Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-02-08
Halaman: 10

Konten


4cm WASPADA Wacana Moral Akademik Akademisi-Birokrat Di Departemen Agama departemen ini (bahkan sampai di daerah- daerah) seringkali amat tangkas membicara- kan jabatan, atau strategi mendapatkan, serta mengelolanya, ketimbang melaksanakan misi departemen ini, sebagai pembimbing dan pengayom umat. Hal ini seringkali menyebabkan sebagian besar aparatnya masih terkesan "kurang tangkas dalam melakukan kerja sama dengan mitra kerjanya di daerah, yang telah memasuki cara kerja dan kemitraan yang sudah otonom. Dan ini tampaknya merupakan agenda yang sangat penting untuk ditangani dari sekedar mengadakan haflah Quran di daerah-daerah. Akibat dari semuanya ini, setiap terjadi pergantian jabatan di departemen ini selalu saja diiringi dengan "ribut-ribut" yang sesung- guhnya tidak perlu terjadi. Pak Hatta tampak- nya mengerti dengan baik bahwa ini merup- akan konsekuensi dari berbagai gagasan pembaharuan dan perbaikan yang mulai dita- buhnya. Ya... sekedar efek samping dari banyak- nya orang yang tidak tahan berhadapan dengan perubahan yang terjadi, yang seringkali berakibat pada adanya orang yang kehilangan jabatan. Oleh Syahrin Harahap Guru Besar IAIN Sumatera Utara S ejak terdengar ada gagasan menem- patkan seorang akademisi sebagai Ka.Kanwil Departemen Agama Prop. Sumatera Utara, seringkali menjadi bahan diskusi: "bisakah seorang akademisi menjadi top leader di departemen?" Sebab seorang akademisi dengan mengusung karakter yang teguh pendirian, lepas dari kepentingan diri, golongan, etnis atau partai, kedudukan atau harta, juga tegas dalam kebenaran, bersifat terbuka (Moh. Hatta, 1957), akan berhadapan dengan tugas-tugas departemen yang sangat teknis, banyak kebijakan, dan bahkan banyak kompromi. Tetapi, dengan adanya kenyataan bahwa sudah sedemikian banyaknya kaum akademisi yang menjadi birokrat, semisal Menteri, Dirjen, dan bahkan Sekjen, keraguan itu menjadi terjawab, dan Bung Hatta (Dr. H. Moh. Hatta) menjadi salah seorang birokrat-akademisi itu, atau seperti yang pernah ditulis dalam rubrik ini, beliau adalah salah seorang anak panah dunia kampus dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembangunan masyarakat secara langsung dan aplikatif. Kenyataan ini tentu kita sambut dengan gembira. Sebab karakter akademisi yang koncern pada pembaharuan dan komitmen pada kebenaran, tentulah merupakan kebena- ran yang harus didaratkan dan dibumikan dalam pencerahan seluruh "aparat putih-putih" departemen kesayangan ini. Lagi pula urusan ilmu pengetahuan, term- asuk ilmu pengetahuan agama, tidak hanya terbatas pada ontologi dan epistemologi, tetapi juga aksiologi, yang menyangkut pelaksanaan di lapangan kehidupan, dan ini sudah puluhan tahun menjadi bahan "kunyahan" Pak Hatta sewaktu berada di kampus, apalagi dalam kapasitasnya sebagai salah seorang inisiator dan pelaku pertama memimpin Fakultas Dakwah IAIN-SU, fakultas kemasyarakatan kita. Namun, dalam minggu-minggu terakhir ini kita dikejutkan berbagai berita menyangkut departemen kesayangan ini, yang juga Pak Hatta, "anak panah" almamater tercinta. Bahkan opini yang terbentuk telah mengindika- sikan keadaan yang melukai dan menciderai muruah "barisan putih-putih" dan ukhuwah islamiyah yang menjadi basic departemen ini, jika bukannya menyeramkan karena menyebut- kan isyu pemboman rumah birokrat-akademisi itu. Sungguh menyeramkan? Dan departemen inipun seakan-akan telah menampakkan diri bagai "hutan belantara" yang belum terjamah reformasi dan perbaikan selama ini. Artikelnya yang berjudul The Effect Of Curcumin and Placebo on human gall-bladder function: an ultra sound study dimuat di Alimentary Pharmacology and therapeutics sebuah jurnal kesehatan yang terkenal dan menjadi jurnal kesehatan nomor I di Inggeris. Tapi itulah yang terjadi pada tahun 1999 dimana kemudian Abdul Rasyid mendapat penghargaan dari Depdiknas atas keberhasi- lannya menembus jurnal itu. Namun semua itu diraih dengan hanya menulis semata. Abdul Rasyid melakukan itu semua dengan pemi- kiran dan penelitian yang berulang-ulang. Kepada Waspada di Medan pekan ini, Abdul Rasyid menuturkan jika dia membuat artikel itu setelah membaca semua artikel yang terbit di jurnal itu dari tahun 40-an hingga tahun 90-an. Demikian juga halnya saat dirinya lulus dengan predikat cum laude di University Sains Malaysia (USM) untuk bidang radiologi sehing- Resensi Buku Departemen Agama memang spesifik, semua orang membutuhkannya, tetapi tidak semua merasa berkewajiban menjaga nama baiknya. Spesifikasi yang lebih aneh terjadi ketika melihat kenyataan bahwa banyak aparat Berkat Ketekunan Indonesia Ke Tujuh Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ada orang Indonesia yang