Tipe: Koran
Tanggal: 1989-11-14
Halaman: 04
Konten
Selasa, 14 November 1989 KEUANGAN PERBANKAN Underwriter Khawatir Saham Baru "Undersubcribed" Jakarta, NERACA KALANGAN underwriter saat ini sangat berhati-hati dalam melaksanakan tugas sebagai penjamin emisi saham dari peru- sahaan yang akan go public, melihat situasi pasar saham di sini menurun. Karena kondisi ini dikhawatirkan akan mengalami undersubcribed yang akan menjadi beban underwriter, kata satu direktur uama yang enggan disebut namanya. Kepada Neraca kemarin, dia mengatakan situasi pasar saham di Bursa Efek Jakarta dan Sura- baya sedang mengalami penu- runan. Sehinga kalangan under- writer mengkhawatirkan emisi saham baru yang akan ditawar- kan kepada masyarakat selalu undersubcribed. "Kurangnya minat membeli sejumlah saham yang ditawar- kan, jelas akan menjadi beban bagi underwriter," ungkapnya sambil menambahkan mungkin Bapepam harus melakukan slow down, karena underwriter ber- hati-hati dan kurang berani saat ini menjadi penjamin emisi sa- ham. Jakarta, NERACA SUDAH saatnya di Indone- sia ada undang undang anti monopoli, guna membatasi ruang gerak konglomerat di negeri ini. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi VI DPR, Budi Hardjono kepada pers di gedung DPR Senayan, Jakarta Senin. Di Amerika Serikat saja yang sarangnya Konglomerat ada undang undang anti trust. "Masa di negeri kita yang berpancasila ini, tak dapat diadakan," katanya. Budi Hardjono menyatakan itu atas pertanyaan wartawan, se- hubungan dengan adanya berita tentang perlunya modal kuat menyisihkan sebagian kecil dana untuk mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah dan koperasi. Menurutnya, perlu membatasi kegiatan pemodal kuat (konglo- merat) agar golongan ekonomi Jusuf Arbianto, Direktur Seperti diketahui menurut Bank Danamon yang ditemui catatan Neraca, saham Bank Inter- nasional Indonesia (BII) menga- secara terpisah, mengatakan itu lami undersubcribed. Cuma kepada Neraca sambil menjelas- sekitar 10.800.000 sampai kan pembeli saham ini mayoritas 11.400.000 saham, atau antara investor individual yang juga Pengantar Redaksi TULISAN ini merupakan outline penulis sebagai pe- ngantar diskusi pada seminar pasar modal yang dise- lenggarakan Dewan Alumni Universitas Pancasila di Jakarta, Sabtu. Sjahrir, adalah Managing Director Institute for Eco- nomic and Financial Re- search (Ecfin), Ketua Yayasan Padi & Kapas, serta dosen FEUI serta Sekolah Ilmu Sosial. Deregulasi Ekonomi dimu- lai dengan Deregulasi Per- bankan pada medio 1983. Dapat dikatakan, secara kese- luruhan Deregulasi Ekonomi amat dijiwai oleh Deregulasi Finansial. * ISTRI DUBES: Ibu Tien Soeharto hari Senin (13/11) di kediaman H. Cendana menerima sekaligus tiga istri Duta Besar asing di Jakarta dalam rangka perkenalan masing-masing Ny. Sahar Elsalamy (Mesir), Ny. Rosario Sabastian De Erice De Satama (Spanyol) dan Ny. Farida Bererhi ( Aljazair). (FOTO ANT) Deregulasi yang dikenal dengan Pakto 1988 dan Pakdes 1988, yang kemudian disem- purnakan pula dengan penje- lasan SK Menteri Keuangan Maret 1989 kembali meru- pakan deregulasi di Sektor Finansial. R Bank Danamon Oversubcribed 90-95% yang terjual dari12 juta lembar saham yang ditawarkan BII kepada masyarakat di pasar perdana. nasabah setia Bank Danamon sejak 1976. Sedang investor lembaga dari Yayasan Dana Pensiun jumlah pesanannya lebih sedikit. Lippo bank kabarnya juga mengalami "nasib" sama se- perti BII. Undersubcribed dari saham baru ini, menurut penga- mat bursa memang bisa terjadi mengingat saham-saham baru yang ditawarkan kepada investor terlampau banyak jumlahnya. "Sedang investor menunggu perkembangan selanjutnya, sejak koreksi pasar saham berkepan- jangan." Perlu UU Anti Monopoli untuk Batasi Konglomerat Sementara satu sumber menyebutkan, sejumlah emiten menunda menawarkan saham- sahamnya kepada masyarakat (go public) karena melihat situasi