Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1988-08-15
Halaman: 07

Konten


Senin, 15 Agustus 1988 KITA MASYARAKATKAN PANCA KRIDA KADINET PEMBANGUNAN V POSTER "RAKSASA": Taman Monas yang saat ini tampak gersang karena banyak pohon pelindung gundul tak berdaun dan rumput mati kini dihiasi belasan poster ukuran "raksasa" dengan thema perjuangan dan pembangunan bangsa untuk menyongsong puncak HUT Ke-43 Proklamasi RI. Sebuah poster dengan thema "Kita Memasyarakatkan Panca Krida Kabinet Pembangunan V" dipasang di halaman Monas. (FOTO: ANT) Gambar diambil Sabtu (13/8). Masalah Pengadaan Latex Pekat belum Juga Tuntas Jakarta, NERACA yang diinginkan untuk mempro- duksi sarung tangan," ujar Sylvia menambahkan. MASALAH yang dihadapi pa- ra pengusaha untuk memproduksi sarung tangan, latex, ternyata be- lum tuntas dalam hal pengadaan bahan baku latex pekatnya. Demikian keterangan yang diper- oleh NERACA dari Departemen Pertanian, sehubungan dengan ada- nya keluhan para pengusaha yang bergerak dalam industri sarung ta- ngan latex och karena kesu- litan memperoeh bahan bakunya (NERACA, 11 Agustus 1988). Menteri Muda Pertanian, Dr. Ir. Sjarifuddin Baharsyah ketika di- mintai keterangan hanya menge mukakan bahwa masalah ini me- mang sedang dipelajari. Dikatakan, sarung tangan latex membutuhkan bahan baku latex "Kita akan meliha dari dekat persiapan yang dilakukan oleh PT, Perkebunan negara yang mempro- duksi latex pekat ini di Medan,' katanya. dengan standar kepekatan 60 per- sen. Sementara yag ada hanya mencapai 18 persen. Memang pernah dicoba oleh suatu perusahaan agar kualitasnya ditingkatkan, tapi hanya mencapai 40 persen. "Jadi masalah inilah yang membuat sulitnya pengusaha yang memproduksi sarung tangan latex kewalahan dalam memenuhi permintaan dari negara," ujar Syl- Aceh Kekurangan 5 Ton Bibit Bawang Putih Takengon, NERACA SEKITAR 5 ton bibit bawang putih masih dirasakan kurang oleh petani di Aceh Tengah, guna me- laksanakan gagasan Pemda untuk menggalakkan budidaya bawang putih sebagaimana dikatakan Bu- pati H. Djamil (Neraca 9/8). Pengamatan langsung NERA- CA ke lapangan, memperlihatkan animo masyarakat untuk mena- nam bawang putih di daerah Aceh Tengah cukup menggembirakan. "Harganya sekarang ini Rp 2.500 per kg. Ini dapat mengaki- batkan petani di daerah ini tak akan menanam padi, melainkan memilih tanaman bawang putih," kata M. Yusuf asal desa Kebaya- kan, Takengon. Menurut data dan Cabang V Dinas Perkebunan Aceh Tengah. bawang putih direncanakan akan ditanam seluas 250 ha, namun yang sudah dimulai baru 116 ha. Kepala Kantor Pembangunan Desa Aceh Tengah, Drs, Ibnu Ha- jar Laut Tawar, pihaknya telah mencoba melakukan pendekatan dan survey ke lapangan. "Kalau memungkinkan, dana bantuan desa akan dialihkan untuk mengatasi kekurangan bibit ba- wang putih itu," katanya. Menurut Ibnu Hajar, upaya itu baru dapat dilakukan jika LKMD dan PKK telah mantap. "Kalau lembaga-lembaga desa itu belum mantap, maka sulit dilaksanakan," tambahnya. Ia menilai, petani di Aceh Te- ngah tidak disuruh pun sudah mu- PERTANIAN-PEKERJAAN UMUM- PEKERJAAN UMUM-KETENAGAKERJAAN Kepala Dinas Pertanian Tkt. II Simalungun, Ir. Robinson Sitinjak dalam keterangannya kepada NERACA, dikatakan, untuk pengembangan produksi telah dilaksanakan kebijaksana- an operasional, pengembangan tehnologi terapan, pengelolaan sumber daya alam serta pen- didikan, latihan dan penyuluh- an. lai menanam bawang putih secara swadaya, misalnya di desa Blang Sentang. Sejumlah 40 KK telah menanam komoditi ini dengan serius. "Pemberian dana bangdes un- tuk menunjang sektor pertanian tidak salah, bahkan ini salah satu usaha untuk mewujudkan UU No. 5 tahun 74 dan UU No. 5 tahun 79, tentang pokok-pokok pemerinta- han desa". Bawang putih punya prospek yang cukup baik. Mengutip hasil penelitian Dinas Perkebunan, Ibnu Hajar mengatakan, tiap satu rante (25 x 25 m. - Red) untuk mena- nam bawang putih memerlukan modal Rp 310.000,- Kacang hijau tahun 1984 (217) ton, dan tahun 1985 (249) ton, tahun 1986 (713) ton, untuk tahun 1987 diper- kirakan