begitu dihargai di dunia internasional, khususnya bidang kedok- teran. Namun itulah yang dialami Dr Abdul Rasyid, MD Sp RPH, PHD, (foto) pria kelahi- ran tahun 1947. ga berhak menyandang gelar PHD. Keberhasil- annya tidak diperoleh dengan hanya memberikan penelitian yang sudah didesertasikan ahli sebelumnya, akan tetapi dengan melakukan teknik pemeriksaan yang diakui dunia. Dalam desertasi akhirnya di USM itu Abdul Rasyid mengambil judul kajian ultra sonografi efek obat terhadap kantong empedu dan lever. Dalam desertasinya dia mengungkapkan teknik- teknik pemeriksaan baru yang diakui dunia. MIZAN Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhiid Editor: Hernowo M. Deden Ridwan Memperbaiki Diri lewat Manajemen Qalbu Memuat wawancara dan tulisan K.H. Abdullah Gymnastiar Devara dengan Penuh Hikmah Judul : Aa Gym dan Fenomena Darurat Tauhid: Memperbaiki Diri Lewat Manajemen Qalbu Penulis: K. H. Abdullah Gymnastiar Editor : Hernowo Dan Deden Ridwan Penerbit: Mizan bekerjasama dengan penerbit Hikmah 2001 Halaman 255 halaman. Namun, sepanjang yang saya amati selama bergaul dengan Pak Hatta di kampus, dia bukan peragu, apalagi penakut. Dalam berba- gai hal seringkali lebih berani dari yang didu- ga. Bahkan dalam istilah internal kami- beliau bak Bataknya orang Melayu, seba- gaimana juga ada Melayunya orang Batak. Tetapi masalahnya tentu tidak sekedar soal takut atau berani, melainkan lebih banyak soal misi Departemen Agama dan missi seorang akademisi, bagaimana ia dapat mencerahkan, melakukan perubahan dan perbaikan. Untuk itu kami di almamater anda akan tetap mendu- kung, sembari tetap men-support komitmen pada kebenaran, teguh pada pendirian, lepas dari kepentingan golongan, etnis, atau kedudu- kan, seperti karakter akademisi yang di- "Oasis Spritual dari Bandung" inilah judul yang diberikan oleh Majalah Tempo edisi 17-23 Desember 2001 yang baru lalu ketika melaporkan perjalanan dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym. Judul diatas sebenarnya ingin menggambarkan dua hal. Pertama, dakwah Islam yang selama ini terasa kering dari sentuhan spritualitas. Jujur diakui dakwah Islam selama usungnya. Sejalan dengan itu seluruh aparat Depar- temen Agama (dan masyarakat) tampaknya akan lebih bermakna jika tetap menjaga ukhuwah Isalamiyah, missi, dan kode etik "barisan putih-putih" ini, lebih dari sekedar persoalan "cetek", jabatan, yang oleh Nabi disebut akan sangat hina orang yang meminta dan mengusahakannya. Tentu masih ada jendela, masih ada jalan, masih ada nurani yang mempertemukan. Satu hal lagi yang tampaknya perlu diperhatikan, kemungkinan adanya pihak ketiga (boleh jadi Neo-Komunis atau Neo- Marxis) yang bekerja di belakang segala fenomena "konflik horizontal" betapapun kecilnya, yang tidak pernah senang kalau Departemen Agama berjalan baik dan ber- pengaruh. Oleh karenanya, membangun komunikasi (yang islami) yang merupakan bagian dari ukhuwah Islamiyah yang seringkali kita den- dangkan di depan umat merupakan kenisca- yaan yang amat mendesak. Wa Allbhu Alamu bi al-Shawbb. Keberhasilannya meraih PHD menjadikan dia orang ketujuh di Indonesia yang meraih gelar itu dalam bidang radiologi. Perlu ketekunan Menurut Abdul Rasyid yang saat ditemui di dampingi ketua Persatuan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) Sumut Dr St Siani- par Sp R, radiologi itu sangat diperlukan dalam mendeteksi secara dini keberadaan satu penyakit. Kesalahan pendeteksian katanya akan berakibat fatal bagi diagnosa satu penyakit.. Dengan pendeteksian secara baik, benar dan tepat maka nantinya akan ditemukan cara yang tepat untuk melakukan penyembuhan penyakit. Namun Abdul Rasyid mengakui jika di Indone- sia perlengkapan alat untuk Radiologi masih sangat kurang. Jika dibandingkan dengan per- Oleh Azhari Akmal Tarigan L PENDIDIKAN L ini seringkali tidak menyejukkan untuk tidak menyatakan dakwa Islam selama ini cenderung hanya membakar emosi umat dan tidak mampu menjawab kebutuhan manusia modern yang sedang mengalami apa yang disebut oleh Sayyed Hosein Nasr kehampaan jiwa atau manusia yang mengalami kekeringan spritual. Sentuhan-sentuhan spritualitas yang disebutnya dengan Manajemen Qalbu (MQ) membuat dakwah Aa Gym memiliki kekhasan tersendiri dibanding dakwah Islam yang selama ini menekankan pada aspek Fikih (lahiriyah) dan Kalam (tauhid rasional). Hapusnya Ebtanas Sekolah Dasar Diknas Dan Depag Harus Jalan Bersama soal, penilaian dan lainnya agar tetap valid dan bermutu sesuai dengan indikator kurikulum. Peluang yang telah dibuka bu- kanlah menjadi kendala untuk memperbaiki kualitas sekolah namun harus dijadikan motivasi untuk memperbaiki kinerja semestinya langkah yang wajib dilakukan oleh manajemen Depag. Itupun bila Depag siap mengevaluasi kelemahan