Tipe: Koran
Tanggal: 1989-06-21
Halaman: 05
Konten
V Dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, ia mengemukakan para pembeli luar negeri ini mengatakan bahwa pro- duk dari negara lain jauh lebih murah harganya, dan ini juga di- sebarkan kepada calon penjual i lainnya. - C SI Rabu, 21 Juni 1989 Cara-cara permainan perdaga- tangan seperti ini sempat menimbul- kan pemberitaan di Thailand bah- wa Indonesia dituduh melakukan dumping harga. Di samping itu juga merupakan kenyataan pula bahwa demi men- -3jaga kepentingannya yang luas, 2 negara pembeli/pengimpor senan- tiasa memberikan peluang yang sama kepada setiap negara peng- ekspor, kata Soepra pto. Pada kesempatan itu ia juga membantahanjloknya harga udang di pasaran internasional ini meng- akibatkan produksi udang seba- nyak 50 ribu ton tertumpuk dicold storage. 37 PERTANIAN - KOPERASI Harga Udang Anjlok Akibat Permainan Pembeli "Jumlah cold storage kita seka- rang ini 96 buah dengan kapasitas penyimpanan hanya 14.495 ton. Jadi tidak mungkin terjadi penum- pukan produksi sebanyak 90 ribu Oton", tegasnya. Jakarta, NERACA MENURUNNYA harga udang di pasaran inte masional disebab- kan adanya permainan para pem- beli di luar negeri yang mengaki- batkan terkecohnya para pengusa- ha/produsen, kata Dirjen Perikan ank. Soeprapto J of L A 1 S Menurutnya, hasil pemantauan yang dilakukan Ditjen Perikanan harga pembelian udang di Indone- sia sudah menunjukkan trend Jakarta, NERACA DIREKTUR Jenderal Geologi 46 dan Sumberdaya Mineral, Prof. Dr. J.A. Katili Hon, FGS, meng- ungkapkan Indonesia kini lebih perhatikan pengadaan air di daerah 8 gersang. "Selain mencegah pem- bentukan padang pasir dan kepu- in na han sumberdaya alam, lebih jauh mengolah lahan itu menjadi lahan ekonomis yang potensial. Hal itu diungkapkannya kepada pers seusai Penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) Kerjasama Teknik Indo- nesia - Itali Dalam Bidang Penye- lidikan Air Tanah di Jakarta, Selasa, mo Prof. Dr. J.A. Katili Hon meng- ingatkan, cukup banyak daerah gersang di Indonesia dan cende- rung menjadi padang pasir yang meluas. "Afrika yang kini dilanda kering dan kelaparan tadinya di- tandai daerah-daerah semacam itu." Di daerah gersang lanjut Prof. Dr. J.A. Katili, musim kemarau lebih panjang dari musim hujan, dan jenis tanahnya mudah melu- luskan air jauh ke dalam bumi, seperti kapur. "Dengan sulitnya air di permukaan, kehidupan tidak dapat berkembang dengan baik. Untuk merubah lahan gersang menjadi potensial untuk ekonomi, Indonesia memulai pencarian air tanah, yang paling mungkin ber- meningkat. Pembelian udang oleh cold sto- rage di Jawa Timur, katanya mem- beri contoh, dewasa ini berkisar Rp 12 ribu/kg. Dengan tingkat harga seperti itu masih lebih tinggi dari bia ya produksi sehingga masih tetap menguntungkan produsen udang. Lebih-lebih bila diadakan efisiensi usa ha budidaya udang se- hingga produksi bisa lebih ditekan lagi. Mengungkap data statistik per- ikanan, ia menyebutkan ekspor udang dalam periode Januari 1989 mencapai 5.547 ton dengan nilai US$ 45.914.000. Ini berarti meng- alami kenaikan sebesar 47,9% da- lam volume dan 50,3% dalam nilai dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1988. Pengusa ha perikanan, khu- susnya petani modem tambak udang, tampaknya perlu mela- kukan diversifikasi usa ha pada lahan yang sama. Masa kejaya- an udang beku sudah berakhir. Para petani tambak intensifi- kasi dan semi intensif, amat merasakan kejatuhan harga ter- sebut. Biaya produk si jauh me- lebihi total harga jual franko cold stores. Secara keseluruhan ekspor udang mengalami peningkatan te- rus dari 26.166 ton pada akhir Pe- lita IV menjadi 56.552 ton pada akhir tahun 1988 dengan nilai USS 499.841.000 atau sekitar 41,83% dari total nilai ekspor komoditi perikanan yang berjumlah US$ 712,911.000. Meningkatnya produksi dane ks- por komoditi udang tersebut menu- rutnya disebabkan oleh mening- katnya minat masyarakat untuk menanamkan modalnya di bidang usaha ini serta semakin mening- katnya teknik berproduksi melalui usaha-usa ha intensifikasi di kala- ngan petani ambak. Jumlah perusahaan yang me- nanamkan modalnya di bidang budidaya udang meningkat dan satu unit usa ha pada awal Pelita IV (1983) menjadi 86 unit usa ha pada Indonesia Prioritaskan air asal (initial water) terben- upa tuk bersama endapan tanah jutaan tahun yang lalu. "Serta