Tipe: Koran
Tanggal: 1981-05-26
Halaman: 06
Konten
BERITA YUDHA-SELASA, 26 MEI 1981 LAPORAN DAERAH Meninjau Kegiatan Kodam IV/Sriwijaya: OPERASI MANUMBING MEMBUAT YANG TAK ADA MENJADI ADA dan melindungi kita, kata salah seorang warga desa Bedengung. Melihat kenyataan yang demikian itu kita tidak takut lagi sama tentara pak, tuturnya menambahkan. Kalau tahu demikian kami merasa bersalah, karena menyangka yang tidak-tidak kepada prajurit ABRI yang sebenarnya adalah orang yang baik- baik dan suka menolong. Setelah tahu persis, bahwa tentara itu membantu mereka, rakyat tanpa diminta memberikan apa yang dimilikinya seperti makanan, minuman bahkan ada yang mengajak para prajurit tidur dirumahnya. Tetapi bukan karena tidak mau, maka untuk tidak merepotkan warga itu sendiri para prajurit menolaknya yang tentunya diberi penjelasan lebih dulu agar mereka tidak sakit hati. Dan sejak itu pula tiap hari ratusan masyarakat secara bergiliran membantu para prajurit bekerja, bergontong royong menyelesaikan jalan, kata Dan Ramil Payung Pelda Damiri. ABRI harus senantiasa manunggal dengan rakyat, tidak boleh terasing dari masyarakat, dan lingkungan sosial dimana ia berada serta mampu mengikuti denyut jantung rakyat. Di lain pihak ABRI juga diwajibkan untuk selalu mawas diri, agar tertancap identitas ABRI sebagai tentara kebangsaan dan tentara pejuang. Operasi bakti yang digiatkan sejak tahun 1978/1979 dan dilanjutkan dengan program ABRI Masuk Desa sampai sekarang, merupakan usaha nyata yang tidak memantapkan hanya kemanunggalan ABRI-Rakyat tersebut, tetapi juga untuk menggiatkan pembangunan desa sebagai landasan perwujudan Hankamrata. Dengan operasi bakti dan program ABRI Masuk Desa ini yang ingin dicapai adalah agar prajurit ABRI dapat menjadi sumber pengumpulan data yang nantinya dapat digunakan untuk lebih memahami apa yang dirasakan dan dipermasalahkan oleh rakyat di daerah. Sebaliknya program itu juga merupakan usaha untuk mendidik prajurit ABRI agar lebih mengenal dan menghormati rakyat dari mana ia berasal, sambil menanamkan rasa tanggung jawab tentang peranan yang diharapkan darinya. Menyadari besarnya manfaat program tersebut, khususnya dalam ikut membantu pembangunan di desa, mengajar rakyat di bidang bela negara dan kesadaran bernegara, maka perlu dilaksanakan secara kontinyu dan berlanjut. Melalui operasi ABRI Masuk Desa ini membuktikan bahwa ABRI ikut prihatin terhadap masalah-masalah yang dihadapi rakyat di pedesaan dan sekaligus ikut menangani langsung pemecahannya. Titik tolak Laporan: Eko Suksmantri, Wartawan BY Sang dari keprihatinan ABRI tersebut. menurut Menhankam/Pangan Jendral TNI M.Jusuf adalah adanya keyakinan ABRI, bahwa desa merupakan tumpuan utama dari sistem Hankamrata. Sebab dengan membangun desa, sekaligus juga membangun landasan Hankamrata. Mengingat banyaknya desa di Nusantara yang masih perlu men- dapat penanganan melalui operasi ini khususnya bidang bela negara dan kesadaran bernegara bagi rakyat pedesaan, maka perlu dicarikan pemecahannya. Ini semua penting, karena operasi ABRI Masuk Desa yang dilaksanakan tiap kwartal tidak mungkin bisa menjangkau seluruh desa yang ada. Makin banyak desa yang mendapat bagian dari operasi ABRI Masuk Desa ini, maka makin banyak pula rakyat yang sadar dan mengerti atas tanggung jawabnya untuk ikut membela negaranya akan lebih banyak lagi. Dengan demikian kesadaran Hankamnas (Pertahanan