kinerja di masa lalu dan menghadapi dinamika masa depan dengan lebih aspiratif dan terbuka. swasta. Oleh Rosman S. Marno Ketua BMPS Deli Serdang secara arif. Di masa lalu sistem pendeka- tan kekuasaan yang sentralistik mengakibatkan kemandulan daerah, menutup aspirasi dan kreativitas masyarakat. Pemba- haruan implementasi proses pen- didikan dalam bentuk reformasi dari tingkat pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi merupakan angin segar, meluas- nya peluang dan menjadikan pendidikan sebagai bagian aspirasi masyarakat. Diknas dan Depag cukup menjadi regulator (sumber aturan), fasilitator dan motivator. Dengan demikian perubahan orientasi menimbul- kan konsekuensi keterkejutan bahkan kegalauan baik terhadap jajaran Diknas, bahkan meng- hinggapi Pimpinan/Penyeleng- gara Pendidikan Swasta. Memberdayakan swasta Yang paling esensi dari refor- masi kebijakan Mendiknas ada- lah langkah penghapusan (di- awali tingkat SD) EBTANAS dan memberi peluang serta tanggung jawab lebih besar bagi swasta agar mandiri. Di masa lalu buda- ya gengsi dan legalitas dalam bentuk ijazah dan NEM saat ini akan tersingkirkan. Di sisi lain sekolah diberi tanggung jawab besar untuk menyelenggarakan evaluasi belajar (ujian). Peme- rintah cukup memberikan pan- duan, indikator materi kuriku- lum, standar pelayanan mini- mum (SPM) serta penguatan manajemen mutu berbasis sekolah. Kendati demikian kesan ini tidak bisa digeneralisir untuk semua kasus dakwah. Dalam tingkat tertentu masih ada dakwa-dakwa Islam yang sebenarnya sangat menyejukkan. Sebagai contoh, lentera hatinya Nurcho- lish Madjid setiap malam di RCTI adalah satu bentuk dakwa Islam yang menyejukkan sekaligus membang kitkan motivasi beragama yang lebih toleran dan inklusiv. Demikian juga dengan dakwahnya Quraish Shihab sang Mufassir kenamaan Indonesia yang sangat menyejukkan dan dari sisi materi memiliki tingkat validitas yang tinggi. Hanya saja, Cak Nur dan Quraish Shihab bukanlah da'i yang populer seperti kebanyakan da'i lainnya sehingga tidak begitu dikenal ditingkat akar rumput. Pergantian Menteri Pendidikan selalu diikuti perubahan kebijakan, demikianlah anggapan umum yang beredar di masyarakat. Pergantian Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama di era kabinet Gotong Royong saat ini juga menguman- dangkan pembaharuan implementasi kebijakan, pelayanan masyarakat dan pembangunan pendidikan. Sebagai menteri yang memi- liki latar belakang populis, Malik Fadjar, Mendiknas saat ini me- miliki visi dan pandangan jauh ke depan dalam membangun pendidikan bangsa. Konsep pikirnya yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dalam bentuk pendidikan berbasis masyarakat, patut kita sikapi Perguruan swasta langsung bertanggung jawab kepada ma- syarakat dengan kata lain mutu dan nilai sekolah akan berhada- pan langsung dengan opini ma- syarakat. Bila terus melakukan praktek manipulasi nilai atau pembelajaran yang tidak mema- dai akan dihukum masyarakat. Jadi pengelolaan bisnis pendidi- kan harus terkosentrasi ke arah mutu. Bila Perguruan Swasta ingin maju dan tetap diminati masyarakat harus memperkuat potensi perguruannya baik dalam sarana/prasarana, SDM, kegiatan belajar mengajar dan langkah-langkah ekstraku- rikuler lainnya. Berdasarkan realitas, seko- lah/madrasah swasta yang telah membudayakan disiplin dan mutu, ujian sekolah tidak akan menjadi persoalan karena telah menjadi bagian profesionalisme Kepala Sekolah dan guru. Seba- liknya bagi perguruan swasta yang lupa diri, kurang disiplin dan dikelola secara gampangan dipastikan mengalami kesulitan akibat kinerja yang rendah atau menjadikan sekolah sebagai tempat mencari keuntungan belaka. Perubahan memang menim- bulkan keterkejutan terutama bagi jajaran birokrasi (Diknas/ Depag) yang terbiasa bekerja dalam wacana perintah dan lega- litas. Mereka terikat dengan tatanan manajemen yang kaku, serba legal dan tergantung pada anggaran Pemerintah yang ter- batas. Apapun yang ditetapkan Pusat tetaplah dilaksanakan kendati memberatkan masya- rakat. Bagi mereka birokrasi adalah penentu kebijakan se- dangkan masyarakat perguruan swasta hanya objek yang harus mengikuti kebijakan atasan. Akibatnya komersialisasi Ebta- nas, bahkan NEM merajalela dan menjadi kebanggaan semu. Tanpa menutup diri dari kekurangan, penyelenggaraan Ebta SD harus dihadapi dengan kesungguhan dan keberanian. Pimpinan sekolah swasta ditun- tut memberdayakan kapasitas diri agar dapat mengelola baik materi, bentuk dan perakitan Abdul Rasyid Jadi Orang Raih PHD Radiologi kembangan kecanggihan alat-alat radiologi di dunia maka akan terasa jauh bedanya. Namun Rasyid optimis dengan upaya pemerintah meng- atasi ketertinggalan itu. Tentang penyakit sendiri, Rasyid menilai saat ini banyak tanaman