim, Gg. Langgar No. 8 A Jamik Ubudiyah Jl. Pelita I Gg. Tangga Batu No.11 Ramadhan Kel. Timbang Deli Kec. Medan Amplas An-Nashuha Jl. Sampul No. 64 Medan Muslimin Medan Jl. Selam II No. 47 Medan Ubudiyah Kebun Jl. Jend. S. Parman Medan Muslimin Jl. Perbatasan Kel. Suka Maju Medan Ada ala pengemis benaran dan ada pula ala pengemis preman yang pada hakikatnya sangat mengganggu kenyamanan masya- rakat. Taqwa JI. Megawati - Medan Arrahim Jl. Purwosari Gg. Puskesmas Medan Taqwa Jl. Mandala By Pass No. 140 Medan 1 Ridho Bakti Jl. Air Bersih Lingk. IX Kel. Sudirejo I Amal Jl. Ngalengko Lr. Saudara Tapi pemerintah yang ber- tanggungjawab seperti menja- dikan mereka pemandangan yang sedap dipandang mata. Tidak berlebihan kalau pemerintah disebut kewalahan menertibkan mereka. Yang amat memalukan ada- lah pengemis tingkat atas (intelek), mereka tidak lagi menadahkan tangannya tetapi dengan alasan seribu satu macam yang membuat para pengusaha harus membe- rikan uang pelicin agar usahanya lancar. Mereka rela menjual harga diri, tidak ada rasa malu untuk meminta, mestipun mereka me- miliki titel dan jabatan tinggi, padahal ia sudah digaji oleh ins- tansinya. Istilah uang sampingan atau uang masuk dari kantong masyarakat dari segala urusan sudah lazim bagi mereka. Karena mereka memiliki men- tal yang rendah demi mengejar harta yang tidak kekal, orang yang demikian itu maka kelak sifatnya akan dibongkar pada hari kiamat Univa Univ. Al-Washliyah Jl. S.M.Raja Km.5,5 Medan Taqwa Muhammadiyah Sidorame Timur Medan Jami' Kec. Tanjung Morawa Drs. H.A. Aziz Harahap Drs. Anwar Sembiring Drs. Edi Sutiono Tsc Taufiq Jl. Pendidikan Gg.Taufiq No.17-D Polonia Mdn Drs. M. Kasim Yusuf Ahmad Rozali Nurul Huda Jl. Setia Budi Gg. Rambe Tanjung Sari Jamiyyatush Sholihiin Tg. Mulia Kec. Medan Deli H.M. Iqbal A.Muin, L.C Drs. H.M. Hidayat Nassery Drs. Selamat Nasution Drs. M. Jamal Iba Drs. Muhammad Drs. Hakimuddin Drs. Kemal Fauzi Drs. H. Suaidi Lubis Drs. Ahmad Ridwan H. Rakif Mas Drs. Zein Ma'ruf Dr. Asmuni, M.A Deli Drs. Selamat Hamzah Drs. Darlis Hasibuan Drs. Hartono Drs. H.M. Sazli Nasution Drs. H. Mun'in Nasution Drs. H. Suhaimi Hasbi, L.C Drs. Burhanuddin Lubis Maulana Malik Muttaqin, S.Ag Annazhirin Jl. Karyawisata, Gedung Johor Medan Al-Hidayah Jl. Kongsi Gg. Syukur No. 307 Medan Jamik Teladan Jl. Gembira No. 2 Medan Ubudiyah Jl. Mandala By Pass No. 110 Medan Drs. Mhd. Asmuni Al-Hidayah Jl. Saudara Kel. Sidirejo Kec. Medan Area Drs. M. Irwan Elfuadi Lubis Al-Ikhlas Jl. Muara Sipongi Kel.Gaharu K.Mdn Timur Drs. Marwanuddin Sinambela Muslimin Jl. Sut Yat Sen No. 71 Kota Matsum I H. Burhanuddin Noor, L.C BNI JI. Pemuda Medan Drs. Raminto Hidyatullah Drs. Poniman, S DR. Hasan Bakti Nasution, M.Ag Drs. Abdul Halim Ibrahim Drs. H. Bahrum Saleh Hsb. Drs. Hasan Basri Drs. Khairuddarain Daftar Khatib Se-Kotamadya Medan - 25 Zulkaidah / 8 Februari 2002 Bror by die Mig Drs. Muhammad Nasution Drs. Najaruddin Panjaitan Drs. Mohd. Zamli Arifin Noor B.E Drs. Hasbullah Hadi, S.H. Sp.N Drs. Ruskan Nawawi Drs. Ishaq Ibrahim M. Yusuf Samiun Mas Alhaj Budi Hermanto, B.A H.M. Yusril Indra, LC M. Syukur Abrazain, B.A. H. Syafruddin Ahmad, L.C kekurangan masih bisa meminta bantuan kepada teman yang lain tapi dalam bekal taqwa sama sekali tidak bisa diharapkan. Oleh karena itu kekurangan bekal pisik tidak punya pengaruh terhadap kualitas ibadah haji seseorang tetapi kekurangan bekal taqwa dapat menghancurkan segala nilai ritual ibadah haji. Melihat pentingnya bekal taq- wa ini maka al-Qur'an secara transparan menempatkannya se- bagai skala prioritas dalam melak- sanakan ibadah haji. Dengan de- mikian dapat diasumsikan bahwa untuk mendapatkan prediket iba- dah haji yang mabrur sangat ter- gantung kepada bekal taqwa yang dipersiapkan oleh para jamaah calon haji. Ahmad Azizi, S.Ag Mahmud Sembiring Oleh karena itulah banyak orang yang mampu