Tipe: Koran
Tanggal: 2002-02-15
Halaman: 10
Konten
4cm WASPADA Wacana Moral Akademik Berakhirnya Monopoli BAN ratkan leher kita kepada gurita yang memang selama ini berusaha melilit sekujur tubuh dunia pendidikan kita. Di samping memang ada juga akreditor asing yang tidak diakui di negerinya. Jadi sama saja membangun kolusi baru yang lebih bergengsi. Kedua, kalau selama ini salah satu kelema- han akreditasi kita adalah seringkali dianggap kurang profesionalnya agreditor nasional (BAN-PT). Hal ini dapat dilihat misalnya, yang mengakreditasi perguruan tinggi agama tetap juga BAN-PT yang tidak mengikutkan ahli agama (khususnya bagian awal program itu), maka boleh jadi di sinipun akan terulang lagi. Sebab akreditor dari perguruan tinggi agama di luar negeri, di Timur Tengah, misal- nya, selain belum seintènsif di Barat, juga belum tentu diminati, Jadi tetap mengulangi kekeliruan dalam penilaian karena disiplin ilmu dan manajemen yang berbeda. Seperti yang diilustrasikan dalam kissah Sufi Nasa- ruddin Khoja, yang mencari kunci yang hilang di pinggir jalan karena diterangi listrik. Padahal kuncinya hilang di rumahnya yang gelap. Oleh Syahrin Harahap Guru Besar IAIN Sumatera Utara S aat ini dunia pendidikan tinggi kita mencatat suatu perbuhan penting. Perubahan itu ditandai dengan ter- bitnya Surat Keputusan Mendiknas No. 004/U/2002 tertanggal 17 Januari 2002, yang menandai tidak adanya lagi kewajiban bagi perguruan tinggi untuk mengakredi- tasikan program studinya, dan bagi perguruan tinggi yang hendak mengakreditasikan program studinya tak harus melalui Badan Akreditasi Nasional (BAN PT) sebagaimana sebelumnya. Di sini perguruan tinggi diberikan kebebasan memilih, akreditasi program studi bisa saja dilakukan oleh badan akreditasi lain, selain BAN-PT. Bahkan lebih dari itu, suatu perguruan tinggi tidak perlu minta izin kepada Ditjen Dikti bila ingin mempercayakan akreditasi program studinya kepada lembaga lain, misalnya dari luar negeri. Perubahan ini tampaknya memerlukan kajian yang serius dari segenap pemerhati pendidikan, dan karena ia akan berimplikasi pada persoalan moral akademik, maka persoalan ini juga perlu dikedepankan dalam wacana ini untuk menganalisis dan memper- lihatkan kekuatan dan kelemahannya. Paling tidak ada tiga kekuatan dari kebija- kan perubahan ini. Pertama, tidak diwajib- kannya melakukan akreditasi program studi akan memberikan dorongan bagi perguruan tinggi untuk melihat persoalan akreditasi sebagai suatu kebutuhan, bukan sebagai keha- rusan. Sebab, akreditasi adalah merupakan bentuk pertanggungjawaban perguruan tinggi kepada publik. Kedua, kebebasan yang diberikan kepada perguruan tinggi untuk mengakreditasikan program studinya, memiliki benang merah dengan sahutan pemerintah mengenai desentra- sasi pendidikan tinggi. Kini perguruan tinggi lebih bebas, mereka, misalnya, bebas mengada- kan seleksi penerimaan mahasiswa baru, serta bebas pula untuk mengajukan / tidak mengaju- kan akreditasi bagi program studinya. Ketiga, Perubahan ini diharapkan dapat menghentikan uniformitas pengelolaan pendidikan tinggi, yang seharusnya tidak perlu terjadi, dan sekaligus menghentikan KKN Kurupsi Kolusi dan Nepotisme) di dunia per- akreditasian kita. Sebab seringkali ditemukan kenyataan bahwa hasil akreditasi bagi suatu program studi yang kurang berkualitas ternyata lebih tinggi dari nilai program studi yang lebih berkualitas, dan bahkan pembina-nya, ya masih cara-cara kerja lama yang sesungguhnya tidak sejalan dengan semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Di samping kekuatan itu tampaknya kita juga tidak dapat menutup mata terhadap berbagai kelemahan yang ada. Pertama, dengan memberi kebebasan kepada perguruan tinggi untuk mengakreditasikan program studinya, misalnya kepada lembaga-lembaga di laur negeri, maka boleh jadisecara tidak langsungkita sedang memulai era baru bagi neo kolonialisme bidang pendidikan, menje- NEC membantu calon mahasiswa yang meren- canakan belajar di Belanda untuk: mendapatkan informasi umum tentang sistem pendidikan di Belanda, memilih sekolah yang sesuai dengan bidang studi yang direncanakan, memperoleh informasi tentang persyaratan yang diperlukan serta biaya-biaya yang dibutuhkan, membantu pendaftaran ke sekolah, dan memberikan informasi yang berhubungan tentang keberang- katan ke Belanda, informasi ini diberikan secara cuma-cuma. b. Penyaluran bea siswa Program Beasiswa "STUDY IN THE NETH- ERLANDS (STUNED)" mulai sejak April 2000, yang merupakan program kerjasama bila-teral antara pemerintah Indonesia dan Belanda. Kesempatan Dapat Beasiswa Ke Belanda Netherlands Education Centre (NEC) adalah lembaga nirlaba yang ditunjuk oleh pemerintah Belanda sebagai perwakilan resmi dari institusi pendidikan tinggi Belanda untuk Indonesia. beasiswa