Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-08-25
Halaman: 03

Konten


4 K Jum'at, 25 Agustus 1989 PERDAGANGAN - KOPERASI Produsen Enggan Lepas Barangnya ke Pasar DN * Masih Muncul Sejumlah Kendala Jakarta, NERACA PARA produsen nasional disebut-sebut masih enggan melepas barangnya ke pasar dalam negeri, karena adanya sejumlah hambatan yang cukup banyak di sini. Bambang R. Soegomo, Ketua, Umum Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) kepada Neraca pekan ini menge- mukakan bahwa ada bebe-rapa faktor teknis yang kurang menunjang pemasaran produk- produk nasional di dalam negeri. Ia menyebut soal ongkos angkutan yang masih cukup mahal, karena sulitnya daerah yang akan ditempuh serta masih rendahnya daya beli masya- rakarat. "Kalau saya, misalnya, akan melempar barang ke Irian Jaya, berapa ongkos angkutnya," tanya Bambang. Dia memang tidak menga- takan apakah dengan demikian ongkos angkut yang dikeluarkan akan lebih besar ketimbang ba- rang yang bisa dibeli masyarakat setempat. Namun sejumlah pro- dusen di sini pernah mengatakan bahwa ini merupakan satu faktor yang membuat mereka enggan melepas barangnya. Aburizal Bakrie, Dirut PT. Bakrie & Brothers dalam sebuah seminar hari Rabu lalu mensinya- lir, kini berkembang opini di masyarakat bahwa mengisi pasar dalam negeri adalah dosa, semen- tara bila mengekspor dinilai he- bat sekali. "Opini ini harus diubah. Pasar Pro dan kontra masalah pasar adalah pasar. Pasar dalam negeri dalam negeri dan pasar ekspor sama baiknya dengan mengisi NTB Pasarkan 47.621 Ton Hasil Bumi kembali menghangat belakangan ini, ketika muncul anggapan bahwa pemerintah lebih tertarik untuk meningkatkan ekspor non migas ketimbang dilempar ke sini. Menteri Perdagangan Arifin Siregar pada Rakernas Pengusaha Golkar baru lalu mengatakan bahwa seluruh barang dan jasa produksi dapat diserap penduduk Indonesia yang berjumlah 170 juta jiwa, sudah tidak memadai lagi. Mataram, NERACA REALISASI hasil bumi Nusa Tenggara Barat yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dari Januari sampai dengan Juli 1989 mencapai 47.621 ton, sedangkan ternak tercatat 20.409 ekor. Namun dia menggarisbawahi, pasaran dalam negeri tetap penting, karena pasar di sini dan di luar negeri harus saling me- lengkapi. Humas Kantor Wilayah De- partemen Perdagangan NTB dalam penjelasan kepada AN- TARA di Mataram, mengatakan hasil bumi yang keluar tersebut terdiri dari beras 12.969 ton, bawang merah 7.267 ton, bawang putih 206 ton, kedele 13,209 ton dan kacang hijau 2.575 ton. Selain itu, katul 7.092 ton,cabe 2.339 ton, tembakau 1.964 ton dan sapi 11.540 ekor serta kerbau 8,860 ekor. TINJAU RCTI: Presiden dan Ibu Tien Soeharto melakukan peninjauan seusai meresmikan gedung perkantoran dan studio RCTI di Jakarta Barat, Kamis (24/8). Acara itu juga dihadiri Menteri Penerangan H.Harmoko, Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto, para komisaris dan direksi PT. RCTI dan sejumlah menteri serta pejabat tinggi lainnya. (Foto: Ant) Jakarta, NERACA EKSPOR ikan hias Indonesia sebenarnya cukup cerah namun rasa ke- bersamaan antara peternak dan eksporter masih kurang, sehingga usaha untuk meningkatkan komoditi ekspor ikan hias belum berhasil. Karena itu perlu dibentuk badan kontak yang menghubungi