Tipe: Koran
Tanggal: 2002-02-15
Halaman: 12
Konten
4cm WASPADA Jumat, 15 Februari 2002 12 WASPADA Apa Hadist Shahih“. Kapa MIMBAR JUMAP kar fast Shahine Poli KUTAMPARKANLAH ANAK ITU JENNY Baru Rencana Sudah Berpahala ΝΑΝΤΙ, Makna Haji Dalam Kehidupan VADIL neraca Allah yang tidak dapat Oleh Drs. Fahrul Rizal, M.Si birahi yang tidak senonoh atau dimanipulasi atau dibeli. Dosen Fak. Dakwah IAIN SU bersetubuh. Lebih dari itu sebe- narnya juga dilarang menggu- nakan wangi-wangian, bukan pula birahi, yang ada dalam bentuk fisik ini hanyalah sementara yang akan hilang ditelan waktu. Hiasan yang dindilai Tuhan adalah hiasan ruhani. agar para jamaah haji setelah kembali ke tanah air masing-ma- sing mampu menahan nafsu ama- rah dalam menghadapi berbagai persoalan dan dalam menyele- saikan masalah tidak perlu de- ngan pertengkaran. Lalu bila bertengkar saja tidak boleh apalagi berkelahi atau berperang. Penutup 2. Tidak boleh berbuat fasiq Selama dalam melaksanakan ibadah haji, tidak dibenarkan me- nyakiti binatang, mencabut pepo- honan, menumpahkan darah. Hal ini karena kehadiran manusia di dunia adalah menjadi rahmatan lil'alamin (membawa kebahagiaan bagi seisi alam). Manusia berfungsi menjaga dan memelihara makh- luk-makhluk Tuhan. Tidak boleh ada satu pun makhluk yang tera- niaya oleh perbuatan manusia. Lebih jauh lagi larangan ini juga berarti tidak boleh menyakiti hati manusia lainnya, baik dengan perbuatan maupun perkataan. Oleh karenanya dalam pelaksa- naan ibadah haji itu ucapan dan perbuatan harus benar-benar dijaga. 3. Tidak boleh bertengkar Dalam suasana yang sangat berbeda dengan di tanah air, di mana udara sangat terik, manusia berjejal dengan berbagai macam suku bangsa, membuat pelaku haji cepat panik atau marah. Bahkan antara suami istri juga selalu ter- jadi pertengkaran. Namun di da- lam pelaksanaan ibadah haji hal itu tidak boleh terjadi. Hal ini karena ibadah suci itu harus dila- kukan dengan hati yang tenang dan bersih. Makna larangan ini adalah Pada hari-hari terakhir ini kita disibukkan kembali dengan pelaksanaan ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji ini berawal dari Nabi Ibrahim yang mendapat wahyu dari Allah untuk membangun rumah Allah (Ka'- bah). Setelah Ka'bah selesai di- bangun bersama putranya Ismail, Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyeru manusia agar me- laksanakan haji. Perintah ini tertuang dalam Al Qur'an surat Al Haj ayat 27: "Dan berserulah kepada manusia untuk menger- jakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh" Seruan Nabi Ibrahim sampai saat ini masih dilaksanakan oleh umat Islam dan wajib hukumnya bagi mereka yang mampu berjalan ke sana. Hal itu ditegaskan dalam surat Ali Imran ayat 97: "Wajib karena Allah atas semua manusia untuk menunaikan ibadah haji, ke rumah suci (Ka'bah) yakni bagi yang mampu pergi ke sana". De- ngan perintah itu umat Islam dari seluruh penjuru dunia datang ke sana, bahkan dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Nilai-nilai Ibadah Haji Bila kita hitung secara ekono- mis, apa untungnya mereka datang ke Ka'bah dengan menge- luarkan sejumlah uang yang tidak sedikit, waktu yang 40 hari dan pengorbanan lainnya yang tidak bisa diukur dengan angka-angka. Apalagi seperti saat sekarang ini dalam suasana krisis moneter, seharusnya mengurangi penge- luaran, ini bahkan mengeluarkan dana yang cukup banyak. Ja- wabnya tidak lain hanyalah mencari ridha Allah. Untuk mencari ridha Allah itu dengan menyadari bahwa se- luruh kegiatan haji itu memiliki nilai-nilai filosofis yang dalam dan harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari setelah haji. Oleh karenanya pelaksanaan ibadah haji itu juga merupakan training itu berupa penyadaran terhadap nilai-nilai itu, yaitu antara lain: 1. Pengakuan Kebesaran Allah. Pengakuan terhadap kebe- saran Allah sebenarnya sudah terwujud sejak awal melang- kahkan kaki menuju tanah suci dengan menyahuti panggilan Al- lah. Puncak dari kesadaran kebe- saran Allah itu pada saat para jamaah wuquf di Arafah. Di sinilah mereka seharusnya menemukan ma'rifah pengetahuan sejati ten- tang dirinya, akhir perjalanan hidupnya, serta menyadari lang kah-langkah yang selama ini ia tempuh. Di sana pula seharusnya ia menyadari betapa besar dan agungnya Allah, karena di sana ia melihat betapa besar kekuasaan Allah. 2. Keyakinan neraca keadilan Pada saat melaksanakan iba- dah haji, sekecil apapun kesalahan yang dilakukan, Allah langsung memberikan balasan. Banyak ce- rita yang dapat kita dengar dari jamaah haji yang baru kembali dari tanah suci tentang peristiwa- peristiwa yang berkaitan huku- man langsung dari Allah yang seakan tidak dapat diterima akal sehat. Misalnya karena sudah ha- fal dengan jalan antara masjid dan penginapan, lalu merasa tidak akan salah jalan. Lalu Allah me- nunjukkan kebesarannya, dan ia pun tersesat tidak bisa kembali ke penginapan sebelum menya- dari kesalahannya itu dengan istighfar. Peristiwa-peristiwa seperti itu akan menambah keyakinan, per- tama, bahwa Allah mengetahui apa saja yang dilakukan manusia, walau hanya bisikan hati. Kedua, Tidak ada kesulitan bagi Allah untuk memberi balasan bagi ham- banya. Di sinilah letak keadilan 3. Pengakuan-persamaan derajat manusia Agung Jl. Diponegoro Amal Bakti Kel. Binjai Kec. Medan Denai Pada pelaksanaan ibadah haji seluruh jamaah diwajibkan mema- kai pakaian yang sama, pakaian ihram yang dua lembar. Semen- tara pakaian yang biasa dipakai harus ditinggalkan. Pakaian menurut kenyata- annya bukan hanya sebagai pe- lindung tubuh dan penutup aurat. Tetapi lebih dari itu merupakan pembela antara seseorang dengan orang lain, atau satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pem- bela tersebut dapat membawa an- tara lain kepada perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi. Pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis bagi pema- kainya. Di Miqat Makany, tempat ibadah haji dimulai, perbedaan dan pembela itu harus ditang- galkan. Semua harus memakai pakaian yang sama tidak meman- dang status sosial, ras segala pembela lainnya. Pembela antara mereka adalah ketaqwaan kepada Allah. Penegasan dari hal itu, Allah meletakkan makam Hajar, se- orang budak hitam yang miskin di tempat suci di Ka'bah. Ini berarti Allah memberikan kedudukan un- tuk seseorang bukan karena keturunan atau status sosialnya, tetapi karena kedekatannya ke- pada Allah. Dari peristiwa ini memberikan pelajaran bagi pelaku haji bahwa setinggi apapun status sosial, sekaya apapun, sehebat apapun ras atau golongan, tidak Harapan-harapan Tuhan bagi jamaah calon haji dapat dilihat melalui ayat-ayat yang menginfor- masikan tentang ibadah haji. Ha- rapan-harapan tersebut pada umumnya berurusan dengan moral yang tujuannya dapat ditangkap agar orang-orang yang sudah melak- sanakan ibadah haji jauh lebih baik bila dibanding dengan orang-orang yang belum pernah melaksana- kannya. Agaknya tidak terlalu ber- lebihan bila diasumsikan bahwa iba- dah haji merupakan arena latihan yang hasilnya dapat dipantau bila- mana pelaksanaan ibadah ini telah usai. Oleh karena ibadah haji meru- pakan arena latihan dengan meng- gunakan biaya dan waktu yang tidak sedikit maka sangat wajar bila gaung ibadah ini lebih membahana bila dibanding dengan ibadah-iba- dah lain. Selain itu, adanya pang- gilan dan sebutan khusus bagi para jamaah haji dengan 'dhuyufullah atau dhuyufurrahman merupakan satu-satunya alasan mengapa ibadah ini memiliki gaung yang sangat dahsyat. Justru itu ibadah yang sangat mahal ini mengandung beberapa harapan Tuhan agar para pelakunya benar-benar menda- patkan masukan-masukan yang sangat berharga. Masukan-masukan dimaksud berupa hubungan baik antara ma- nusia dengan Tuhan yang akhir- nya berimplikasi kepada kebaikan sesama manusia. Dan agaknya sudah menjadi komitmen bahwa manusia tidak akan mungkin mam- pu melakukan kebaikan kepada se- samanya bilama hubungan baiknya dengan Tuhan belum terjalin. De- ngan demikian bilamana Tuhan memiliki haraparrterhadap ibadah- ibadah lain namun pada pelaksa- naan ibadah haji harapan tersebut jauh lebih besar. Apa-apa saja harapan Tuhan dimaksud akan di- ulas pada tulisan ini yang tetap bertitik tolak melalui informasi Al- Harapan Tuhan Bagi Calon Haji Adapun yang dimaksud dengan harapan Tuhan dalam kajian ini sangat berbeda dengan harapan manusia, karena ketika Tuhan ber- harap maksudnya adalah memberi imbalan sedangkan harapan manu- sia maknanya adalah ingin mene- rima imbalan. Abdul Rahim Gea S.Ag Drs. Hamzah Hrp. S.H Drs. Kamidin Selian Suratman A. Ma.Ag. Drs. H. Mukhtar, B K.H.A. Fuad Said Al-Ikhlas Jl. Muara Sipongi Kel.Gaharu K.Mdn Timur Al-Ikhlash Jl. Cengkeh 3 No. 14 Medan Tuntungan Al-Muhajirin Jl. Garuda II Peruminas Mandala Al-Amin Jl. Ngumban Surbakti Psr VII Slayang Al-Falah Jl. Palem Raya Perumnas Helvetia Al-Muqorrobin Jl. Pukat II No. 52 Kel. B.Timur Al-Ma'ruf Jl. Sidorukun /Wartawan No.99 Medan Al-Bayan Kel. Sidorejo Kec. Medan-Tembung Al-Hikmah Jl. Kiwi No. 7 Sei Sikambing Medan Al-Muslimin Jl. Brigjend Bejo Gg. Rambutan No.18 Al-Badar Jl. Gatot Subroto Km. 6.5 Medan Al-Hidayah Jl. Sering Gg. Hafazah No. I Medan Al-Fajar Jl. Marelan Psr. II Kel. Rengas Pulau Al-Falah Jl. Pukat Banting IV No. 10 Medan Al-Ikhwatul Wathan Jl. Arif Rahman Hakim No.35 Al-Munawwarah Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Al-Waqif Jl. Lukah Comp. Astra Amplas Medan Al-Ikhlas Psr VII Pdg. Bulan Kec. Medan Selayang Al-Ishlah Jl. Sei Belutu Psr. IX No. 99 Medan Ar-Rahmah Jl. Gurilla Gg. Melati No. 5 Medan Al-Muhtadun Kompleks Kosemna Medan Ikhlasiyah Jl. Tuamang No. 134 Kel. Sidorejo Hilir Al-Falah Pasar V Dusun XIV Tembung Al-Furqon Jl. Pasar I, Tanjung Sari-Medan Al-Mukhlisin Jl. Bakti Utara No. 21 Kel. Tj. Gusta Al-Mashun Medan Deli Jl. S.M. Raja Medan Al-Amin Jl. Setia Budi No. 202 Kel. Tj. Rejo bisa dan tidak boleh dibanggakan, tidak boleh ada satu orang pun yang maka lebih dari yang lain atau superioritas. Perasaan yang harus dibangun adalah perasaan persamaan derajat dan kedudu- kan sebagai sesama manusia. 4. Pernyataan-peran terhadap setan Pernyataan perang terhadap setan diwajibkan dalam pelem- paran jumrah di Mina setelah mengumpulkan batu (senjata) di Muzdalifah. Dalam kehidupan sehari-hari dinyatakan bahwa setan adalah musuh besar manusia (Q.S. Al Baqarah ayat 208). Setan inilah yang menyesatkan anak Adam sehingga terjerumus melakukan perbuatan maksiat yang dibenci Allah. Bentuk pernyataan perang terhadap setan itu adalah dengan menjauhkan diri dari perbuatan kemungkaran. Drs. Hamid Mashudi Drs. Hasanul Arifin Syafaruddin, S.Ag Drs. Alfian Lubis Drs. Hamdan Manurung Syamsul Hadi Drs. H.M. Yahya Zakaria Drs. Ngatiman Dahri Drs. Musa Yahya Drs. H.Syamsul Rizal Pulungan Burhan Hasan, S.Ag Drs. H. Hasnan Ritonga Drs. Sakira Zandi Drs. Syamsuddin, Nst. MBA Drs. Syarifuddin Hasan Ust. Mukhtar Arifin Drs. Agus Purwantoro Bustami, H.S Makna larangan dalam ibadah haji Ada beberapa peraturan dan larangan selama dalam pelak- sanaan ibadah haji. Larangan tersebut tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 197... Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan melaksanakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji". Dalam ayat ini ada tiga larangan: Tidak boleh rafats Rafats artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan H. Jalaluddin A.M. M.A Drs. H. Chairdman Arsyad Oleh Drs. Achyar Zein, M.Ag Dosen Fak. Tarbiyah IAIN SU Qur'an khususnya ayat-ayat yang mengin-formasikan ibadah haji. Intervensi Tuhan Dalam hal pelaksanaan ibadah haji intervensi Tuhan hanya sebatas mewajibkan saja itu pun bagi mere- ka yang memiliki kemampuan. Se- telah kewajiban ini disahuti oleh manusia maka tugas Tuhan beri- kutnya memberikan perlindungan dan petunjuk. Perlindungan dimak- sud merupakan jaminan keamanan sebagaimana yang sudah difirman- kan-Nya dalam QS. Ali Imran ayat 97 sedangkan jaminan petunjuk me- rupakan tata cara (manasik) seba- gaimana yang sudah digariskan baik dalam Al-Qur'an maupun dalam al- Sunnah. Bila seseorang pergi mela-kukan ibadah haji maka sudah barang tentu nilai keimanan-nyalah yang mendorongnya untuk itu, bukan ka- rena taqdir Tuhan sudah meng- gariskannya. Begitu juga sebaliknya bagi mereka yang enggan menyahuti kewajiban haji bukan berarti Tuhan lupa me-manggilnya padahal pang- gilan Tuhan mulai dari zaman Nabi Ibrahim sudah dikumandangkan. Dan apabila uruşan haji berdasar- kan intervensi Tuhan maka tidak- lah wajar kalau Tuhan memurkai orang-orang yang tidak melaksa- nakannya. Oleh karena itu bagi yang me- miliki kemampuan bagi belum me- laksanakannya sangat tidak baik kalau Tuhan dijadikan sebagai pe- nyebab atas ketidakberangkatan- nya. Padahal Tuhan sendiri sudah menjelaskan dalam Q.S. Ali Imran ayat 97 bahwa barangsiapa meng- ingkari (kewajiban haji) maka se- sungguhnya Tuhan Mahakaya dari semesta alam. Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan sama sekali tidak punya kepentingan apa-apa dalam pelaksanaan ibadah haji, dan Dia tetap Mahakaya sekalipun seluruh dunia mogok untuk tidak menger- jakan ibadah yang mulia ini. Dengan demikian manfaat ibadah haji ter- pulang kepada manusia sendiri dan sedikitpun tidak ada manfaatnya untuk kepentingan Tuhan. Harapan Tuhan bagi calon haji Amal Jl. Ngalengko Lr. Saudara Baitussholihin Jl. Karya No. 71 P. Masyhur Medan Amal Islamiyah Kelurahan Lubuk Pakam Baitul Ghafur Jl. Perjuangan No. 72 Medan Amaliyah Jl. Sakura I Blok 19 Perumnas Helvetia BNI Jl. Pemuda Medan Attawwabin Jl. Pimpinan No. 1 Medan Baiturrahman Jl. Bajak III Medan Amplas Annazhirin Jl. Karyawisata, Gedung Johor Medan Baitus Syifa RSTD. PTP Nusantara-11 ACC Rumah Makan & Buffet Khas Minang Melayu Hidayatullah Kel. Sukadamai Kec. Medan Polonia Ar-Rivai Jl. SM.Raja Km. 7 No. 5 (Komp. TPI) Medan Drs. H. Syarifuddin Elhayat Istiqlal Jl. Halat No. 53 Medan Drs. Darwansyah Simanjuntak Drs. Efnedy Arief Usman S.Ag Ali Usman Taqwa Muhammadiyah Sidorame Timur Medan Taqwa Jl. S.M. Raja Km. 5.5 Medan Althoharoh Ling. 10 Rengas Pulau Medan Marelan Asy-Syuraa Jl. Surau No. 7 Kel. Sei Putih Timur-I Al-Huda Jalan Malaka 117 Medan Al-Hidayah Jl. Bromo Gg. Mesjid Al Hidayah Al-Hidayah Jl. Letda Sujono No.62 Tembung-Medan H.M. Yusri Indra L.C Taqwa Sei Sikambing C-II Medan Prof. H. Abdullahsyah, M.A Taqwa Jl. Megawati - Medan H. Abd. Malik Ibrahim Lubis Taqwa P. Bulan Jl. Sembada G. Masjid No.1 Mdn Drs. H. Syazali Effendy Drs. M. Yusuf As'ady Al-Hasanah Jl.Balai Kota No. 2 Medan Al-Hasanah Jl. Teh 10 Perumnas Simalingkar Al-Hasanah Jl. Setia No. 41 Tj. Gusta Medan Al-Hasanah Jl. Nuri II No. 81 Perumnas Mandala Salman JI. STM Lingk. V Kel. Sitirejo Il Medan Drs. Alimuddin Affandi Muslimin Jl. Air Bersih Lingk. VII Kel. Sudirejo Mdn Drs. M. Nuh Rambe Nurul Huda Jl. Sei Serayu 30 Medan Drs. Hattani Drs. H. Sholahuddin Drs. H. Akhiruddin Muhid Drs. Sutan Syahrir Dalimunthe Drs. H. Tohiruddin, L.C Al-Hasanah Jl. Letjend. Jamin Ginting No. 314 Mdn Al-Mukhlishin Jl. Enggang Medan Al-Hidayah Jl. Puyuh 12-13 Perumnas Mandala Al-Hidayah Jl. Kongsi Gg. Syukur No. 307 Medan Drs. Thohiruddin, Nst. Miftahul Jannah Jl. Kelambir Lima Lingk. I Tg. Gusta Drs. Ahmad Gozali Rangkuti Ath-Thohiriyyah Jl. Gelatik Kel. Sei Sikambing Drs. Naharman, A.R Syuhada Jl. Budi Pengabdian No. 3 Medan Drs. Abdullah Jamil, M.Si Nurul Mukminin Jl. Kenanga Raya Medan Drs. Ramli Nasution Hidayatul Ihsaniyah Jl. Sentosa Lama Gg. Aman Nur Sa'adah Jl. Raya Medan-Tg. Morawa Km 12 Muslimin Jl. Denai Gang Muslimin No. 14 Drs. Zainul Amri Harahap Al-Hidayah Jl. Saudara Kel. Sidirejo Kec. Medan Area Drs. Azwardin Nasution Al-Ikhlas Taqwa Jl. Medan Area Selatan No. 129 Mdn Ahmad Hawary Al-Ikhlas Jl. Bakti Luhur No. 113 Medan Abdul Rahman Batubara Drs. Darwansyah M. Yunan Nasution Ar-Ridwan Jl. Abdul Hamid (Ayahanda) No. 28 Mdn Drs. H. Hasan Mansur, M.A Al Ustad Drs. Idrus Uteh Drs. Parluhutan Siregar, M.A Drs. Wahid Hasan Mawardi Rabithah Persahabatan Islam Jl. Karya Darma No. 1 Istiqomah Jl. Amal Luhur No. 86 Medan Pusat Pasar Medan Drs. Jamaluddin Pohan Drs. Amiruddin Drs. Najamuddin Lubis Ust. Mahmud Lubis Drs. Zakaria, B.B Al-Huda Jl. Perjuangan No. 44A. Tj. Rejo Medan Drs. Ponidi Sabari Baiturrahman PTPN II Jl. Gaharu Medan Sebagaimana digambarkan di atas bahwa manfaat ibadah haji ha- nya untuk manusia dan sama sekali tidak untuk Tuhan namun demikian dengan sifat rahman dan rahim- Nya Tuhan tetap meng-harapkan agar pasca ibadah haji nilai kede- katan manusia kepada-Nya semakin kokoh. Harapan Tuhan ini tidak lain karena ingin memberikan perlin- dungan sekaligus memberikan im- balan yang sangat pantas bagi me- reka yang sudah bersusah payah memperkenankan seruan-Nya. Harapan-harapan Tuhan bagi ja- maah calon haji tergambar dengan jelas dalam ayat-ayat haji yang kesemuanya kembali kepada kepen- tingan hidup manusia. Bila dilihat dari segi banyak- nya informasi dalam ayat-ayat haji maka harapan Tuhan agar para jamaah calon haji bertaqwa kepada- Nya menempati urutan yang ter- banyak. Bahkan harapan ini selalu diulangi-Nya sebanyak tiga kali dalam QS. al-Baqarah ayat 189, 196 dan 197. Harapan Tuhan ten- tang taqwa ini sudah dimulai se- menjak berangkat kembali ke tem- pat asal dan bahkan sampai akhir hayat. Selain harapan taqwa Tuhan juga berharap kepada orang-orang yang telah berkenan menjalani seruan-Nya tentang kewajiban haji agar berlaku ikhlas dalam segala aktivitas. Harapan ini tergambar dalam Q.S. al-Baqarah ayat 158 yang menegaskan bahwa barang- siapa yang melakukan suatu kebai- kan dengan keikhla-san hati maka sesungguhnya Allah Mahamensyu- kuri kebaikan lagi