akan memperbaiki kondisi tanah, sehing- ga air tanah memungkinkan untuk pemanfaatan sehari-hari, irigasi, peternakan/perikanan dan perin- dustrian. Ini, lanjut Prof. Dr. J.A. Katili, dimulai di Nusa Tenggara Timur, dan mungkin akan dilanjutkan di Sumatera." Sebagai gambaran, petani lambak intensif memerlukan biaya produksi pengelolaan pe- nuh Rp 9.000 untuk setiap kilo- gram udang yang dihasilkan- nya. Sedangkan pengusaha pembekuan (cold stores), hanyu mampu membeli udang segar untuk keperluan ekspor Rp 6.000 hingga Rp 8.000 perki- logramnya. Petani ambak semi intensif juga perlu berpikir ke- ras untuk meneruskan usaha- nya karena biaya produksi pe- ngelolaannya, Rp 5.500/kg. Petani tambak tradisional yang mungkin dapat bertahan dengan harga tersebut, karena rendahnya biaya produksi. Pe- la ni tradisional hanya memer- lukan Rp 3.000 untuk setiap kilogram udang yang dihasil- kan. Akan tetapi, total produk- sinya saban panen hanya seki- tar 350 kg. Sedangkan petani semi intensif dapat menghasil- kan 2 ton dan petani intensif 10 ton udang segar setiap kali ponen. Pengairan di Daerah Gersang nya bernilai US$ 3,000,000.00. "Sedang pihak Indonesia me- nyediakan pendamping berupa te naga ahli, peralatan kerja dan fasilitas lainnya senilai kurang lebih Rp 1,4 milyar. Dari kerja sama ini diharapkan hasil-hasil: Penyelidikan dan pemanfaatan air tanah di Nusa Tenggara Timur, ditandai penandatanganan MOU antara Indonesia dan Itali kemarin di Kantor Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta. Masing-masing pihak diwakili Dirjen Geologi dan Sumberdaya Mineral, Prof. Dr. J.A. Katili dan Duta Besar Itali, Michele Mar- tinez. Kerjasama teknik yang diren- canakan selama 28 bulan dan mungkin dapat diperpanjang, dari pihak Indonesia ditangani Direk- torat Geologi Tata Lingkungan, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi. Sedang di pihak Itali oleh Aquater S.p.A. Pihak Itali akan memperbantu- kan sejumlah tenaga ahli, peralat- an-peralatan survai dan biaya training untuk tenaga-tenaga In- donesia ke luar negeri, yang semua- juga sangat kecil. Sedangkan tambak intensif membutuhkan anggaran perawatan yang amat besar. Segi Tiga Tuna DIVERSIFIKASI usaha adalah pilihan terbaik bagi pe- ngusaha atau petani tambak udang intensif. Agar tidak ter- lalu jauh diversifikasi itu me- lenceng dari usa ha semula, ma- ka bidang penangkapan ikan merupakan pilihan terbaik. Ko- modias hasil-hasil perikanan laut Indonesia di luar negeri, sudah cukup dikenal. Masalah- nya sekarang, bagaimana me- manfaatkan pasar yang terbuka untuk keuntungan kita. Potensi perikanan dalam ne- geri sendiri, belum sampai 5% digarap untuk keperluan eks- por. Pengiriman ikan tuna se- gar ke luar negeri misalnya, sudah cukup ditunjang dengan sejumlah kemudahan-kemu- dahan yang diberikan pemerin- tah. Semuanya itu, kiranya menjadi stimulans bagi peng- usaha perikanan untuk me- nangkap ikan tuna di laut da- lam. akhir tahun 1988 dengan nilai investasi sebesar Rp 89,5 milyar. Segi Tiga Tuna (STT) yang meliputi wilayah perairan Sula- wesi Utara Makassar dan Am- bon, adalah potensi besar yang belum digarap dengan maksi- mal Penangkapan ikan tuna yang dilakukan di sana, masih belum intensif. Keterlibatan ne- layan tradisional masih sangat kuat dalam memberi warna pa- da eksploitasi ikan tuna di ka- wasan itu. Hal tersebut menun- jukkan bahwa penangkapan be- lum dikelola dengan baik.. Demikian pula intensifikasi bu- didaya udang meningkat dari 19. 562,16 Ha pada tahun 1986/1987 menjadi 33.964.1 Ha pada tahun 1987/1988 melalui Pola Intam. Data data tersebut di atas menunjukkan bahwa iklim usaha budidaya udang dewasa ini masih tetap menarik. Wilayah perairan STT yang terdiri dari laut dalam, memang menyimpan kekayaan ikan tuna yang berlimpah-limpah. Perair- an yang terdiri dari laut dalam itu, juga menguntungkan kare- na terhindar dari usaha penang- kapan liar yang biasa dilaku- kan kapal-kapal berbendera asing. Sejumlah perusahaan asing yang joint production dengan pengusaha pribumi un- tuk menangkap tuna, belum di- beri kesempatan untuk menge- Tingginya biaya produksi pe- ani ambak intensif dan semi intensif, karena harga pakan dan obat-obatan sangat mahal. Sementara pada petani tradisio- nal, pakan dan obat-obatan nya- ris tidak dipergunakan. Biaya perawatan tambak tradisional lola STT. Bahkan untuk Indonesia yang memiliki