Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1981-05-26
Halaman: 05

Konten


BERITA YUDHA-SELASA, 26 MEI 1981 LAPORAN DAERAH 99 Cerita Dari Daerah Bencana Semeru Sing Penting Golek Slamet nDisik Laporan: Wihardjono, Koresponden "BY" Malang, Mei (BY). Lelaki tua itu duduk, diatas potongan kayu yang sudah lapuk. Makanan berupa kelapa muda yang kecil, sementara isterinya memetik buah kopi yang masih ada disitu. Pak Bukat alias Ngateran si pemilik rumah yang masih utuh hanya tergenang endapan lumpur. "Pokok ambegane isih ana" (pokoknya nafas masih ada) katanya pula, dengan membawa daun pisang bagi dirinya dan isterinya serta payung untuk anak2. Kebetulan hujan turun dengan lebatnya. Waktu sampai di jembatan, dilihatnya tiang listrik sudah ambruk dan tiba2 pula merah ada warna. semacam semacam rumah terbakar. Atap teras serta kacanya saja yang mengalami rusak di dukuh Sumber sari tunggeng desa Penanggal Lumajang. Menurutnya sebelum banjir lahar datang terasa ada goncangan. Kebetulan waktu itu malam Jum'at legi sehabis maghrib ia mengadakan selamatan, Hasil selamatan tadi şebenarnya mau dibagi-bagikan ke tetangga sekitarnya tapi goncangan terasa lagi, membuat pak Bukat membatalkan niatnya. Kembali kerumah ia mengajak keluarganya yang terdiri dari isteri, anak (6 th), mertua dan kemenakannya untuk mengungsi. Sambil berjalan keluar iapun sempat mengajak tetangga sekitarnya untuk ikut mengungsi. Tapi jawab mereka sederhana saja: "nggak katik" (nggak usah), kanggo apa mlayu2 wong banjire Induk Besuk kana (buat apa lari2 karena banjirnya di daerah Besuk sana) kata mereka dengan tenangnya. Padahal semula mer- tuanya juga berbuat demikian tidak mau ngungsi, tapi dengan bersusah payah akhirnya mau juga. Sebelum iari, damar (lampu tempel) dimatikan lebih dulu. Karena anggapannya banjir datang dari arah barat ia lari menuju arah sungai kecil yang ada disitu. "Sing penting golek slamet disik, perkara benda ojo dipikir disik" katanya. (yang penting cari selamet lebih dulu perkara harta benda tidak usah dipikirkan). Pada bagian tepi pekarangan terdapat kolam ikan gurameh, memutar sempit memanjang, sambung menyambung, berisikan ikan yang mesti dipungut setiap tahun sekali, tepatnya bila menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk dilelang. Dalam waktu sekejab habislah sudah semuanya. Termasuk pula rumah milik saudaranya yang dibangun satu tahun yang lalu dengan biaya sekitar Rp. 600.000,- Membuatnya secara mencicil karena tiadanya biaya. Di samping itu juga tanah seluas 0,5 ha termakan pula padahal tanaman padinya sudah hampir matang kurang lima hari lagi. Miliknya sebenarnya masih utuh hanya terendam lumpur saja. Tetapi rusak justru karena arus pengunjung yang ingin melihat suasana banjir. Karena takut terperosok dalam endapan lumpur, mereka berpegang pada atap teras rumahnya akhirnya patah dan rusak. Mau melarang apa daya arus penonton begitu banyaknya, mereka sekedar mau melihat saja. Pak Bukat alias Ngateran merupakan salah satu dari sekian banyak korban yang masih selamat, walaupun sanak keluarga sudah tiada hartapun lenyap sudah. keluarganya. Rumahnya cukup gedung sederhana tidak begitu luas, karena memang keluarga ini terbilang keluarga kecil. Seorang istri, A seorang anak, 2 cucu dan menantu. Rumah yang bersih lingkungan tenang, berhawa selalu segar berdiri ditengah pekarangan seluas 0,42 Ha. Mengelilingi