pasar yang melemah ini, karena khawatir undersubcribed. Namun, di tengah-tengah saham baru yang mengalami undersubcribed, Bank Danamon justru over subcribed (permintaan melebihi penawaran) meski kecil, hanya 8%. Tetapi bila pada Deregu- lasi Medio1983 deregulasi ter- batas di sektor Perbankan, maka deregulasi terakhir mencakup berbagai sektor fi- hansial lainnya seperti Pasar Modal, Lem-baga Keuangan Bukan Bank, Asuransi, Modal Ventura, bahkan hingga jasa- jasa Adjuster. Kenapa Deregulasi Ke- uangan begitu penting dilihat dari Deregulasi Ekonomi ke- seluruhan? Lebih lanjut lagi, apa yang membedakan De regulasi Keuangan gelombang pertama (1983) dengan De- lemah juga dapat tumbuh dan adanya kegiatan konglomerat itu berkembang. secara angsung dapa me- rangsang kehidupan perusahaan kecil atau pengrajin yang berada di sekitarnya. Secara konstitusional sebe- tulnya ada pembatasan konglo- merat yaitu UD '45 pasal 33. Tetapi dalam kenyataan aktivi- tasnya tak terkendali dan mereka dapat membius masyarakat. Con- tohnya masyarakat beramai- ramai membeli saham dari peru- sahaan-perusahaan go public tanpa mengetahui apakah peru- sahaan ini sehat atau tidak. Ia sangat setuju jika konglom- erat menyisihkan sedikit dananya baik untuk koperasi ataupun un- tuk membantu pengrajin mening- katkan mutu produksi maupun pemasarannya. Menurut Budi Hardjono, satu perusahaan itu go public kemung- kinan karena dua hal. Pertama memang kekurangan modal un- tuk meluaskan usahanya, kare- nanya mencari dana murah di Pasar Modal. Yang kedua, apakah karena kejelian para pengusaha kuat itu untuk meraup modal murah tersebut dari masyarakat. Ia mengatakan belum terlihat (16). Menjawab pertanyaan itu, Arbianto mengungkapkan bahwa penjatahan saham Bank Dana- mon dilakukan pada 18 Nopem- ber 1989, dan pencatatan di lantai bursa 8 Desember 1989. Saham Bank Danamon se- perti diketahui ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 12 juta lem- bar sejak 27 Oktober - 6 Nopem- ber 1989. Seharga Rp 12.000 per lembar ditawarkan kepada inves- tor di pasar perdana. Namun, langkah yang diam- bil sejumlah perusahaan untuk menunda go public, "Suatu stra- tegi yang baik sekali. Sebab, jika dipaksakan menjual saham pada kondisi sekarang, belum tentu banyak investor membeli akibat situasi pasar saham yang lesu. Kalau undersubcribed, sedikit- banyak akan mempengaruhi per- formance perusahaan," ungkap Dirut tadi yang rencananya peru- sahaannya juga akan go public. Di sisi lain, dia melihat pe- nambahan underwriter yang di inginkan pemerintah memang baik sekali, apalagi ditambah regulasi Keuangan gelombang kedua (1988-1989), dan bila itu berbeda kenapa perbedaan tersebut terjadi? Yang juga menarik, adalah adanya kecenderungan yang sama (kendati dengan "mag- nitude" dan konteks yang ber- beda) antara deregulasi ke- uangan dengan deregulasi di bidang perdagangan luar ne- geri. Persamaan yang menonjol adalah berlangsungnya dere- gulasi yang bermula dengan efek awal pada harga (price sensitive). Deregulasi Medio 1983 membuat Bank-bank Negara lebih mampu bereaksi pada harga uang (Interest Rate). Sementara itu deregulasi di sektor perdagangan juga mu- lanya bersifat kemudahan pada ekspor (Inpres 4/1985, Pakem 1986) dan belum menyentuh apa yang disebut dengan pemberlakuan Tata Niaga di bidang Impor'. Di Jepang misalnya tumbuh subur konglomerat. Tapi mereka mampu mengangkat perusahaan perusahaan kecil lainnya untuk berkembang baik. "Mereka mampu mengangkat ekonomi masyarakat sekitarnya. Sedang- kan di sini terlihat, konglomerat hanya sibuk memperluas peru- sahaannya," kata Budi Hadjono. Ia mengatakan, tumbuh pesatnya konglomerat di negeri ini, karena good will kita juga. Deregulasi gelombang \ kedua di bidang keuangan dan Deregulasi yang membuka kesempatan impor yang lebih 'competitive", pada dasarnya merupakan deregulasi-deregu- lasi yang membuka "Market Entry". Bila pada