Mahamenge- tahui. Adanya kata-kata 'syukur' dari Tuhan bagi mereka yang ber- hasil meraih keikhlasan menun- jukkan bagaimana besarnya ha- rapan tersebut, karena 'syukur atau terima kasih biasanya datang dari pihak bawah ketika atasannya memberikan sesuatu kepadanya, tapi dalam konteks ibadah haji ini 'syukur' tersebut bermakna lain. Lama Gang Bengkok Medan-Sumut Jamik Teladan Jl. Gembira No. 2 Medan Ubudiyah Jl. Mandala By Pass No. 110 Medan Muslimin Jl. Sut Yat Sen No. 71 Kota Matsum I Muhammadiyah Jl. Karya Lk. III/ Gg. 34-A Ulul Albab JI. IAIN No. 1 Medan Nurul Huda Jl. Denai Gg. Pinang No. 12 Medan Jami' Kel. Aur Kecamatan Medan Maimun Ainul Iman Jl. Eka Wami Gedung Johor Medan Nurul Ikhwan Jl. H.A. Dahlan Tanjung Morawa Jami' Taqwa Jl. A.R. Hakim, Gg. Langgar No. 8 A Jamik Ubudiyah Jl. Pelita 1 Gg. Tangga Batu No.11 Ramadhan Kel. Timbang Deli Kec. Medan Amplas An-Nashuha Jl. Sampul No. 64 Medan H. Ali Amran Zakaria, L.C Drs. Abdul Wahab, K. H. Syafruddin Ahmad, L.C Syuhada Jl. Pahlawan No. 11 Kec. Medan Perjuangan Drs. Irsan Rasyid, S Silaturrahim Kel.Teladan Timur Jl. Pelajar No.58 Mdn Drs. Ahmad Suhaimi Istiqomah Jl. Abdul Hamid No. 70-A Medan H.M. Nurhadi Sayuti Univa Univ. Al-Washliyah Jl. S.M.Raja Km.5,5 Medan Drs. Umar Rifa'i Hasibuan Jami' Kec. Tanjung Morawa Ustadz. Zainuddin MP BA Taufiq Jl. Pendidikan Gg.Taufiq No. 17-D Polonia Mdn H.M. Nurdin Ibro, B.A Nurul Huda Jl. Setia Budi Gg. Rambe Tanjung Sari Jamiyyatush Sholihiin Tg. Mulia Kec. Medan Deli Drs. H. Norman, S Miftahul Jannah Jl. Pertahanan No.70-A Timbang Deli Drs. Rojali Umar Nur Hidayah Jl. Datuk Kabu Kel. Denai Sarwan Drs. Mahmud H. Burhanuddin Parinduri Drs. Rijaluddin Siregar Drs. Nadran Jamal Nasution Drs. H. Usman Hamzah Drs. Shodiqin DR. H. Nur A.Fadhil Lbs, MA H. Abdul Muthalib, US Drs. Hamzah Limbong Drs. Mauddin Nasution Drs. H. Maratua Simanjuntak Drs. Nawir Yuslim, M.A. Drs. M. Bolon Harahap Drs. Agus Taher Nasution Abdul Kadir Drs. Amran Azizi Drs. H. Amhar Nasution Drs. H. Abidin Azhar Lubis Drs. Ponimin Azwi Drs. H. Thamrin Munthe Aswanto Yus Inti dari pelaksanaan ibadah haji adalah menyadari adanya ne- raca keadilan (hari berbangkit), mengakui persamaan derajat se- sama manusia dan menyatakan perang terhadap setan dengan wujud tidak mengikuti ajakan se- tan berupa melakukan kemung- karan. Pada sisi lain larangan dalam pelaksanaan ibadah haji melatih pelakunya untuk dapat menahan nafsu sahwatnya, mena- han nafsu amarah dan menahan perkataan serta perbuatan dari perbuatan fasik. Drs. Usman Husni Drs. Mustafa Lubis, F Drs. H. Baniyamin Lubis Drs. Sarwo Edi Drs. S. Malkan Hrp. S.H Marajaksa Harahap, S.Ag Bila dihubungkan dengan kemabruran haji, maka sangat tergantung dengan aktualisasinya dalam kehidupan setelah pelaksa- naan ibadah haji. Artinya, bila dapat melaksanakan nilai-nilai haji tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, ditambah rukun dan syarat yang sempurna, maka mab- rurlah hajinya. Bagi umat Islam yang belum mendapat rezeki untuk melaksanakan ibadah haji, dapat mengambil makna-makna tersebut dan mengamalkannya dalam kehi- dupannya. Bila makna-makna itu dapat terwujud, maka secara pem- binaan mental spritual sama dengan orang yang melaksanakan haji. selesai menunaikan rukun Islam yang kelima ini senantiasa berzikir kepada Tuhan dalam arti mengingat kebaikan-kebaikan-Nya yang telah mempersiapkan sarana dan prasa- rana ditambah lagi adanya jaminan keamanan di dunia dan kebaha- giaan di akhirat. Istighfar (meminta ampun kepada Tuhan) termasuk ke dalam salah satu harapan Tuhan bagi mereka yang telah sukses melaku- kan ibadah ini. Harapan istighfar ini tercantum dalam QS. al-Baqarah 199 dan Q.S al-Taubah ayat 3 mes- kipun selalu diidentikkan bahwa mereka yang telah melakukan ibadah haji dengan baik akan bersih dari dosa bagikan bayi yang baru dilahirkan. Sekalipun yang bersangkutan tidak memiliki dosa namun harapan akan istighfar tersebut tetap saja berlaku karena Nabi Muhammad sendiri yang telah diampuni dosanya setahun se- belum dan sesudahnya tetap saja meminta ampun kepada Tuhan mini- mal 70 kali dalam sehari semalam, karena istighfar tidak hanya memohon keampunan dosa akan tetapi istighfar juga merupakan wujud syukur kepada Tuhan dan ini merupakan tingkat istighfar yang paling tinggi. Selanjutnya Tuhan juga ber- harap agar perjalanan dan pelak- sanaan ibadah haji dapat dijadikan sebagai sumber hidayah sebagai- mana yang tercantum dalam Q.S. al-Taubah ayat 19. Harapan ini sama sekali tidak terlalu berlebihan ka- rena tempat-tempat yang dikunjungi merupakan fakta sejarah yang sama sekali tak bisa dipungkuri. Dan bahkan tempat-tempat bersejarah ini dapat mengundang rasa kede- katan seseorang kepada Tuhan se- perti Ka'bah, Masjid al-Haram, kuburan Nabi Muhammad dan lain- lain yang selama ini hanya merupakan hayalan yang diyakini keberadaannya. Penutup Harapan-harapan Tuhan seba- gaimana yang diinformasikan Al- Qur'an di atas mengindikasikan bahwa orang-orang yang sudah me- nunaikan ibadah haji seyogianya memiliki kualitas yang tinggi di bidang keikhlasan, ketaqwaan, zikrullah, istighfar dan hidayah melebihi orang-orang yang belum pernah menunaikan ibadah haji. Muslimin Medan Jl. Selam II No. 47 Medan Ubudiyah Kebun Jl. Jend. S. Parman Medan Muslimin Jl. Perbatasan Kel. Suka Maju Medan Arrahim Jl. Purwosari Gg. Puskesmas Medan Taqwa Jl. Mandala By Pass No. 140 Medan Ridho Bakti Jl. Air Bersih Lingk. IX. Kel. Sudirejo I Islamiyah Jl. Jati HII No. 85 Kel. Teladan Timur Al-Ikhlas Jl. Setiajadi Kel. Tegal Rejo Bea Dan Cukai Pelabuhan Belawan Al-Husna Jl. Teratai No. 35 Medan Harapan Tuhan selanjutnya ter- cantum dalam Q.S. al-Baqarah ayat 198 dan 200 agar mereka yang telah Daftar Khatib Se - Kotamadya Medan - 3 Dzulhijjah / 15 Februari 2002 Nurul Islam Jl. Karya No. 200 Kel. Karang Berombak Al-Waliyyu Gedung Keuangan Dit. Jend