tradisional di Indonesia yang bisa dijadikan obat-obatan. "Ada sekitar 22 ribu jenis tanaman obat yang terdaftar di Indonesia namun belum diteliti apakah bermanfaat," ungkap Rasyid. Untuk mencapai keber- hasilan dan marwah sekolah swasta tidak perlu menyesali kekurangannya. Namun harus melihat kedepan melalui kesia- pan yang konkrit untuk meng- optimalkan seluruh sumber dayanya. Bila memang kebijakan Ebtanas (SD) dilaksanakan, Dik- nas perlu memberikan rambu- rambu dan pedoman dalam pelaksanaannya. Namun janganlah berkreasi mengkoordinasi pengadaan materi ujiannya. Bila itu terjadi sama artinya membatasi gerak pemberdayaan sekolah swasta. Dilain sisi akan mengundang kelompok (pengusaha) untuk merebut peluang melalui inter- vensi pengaruh Kepala Dinas kabupaten/kota. Bila demikian, Dia kemudian bertanya, jika seseorang terkena penyakit kuning pada umumnya dia disarankan untuk meminum temu lawak. Padahal belum bisa temu lawak itu, yang mananya bisa menyembuh- kan penyakit kuning. Ebtanas model terkordinasi sama dengan naiknya biaya pen- didikan dan pemasungan krea- tivitas sekolah swasta. Akibatnya swasta terus menerus bersikap ragu. Ekses selanjutnya pengha- pusan Ebtanas (SD) mengarah pada penerimaan siswa baru di SLTP/MTS. Bagi lembaga swas- ta, soal persyaratan tidak mem- bawa pengaruh yang berarti. Namun bagi SLTP/MTS negeri mengakibatkan problema dan dampak yang perlu dikaji. Di masa lalu SLTP Negeri dengan mudah menambah kapasitas daya tampung, walau ditetapkan 6 kelas dapat saja berubah men- jadi 7 atau 8 kelas dengan alasan umum tapi klasik: memblu- daknya animo masyarakat. Padahal batasan NEM diperen- dah. Hal ini mengakibatkan siswa baru swasta menyusut, bahkan yang sudah mendaftar- pun ikut hengkang ke negeri. Untuk memelihara kesera- sian dan perimbangan persai- ngan sebaiknya Diknas kabupa- ten/kota harus membuat batasan tegas dalam menetapkan alokasi siswa baru (daya tampung) bagi SLTP/MTS negeri. Lemahnya peraturan membuka peluang munculnya komersialisasi jaba- tan, walau dengan alasan klise demi rakyat. Pendampingan dan solusi Bagi madrasah swasta yang terorganisir dalam suatu orga- nisasi profesi (contoh Muham- madiyah) pembinaan bagi unit- unit usahanya telah berjalan teratur. Mekanisme pembinaan dalam forum rapat kerja sudah dibudayakan hingga dalam menangani proses Ebta tidaklah sulit karena pembinaan dan pelatihan bagi kepala sekolah telah dilaksanakan. Umumnya sekolah seperti itu telah memiliki panduan baku manajemen ope- rasional sekolah sesuai keten- tuan Pemerintah. pemurnian temu lawak itu seharga Rp600 ribu untuk ukuran 20 gram. Rasyid juga mengungkapkan saat ini Malaysia sedang berusaha melakukan penelitian tentang tanaman kumis kucing. Di pihak lain bagi sekolah swasta yang berdiri sendiri (tung- gal) proses pembinaan, teknis dan administrasi pendidikan sangat tergantung pada Diknas. Karenanya kinerja mereka sangat dipengaruhi oleh kesada- ran Pimpinan Sekolah. Dalam menghadapi Ebta mandiri, bila Ebtanas dihapuskan menim- bulkan kegelisahan karena be- lum biasa melakukan penyeleng- garaan ujian sendiri. Media Mass dengan Aa Gym. Bagian ketiga memuat tentang tulisan-tulisan lepas Aa Gym yang diberi judul, Seni Menata Hati: Tulisan lepas Aa Gym. Bagian keempat, memuat inti dari proyek Manajemen Qalbu Aa Gym yang diberi judul, Cara- cara membersihkan Hati dan yang terakhir (bagian kita sebenarnya. Hati atau qalbu-lah yang membuat Mengapa harus hati? Bagi Aa Gym, hati adalah tempat untuk memahami dan mengendalikan diri kita. Hatilah yang menunjukkan watak dan siap diri lima) memuat pengalama langsung Aa Gym yang disebutnya dengan kalimat, guru saya adalah orang yang tak berdaya. kita mampu berprestasi semata demi Allah SWT. Bila hati kita bersih, bening dan jernih, Insya Al- lah, keseluruhan, diri kita juga akan menempatkan kebersihan dan kejernihan. Hati yang bersih akan menjadi pusat segala aktivitas di bumi ini, ujar Aa Gym (hal 226-227). Kedua, ada kesan seolah-olah dakwa Islam selama ini cenderung monoton tanpa ada variasi dakwa sehingga menimbulkan kebosanan jamaah dalam mendengarkannya. Selama ini dakwah Islam jika menggunakan media televisi, biasanya menempatkan dai sendirian dan berbicara sendiri menghadap kamera. Kesannya dakwa tersebut tidak hidup dan tidak memiliki daya tarik yang kuat. Tampilnya Aa Gym dengan aransemen dakwah yang cukup inovatif membuatnya tampil beda dengan da'i-dai lainnya. Tata panggung Melihat judul-judul bagian buku ini, terkesan sangat kuat bahwa Aa Gym sedang melaksanakan sebuah proyek besar, yaitu proyek "perbaikin diri manusia- manusia Indonesia yang sedang mengalami kegon- cangan, bahkan hampir menuju kehancuran diri. Penyakit-penyakit moral yang melanda manusia Indonesia seperti