Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1981-05-26
Halaman: 09

Konten


BERITA YUDHA-SELASA, 26 MEI 1981 dan suwaryono foto: dens 510 latgab abri 80 dan 81 pantai panjang, tanjung karang, laga dan pantai amahal, dilihat dari sudut taktis strategis maritim secara khusus, salah satu dari masalah yang paling penting yalah bagaimana menghadapt serbuan dari utara, katakan saja serbuan "oktopus satu" dan "oktopus dua" secara serentak yang mau ataupun tak mau akan berakibat terpecahnya kekuatan maritim indonesia menjadi dua bagian, dimana yang satu bertugas memecahkan serbuan musuh di indonesia barat, sedangkan yang lain beroperasi menghancurkan or ofensif musuh di indonesia timur. inilah yang merupakan masalah pokok yang sangat urgent untuk dipecahkan dalam latgab abri 80 dan latgab abri 81, meskipun faktor-faktor lain banyak juga memegang peranan penting dalam kedua latihan tersebut. kini kita telah mengetahui bahwa pengertian "control of the sea" telah mengalami perobahan corak yang mendasar, disebabkan oleh penga- laman-pengalaman perang dunia kedua, khas mengenai serangan- serangan jepang di pearl habor, pertempuran-pertempuran di laut karang (coral sea) dan dikepulauan midway. perang laut di coral sea pada tahun 1942, merupakan perang laut pertama dalam sejarah, dimana kedua armada itu secara fisik tak saling bertemu, yang bertempur yalah kedua angkatan udara mereka yang masing-masing dilepaskan dari kapal-kapal induk jepang den amerika. tinjauan dan renungan retrospektif latihan gabungan abri delapan puluh dan delapan puluh satu xxv XXV k.r.l. "teluk saleh" 510 melepaskan sebuah tank amfibi pt. 76 (pt dari bahasa rusia "palawa tanka"), segera disusul oleh panser-panser amfibi b.t.r. 50 p/ buatan rusia yang segera melakukan serangan-serangan amfibius kepantai amahai, selatan pulau seram. foto: dans segenggam kenangan nostalgis untuk seluruh marinir latgab abri delapan puluh dan delapan puluh satu dan khas letkol pelaut kuryono, komandan k.r.l. "teluk saleh" 510 beserta seluruh anak buah dan mayor marinir hartento a.d, wakil komandan batalyon tim pendarat satu "and the five young captains" dan segenap anggau ta marinir batalyon lima dan tiga yang mendarat di laga dan amahal, "the battle of the coral sea (may 1942) was the first in history, in which opposing fleets faught without ever-coming in sight of each other. a month later off midway atoll, carriers again played a decisived role. the battle of midway reinforce a conviction especially from brittish operations in medite- ranean sea with and without air support, that control of the sea now also mean control of the air over the sea. for the rest of the war this axiom ruled with increasing force". (encyclopae- dia brittanica". I-XI). dari apa yang telah diterakan diatas, dapat diketahui bahwa perang armada ditaraf-taraf mu- takhir menghendaki kehadiran angkatan-angkatan udara dalam seluruh strategi maritim indonesia. sebagai negara maritim, sudah sewajarnya dasar-dasar strategi maritim diselaraskan dengan situasi dan kondisi perang modern dan tidak hanya menyandarkan keam- puhan kita pada cita dan citra strategi maritim konvensional semata-mata. biarpun alat-alat maritim kita belum dapat mencukupi segala syarat-syarat yang dikehendaki dalam perang amfibius modern, namun apa yang telah kita punyai telah bisa dimanfaatkan setinggi mung- kin, sebagai jelas terlihat dalam latgab abri delapan satu, dan kita satu dapat meresapi cita dan citra modern angkatan laut republik indonesia yang menghendaki kapal- kapal perang yang terkenal dengan nama "hellicopt. carrier" yang tiap kapalnya diperkirakan dapat me. ngangkut enam buah helli, andaikan armada angkatan laut dapat membeli sekitar sepuluh atau lima belas buah kapal "hellicopt carier", ini berarti daya pukul kita akan meningkat menjadi enam-puluh sampai sembilan-puluh helli. dan