dari segi bekal pisik tapi orang melaksanakan ibadah haji dan berapa banyak pula orang bekal pisiknya hanya pas-pasan namun dengan mudah- nya mampu melaksanakan ibadah yang mulia ini. Penutup Drs. H.M. Idris Hasibuan Drs. Sarbini Melalui informasi ayat-ayat haji yang berhubungan dengan taqwa maka dapat ditangkap ada- nya anjuran bertaqwa baik sebe- lum melaksanakan ibadah haji yang disebut dengan bekal mau- pun sesudah melaksanakannya dan disebut dengan nilai mabrur. Tingkat kemabruran yang diperoleh seseorang tentu dapat diukur melalui nilai ketaqwaan yang diperoleh pasca ibadah haji ini paling tidak bagi yang bersang- kutan karena orang lain sangat sulit mengukur tingkat ketaqwaan ini. Mengejar harta boleh-boleh saja asal pada jalur yang benar, tidak menyerobot hak orang lain tapi mengejar harta itu tak sela- manya puas karena memang sudah demikian sifat manusia. Oleh karena itu janganlah bersifat rakus dan tamak dalam mengejar harta, karena harta adalah benda pelengkap kehi- dupan dunia yang tak akan kekal. Andai kata anak Adam telah me- miliki satu lembah emas, pasti ia ingin dua lembah dan tidak menutup mulutnya kecuali tanah (mati), demikian sabda Rasul. Dalam mencari harta, baik di kota maupun di hutan belantara, yang namanya manusia harus punya etika. Bukan ia macan atau serigala, siapa yang kuat ia dapat, siapa yang lemah ia punah. Mari menciptakan masyara- kat agar tenang, aman dan da- mai dan bahagia bebas dari segala bentuk ancama antang ham- batan dan ganguan dalam segala aktifitas kehidupan. Insya Allah! Jumat, 8 Februari 2002 12 Apa kata Hadist Shahih“. Tamu Allah SWT Allah SWT berfirman dalam Hadits Qudsi: "Seseorang yang telah Aku kurniai badan yang sehat dan rizki yang lapang, namun tidak mau bertamu kepadaKu setelah empat tahun, sesungguhnya ia terlarang untuk mendapat pahala dari sisi Allah SWT. (HQR Thabarani dalam kitab al-Ausath dan Abu Ya'la dari Abud- Darda' r.a) SAYA SUDAH BERKECUKUPAN. SEBUAH PULAUPUN TELAH SAYA BELI, DAN KINI SAATNYA SAYA ISTRI DAN ANAK-ANAK MENUNAIKAN IBADAH HAJI. Konsultasi Agama Islam Pertanyaan 1, Abdullah, Medan Untuk menambah penguasaan tentang pengetahuan manasik haji, pada kesempatan ini kami harap Bapak berkenan memberikan penjelasan tentang macam-macam dam yang dikenakan kepada jama'ah haji sehubungan dengan pelaksanaan manasik mereka. Atas penjelasan Bapak kami ucapkan terima kasih. Dr. Ilyas, S.Ag Ahmad Rozali Jawab, Masalah dam, memang penting diketahui oleh setiap orang yang melakukan haji dan umrah, agar yang bersangkutan dapat berusaha menghindari hal-hal yang mengakibatkannya dan atau membayarnya dengan benar, apabila ternyata ia terkena kewajiban tersebut. Sebagaimana dimaklumi, amalan dalam manasik haji itu terbagi kepada rukun, wajib, dan sunat, yang masing-masing mempunyai ketentuan tersendiri dalam hubungannya dengan masalah dam. Berikut ini kami kutipkan beberapa keterangan terkait, terutama dari kitab al-Idah karya Imam al-Nawawi, beserta hasyiyah dan ta'liqnya. pertama, dari sisi keterikatannya dengan ketentuan yang diberikan, dalam hal ini, dam itu terbagi dua. = murattab, yakni dam yang benar-benar harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dan urutannya. Seseorang tidak dibenarkan beralih dari satu urutan ke urutan berikutnya, selama ia mampu melakukannya. = mukhayyar, yaitu dam yang pelaksanaannya tidak terikat betul dengan "ketentuan" yang ada, melainkan dibenarkan beralih dari satu jenis tuntutan ke jenis tuntutan lainnya. kedua, dari sisi ketentuan penggantinya. = muqaddar, yaitu dam yang jenis dan kadar penggantinya sudah ditetapkan oleh syara', =mu'addal, yaitu dam yang jenis ataupun kadar penggantinya tidak ditetapkan. Melalui persilangan kedua sisi pandang tersebut di atas, maka jenis-jenis dam yang mungkin dikenakan dalam pelaksanaan haji itu ada empat. 