hujat-menghujat, caci-mencaci, saling bunuh, saling menjarah, menebar fitnah dan kebohongan, adalah penyakit-penyakit yang cepat atau lambat akan menghancurkan diri pribadi, keluarga, masyarakat dan akhirnya bangsa. Secara normatif mengapa hati yang menjadi penentu citra diri, dapat ditemukan dalam berbagai ayat Al Quran dan hadist. Khusus hadist yang sering disebut-sebut oleh Aa Gym adalah hadist Rasul yang berbunyi: Sesungguhnya pada diri manusia itu ada segumpal mudghah (organ) apabila organ ini baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan apa bila organ tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah organ tersebut adalah hati. Ironisnya krisi akhlak bangsa yang berlangsung Aa Gym memiliki efek komunikasi yang kuat, seperti saat ini kondisinya semakin parah bahkan menuju yang dituturkan pakar komunikasi sehingga ia mampu menyedot perhatian jamaah secara penuh. Aa Gym tampil memikat sehingga mata dan telinga yang menyaksikan dakwahnya tertuju kepadanya. Tidak itu saja akal pikiran bahkan hati terpusat kepada sosok da'i yang selalu tampil rapi ini. titik kritis yang ditunjukkan tidak dengan adanya lagi saling percaya antar segmen masyarakat. Rakyat tidak lagi percaya kepada pemimpin (eksekutif, legislatif, yudikatif), umat mulai ragu bahkan hampir tidak lagi percaya kepada ulama karena tidak adanya keteladanan, murid dengan guru dan sebagainya. Tegasnya tidak Menurut Aa Gym ada dua kunci dalam menyeleng- garakan MQ. Pertama, biasakanlah sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan hati dan kedua, senantiasalah berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan diri) dalam bidang apapun (hal 225). Untuk membersihkan hati ada lima yang harus Di masa lalu Diknas belum memberi kesempatan bagi mereka hingga menimbulkan kendala teknis. Bagi sekolah swasta seperti itu Diknas/Depag melalui Kakancam atau sub rayon haruslah berperan sebagai pendamping (pengarah) penyu- sunan materi ujian. Untuk mem- bangkitkan kegairahan dan tanggung jawab, pendampingan tersebut tidak perlu mengambil alih seluruh proses baik pera- kitan, pembiayaan dan proses penggandaannya sehingga pola pendampingan tersebut bersifat Tut Wuri Handayani. Bilamana seluruh proses diatas dilakukan oleh sub rayon sama artinya de- ngan gaya koordinasi sentraslitik sekaligus menutup peluang kemandirian swasta. Ujian seko- lah ghalibnya mendelegasikan kewenangan, menselaraskan tanggung jawab dan mendorong tumbuhnya kapasitas profesional perguruan swasta. Ditanya mengapa memilih Malaysia, Rasyid menyatakan USM sudah diakui sebagai universitas yang t g terbaik di dunia. Selain murah biaya kualitas pendidikannya juga diakui oleh dunia. Dia sendiri merasa sangat bersyukur mampu menjadi yang terbaik diantara 20 mahasiswa yang mengambil gelar yang sama. Sementara Dr Sianipar memuji mantan mahasiswanya itu sebagai mahasiswa yang memiliki bakat dan minat besar dalam bidang kedokteran khususnya radiologi. Sianipar melihat sejak dari mahasiswa dia memiliki kemampuan untuk itu sehingga tanpa ragu-ragu dia mengajak Abdul Rasyid untuk terjun dalam bidang radiologi. Rasyid kemudian pergi ke Bandung menyurati 6 orang pakar temu lawak. Dari jawabannya ditemukan 38 jenis bahan kimia yang ada di jamu temu lawak itu. Akan tetapi para pakar itu ungkap Rasyid tidak tahu bahan mana yang dijadikan obat sakit kuning. Rasyid dalam kesempatan itu mengajak para mahasiswa khususnya bidang kedokteran untuk lebih tekun dalam meneliti dan mengembangkan ilmu kedokteran. Penelitian itu jangan yang sudah diteliti oleh para ahli, namun lebih diarahkan pada penelitian baru sehingga dapat menaikkan mutu dokter Indonesia. Upaya pemerintah untuk mengajak para dokter Indonesia Dari satu hasil penelitian yang dilakukan oleh mencari temuan baru harus diresponsip demi kemajuan dunia kesehatan. para ahli Jerman terungkap jelas jika salah satu Sedangkan Sianipar melihat saat ini para dokter Indonesia lebih mengejar jenis bahan kimia di temu lawak itu yaitu curcumin pangkat saja. Sehingga penelitian pada umumnya hanya untuk syarat berkhasiat untuk pencernaan. Akan tetapi peneliti kepangkatan semata. "Kita itu harus mampu menggali potensi penelitian Jerman sendiri tidak mau menunjukkan secara baru yang dapat mengangkat harkat kesehatan masyarakat," tegas Sianipar. bebas hasil penelitian. Rasyid sendiri mendapatkan M. Zeini Zen Sejalan dengan urusan di atas didasari semangat untuk membangkitkan rasa percaya diri maka penyelenggaraan ujian sekolah secara mandiri langkah nyata menyelesaikan proses belajar mengajar. Sejauh mana mutu dan hasil pendidikan yang dicapai tentu- nya menjadi urusan dan tang- gung jawab swasta. Bila ternyata nilainya lebih rendah atau tidak sebanding dengan kenyataan artinya terjadi manipulasi