naik menjadi (4.113) ton. "Jika hasilnya baik, akan diper- oleh nilai sebesar Rp 1.762.000,- dan kalau tidak baik akan meng- hasilkan nilai Rp 600.000,-. Kacang tanah tahun 1984 (3.158) ton, tahun 1985 (5.348) ton, 1986 (3.104) ton, tahun 1987 (5.041) ton. Upaya itu semuanya untuk men- dukung program zona pertanian. dimana Aceh Tengah salah satu daerah yang termasuk ke dalam program tersebut. Untuk menyukseskan program "Opsus Bawang Putih", berbagai pihak, kini telah ikut membantu. Di samping BRI yang telah me- nyalurkan kredit sebesar Rp4 juta, diikuti pui. eh BPD dengan me- nyalurkan kreditnya sebesar Rp 3 juta, kata Kadis Perkebunan Cab. V Aceh Tengah, Ir. Amiruddin Mahmud. Produksi beras meningkat dari 217.838 ton untuk tahun 1984 menjadi 223.080 ton un- tuk 1985, dan tahun 1986 men- jadi 190.150 ton, dan diperkira- kan pada tahun 1987 mencapai 202.405 ton. Sedangkan produksi palawi- ja yang meningkat terutama kedelai sebesar 62 ton pada tahun 1984, naik menjadi 613 ton untuk tahun 1985, dan tahun 1986 naik lagi 839 ton, sedangkan untuk tahun 1987 akan meningkat lagi sebesar 4.452 ton. Sementara tanaman jagung untuk tahun 1984 (21.784) ton, naik menjadi (37.975) ton untuk tahun 1985, dan pada tahun 1986 naik lagi (48.495) ton, sementara untuk tahun 1987 diperkirakan menjadi (71.297) ton. PELILAA Namun, Menmud menolak ka- lau apa yang sudah dihasilkan oleh sebagian petani, atau perkebunan swasta lainnya dianggap mutunya kurang baik. Produksi buah-buahan yang mengalami peningkatan adalah pisang, jeruk, durian, rambutan dan salak. "Buktinya, kita mampu mela- kukan ekspor latex pekat dan di- akui," tandasnya. Dalam Pelita IV produksi beras diproyeksikan tahun 1984 sebesar (184.697) ton realisasi (212.838) ton, untuk tahun 1985 produksi (170.325) ton realisasi sebesar (223.080) tahun 1986 produksi ton. 170.238) ton realisasi (190.150) ton, dan tahun 1987 produksi beras diproyeksikan sebesar (160.463) ton, realisasi diper- kirakan sebesar (202.405) ton. Sementara itu, Menmud tidak menjelaskan secara rinci mengenai situasi kebutuhan yang diperlukan pihak swasta dalam upaya mem- produksi sarung tangan latex un- tuk kepentingan ekspor. Pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) juga telah menyatakan ikut membantu dalam pengadaan bi- "Memang latex banyak beredar bit bawang putih, ujar Kadis Per- di pasaran, namun kualitasnyati- kebunan. (K-1) dak mencapai standar kepekatan Padahal ekspor sarung tangan latex merupakan salah satu komo- diti yang permintaannya sangat banyak dan belum mampu dipe- nuhi hingga kini. Bila dibandingkan dengan kebutuhan beras tahun 1984 (147.773) ton, tahun 1985 (151.267) ton. tahun 1986 (131.503) ton, dan tahun 1987 (157.420) ton, maka kelebihan beras untuk tahun 1984 (65.- 065) ton, 1985 (71.813) ton, sedangkan 1986 surplus (44.- 986) ton apabila tidak terjadi explosi seperti Hama Wereng. banjir dan sebagainya. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) adalah salah satu komponen dalam meningkatkan hasil produksi tanaman pangan telah dilak- sanakan di daera: Tkt. II Sima- lungun sejak musim Tanam 1983. Salah satu perusahaan yang memproduksi sarung tangan latex, PT. Tesdeco Utama menjelaskan bahwa sekitar 60 juta sarung ta- ngan diminta oleh pembeli dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Kedua negara itu sangat memer- Tukannya karena dihebohkan oleh adanya wabah penyakit AID'S yang dapat menular hanya karena bersentuhan saja. "Sehingga, hampir setiap orang bepergian tempat-tempat tertentu menggunakan sarung tangan la- tex." ujar Dra. Syilvia Rochili Wo- wo, Manager Ekspor Tesdeco ke- pada NERACA, baru-baru ini. Namun, para pengusaha yang bergerak dalam produksi sarung tangan ini, kesulitan untuk mem- produksi karena bahah bakunya tidak tersedia sesuai kebutuhan permintaan. Realisasi tanaman padi un- tuk tahun 1986/1987 menca- pai seluas 81.354 Ha (95%) dengan rincian realisasi tanam yang tepat sesuai dengan ren- cana (95.07%), yang terlambat satu bulan (3,67%) dan lebih satu bulan (1.25%). Pemberantasan Hama UNTUK mengendalikan