STUNED memberikan prioritas kepada pelamar dari luar Jawa dan wanita yang memenuhi persyaratan. Pada tahun 2001 dari 376 pelamar (221 bera- sal dari Jawa dan 151 dari luar Jawa), 143 orang berhasil memperoleh beasiswa STUNED dimana 34% di antaranya adalah wanita. Penerima beasiswa dari luar Jawa 30 orang (21%). Negeri Belanda menjadi alternatif belajar di luar negeri mengingat telah dibukanya lebih dari 600 program pendidikan international dengan menggunakan Bahasa Inggeris sebagai Bahasa Pengantar. Di samping itu subsidi dari pemerintah Belanda membuat biaya kulilah di Belanda sangat kompetitif, mulai dari US$1.200-US$3.000 per tahun untuk program S1 dan untuk program pasca sarna US#1.500-US$ 19.000. Di samping itu biaya hidup yang relatif rendah US$ 600/bulan, mem- buat belajar di Belanda menjadi lebih menarik. Adapun kegiatan NEC di Indonesia meliputi: a. Konsultasi pendidikan Beasiswa STUNED 2002 dibuka mulai sekarang dan ditutup pada tanggal 25 April 2002. Formulir pendaftaran dapat diperoleh melalui website:ww.nec.or.id. c. Kerjasama Luar Negeri NEC membantu dalam proyek-proyek untuk meningkatkan mutu pendidikan dan bidang keahlian di Indonesia. Proyek-proyek tersebut merupakan proyek 'government to government' di mana dana yang didapatkan merupakan pinjaman dari luar negeri, seperti: Asian Devel- opment Bank, World Bank, dll. Proyek-proyek tersebut antara lain Engineering Education Development Project (EEDP) dan Technologi- cal and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP). Diskusi yang diikuti 30 peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa itu menam- pilkan dua pemakalah (doktor muda), dosen IAIN Sumatera Utara yaitu Dr Hasan Asy'ari Nasution, MA dengan judul "Islam Liberal dan Prospeknya di Indonesia", dan Dr H. Ilhamuddin Nasution, MA dengan judul "Teologi Liberal & Pemberdayaan Masyarakat". Menurut Hasan Asy'ari, Islam liberal memiliki prospek yang baik di Indonesia karena ditinjau dari banyaknya pemikir Islam bebas, lembaga-lembaga pendidikan dan media massa yang memberi kesempatan atau dukungan untuk itu. Ketiga, dengan munculnya agreditor yang beragam, maka akan melahirkan mazhab- mazhab pendidikan yang beragam pula. Jika ini terjadi maka akan memunculkan primor- dial rasikal baru, seperti mazhab Eropa, maz- hab Amerika, mazham Timur Tengah, mazhab Asia Tenggara, dan sebagainya. Jika ini semakin menebal, boleh jadi akan memuncul- kan kompetisi yang tidak sehat di dunia pendi- dikan kita. Pengalaman bangsa kita tam- paknya poptensial untuk itu. Jadi persoalannya kembali terpulang tidak semata-mata pada soal penyelenggaraan akreditasi, kredibilitas, atau karena terlalu monopoli BAN-PT, melainkan juga karena persoalan moral akademik penyelenggara perguruan tinggi kita, penyelenggara akreditasi kita; mentalnya, kesungguhannya, kejujuran- nya, dan sebagainya. Seiring dengan itu, Ilhamuddin menge- mukakan, dalam teologi Islam ditemukan pendapat rasional dan itulah sebenarnya ciri dari Islam liberal. Jika jalan pikiran ini dapat diterima, maka meskipun kini tak lagi menjadi kewajiban namun akreditasi sangat diperlukan oleh setiap perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus bersaing supaya diakui masyarakat. Di samping itu amat diperlukan adanya seleksi bagi badan akreditasi asing yang akan ikut menjadi akreditor program studi di tanah air. Sebab, bukan tidak mungkin ada akreditor asing yang justru tidak diakui di negaranya sendiri. Akan tetapi jika tetap Depdiknas yang akan menyeleksi, maka kewaspadaan terhadap KKN yang bersifat global tetaplah menjadi keniscayaan Ketua Forum IAIN Society for Islamic Thought and Philogophy, Prof Dr H. Syahrin Begitulah, meskipun tidak ada kewajiban perguruan tinggi untuk mengakreditasikan program studinya, tapi akreditasi bagi sebuah perguruan tinggi tetap diperlukan. Sebab, itu merupakan bentuk pertanggungjawaban perguruan tinggi kepada masyarakat. Seabagai konsekuensi dari tanggung jawab itu, maka pengelola pendidikan di negeri ini jangan sampai menjadi generasi pertama yang membangun neo kolonialisme pendidikan bagi negeri ini. Untuk itu moral akademik memang menjadi semakin penting, bukan hanya diwa- canakan tetapi juga menjadi sikap dan prinsip kita semua. Wa Allbhu Alamu bi al-Shawbb. Program beasiswa STUNED adalah beasiswa penuh untuk pendidikan pascasarjana yang meliputi biaya hidup, biaya kuliah, asuransi kesehatan, buku-buku dan biaya akomodasi serta untuk biaya perjalanan ke Belanda p.p. Program beasiswa STUNED bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan baru kepada para profesional yang bekerja baik di pemerintahan, pendidikan tinggi, lembaga swa- daya masyarakat ataupun dari sektor swasta. Wartawan yang berminat untuk mengikuti program ini akan diberikan prioritas. Dengan ilmu pengetahuan