nilai, maka proses kelanjutannya akan merugikan diri sendiri. Pada jen- jang sekolah lanjutnya sekolah swasta itu akan didaftar hitam sebagai lembaga yang tidak JUMAT, 8 Februari 2002 10 bermutu. Kenyataan pahit itu menjadi salah swasta sendiri, di samping menerbitkan buruk- nya opini dan pada akhirnya masyarakat akan menjauhi sekolah itu. Madrasah swasta ? Dunia madrasah kita meng- alami nasib tragis. Tuntutan masyarakat dalam bentuk peru- bahan kebijakan belum ditang- gapi secara positip. Manajemen pengelolaan ujian/model Cawu terpadu masih berlanjut. Keliha- tan birokrasi Depag kurang akomodatif terhadap perubahan dan jauh dari tuntutan reformasi yang menghendaki jajaran Depag untuk mengevaluasi pola pembinaan pendidikan madra- sah. Arogansi madrasah negeri demikian dominan dan tetap menekan ruang gerak swasta. Langkah kaku itu jelas menutup gagasan dan aspirasi swasta yang ingin diberdayakan dan dipercaya untuk mengatur dirinya sendiri. Model terpadu dan terkordi- nasi menjadi madrasah swasta tetap layaknya sapi perahan yang dilabeli kesan belum poten- sial. Prinsip dituntun untuk jangka sementara tidaklah ber- masalah, namun akan tendesius dan menjadi masalah bila hal itu berjalan terus menerus. Kita patut bertanya bilakah madra- sah swasta diberi kewenangan untuk mendewasakan dirinya? Apakah mereka tidak mampu sekedar menyusun materi ujian (cawu)? Madrasah swasta sebagai salah satu komponen pendidikan nasional tidak boleh menutup diri dari tuntutan perbaikan dan orientasi perubahan. Pihak De- pag seharusnya memulai lang- kah untuk memberdayakan madrasah swasta melalui pem- binaan perangkat madrasah serta lebih mengembangkan potensi dan kemampuannya. ila Depag tetap menilai de- ngan opini sepihak dan meman- dang sebelah mata potensi swasta itu artinya mematikan kreativitas bahkan memasung kegigihan dan kemampuan mereka yang semestinya dido- rong agar lebih mengoptimalkan kinerjanya. Kebijakan institusi kepen- didikan Depag tidaklah harus jalan di tempat dan sebaiknya berjalan seiring dengan Diknas karena keduanya memiliki kesa- maan misi. Bila terkesan berja- lan sendiri berarti mengundang munculnya kecemburuan dan resiko rendah diri bagi jajaran madrasah. Reposisi peran Depag Bagaimana pola kordinasi dan sinergi kebijakan antara Depag-Diknas tentunya menjadi tugas bersama untuk merenca- nakannya. Struktural Depag yang bersifat sentral tidaklah membatasi peran kohesi (keter- kaitan) dengan pembangunan daerah di era Otda. Paling pen- ting membangun paradigma kedepan melalui strategi bersa- ma serta kesamaan visi dalam mencerdaskan bangsa semua potensi baik di bidang pendidi- kan umum dan agama harus memiliki kesamaan persepsi. Kesimpulan Di masa depan Diknas/De- pag hanya berperan sebagai re- gulator, fasilitator dan motivator pembangunan pendidikan. Arogansi birokrasi sebagai agen tunggal pembangunan harus diubah menjadi pembinaan pen- didikan yang akomodatif berpi- hak kepada kepentingan masya- rakat dan menumbuhkan persai- ngan wajar dan sehat antara sekolah/madrasah negeri (yang kaya fasillitas/SDM) dengan perguruan swasta yang terbiasa oleh keterbatasan apalagi di era krisis saat ini. Kebijakan Diknas dan Depag harus berjalan seira- ma dan seiring karena keduanya memiliki kesamaan misi demi kesejahteraan rakyat. Pemerintah dan Perguruan Swasta memiliki peran, dominasi dan tanggung jawab yang sama terhadap keberhasilan misi pen- didikan. Perlu disusun kebijakan sinergis dan saling dukung anta- ra pemerintah-masyarakat serta perguruan swasta dalam konsep Tripartit berbentuk Badan Per- timbangan Pendidikan di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/ kota. Karenanya di setiap wila- yah penyamaan persepsi kebija- kan pendidikan harus diwujud- kan baik ditingkat nasional, regional (propinsi) sampai ke wilayah kabupaten/kota dalam tataran konsep pendidikan nasional yang saling terintegrasi. Ebta adalah proses akhir KBM yang pelaksanaannya dikoordinasikan jajaran sekolah dan konsultasi penyelenggaraan Ebta. Kelemahan itu bukan murni kesalahan swasta, tetapi juga akibat ketidaktepatan pembinaan di masa lalu dengan memposisikan swasta sebagai objek belaka. STAIS Buka Mengunjungi "Rumah Hati" Aa Gym ada lagi kedamaian dan kebahagiaan di dunia ini, karena hati manusia itu sendiri sedang dalam kegoncangan. Agaknya disebabkan dua keistimewaan Aa Gym inilah yang membuat Hernowo dan Muhammad Deden Ridwan editor buku ini bersama penerbit Mizan tertarik untuk menerbitkannya kendati hanya sekumpulan wawancara dan tulisan-tulisan lepas, tepatnya dakwa lisan yang ditaransformasikan menjadi dakwa tulisan. Buku ini terdiri dari lima bagian. Bagian pertama memuat tulisan M. Deden Ridwan (disingkat MDR) yang mencoba untuk memposisikan Aa Gym dan Pesantren