ha- ma wereng coklat dan penyakit virus yang ditularkannya, di- laksanakan dengan sistem pe- ngendalian hama terpadu (IN- PRES No. 3 THN 1986) yang meliputi pola tanam, penanam- an VUTW eradikasi dan sani- tasi dan penggunaan pestisida secara bijaksana, serta dikuat- kan oleh pengamatan dini, cer- mat dan pengamanan secara terpadu. Luas serangan hama wereng coklat pada tahun 1986/1987 via seraya menambahkan bahwa hanya 20 persen saja yang bisa dipenuhi permintaan sarung ta- ngan dari AS dan negara Eropa. Sementara itu, banyak industri- industri sarung tangan latex yang "menganggur" tidak mengoperasi- kan pabriknya karena kesulitan bahan baku tersebut. Sedangkan upaya yang di- laksanakan dalam pengendali- an serangan hama wereng cok- lat melalui BPT. PPH. peng- gunaan bantuan pestisida, dan swadaya petani. Bahkan ada yang beranggapan, kalau hal ini terus dibiarkan, maka akan dapat mengancam "gulung tikarnya" perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri ini. Akan tetapi, Menteri Muda Per- tanian ketika dimintakan keterang- an mengenai masalah ini, meng- anggap masalahnya bukan karena standar kualitas latex pekat yang tidak baik. Berdasarkan intensitas sera- ngan hama tikus tahun 1986/ 1987, ringan (751) HA, sedang (333) HA, berat (267) HA. Puso (279) HA dari luas per- tanaman (81.354) HA. "Masalahnya, para investor yang menanamkan modalnya dalam in- dustri sarung tangan latex ini, ke- banyakan menggunakan mesin- mesin murah yang kurang canggih teknologinya," ujar Menmud Per- tanian Sjarifuddin Baharsjah. Keadaan tersebut jauh me- ningkat dibandingkan dengan tahun 1985/1985 dan tahun 1985/1986. Dan untuk mene- kan perkembangan serangan hama tikus telah dilaksanakan upaya pengendalian dengan Rodentisida, bantuan dan Swa- daya masyarakat, petani. Pengembangan & Masalah Pertanian di Simalungun PENINGKATAN produksi tanaman pangan khususnya beras untuk daerah Tkt II Simalungun Sumatera Utara (Sumut) dalam Pelita V masih tetap prioritas utama. Hal ini disebabkan kebutuhan yang meningkat terus sebagai akibat pola konsumsi yang masih ber- titik tolak pada beras sebesar 150 Kg per kapita per tahun. Ubi jalar dan ubi kayu untuk 1985 turun menjadi masing- masing (32.306) ton dan (12.313) ton, dibandingkan dengan tahun 1984 sebesar (45.526) ton dan (25.129) ton. Kemudian untuk tahun 1986 dan 1987 untuk ubi kayu (45.700), dan 78.050 ton sam- pai September 1987. Dan ubi jalar (12.394) ton dan (14.917) ton sampai September 1987. Sementara untuk sayur-sa- yuran dari jenis komoditi me- ngalami penurunan produksi menjadi (49.265) ton tahun 1985, dibanding (81.759) ton untuk tahun 1984. Yang selan- jutnya naik kembali untuk 1986 dan 1987 menjadi (53.950) ton dan (106.609) ton. Selain itu, lanjutnya, diakui bah- wa bahan baku latex pekat juga harganya mahal. Sehingga para pengusaha yang akan membelinya untuk diolah menjadi sarung ta ngan latex mencari-cari alasan sa- ja. "Yang jelas tidak mungkin mu- tu latex pekat yang sudah dipro- duksi itu kurang baik kualitasnya," ujar Menmud Pertanian menegas- kan. (10) Penggunaan VUTW yang di- anjurkan di Sumut sebagai sa- lah satu komponen dari PHT. Sejalan dengan meningkatnya sasaran intensifikasi dan eksten- sifikasi, maka kelembagaan pe- tani dan pelayanan akan diper- luas dan ditingkatkan pembina- annya. Pada tahun 1986/1987 telah dibentuk kelompok tani dan kelembagaan pelayanan. Laporan Maringan Silalahi Permasalahan PENGEMBANGAN areal tanaman padi dibatasi oleh areal sawah karena rehabilitasi irigasi seluas (11.003) HA un- tuk tahun 1984/1985, dan ta- hun 1985/1986. tura. mencapai seluas (2.606) HA juga dengan produksi holtikul- yang terdiri dari ringan (1.409) HA. sedang (616) HA, berat (483) HA, dan puso (98) HA. Penggunaan VUTW ta- hun 1986/1987 seluas (75.618) HA dari luas pertanaman (81.354) HA. Pemanfaatan sawah untuk palawija dibatasi oleh drainase yang jelek khususnya tentang menurunnya areal untuk ketela pohon diduga disebabkan har- ga yang berfluktuasi demikian Serangan hama wereng dan hama tikus pada tanaman padi masih tetap