beberapa keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya, seperti iklim tropis yang memung- kinkan berlangsungnya proses pro- duksi sepanjang tahun, tenaga kerja dan sarana-sarana prdoukşi lain- nya yang cukup banyak tersedia serta kemudahan-kemudahan yang disediakan oleh Pemerintah meru- pakan faktor-faktor yang mendo- rong terciptanya iklim usaha yang Pengadaan Pangan Dompu Melebihi Target Mataram, NERACA PENGADAAN pangan untuk stok nasional di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), sampai dengan pertengahan Juni 1989 mencapai 3.850 ton, atau 2.350 ton lebih besar dari target yang ditetapkan yaitu 1.500 ton. Kepala Satuan Administrasi (Satmin) Dolog Dompu, Suher- san, menjelaskan, Selasa, penga- daan pangan yang masuk gudang Dolog yaitu sebesar 2.350 ton, * Penemuan-penemuan baru cadangan air tanah untuk keper- luan penduduk setempat. *Sejumlah sumur bor untuk pengambilan air penduduk. Model pengembangan air ta- nah sebagai sumber air bersih di daerah yang relatif kering. * Potensi air tanah serta ke- mungkinan pengembangan dan pemanfaatannya, u *Model matematis air tanah untuk memproteksi, konservasi serta pengelolaan air tanah. * Peningkatan kemampuan in- stitusional maupun personal Indo- nesia dalam bidang penyelidikan air tanah. *Penerimaan Indonesia berupa hiba sejumlah peralatan-peralatan survai/pemboran air tanah. Kerjasama itu dilakukan antara lain dengan metoda geofisika. pemetaan hidrogeologi, pemboran dalam, uji pemompaan serta ana- lisa air dan penginderaan jauh. Bantuan teknik Italia ini, diha- rapkan akan disusul bantuan-ban- tuan negara donor lainnya dalam bidang yang sama. (28) Mengeruk Yen dari 'Segi Tiga Tuna' EKSPOR komoditi hasil-ha- sil perikanan laut Indonesia ke pasaran internasional, khusus- nya Jepang, akhir-akhir ini ter- pukul. Harga udang beku misal: nya, jatuh 35% dari standar harga normal. Komoditi per- ikanan lainnya seperti cumi, ikan kakap merah dan caka- lang beku, bernasib sama de- rgan udang. Masa kejatuhan harga ini, tampaknya berlang- sing lama. Peluang-peluang emas itu, semestinya merangsang petani dan pengusaha udang (perikan an darat) untuk menoleh ke laut. Berdasarkan perhitungan di atas kertas, potensi ikan tuna yang ditangkap oleh sejumlah perusahaan penangkapan yang sudah lebih dulu ada di STT, baru sekitar 10 sampai 20%. Perusahaan penangkapan yang cukup profesional mengelola kawasan STT di sana, adalah PT Samudera Ikan Besar. menggairahkan, demikian Dirjen Soepra pto. Sehubungan dengan itu, ia menghimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat petani/pe- ngusa ha tambak udang agar tidak terpancing oleh infomrasi-informa- si yang tidak benar yang dilontar- kan oleh pihak-pihak yang sebe- narnya tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya, bahkan mungkin mempunyai maksud-maksud ter- tentu yang dapat menghambat pe- laksanaan pembangunan yang pa- da akhirnya merugikan perekono- mian nasional kita. Para petambak/pengusaha tam- bak diminta untuk terus melanjut- kan usahanya dan selalu berkon- sultasi dengan Pemerintah di Pusat maupun di Daerah apabila menga- lami permasalahan yang bersifat menghambat. (13). Mengeruk Yen EKSPOR ikan tuna Indone- sia, sementara ini masih terkon- sentrasi di Jepang. Melorotnya harga udang dan komoditi per- ikanan beku lainnya, tidak memberi goncangan berarti ter- hadap komoditas ikan tuna se- gar di pasaran Jepang. Prospek pasar tuna untuk mengeruk Yen Jepang di negeri sakura itu, cukup cerah. Dibukanya penerbangan Ga- ruda Indonesia Airways (GIA) langsung ke Tokyo dari Bali dan Jakarta, amat menunjang ekspor ikan tuna Indonesia ke Jepang. Terlebih dengan geb- rakan terakhir GIA yang juga membuka line penerbangan Nagoya-Jakarta - Bali, lang- sung. Kepada pengusaha per- ikanan yang memanfaatkan cargo GIA, ternyata mempe- roleh potongan harga menarik yang diharapkan merangsang kegiatan ekspor. Pengiriman ikan tuna segar ke pasar ekspor (Jepang), me- mang sangat tergantung pada kecepatan penerbangan. Ber- beda dengan ikan tuna beku, tuna segar memerlukan pena- nganan yang cepat, akurat dan super hati-hati. Sejak penang- kapan hingga tiba ke tujuan ekspor, tuna sebaiknya tidak lebih dari 3 hari. Peranan angkutan udara da- ri kota-kota di Indonesia ke negara tujuan, menjadi amat penting. Begitupun dengan sa- ra na perawatan serta tempat- tempat penampungan, harus