Pajak At-Taqwa Jl. Asahan Gg. Masjid No. 3 Medan. Al-Gufron Jl. Pendidikan No. 16 Medan Al-Istiqamah Jl. Dr. Mansur No. 155 Tg. Rejo Medan Nurul Hidayah Jl. Pembangunan Dr. Mansyur Al-Muhtadin Jl. Setiabudi Tg. Rejo Medan Taqwa Jl. Setia Budi No. 59 Tg. Rejo-Medan Raya Aceh Sepakat Jl. Mengkara No. 2 Medan Taqwa Jl. Pimpinan No. 90A Medan. Hajjah Khairuna Fauzy Simpang Selayang Al-Amin JL.Ngumben Surbakti Psr VIII Konsultasi Agama Islam 4 Menjual Kulit Qurban Dosa Dtm. Burhanuddin, Jl.Bakti, No. 9 Tj.Balai Pada bulan Zul-hijjah, masyarakat selalu berqurban melalui panitia-panitia pelaksana yang bekerja menyembelih dan membagi-bagikan daging hewan qurban tersebut. Pada sebagian kasus, sulit hewan qurban itu dijual oleh panitia dan uangnya dibagi-bagikan kepada para anggota panitia. Sehubungan dengan itu kami ingin mendapatkan penjelasan. Pertanyaan 1, modal dan tanggungjawab sendiri, kemudian menjualnya dengan pihak- pihak yang berqurban. Dalam hal ini selaku pedagang, panitia itu boleh saja menetapkan harga, dengan margin keuntungan tertentu, walaupun mencapai ratusan ribu rupiah. Sepanjang pihak yang berqurban rida membeli dengan harga tersebut, maka jual beli yang mereka lakukan adalah sah dan keuntungan tersebut halal bagi panitia. Melalui hadisnya, Rasul Allah SAW, menyatakan bahwa jual beli yang baik (bai' mabrur) merupakan salah satu waktu terbaik. 2.Panitia bertindak sebagai wakil pihak yang berqurban, untuk membeli hewan-hewan qurban itu, Artinya, panitia membeli hewan-hewan tersebut atas kuasa, dan untuk serta atas nama pihak yang berqurban. dalam hal ini, sebagai wakil, mereka berkewajiban membeli hewan-hewan itu sesuai dengan kehendak serta dengan cara dan harga yang paling menguntungkan bagi pihak yang berqurban. Panitia harus melaporkan harga beli hewan-hewan itu kepada pemberi kuasa, yakni pihak yang berqurban, menurut apa adanya. Mereka tidak membenarkan mengambil keuntungan, karena pembelian itu dilakukan adalah atas tanggung jawab pemberi kuasa. Pengeluaran tambahan yang mungkin terjadi haruslah diperhitungkan sendiri di luar harga pembelian hewan tersebut, dalam hal ini panitia boleh juga meminta upah atas jerih payahnya, secara terbuka dan jumlahnya ditetapkan berdasarkan ketetapan dan kesepakatan. Ini juga tidak jelek Insya Allah. Baik juga kami kemukakan bahwa etika bisnis dalam Islam, selalu memandang tasamuh sebagai sikap yang terpuji dalam bermu'amalat. Menurut Imam al-Nawawi, dalam pembelian hewan atau benda-benda lainnya yang dimaksudkan untuk ibadah, sebaiknya tidak dilakukan tawar menawar yang alot. Demikian Wa Allahu a'lam. Apakah tindakan panitia menjual kulit qurban itu tidak merupakan dosa, bila mereka lakukan tanpa izin dari pihak yang berqurban dan apakah hal itu tidak mengurangi nilai qurban tersebut? TAK JADILAH KASIHAN PULA AKU MELIHATNYA. Jawab, Masalah qurban telah beberapa kali kami uraikan dalam konsultasi ini, misalnya pada konsultasi tanggal 19 Mei 2000. Oleh karena itu, di sini kami kutipkan kembali sebagian jawaban terdahulu, sebagai berikut. Ketika berbicara tentang hewan qurban Imam al-Nawawi mengemukakan bahwa hewan itu. tidak boleh dirusak (yutlif), melainkan hanya boleh dimakan sendiri (ya'kul) dan diberi makan (yu'im). tidak boleh dijual sedikitpun darinya. tidak boleh memberikan sedikitpun darinya sebagai upah bagi orang yang memotongnya. Orang yang memotong tersebut hanya boleh diberi bagian dari hewan yang dipotongnya bila ia termasuk fakir atau miskin. boleh diberikan kepada orang yang kaya untuk mereka makan, tetapi tidak untuk mereka miliki. Dalam hal ini termasuk juga orang yang menyembelih dan menyelenggarakannya, dengan catatan tidak dijadikan sebagai upah kerjanya. boleh diberikan kepada orang fakir untuk mereka miliki, sehingga mereka dapat menjualnya. Lebih khusus mengenai kulit qurban tersebut Imam al-Nawawi menegaskan lagi, kulit hewan qurban tidak boleh dijual. ●kulit hewan tidak boleh dijadikan sebagai upah tukang potong. ●kulit hewan itu hanya boleh disedekahkan atau dimanfaatkan sendiri. ● tanduk sama kedudukannya dengan kulit. Agaknya, dengan mempedomani penegasan-penegasan al-Nawawi di atas dapatlah diketahui, bahwa orang yang berqurban atau panitia yang bertindak selaku wakil dari orang-orang yang berqurban itu, sama sekali tidak dibenarkan menjual kulit atau bagian apapun dari hewan-hewan tersebut. Bila daging atau bagian lainnya dari hewan itu diberikan kepada orang kaya, mereka tidak dibenarkan menjualnya, sebab pemberian qurban kepada orang kaya hanyalah dimaksudkan agar mereka memakannya, pemberian itu tidak berarti pemilikan. Akan tetapi, bila daging atau bagian lain (termasuk kulit, tanduk, kuku dan sebagainya) dari qurban itu diberikan kepada fakir miskin, maka mereka benar-benar memilikinya sehingga mereka boleh pula menjualnya. Ketentuan ini juga berlaku bagi para panitia. Bila unsur panitia itu tidak tergolong fakir miskin, maka mereka hanya boleh menerima sebagian qurban itu untuk dimakan, dan sedikitpun mereka tidak bisa menjualnya. Namun, jika yang menjadi panitia itu adalah orang-orang fakir miskin, dan pihak yang berkurban menyerahkan kulit tersebut kepada mereka sebagai sedekah, maka dengan menerimanya sebagai sedekah itu berarti mereka telah memilikinya dan selanjutnya berhak memanfaatkan sendiri ataupun menjualnya, seperti fakir miskin lainnya. Khairul Amri Drs. H. Anwar, P H.M. Hafiz Yazid, B.A. Abdullah Drs. Diflaizar Nasution M. Arifin Umar, B.A Drs. Azhari Musa Drs. Dahrul Istiqomah Jl. Bambu Runcing/Pahlawan Jamik Muhammad Jayak Jl. Binjai Km. 5,5 No.194-A Drs. H. A. Iqbal, L.C Al-Iman Jl. Fraksi Komp. DPRD Tk-1 Sumatera Utara Drs. Soeparlan Nurul Iman Jl. Tg. Morawa Km. 9, Kel. Timbang Deli Drs. H. Mohd. Hidayat Nassery Nurul Iman Lingk. III Kampung Baru Medan Jami' Jl. Air Bersih Gg. Satu Medan Al-Hidayah Jl. Bakti Luhur No. 21 Medan