potensial, untuk mengatai hal tersebut oleh Di- nas Pertanian Simalungun me- nerapkan kebijaksanaan Pe- ngendalian Hama Terpadu (PHT) yang terdiri dari kom- ponen: *Kebijaksanaan pengaturan pola tanam dan tertib tanam (P2T3). * Melakukan sanitasi dan eradikasi. * Penggunaan varitas unggul yang beregister VUTM yang dianjurkan. *Aplikasi pestisida anjuran. * Pengamatan dan monitor- ing. HARIAN NERACA Kemacetan pembayaran kre- dit intensifiksai masih merupa- kan penghambat dalam pe- ngembangan intensifikasi ta- naman pangan dikarenakan kurangnya kemampuan petu- gas penagih disamping kurang- Jakarta, NERACA PEMERINTAH telah membe rikan kepercayaan yang lebih besar kepada sektor swasta dalam pengembangan rumah-rumah se- derhana. Dalam percakapan de- ngan wartawan di kantornya Ja- karta Jumat. Swasta Lebih Lincah Bangun Rumah Sederhana 11. Sekjen REI (Real Estate Indo- nesia) Iman Sunario yang juga Dirut Perusahaan Daerah Pemba- ngunan Sarana Jaya, mengatakan peluang lebih banyak telah diberi kan kepada swasta karena kelin- cahan gerak dalam pembangunan perumahan sederhana telah terbuk- Sebagai contoh dalam meme- nuhi target pemerintah untuk pe- rumahan sederhana itu. peranan swasta amat besar. Target Pem- bangunan rumah sederhana yang ditetapkan pemerintah dalam Peli- ta IV sebanyak 300.000 unit. Semula direncanakan pemerin- tah (Perum Perumnas) akan mem- bangun sebanyak 150.000 unit dan jumlah separuhnya lagi akan dibangun oleh pihak swasta. Ternyata tidak mampu mem- bangun sebanyak yang ditargetkan itu dan akhirnya target diturunkan jadi 60.000 unit. Berarti target yang harus dicapai swasta akan naik dari semula katanya. Sampai saat ini pihak swasta telah berhasil menyelesaikan pem- Tasikmalaya, NERACA PROYEK pembangunan jem- batan Cimedang di Kecamatan Cikalong Selatan Kabupaten Ta- sikmalaya akan dilaksanakan tiga tahap. Penyelesaian pekerjaan ta- hap pertama dan kedua akan me- nelan biaya Rp 700 juta dan pe- nyelesaian tahap ketiga sebesar Rp 200 juta. Seluruh pekerjaan diper- kan selesai pada akhir kiraka tahun ini. Kepala Seksi Perencanaan PU Kabupaten Tasikmalaya Rudianto BE kepada KNI di ruang kerjanya menjelaskan dana pembangunan tahap akhir sebesar Rp 200 juta, didapat dari Inpres sebesar Rp 100 juta dan dari dana APBD Tingkat I sebesar Rp 100 juta. Pembangun- nya kesadaran petani untuk mengembalikan tunggakan kre- ditnya. Masalah lainnya ialah, ter- batasnya persediaan varitas unggul untuk jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ka- cang kedelai. Untuk tanaman padi, palawi- ja penanganannya pasca panen umumnya masih kurang baik, sehingga mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan hasil dan rendahnya mutu hasil. Kehilangan hasil terutama pada proses perontok, pemu- pukan panen, dan angkutan. Sedang mutu gabah yang ku- rang baik disebabkan kadar air minum di mana kadar kotoran terlalu tinggi butir kuning atau hijau. Dampak Kebijaksanaan DAMPAK kebijaksanaan dalam Pelita IV di bidang ta- naman pangan antara lain: * Meningkatnya produksi tanaman pangan. *Bertambah luasnya areal pertanaman dan panenan yang dengan sendirinya menyerap pertambahan tenaga kerja di pedesaan. * Terkendalinya, eksplosi hama penyakit terutama we- reng coklat, tikus dan sebagai- nya. AIR MINUM: Para wartawan yang sehari-hari meliput kegiatan Ibukota Jakarta Sabtu (13/8) mendapat penjelasan dari Direktur Teknik dan Produsi Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta Ir. Mujahim Mochtar (tengah) mengenai penggelontoran air bersih di Cempaka Putih, Jakarta Pusat ketika meninjau beberapa proyek Peru- sahaan Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jaya seusai mengikuti pena- (Foto: ANT) taran mengenai air bersih selama dua hari. *Semakin tersedianya bahan baku untuk industri makanan ternak. * Meningkatnya pendapatan petani. Tujuan pembangunan sub sektor tanaman pangan adalah untuk meningkatkan produksi pangan guna memenuhi target pangan dan terjangkau oleh masyarakat untuk ekspor, ba- han-bahan industri, dan mem- perluas kesempatan kerja. Sasaran pertanian tanaman pangan untuk tahun 1988/ 1989 adalah peningkatan pro- duksi melalui usaha intensifika- si. ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi. bangunan perumahan sederhana sebanyak 200.000 unit. Ia yakin seluruh target Pelita IV itu nanti-Yogyakarta, NERACA nya tercapai, tegasnya. Iman Sunario, mengatakan lagi Potensi Real Estate untuk pem- bangunan rumah sederhana me- mang cukup besar. Apa lagi ada ketentuan pemerintah dewasa ini bahwa semua developer yang membangun perumahan dalam areal yang luasnya lebih 5 ha. harus menjadi anggota REI. Arah menuju profesionalisme itu telah makin nyata, kata Iman Sunario. Mengenai pihak swasta lebih lincah gerakannya dalam pemba- ngunan rumah sederhana itu, Iman menjelaskan dengan contoh seba- gai berikut: Untuk mengunjungi suatu daerah, dimana perumahan itu dibangun, biasanya memerlu- kan jumlah biaya jutaan rupiah Padahal proyek yang dikunjungi itu adalah perumahan sederhana yang harganyapun murah. Barang kali biaya perjalanan itu. lebih baik kalau dimanfaatkan untuk membangun rumah kecil (sederhana) itu. Dari pada uang terbuang untuk ongkos-ongkos, lebih baik pembangunannya diserah- kan saja pada swasta setempat, dan nyatanya terbukti bahwa swasta telah mampu. Demikian Iman Sunario. (KNI) sa- lah satu jembatan yang paling vital yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya ke Kabupaten Cimahi di bagian Selatan. Bila jembatan itu selesai seluruhnya arus lalu lin- tas maupun perekonomian dari daerah sebelah selatan itu akan lancar. Jembatan Cimedang Segera Diselesaikan Selain melancarkan arus lalu lintas dan perekonomian dari dae- rah selatan maupun antara kedua an jembatan Cimedang dengan Kabupaten itu. Jembatan ini juga bentangan sepanjang 150 meter akan melancarkan arus lalu lintas tersebut untuk tahap akhir diker- wisatawan domestik maupun asing jakan dengan swakelola PU. dari Jakarta dan Bandung lewat yang hen- dak berlibur ke Pantai Cipatujah, Pemayangsari, Tasikmalaya mau- pun ke daerah pantai selatan Pa- ngandaran Kabupaten Ciamis da- (KNI) lam satu paket wisata. Sasaran panen dan produksi beras, palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan untuk tahun 1988/1989 sebagai berikut, beras (84.454) HA panen. produksi (293.281) ton. Pala- wija (kosong), jagung (29.866) HA, produksi (77.651) ton, ubi kayu panen (2.638) HA. pro- duksi (48.275) ton, ubi jalar panen (1.208) HA, produksi (28.822) ton, kacang tanah pa- nen (8.530) HA, produksi (9.724) HA, kacang hijau pa- nen (2.983) HA, produksi (2.983) ton, kacang kedelai panen (6.001) HA, produksi (9.201) ton, sayur-sayuran pa- nen (51.936) HA, produksi (62.968) ton, buah-buahan pa- nen (3.905) HA, produksi (51.936) ton. Dr Loekman Soetrisno : Pengangguran Cenderung Memberingaskan Masyarakat Untuk mendukung pening- katan produksi maka usaha in- tensifikasi direncanakan sampai tahun 1988/1989 sebagai beri- kut, padi insus (77.150), umum (17.937), jumlah (95.652), pa- lawija, insus (6.715), umum (41.594), jumlah 48.309) ka- cang kedelai, insus (1.065). umum (3.260), jumlah (5.045), jagung, insus (5.650), umum (22.401), jumlah (27.691). Guna mencari sasaran me- nerapkan kebijaksanan umum dan melaksanakan kebijaksana- an operasional pembangunan pertanian tanaman pangan ta- hun 1988/1989 seperti proyek APBN terdiri dari, peningkatan pasaran dan pelayanan. Pemerataan tehnologi pra panen, Pengembangan perlin- dungan tanaman, Pengembang- an lahan tata guna air, Penyu- luhan pertanian. Perlindungan tanaman akan dilanjutkan berdasarkan kebi- jaksanaan pengendalian hama terpadu (PHT) dan akan dilan- jutkan kegiatan sebagai beri- kut: DR. Loekman Soetrisno, penga- mat masalah sosial dan politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM Yogyakarta mengatakan, pengang- guran yang meluas dalam suatu masyarakat dapat mengakibatkan masyarakat itu menjadi "beringas" sehingga cenderung memecahkan segala masalah secara radikal. Padahal radikalisme merupa- kan bentuk ancaman yang sangat berbahaya bagi setiap bangsa yang beradab, tandasnya di depan peser- ta seminar