serta kemampuan teknologi yang diperoleh diharapkan mereka dapat mene- rapkan serta meningkatkan kinerja lembaganya maupun pembangunan negara Indonesia pada umumnya. Dalam rangka pemerataan, program Islam Liberal Didiskusikan Di IAIN Forum Pengkajian Pemikiran Islam Dan Filsafat IAIN Sumatera Utara mendiskusikan Wacana Islam Liberal di Kampus I Jl. Sutomo Medan Sabtu (9/2). Dalam EEDP, NEC membantu karyasiswa untuk memperoleh informasi program studi, pendaftaran dan proses keberangkatan ke universitas di Belanda untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di bidang keteknikan. PENDIDIKAN JUMAT, 15 Februari 2002 10 Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Sumut bah kecil dana yang disediakan, bertambah rendah pula kualitas pendidikan yang dicapai. rapkan untuk dunia pendidikan. Tidak akan ada yang dapat diper- buat, apalagi diubah, apabaila dana pendidikan terlalu kecil. Umpamanya, gaji pengelola pen- didikan tentu akan tersendat- sendat pembayarannya dan pembangunan sekolah pun tidak akan berjalan lancar. Oleh kare- na itu, apalah yang dapat diharapkan dari keadaan yang seperti ini. Jawabnya sudah jelas, tidak ada apa-apa. Pendidikan di daerah kabupaten/kotamadya seakan-akan "berjalan di tem- pat", "tidak ada kemajuan", bah kan bertambah lama bertambah memperihatinkan. Jangankan mengharapkan kemajuan di bidang pendidikan ini, bahkan bertambah lama pendidikan itu bertambah hancur. Jadi, tidaklah mengheran- kan apabila sekolah-sekolah di daerah terpencil berbeda kua- litasnya dengan sekolah-sekolah di daerah perkotaan. Penyebab utama hal itu terjadi karena biaya pendidikan untuk sekolah- sekolah di perkotaan lebih besar dibandingkan dengan biaya pendidikan di daerah terpencil tersebut. Bahkan ada pula "se- kolah-sekolah favorit" di antara begitu banyak sekolah yang ada di perkotaan. Satu sekolah diang- gap sebagai "sekolah favorit" kalau gurunya berkualitas, fasilitas pendidikannya mencukupi, dan pendidikannya bersistem dengan teratur. Sudah tentulah, pengelolaan sekolah sekolah seperti ini memerlukan biaya yang sangat besar. Untuk itu, tidak sembarangan anak didik yang dapat diterima belajar di sekolah-sekolah seperti ini. L Kasubbag Humas IAIN SU Drs Darus Amin mengemukakan, diskusi Forum Pengkajian Pemikiran Islam dan Filsafat itu akan diadakan sekali sebulan. (m13) Oleh Prof. H. Ahmad Samin Siregar Guru Besar Fak. Sastra USU dan STIKP Medan Pendidikan adalah suaha untuk membentuk manusia menjadi cerdas. Tanpa pendidikan manusia tidak akan mungkin mengenal seluk-beluk ilmu. Manusia akan menjadi statis dan tidak akan mengenal perkembangan dan perubahan. Oleh kare- na itu, jika negara Republik Indonesia ini ingin men- jadi negara yang maju dan sejahtera, mau tidak mau sistem pendidikan harus terlebih dahulu dibenahi. Pembenahan sistem pendidi- kan itu harus dilakukan dengan didasarkan pada nilai-nilai ketulusan dan kejujuran. Dunia pendidikan tentunya akan dapat membentuk anak didiknya men- jadi manusia-manusia yang ber- moral/berakhlak tinggi kalau didasari dengan nilai-nilai ketu- lusan dan kejujuran tersebut. Pendidikan itu ada yang informal dan ada yang formal. Pendidikan informal mungkin diperoleh dari lingkungan, dari pengalaman hidup, atau dari keluarga. Sedangkan pendidikan formal diperoleh dari sekolah mulai dari tingkat terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan tingkat tertinggi (per- guruan tinggi). Kedua macam pendidikan ini saling berkait dan pengaruh-mempengaruhi. Ke- berhasilan pendidikan, termasuk karena peningkatan kualitas pendidikan, tercapai karena di antara kedua macam pendidikan itu (informal dan formal) saling mendukung dan saling berhu- bungan dengan erat. Kualitas pendidikan di Su- matera Utara sekarang ini se- dang berada dalam taraf yang sangat memprihatinkan, bahkan ada yang mengatakan berada dalam taraf terpuruk. Untuk itu, instansi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan di Suma- tara Utara (dalam hal ini Dinas Pendidikan) perlu mengantisi- pasi permasalahan ini dan de- ngan segera pula dapat mengam- bil langkah-langkah pembena- han agar kualitas pendidikan di Sumatera Utara dapat diper- baiki lalu ditingkatkan. Lang- kah-langkah pembenahan ini hanya dapat dilakukan apabila diketahui tentang masalah peningkatan kualitas pendidikan itu. Sebenarnya, masalah pe- ningkatan kualitas pendidikan di Sumatera Utara menyangkut empat hal yaitu: 1. Peningkatan dana pendidikan; 2. fasilitas pendidikan yang memadai; 3. kebijakan dan peraturan yang mendukung; 4. peningkatan mutu guru. Keempat masalah inilah yang perlu dengan segera dibenahi, dan akan dibicarakan J Proyek TPSDP berlangsung dari tahun 2001 sampai 2006 yang melibatkan seluruh universitas di Indonesia. Dalam proyek ini, NEC membantu dalam memberikan