last but not least kita dapat lebih mengefektifkan serangan-serangan amfibius secara modern dan dapat melakukan peperangan modern tanpa melakukan pertemuan fisik, sebagai yang telah dilakukan angkatan laut jepang dan amerika di kepulauan atol midway dan coral sea. kehadiran "hellicopt carrier" dalam gugusan armada nusantara dengan sendiri akan melahirkan demensi-demensi baru dalam "am- phibious warfare", karena penda- ratan-pendaratan bisa dipercepat oleh para pasukan marinir, disamping beragam suplai amunisi, alat-alat med is dan lain-lain lagi. kenyataan ini perlu diketengahkan, karena ragam pendaratan amfibius, baik dilakukan di laga, timor-timur, maupun pendaratan para marinir dipantai amahai, tidak diperguna- kan heli-heli maritim yang khas untuk turut serta secara aktif membantu pendaratan-pendaratan tersebut. selain sebagai alat-alat 7 pendarat marinir, heli-heli maritim bisa dipergunakan secara efektif dalam mempertinggi "tactical air support" didaerah-daerah pertem- puran sepanjang pantai, ini hanya bisa dilakukan andaikata angkatan laut indonesia telah mempunyai banyak kapal-kapal perang pengang. kut heli (helli-copt carrier). biarpun angkatan laut kita belum bisa melakukan serangan- serangan amfibius dalam pengertian modern yang melibatkan secara penuh alat-alat elektronik, ter- masuk kedalamnya segala ragam peralatan sebagai heli-heli maritim dan pesawat-pesawat maritim lepas landas vertikal, menerjunkan pa- sukan-pasukan marinir dibelakang pertahanan pantai musuh dengan heli-heli maritim yang khas direncanakan untuk tujuan-tujuan demikian, namun apa yang diperagakan dalam serangan am- fibius laga dan amahai telah dapat memperlihatkan suatu pencapaian maximum dengan ragam alat-alat yang telah "out of date" dalam satu "amphibious war-fare" yang ber- sifat konvensional, dengan alat-alat yang sudah tua dan menghendaki peremajaan total, angkatan laut indonesia telah berhasil melakukan "rapid deployment forces" ke laga dan amahai dalam jarak yang sangat jauh, katakan serupa dengan panjang garis pantai eropa barat disamudera atlantik, mengingat jarak surabaya sebagai pusat gerakan sampai ke laga dipantai sebuah tank mfibi pt. 76, laju melancar menuju sasaran tupuan pantai musuh di amahai. meskipun tank-tank amfibi pt. 76 buatan usia tulah digolongkan pertama"-nyagai sasaran maritim yang harus diganti dengan yang baru, namun para marinir yang mengemudikan belum bisa melepaskan rasa "cinta tank sovyet mempunyai ciri-ciri khas ampuh, namun jelajahnya (endurance) Pedek, sebaliknya tank-tank amfibi baras mempunyai kemampuan jelajah jauh, narun daya tembaknya kurang (fire power). foto: dans dengan timor-timur yang memanjang sekitar seribu mil laut dan jarak laga-amahai yang diperkirakan sekitar seribu tiga ratus mil laut. kalau kita mengambil peta dunia, maka akan diketahui jarak surabaya-amahal diperkirakan sama dengan jarak taiwan-kepulauan natuna dilaut cina atau jarak dari lisboa sampai ke oslo di norwegia melalui samudera atlantik, suatu gerakan pemindahan cepat pasukan marinir atau "rapid deployment forces" yang sangat baik, telah berhasil dilakukan angkatan laut indonesia dalam jangka jarak yang sangat panjang dan diperkirakan sejauh dua ribu tiga ratus mil laut, dengan istilah lain, gerakan-gerakan taktis operasi amfibi bertujuan merebut tumpuan pantai untuk bergerak secara operatif dalam pengertian kelan- jutannya, sedangkan arti strategis, operasi amfibi bertujuan meme- cahkan konsentrasi musuh dan memperlemah daya pertahanan dan penyerangan sambil menciptakan situasi yang memaksa musuh berperang dalam beragam front pertempuran (multi-front) contoh paling frapant mengenai kenyataan ini dapat dengan tegas kita lihat dalam gerakan operatif amfibius yang dilakukan dalam perang korea, dimana amerika serikat melakukan serangan dan pendaratan di inchon, setelah tentara komunis