Deregulasi ge- lombang pertama "price sen- sitive" berlaku jamuan hakekat pasar masih bersifat distorsi maka pada deregulasi gelom- bang kedua, hakekat pasar itu sendiri menjadi berubah, se- hingga menjadi pasar yang lebih kompetitif. Implikasi Deregulasi ge- lombang pertama merupakan "Push Factor" yang bera- kumulasi, sehingga Deregulasi gelombang kedua menjadi ter- capai. Meskipun begitu, amat sulit untuk memperkirakan seberapa jauh implikasi eko- nomis keseluruhan dari de- regulasi di bidang-bidang fi- nansial dan perdagangan. peraturan yang tidak memperbo- lehkan penjamin emisi saham berada dalam satu grup dengan emiten. Agaknya telah ber- langsung "Financial Deepe- ning" di sektor Perbankan. Perdagangan SBI terus menerus meningkat. Tanda- tanda munculnya "Domestic Secondary Money Market" mulai mewujud secara semakin meyakinkan. Kondisi itu akan menciptakan iklim persaingan sehat, di mana ihwal penetapan harga saham yang kompetitif. "Jika penjamin emisi tak bertambah, akibatnya muncul suatu stagnasi yang pada akhirnya memperlambat perkem- bangan pasar modal." Meskipun masih amat riskan untuk mengatakan, bahwa "Financial Deepe- ning" ini akan terus ber- langsung tumbuh, namun sulit di bantah bahwa kecenderu- Dunia Perbankan Meulaboh, Aceh, NERACA KEPALA Bank Indonesia Cabang Aceh, Mahmud Arsyin mengatakan, persaingan dunia perbankan termasuk di Aceh kini semakin ketat sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah melalui deregulasi dan debirokra- tisasi. suatu Persaingan yang sehat meru- pakan syarat utama bagi lahirnya inovasi, kata Mahmud Arsyin pada pembukaan peres- mian pemakaian gedung baru bank pembangunan daerah (BPD), Aceh di Meulaboh 250 km sebelah barat kota Banda Aceh, pekan lalu. Dalam iklim persaingan cukup sehat itu, telah mendorong dunia perbankan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas antara lain penganekaragaman produk jasa bank, perbaikan mutu kuali- tas manusia, katanya. Untuk mendukung kegiatan ekonomi dunia usaha di Aceh, hingga akhir September 1989 volume kredit perbankan telah mencapai Rp 384,59 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 32,5 persen dibanding volume kredit akhir Desember 1988 lalu seba- nyak Rp 290,13 miliar. Sedangkan dana masyarakat yang berhasil dihimpun melalui Giro, Deposito dan Tabungan hingga September 1989 berjum- lah Rp 193,62 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 22,7 persen dibanding dana Desember 1988 lalu hanya Rp 157,82 miliar. Menurut Mahmud Arsyin, khusus untuk kabupaten Aceh Barat dalam periode yang sama kredit perbankan juga terjadi kenaikan sebesar 33,3 persen, yakni dari Rp 23,18 miliar (Desember 1988) menjadi Rp 30,9 miliar akhir September 1989. Sedangkan dana masyarakat yang berhasil dihimpun juga meningkat 50,8 persen, yakni dari sebesar Rp 5,45 miliar (Desem- ber 88) menjadi Rp 8,22 miliar akhir September tahun ini. Dikatakan, untuk menunjang pembangunan di zona pertanian khususnya sektor perkebunan di wilayah Aceh Barat dunia per- bankan telah menyediakan fasili- tas kredit investasi, Rp 73,93 miliar dan sekitar Rp 62,84 mil- iar (85 persen), merupakan kredit likuidasi investasi dari bank Indonesia. Oleh: Dr. Sjahrir berjangka dikenakan pajak. Prinsip keadilan antara Meskipun begitu beberapa pemajakan bunga deposito hal yang perlu dicatat kiranya berjangka dan dividen dari sulit dipungkiri keperi-bera- saham memang hal penting. daannya: Tetapi amat penting pula meng- hitung peran faktor-faktor eksternal, iklim deregulasi secara keseluruhan dan ke- rangka kebijaksanaan makro ekonomi pada umumnya. Deregulasi di sektor finan- sial tidak bisa tidak harus ber- langsung secara riil di sektor ekonomi nyata. Pasar Modal jangan semata-mata dilihat sebagai instrumen mobilisasi dana. HARIAN NERACA Dilarangnya underwriter satu grup dengan emiten, juga akan mencegah penetapan harga sa- ham yang tinggi akibat