H. Maraset Jl. Sei Deli No. 139 Medan Asy-Syakirin Komplek Kodam I/BB Gaperta Medan Nurul Hayat Komplek Lizadri Putera Drs. Rahmad Gunawan Drs. Baduamin Nasution Rustam Effendi Drs. Anshori A. Drs. A. Rifai Sirait Al-Ikhlas Kel, Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Ar-Ridha Jl. Jala 9 Kel. Paya Pasir Kec. Marelan Jami' Jl. Setia Budi Psr I Lingk. VII Tg. Sari Medan Darussalam Asam Kumbang Kec. Medan Selayang Al-Ikhlas Jl. Raharja No. 25 Lingk. XII Tg. Sari Al-Muttaqien Jl. Ksatria H-7, Asrama Ex Linud T.Rejo Badiuzzaman Sunggal Kec. Medan Sunggal Medan Nurul Yaqin Jl. Bukit Barisan I No. 74 Medan Ar-Ridha Jl. Darussalam No. 52 A Medan Drs. Ahmad Bashirun Suyanto, S.Ag Abdul Jalil S.Ag Drs. Abdullah Ibrahim. Adi Sucipto, S.Ag Drs. Nasib Selmi Ali Imran Nasution, S.Ag Saman Ahmad H. Abd. Malik Burhanuddin M. Yusuf Hasan, B.A Sering-seringlah berencana. Memasang niat baik saja untuk merencanakan suatu perbuatan yang diridhai Allah SWT meski tidak terlaksana kita sudah memperoleh pahala. Begitulah rahman dan rahimnya Allah sebagaimana Dia berfirman dalam Hadits Qudsi: Apabila seorang hamba-Ku merencanakan melakukan suatu kejahatan, tetapi tidak dilaksanakannya, tuliskanlah baginya satu kebajikan. Jika dilaksanakannya, maka tuliskanlah baginya satu kejahatan. Jika bertaubat maka hapuskan. Dan apabila seorang hamba-Ku merencanakan suatu kebajikan, lalu tidak dilaksanakannya, maka tuliskanlah baginya satu kebajikan. Tetapi jika dilaksanakannya tuliskanlah baginya sepuluh ganda hingga tujuh ratus ganda (HR Ibnu Hibban dan Abud Darda r.a.). Kemudian sesuai dengan keterangan di atas, pada satu sisi, jelaslah bahwa tindakan panitia menjual kulit qurban tersebut, adalah dosa karena merupakan pelanggaran dan, pada sisi lain, dapat pula mengurangi nilai qurban tersebut, karena pelaksanaannya kurang sempurna. Harga hewan-hewan qurban pada panitia selalu berselisih dengan harga pasaran sampai ratusan ribu rupiah. Apakah selisih harga ini merupakan pekerjaan yang halal? Jawab, Menyangkut masalah ini, kita perlu memperhatikan hubungan antara pihak yang berqurban dengan panitia penyelenggaraan, sebagai berikut, 1. Panitia bertindak sebagai pedagang hewan dan pihak yang berqurban sebagai pembeli. Artinya panitia membeli hewan-hewan qurban itu dengan Jadi untuk menghindari hal tersebut, bila orang-orang yang berqurban itu tidak hendak memanfaatkan sendiri, seyogianyalah kulit qurban itu disedekahkan kepada fakir miskin. Selanjutnya, sebagai pemilik, para fakir miskin itu dapat memanfaatkan atau menjualnya. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Mukhari dan Muslim yang bersumber dari Abud Darda disebutkan: Kemudian, orang-orang yang bertindak sebagai panitia handaklah melakukan tugasnya secara benar dan bersih, dengan tidak mengambil bagian-bagian qurban itu sebagai upah. Bila menghendaki upah atas jasa penyelenggaraan qurban tersebut, maka hal itu dapat dibebankan atas pihak yang berqurban, sesuai dengan kesepakatan. Menurut hemat kami, tindakan meminta upah atas jerih paya penyelenggaraan seperti itu, secara terbuka, tidaklah jelek adanya. Wa Allahu a'lam Pertanyaan 2, Drs. H. Thaharuddin, A.G Drs. Khairuddarain Drs. M. Hisyam, D Drs. H. Baharuddin Damanik Drs. M. Yakub Amin Romo Raden H.M. Syafi'i, S.H Darussalam Kel. Tanah Tinggi Kec. Binjai Timur Muhammadiyah Jl. Garuda Sei Sikambing B Al-Istiqomah Jl. Vetpur Raya II Medan Estate Al-Massawa (Arab) Jl. Temenggung (Arab) No.2, 4, 6 Mahmuddin Ibrahim Noor Lbs. Drs. Syamsuddin Hasan Al-Ikhlas Kampung Baru Medan Baitul Rahman Jl. Rami II Simalingkar Medan Horasman Purba, B.A Darul Huda Jl. Kasuari No. 55 Sei Sikambing-B Mdn Ikhwanul Muslimin Jl. Binjai Km. 10 Gg. Damai Mdn Al-Mu'min Al Abidin PT. Lariza Jl. Medan Deli Tua Taqwa Jl. Jati III 141 Medan Al-Mu'awanah Jl. Seroja Sunggal Apabila seorang hamba-Ku merencanakan (hamma) untuk melakukan suatu kejahatan, janganlah kalian tuliskan satu dosa atasnya. tetapi apabila dilaksanakan barulah tuliskan satu kejahatan, dan apabila dia merencanakan melakukan satu kebajikan lalu tidak dilaksanakannya, tulislah satu kebajikan, tetapi jika dilaksanakannya, maka tulislah sepuluh kebajikan. Dalam hadits di atas terdapat kata hamma yang maksudnya ber- kehendak dan bersiap untuk melaksanakannya. Jadi, hamma atau al-hammu itu merupakan kecenderungan batin yang mengandung unsur kepastian. Dalam konteks ini sebagian ulama berpendapat orang yang sudah mempunyai azam (maksud) melakukan maksiat dengan hatinya dan telah menyediakan diri untuk melaksanakannya, sebenarnya dia sudah berdosa meskipun belum sempat melaksanakannya. Dengan demikian pemaafan yang terdapat dalam Hadits Qudsi tersebut di atas hanya sampai batas al-hammu yang hanya melintas di dalam hati yang belum ada ketetapan untuk melaksanakannya. (KHM Ali Usman HAA Dahlan Prof Dr HMD Dahlan, Hadits Qudsi, penerbit CV Diponegoro, Bandungi/m03 Drs. H.Syahrial A.Sirait, SH H. Rusmal Panut Imam Isa Najib Hasibuan, B.A Drs. Hamzah Sibarani M. Tohir Rangkuti Chairil Akmal, R.Y Drs. Akhyar Zein, S.Ag Drs. Zulkifli Ahsan Drs. M. Syafruddin Drs. M. Yusuf Arkhad Drs. Ismail Manurung H. Fachrurozi Drs. Poniman, A.W Drs. Azhar Sitompul Drs. Umar Hatib Drs. Fahmi Mahyaruddin Drs. Amiruddin Al-Istiqamah Jl. Dr. Mansur No. 155 Tanjung Rejo Al-Istiqomah Deli Plaza Jl. Putri Hijau No.1 Medan Taqwa Jl. Tangkul II No. 128-A Medan Taqwa Jl. Demak No. 3 Medan Drs. Ahmad Dairon Drs. Sunaryo Nurul Huda Jl. Setia Budi Gg. Rambe Tg. Sari Bulan Jl. Jamin Ginting Gg. Mesjid No. 1 Baiturrahman Perumahan Johor Indah Permai Medan Muallimin Kp. Keluarga Kel. Kotamaksum III Mdn Al-Ikhwaniyah Jl. Amaliun Gg. Tertib No. 15 Medan Al-Fajar Kel. Binjai Kec. Medan Denai Al-Muttaqin Kel. Sidomulyo Kec. Medan Tuntungan Ar-Rahmat Jl. Mesjid No. 20 Dusun III Desa Helvetia Nurul Huda Asrama Brimob Medan Jami' Jl. Merdeka No. 3 Pulo Brayan Kota Al-Muslimin Jl. Pelita VI Gg. Serayu No. 10 Medan Khalid Bin Walid Jl. Rahmatsyah No. 366 Medan Al-Basyir Jl. Garuda No. 78B Sei Sikambing B Mdn Nurul Huda Jl. Brigjend. Katamso Gg. Netral Uniplaza Jl. Letjend. Haryono M.T No. A-1 Medan Thaiyibah Kel. Hamdan Kec. Medan Maimun Nurul Iman Jl. Irigasi No. 12 Kel. Mangga Medan Taqwa Kel. Sidorame Barat 1 Jl. Pelita II No. 10 Mdn Taqwa Jl. Pasundan Gg.Buku No.19 E Medan Amaliyah Jl. Amaliun Gg. Bandung No. 8 Medan Amalyatul Huda Jl. Nusa Indah Lingk. 