1. Dam murattab muqaddar, yaitu dam yang mesti dilakukan sesuai dengan urutannya dan, bila harus terjadi peralihan, maka penggantinya pun telah ditentukan pula. Dam yang termasuk jenis ini, ada 11, yaitu, 1) dam tamattu, 4) dam qiran, 3) dam karena tidak berihram dan miqat atau dari tempat yang semestinya, 4) dam karena tidak mabit di Muzdalifah, 5) dam karena tidak mabit di Mina, 6) dam karena tidak melontar jumrah, 7) dam kaerna tidak tawaf wada' 8) dan karena fawat, 9/10) dam karena tidak memenuhi nazar untuk melakukan haji dengan berjalan kaki atau dengan berkenderaan, 11) dam karena wuquf-nya di Arafah tidak meliputi siang dan malam, disunatkan menyembelih hewan sebagai dam dengan sifat murattab muqaddar. Dalam Hadits ini telah diberi batas waktu sampai empat tahun bagi mereka yang telah memenuhi syarat. Namun dalam hadits lainnya yaitu dalam riwayat Ibnu Hibban dan Abu Ya'la' yang bersumber dari Sa'id, begitu juga riwayat Ibnu Abi' Adi dan Ibnu 'Asakir yang bersumber dari Abu Hurairah r.a. disebutkan "lima tahun" sebagai ganti kata 'empat tahun". Memang tambahan satu tahun itu, merupakan suatu Rahmat Allah bagi Ummat, tetapi juga kita dapat adakan titik pertemuan antara dua riwayat ini, yaitu: Masa batas empat tahun itu diberikan Allah SWT bagi orang-orang dalam keadaan biasa, namun kiranya tidaklah pantas untuk melampauinya lebih dari lima tahun. Untuk masing-masing dari kesebelas ini, dikenakan kewajiban menyembelih kambing, dan, hanya bila ia tidak sanggup melakukannya, kewajiban itu beralih kepada puasa 10 hari, 3 hari pada waktu haji dan 7 hari lagi setelah kembali ke tanah negerinya. Dari tempo yang diberikan di atas dapat kita pahami bahwa penunaian rukun Islam kelima itu boleh dilambatkan pelaksanaannya. Ada beberapa imam yang berpegang kepada pendapat ini. Mereka berkata: "Ibadah haji itu dapat ditunaikan kapan dan bila saja dalam hidup seseorang, dan ia tidak akan dosa melambatkannya bilamana telah melaksanakannya, meskipun di akhir hayatnya. Hanya saja orang tidak tahu, apakah masih ada umurnya atau masih ada kesempatan baginya untuk melaksanakan ibadah haji sebelum ia meninggal dunia". Pendapat ini berdalilkan bahwa Rasulullah SAW sendiri melakukan ibadah haji pada tahun kesepuluh hijriyah sebelum wafatnya, padahal ibadah haji telah difardlukan kepada beliau sebelumnya, yaitu tahun keenam hijriyah. 2. Dam murattab mu'addal, yakni yang harus dilakukan menurut urutannya tetapi dalam hal terjadi penggantian, diberikan peluang untuk membayar dengan jenis lain yang setara kewajiban pertama. Yang termasuk jenis ini ialah. Pendapat kedua mengatakan bahwa ibadah haji itu harus dilaksanakan segera bilamana telah memenuhi syarat-syaratnya. Mereka mengambil dalil dari Hadits: Barangsiapa yang hendak melakukan ibadah haji, hendaklah segera melaksanakannya, karena terkadang ia sakit, terkadang kendaraannya tersesat dan terkadang ada keperluan lain yang menjadi halangan baginya.) Para ulama fiqih telah sepakat bahwa: Mensegerakan penunaian ibadah haji (rukun Islam yang kelima) hukumnya sunnah, apabila telah ada kemampuan atau memenuhi syarat-syaratnya. (KHM Ali Usman -HAA Dahlan - Prof Dr HMD Dahlan, Hadits Qudsi, penerbit CV Dipone-goro, Bandung) a. Dam karena jima' yang mengakibatkan hajinya batal. Dalam hal ini orang yang bersangkutan wajib menyembelih unta, atau jika tidak sanggup maka kewajiban itu beralih kepada, menyembelih lembu, menyembelih 7 ekor kambing, memberi makanan seharga seekor unta itu, dan puasa sebanyak mud makanan yang dapat dibeli dengan harga tersebut x 1 hari. Islamiyah Jl. Jati III No. 85 Kel. Teladan Timur Drs. Darwis Harahap Istiqomah Jl. Bambu Runcing/Pahlawan Drs. Zulkamain Nasution Jamik Muhammad Jayak Jl. Binjai Km. 5.5 No.194-A Drs. H. Ilyas Halim Al-Iman Jl. Fraksi Komp. DPRD TK-I Sumatera Utara Husni Thamrin Rambe, S.Ag Nurul Iman Jl. Tg. Morawa Km. 9, Kel. Timbang Deli Ahmad Faisal Nasution, S.Ag Nurul Iman Lingk. III Kampung Baru Medan Drs. Badu Amin, S. Nasution Jami' Jl. Air Bersih Gg. Satu Medan Drs. Jamaluddin Al-Hidayah Jl. Bakti Luhur No. 21 Medan H. Maraset Jl. Sei Deli No. 139 Medan Asy-Syakirin Komplek Kodam I/BB Gaperta Medan Nurul Hayat Komplek Lizadri Putera Al-Ikhlas Kel. Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Ar-Ridha Jl. Jala 9 Kel. Pasir Kec. Marelan Attthoharoh Ling. 10 Rengas Pulau Medan Marelan Asy-Syuraa Jl. Surau No. 7 Kel. Sei Putih Timur-I Jami' Jl. Setia Budi Psr I Lingk. VII Tg. Sari Medan Drs. H.M. Silian Darussalam Asam Kumbang Kec. Medan Selayang Drs. Ramli Nasution Al-Ikhlas Jl. Raharja No. 25 Lingk. XII Tg. Sari H. Rusmal Panut Al-Muttaqien Jl. Ksatria H-7, Asrama Ex Linud T.Rejo Ahmad Jaiz, S.Ag Drs. Abdul Wahab Kalimantan Drs. M. Shalihul Amri Drs. Edy Trisno Khamidal Wirya, S.Ag Abd. Jalil, S.Ag Ustad M. Nurdin Wahyu Sulaiman Drs. Awaluddin P.Ribu Badiuzzaman Sunggal Kec. Medan Sunggal Medan Nurul Yaqin Jl. Bukit Barisan I No. 74 Medan Ar-Ridha Jl. Darussalam No. 52 A Medan Al-Ikhlas Jl. Setiajadi Kel. Tegal Rejo Bea Dan Cukai Pelabuhan Belawan Al-Husna JI. Teratai No. 35 Medan Darussalam Kel. Tanah Tinggi Kec. Binjai Timur Muhammadiyah Jl. Garuda Sei Sikambing B Al-Istiqomah Jl. Vetpur Raya II Medan Estate Al-Massawa (Arab) Jl. Temenggung (Arab) No.2, 4, 6 Drs. Rusnan Drs. Syahrul Siregar Al-Ikhlas Kampung Baru Medan Poniman, A.W Baitul Rahman Jl. Rami II Simalingkar Medan Darul Huda Jl. Kasuari No. 55 Sei Sikambing-B Mdn Ikhwanul Muslimin Jl. Binjai Km. 10 Gg. Damai Mdn Al-Mu'min Al Abidin PT. Lariza Jl. Medan Deli Tua Taqwa Jl. Jati III 141 Medan Al-Mu'awanah Jl. Seroja Sunggal Nurul Islam Jl. Karya No. 200 Kel. Karang Berombak Al-Waliyyu Gedung Keuangan Dit. Jend Pajak At-Taqwa Jl. Asahan Gg. Masjid No. 3 Medan Al-Gufron Jl. Pendidikan No. 16 Medan b. Dam karena ihsar, dimana yang bersangkutan wajib menyembelih kambing dan bila tidak sanggup, dapat beralih kepada memberi makanan seharga seekor kambing, dan kalau itupun tidak sanggup maka beralih kepada puasa sebanyak mud makanan tersebut x 1 hari. H. Ramlan Drs. H. Yurdarli Amar H.A. Rahman Abbas Drs. H. Abu Bakar Adnan Srg. Drs. Syarawi Mukamjist Drs. P. Sunaryo Usman Lubis 3. Dam mukhayyar muqaddar, yakni dam yang dalam pelaksanaannya dapat memilih antara alternatif yang diberikan, tetapi jenis dan kadar pilihannya telah dibatasi secara tetap. Yang termasuk dalam jenis ini ada 8 macam, yaitu dam yang diwajibkan karena 1) bercukur, 2) memotong kuku, 2) memakai minyak [rambut). 4) memakai wangi-wangian, 5) memakai pakaian [berjahit), 6) bersetubuh setelah persetubuhan yang membatalkan haji 7), bersetubuh setelah tahallul awal (ba'da al-tahallulain), atau 8) melakukan mukaddimah jima'. Untuk kasus- kasus tersebut, orang yang bersangkutan boleh memilih salah satu dari tiga alternatif, yaitu 1) menyembelih kambing 2), memberikan tiga sa' makanan kepada enam orang miskin, atau 3) puasa tiga hari. Macam-macam Dam 4. Dam mukhayyar mu'addal, yaitu dam yang dalam pelaksanaannya seseorang dapat memilih salah satu alternatif, dan jenis dan kadar pilihan-pilihan litu sendiri tidak ditetapkan secara pasti. Yang termasuk pada jenis ini adalah. a. Dam karena membunuh binatang buruan, dalam hal ini orang yang bersangkutan boleh memilih salah satu alternatif, yaitu, menyembelih hewan tertentu yang mirip (misl) dengannya, atau memberikan makanan seharga hewan tersebut, atau, melakukan puasa sebanyak mud makana itu x 1 hari. b. Dam karena memotong pohon yang terdapat di tanah haram, untuk pohon Drs. Miskin A.R Drs. Hasan Maturidi Siregar Nasution Drs. Hisbullah Hamid Syarifuddin, S.Ag Drs. H.M. Nizar Syarif Mulyadi, S.Ag Raden Taufiq Safi'i Umar Lubis Naharman, S.Ag Drs. Ali Suti Nasution Drs. Imin Drs. Ali Yusri, Sr Drs. Saleh Rambe Al-Istiqamah Jl. Dr. Mansur No. 155 Tg. Rejo Medan Drs. M. Syafruddin