rumah itu ratusan batang pepaya yang berbuah bergiliran terus menerus tak kenal putus, tumbuh berselang-seling dengan tumbuhan nanas jenis Bogor yang berat buahnya sampai 4 - 5,5 kg Dalam jarak yang teratur rapi lagi, tumbuh batang jeruk jenis siam yang mulai berbuah. Bagian barat sana tumbuh batang pisang dalam tanaman yang teratur nampak tandanannya bermerek sekali tebas satu tangkai lembaran hijau. Bermula dari hujan lebat sejak Kamis malam. Akibatnya daerah atas menurut penuturan penduduk setempat tidak kuat lagi menahan beban sehingga menimbulkan banjir lahar yang melanda desa-desa yang ada di empat kecamatan Candipuro, Pasirian, Tempeh dan Senduro. Pronojiwo Kecamatan yang beberapa waktu lalu tertimpa aliran lahar kali ini selamat tidak terkena Kedamaian mewarnai isi peka- rangan yang berpagarkan perdu. Tiga orang nampak sibuk dengan alat cangkulnya. menyiangi segala tanaman yang ada, agar terbebas dari ancaman rumput. Pak Suraji sendiri tengah mengamati jeruknya yang pertama kali berbuah. Anak perempuannya sedang menata buah pepaya dan buah nenas yang baru. dipetik, dipersiapkan untuk pengi- riman besok paginya ke Bandung bersama ibunya. Beberapa ekor kambing di kandangnya tekun merumput, sambil sebentar-sebentar mem- produksi pupuk yang dibutuhkan oleh majikannya. musibah banjir. Korban manusia cukup besar jumlahnya. Baik besar, kecil, laki2 maupun perempuan tua maupun muda akibatnya. Dari merasakan penuturan dan penjelasan banjir tersebut melalui jalur kali Leprak, jalur kali Besuksat dengan korban hampir dua ratusan. Jalur kali Besuksat ini menimpa desa2 Penanggal, Keloposawit, Tam- bakrejo dan Sumbermujur. Di daerah Sumbersari - tunggeng keadaannya sudah bagaikan tanah lapang dari pasir dengan tumbuh- tumbuhan satu dua disana sini. Dari awal mulanya hujan turun terus -menerus sejak sore hari hingga larut malam menjelang subuh namun penduduk tidak meyangka akan timbul banjir yang sedemikian besarnya. biasa terjadi Contoh Budidaya Pekarangan Yang Berhasil Nanas Dan Pepaya Pak Suraji Selalu "Disunat" PURBALINGGA:Memasuki peka- rangan Pak Suraji yang terletak di desa Blater Kec. Kalimanah, Purbalingga kesan yang pertama muncul adalah betapa damainya Pak Suraji tinggal bersama Sebuah gubug dengan atap melebar berdiri di sudut sana, tempat khusus pembuatan kompos. Sekali membuat kompos sampai 10 nDisik ......!" Kejadian hujan besar ataupun semacam getaran menurut kalangan penduduk sudah berulang kali dirasakan, tapi itu sudah dianggap biasa. Penduduk di situ banyak yang merupakan pendatang seperti dari Madura, Blitar, Malang ataupun Kediri yang sudah bersusah payah membangun rumah dengan berbagai cara dan usaha. Semangat mereka dan pengorbanannya sejak puluhan tahun yang lalu sebagai perantauan dalam sekejap saja hilang, padahal tanah tersebut asal mulanya masih berujud hutan lebat. Di Dukuh Sumbersari yang semula dihuni 80 kk dengan sekitar 300 jiwa nampaknya tergolong parah dan sisanya hanya berkisar 226 jiwa yang masih selamat selebihnya meninggal ataupun hilang belum diketemukan lagi. Barulah pada Sabtu esoknya bisa diketemukan sebagian korban sejumlah 38 luka2, dan 59 sudah menjadi mayat dan rumah penduduk Nanas Pak Suraji tanpa "makuta", pupuknya kompos nasil ramuan sendiri, menjamin rasa nanas nyamleng (Photo: 040/BY) M kubik, Peupuatan kompos ala Pak Suraji dari hasil pengalaman. Setiap hari, setangkai