26 Tg. Mulia Muttaqien Jl. Luku No. 42 Kel. Kwala Bekala Taqwa Kel. Kemenangan Tani Kec. Medan Tuntungan Muslimin Jl. Gedung Arca Gg. Jawa Medan Nurul Iman Jl. Pertiwi Ujung Kel. Bantan Ar-Rahman Jl. Selindit/Jl. Penguin 15 Perum. Mandala L.C Taqwa Jl. Mustafa No. 1 Glugur Darat Medan Isti adah Jl. Amal No. 4 Kel. Sunggal-Medan Drs. Ali Amnar Tambunan Al-Hasanah Jl. Jend. Gatot Subroto No. 1 Medan Drs. H.A. Sanusi Taqwa Jl. Bilal Gg. Keluarga No. 74 Brayan Darat H. Ishaq Jar Al-Ikhlas Jl. Nilam 11 No. 1 Perumnas Simalingkar Drs. Hasbi Yunus Jamik Kel. Lalang Kec. Medan-Sunggal Drs. H. Azhar, A.S Drs. Azizon, S.H Taqwa Jl. Asrama No. 14-B Sei Sikambing C-11 Al-Muhajirin Jl. Perwira Utama No. 18-A Al-Huda Bandar Selamat Medan Nurul Falah Poltabes MS Drs. M. Yazid Mufti Lubis Drs. Hasbullah Ja'far Drs. Kamidin Selian Drs. M. Yusuf Arkhad Bambang Irawan, M.Ag Drs. Satiman Drs. Tenerman Shafiyyah Amaliyyah Jl. Setia Budi No. 191 Medan DR. Fakhruddin Azmi Nurul Huda Jl. Bunga Asoka No.117 Asam Kumbang H.M. Herianto Effendi, S.Ag Al-Ikhlas Jl. Pelajar Timur No. 220 Medan Al-Jihad Jl. Brigjen Bejo/Jl. Putri Hijau Al-Ikhlas Dusun III Tanjung Morawa A Drs. Ramlan Rangkuti, M.A Drs. Sarwo Edy Al-Huda Jl. Bajak I Kel. Harjosri II Medan Amplas M. Syukur Abrazain, B.A Al-Ikhlas Jl. Binjai Km. 16.5 Sei Semayang-Sunggal Drs. Ngadiman, G Al-Ikhlas Jl. Salak No. 9 Medan Drs.Masaludin Berutu Abdul Rojak Drs. Ali Nurdin Drs. Irwansyah Putra Drs. Ramli Mansur Jam' Martubung Pekan Medan-Labuhan Drs. Syamsul Bahri Al-Quddus Jl. Pukat Harimau d/h Jl. Aksara No. 136 Drs. Rachmad Baitussalam Jl. Brigjen Zein Hamid Km. 5.5 T.Kuning M. Syuaib Saragih B.A Taqwa Universitas Medan Area Jl. Kolam No. 1 Suryanda, S.Ag Taqwa Jl. Bromo Gg. Aman No. 23 Medan Taqwa Jl. Bromo Gg. Taqwa No. 11 Medan Ikhlashiyah Jl. Sei Kera Medan Diasuh oleh DR. Lahmuddin Nasution, M.Ag Dosen Pasca Sarjana IAINSU FAI-UISU Pertanyaan 3, Mengapa seekor kambing hanya dibenarkan untuk satu orang sedangkan seekor lembuh boleh untuk tujuh orang? mohon penjelasan, dan terima kasih Jawab, Mengenai hewan yang dapat disembelih sebagai qurban, Imam Abu Isyaq al-Syirazi menyebutkan secara berturut-turut, (unta (badnah), sapi (baqar), kambing dan sepertujuh (subu') unta atau sapi. Urutan ini sekaligus merupakan urutan keutamaannya masing-masing. Ditambahkan pula bahwa jenis kambing biri-biri lebih baik daripada kambing biasa (al-ma'z). Kemudian, menurut al-nawawi, tujuh ekor kambing lebih baik daripada satu ekor unta atau sapi, karena penumpahan darah dengan tujuh ekor kambing lebih baik daripada satu ekor unta ataupun sapi, karena penumpahan darah dengan tujuh ekor sapi itu lebih banyak. Tentang perkongsian dalam berqurban dengan unta atau lembu, Imam Nawawi menegaskan, Dibenarkan berkongsi tujuh orang dalam berqurban dengan seekor unta atau seekor lembu, baik mereka terdiri dari satu keluarga (ahli bait wahid) ataupun dari beberapa keluarga, baik mereka bertujuh itu sama-sama berniat untuk qurban maupun hanya sebagian sedangkan sebagian lagi hanya menginginkan daging (bukan dalam rangka taqarrub), baik hewan disembelih sebagai qurban yang dinazarkan maupun sebagai qurban sunat (tatawwu"). Menurut beliau, ini alah pendapat Mazhab Imam Syafi'i beserta jumhur ulama, termasuk Ahmad ibn Hanbal dan Daut. Akan tetapi, Daud hanya membenarkan perkongsian pada qurban (tatawwu'), tidak pada qurban yang wajib. Disamping itu, ada pendapat Imam Abu Hanifah bahwa perkongsian hanya boleh diantara orang-orang yang tidak berasal dari satu keluarga (mutafarriqin) dan Imam Malik tidak membenarkan perkongsian itu sama sekali, menurut beliau unta dan lembu adalah sama hukumnya dengan kambing, hanya cukup untuk satu orang. Mengenai ini dapat dikemukakan beberapa hadis, seperti Hadis yang diriwayatkan dari 'Ubidah ibn al-mit Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik uhiyah ialah kibasy yang bertanduk (al-aqran) H.R al-Baihaq. Hadis Jabir, bahwa ia berkata, kami berqurban bersama Rasul Allah SAW, unta untuk tujuh orang yang lembupun untuk tujuh orang. (HR. Muslim) Hadis Jabir, bahwa ia berkata, kami keluar bersama Rasul Allah SAW, melakukan (muhillina) ibadah haji lalu beliau menyuruh kami agar berkongsi dalam menyembelih unta dan lembu, setiap tujuh orang seekor unta (HR Muslim) Nukilan al-baihaqi bahwa Ali, Huzaifah, dan Abu Mas'ud al-Ansari, masing-masing berkata, "lembu untuk tujuh orang". Karena merupakan ibadah, maka ketentuan qurban itu haruslah disesuaikan dengan pedoman yang diberikan oleh Rasul Allah SAW, bahwa seekor kambing hanya cukup untuk satu orang dan seekor unta atau lembu boleh untuk tujuh orang. Dari sisi lain, tampak syara' telah menetapkan kesetaraan antara seekor unta atau lembu dengan tujuh kambing. Berdasarkan kesetaraan tersebut, Imam Nawawi menyatakan, seseorang dapat menyembelih seekor unta ataupun seekor lembu, menggantikan tujuh ekor kambing yang wajib atasnya, dengan berbagai sebab, seperti dam haji tamattu atau qiran, dan fawat, mubasyarah, atau karena melanggar larangan-larangan dalam ihram haji dan umrah, atau karena nazar untuk bersedekah atau berqurban. Wa Allahu a'lam Sumber, al-Nawawi, Syarh al-Muhazab, J. VIII, 395, 397-399, Sarwan Drs. Zakaria Arafah Jl. Selamat/Pertiwi Kel. Binjai Kec.Mdn-Denai Drs. Zahiruddin Nst. Al-'Ala Glugur Darat II Medan Timur