kongka- likong mereka. Pihak ketiga, yakni investor, sepatutnya diberi keuntungan yang wajar dari capi. Mayatexdian dan Great River di pasar perdana. Tapi kalau ter- lalu tinggi seperti 2 atau 3 bulan lalu juga sudah abnormal". (26). Bergumul di Lantai Bursa ngan itu tidak terjadi. Tingkat monetisasi bukan saja ber- langsung di kota-kota tetapi juga di desa-desa. Jauh sebe- lum ada "Tahapan" yang menghebohkan itu, BRI telah memberi "hadiah-hadiah'' yang meningkatkan mobilisasi dana di pedesaan. Bidang Pasar Modal mengejutkan sekali "Perfor- mance"-nya.Sulit atau musta- hil untuk menghubungkan "Ledakan Pasar Modal" se- mata-mata karena deposito Great River Garment Industry 11.000 11.000 Jakarta, NERACA DUA saham perusahaan gar- ment bergumul seru di lantai bursa. Kurs saham Mayatexdian dan Great River saling berkejaran tiap hari. Keduanya berlomba menyelam lebih dalam di bawah Aceh Bersaing permukaan harga perdana. Kemarin, kurs dua saham ini belum berubah pada akhir bursa. Mayatexdian tetap pada kurs Rp 8.000 seperti Jumat pekan lalu sementara Great River tetap ber- tahan pada Rp 8.200. Selama hari itu berusaha melonjak tinggi. bursa kemarin kurs kedua saham 8.650 Deregulasi Sektor Keuangan Kurangi Distorsi Ekonomi Sesungguhnya membe- sarnya perusahaan-peru- sahaan yang go-public juga 3 8.650 Mayatexdian 6 8.650 8.975 8.975 7 8.400 Mereka ingin membuat kurs akhir lebih tinggi ketimbang pekan lalu. Great River pernah meraih harga penjualan Rp 8.650, namun juga mengalami transaksi pada harga Rp 8.000. Menjelang akhir bursa pialang Amcol Se- curindo menolong kurs Great River dengan menutup sendiri transaksi pada kurs Rp 8.200. Jumlah saham yang membuat kurs naik kembali tidak banyak, cuma 500 unit. Mayatexdian menciptakan transaksi pada sessi pertama hari bursa. Pada saat itu harga saham ini tidak bergelombang. Penjualan dan pembelian terjadi pada harga Rp 8.000. Kurs ini Jakarta, NERACA PERKARA bobolnya Safety Deposit Box (SDB) Bank Inter- nasional Indonesia (BII) yang dituduhkan terhadap terdakwa LIW (46 tahun) karyawan BII sendiri, Senin, di sidangkan kembali oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan mende- ngarkan keterangan saksi Sujani dan Roby. Menjawab pertanyaan Majelis hakim diketuai Wahono Baoed 8 SH, saksi Sujani menjelaskan, ia adalah salah seorang karyawan BII. Bertugas sehari-harinya sebagai pesuruh untuk melayani minuman bagi karyawan dan tukang membersihkan kantor BII di tingkat II Jl. Ir. Juanda Jakarta. merupakan isyarat dari se- makin "menyatu"-nya sektor finansial dan sektor riil. Para Investor yang kini mungkin hanya sibuk dengan "capital gain" semakin lama membu- tuhkan "prospektus" Peru- sahaan yang lebih canggih dan analisa para analis. Hingga kini belum ada analis dari pasar modal. Ke- sibukan hanya mencakup para underwriter, emiten, calon dan investor, pimpinan Bapepam dan sebagian kalangan ke- uangan. Implikasi Ekonomi dari Deregulasi Finansial jadinya mencakup hal-hal sebagai berikut: . Majunya deregulasi di sektor finansial tidak bisa ber- langsung terpisah dengan kemajuan di sektor-sektor perdagangan dan sektor riil. Bila masih ada masalah di sektor-sektor Pemerintah daerah, Perdagangan Dalam Negeri dan Perusahaan-peru- sahaan Negara, maka efeknya akan terasa pada sektor finan- sial. Deregulasi Perbankan tidak menjamin lancarnya operasi Perbankan di daerah- daerah. 