daun Depaya dari setiap batang dipetik, dimasukkan ke dalam kolam untuk Sang gurameh. Gurameh ini bukan untuk pengembangbiakan tetapi khusus untuk dibesarkan. Demikianlah semua sibuk. Tetapi sibuk dalam kedamaian, ketenteraman, kesegaran. На ya dari hasil pekarangan itulah Pak Suraji menghidupi diri dan keluarganya, bahkan setiap bulan- dapat menggaji tiga orang pembantunya a Rp.20.000,- Pada saat sekarang, pada saat nanas baru dalam pertumbuhan yang berarti hanya satu dua yang menghasilkan, Pak Suraji masih memperoleh penghasilan Rp.150.000,- setiap bulan. Penghasilan ini akan meningkat berlipat ganda bila nanas mulai berbuah sekitar bulan September. nya sebanyak 86 buah sudah hancur sama sekali. Dari areal milik perhutani di Njeplak yang berisi tanaman cengkeh, dukuh Sumbersari dan Kertosari di desa Penanggal,desa Keloposawit maupun di pedukuhan Karangculik korban sudah tidak terbilang lagi belum yang nyasar sampai ke laut selatan. Nampaknya banjir kali ini mengulangi kejadian pada tahun 1976 yang lalu seperti yang dialami oleh desa Nogosari dan Gondoroso, dulunya karena ada musibah desa banjir warga mengungsi ber- dan pindah transmigrasi kelain pulau yaitu ke Sulawesi. Di Gondoroso ratusan jiwa kehilangan tempat tinggalnya, di Nogosari disamping hewan tujuh ekor hilang juga 78 rumah tertimbun serta 22 hektar sawah rusak. Pepaya paya mererancam hama. Kata Pak Suraji yang membuat rusak tanaman pe- itu. bambu. Bimenghindarinya, antar batang dikaitkan satu sama lain na roboh banyak terhindar. (Photo: 040/BY). Nenas dan pepayanya mesti disunat. Nanas Pak Suraji bibitnya bermula berasal dari Pasar Minggu, Jakarta. Sebab Pak Suraji ini yang kini memasuki umurnya menjelang 70 th terbilang urban yang kembali "ngampung" alias pulang kandang. Usahanya semakin merasa tidak betah bergulat dengan alam kejar mengejar. Mengejar rejeki diliputi suasana tegang di ibukota Jakarta, tegang akibat diliputi rasa kekhawatiran, Sehari tak menda- patkan rejeki di kota Metropolitan berarti perut harus diganjal. Urbannya kembali ke kampung. Ia bertekad, kalau di Jakarta setiap hari ia menelusuri jalan-jalan ramai sebagai penjual bubur, kembali ke kampung halaman ia akan bergelut dengan tanah. Hasil mengintip penyelenggaraan tata tanaman di perkebunan Pasar Minggu, mem- hatinya timbul dorongan mantap untuk mengusahakan sendiri di kampung. Dari hasil peruntungan di rantau orang, ia pulang kandang dan berhasil membeli sebidang tanah gersang seluas 400 ubin atau sekitar 0,42 Ha. Letaknya dipinggir jalan raya Purbalingga - Purwokerto. Mulai saat itulah, Pak Suraji bersama istrinya menekuni pekarangannya buat Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam Jatim sudah mengirim tim kesana untuk memberi bantuannya, demikian pula dari pihak PMI disamping beras, pakaian juga obat-obatan. Untuk posko juga sudah didirikan di Pronojiwo dan Penanggal serta Kertosari sedang sub posko di Sumbersari dan dapur umum didirikan pula di Penanggal, Pronojiwo, Sumbermujur, Kertosari serta Gondoroso. Menteri PU Purnomosidi yang berkesempatan meninjau lokasi bersama gubernur Jatim juga telah memberikan bantuannya sebesar Rp 6 juta, selain itu pada Senin pagi mensos Sapardjo datang pula melihat lokasi didekat desa Sum- bersari dan juga telah memberikan bantuan Rp 5 juta serta 1650 potong pakaian kepada para korban yang di sampaikan kepada bupati Suwandi. Arus