nasional Pengembang an Industri Kecil Dalam Pelita V di Yogyakarta, Jumat. Pengendalian hama wereng (27) unit, pengendalian hama tikus (9) BPP. pengendalian penyakit tanaman (9) BPP. pe- netapan Brotype Hama Wereng (9) BPP, pembinaan regu pem- berantasan (9) BPP. 9) Mengatasi pengangguran bukan merupakan hal yang ringan, ujar- nya, karena berhasil atau tidak dalam mengatasinya tetap saja masalah itu mempengaruhi "stabili- tas politik" negara di masa datang. Seminar dua hari hingga Sabtu itu diselenggarakan Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi UGM diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi ne- geri maupun swasta, serta instansi pemerintah se Indonesia Ketika mengetengahkan maka- lah berjudul Fungsi Politik dan Hambatan Politik Pengembangan Industri Kecil, ia menambahkan jumlah penganggur yang terus Mataram, NERACA KAKANWIL Departemen Te- naga Kerja NTB Drs. Andi Usman R. Mangkona pekan lalu di BLK Mataram membuka resmi Latihan Perhotelan kejuruan tata hidangan bagi pencari kerja di daerah NTB tahun 1988/89. Latihan ini dalam rangka pen- jabaran program pemerintah khu- susnya di bidang ketrampilan yang sekaligus memberikan bekal dasar berupa pengetahuan dan kemam- puan bagi para calon karyawan dan pencari kerja untuk menjadi tenaga kerja trampil dan profes- sional. Upaya pemecahan meningkat- nya jumlah angkatan kerja sebe- narnya bukan hanya tugas Depar- temen Tenaga Kerja, tetapi semua pihak termasuk kalangan Pengusa- ha Swasta. Peningkatan Mutu Pekerja Harus Penganggur di NTB Jadi Tenaga Perhotelan Diprogramkan Sedang laju pertumbuhan ang katan kerja secara nasional sudah mencapai 4,34 persen rata rata per- tahun. Dalam pengarahannya dihadap- an peserta Seminar Pola dasar Pembangunan DIY yang berlang- sung sehari di gedung Mandala Bhakti Wanita Tama Yogyakarta pekan lalu, Piek juga menyebut- kan, bahwa sampai saat sekarang Perencanaan pembangunan nasio- nal belum sepenuhnya menjamin terlaksananya pembangunan yang seimbang dan optimal di berbagai daerah. Serta, lanjutnya belum dapat menetapkan fungsi dan peranan setiap propinsi Dati I didalam me- nunjang pembangunan nasional se- bagai upaya optimalisasi penggu- naan sumber daya alam dan sum- ber daya manusia. membengkak dapat menjadikan masyarakat itu rawan terhadap segala pengaruh ideologi alternatif lebih baik bagi para penganggur. yang menjanjikan kehidupan yang Janji yang diberikan itu, cara- nya terkadang tidak sesuai, bahkan menentang konsensus nasional ter- utama dalam hal politik. Dampak negatif lainnya yang diakibatkan oleh pengangguran yaitu timbul "budaya kemiskinan" yang dapat menghambat proses perkembangan bangsa karena kehi- langan rasa percaya pada diri sen- Dalam hal itu, pemerintah telah bertekad sejak Pelita IV untuk lebih memberikan keleluasaan ke- pada Pemerintah daerah untuk le- bih memanfaatkan fungsi dan po- tensi wilayah dalam penyelengga- raan pembangunan didaerah. Dalam dua tahun terakhir ini kunjungan wisatawan asing ber- tambah dua kali lipat dibanding- kan tahun 1986 yang hanya men- catat 13.641 orang meningkat menjadi 25.714 orang pada tahun 1987. Dan, hingga Juni 1988 lalu atau selama 6 bulan, jumlah wisa- yang berkunjung ke NTB sebanyak 16.775 orang yang ta wan Untuk itu, diharapkan agar ma- salah ini kiranya dapat menjadi sebagian besar berasal dari Austra- lia. perhatian bersama antara Pemerin- tah dan masyarakat dalam rangka menyukseskan semua program pembangunan termasuk di bidang ketenagakerjaan kata Usman. Seminar yang berlangsung seha- ri ini menurut pejabat ketua Bap- peda daerah ini Ir. Bondan Her- mani S, sebelum berlangsung semi- nar tersebut, sebelumnya telah di- dahului dengan pertemuan perte- muan yang berlangsung sejak dua tahun lalu. Seminar bertujuan untuk meng- gali masukan masukan untuk me- nentukan pola pembangunan dae- rah dalam lima tahun mendatang yang nantinya akan dituangkan dalam Repelita daerah. Palembang, NERACA DEWAN Pengurus Daerah Se- rikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPD SPSI) Sumsel sejak Januari pertengahan Juli 1988 