Nurul Hidayah Jl. Pembangunan Dr. Mansyur Al-Muhtadin Jl. Setiabudi Tg. Rejo Medan Taqwa Jl. Setia Budi No. 59 Tg. Rejo-Medan Raya Aceh Sepakat Jl. Mengkara No. 2 Medan Taqwa Jl. Pimpinan No. 90A Medan Hajjah Khairuna Fauzy Simpang Selayang Al-Amin JI.Ngumben Surbakti Psr VIII Nurul Huda JI. Setia Budi Gg. Rambe Tg. Sari Bulan Jl. Jamin Ginting Gg. Mesjid No. 1 Baiturrahman Perumahan Johor Indah Permai Medan Muallimin Kp. Keluarga Kel. Kotamaksum III Mdn Drs. H. Zainal A Zen Al-Ikhwaniyah Jl. Amaliun Gg. Tertib No. 15 Medan Drs. Usman Hasibuan Drs. Zahiruddin Nasution Ismail Hasyim, S.Ag Drs. Nizar Idris Drs. H. Muzakkir, M.A Drs. Zulkifli Drs. Tenerman Drs. Ajran Tanjung Drs. Alhilal Sirait Drs. Sariman Al-Faruq Drs. Sudarto besar dikenakan kewajiban memotong lembu, untuk pohon kecil kambing, atau memberi makan seharga lembu atau kambing tersebut, atau puasa sebanyak mud makan itu x 1 hari. Dalam hal ini, ia boleh memilih antara memotong hewan tersebut, memberi makan, ataupun berpuasa. Kemudian, dari sisi lainnya, dam itu biasa pula dibedakan menurut penyebab kewajibannya, dan masing-masing disebut. Dam nujsuk, yaitu dam yang dikenakan atas mereka yang melakukan haji dengan cara tamattu' atau qiran. Dam tersebut semata-mata terkait dengan cara pelaksanaan haji, bukan karena suatu pelanggaran atau kealpaan. Dam isa'ah yaitu dam yang diwajibkan atas seseorang sehubungan dengann pelanggaran yang terdapat dalam pelaksanaan haji ataupun umrahnya, yaitu semua jenis dam seperti tersebut di atas, selain dam karena tamattu' dan qiran. Selain itu, terkait dengan kewajiban dam isa'ah di atas, masih ada ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu. bahwa pelanggaran yang menyebabkan wajibnya dam itu terbagi kepada, = itlaf mahd (pelanggaran yang bersifat perusakan semata-mata), seperti membuhuh binatang buruan dan merusak pohon di tanah haram. Untuk jenis ini, dam tetap diwajibkan, baik seseorang melakukan pelanggaran itu dengan sengaja, maupun karena lupa atau karena ia tidak mengetahui bahwa hal litu terlarang. = istimta' dan taraffuh, yaitu jenis pelanggaran yang tergolong perbuatan bersenang-senang atau berhias, seperti memakai wewangian dan memakai pakaian [berjahit]. Dalam hal, dam hanya diwajibkan atas mereka yang melakukannya dengan sengaja, tetapi dikenakan bagi yang melakukannya karena tidak mengetahui larangan atau karena lupa. = pelanggaran yang mengandung kedua makna di atas secara tidak murni (syai' bah). Dalam hal ini, ketentuan tentang dam-nya ditetapkan berdasarkan kecenderungannya masing-masing, apakah kepada itlaf atau kepada istimta'. Misalnya, bercukur dan memotong kuku dimasukkan ke dalam kelompok itlaf, sedangkan jima' dimasukkan ke dalam kelompok istimta'. Parluhutan Siregar Drs. Rajuddin Harahap H. Hasanuddin, B.B. Akhirnya, menmgingat bahwa banyak sekali, kalau bukan kebanyakan, jama'ah haji Indonesia yang melakukan haji dengan cara tamattul", maka rasanya perlu pula dikemukakan keterangan tentang waktu pelaksanaannya. Imam al-Nawawi menyatakan bahwa kewajiban dam tamattu' telah berlaku sejak seseorang berihram untuk haji. Artinya, sejak berihram untuk haji tamattu itu, ia telah dikenai kewajiban menyembelih dam tersebut. Namun, waktu yang terbaik untuk pelaksanaannya adalah pada hari nahr (10 Zulhijjah). Kemudian, menurut pendapat al-asahh, apabila ingin melakukannya lebih awal, ia boleh menyembelih dam itu setelah menyelesaikan umrah, walaupun belum memulai ihram untuk haji. Diasuh oleh DR. Lahmuddin Nasution, M.Ag Dosen Pasca Sarjana IAINSU FAI-UISU tu Akan tetapi, bila karena tidak mempu menyembelih hewan, dam itu akan dibayar dengan puasa.