8.225 Untuk itu diperlukan iklim ekonomis yang dapat dibantu, antara lain oleh Bank Indone- sia perwakilan daerah, Peme- rintah Daerah dalam hubu- Dalam melaksanakan tu- gasnya itu, ia pernah dua kali menemukan kunci tergeletak di- lantai. Jarak ditemukannya kedua kunci itu kira-kira satu minggu. Dan kedua kunci yang ditemukan nya itu diberikannya kepada ter- dakwa. Satu diantaranya mem- punyai panjang kira-kira 2 cm dan yang satu lagi kira-kira 4 Cm. Tapi kapan ditemukannya kunci tersebut saksi tidak ingat lagi. Ketika hakim menyuruh kapan menemukan kunci terse- saksi untuk memperkirakan but, ia menegaskan, kalau tidak hanya disebutkan bulan Agustus awal Agustus 1988, pasti akhir bulan Juli 1988. Kunci apa yang ditemukannya itu, saksi tidak tahu sama sekali. Tapi dua bulan kemu- dian ia tahu ada seorang nasabah (Ant). BII pingsan setelah tahu barang pingsannya seorang nasabah BII karena kehilangan barang-barang yang disimpan di SDB BII itu, saksi tidak bisa jawab. Dalam hubungan dengan keterangan saksi di BAP, pena- sihat hukum terdakwa Jhon Wa- lery SH memprotes Jaksa dengan menyatakan, tidak ada kesaksian saksi yang menyatakan pingsan- nya seorang nasabah BII pada awal bulan Agustus 1988, tapi 88. 8.300 9 8.200 8.000 10 13 mantap lewat transaksi 24.700 saham. Garis edar kurs kedua jenis saham ini seperti gunting yang saling memotong. Harga dua saham ini bersilang pada 7 No- vember dan terulang lagi pada 9 November. Setelah itu trend kurs menjadi mendatar. Pada akhir hari bursa minat beli saham Great River berada pada harga Rp 8.200 sedangkan minat jual pada Rp 8.200. Sisa jual saham ini pada harga Rp 8.200 masih cukup besar., Diperkirakan hari ini kurs River akan menyelam lebih dalam lagi. Nasib serupa akan dialami juga oleh Mayatexdian. Pada penjualan dengan harga Rp 8.000 masih terdapat sisa jual cukup banyak. Sisa jual itu pun terben- tuk pada harga lebih rendah lagi. Sedikitnya ada satu pialang yang ingin menjual pada harga Rp 7.975 dan satu pialang lagi pada harga Rp 7.850. Sementara pada harga Rp 8.000 ada tiga pialang yang menyampaikan minat jual. Rp 7.775. Pada harga ini ada dua Minat beli tercatat pada harga pialang yang memasang diri. Diperkirakan harga Mayatexdian akan melorot pada hari ini. (Mansur M.Amin) Dalam pada itu, pengadilan juga telah mendengarkan kete- rangan saksi Roby. Saksi ini mengaku adalah saudara kandung dari saksi pelapor. Ia kepada ngan dengan "location per- mii"", dan kantor-kantor wilayah dari Departemen- departemen terkait. • Monetisasi yang meluas dan cepatnya perputaran uang membutuhkan pengawasan yang semakin bermutu dalam setiap aspek dari operasi Per- bankan. Kompetisi yang se- makin tajam bukan hanya soal kompetisi memperoleh rua- ngan iklan di surat-surat kabar. The Silent Compecition" yang mencakup pengawasan implementasi perkreditan, pengendalian mutu mana- jement pada tingkat menengah dan inovasi produk jasa yang ditawarkan, kesemuanya me- merlukan daya, dana dan olah otak dari Pimpinan-pimpinan Perbankan. • Baik perkembangan di Pasar Modal, maupun "finan- cial deepening" di sektor Per- bankan, kesemuanya mensya- ratkan kepekaan yang tajam akan informasi dan kedalaman analisis ekonomi dan keu- angan. Arus informasi dari luar yang masuk ke sektor "deci- sion maker" di Perbankan, memerlukan sistem pengo- lahan yang efektif. Di sektor riil sendiri perlu diperhatikan perubahan yang terjadi pada struktur ekonomi. Sektor jasa-jasa yang dahulu lebih "link"-nya pada sektor primer kini semakin berkaitan dengan sektor manufaktur. Dengan begitu sektor jasa-jasa keuangan juga harus menem- patkan dirinya sejajar dengan arus perubahan struktur eko- nomi tersebut. (*). Bursa Saham Tiga Saham Mendominasi Transaksi Dankos dan Bank Surya Cipta Gain Jakarta, NERACA TIGA jenis saham, kemarin, mendominasi transaksi di lantai bursa. Ketiga jenis saham itu, UIC, Jakarta International Hotel dan Japfa, secara bersama-sama menghasilkan nilai transaksi Rp 8,66 miliar. Sementara itu lantai bursa bertambah dua penghuni baru, saham Dankos dan Bank Surya. Sidang Lanjutan Bobolnya Safety Deposit Box BII Catatan di lantai bursa menun- Namun nilai transaksi dan vo- jukkan dua jenis saham yang baru lume penjualan, kemarin, menye- mencatatkan diri untuk diper- babkan indeks harga saham ga- dagangkan masih mampu men- bungan turun dengan 1,676 ciptakan gain bagi pemiliknya. persen. Tercatat indeks 434,253 Saham