Daar Tauhid (disingkat DT) dalam konstelasi dakwa Islam di Indonesia. Dengan judul yang cukup memikat membumikan Islam Bermula dari "Rumah Hati: K. H. Abdullah Gymnastiar dan Fenomena Pesantren Daarut Tauhiid. M.D.R. dapat dikatakan Bagaimana mengatasi masalah yang cukup berhasil memetakan Aa Gym dan DT dengan cara berbahaya ini, Aa Gym menawarkan proyek MQ-, yang cukup baik. Bagian kedua mengulas wawancara nya. Ia mengajak semua umat manusia kembali ke Aa Gym dengan berbagai media massa yang rumah hati. la mengajak kita semua agar memahami dirangkum dalam judul, Hati adalah Raja: Wawancara diri dan kemudian mau serta mampu mengendalikan Berbeda dengan pengamat pada umumnya, Aa Gym melihat akar masalah krisis akhlak bangsa ini bukan karena iklim politik yang tidak kondusif, iklim ekonomi yang sedang gonjang-ganjing, bukan pula karena tidak berdayanya hukum tetapi akar masalahnya berpangkal pada hati. Hati-hati kita anak bangsa ini sedang sakit, seru Aa Gym dalam salah satu ceramahnya. Inilah diagnosa Aa Gym yang selanjutnya ia memberikan terapinya dengan proyek Manajemen Qalbu (MQ). dilakukan. Pertama, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada kesuksesan hakiki yang dapat kita raih di muka bumi ini kecuali dengan ketekunan dan kesungguhan serta tekad yang kuat. Tekad yang kuat dan menyala inilah kunci pertama dalam upaya membersihkan hati. Kedua, kita harus memiliki ilmu mengenai pemahaman atau pengenalan diri kita. Ketiga, kita harus melakukan evaluasi diri oleh diri kita sendiri dan mampu mengendalikan diri. Keempat, memperluas cakupan evaluasi tidak saja oleh diri kita sendiri tetapi meminta bantuan orang lain apakah keluarga, lingkungan untuk selalu mengoreksi diri kita. Kelima, kita harus mau belajar kepada orang lain. (hal 238). diri, dan ini hanya bisa dilakukan ketika kita telah memahami diri sendiri. Kebersihan diri dalam membersihkan hati akan mendorong kita untuk mau terus menerus melakukan perubahan terhadap diri sendiri menjadi lebih baik lagi. Sedangkan manfaat luar biasa dari keinginan kita untuk merubah diri adalah pengaruhnya yang memancar kepada orang lain sehingga orang lainpun terkesan dan termotivasi untuk merubah dirinya sendiri. Sebagai jenis buku "agama populer", buku ini cukup menarik untuk dibaca dan dalam beberapa hal bisa langsung dipraktekkan. Namun sayangnya ada bagian pertama dari buku ini yang langsung oleh editor (Muhammad Deden Ridwan) terkesan terlalu dilebih-lebihkan dan ini pula yang menjadikan kekurangan buku ini karena tidak tampil apa adanya seperti yang diinginkan Aa Gym sendiri. Prorgam Diploma SEKOLAH Tinggi Agama Islam Sumatera (STAIS) Jalan Sambu Medan akan membuka program D-II untuk tahun ajaran 2002. Demikian dikatakan Drs. Ahmad KS selaku Ketua STAIS didampingi Drs.Napiah Pembantu Ketua I dan Drs.Nakum Sujono Pembantu Ketua III di ruang kerjanya Rabu (6/2). Setidaknya kesan berlebih-lebihan itu dapat dilihat dari dua contoh. Pertama, sejuk dan menyentuh. Bahasanya sederhana, populer, praktis, bertenaga, penuh pesona dan penuh gairah-namun tetap berbobot sehinga muda dicerna di kalangan manapun. Untaian kata-kata yang keluar dari bibirnya menggetarkan hati (hal 14). Ungkapan yang cukup indah ini lebih merupakan sebagai promosi Aa Gym, dan bukunya ketimbang menggambarkan sebuah fakta yang sebenarnya. Editor tidak melengkapi pernyataannya dengan fakta yang diangkat dari hasil penelitian minimal survei awal terhadap fenomena Aa Gym. Di samping itu editor lupa bahwa, perjalanan dakwah Aa Gym masih relatif sangat muda. Wajar saja sesuatu yang baru memikat banyak orang. Namun tidak ada yang mampu memberika garansi, jika dakwah Aa Gym akan tetap menarik Menurut Ahmad KS, pembukaan program tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pengajar di lingkungan pendidikan dasar. Terutama bagi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menjadi dasar utama bagi anak untuk mengecap pendidikan. Karena itu, kata dia pihak STAIS selaku pelaksana perguruan tinggi merasa perlu membuka lembaga pendidikan yang dapat meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik. Selain itu, katanya lagi, dengan adanya penambahan program tersebut, diharapkan kalangan pendidik benar-benar sesuai dengan jurusan yang mereka miliki. Bagi mereka yang telah selesai mengikuti jenjang diploma, dapat melanjutkannya ke jenjang S-1 Tarbiyah di kampus tersebut. Ahmad KS berharap, kampus yang telah berdiri sejak tahun 1968 tersebut dapat menjadi sarana pendidikan bagi masyarakat yang ingin menambah pengetahuan. Sisi lainnya sambung dia pentingnya tenaga profesiona- lisme di lingkungan pendidikan terutama guru-guru di lingkungan Sekolah Dasar (SD) serta Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan membantu