(10 hari: 3 hari dimasa pelaksanaan haji dan 7 hari lagi setelah kembali ke tanah air), puasa tersebut tidak dapat dikerjakan sebelum ihram haji. Perlu pula diingat bahwa puasa tidak boleh dilakukanpad hari nahr dan hari-hari tasyriq. Sebaiknya (yustahabb), puasa [tiga hari] itu hendaklah dikerjakan sebelum hari 'Arafah. Sebab pada hari Arafah, justru, para jama'ah haji disunatkan untuk tidak berpuasa. Itulah sebabnya, bagi orang-orang yang melakukan ibadah haji tamattu', tetapi tidak mampu membayar dam-nya dengan menyembelih kambing, disunatkan memulai ihram hajinya sebelum tanggal 6 Zulhijjah, agar ia dapat berpuasa selama tiga hari, pada tanggal 6,7, dan 8 Zulhijjah, sebelum hari Arafah. Adapun bagi yang mampu menyembelih kambing, mereka disunatkan memulai ihram haji tamattu' itu pada tanggal 8 Zulhijjah. Kemudian, bila tidak dilakukan sampai berakhirnya pelaksanaan haji, maka puasa tiga hari itu wajib diqada. Qada itupun harus dilakukan segera, jika tertinggal tanpa 'uzur. Kemudian, kehusus untuk puasa dam, status sebagai musafir tidak dapat dijadikan uzur untuk meninggalkan atau menundanya. Hal lain yang perlu diingat ialah penyembelihan dam itu haruslah disertai dengan niat. Niat tersebut dapat dialakukan pada waktu penyembelihan atau pada saat penyerahan hewannya pada wakil. Bahkan, boleh juga diserahkan pada si wakil untuk meniatkannya. Demikian pula halnya dengan puasa dan memberi makan, tetap wajib diniatkan sebagai dam atau kaffarah. Bila dilakukan tanpa niat, maka pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak akan sah sebagai pembayaran dam. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan masalah ini, sikap terbaik untuk meraih haji mabrur adalah berusaha secara maksimal menghindari hal-hal yang dapat mengakibat kewajiban dam, terutama yang tergolong pada kelompok dam isa'ah. 20 Al-Fajar Kel. Binjai Kec. Medan Denai Drs. Mhd. Arifin Umar Al-Muttaqin Kel. Sidomulyo Kec. Medan Tuntungan Drs. Hermanto Joko Ar-Rahmat Jl. Mesjid No. 20 Dusun III Desa Helvetia Darwinsyah PSB. S.Ag Nurul Huda Asrama Brimob Medan Drs. H.Amhar Nasution Aminuddin Nasution Drs. Abdurrahim Gea S.M. Nurzikri Sirait Drs. H. Muchtar Hasan H. Zainal Arifin, M.A H. Ahmad Iqbal, L.C Ali Ahman Harahap, B.A Drs. Marasati Nasution Drs. M. Yacub Amin Drs. Repdinal Drs. Efnedi Arief Drs. M. Fauzi Sunara Drs. Ishak Ahmad Drs. Muslim Drs. Syahlan H.R H. Abd. Muluk Lubis Jami' Jl. Merdeka No. 3 Pulo Brayan Kota Al-Muslimin Jl. Pelita VI Gg. Serayu No. 10 Medan Khalid Bin Walid Jl. Rahmatsyah No. 366 Medan Al-Basyir Jl. Garuda No. 78B Sei Sikambing B Mdn Nurul Huda Jl. Brigjend. Katamso Gg. Netral Uniplaza Jl. Letjend. Haryono M.T No. A-1 Medan Thaiyibah Kel. Hamdan Kec. Medan Maimun Nurul Iman Jl. Irigasi No. 12 Kel. Mangga Medan Taqwa Kel. Sidorame Barat I Jl. Pelita II No. 10 Mdn Taqwa Jl. Pasundan Gg.Buku No.19 E Medan 'Amaliyah Jl. Amaliun Gg. Bandung No. 8 Medan Amalyatul Huda Jl. Nusa Indah Lingk. 26 Tg. Mulia Muttaqien Jl. Luku No. 42 Kel. Kwala Bekala Taqwa Kel. Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan Muslimin Jl. Gedung Arca Gg. Jawa Medan Nurul Iman Jl. Pertiwi Ujung Kel. Bantan Ar-Rahman Jl. Selindit/Jl. Penguin 15 Perum. Mandala Taqwa Jl. Mustafa No. 1 Glugur Darat Medan Isti'adah Jl. Amal No. 4 Kel. Sunggal-Medan Al-Hasanah Jl. Jend. Gatot Subroto No. 1 Medan. Taqwa Jl. Bilal Gg. Keluarga No. 74 Brayan Darat Al-Ikhlas Jl. Nilam 11 No. 1 Perumnas Simalingkar Jamik Kel. Lalang Kec. Medan-Sunggal Taqwa Jl. Asrama No. 14-B Sei Sikambing C-II Al-Muhajirin Jl. Perwira Utama No. 18-A Al-Huda Bandar Selamat Medan Nurul Falah Poltabes MS Al-Istiqamah Jl. Dr. Mansur No. 155 Tanjung Rejo Al-Istiqomah Deli Plaza Jl. Putri Hijau No.1 Medan Taqwa Jl. Tangkul II No. 128-A Medan Taqwa Jl. Demak No. 3 Medan Shafiyyah Amaliyyah Jl. Setia Budi No. 191 Medan Nurul Huda Jl. Bunga Asoka No.117 Asam Kumbang Al-Ikhlas Jl. Pelajar Timur No. 220 Medan Al-Jihad Jl. Brigjen Bejo/Jl. Putri Hijau Al-Huda Jl. Bajak I Kel. Harjosri II Medan Amplas Al-Ikhlas Jl. Binjai Km. 16.5 Sei Semayang-Sunggal Al-Ikhlas Jl. Salak