se- nantiasa dalam kondisi prima. Mutu ikan sangat tergantung pada sarana penanganan, ke- cepatan dan proses pengepa- merupakan realisasi musim ta nam tahun 1988/1989. Jumlah tersebut merupakan masukan dari enam Koperasi Unit Desa (KUD) yaitu Doro Nowa 593 ton, Doro Tangga 1.379 ton, Doro Tofo 1.128 ton, Doro Bara 677 ton, Sama nga wa 69 ton dan KUD Pada Mara 4 ton. Sementara itu beras yang di- himpun oleh Satmin Dolog setiap harinya rata-rata berkisar antara 50 ton sampai dengan 60 ton. Bahkan pada saat berlangsungnya panen raya pertengahan April lalu setiap harinya dapat terkumpul antara 100 ton sampai dengan 125 ton. Dijelaskan beras yang berhasil dihimpun dari keemam KUD itu bila dibandingkan dengan penga- daan pangan pada musim tanam 1988 sebanyak 1.772 ton mening- kat dua kali lipat. Kasatmin Dolog Dompu juga menjelaskan keberhasilan pihak- nya dalam upaya pengadaan pa- ngan untuk stok nasional ditunjang beberapa faktor seperti harga pasar- an gabah kering (HPGK) yang menggembira ka n. Selama masa pengadaan HPGK berkisar antara Rp 190 ribu sam- pai dengan Rp 210 ribu setiap ton, atau naik sekitar 15 persen diban- dingkan dengan harga yang dite- tapkan pemerintah yaitu sebesar Rp 175 ribu per ton. Realisasi KUT JUMLAH Kredit Usaha Tani (KUT) yang telah disalurkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Dompu untuk kelompok ta ni pada musim ta nam 1988/1989 menca- pai Rp 106,46 juta, yang pena ngan- annya dilakukan oleh enam buah KUD, kata kepala kantor depar- temen koperasi Dompu, Mustafa Murni SH. "Dari jumlah KUT yang sudah direalisir tersebut, hingga perte- ngahań Juni 1989 telah berhasil ditarik kembali sejumlah Rp21,76 juta atau 20,40 persen dari enam KUD," katanya. (Ant) kan untuk selanjutnya dieks- por. Segi Tiga Funa,-Sulut-Ma- kassar Ambon, siap menjawab tantangan ekspor komoditas ikan tuna Indonesia yang di- harapkan mengeruk devisa. Pe- ngalaman menunjukkan Indo- nesia sebagai negeri maritim, kiranya memberi kearifan da- lam mengelola usaha perikan- an, khsusnya penangkapan ikan tuna di perairan STTy yang tersohor itu. Mungkin sudah saatnya In- donesia ampil dengan prima- dona baru sebagai komoditi ekspor non-migas yang andal untuk mengeruk devisa. Masa kejayaan udang berakhir. Pu- kulandari negara-negara peng hasil udang yang relatif baru seperti Taiwan, Cina, India, Equador dan sejumlah negara Amerika Tengah, tampaknya sangat telak terhadap kondisi perniagaan udang Indonesia. Ikan tuna segar yang telah ramai diburu orang sejak ratus- an tahun silam di dunia, kini menipis populasinya. Di perair- an Amerika Tengah dan Eropa, sudah sukar menemukan tuna. Bersyukurlah di laut dalam ne geri kita Indonesia, ikan tuna masih cukup banyak untuk di ambil. Zaman dahulu, penang- kapan tuna di nusantara hanya dilakukan dengan tradisional oleh nelayan-nelayan Sulawesi. Potensi ikan tuna Indonesia, tidak diragukan lagi. Segi Tiga Tuna dengan laut dalamnya yang kaya plankton serta trum- bu karang, adalah tumpuan harapan Indonesia di masa- masa mendatang dalam meng- galang komoditas ekspor non- migas. Bila udang sudah tak dapat diharapkan banyak untuk me- ngeruk devisa, mengapa tidak berpaling pada ikan tuna? Saingan dari negara-negara lain terhadap komoditas yang satu ini, relatif sedikit. Tampa- knya memang sudah tiba saat- nya mengangkat ikan tuna se- bagai primadona ekspor komo- diti non-migas Indonesia. (Hamjuri Hambali/1) HARIAN NERACA BATIK: Meski usa ha batik tulis dewasa ini sedang lesu karena saingan dengan batik printing, namun beberapa pengusaha batik tulis di Pekalongan masih tetap bertahan. Mereka yakin batik tulis tetap punya tempat tersendiri bagi konsumen, asalkan bisa menciptakan Kedudukan Koperasi KUD Harus lebih Diperkokoh Jambi, NERACA dalam Pelita V meletakkan pada pembangunan bidang ekonomi, dengan tujuan meningkatkan taraf hidup kecerdasan dan kesejahte- raan seluruh rakyat. Semakin me- rata dan adil serta meletakkan lan- dasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Untuk mewujudkan keadaan tersebut, kedudukan Koperasi KUD sebagai wahana penghim- punan potensi ekonomi masyara- kat pedesaan harus lebih diper- kokoh dan dimantapkan secara terus menerus. Upaya tersebut dilaksanakan intensif, sehingga peranan Kope- melalui pengembangan yang lebih rasi-KUD dapat menjadi kekuatan ekonomi dan lembaga ekonomi rakyat yang mandiri. Disamping itu