pengembangan pendidikan kearah yang lebih baik. Pihaknya berharap upaya itu mendapat tanggapan dari kalangan luas. Rencananya program itu akan dibuka secara resmi Maret mendatang. ● Anum dalam waktu yang panjang. Kedua, editor terlalu simplistis dalam mempo- sisikan Aa Gym sebagai mewakili tipikal kekuatan masyarakat madani. Editor menuliskan, hanya saja karakteristik masyarakat madani yang ingin dibangunnya lebih bertumpu pada penajaman fungsi kekuatan reflektif (reflectif force), yaitu memelihara kohesi sosial... (hal 19). Hemat penulis terlalu tergesa-gesa untuk menyebut Aa Gym sebagai tipikal masyarakat madani, walaupun alasan yang digunakan bisa digunakan untuk menjelaskan satu sisi pra syarat masyarakat madani. Namun sisi lain, Aa Gym belum dapat dipandang mewakili tipikal masyarakat madani karena concern dakwahnya yang masih sangat individualistik- partikularistik. Aa Gym baru menyentuh aspek pembinaan diri dan ia belum melangkah untuk 'memperbaiki masyarakat, peradaban, ekonomi, politik dan lain-lain. Aa Gym belum melakukan penguatan terhadap rakyat untuk melawan hege- moni' negara yang sampai saat ini masih sangat kuat. Sedangkan bagi Aa Gym sendiri, kritikan yang perlu diajukan adalah dimana sebenarnya sisi orisinalitasnya. Dari sisi materi, seperti yang pernah diungkap Tempo, dakwah Aa Gym tentang MQ mirip dengan isi buku-buku psikologi populer dalam kategori self help dan how to dan lain-lain. (Tempo, 23 Des 2001). Sebagai contoh lihat tulisannya tentang Membangun Kredibilitas: Kiat Menjadi Orang Terpercaya. Di samping itu aspek syariat tidak mendapat tempat yang cukup banyak dalam dakwahnya. Kemudian yang paling sedikit mengganggu adalah, dakwah Aa Gym tidak memiliki sandaran yang kokoh terhadap khazanah keislaman klasik seperti kitab-kitab tafsir, kita syarah hadist, sirah al- nabawiyah (sejarah) dan sumber-sumber lainnya. Kendati bisa dipahami mengapa Aa Gym tidak terlalu akrab dengan khazanah Islam klasik karena ia seorang Insinyur, namun hal ini tetap perlu diperhatikan Aa Gym. Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini menarik untuk dibaca sekaligus dapat dipraktekkan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, mudah- mudahan kita dapat merasakan manfaatnya. Color Rendition Chart WASPAD Harga MEDAN (Waspa buah segar dan crud penurunan harga ju meskipun pasar teta Harga terendah dan tertinggi menca mendekati Rp3.000/ han nilai dengan ba Demikian dafta Waspada di Medan, Putusan kenaikan h harga Pusat Pemasa Kelapa Sawit Indone Jalan Wiliem Iskan Kenaikan harga menurunnya sejuml CPO. Seperti faktor ke CPO terendah sekin dari Rp2.917/kg men 3,60 dan tertinggi 5,10 kg menjadi Rp1.134/ umur 3 tahun yakni kg, 6 tahun Rp470/ tahun 520/kg dan 10 belum termasuk pa dan kernel.(m47) Pelaku T Penuh JAKARTA (Anta Persaingan Usaha (K para pelakunya yakn dan Deloitte Touche Sebelumnya pad 2) untuk menghadir para pelaku karena m serta meminta penj tersebut. Hadir dalar Deputi Aset Manag pejabat AMI lainnya Indomobil. Pemeriksaan dir makan siang dan S diharapkan akan b Pemeriksaan tah Murman Budijanto, n mungkin setelah dis yang teknis. Pemeril tidak tertutup kemur memuaskan untuk Murman. Tetapi jika pihak Faisal Basri, Pande R Syamsul Ma'arif, Ba Iwantono, sudah me berakhir pada hari pemeriksaan sudah Gaji TKI Di T JAKARTA (Anta (TKI) kini bekerja di kata Direktur Inform di Indonesia, Derek Para TKI terseb tangga, juga bekerja kerja para TKI selalu Derelt, ketika berbinc Berbagai prosedu pemungutan dana ole kerja tiba di tempat, setelah para TKI tiba para majikan yang Sementara, 10.0 bekerja di 1.000 perus sekitar sekitar 500. Taiwan program sedang melatih peng hal produksi serta m dihasilkannya. Seda menduduki peringkat AS, Singapura dan Je AS Januari 2002. Menurut Derek, negara dengan "incom dolar AS pertahun it keamanan, kenaikan angka inflasi, undan berpihak pada karya Daerah. Ekspor P PEKANBARU (A ekspor pasir laut hasil kembali lingkungan "Dalam pertemua ke Singapura dan in Menperindag Rini MS dengan berbagai piha Kamis. Hadir dalam pr Sutarto, Kasal Laksar Riau Saleh Djasit, Dir Sudar SA, serta seju Menurut Rini, se sudah cukup mengkha tegas akan dapat mer dapat menenggelamb Oleh sebab itu, sete meninjau lokasi, per sementara ekspor pasi pasir laut dapat dilal "Batas larangan el jauh pembenahan usaha memang sengaja tida Kini. Dikatakan, salah banyak perijinan yang pusat. Padahal berdas sudah dapat dilimpal Satu hal yang perlu keputusan ini bukan be tapi yang benar adala "Ini berarti kalau penambang pemegang Intinya, kata Rin lingkungan dan jika maka ekspor akan di Menyinggung ijin k Rini menegaskan, de dinyatakan batal dem Kontrak antar swa "force majeure" jika pe bertentangan dengam burne Ha OS CONS PRESIDENT: 13.00-1 P EMPIE