No. 9 Medan Drs. H. Amhar Nasution Drs. M. Syafruddin Drs. Waldemar Ghazali M. Sairin S.Ag Drs. A. Kaim Sholeh DR. Nawir Yuslem, M.A Drs. Azizon, S.H Akhirnya, semoga para jama'ah haji yang menjadi duyuf al-Rahman benar- benar dapat menempatkan diri sebagai tamu yang baik di rumah Allah yang Maha Pemurah, agar kembali dengan prediket haji mabrur, berikut segala janji yang melekat dengannya sebagai hadiah. Amin Ya Rabb al-'alamin. Wa Allahu a'lam Sumber, al-Nawawi, al-Idah, dengan Hasyiyah Ibn Hajar al-Haitami, 521- 538; dengan Tahqiq 'Abd al-Fattah Husain al-kakki, 469-493. Drs. Ahmad Muttaqin, Nst. Drs. H. Maranonang Plg. Ibrahim Hasibuan A. Deliman, S. Ag Drs. H. Syahbuddin, K.S Drs. Yahya Tambunan Drs. Idhan Khalid Harahap Al-Ikhlas Dusun III Tanjung Morawa A Taqwa Jl. Bromo Gg. Aman No. 23 Medan Taqwa Jl. Bromo Gg. Taqwa No. 11 Medan Ikhlashiyah Jl. Sei Kera Medan Muhid Drs. Chudri Lubis Arifin, A.M. S.Ag Astra Wahyudi, S.H Munawar Kholil Drs. Akhiruddin Jam' Martubung Pekan Medan-Labuhan Ilyas Hasyim Al-Quddus Jl. Pukat Harimau d/h Jl. Aksara No. 136 Drs. H.Thohiruddin Baitussalam Jl. Brigjen Zein Hamid Km. 5,5 T.Kuning, Abdul Jalil A-Husin B.A. Taqwa Universitas Medan Area Jl. Kolam No. 1 M. Taufiq Hidayat, M.A Drs. Sempurna Silalahi Nst. Arafah Jl. Selamat/Pertiwi Kel. Binjai Kec.Mdn-Denai Al-'Ala Glugur Darat II Medan Timur Ali Akbar Siregar, S.Ag Drs. Jamaluddin Pohan Darul Ali J. Brigjen Katamso Gg. Nasional Sei Mati Hajjah Syarifah Nst. Pondok Surya Blok VI Helvetia Taqwa Bandar Klippa Cab. Bantan Selamat Kampus Unimed Nurul Falah Kel. Sumber Karya Kec. Binjai Timur Silaturrahim Sei Semayang Jami'at-Tartib Jl. K.L. Yos Sudarso No.51 Glugur Kota Istiqomah Jl. Binjai Km. 7.2 No. 20 Kel. Lalang Nurul Huda Jl. Letjen Djamin Ginting km. 8 Medan Shafiyyatul Amaliyah Jl. Setia Budi No. 191 Medan As-Syahadah Jl. Sikambing Belakang No. 18 Medan Jamik Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Dakwah Kampus USU Medan Nurul Yaqin Jl. Bunga Pancur Siwali Kel.Sp. Selayang Al-Masturah Jl. Binjai Km 7.5 Medan Helvetia Al-Majidiyah Jl. Prof. H.M. Yamin SH No. 13 Medan Nurul Iman Jl. Stasiun No. 75 Kel. Kedai Durian Taqwa Jl. Mahkamah No. 36-C Medan Dr. Nawir Yuslem, M.A Drs. Ma'ruf H. Hasanuddin, B.B Prof.Dr. H. Abdullahsyah, MA Darwinsyah Psb. S. Ag Drs. Mhd. Yazid Mufti Lbs H. Martab Kudadiri, M.A Drs. Rosyad Harahap Drs. Askolan, M.A Drs. H.Asnan Ritonga Mukhlisin Jl. Darussalam/Sei Rokan Medan Al-Makmur Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar No. 25 Mdn H. Syamsuddin Baiturrahim Jl. Sari Gg. Mesjid I, Patumbak D.Serdang Drs. Hamdi Aminin Hts. Al-Ikhlash Jl. Nyiur Raya I Blok-B P.Simalingkar Mdn Drs. Marahalim Harahap Rahayu Jl. Pukat Banting 1/44 Mandala By Pass Mdn Drs. H. Muslim Lubis Hidayatullah Lingk. VII, Kel. Indrakasih Tembung Drs. Kamil Selian Taqwa Kota Medan M.T. Alhidayah Ikhwal Lubis, B.A Drs. Abdul Ghafur Sepakat Jl. Turi Gg. Sepakat No. 3-B Medan Nurul Huda Jl. Garuda No. 23 Sei Sikambing B Taqwa Jl. Merpati Gang Mushollah Sikambing B Asysyakirin Delitua Syuhada Jl. Balam Ling. XIII Kel. Sei Sikambing B Al-Munawarah Simp. Selayang Medan H. Fahmi Mahyar Drs. Mawardi Lingga Drs. Kasman M. Syukur, S.E Drs. Hamdan Lubis Drs. H.M. Yunus Lubis Dr. H. Marwan Yahya T.M. Hasbi Al-Ikhlas Pasar V Tanjung Sari Medan Selayang Al-Jihad Jl. Sunggal 129 Tg. Rejo-Medan Sunggal Drs. Khalidin Musa Drs. M. Effendi Barus Drs. M. Bakri Pasaribu Drs.H. Harianto Drs. Yusnan Nasution Drs. H.M. Zein Hamyar Baitus Sujud Jl. Meteorologi Raya G. Karya No.1 Mdn Drs. Bayanuddin Harahap Al-Falah Jl. Tanjung Rejo Medan Drs. Thamrin Butar-Butar Al-Chairat Jl. A.R. Hakim Gg. Sederhana No. 22 Mdn Drs. Selamat Hamzah Ar-Rahman Al-Azhar Padang Bulan Medan Drs. Wahid Hasan Al-Ikhlash Komplek IDI Medan Darwin Purba, B.A Drs. Sariman Alfaruq Drs. Mario Kesturi. M.A Azhar Fauzi S.Ag H. Turmudi