dapat tumbuh dan berkembang dengan akar yang kuat, dengan semangat kebersama- an, dan kekeluargaan, sesuai de- ngan Pancasila dan UUD 45. Gubernur Jambi, H. Masjchun Sofwan SH, mengatakan pemba- ngunan perkoperasian di Propinsi Jambi terus berkembang dalam pedesaan dan memantapkan fung- rangka menunjang pembangunan sinya sebagai sokoguru perekono- mian rakyat. Perkembangan Koperasi-KUD selama Pelita IV di Propinsi Jambi cukup mengembira kan, yakni dari 423 buah Koperasi-KUD tahun 1984 meningkat menjadi 641 buah, berarti bertambah 268 buah atau meningkat 41,81%. Peningkatan jumlah koperasi- KUD tersebut, membuat jumlah anggota juga bertambah dari 10.277 orang menjadi 99.859 orang. Ini berarti terdapat pening- katan anggota sebanyak 89.582 orang kata Gubernur Jambi. Permasalahan yang dihadapi Koperasi-KUD di Propinsi Jambi antara lain masih rendahnya pro- duktivitas anggota, jumlah dan kwalitas aparat pembina juga belum memadai. Badan Pemeriksa belum ber- fungsi sepenuhnya, KUD belum "Kekurangan beras bisa diper- kecil berkat adanya peningkatan produksi padi yang target tahun 1988/89 sebesar 456.883 ton mampu dilampa ui 22 persen men- jadi 557.182 ton," katanya. Peningkatan terjadi pula dalam produksi ta naman pangan lainnya seperti kete la pohon, kacang tanah, kedelai, sayuran dan buah kata Gubernur tanpa merinci ang kanya Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Riau menunjukkan, ting- dirasakan sebagai wadah yang diperlukan para anggota, karena belum mampu memanfaatkan da- na, tenaga dan sarana secara mak- simal. Dipertanyakan Dana KUD Rp 300 Juta Disamping itu kegiatannya masih tergantung pada fasilitas perkredit- an, lenya kepengurusan dan manajement. Sementara itu dalam keterang- an terpisahnya, Kepala Kantor Wilayah Koperasi Propinsi Jambi, Imuk Hardjasastra BSc mengata- kan kepada Neraca di Jambi bah- wa sampai akhir Pelita IV pertum- buhan dan perkembangan Kope- rasi-KUD masih memerlukan pem- benahan yang intensif dan terarah. kemampuan pelayanan bagi ang- Terutama yang menyangkut gota dan masyarakat golongan ekonomi lemah. Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang me- merlukan langkah pemecahan an- tara lain kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha. Hal itu disebabkan adanya ke- tidak seimbangan struktur nilai performance dan pendekatan pe- ngembangan kelembagaan yang kurang memadai. Berdasarkan data yang diperoleh NERACA, dama KUD di Kantor Koperasi Donggala tahun 1988/ 1989 mendapatkan dana sebesar Rp 562.695.000,- yang tersalur- kan ternyata baru Rp 239.201.- 000,- atau sekitar 42,50%. Sedianya dana yang berbentuk kredit usaha tani itu diperuntuk- kan membantu peningkatan dan pengembangan usaha pertanian yang diharapkan dapat membantu para petani meningkatkan pro- duksi pertanian yang dapat me- ningkatkan taraf hidupnya. ĎDengan mengendapnya dana se- tisipasi anggota dalam proses peng- Masih dirasakan kurangnya par- ambilan keputusan, sehingga ber- kurang pula partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan usaha, pe- ngawasan lainnya. Selain itu masih kurangnya pengertian di kalangan anggota koperasi tentang nilai koperasi, sebagai wahana bagi peningkatan kesejahteraan para anggota kope- rasi dan masyarakat sekitarnya. Menurut Kakanwil Koperasi Propinsi Jambi, masalah yang di- hadapi dalam pengembangan usa- ha koperasi tidak dapat dipisahkan dari alat perlengkapan organisasi motif-motif yang "bera ni". Batik sutera, misalnya, kini tengah digan drungi kaum wanita. Primer Koperasi batik di Pekalongan pun tetap yakin bahwa batik tulis masih punya prospek cerah. (Foto am/Neraca) Kekurangan Beras di Riau Bisa Ditekan Sampai 13,5 persen Selain itu, melestarikan warisan nilai luhur sosial budaya dalam kehidupan bermasyarakat dan ber- pemerintahan, juga menggalang potensi sumberdaya sektor pertani- an agar dapat berperan aktif dan dinamis dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian. Seperti tahun-tahun sebelum- nya, peringatan hari Krida Pertani- keterpaduan Hari Koperasi ke 42 an tahun ini juga mencerminkan dan Hari Program Keluarga Be- rencana ke 19 yang lebih populer dengan akronim "Hari Pertasi Kencana "(Pertanian, Koperasi, Keluarga Berencama). Peringatan Hari Pertasi Kencana akan diada- kan pada puncak hari Koperasi 12 Juli di desa Brondong, Kecamatan Lamongan Jawa Timur. Diharap kan Presiden Soeharto akan