korea utara dengan cepat bergerak ke seoul, dengan serangan amfibius yang dilakukan secara serentak antara tiga angkatan, tentara komunis korea utara terpaksa berperang dalam dua front, diselatan dekat seoul dan inchon disebelah utara. serangan pendadakan ini menga- kibatkan kemunduran tentara komunis, hingga korea tetap pecah menjadi dua sampai dewasa ini. dan kalau renungkan kembali jauh sampai kejadian- kejadian historis dalam perang dunia kedua, maka dapat diketahui bagaimana perang amfibius telah juga dilakukan tentara jepang dalam perang pasifik, ketika tentara dai nippon melakukan serangan-se- rangan amfibius dikepulauan wake, pilipina, indonesia dan beberapa tempat dikepulauan yang luas bertebaran disamudera pasifik. sebaliknya, tentara amerika telah pula melakukan serangan: serangan amfibius yang pertama diperairan guadalkanal pada bulan agustus 1942, dengan memper- gunakan beragam tipe kapal-kapal pendarat sejenis "landing ships tank" (t.s.t.) dan beragam jenis kapal-kapal perang dari berbagai macam klas. sesudah kejadian- kejadian ini, perang pasifik dan eropa mengalami beragam macam serangan serangan amfibius dengan "increasing refinements of landing and support craft (.s.t.)", dalam pertempuran dan sera- ngan amfibius terakhir di okinawa pada perang pasifik sekitar tahun 1945, amerika serikat telah mempergunakan kurang lebih 1500 kapal-kapal perang dari berbagai jenis seminggu sebelumnya gugu- san-gugusan kapal-kapal perang yang terdiri dari kapal-kapal perusak, penyapu ranjau, 1.st., dan lain-lain telah berada diperairan okinawa. bagaimana kelanjutan serangan serangan ini yang dila- kukan sekuens demi sekuens selaras dengan apa yang diistilahkan sebagai "perma" (planning, embar- cation, rehearsel, movement to the objective, assault and capture of the objectives), dapat dengan jelas diketahui sebagai tertera dibawah "the main assault, sweeping mines, clearing obstructions and establishing B repair-logistic anchorage in nearby island groups, simultianously carrying out an intensive bombardment of landing area, the highly complex operations with its great variety of ships and crafts effectively coordinated signi- ficantly illustrated the growing ability of sea-based to outweigh that ashore" (encyclopaedia brittanica 1-XI-XVII). HALAMAN IX dari kutipan ini dapat dengan jelas diketahui bagaimana sebe- narnya serangan-serangan amfibius modern direncanakan dan dilak- sanakan dengan beragam tujuan yang harus diwujudkan, tujuan- 510 tujuan itu dapat berupa suatu preluda bagi pertempuran lebih lanjut setelah tumpuan pantal berhasil direbut dan bisa dipergu nakan sebagai basis kelanjutan operatif angkatan laut dan angkatan udara maritim disamping tujuan tersebut bisa pula diwujudkan sebagai suatu usaha mencegah dan merintangi musuh mempergunakan tumpuan pantal sebagai basis pertahanannya. kenyataan kenyataan ini se ara historis telah dengan nyata dibuktikan oleh ragam serangan amfibius modern oleh korps marinir amerika dalam pendaratan amfibi di afrike, sisilia, italia dan perancis diperang dunia kedua, sedangkan tujuan merebut tumpuan pantal yang akan dipergunakan sebagal pangkalan pangkalan bagi kelanjutan operasional angkatan laut dan angkatan udara maritim, secara historis dapat terlihat dari serangan amfibius korps marinir amerika yang pertama dikepulauan guadalkanal dan sekitarnya di pasifik selatan, arena yudha kebanggaan seorang pengemudi panser amfibi b.t.r. 50.p. (b.tr. singkatan dari bahasa rusia "brony transportiora") menceburkan diri dalam kancah serangan-serangan amfibius dipantai amahai, sebuah panser amfibi (pansam) buatan uni sovyet' yang langsung melaut dari rampa (pintu garbang) k.r.l. 510 dengan mengepulkan asap menuju garis pertahanan musuh sambil melepaskan tembakan-tembakan dari senapan mesinnya. yang diarahkan kepertahanan pantai musuh di amahal. foto: dane