pengunjung yang ber- datangan sejak pagi hingga sore hari tiada henti-hentinya datang pergi baik dengan kendaraan sendiri, hujan Rumah berdiri dibagian tengah. dengan Tepi pekarangan ditanami pagar hidup "teh-tehan" rapat dan rajin. Buah pepaya yang juga diperoleh dari Pasar Minggu sekitar tahun 1965, ternyata bijinya jadi modal pertama. Dengan kekuatan tenaga sendiri, mulailah diatur tata pekarangannya. Lubang-lubang dipersiapkan, mentara itu ia membeli kotoran- kotoran dari setiap kandang sapi atau di kerbau desanya. Biji ditanam langsung pada tempat- tempat yang telah tersedia. dari cara Kelainan tanaman pepaya Pak Suraji ini, begitu tunas tumbuh sekitar satu meter, mesti mengalami disunat. Ujung tunas- nya dipotong. Akibat pemotongan ini akan tumbuh tunas baru sampai beberapa cabang. Dari antara beberapa cabang ini mengalami sunatan lagi, cabang yang terbaik dibiarkan tumbuh,sedang cabang yang kurang baik di sunat. Bukti menunjukkan batang pepaya itu jadi cepat membesar dan walau masih rendah buahnya padat. se- Menurut keterangan Pak Suraji kepada BY pengiriman pepaya ke Bandung itu berkat jasa baik seorang mahasiswa ITB yang berasal dari Purbalingga. Nanas Pak Suraji juga mesti mengalami disunat. Bagian mana yang mesti disunat itu? Tiada lain bagian ujungnya. yang menurut istilah Pak Suraji, bagian "makuta" Sunatan dilakukan pada saat buah nanas baru berumur sekitar 2 bulan. Pengalaman diperoleh yang sejak tahun 1966 sampai sekarang dengan penyunatan "makuta" nanas, maka berat buah nanasnya. rata-rata 4 sampai 5 Kg, bahkan umum bahkan ada yang menggunakan truck dengan muatan yang berjejal-jejal datang dari Malang, Pasuruan, Balung (Jember). Namun sayangnya mereka datang hanya untuk melihat saja padahal didekat tempat parkir kendaraan ada terletak sebuah peti yang bertuliskan "sumbangan sukarela untuk korban bencana alam" dengan petugas yang memegang pengeras suara berteriak- teriak mengharapkan kesadaran para untuk pengunjung sekedar memasukkan sebagian kecil kekayaannya kedalam peti tadi tapi seolah-olah tidak didengar oleh arus pengunjung, sayang sekali. Korban yang kehilangan tempat tinggalnya untuk sementara waktu dipindahkan ke gunung Gending dengan dibuatkan 'rumah' baru terbuat dari bambu dan daun pisang. Dari jauh terlihat semacam dangau ditengah sawah untuk menghalau Pak Ngateran al Pukat disamping rumah yang masih kuat menahan banjir (BY/044) burung pemakan padi tapi ternyata rumah itulah yang dimaksud. Sejak pagi hingga sore hari rumah tersebut kosong karena penghuni barunya keluar ke tempat lokasi bencana guna memungut kemungkinan barangnya masih ada yang bisa terambil. Petang harinya mereka pulang ke rumah yang baru. ditempati walaupun kiri kanannya tiada dinding yang membatasi. Dari deretan rumah2 murah tadi berdiri dengan megahnya tenda besar berwarna coklat untuk para petugas yang keadaannya jauh lebih hangat dan bebas dari angin malam yang sepoi2 basah. Memang hanya ter- batas pada kata2 kasihan tapi apa baru dayanya kalau memang sedemikian kemampuannya. Menurut bupati Lumajang masalah transmigrasi belum ter- pikirkan lagi yang penting untuk tahap pertama mereka dipindahkan sering juga ada buah yang beratnya sampai 6 Kg. Harga penjualan tiap kg Rp.175,- Wartawan Berita Yudha yang datang ke rumah Pak Suraji, Minggu lalu mendapat suguhan buah nanas Pak Suraji. Bukan reklame, bukan omong