dan Keamanan Nasional) yang benar-benar mengakar dalam masyarakat sebagai sumber utama Kekuatan Hankamrata yang ingin diwujudkan niscaya akan cepat pula tercapai. atas, Pola ABRI Masuk Desa. Menyadari pentingnya hal-hal di masih dan mengingat banyaknya desa-desa di wilayah Kodam IV/Sriwijaya yang memerlukan penanganan, khususnya di didang kesadaran bernegara, bela negara dan pem- bangunan desa, maka Pangdam IV/Sriwijaya Brigjen TNI Try Sutrisno mengambil kebijaksanaan untuk tetap melaksanakan operasi baktitetapi dengan pola ABRIMasuk Desa. Jadi, di samping tetap melaksanakan operasi ABRI Masuk Desa yang telah diprogramkan dari pusat, Kodam IV/Sriwijaya masih melaksanakan operasi bakti dengan pola ABRI Masuk Desa tersebut. Tanaman kopi sebagal tanaman percobaan, bila berhasil akan dikembangkan untuk daerah tersebut. Sedang gambar bawah adalah tanaman lada sebagai hasil utama daerah itu tumbuh dengan suburnya. (R-28). Kebijaksanaan itu ditempuh, agar lebih banyak lagi desa yang men- menikmati dapat kesempatan bantuan melalui operasi bakti, sehingga akan lebih banyak pula masyarakat yang mengerti betapa pentingnya pembangunan, betapa pentingnya kemanunggalann ABRI- rakyat demi persatuan dan kesatuan untuk bersama-sama membela negara ini dari setiap ancaman yang datang. Apa yang dilakukan Pangdam IV itu memang tepat, hal ini mengingat luasnya daerah Kodam IV yang meliputi empat Propinsi yakni Propinsi Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu dan Lampung dengan luas seluruhnya sekitar 259.936,08 kilometer persegi, dapat dipastikan hanya sebagian kecil saja yang terjangkau oleh operasi ABRI Masuk Desa. Pada hal kegiatan tersebut sangat berguna untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Tidak takut lagi sama tentara Operasi bakti dengan pola ABRI Masuk Desa ini di Kodam IV/Sriwijaya pertama dilakukan di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka dengan nama operasi bakti "Manumbing". Operasi ini mem- buat jalan tembus sejauh 16 kilometer yang menghubungkan empat desa yaitu desa Payung, desa Sangir, desa Irat dan desa Bedengung. Ditunjuk sebagai komandan operasi adalah Bupati Bangka, Jarab. Penunjukan Bupati Bangka sebagai komandan operasi oleh Panglima dimaksudkan agar operasi yang dilaksanakan itu lebih integratet. Operasi Manumbing ini didukung dengan kekuatan satu SSK (satuan setingkat kompi) dari Yon Zipur 2 Kodam IV/Sriwijaya, unsur satuan teritorial, Pemerintah daerah, aparat negara lainnya yang diin- tegrasikan dengan kekuatan masyarakat se kecamatan Payung. selaku komandan operasi sasaran yang akan dicapai dari operasi ini besar sekali khususnya bagi pem- bangunan Kabupaten Bangka dan masyarakat setempat. Manfaat bagi Kabupaten Bangka, tanpa operasi ini Pemda Kabupaten tidak mungkin bisa membangun jalan sepanjang 16 kilometer dengan kwalitas bisa dilalui kendaraan beroda empat. Coba saja bayangkan, untuk membangun jalan sepanjang itu kalau hanya mengandalkan biaya dari APBD tentu tidak akan terlaksana, sebab biayanya terlalu besar yaitu sekitar Rp.30 juta lebih, sedang biaya pembangunan dengan operasi bakti hanya sekitar Rp.6,5 juta dengan kwalitas jalan yang sama, kata Bupati Jarab. Lain lagi dengan cerita furah Bedengung A.Rani. Ia mengatakan tadinya rakyat desa Bedengung, rakyat desa Irat, rakyat desa Sangir Menurut Bupati Bangka Jarab, dan rakyat desa Payung sangat takut sama tentara. Mereka