hadir pada kesempatan itu, kata Rahmat Soebia pradja. koperasi. Serangkaian kegiatan telah di- rancang untuk hari Krida Pertani- an tahun ini, pemberian penghar- gaan presiden berupa satya len- Oleh sebab itu koperasi belum cana karya bagi 53 orang, peng- dapat sepenuhnya mampu me- hargaan kepada 199 ora ng wreda- ngembangkan kegiatan usahanya tama dan 16 karyawan teladan. di berbagai sektor perekonomian rakyat, karena belum dimiliki ke mampuan untuk memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia. Kemudian lokakarya nasional 2 hari membahas peningkatan peran- an wanita dalam pembangunan pertanian dan pedesaan, serta (OT) seminar pembangunan pertanian Pekanbaru, NERACA kat konsumsi beras penduduk da- Pelita V. KEKURANGAN beras di Pro- lam sepuluh tahun terakhir men- pinsi Riau tahun 1988 tercatat capai 140,5 kg/kapita/tahun, se- 116.433 ton, berarti bisa dite kan dang selama periode sebelumnya sekitar 13,5 persen dari kekurang- 120 kg. an tahun 1987 yang tercatat 134.682 ton, demikian Gubernur Riau Soeripto dalam pidato per- tanggung jawaban tahun kerja 1988/89 di depan sidang pleno DPRD Riau, Senin. Areal tanaman padi di Riau tahun 1988 seluas 85.655 hektar, terluas di Kabupaten Inderagiri Hilir 40.183 hektar, Bengkalis 21.391 hektar, Inderagiri Hulu 11.941 hektar, Kampar 11.841 hektar dan sebagian kecil di Kabu- paten Kepulauan Riau. Pada ra pat musyawarah Bimas pertanian se propinsi Riau bebera- pa waktu yang lalu, Gubernur Soeripto mengemukakan bahwa sumbangan sub sektor pertanian ta naman pa ngan terhadap struktur perekonomian daerah Riau mam- pu menunjang keberhasilan sub sek tor lainnya. Soeripto meyakini sumbangan tanaman pangan ma- sih bisa ditingkatkan lagi selama Jakarta, NERACA PERINGATAN Hari Krida Pertanian ke 17 akan dibuka resmi hari ini oleh Menteri Pertanian Ir. Wardoyo. Hari Krida Pertanian yang akan berlangsung selama satu bulan pe- nuh, tahun ini mengambil tema "Dengan Semangat Keterpaduan Kita Membangun Pertanian Tang- gung untuk Mensukseskan Pelita V, dalam Rangka Peningkatan Ekspor Non Migas dan Kesempat- an Kerja." Menurut Dirjen Perkebunan DR. Rahmat Soebia pradja, selaku ketua umum Hari Krida Pertanian ke 17, dalam keterangannya kepa- da wartawan di Jakarta, kemarin, peringatan hari Krida Pertanian ini pertangguh keimanan bangsa In- bertujuan mempertebal dan mem- donesia khususnya masyarakat pertanian. besar Rp 300 juta, dinilai sangat merugikan kepentingan para petani dan merupakan hambatan pengem- bangan usaha pertanian di Kabu- paten Donggala. Hari Krida Pertanian kepada mengatakan, usa ha KEPALA Dinas Peternakan propinsi NTB Drh. Jamaluddin H. Usman KNI intensifikasi dapat mencegah serta mengamankan sapi terhadap penyakit. Dibuka Hari Ini Selain itu dengan Inseminasi Buatan (IB) atau "kawin suntik" banyak keuntungan diperoleh peta- ni. Misalnya, memelihara 3-4 sapi lokal sama dengan memelihara seekor sapi hasil IB. Karena sapi hasil IB pada umur tiga tahun mi- salnya telah dapat mencapai bobot 860 kg. Apalagi lebih dewasa lagi bobotnya akan mencapai 900 Kg bahkan ada yang satu ton. Sedangkan sapi lokal hanya mampu mencapai bobot paling- tinggi berat badannya pada waktu sama hanya 300 Kg paling tinggi. Peningkatan produktivitas padi di Riau semakin terasa berkat ada nya upaya intensifikasi yang sela- ma ini bisa menghasilkan 4,11 ton/hektar, sedangkan yang tanpa intensifikasi hanya 1,8 ton/hektar. Gubernur menilai angka ini ma- sih rendah karena pelaksanaan in- tensifikasi di propinsi ini secara teknis belum sepenuhnya sesuai dengan rekomendasi. PIR Perkebunan. Kegiatan lainnya bakti sosial, olah raga, penerangan dokumen- tasi dan display, di samping lomba tulis bagi para wartawan dan penyuluh pertanian. Penetapan Hari Krida Pertanian 21 Juni, seperti dituturkan Rah- mat Soebia pradja, mulai diperke- nalkannya "Pranata Mangsa" (sis- tem pembagian 12 musim) pada akhir abad ke 9, meliputi musim hujan, angin, serangga, penyakit, dan sebagainya. Tanggal 21 Juni merupakan saat permulaan musim pertama yang merupakan permu- laan dari siklus 12 musim tersebut. Dengan demikian bulan-bulan se- kitar Juni merupakan bulan-bulan yang penting bagi masyarakat per- ta nia n. Hari Krida Pertanian ini pada hakekatnya merupakan hari ber- syukur, hari berbangga hati, hari ma was diri, hari penghargaan dan hari bakti yang senantiasa perlu diperingati oleh masyarakat