informasi tentang program studi dan kursus singkat yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing universitas di Indo- Agro Lestari (AAL) untuk tahun nesia. NEC akan mencarikan sekolah bagi para ajaran 2001-2002 yang dilak- dosen yang ingin melanjutkan studi ke jenjang sanakan di gedung Sekolah yang lebih tinggi dan kursus singkat untuk Dasar Negri (SDN) 101876 jalan meningkatkan keahlian para pengajar tersebut. Ibnu Khatab Desa Tanjung Diharapkan dengan meningkatnya mutu Morawa B kecamatan Tanjung- pendidikan dan keahlian para pengajar, makin meningkat pula mutu pendidikan para lulusan dari universitas-universitas di Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Netherlands Education Centre Gedung Citra Graha Room 705 Jl. Gatot Subroto 35, Jakarta 12950 Tel: 6221 5200453; Fax: 6221 5200457 E-mail: general@nec.or.id www.nec.or.id satu per satu berikut ini, seandai- nya dunia pendidikan di Su- matera Utara ingi ditingkatkan kualitasnya. Peningkatan dana pendidikan Masalah peningkatan dana pendidikan menyangkut kebija- kan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di dalam era otonomi daerah seperti seka- rang ini masalah dana pendidi- kan merupakan masalah yang meminta perhatian serius dari semua pihak. Pendidikan adalah salah satu dari berbagai bidang yang diotonomikan. Oleh karena itu, maju mundurnya pendidikan di suatu daerah merupakan tang- gungjawab pemerintah daerah kabupaten/kotamadya. Dalam hal ini, pemerintah daerah pro- vinsi, termasuk aparatnya se- perti Dinas Pendidikan, hanya- lah merupakan wakil pemerin- tah pusat. Untuk itu, peranan peme- rintah daerah kabupaten/kota- madya sangat menentukan. Masalahnya selalu berpulang ke daerah itu sendiri karena ada "daerah yang kaya" dan ada "dae- rah yang miskin" sumber daya alamnya untuk pemasukan keuangan di dalam membiayai pembangunan di daerah terse- but, termasuk pembangunan dunia pendidikan. morawa, jumat (8/2) lalu. Penyerahan bea siswa kepa- da para pelajar yang diberikan PT. AAL diwakilkan kepada Kepala Desa Tanjungmorawa B, M. Razali yang disaksikan kepala sekolah, guru-guru dan dihadiri para orang tua pelajar masing- masing yang menerima bea siswa. Akibatnya, di antara peme- rintah daerah kabupaten/kota- madya di Sumatera Utara ini satu dengan yang lain, dana pen- didikannya tidak sama besarnya. Masing-masing daerah kabu- paten/kotamadya mempunyai kebijakan sendiri-sendiri. Disini- lah nantinya peranan bupati/ walikota terlihat apakah mereka mencintai dan peduli dengan dunia pendidikan atau tidak. Un- tuk itulah, dana pendidikan da- lam anggaran belanja dan penda- patan daerah kabupaten/kota- madya itu perlu diperjelas dan diperbesar agar usaha untuk mencerdaskan bangsa dapat terwujud. Waspada/Aji Wahyudi Pelajar SD Neg. 101876 saat menerima bea siswa dari PT. AAL yang diwakili Kepala Desa Tanjungmorawa B, M. Rzali di gedung sekolah tersebut Jalan Ibnu Khatab Desa Tanjungmorawa B Kecamatan Tanjungmorawa. Pelajar Di Tanjungmorawa Menerima Bea Siswa Dana pendidikan yang tidak memadai dan kecil, apalagi ter- lalu kecil, tidak akan mengha- silkan seperti apa yang diha- SEJUMLAH pelajar ber, setelah pada waktu sebelumnya prestasi tetapi dari keluarga juga memberikan bantuan kepa- yang kurang mampu di Keca- da para pelajar berprestasi dan matan Tanjungmorawa mene- dari keluarga yang kurang rima bea siswa dari PT. Astra mampu. Nilai nominal bantuan bea siswa yang diberikan kepada pelajar masing-masing adalah untuk siswa SD diberikan Rp. 10.000,- perbulan, siswa SLTP diberikan Rp. 15.000,- perbulan, siswa SLTA diberikan Rp. 20.000,- perbulan dan maha-sis- wa Rp. 100.000,- perbulan. Tingkatkan Prestasi Sementara ditempat terpi- sah, Wakil Kepala Madrasah Aliyah Negri (MAN) Tanjung- morawa, Dandan Irawani Lubis SAg menjelaskan pemberian bea siswa kepada para pelajar ber- prestasi dapat memicu sema- ngat belajar para siswa dalam menimbah ilmu pendidikan di sekolah. SU Bea siswa diberikan kepada masing-masing pelajar yang terdiri dari 18 siswa SD, 6 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Per- tama (SLTP), 2 siswa Sekolah. Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Harahap, MA mengemukakan, umat Islam dan 1 orang mahasiswa. Khusus tidak perlu khawatir dengan adanya wacana di SD Negri 101876 ada 6 siswa Islam liberal tersebut karena sarjana barat yang berprestasi dan dari keluar- dalam hal ini sifatnya hanya memberikan ga yang kurang mampu mene- formulasi sesuai dengan metodologi yang rima bea siswa tersebut. mereka kuasai. Dan ini, katanya, merupakan peluang yang sangat baik bagi para pelajar untuk berlomba- lomba dalam mencapai prestasi belajar di sekolah. Selain itu, juga dapat membantu para pelajar yang pandai tetapi keluarganya kurang mampu untuk mem- biayai sekolah. Dalam kesempatan itu M. Razali mengatakan bea siswa Sementara pemikir-pemikir Islam liberal yang diberikan PT. AAL kepada itu adalah guru-guru dan ulama-ulama kita para pelajar berprestasi dan dari yang berfikir mendalam, rasional dan bebas. keluarga yang kurang mampu "Hendaknya bea siswa ini te- rus diberikan kepada para pela- Sebagai penerus, kita sangat perlu melanjutkan ini dapat membantu pelajar ter- jar yang berprestasi untuk me- apa yang mereka lakukan. sebut untuk mencapai cita-cita- nya serta ikut serta menjalankan program pemerintah yaitu men- cerdaskan kehidupan bangsa. wujudkan program pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang nanti hasilnya akan kita rasakan bersama-sama," tegas Dandan. Rektor IAIN SU Prof Dr H.M. Yasir Nasu- tion diwakili Pembantu Rektor II Dr H.Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA dalam sambutannya pada acara diskusi itu mengemukakan, diskusi seperti ini sangat penting dilaksanakan, terlebih lagi IAIN SU telah memasuki paradigma baru sebagai masyarakat profesionalisme. Diskusi ini merupakan bagian penting dari paradigma "Diharapkan dengan adanya bantuan bea siswa seperti ini, tidak ada lagi pelajar berprestasi dari keluarga yang kurang mampu untuk tidak melanjut- kan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi lagi karena ketiadaan biaya," tegasnya. Bantuan bea siswa yang di- berikan PT. AAL kepada pelajar di Tanjungmorawa adalah me- rupakan bantuan yang kedua, baru tersebut. Dalam konteks pemberda- Dandan: Bea Siswa Memicu Semangat Belajar yaan SDM, pers perlu dike- depankan seiring dengan semangat reformasi. Ini patut dijadikan kajian lebih intens pada akhir-akhir ini. Karena Dia mengharapkan agar pemerintah dan pengusaha serta masyarakat yang mampu dapat terus memberikan bea siswa Pendidikan yang diharapkan dapat mencerdaskan bangsa akhirnya hanya mendidik anak- anak seadanya saja. Semua ser- ba kurang. Akibatnya adalah disiplin kurang, moral hilang, etika tidak terjaga, dan ilmu rendah. Hal yang seperti ini tidak boleh terjadi kalau masa depan bangsa Indonesia tidak mau hancur karena kehancuran dunia pendidikan tersebut. Jadi, mustahil rasanya un- tuk meningkatkan kualitas dunia pendidikan di satu daerah kabupaten/kotamadya yang dana pendidikannya tidak me- madai atau terlalu kecil. Masa- lahnya adalah apakah pemerin- tah daerah kabupaten/kotamad- ya sadar akan hal ini? Kalau jawabannya ya, tentulah dunia pendidikan di daerah kabupaten/ kotamadya tersebut akan segera dibenahi untuk mencapai ke arah peningkatan kualitas. Namun apabila jawabannya tidak, pembangunan umumnya di daerah itu tentunya akan banyak mendapat hambatan karena sumber daya manusia di daerah kabupaten/kotamadya itu sangat kurang dan tidak mencukupi. kepada pelajar yang berprestasi, khususnya kepada pelajar berprestasi dari keluarga yang tidak mampu supaya dapat terus bersekolah dan dapat mencapai cita-cita yang diinginkannya. Aji Wahyudi Dalam memaknai peran pers sehubungan dengan Hari Pers Nasional yang diperingati 9 Februari 2001 ini, kiranya patut kita berdayakan potensi mahasiswa untuk bisa mem- persiapkan dirinya dalam rang- kat pemberdayaan SDM. Kare- na SDM sepanjang sejarah akan menduduki nilai yang sangat strategis. Apalagi bang- sa Indonesia yang jumlah penduduknya sudah mencapai 200 juta jiwa lebih. Oleh Kusmin, S.Pd Mahasiswa Pascasarjana (AP-Reguler) UNIMED memang yang muncul ke permukaan berikutnya adalah upaya mengobok-obok pers dan reformasi dengan segala kekuatan dan kekuasaan yang ada pada salah satu elemen penguasa. Pers dikerdilkan hanya untuk kemenangan sesaat (lagi sesat). Pada umumnya, "sekolah- sekolah favorit" inilah yang men- jadi pilihan utama orang-orang berpunya karena merekalah yang sanggup sekolah di sana. Masalah ini perlu rasanya di- tanggulangi sehingga kesenja- ngan kualitas di antara satu sekolah dengan sekolah yang lain tidak terlalu jauh, baik di antara sekolah yang ada di daerah ter- pencil dengan sekolah di perko- taan, maupun di antara sesama sekolah yang ada di perkotaan tersebut. Pers harus tetap mampu berpijakan pada koridor pem- belaan terhadap kaum yang lemah. Artinya, pers harus berkecenderungan pada ke- mampuan untuk berdiri pada zona netral. Dengan berdiri pada zona netral, pers mampu melihat suatu persoalan dengan jernih dan dengan na- luri yang humanis. Tanpa itu pers hanya dijadikan alat propaganda bagi pihak yang ingin mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya saja. Sejalan dengan itu ma- hasiswa sebagai aktor inte- lektual muda sudah selayak- nya mampu menjadikan pers sebagai alat bantu bagi men- capai tujuan bersama. Untuk itu perlu memba-ngun bangsa di tengah keterseok-seokan atas nama reformasi. Yang realitasnya hari ini reformasi membuat semua urusan me- Untuk itu, pemerintah daerah