Dankos, yang menyan- sedangkan akhir pekan lalu. dang harga perdana Rp 6.500, 435,929. kemarin, terjual dengan harga Rp 8.000. Dankos memberikan gain Rp 1.500 kepada tiap saham. Bank Surya, yang juga listing kemarin memberikan gain Rp300 untuk tiap lembar saham. Bank Surya menyandang harga perdana Rp 7.500. Kemarin, tiap unit saham ini terjual Rp 7.800. Penjualan kedua jenis saham ini masih dengan sistem kol. Sis- tem ini masih berlanjut hari ini. Kemarin, saham Dankos terjual 10.000 unit sedangkan Bank Surya laku 5.000 saham. barang yang disimpannya di SDB BII itu telah hilang. pan emas Majelis menyatakan, ia memang tahu bahwa adiknya itu menyim- dan uang dollar di Safety Deposit Box Bank Inter- nasional Indonesia. Keterangan saksi terakhir ini, agak berbeda dengan keterangan- nya ketika diperiksa di Kepo- lisian. Di BAP yang dibuat di Atas keterangan kedua saksi kepolisian, saksi menyatakan, ia ini, terdakwa LIW yang di bela tahu ada seorang nasabah jatuh oleh tiga orang penasihat hukum pingsan setelah melihat barang itu tidak berkeberatan sama barangnya yang disimpan di SDB sekali. BII itu hilang adalah awal bulan Agustus 1988. Jadi bukan dua bulan setelah menemukan kunci. "Ketika Jaksa penuntut Umum Syarifuddin Syam SH mempertanyakan jarak waktu ditemukannya kunci dengan Pialang Murni Segara Lestari membeli 5.000 saham Bank Surya yang lepas ke bursa. Sedangkan pialang MIFC, Tumora, Kolibindo dan Tripanca Mulia membeli saham Dankos. MIFC tercatat sebagai penjamin utama emisi PT Dankos Laboratories. Kelihatannya MIFC, under- writer saham PT Dankos, pagi- pagi sudah berusaha menyela- matkan efek ini. Pialang ini membeli 5.000 saham Dankos. Pada akhir kol tercatat sisa jual saham ini pada kurs Rp 8.000. Sedikitnya ada tujuh perusahaan pialang yang berniat menum- pahkan saham nasabah mereka pada kurs itu. Lantai bursa, kemarin, men- catat nilai transaksi di atas Rp 10 miliar. Transaksi pertama, ter- besar, dalam delapan bulan ter- akhir, terjadi pada hari Jumat. Pada akhir hari bursa sepekan itu terjadi transaksi dengan nilai Rp 17,4 miliar. Pada akhir hari bursa saham terjual. sepekan itu sedikitnya 1.255.000 Kemarin nilai transaksi yang terkumpul sekitar Rp 12 miliar. Jumlah saham yang terjual ter- catat hampir satu juta lembar. Terdakwa oleh Jaksa dituduh mencuri barang-barang milik Ny. Hsu Lili yang disimpan di Safery Deposit Box BII berupa 750 gram emas dan 1000 dolar Amerika Serikat. Sidang ini oleh Majelis hakim ditunda sampai tanggal 2 Desem- ber 1989 yang akan datang untuk mendengarkan tiga orang karya- wan BII masing-masing Taswin, Heru dan Wijaya. (AH). "Dispensasi itu akan mem- beri citra ketidakpastian hukum yang ditetapkan pemerintah sendiri," kata Sekretaris FKP- anggota Komisi VII DPR RI, BP. Messakh, SE menjawab per- tanyaan wartawan di Jakarta sehubungan rencana pemerintah memberi izin kepada sekitar 52 BUMN untuk go public 1990. "Tidak terkecuali apakah itu kepada BUMN atau kepada swasta, dispensasi atau apa pun itu bentuknya yang justeru menyimpang dari persyaratan pasar modal supaya jangan lagi diberikan, seru Messakh. Menurut dia, perlu dipertegas masalah kesehatan BUMN yang akan menawarkan sahamnya di pasar modal, walaupun Menteri Keuangan telah mengatakan, BUMN yang akan menawarkan sahamnya di pasar modal adalah yang betul-betul sehat. Sekretaris FKP itu me- nyatakan sependapat jika BUMN saat ini sudah harus mengurangi ketergantungan dananya dari penyertaan modal pemerintah (PMP), sehingga harus mencari sumber lain yang diantaranya melalui pasar modal. Namun demikian, meski BUMN merupakan badan usaha yang dijamin pemerintah, se- hingga risikonya relatif tidak ada ketimbang swasta, bukan berarti kemudian dapat dengan begitu saja diberi ijin menawarkan saham melalui pasar modal. Imbangi Konglomerat DENGAN kebijaksanaan pemerintah mengijinkan BUMN menawarkan saham di pasar modal, lanjut Messakh, di