Drs Fahmi Mahyar M. Ali Irsan, S.Ag Drs. Irwan Purba Nurul Imam Denkom Simalingkar B. Taqwa Jl. Gedung Arca Gg. Sehat No. 8 Medan Ikhwaniah Jl. Tuamang No. 47 Kel. Siderejo Hilir Baitussalam Dagang Kerawanan Tg. Morawa Ikhwaniyah Jl. M. Yakub No. 3 Medan Taqwa Jl. Kamboja Raya No. 319 Helvetia Medan Taqwa Jl. Sembada G. Masjid No. 1 Pd.Bulan Medan Al Muj Tahidin Jl. Brigjen Katamso Gg. Lori Medan Drs. H.B. Parinduri Daurunnur Jl. Suka Eka No. 22 Lingk. XI Mdn-Johor Drs. A. Basirun Darul Azharjadid Jl.Cengkeh Harjosari II Mdn- Amplas Drs. Hayatsyah Amarka Baiturrahman Jl. Merica Raya Blik F Per. Simalingkar Drs. Syahridan L.Tobing Al-Musabbihin Blok C Taman Setiabudi Indah Medan Drs. H. Azhar Sitompul Al-Khair Tunas Pelita Binjai Emri Yulizal Ardi Hasrin Noor Wagiman S.Ag Drs. H. Zulkarnain Guci Fadly Said, S.Ag Nurul Islam Jl. M. Nawi Harahap Medan Al-Manar Medan Jl. Laksana No. 47 Medan Taqwa Jl. Pertiwi Kel. Bantan Medan. Darul Amin Jl. Letda Sujono Ujung No. 1 Medan Color Rendition Chart WASPADA Hul H A. Pendah ULAMA haji adalah yang mukalla mampu. Nam tentang bente mengatakan kan dan sega baliknya. Kontroversi in belakangi oleh perbe dan penanggalan ta jibkannya ibadah ha relevansi ini C. Sno ronje mencatat, pa enam tahun penan; syari'atkannya kewa yang diperdebatka Persoalan penur bagi orang yang man merupakan wacana f namun demikian kas daan haji tersebut aktual dan menjadi masyarakat konter Hal ini tentunya ngan kebutuhan uma penjelasan berbagai hukum yang mengita lisan ini sesungguhn ba merekam probler tersebut dan menge argumentasi masin . pihak seraya menga dengan semangat temporer. B. Mampu Da Tun Raih "Mengerjakan lah kewajiban man hadap Allah, yait orang yang sanggu sanakan perjala Baitullah." (QS. 3 I. Pendahuluar Haji sebagai ruk yang ke-5 yang disyari Allah kepada hamba dah ini penuh dengan dan ibrah bagi hidup dupan manusia di du diantaranya adalah manusia di hadapan tanpa diskriminasi an yang miskin. Perbeda seberapa besar ketakw da-Nya (QS. 49:13). Di sisi lain ibadah lah proses seorang ma tuk mencapai manu sebagai pelampiasan d yang diberikan Allah H yaitu potensi sebagai hadapan Allah (QS. mun di sisi lain ia jug nyai potensi sebagai di muka bumi (QS. 10: potensi ini merupaka dari penciptaan ma Kedua potensi tampak ketika seoran mampu melaksanaka haji sebagai langkah menuju insan kamil sejati) yang mampu me dua potensi yang salin tangan hamba seka mimpin. Kepemimpinan muslim yang melaksan paling tidak tergamb mengatur sisi materi ngatur keuangan sel mampu melaksanaka tersebut dan kepem atas nafsu yang ada d untuk tidak menghan harta di jalan yang sal lain juga ia sebagai p harus menjamin kesej hidup orang yang dipi (keluarga) selama pe nggalkan mereka. Masi lagi sifat-sifat kepem yang tersirat sebelum nakan ibadah ini. II. Haji Penguat I nyempurnaan Isla: Ibadah haji sebag Islam, maka ia wajib orang muslim lagi yang Karena masih banyak yang mampu memp rukun iman yang enar tidak termasuk orang dan begitu juga sebalik ini disebabkan menuj man yang murni dan d dengan landasan iman l suatu hal yang mudah kan ketakwaan yang nya. Ini tercermin dala ran: "Hai orang-orang iman bertakwalah kam Allah sebenar-benar ta janganlah kamu meni belum dalam keadaan (QS. 3:102). Untuk itu, kata is (kemampuan) untuk m nakan ibadah haji jang lalu terfokus pada ken materi tetapi juga kem spirit. Ibadah haji tanp san keimanan sia-sia ta dasan keislaman adal hongan belaka di man ini merupakan aplikas kun yang sebelumnya, salat, zakat, dan puas versi yang lebih besar. nya mengeluarkan hart untuk melakukan iba membutuhkan lebih ba gi, puasa menahan na lapar (bersifat jasma lebih dari pada itu dib ketahanan jasmani rohani yang ekstra, da juga dengan rukun-rul- lain. Dengan kata lain, katakan dengan melak ibadah ini keimanan se tidak dapat diragukan aplikasi atas rukun isl lain selain haji tidak c