kabupaten/kotamadya harus peduli dengan dana pendi- dikan di daerah mereka masing- masing. Dorongan untuk itu baik juga disampaikan dan datang dari Dinas Pendidikan Sumatera Utara untuk para Bupati/Wali- kota di lingkungan Provinsi Sumatera Utara. njadi sangat sulit; paling tidak ini bersemayam di benak seba- gian kecil masyarakat Indo- nesia yang tengah sengsara dilanda amuk dan angkara murkan dengan mengatasna- makan reformasi. Fasilitas pendidikan yang memadai Masalah fasilitas pendidikan di daerah kabupaten/kotamadya yang muncul adalah fasilitas pendidikan yang terasa sangat kurang, bahkan terkadang sa- ngat memprihatinkan. Fasilitas pendidikan itu dapat berupa pra- sarana maupun berupa sarana. Padahal kualitas pendidikan di satu daerah kabupaten/kota- madya banyak ditentukan oleh fasilitas pendidikan ini. Kualitas pendidikan tidak mungkin dapat meningkat apabila gedung belajar tidak nyaman, gedung perkantoran tidak memadai, peralatan belajar kurang layak, serta laboratorium dan buku pelajaran yang tidak lengkap. Pendidikan yang berkualitas mahal dan memerlukan dana yang besar. Mahalnya dana pen- didikan itu terjadi karena biaya yang diperlukan untuk menge- lola pendidikan ini, yaitu seko- lah-sekolah, sangat besar. Dana yang besar itu menyangkut, umpamanya, kesejahteraan guru dan kelengkapan fasilitas pen- didikan yang diperlukan. Ber- tambah besar gaji/kesejahteraan guru, sudah tentu bertambah be- sar pula tanggungjawab moral- nya terhadap tugasnya menga- jar. Bertambah besar dana diper- gunakan untuk membangun dan menyediakan fasilitas sekolah, bertambah banyak pula ilmu yang diserap dan diperoleh anak didik. Oleh karena itu, ber-tam- Semuanya ini membuat sua- sana pendidikan tidak mendu- kung dan sudah tentu kualitas Peran Pers Mahasiswa Reformasi yang bengkok Secara jujur harus diakui bahwa reformasi yang konon Dalam Reformasi curkan kekuatan bangsa dan negara ini. katanya sebagai agenda pem- bebasan-telah membang- kitkan luka lama masyarakat. Ini dapat dilihat dalam feno- mena sosial yang dengan jelas menjadi sebuah narasi kenes- tapaan yang memilukan. Re- formasi tidak mendatangkan keberartian dalam hubungan humanisme. Gejala ini lebih kentara dengan pola destrukti- vikasi yang menjadi tontonan keseharian yang memuakkan. Luka masyarakat tidak tero- bati malah semakin dalam luka itu terkoyak. Reformasi dimaknai oleh pribadi atau golongan sebagai agenda untuk merebut kekua- saan dan kekuatan demi se- buah legitimasi yang korup. Hendaknya image seperti ini tidak bersemayam dibenak masyarkat Indonesia. Tetapi image seseorang tidak dapat dipaksakan untuk memahami sebuah fenomena yang ber- kembang. Sehingga yang tam- pak ke permukaan memang amat menyengsarakan. pendidikan juga sangat rendah. Akibatnya, anak didik juga turut merasakannya. Ilmu yang me- reka terima hanyalah seadanya saja, tidak banyak yang diha- rapkan dari mereka. Sudah tentu tidaklah mengherankan apabila ukuran evaluasi melalui Nilai Ebtanas Murni (NEM) anak di- dik ini menjadi rendah dari ta- hun ke tahun. Jelaslah asumsi masyara- kat akan ketidakberesan reformasi menjadi sebuah pil pahit yang harus ditelan. Ka- rena itu, reformasi perlu diken- dalikan dengan oprimalisasi perangkat kemasyarakatan bangsa ini. Karena persoalan bangsa ini memang tidak mungkin bisa terselesaikan dengan seseorang; apalagi hanya dengan mengandalkan empat orang tokoh. Muskil itu terjadi dengan mudah. Karena itu elemen masyarakat seperti pers harus mengambil peran dan fungsi yang signifikan. Umumnya, NEM anak didik Sekolah Dasar (SD) di Sumatera Utara pada tahun ajaran 2002/ 2001 rata-rata berada di antara 6,10-5,00. Hal yang seperti inilah yang terjadi di dalam dunia pendidikan di Sumatera Utara umumnya dan di kabupaten/ kotamadya di wilayah Sumatera Utara khususnya. Tentu saja kehadiran pers ini hanya untuk mencari jalan keluar bagi bangsa ini; bukan malah merusak tatanan ma- syarakat yang telah ada selama ini. Sebagai pilar demokrasi keempat-setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif-pers harus mampu membangkitkan partisipasi masyarakat menuju wacana yang demokratis. pers adalah demokrasi yang Demokratisasi yang dibangun mencoba menuai pluralisme sebagai sebuah produk pem- bangunan yang konstruktif. Karena pluralistik yang ada bukanlah untuk meng-han- Keadaan ini harus segera diperbaiki agar kualitas pendi- dikan tidak bertambah mempri- hatinkan semua pihak. Memang, NEM itu hanyalah salah satu indikator dari kualitas pendi- dikan yang ada di suatu daerah walaupun masih ada indikator lainnya yang menentukan kualitas pendidikan itu. Namun, indikasi ini menjunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Sumatera Utara berada dalam taraf yang rendah. Fasilitas pendidikan yang menyangkut prasarana pendi- dikan di daerah tertentu