sam- ping meringankan pemerintah Saham Unggul Indah kembali mencatat rekor penjualan. Hari Jumat lalu mencatat volume penjualan 760.650 saham. Kemarin tercatat 331.150 saham. Nilai transaksi yang begitu besar juga didukung saham Jakarta International Hotel dan Japfa. Saham JIH terjual 110.000 unit sementara Japfa terjual 165.000 saham. Transaksi UIC terjadi pada kurs yang menurun dari Rp 18.000 menjadi Rp 17.725, pada awal transaksi. Namun kurs naik lagi menjalin Rp 18.000. Pialang Makindo berusaha menaikkan kurs saham ini dari Rp 17.975 menjadi Rp 18.000 lewat pembe- lian 3.000 saham. "Jangan di- tahan dong kalau kita mau mem- beli pada Rp 18.000. ujar Guna- kindo, kepada Neraca, wan Jusuf, pialang dari PT Ma- Transaksi atas saham Japfa terjadi pada kurs yang menanjak. Kurs saham ini, kemarin, tercatat Sedangkan kurs Jakarta Interna- naik menjadi Rp 7.400. tional Hotel molorot tiga point menjadi Rp 13.925. Lantai bursa kemarin mencatat penurunan kurs dari sembilan saham. Multipolar mencatat Halaman IV penurunan kurs yang cukup tajam. Sebelumnya kurs saham ini berada pada tingkat Rp 10.500. Kemarin kurs saham ini turun Rp 2.000, atau 80 point. Sementara saham Unilever, yang sedang diburu investor asing mengalami penurunan kurs Rp 350 atau 14 point. Saham Sucaco, yang kemarin mencatat transaksi cukup besar juga mencatat penurunan kurs. Harga sebelumnya tercatat Rp 9.750. Lewat transaksi 58.000 saham, Sucaco turun dua point menjadi Rp 9.700. Kurs Goodyear pun melorot. Terjadi transaksi sekitar 4.700 saham Goodyear. Namun kurs saham ini turun menjadi Rp 7.300 atau delapan point. Perusahaan Dalam Berita Negara Saham Hotel Prapatan, yang akhir pekan lalu terjual 150.000 unit, kemarin turun kursnya menjadi Rp 5.500. Kurs saham ini turun 20 point dari Rp 6.000. Saham Ficorinvest tidak pula mampu mempertahankan kursnya. Kemarin saham ini mengalami penurunan kurs dua point menjadi Rp 17.000. Saham ini terjual 34.100 unit kemarin. Menarik perhatian saham Pakuwon Jati. Kemarin kurs saham ini mulai menanjak. Sebe- lumnya kurs Pakuwon Jati men-el catat tingkat Rp 6.700. Kemarin kurs saham ini naik 25 point menjadi Rp 6.875. Kelihatannya investor asing mulai mengalihkan perhatian ke saham ini. Tercatat transaksi, pada hari Senin, terjadi atas 49.300 saham. Sementara saham Berlina, yang baru listing, tidak mampu bertahan pada kurs 7.800. Kemarin kursnya turun empat point lewat transaksi 36.700 saham. (ma) Jakarta, NERACA SETELAH disahkan Departemen Kehakiman RI dan didaftar- kan di kantor Pengadilan setempat, maka perusahaan-perusahaan yang nama-namanya tercantum dalam daftar tersebut di bawah ini, telah diumumkan dalam Berita Negara/Tambahan Berita Negara pada minggu lalu. Dalam Berita Negara Nomor 87 tanggal 31 Oktober 1989 sebagai berikut : 1. TBN No. 2783 Th 1989 PT. Dendrit, di Jakarta 2. TBN No. 2784 Th 1989 PT. Rehabindo Mandiri, di Jakarta 3. TBN No. 2785 Th 1989 PT. Sari Aspirasitama Jaya, di Pekanbaru 4. TBN No. 2786 Th 1989 PT. Gemar Masjaya, di Pekanbaru 5. TBN No. 2787 Th 1989 PT. Perawang Makmur, di Pekanbaru 5. TBN No. 2788 Th 1989 PT. Guna Dodos, di Pekanbaru 7. TBN No. 2789 Th 1989 PT. Bank International Indonesia, Dalam Bahasa Inggris PT. International Bank of Indonesia, di Jakarta (Perubahan) 8. TBN No. 2790 Th 1989 PT. Karya Antaboga, di Surabaya 9. TBN No. 2791 Th 1989 PT. Bank Perkreditan Rakyat Kumara Sedana Ayu, di Desa/Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. 