menganggap bahwa tentara suka menempeleng dan suka menyakiti hati rakyat. Pokoknya kalau rakyat dari keempat desa ini melihat tentara sama saja meliha yang menakutkan. Keadaan yang demikian berlangsung terus, sampai saat prajurit Yon Zipur 2 Kodam iv/Sriwijaya memulai bekerja, membuka jalan tembus sikap yang demikian masih tercermin. itu Cara-cara Panglima untuk membantu masyarakat dengan mengadakan operasi semacam operasi Manumbing ini perlu disambut baik, dan perlu diteruskan tidak hanya di daerah Kabupaten Bangka tetapi juga untuk Kabupaten lain di daerah Sumatera Bagian Selatan. Sebab cara-cara yang ditempuh Panglima itu tidak saja memantapkan kemanunggalan ABRI dengan rakyat, tetapi juga memantapkan kemanunggalan ABRI-Pemerintah Daerah berikut Melihat Daerah Transmigrasi Di Lampung Utara nampaknya mirip se- Melihat situasi perkampungan transmigrasi di Lampung kali dengan keadaan perkampungan di daerah Jawa Tengah ataupun di Jawa Timur. Di setiap pintu masuk perkampungan berdiri megah sepasang gapura, walau terbuat dari bambu. Dari situasi perkampungan yang demikian itu, menujukkan betapa tebal sema - ngat dan jiwa pendobrak para transmigran dari Jawa itu untuk bertempat tinggal di tanah harapan Mereka kini sudah cukup berhasil, dengan hasil jerih payah yang ditekuninya selama ini. Pada tahun 1979 Lampung Utara menampung 1.650 KK, tahun sebelumnya ha- nya 350 KK. Sedang pada tahun 1977 ditampung sebanyak 500 KK. Disini ditampilkan beberapa sudut dan kegiatan transmigran di Lampung Utara. (Foto-foto: M.Saleh, wartawan BYJ ALANG C pengusaha swasta. Dan ini sangat dibutuhkan di dalam menunjang nasional pembangunan yang sekarang sedang dilakukan oleh pemerintah, katanya menambahkan. Adapun manfaat dari operasi Manumbing ini bagi masyarakat khususnya rakyat desa Payung, desa Sangir, desa Irat dan desa Bedengung sangat besar sekali. Sebab tadinya rakyat di tempat itu terisolir, dengan dibukanya jalan tersebut tidak terisolir lagi. Bukan itu saja dengan dibukanya jalan tersebut rakyat sekarang bisa menjual langsung hasil ladanya ke kota Pangkalpinang, dan tidak lagi menjadi bulan-bulanan para tengkulak lada. Dulunya, masyarakat daerah ini kalau akan menjual hasil ladanya sangat tergantung dari para tengkulak dan harganyapun jauh di bawah harga pasaran. Habis mau apa lagi untuk menjual kekota Pangkalpinang sendiri tidak akan mungkin karena jalannya rusak berat, kata salah seorang warga desa Irat. Perjalanan dari Jawa ke Lampung dengan menggunakan ferry dalam penyeberangan antara Merak-Panjang. Duduk-duduk, tiduran di geladak adalah pemandangan biasa di atas ferry. Warga itu lebih lanjut mengatakan, bahwa dulunya sebelum jalan ini ada, warga desa Irat dan Sangir khususnya kalau mau pergi ke kota kecamatan yaitu kekecamatan Koba saja diperlukan waktu paling tidak dua hari. Itupun kalau kendaraannya ada dan tidak terjeblos dalam lumpur. Kadang- kadang warga desa tersebut bila akan bepergian ke kecamatan Koba membawa bekal bahan mentah. Ini untuk berjaga-jaga bila ken- daraannya terjeblos bisa untuk memasak di jalan. Kalau tidak demikian bisa kelaparan di tengah hutan, katanya menambahkan. Dulunya ada mobil sekali seminggu saja sudah untung, tetapi sekarang begitu jalan dibuka mobil bisa masuk tiap hari. Untuk itu masyarakat daerah ini sangat berterima kasih kepada bapak-bapak tentara yang ikut mengerjakan jalan ini. Mereka dengan segala alasan