di wila- yah Sumatera Utara menunjuk- kan bahwa dunia pendidikan belum dikelola dengan serius. Hal ini tampak di pedalaman Nias, umpamanya, masih ada anak didik yang belajar di tempat yang tidak memadai. Gedung belajar yang memprihatinkan serta bangku dan meja boleh dikatakan tidak ada. Terkadang ada gedung sekolah, tetapi lan- tainya dan dindingnya tidak layak lagi sebagai gedung seko- lah. Semuanya ini biasanya ter- jadi karena gedung yang sudah didirikan tidak dirawat dengan baik. Masalah yang selalu mun- cul di sini adalah biaya pera- watan yang tidak mencukupi, bahkan terkadang sama sekali memang tidak ada. Kemudian ada pula gedung sekolah yang baru dibangun, tetapi dindingnya sudah retak-retak, atapnya su- dah pecah, dan pintunya banyak yang copot. Begitu juga dengan bangku dan meja belajar di dalam ruangan sekolah, boleh dikatakan tidak sesuai seperti apa yang seharusnya. Setiap meja seharusnya diisi dua orang anak didik, tetapi terkadang dijejalkan menjadi empat atau lima orang anak didik. Kekurangan prasarana ini juga menyangkut masalah perkantoran yang terkadang tidak mencukupi. Ada sekolah yang ruang perkantorannya hanyalah satu. Di sanalah masa- lah administrasi dan raung guru dipakai. Akibatnya, masalah administrasi dan manajemen di sekolah itu menjadi 'amburadul'. Masalah lainnya yang mun- cul adalah boleh dikatakan tidak adanya perpustakaan dan labo- ratorium sekolah di daerah kabupaten/kotamadya tertentu. Prasarana perpustakaan sebe- narnya merupakan urat nadi pendidikan. Namun, berapa banyaklah sekolah yang sudah memiliki perpustakaan dengan ruang bacanya. Mungkin masih dapat dihitung dengan jari ta- ngan apalagi kalau sekolah itu berada di luar kota atau di tem- pat terpencil. Begitu juga dengan ruangan laboratorium yang ham- pir, kalau tidak mau dikatakan sama sekali, tidak ada. Sudah tentu sekolah yang minim prasa- rana seperti ini sulit sekali untuk dituntut, apalagi ditingkatkan, kualitas pendidikan yang mereka laksanakan. Fasilitas pendidikan berupa sarana pendidikan juga memper- lihatkan masalah yang mempri- hatinkan pula. Sarana pendi- dikan berupa alat laboratorium, buku dan alat peraga boleh dika- takan hampir tidak ada di berbagai sekolah. Umumnya, sekolah-sekolah tidak mempu- nyai alat-alat laboratorium. Kalaupun beberapa sekolah mempunyai alat-alat laborato- rium, keadaannya sangat seder- hana serta boleh dikatakan ku- ranglah layak sebagai alat pendi- dikan. Buku untuk perpusta- kaan juga tidak memadai. Ada buku-buku lama yang sudah tertinggal zaman dan jumlahnya pun sangat minim. Biaya untuk membeli buku memang boleh dikatakan tidak ada. Kalaupun ada sangat kecil dan tidak men- cukupi. Di samping itu, alat peraga untuk sekolah pun boleh dikata- kan tidak ada. Seandainya pun ada, alat peraganya sangat sederhana dan 'menyedihkan'. Semua gambaran ini meru- pakan kenyataan dan keadaan yang terjadi di sekolah-sekolah umumnya di Sumatera Utara, terutama di tempat-tempat yang terpencil dan jauh dari perko- taan. Sudah tentu, tanggung- jawab untuk memperbaiki masa- lah ini semuanya berada di tangan semua pihak/orang yang terlibat dengan dunia pendidi- kan, terutama di tangan instansi yang jelas-jelas terkait dengan dunia pendidikan yaitu Dinas Pendidikan Sumatera Utara dan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kotamadya serta termasuk juga tanggungjawab masyarakat Sumatera Utara umumnya. (Bersambung) Mengedepankan pes maha- siswa harus diiringi dengan kualitas insan pers yang mum- puni. Ini patut dijadikan fon- dasi yang kokoh agar pers itu menjalankan misi dan visi Sungguhpun demikian, bukan institusi yang menaunginya. berarti pers mahasiswa harus berada di bawah komando yang memerkosa kebebasan pers. Pers mahasiswa selayaknya tampil sebagai bagian integral kampus yang otonom. Tanpa otonomi, pers mahasiswa tidak Mengedepankan bisa menjadikan dirinya seba- pers mahasiswa gai pilar demokrasi di kampus. Kehadiran pers mahasiswa Posisi seperti ini hanya akan harus tetap dimaknai sebagai mengerdilkan naluri pers pada sebuah elemen bangsa yang lingkungan akademik. Diper- peduli akan nasib masyarakat lukan profesionalitas sekaligus yang demokratis. Pers maha- keberanian untuk bisa berbuat siswa harus mempunyai for- dalam memberdayakan ma- member-dayakan masyarakat mat tersendiri dalam rangka syarakat. kampus (maupun masyarakat luar kampus). Kepedulian yang eksis terhadap persoalan-per- soalan masyarakat terutama bangsa dan negara-akan menjadi perekat yang kuat bagi kemembumian pers maha- siswa. Kepedulian mahasiswa dalam mengemas isu-isu sosial kemasyarakatan menjadi se- buah wacana yang apik menja- di tuntutan yang urgen. Untuk itu, diperlukan kemampuan mahasiswa dalam mengemas bahasa sosial ke dalam bahasa pers untuk sedapat mungkin lebih berdekatan