kosong, rasanya benar-benar nikmat. Pantesan juga tanpa membeber hasil produksinya di pasar atau di pinggir jalan, sang pembeli datang sendiri. Saat sekarang tanaman nanas ini baru berumur sekitar 4 bulan. Menurut keterangan, sekitar De- sember/Januari nanti, nanas sudah dipanen. Walau begitu sekarang setiap harinya ada juga nanas yang siap dipetik karena masak. Katanya ini memang diatur sedemikian rupa, ada beberapa batang yang sengaja ditanam mendahului waktu agar nanas selalu tersedia bagi siapa yang membutuhkan, tapi dalam jumlah terbatas. mem- Tentang nanas dan pepaya ini di untuk samping menanam peroleh buahnya, Pak Suraji juga melayani bagi mereka yang butuh bibit. Pepaya berupa biji, sedang nanas berupa tunas. Tentang bibit ini, Pak Suraji sering melayani permintaan orang dari banyak daerah. Mereka datang di samping untuk membeli nanas atau pepaya sekaligus tertarik dan tanya bibit. Sebenarnya bagi Pak Suraji sendiri yang namanya bibit pepaya memang setiap hari tersedia. Tetapi untuk bibit nanas bila butuh banyak sekitar bulan Januari/ Pebruari. Itu saja seyogyanya memesan lebih dahulu. . Teknik pembibitan nanas cukup sederhana sekali. "Bonggolnya harus ikut terpotong", kata Pak Suraji. "Jangan dipatahkan begitu saja dari bonggolnya, tapi tunas itu harus dipotong dengan pisau tajam dan sebagian bonggolnya terbawa" jelasnya lagi. sediakan Penanamannya, lu- bang, isi pupuk kandang atau kompos. Sekali berbuah, cabutlah batang. Jangan lupa buah umur 2 bulan, makuta disunat. Sebelum buah dipetik beserta batangnya, didekatnya telah siap lubang baru dengan tunas baru. Oleh: Somadun, Koresponden "BY" membutuhkan kehijauan your dikeluarkannya sendiri. Sebagai- mana yang hidup, tanah hiduppun memerlukan makanan sebagaimana yang hidup Butuh garam, butuh daging dll. Dari pangkal tolak inilah Pak Suraji tetap berpegang teguh, agar tanah tetap hidup. kebutuhan itu harus selalu tersedia. Itulah sebabnya ia selalu menyediakan makanan tanah. Kalau semula ia mengkontrak kotoran setiap kan- dang hewan, sekarang Pak Suraji membuat "pabrik" makanan tanah sendiri. Dihitung-hitung dengan membuat "pabrik" sendiri biaya dapat diperingan. Suatu saat Pak Suraji mem- borong sampah pasar Purbalingga untuk pupuk tanamannya. Pupuk ta- pasar ditrapkan, kesuburan naman tidak mereta. Tanaman Pak Suraji punya prinsip hasil mengamati Orangnya memang SD saja tidak tamat. Untuk mempelajari teori- teori tak mampu dia. Memang ia Berat rata-rata buah pepayanya pernah jadi utusan Purbalingga sampai 3 atau 4 kg. Tiap kg laku untuk mengikuti Kursus Usaha tani Rp.90,- Walau harga cukup di TC TARUBUDAYA di Ungaran lumayan tapi rasa buah pepaya itu Semarang tgl 6 s/d 10 Desember cukup jadi jaminan. Siapa pernah 1977. Tapi nyatanya ia kurang meresapi, akan jadi langganannya. dapat bercerita banyak tentang Untuk kota Purbalingga sendiri, teori yang diperoleh dari kursus itu. banyak langganan tetap yang mesti Ia lebih banyak bercerita dari hasil minta dikirim setiap minggu pengalaman. langsung dan rata-rata 20 Kg. Belum terhitung "pangulir budi" sendiri. Maksudnya belajar dan pembelian ditempat. Setiap harinya sendiri 0,5 Kwintal pepaya Pak Suraji tiba dengan kemampuan otaknya yang di kota Bandung sulit memperoleh teori dari buku. memenuhi langganannya. Pengiriman disebut di- Agaknya inilah yang lakukan memperingan Pak Suraji. "Mbelilu tau, pinter durung