untuk tidak datang membantu para prajurit bekerja. Tetapi setelah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa para prajurit bersikap ramah dan sopan serta bekerja dengan sepenuh hati tanpa pamrih, maka rakyat dari ke empat desa itu mulai, berdatangan tanpa diminta ikut membantu prajurit, kata Lurah Rani. Apalagi setelah melihat para prajurit bekerja tanpa komentar, tanpa menghiraukan panas terik matahari yang sangat menyengat, dan kadang-kadang disiram hujan lebat para prajurit tetap bekerja dengan tekun, rakyat bertambah giat membantunya. Ternyata para tentara ini, bukan orang yang suka menyakiti hati rakyat dan bukan juga tukang menempeleng kepala dan memukul, bahkan para tentara ini merangkul Lurah Rani menambahkan, dengan selesai dibukanya jalan tembus sepanjang 16 kilometer, lebar 9 meter yang menghubungkan desa Payung sampai desa Bedengung, maka jalannya roda perekonomian di keempat desa itu menjadi lancar. Rakyat mulai membuka tanah untuk dijadikan tanah pertanian maupun tanah perkebunan. Hasil perkebunan daerah ini adalah lada. Dalam rangkaian operasi bakti sedang dicoba tanaman kopi. Bila ternyata cocok jenis tanaman ini akan dikembangkan lebih lanjut, kata Kasi V/Ter Kodim 0413 BS Bangka Kapten Anyu Sautap. Membuat yang tidak ada menjadi ada. Hasil-hasil yang dicapai operasi bakti Manumbing ini menurut Jarab sebagai Kepala Daerah Kabupaten Bangka dan sekaligus sebagai Komandan operasi dikatakan cukup menggembirakan. Di bidang bela negara dalam lingkungan pemukiman secara fisik telah dilatih sebanyak 157 orang Hansip mengenai masalah dasar keprajuritan, pemberitaan teritorial, ronda dan pos keamanan kampung. Sedang non fisik dilakukan Dengan menggunakan tangga bambu seorang bapak tengah memetik bunga cengkeh. HALAMAN VI Tampak dalam gambar salah seorang warga desa Payung sedang melihat gorong-gorong hasil kerjasamanya dengan prajurit ABRI. Gambar bawah adalah gorong-gorong yang terbuat dari bahan kaleng yang cukup kuat. (R-28). penyuluhan mengenai sistem bela negara/perlawanan rakyat semesta, pengamanan obyek vital dll. Dalam lingkungan pendidikan secara fisik telah dilatih cara pem- berian pertolongan penyelamatan korban dalam penanggulangan bencana alam, pembuatan lobang- lobang perlindungan dalam menghadapi bencana perang dan cara mengatur lalu lintas dalam memelihara ketertiban. Non fisik diberikan penyuluhan tentang kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, pengenalan terhadap organisasi bela negara dan sejarah perjuangan TNI ABRI. Sedang dalam lingkungan kerja secara fisik dijelaskan cara mencegah bencana alam, penjagaan ketertiban dan keamanan masyarakat dan non fisik dilakukan penyuluhan tentang pengenalan ancaman dari dalam dan luar negeri serta pengenalan tentang logistik wilayah. Di bidang kesadaran bernegara dalam lingkungan pemukiman secara fisik diberikan tauladan tingkah laku dalam kehidupan masyarakat, non fisik diberikan penyuluhan tentang penekanan pengenalan Pancasila, dan meningkatkan partisipasi dalam pembangunan. Di bidang kesejahteraan hasil dari operasi (Ke halaman XI) Gambar diatas menunjukkan jalan hasil kerja gotong royong antara prajurit ABRI dan Rakyat. Di lokasi itu tadinya ditumbuhi pohon-pohon belukar. (R-28). Ibu dan anak ini dengan sepedanya baru saja kembali dari penggi- lingan padi di luar kota Matro. Situasi Jalan-jalan di perkampungan yang mirip keadaan di Jawa