dengan si- tuasi sosial masyarakat. Se- hingga yang tampak adalah harmonisasi antara pers de- ngan dunia realitas. Ini memer- lukan berbagai upaya yag sinergis dari seluruh pihak. Untuk melaksanakan tu- gas berat ini diperlukan tenaga muda yang profesional. Profe- sionalitas bukanlah sesuatu yang dapat terjadi dengan sendiri. Hal itu lebih merupa- kan upaya yang amat sukar untuk membentuknya. Sebab ianya membutuhkan kon- sistensi yang tinggi. Dengan kata lain, perlu dilakukan lati- han yang intens untuk mencip- Hanya dengan modal yang takan sebuah profesionalisme. tinggi inilah pers mahasiswa mampu tampil layak untuk menjadi salah satu alternatif bacaan bagi mahasiswa di tengah maraknya bahan ba- caan yang berkembang dengan pesat sejak digulirkannya arus reformasi. Independensi pers mahasiswa Independensi merupakan darah segar bagi pers maha- siswa dalam menjalankan aktualisasi intelektualnya. Independensi yang kuat akan menjernihkan seluruh persoa- lan dan kendala yang mungkin bakal muncul. Lebih dari itu independensi akan membuat pers mahasiswa bisa menyam- paikan pesan moral yang lurus kepada seluruh warga kampus. Penjernihan ini pada dasarnya adalah upaya pemurnian misi yang dipegang teguh oleh pengelola pers mahasiswa. densi pers dalam rangka mem- Mengupayakan indepen- bermaknai era reformasi perlu mendapatkan atensi yang se- rius. Sebab dalam reformasi yang akan dituju adalah upaya- upaya pemurnian nilai moral yang selama ini telah pupus secara perlahan. Pemurnian nilai moral ini menjadi tugas berat bagi insan pers. Terlebih lagi pers itu berada di bawah naungan sebuah institusi for- mal. Penutup Fungsi dan peran pers mahasiswa pada era reformasi ini adalah dalam rangka melu- ruskan bengkoknya garis re- formasi yang sengaja disele- wengkan oleh segelintir orang untuk mengakumulasi mate- rial maupun dukungan. Pers mahasiswa harus tetap mampu menunjukkan identitas dirinya sebagai elemen masyarakat yang tidak terkontaminasi oleh berbagai kepentingan yang selalu saja bergelayutan di se- kitar mahasiswa dan lingku- ngannya. Lebih jauh lagi, pers mahasiswa ini harus memberi kontribusi yang positif bagi terwujudnya perdamaian dan ketenangan hidup bermasya- rakat, berbangsa, dan berne- gara. Dengan begitu, masya- rakat akan melihat dengan jelas betapa murninya arus reformasi yang dilakukan para mahasiswa. Color Rendition Chart WASPAL Negara Aktif JAKARTA (Ant Deplu Makarim Wib donor ikut bertangu luar negeri agar tie "Indonesia har Monterey, Meksiko, a soal beban utang membuka lokakary Kamis. Monterrey, Mel tempat diselenggar Pendanaan bagi Per Penyelenggaraa merupakan perjuan awal 1990-an untuk mungkin upaya ka Utang luar nege dan program pemb tersedia. Menurut Makar tidak menginginka termasuk penyimp "Saatnya memba membuat proses re terlibat," ujarnya. Demikian juga d juga menjadi masa Lebih dari itu,, bagi pembangunan, artinya terlibat p penyelesaian terha soal tarif. PJTKI Bo MEDAN (Waspe TKI, pihak Depnak menerapkan kebija sebulan sudah tig menuntaskan mas Keterangan yan dikeluarkan oleh D Luar Negeri yakni Pebruari 2002 menge ternyata tetap mer sektor formal sepe: Padahal sebelur tertanggal 8 Pebrua untuk sektor forma untuk Pembantu F "Kami juga tidal ini. Yang jelas, berc nantinya tetap boleh PJTKI harus tetap be bertanggung jawab t di kantor BP2TKI. Adapun secara j tetap melarang TKI dan service untuk Selain itu, bagi' memiliki kelulusan pemberi rekomenda dilakukan dengan be surat pernyataan be ditolak masuk Mal. Kemudian syara mengawal TKI sam kepada user/majika Pihak Agency ata yang menyertakan pendaratan di Mala Disebutkan pula (ladang), PRT dapa Asahar Dari MEDAN (Waspa Batubara bersama mengajukan permint dari Rp 67,8 miliary biaya rehabilitasi al itu beberapa waktu Selain itu, romboz Dalimunthe, SH, ini ju pembagian dividen. Bahri, saham Pemd Rp 6,272 miliar, namu dividen. Disebutkan, set diusulkan Pemprovs sebab banyak sarana mendesak. Dana itu nantiny perbaikan berbagai Menanggapi us mengatakan akan di Mengenai pemba menambahkan Pem tahunan nanti. Pemk diberikan kontribusi Dolar AS Dolar AS masih teru hampir semua jenis m awal perdagangan di be The Associated Press. Mata uang Euro m dari sesi akhir pasar Poundsterling Ingg dibanding perdaganga menjual mata uang it Perbandingan dolar A Negar Jepang Swiss Kanada mata yen frank dolar Harga E Harga emas terus Perdagangan di pasar. demikian menurut T Para pialang di La per troy ounce [31,1035 pada penutupan pasa Di Zurich, logam melemah dibanding per menjual emas dengar Kegiatan keuanga pasar emas-masih d Baru Imlek. Perak dibuka di La menguat dari penutupa logam putih itu AS4,4 VALU MEDAN (Waspada yang tercatat di Bank Jual 5.300 6.025 Australia Swiss Euro Inggeris 14.625 Hongkong 1.325 Jepang 77,20 Singapura 5.620 Amerika 10.250