berhasil menyelesaikan 11 kasus Pemutus- an Hubungan Kerja (PHK) dari 211 kasus yang masuk ke SPSI Sumsel. LOEKMAN mengatakan, para perencana pembangunan di negara- negara berkembang, termasuk di Indonesia, dalam memecahkan ma- salah pengangguran itu dengan ca- ra melaksanakan industrialisasi. SPSI Sumsel Selesaikan Ketua DPD SPSI Sumsel, A. Karim Ani, BA dalam percakapan dengan Neraca di ruang kerjanya pekan lalu mengatakan, ke 11 ka- sus PHK yang diselesai- kan itu salah satu diantaranya ti- dak bisa diteruskan karena tidak memenuhi syarat. Sisanya 4 kasus diselesaikan de- ngan dipekerjakan kembali, 3 di- selesaikan ditingkat Bipartite (Peng- 211 Kasus PHK Yogyakarta, NERACA Salatiga, NERACA DIREKTUR Jendral Pemba- ngunan daerah Depdagri Ir. Piek Mulyadi meminta agar dengan melalui pola WANTO, 32, penduduk Ka dasar dan Repelita lurahan Mangunsari, Kodya Salati- D.I. Yogyakarta harus mempro- ga. Ayah tiga anak ini pegawai gramkan kearah peningkatan mu- tu dan ketrampilan tenaga kerja, pendidikan, latihan dan pembina- an ketenaga kerjaan. negeri rendahan. Menurut Dirjen, masalah la- pangan kerja yang merupakan issu yang paling pokok dalam dasa warga mendatang terutama bagi, D.I.Y yang merupakan propinsi terkecil dan berpenduduk yang cu- kup besar dengan laju pertumbuh- annya masih dibawah rata rata nasional yatu 2,35 persen. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB diwakili Drs. Mahit menyebutkan bahwa dae- rah Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah akhir-akhir ini cukup banyak mendapat perhatian kalangan pengusaha swasta dalam membangun sarana akomodasi bertaraf internasional. Saran itu antara lain seperti Senggigi Beach Hotel di Lombok Barat dan Intan Laut selatan di Tanjung Aan Lombok Tengah, th yang memang banyak menampung arus kunjungan wisatawan. Untuk itu Latihan Perhotelan yang melibatkan 20 peserta untuk 4 bulan itu nantinya diharapkan akan ikut berperan aktif dalam usa ha pengembangan Kepariwisa- taan di NTB sebagai salah satu dari 10 daerah tujuan Wisata Nasional di Indonesia. (DS) Tugasnya di Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) Sasana Widya Praja, Salatiga. Ia punya kerja sambilan sebagai tukang repa- rasi mesin tulis. Dari ketrampilannya itulah se- benarnya ia bisa diangkat menjadi pegawai negeri. Selesai pendidikan SMP ia meneruskan pendidikan di SMA, tapi karena hanya sampai pertengahan kelas III. Mencari pekerjaan dengan be- kal ijasah SMP tentu bukan mu- dah. Untuk meringankan beban orang tuanya ia ingin kerja apa saja asal halal. Tetapi itupun tidak mu- dah. Karena tidak tahan dengan rasa lapar akhirnya ia bantu-bantu orang reparasi mesin tulis. Ia mem- peroleh makan tanpa bayar. Tugas- nya hanya mengambil alat-alat, mengambil ini itu atau membeli keperluan majikannya. Berkat ketekunannya, akhirnya ia dipercaya mulai ikut merepa- rasi. Dua tahun kemudian ia sudah bisa mengetahui segala penyakit mesin tulis. la mulai dibayar. Halaman VII Tapi, setelah proses itu berjalan berpuluh-puluh tahun, para peren- cana pembangunan di negara-ne- gara berkembang melihat bahwa masalah pengangguran bukannya menurun, "justru semakin bertam- bah jumlahnya", ungkap Loek- man. Lima tahun ia ikut majikannya. Baru 1978 ia pamit kepada maji- kannya secara baik-baik. Ia ingin mandiri. Karena pamitnya secara baik, jika bekas majikannya punya pekerjaan cukup banyak ia masih disuruh membantu Du.. tahun kemudian ada 10- wongan pegawai. Ia melamar dan diterima. Ia ditempatkan di Pus- diklat sebagai pesuruh. Ia bisa dite- rima karena menyebut dalam riwa- yat hidupnya punya keahlian memperbaiki mesin tulis. Ketika mula-mula diangkat go- longan I. b. Kini sudah Id. la berterima kasih ke- merasa pada pemerintah yang telah meng- angkat menjadi pegawai negeri. Karena itu ia menjaga agar mesin tulis kantornya selalu terawat baik. Hal itu terjadi karena selama ini industri yang dibangun tidak "seca- ra khusus" dikaitkan untuk meme- cahkan masalah pengangguran, ta- pi lebih dikaitkan pada tujuan lain seperti mengurangi ketergantung- an negara pada impor