10. TBN No. 2792 Th. 1989 PT. Donna Italian Style, di Denpasar 11. TBN No. 2793 Th. 1989 PT. NV. Perusahaan Dagang Gunung Kawi, disingkat: NV. Gunung Kawi, di Jakarta (Perubahan) 12. TBN No. 2794 Th. 1989 PT. Hydrindo Teknikatama Nusantara, di Jakarta 13. TBN No. 2795 Th. 1989 PT. Wantek Makmur, di Jakarta 14. TBN No. 2796 Th 1989 PT. Smaxindo Multirasa, di Jakarta 15. TBN No. 2797 Th 1989 PT. Airmas Asri, di Jakarta (Perubahan) 16. TBN No. 2798 Th 1989 PT. Saptadela Delatama, di Jakarta 17. TBN No. 2799 Th 1989 PT. Lloyd Indonesia, di Semarang (Perubahan) Dispensasi Go Public Beri Citra Ketidakpastian Hukum Jakarta, NERACA dari segi penyertaan modal, pada PEMERINTAH jangan lagi sisi lain agar BUMN dapat mengeluarkan dispensasi atau meningkatkan potensinya untuk keringanan kepada badan usaha mengimbangi kekuatan konglo- yang kurang sehat untuk men- dapat izin menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, kata seorang anggota DPR Senin. merat. "Itu sudah merupakan misi BUMN yang harus dijalankan sejak dulu, bukan merupakan suatu misi baru yang harus di- tambahkan," katanya. Menurut dia kebijaksanaan pemerintah tentang BUMN terse- but berkaitan dengan seruan Presiden yang disampaikan melalui Ketua Umum Dekopin Sri Edi Swasono, agar pihak swasta menahan diri dan tidak bersikap seolah mendapat pe- luang tidak terbatas dari peme- rintah. 18. TBN No. 2800 Th 1989 PT. Cipta Hydropower Abadi, di Jakarta 19. TBN No. 2801 Th 1989 PT. Pelayaran Payung Samudra, di Palembang (Perubahan) (Bersambung) Mengenai syarat keterbukaan dalam pasar modal, itu mengatakan BUMN se- anggota DPR harusnya sejak dahulu harus ter- buka penuh, jangan menunggu, masuk pasar modal. "Rakyat sebagai pemilik BUMN berhak mengetahui pengelolaannya, atau jika ada penyimpangan. Siapa dan berapa yang melakukan itu semuanya harus diketahui karena dananya dari rakyat, ujarnya. Anggota DPR lainnya berpen- dapat BUMN yang berbentuk persero harus melepaskan diri dari Departemen teknis bila hendak go public. Sebab BUMN (persero) se- cara hukum berstatus sama de- ngan PT di swasta, boleh memiliki kekayaan sendiri dan kemudian menentukan siapa yang duduk sebagai pimpinan, adalah pe- megang saham. Dalam kaitan itu, masuknya BUMN ke pasar modal dapat memberikan pengaruh, sehingga konglomerat swasta dapat ber- pikir lebih jauh dan menahan diri, karena langsung saling ber- hadapan dalam satu mekanisme pasar (pasar modal). Dikatakan, para pemodal di pasar modal saat ini tentunya akan menahan diri untuk menunggu masuknya BUMN ke pasar mo- dal, karena walau bagaimanapun memiliki saham BUMN tetap lebih menarik ketimbang memiliki saham perusahaan swasta karena faktor keamanan- nya lebih terjamin. Kondisi demikian dapat Pada bagian lain keterangan- mempengaruhi penawaran saham nya Aberson mengatakan, keun- di bursa pada saat ini, sehingga tungan yang diperoleh dari memungkinkan terjadinya BUMN yang Go Public yaitu penurunan harga saham, katanya. Keunggulan lain yang dimiliki BUMN, adalah dalam penentuan harga saham pada penawaran perdana, di mana tidak mungkin penentuan agio (selisih harga penawaran perdana dengan harga nominal saham) ditetapkan se- bagaimana yang diterapkan rusahaan swasta yang sudah "go pe- public" saat ini. manajemen BUMN tersebut akan terbuka karena pembukuan ja- lannya perusahaan dilakukan oleh akuntan publik, bukan lagi oleh akuntan negara. Setiap saat perusahaan itu akan melaporkan keuangannya harus disahkan oleh akuntan publik dan bisa diminta setiap pemegang saham. Dengan demikian BUMN tidak mau dijalankan secara pro- fesional, sehingga efisiensi dan efektifitas BUMN tersebut dapat ditingkatkan. (Presbiro) Aberson H. Sihaloho, Komisi APBN DPR-RI mengatakan, keuangan departemen ber- sangkutan harus dipisahkan dari BUMN yang akan Go Public, Sedangkan selama ini campur tangan departemen teknis masih besar terhadap BUMN persero. Di BUMN selama ini belum dapat dikatakan manajer pro- fesional karena arahnya birokrat. Hal ini terlihat walau berbentuk persero namun peran departemen terkait tidak berkurang, kata Aberson. 30056859 31 Sela K Jak kap ran pen lebi nas kete pull Sen bes (per pen kap rap. tari ked seh kec cair ke S dian fee Jal Dj un per me mi ke ya ka me mu Di Ll ser LI ke di ad ke be ca hu in be pe se da TE akib men .dila lew T L to р. in PATENT pl ja ng te ke