Sebab langganan di Bandung ini nglakoni" Maksudnya walau bodoh, telah menyediakan peti sendiri. Pak tetapi karena tekun mengamati dan mempelajari dari pengalaman Suraji tinggal mengisi, kemudian ditaruh di pinggir jalan dekat langsung yang dihadapi setiap hari, rumahnya. Kendaraan Bis mesti akan lebih tahu banyak rahasia, dari akan berhenti dengan sendirinya pada mereka yang hanya menguasai teori tanpa praktek. mengambil pepaya itu. dimiliki Prinsip yang cukup sederhana saja "Saya diberi makan maka harus oleh tanah, saya memberi makan kepada tanah, Makanan semakin enak yang kami sediakan untuk tanah, maka tanah itu akan memberi gantinya berlipat ganda" memberi Atas dasar pengalaman, Pak Suraji tanah um pan berupa teori dongeng si kakek, Rumput dimakan kerbau, kerbau buang kotoran, Kotoran dimakan tanah. Tanah menjadi subur, tumbuhlah rumput. Demikian terus berputar. Ciklus ini tetap diper- tahankan Pak Suraji. Tanah tetap Angin : HALAMAN V keatas (maksudnya ke gn. Gending) dan itupun sementara waktu. bila Nanti keadaan sudah mengijinkan barulah dipikirkan lebih jauh lagi bagaimana sebaiknya. Dikatakan pula dengan melihat keadaan tanah yang subur itu dan bagus itu untuk pertanian. kebanyakan penduduk sangat menyayangkan untuk meninggalkan tanah mereka sehingga sulit kalau untuk dipindahkan. Mereka masih "panik" kata Suwandi tapi memang lambat laun akan diberikan pengarahan kepada para tentang kemungkinannya diberi tempat pemukiman yang baru. Bahkan mensos Supardjo juga berpendapat saat sekarang ini mereka masih dalam keadaan bingung hingga banyak keluarga yang belum sempat (Ko halaman XI) Bogor: korban yang paling subur diamati. Ditemukan di sana, banyak sisa-sisa ikan asin. Dari sinilah Pak Suraji bangkit minat atas dorongan pikir. Tanaman itu subur karena ikan asin? Maka ia terus saja mencoba membuat kompos. Dari yang asalnya serba hijau. Termasuk sam- pah. Dibuatlah sebuah bangunan se-- derhana, beratap jerami. Diambilnya pula jerami bercampur sampah. Digelar rata setebal 30 Cm. Ditebari ikan asin yang telah membusuk yang dibelinya setiap kg Rp.25.- Menyusul kemudian diciprati air kapur yang tengah mendidih. Begitu terus berlapis-lapis me- numpuk sampai puluhan meter kubik. Dibiarkan sampai 2,5 bulan. Bagaimana hasil kompos ini? (Ke halaman XI) RAMALAN CUACA BERLAKU UNTUK TANGGAL: 26 MEI 1981. WILAYAH INDONESIA : Cuaca : hujan diperkirakan akan turun di daerah-daerah: Aceh, Sumatera Utara bagian Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, sebagian Lampung, selat Sunda, selat Bangka, sebagian Sulawesi Tenggara, Irian Jaya bagian Utara. umumnya dari arali Timur-Tenggara dengan kecepatan rendah sampai sedang, kecuali Sumatera bagian Barat: dari arah Selatan-Barat Daya dengan kecepatan rendah. Jawa Barat bagian Jawa: Cuaca umumnya berawan, Selatan Barat Daya hujan lokal; : Angin dari arah Timur dengan kecepatan rendah. Bandung: Cuaca berawan sebagian; Suhu maksimum: 28 derajat celcius, suhu minimum: 19 derajat celcius; Angin: dari arah Tenggara dengan kecepatan rendah. Cuaca berawan; Suhu maksimum: 32 derajat celcius, suhu minimum: 22 derajat celcius; Angin: dari arah Timur dengan kecepatan rendah. Bali/ Denpasar: Cuaca cerah; Suhu maksimum: 29 derajat celcius, suhu minimum: 21 derajat celcius; Angin: dari arah Timur dengan kecepatan rendah sampai sedang. DAERAH HUJAN DI INDONESIA ARUS ANGIN di INDONESIA go m