Drs. Abdullah Jamil MSi Drs. M. Tuah Sirait Drs. Askolan Lubis Drs. Nazaruddin Hasibuan Drs. Kemal Fauzi Darul Ali J. Brigjen Katamso Gg. Nasional Sei Mati Hajjah Syarifah Nst. Pondok Surya Blok VI Helvetia Taqwa Bandar Klippa Cab. Bantan Selamat Kampus Unimed Drs. Muhammad Nasution H.M. Nurdin Amin, L.C, M.A Drs. Abu Said Yulnaidi Drs. Suparlan Drs. H. Zulkarnain Guchi Drs. Manaon Batubara Sahar Ismail Nurul Falah Kel. Sumber Karya Kec. Binjai Timur Silaturrahim Sei Semayang H. Ismail Jami'at-Tartib Jl. K.L. Yos Sudarso No.51 Glugur Kota Drs. Ahmad Samsuri Istiqomah Jl. Binjai Km. 7.2 No. 20 Kel. Lalang Drs. Masrahim Salaby Nurul Huda Jl. Letjen Djamin Ginting km. 8 Medan Drs. M. Samin, N.W Shafiyyatul Amaliyah Jl. Setia Budi No. 191 Medan As-Syahadah Jl. Sikambing Belakang No. 18 Medan Jamik Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Drs. H. Abd. Azis Harahap H. Muhamadin Angkasa Drs. Abdul Halim, A.R Nurdin Muhammad, B.A. Drs. H. Muchtar Baijuri M. Silahuddin, B.A Drs. Mhd. Suwandi Harun, Nst. Dakwah Kampus USU Medan Abd. Karim Rangkuti Nurul Yaqin Jl. Bunga Pancur Siwali Kel.Sp. Selayang Drs. Marahalim Harahap Al-Masturah Jl. Binjai Km 7,5 Medan Helvetia Drs. Satiman Al-Majidiyah Jl. Prof. H.M. Yamin SH No. 13 Medan Nurul Iman Jl. Stasiun No. 75 Kel. Kedai Durian Taqwa Jl. Mahkamah No. 36-C Medan Mukhlisin Jl. Darussalam/Sei Rokan Medan Al-Makmur Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar No. 25 Mdn Drs. Jaffar Siddik Baiturrahim Jl. Sari Gg. Mesjid 1, Patumbak D.Serdang Eko Gultom Al-Ikhlash Jl. Nyiur Raya I Blok-B P.Simalingkar Mdn Drs. Asriel Arifin Rahayu Jl. Pukat Banting 1/44 Mandala By Pass Mdn Drs. Suryadi Hidayatullah Lingk. VII, Kel. Indrakasih Tembung Drs. Dedi Khairuddin Sepakat Jl. Turi Gg. Sepakat No. 3-B Medan Drs. Zulkarnain Lubis Nurul Huda Jl. Garuda No. 23 Sei Sikambing B Drs. Mahyuddin Daulay Taqwa Jl. Merpati Gang Mushollah Sikambing B Drs. Kaslim Nasution Asysyakirin Delitua M. Yasin Harahap Drs. Mustamam Btr Drs. Suparman Drs. Amrin Yus Drs. Ilyas Purba Drs. Poniman, A. W Drs. H. Sangkot Saragih M. Abidin Masnun Syafi'i Drs. Jamaluddin Syuhada Jl. Balam Ling. XIII Kel. Sei Sikambing B Al-Munawarah Simps Selayang Medan - Drs. H. Anwar Sayuthi Drs. Son Haji Harahap Drs. Irham Hasibuan Al-Ikhlas Pasar V Tanjung Sari Medan Selayang Al-Jihad Jl. Sunggal 129 Tg. Rejo-Medan Sunggal Baitus Sujud Jl. Meteorologi Raya G. Karya No.1 Mdn Ahmad Jais, M.Ag Al-Falah Jl. Mummi Tanjung Rejo Medan Drs. Amrin Siregar Al-Chairat Jl. A.R. Hakim Gg. Sederhana No. 22 Mdn Drs. Ishaq Ibrahim Ar-Rahman Al-Azhar Padang Bulan Medan Drs. Agustono Al-Ikhlash Komplek IDI Medan Irfansyah, S.Ag Nurul Imam Denkom Simalingkar B. Drs. A. Sayuti Rangkuti Drs. Rusnan Nasution Drs. Akhyar S.M Drs. Jamaluddin Ginting Dr. Asfan Bahri Dr. Fakhruddin Azmi Drs. Syahriddin Tanjung Drs. H. Azhar AS Drs. Hasanuddin Drs. Mhd. Nasib Selmi Drs. Mhd. Shaleh Rambe Drs. M. Zikri Pulungan Drs. Basyaruddin Lubis Usman Ismail Taqwa Jl. Gedung Arca Gg. Sehat No. 8 Medan Ikhwaniah Jl. Tuamang No. 47 Kel. Siderejo Hilir Baitussalam Dagang Kerawanan Tg. Morawa Ikhwaniyah Jl. M. Yakub No. 3 Medan Taqwa Jl. Kamboja Raya No. 319 Helvetia Medan H. Shohib Nasution Taqwa Jl. Sembada G. Masjid No. 1 Pd.Bulan Medan Marajaksa Harahap, S.Ag Al Muj Tahidin Jl. Brigjen Katamso Gg. Lori Medan Bukhori Muslim Lbs S.Ag Daurunnur Jl. Suka Eka No. 22 Lingk. XI Mdn-Johor Drs. Ishaq Ahmad Darul Azharjadid Jl.Cengkeh Harjosari 11 Mdn- Amplas Drs. Isa Ansory Baiturrahman Jl. Merica Raya Blik F Per. Simalingkar Drs. A. Ghazali Rangkuti Al-Musabbihin Blok C Taman Setiabudi Indah Medan Drs. H. Muzakkir M.Ag Drs. Dariansyah Emde Drs. H. Zainal Abidin Zen Drs. Syahridin Tanjung M. Zubier Nasution Kastalani S.E Al-Khair Tunas Pelita Binjai Nurul Islam Jl. M. Nawi Harahap Medan Al-Manar Medan Jl. Laksana No. 47 Medan Taqwa Jl. Pertiwi Kel. Bantan Medan Darul Amin Jl. Letda Sujono Ujung No. 1 Medan Color Rendition Chart POLIGAM satu orang yang dibol syarat haru pembagian ini dalam kepada Al Q riwayat-riv SAW. Karen melakukan perbuatanr Perbuatan me nah Nabi sangat te dapat mungkin di tiap Muslim lak mempunyai kema menuhi syarat-sya Akan tetapi, apal poligami yang di kaum Muslim se sudah benar meng Nabi atau menyimp Haji II Bern MELAKSAN dah Haji sebagai yang kelima, mer dah yang diwajibk ada manusia se hidup. Kewajiban rupakan kewajibar mutlak bagi seor yang telah mampu finansial, keseha dan rohani. Ibadah kali dikumanda. Nabi Ibrahim a.s. tahun yang lalu.. praktik Nabi Ibral hingga saat ini sec dilaksanakan oleh di seluruh dunia de yang tertentu. Ketentuan pe waktu haji tersebu laskan di dalam Al- 2: 197). Hal yang narik dalam pelak dah religius tersebu samaan atau kese tercermin di dalam ga begitu eratnya u miyah yang diikat iman yang begitu k itu dalam kesempa sangat relevan un hal yang berkaitan dah haji sebagai i bernuansa sosial/ Islam sebagai diridai Allah swt. mengajarkan se gumandangkan dan kesetaraan se saudaraan (ukhuy yah) yang berazask takwa. Hal tersebut Allah di dalam Al Q semua hambanya b perempuan, tua d mua di mata Tuha nya yang membeda satu dengan yang nyalah ketakwaa Hujrat: 13) Situasi di atas t barkan oleh Allah nusia dalam bentuk krit, yakni dalam p sanaan ibadah haji laksanaan ibadah h seluruh umat mu mempunyai kesang tang memenuhi pan dari berbagai penj menuju tempat ri Makkah al-mukarr waktu kunjungan ha ditentukan waktum 197). Tujuan dari k itu hanya untuk r serta sujud dan tund sang Khaliq. Di antara prak yang dikerjakan da sanaan ibadah haji ihram, sebagai sala kun haji. Dalam pel ihram tersebut selu muslim yang men Allah harus berniat makai pakaian ihran Feisal Tanjung Purn Feisal Tanjung c kembali Masjid Amal Teladan Barat. Sumi bersama Bandehara pada kesempatan law masih hidup dijadikan Jend.Pur Feisal Tanj membangun Masjid A sebagai Ulama besa