dalam me- menuhi kebutuhan mereka. Ada penghematan dana kantor untuk perbaikan mesin tuis. Diru- mahnya ia juga membuka reparasi mesin tulis. "Lumayan, tambah (AW) penghasilan keluarga," katanya. Kegagalan itu memaksa peme- rintah negara-negara sedang ber- kembang termasuk Indonesia. mengalihkan perhatiannya pada sektor pengembangan industri ke- cil. (Ant) usaha SPSI) dengan mendapat uang pesangon 3 kasus lagi masing- masing 2 kasus sedang diurus di- tingkat Pegawai Perantara, Bipar- tite dan I kasus diteruskan ke P4-D (Panitia Penyelesaian Perse- lisihan Pekerja Daerah). Wanto, Contoh Angkatan Kerja Kreatif Banyak kantor yang minta jasa baiknya untuk mereparasi mesin tulis milik kantor itu. Dalam memperbaiki mesin tulis kantor pemerintah, ia tidak memu- ngut biaya, tetapi pimpinan instansi itu memberinya ongkos transpor lumayan. Karena tujuannya bukan uang semata-mata, pimpinannya mengi- jinkan ia pergi mereparasi mesin tulis kantor lain pada jam dinas. Sedangkan 200 kasus PHK aki- bat perusahaan tempat mereka be- kerja terbakar sehingga tidak bisa berproduksi, saat ini masih dalam proses penyelesaian di tingkat pe- rundingan. Menurut Karim, penyelesaian kasus PHK melalui SPSI tersebut terjadi di 9 perusahaan. Dalam hal seperti ini SPSI baru dapat mem- bantu pengurus yang terkena PHK itu minta ban- tuan organisasi yang diurusnya. Karena ada karyawan yang di PHK perusahaan, kemudian mere- ka berusaha menyelesaikannya sen- diri atau langsung melapor ke Dep- naker. Dalam hal demikian kita bukan tidak mau membantu mereka, tapi kita tidak mengetahuinya dan me- reka sendiri tidak meminta ban- tuan, kata Karim. Kalau seandainya ada karyawan yang terkena PHK oleh perusaha- an, kemudian mereka minta ban- tuan akibat nasihat atau minta bantuan pengurusannya dari SPSI. pintu tetap terbuka bagi mereka, sebab keberadaan DPD SPSI Sum- sel ini milik mereka juga. 556 kasus PHK 1987 SELAMA dalam tahun 1987 yang lalu, kasus PHK yang masuk ke SPSI sebanyak 556 kasus. 9 kasus PHK tidak dapat diteruskan karena nyata dan tidak memenuhi sarat. Lainnya 12 kasus hanya men- dapat uang pisah, 5 kasus diterus- kan P4 Pusat, sisanya mendapat uang pesangon. Dari kasus PHK sebanyak itu hanya 1 kasus men- dapat uang pesangon dan uang jasa. Menurut Karim, kasus PHK yang terjadi itu sebagian besar melanggar ketentuan Undang-Un- dang No. 12 Tahun 1964 dan Per- aturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 tahun 1986, karena pengusaha yang mem-PHK-kan karyawan- nya itu tanpa memberitahu terle- bih dahulu ke Kantor Depnaker seperti tertuang dalam peraturan tersebut. (Sfn) "Tetapi pihak yang membutuh- kan harus mengatakan langsung kepada atasan saya," katanya pula. la tahu diri. Tidak mau meng- habiskan waktu jam dinas untuk kluyuran ke kantor-kantor lain. Ia mengatur waktu yang tidak meng- ganggu tugasnya sendiri di Pusdik- lat. Dengan sesamapegawai negeri yang pangkatnya sama, ia tidak sok, tidak merasa pegawai plus. Biasa-biasa saja mas katanya. Dalam mereparasi mesin tulis milik kantor lain ia hanya bertekad membantu melancarkan tugas kan- tor itu. Selain itu ia mengerjakan- nya jika atasan memerintahkan. Kantor swasta (misalnya seko- lah swasta) tidak mau melayani pada jam dinas. Ia memilih waktu sesudah usai jam kantor. Di Salatiga selain dia, masih ada tiga ahli reparasi mesin tulis. Teta- pi tidak ada persaingan karena masing-masing sudah punya lang- ganan sendiri-sendiri. la mengatakan suku cadang me- sin tulis itu tidak semudah radio. Onderdil radio apapun mudah di- dapat dimana saja, Tetapi mesin tulis itu sulit sekali memperoleh onderdil. Dalam hal ini ia mengatakan tidak sulit la buat tiruannya atau dibandrek. Di rumahnya banyak mesin tulis bekas yang tidak bisa dipakai lagi. Gunanya mesin tulis bekas itu untuk diambil onderdilnya jika ada mesin tulis yang onderdilnya rusak. Sesudah ia pensiun ia punya cita-cita membuka kursus menge- tik plus. Selain ketrampilan me- ngetik juga mereparasi mesin tulis. Kini mulai menabung untuk mem- beli mesin tulis untuk merealisasi- (YB/DNI kan cita-citanya.