tani, pegawai dan pengusaha yang ber- gerak di bidang pertanian guna lebih meningkatkan hasil pemba- ngunan pertanian yang telah dica- pai selama ini. (13) Selong, NERACA GUBERNUR Warsito, melaku- kan suntikan pertama terhadap sapi betina milik petani ternak di desa Apitaik Kecamatan Pringaba- ya Lombok Timur, Rabu lalu. Gubernur menyatakan gembira, pelaksanaan inseminasi buatan (IB) terhadap ternak sapi betina di Lombok Timur telah makin ber- kembang. Sekaligus merupakan peran aktif petani dalam upaya meningkatkan pengembangan ter- nak sapi serta meningkatkan mutu sapi di daerah ini. Jambi, NERACA REALISASI Penyaluran Kre- dit Bimas Non Inpres 10 tahun 1981 dalam Kabupaten Batang hari sejumlah Rp85.177.000.- dan sudah ditarik kembali sebesar Rp 44.108.000.-. Sisa tunggakan Rp 41.069.000.- ata u 48.21%. Sedangkan penyaluran Kredit Usaha Tani sejumlah Rp 73.932.- 036.50, telah dapat ditarik kem- bali sebesar Rp 24.124.583. Sisa tunggakan Rp 49.807.453.- atau 67.36% dari realisasi. Halaman V Demikian juga penagihan dan pengembalian kredit Usaha Tani yang masih tercatat sebesar Rp 49.811.078.50 akan selesai sampai akhir bulan September 1989 men- da ta ng. Vaksin IB Diproduksi NTB. Menurut Bupati Batanghari rea- lisasi Insus padi di Kabupaten Batanghari pada musim ta nam 1988-1989 mencapai 450 Ha dari sasaran 1.400 Ha atau 32,14%, Sedangkan realisasi kedele MT Terlebih lagi sekarang, NTB tidak lagi mendatangkan vaksin IB dari luar daerah. Karena Laborato- rium Dinas Peternakan Nusa Teng- gara Barat, telah mampu mempro- duksi mani beku alias IB dari jenis-jenis sapi pejantan baik dari luar negeri dan jenis sapi pejantan Bali. Tunggakan Kredit Bimas dan KUT 67,36% Budidaya Gubernur mengatakan, seekor pejantan IB dapat digunakan untuk menyuntik 5.000 sampai 10.000 ekor sapi betina setiap tahun, Di- samping bobot sapi hasil "IB" sa- ngat jauh lebih besar daripada menggunakan cara perkawinan sa- pi secara alami. Bupati Lampung Utara, Jufri A.H. Adam di Kotabumi hari Se- nin mengatakan Pemda setempat telah berhasil menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan kimia dari Semarang, Jawa Tengah. Dikatakan, pelaksanaan IB di- pulau Lombok dilaksanakan sejak tahun 1976, sampai dengan tahun 1986 saja telah digunakan 24.756 dosis IB (mani beku) dengan jum- lah kelahiran 7.158 ekor. Usaha semen (mani beku) yang telah digunakan adalah dari jenis sapi Hereford Limousine dan Si- mental. Sedangkan hasil IB yang paling digemari adalah SIMBAL (Simental Bali). Karena mempu- nyai pertumbuhan berat yang ce- pat, sa pinya relatif jinak dan mudah diajar membajak. Gubernur NTB Warsito meng- harapkan pelaksanaan IB supaya lebih digalakkan lagi, karena men- datangkan hasil berlipat ganda bagi para petani peternak. Bupati Batanghari Drs. H. Hasip Kl. Syam mengatakan, rencana penagihan pengembalian kredit non Inpres 10 tahun 1981 serta kredit usaha tani dalam Kabupaten Batanghari. telah dimulai sejak bu- Mengenai kelompok tani yang lan April 1989 dan berhasil mena- ada di Kabupaten Batanghari sam- rik cicilan sebesar Rp 5.843.000.- pai sekarang berjumlah 556 kelom- Mei 1989 sebesar Rp 6.032.000 pok, yang sudah dikukuhkan 510 dari Juni 1989 Rp5.544.000.-Juli kelompok dan 46 kelompok lain- 1989 ditargetkan Rp 7.000.000.- nya belum dilaksanakan penguku- Agustus 1989 Rp 7.650.000,- dan hanannya. tersebar di Kabupaten September 1989 sebesar Rp9.000.- Batanghari. 000,- Ha. Untuk Intensifikasi umum 113 Ha, dari seluruhnya 233 Ha atau mencapai 116.5%. Mengenai penyerapan dan peng- gunaan pupuk dan pestisida dalam pelaksanaan intensifikasi padi, pa- la wija dan sayuran MT 1988-1989 tercatat urea 91,684 ton. TSP 18.712 ton. KCL 0.405 ton. Se- dangkan penggunaan pestisida se- banyak 3.8098 ton atau 62.27% dan rodentisida 6.915 ton atau 60.92%. SEMENTARA itu anggota DPRD Kalimantan Seelatan yang Kemampuan produksi dalam ne- sedang kunjungi Riau merasa ter- Bandar Lampung, NERACA tarik akan kemajuan sektor per- KABUPATEN Lampung Uta- geri baru memenuhi sekitar 1.600 kebunan di Propinsi Riau sehingga ra dalam tahun anggaran 1989/90 ton/tahun dari kebutuhan itu, se- propinsi ini dijadikan tempat studi ini mulai mengujicoba pembudi- hingga diharapkan sebanyak 5.400 perbandingan bagi mereka, kata dayaan tanaman jarak, untuk ta- ton lagi dapat diproduksi di luar Ketua Komisi C DPRD Kalsel, H. hap pertama segera dilaksanakan Pulau Jawa. Syafriansyah, pada ANTARA, pada la han seluas 100 hektar dari 2.000 hektar areal yang disedia- Sebanyak delapan orang ang kan. gota DPRD Kalsel sejak Minggu Dari a real sera tus hekta pertama Senin di Pekanbaru. Kakandep Koperasi Donggala, H. Hamudin Abdullah, BSc kepa- guna mendapatkan masukan me- di daerah ini. ngenai perkembangan perkebunan mang sangat mendukung usa ha budidaya tersebut. da wartawan mengakui dana Rp (18/6) berada di Propinsi Riau 300 juta itu belum tersalur walau- Palu, NERACA BERBAGAI kalangan di Palu sudah berakhir 31 Maret 1989 pun batas waktu penyalurannya mempertanyakan pemanfaatan sisa lalu. H. Hamudin menolak mem- Harga biji jarak kering di Lam- dana KUD musim ta nam 1988/- beri keterangan lebih lanjut ke- pung saat ini sekitar Rp 350/kg. 1989 di Kantor Koperasi Kabu- pada wartawan dan malah menya- Pihak perusahaan minyak ter- namun sebelumnya tak ada petani paten Donggala sebesar Rp 300 rankan untuk memperoleh kete- kan tentang program pertanian, sebet dikatakannya menyanggupi maupun pengusaha di daerah ini rangan dari Kantor BRI Cabang kehutanan maupun pariwisata, ka untuk menyediakan bibit, sedang yang membudid a ya ka nn ya. Palu. rena secara mengejutkan Riauber- kan Pemda menyiapkan lahannya. hasil menduduki tempat ketiga ter- Pada tahap pertama proyek terse- banyak dikunjungi wisatawan se- but akan mempekerjakan 100 peta- but baik kesanggupan pihak inves-' lama dua tahun terakhir ini, kata- ni yang masing-masing bertang- tor menanamkan modalnya di bi- nya. Selain masalah perkebunan, anggota dewan dari Kalsel itu juga merasa masu- Terobosan Baru BUPATI Jufri Adam menyam- gungjawab mengelola satu hektar. da ng budidaya ta naman jarak itu. Dika ta ka nn ya, upaya pembudi- Menurut dia, ini merupakan sua- dayaan tersebut dilakukan meng- tu terobosan baru yang diharapkan ingat disamping banyak perusaha- dapat ditingkatkan dan diikuti ankimia dalam negeri membutuh- jeja knya oleh pengusa ha la in. Di-\ kanjarak.juga prospek pemasaran- hampkannya usaha tersebut akan nya ke luar negeri sangat baik. bisa membantu meningkatkan ta- Rp 300 juta karena menyangkut dari propinsi ini, karena perkem- terutama ke Jepang raf hidup petani dan membuka pemakaian keuangan negara apa-bangan perkebunan dan lainnya di PT Kimia Parma Semarang saja la pa ngan kerja baru, serta mengisi lagi dana itu diperuntukkan mem- Kalsel belum seperti yang dicapai rata-rata setiap tahun membutuh- lahan-lahan kosong yang masih bantu petani meningkatkan taraf Riau," kata Syafriansyah. kan sekitar 7.000 ton biji jarak ke- banyak terbengkalai. hidupnya. (DA) (Ant), ring. Pihak BRI Palu melalui Hi. Ha- djari T menjelaskan bahwa BRI telah mencairkan dana Rp 562. 695.000,- dan telah menyalurkan- nya berdasarkan rekomendasi Ka- kandep Koperasi Donggala. Berbagai kalangan di Palu min- ta kesediaan pihak yang berwe- nang turun tangan menyelidiki pe- manfaatan sisa dana KUD sebesar Riau saat ini memiliki perkebu- nan kelapa sawit 100.000 hektar, karet 350.000 hektar dan kelapa mencapai 160.000 hektar. "Kami mengharapkan banyak masukan yang bisa kami peroleh (Ant) Didalam penggunaan benih ung- gul VUTW II di Kabupaten Ba- tanghari oleh petani pangan baru mencapai 450 Ha atau 32,14% pada MT 1988-1989 lalu. 1988 target 200 Ha. realisasi 120 Pada sidang Dewan itu Soeripto 1988-1989 sesuai dengan rencana menegaskan, beberapa kekurang- yang telah ditetapkan melalui SK an di bidang pertanian tanaman Bupati Batanghari No. 93 tahun KUT masih terlalu kecil. pangan tidak terlepas dari gang- guan yang sukar dielakkan, seperti bencana banjir yang melanda ham- pir 300 desa di Kampar, Bengkalis, Inderagiri Hulu dan Pekanbaru. Perkebunan Kelompok tani yang ikut dalam Insus pada MT 1988-1989 ber- jumlah 35 kelompok dengan 450 Ha padi gogo. Dikatakannya belum dicapai- nya target intensifikasi di Kabu- paten Batanghari karena karena terbatasnya penyerapan Saprodi oleh anggota kelompok tani, RDK yang disusun belum mantap. serta terbatasnya kios sa prodi di tingkat- WKPP dan terbatasn va areal yang diintensifikasikan, karena areal di sepanjang sungai Batanghari dige- nangi air dan penyerapan pasilitas (OT) Jarak Lampung Utara 10 Hektar tersebut. jika pengelolaannya baik. Lampung Utara diharapkan akan bisa menghasilkan sebanyak 3.000 ton/tahun, ini berdasarkan potensi dan keadaan lahannya yang me- 650A4