eksporter, peternak dan dengan instansi terkait seperti dinas perikanan dan koperasi. Harapan itu disampaikan oleh Ketua Himpunan Ikan Hias Indonesia (HIPI) cabang Jakarta, Hibnu Siswanto, dalam wawancara dengan Neraca kemarin. "Perlu keterbukaan dari eksporter", ceplosnya. Jika eksporter sering mengeluh bahwa mutu ikan hias dari peternak masih dibawah standar maka perlu keterbukaan dari eksporter dalam memberikan kete- rangan mengenai mutu yang dimaksud. Sebenarnya, peternak ikan hias bukan tidak mau meningkatkan mutunya, tapi karena tidak mengerti kriteria yang ditetapkan eksporter. mutu Peternak bukan hanya kebingungan mengenai mutu tapi juga kewalahan meng- hadapi ketentuan harga ikan hias yang sering dibawah harga pasaran. Menurut seorang eks- porter, bagaimana harga tidak anjlok bila jumlah ikan di pasaran terlalu banyak. Ini ulah peternak sendiri yang latah mengembangkan jenis ikan hias yang sedang ramai di pasaran. Untuk Pelita IV, jumlah hasil bumi yang keluar NTB mencapai 941.890 ton terdiri dari bawang merah, bawang putih, kedele, kacang hijau, katul, beras, tem- bakau, bungkil kopra, cumi-cumi dan lainnya. Sedangkan ternak tercatat 56.077 ekor. Hasil bumi dan ter- nak NTB umumnya dikirim ke Surabaya, Jakarta, Bandung, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Barang yang masuk NTB dari Januari hingga Juni 1989 terdiri Barang yang masuk NTB tersebut belum termasuk kenda- raan roda empat dan roda dua. Jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) hingga akhir 1988 sebanyak 15.396 buah ter- diri dari perusahaan besar 37 buah, menengah 3.659 buah dan perusahaan kecil 11.700 buah, dari kebutuhan pokok seperti gula sebut Humas Kanwil Depdag NTB. pasir, gula aren, tepung terigu, bahan bakar minyak, semen, pupuk, aspal dan lainnya seba- nyak 257.453 ton. Selama Pelita IV tercatat jumlah barang yang masuk NTB mencapai 2.172.694 ton. Barang- Yang paling penting untuk meningkatkan mutu dan hasil produksi ikan hias, kata ketua HIPI ini, sikap mental para peternak perlu dibenahi lebih dahulu. "Lho, mereka saja saling baku hantam" kata Hibny mengeluh. pasaran ekspor," katanya. Saling berebut menjual ikannya kepada eksporter dengan menurunkan harga, itu kanmerugikan mereka sendiri, kalau eksporter sudah jelas untung, ungkapnya. Ginandjar Kartasasmita yang berbicara atas nama pribadi (bukan sebagai Menteri Pertam- bangan dan Energi) pada kesem- patan itu mengemukakan, pasaran dalam negeri dan ekspor adalah satu kesatuan. Dalam menghadapi ko- mentar petani yang mengeluh atas ketentuan harga yang ditetapkan eksporter, di jelaskan bahwa eksporter tidak mau menanggung resiko rugi. "Mau dikemanakan ikan yang melebihi daya tampung pembeli." Kalau sudah begini peternak kalang kabut sendiri. Bila kesadaran ber- koperasi ada, cara merebut pasaran dengan menurunkan harga, tidak digunakan lagi. Sebaliknya, peternak akan merasakan stabilnya harga pasaran. "Pasar, ya, pasar. Dalam negeri atau luar negeri sama saja," katanya. Tapi buat para produsen na- sional ia mengingatkan bahwa yang paling utama adalah menga- mankan lebih dulu pasar dalam negeri. Pertama disebutnya pasar di sini lebih dekat, dan kedua produsen lebih mengenal bangsa sendiri ketimbang bangsa asing. Meraba Usaha daerah itu pernah dilakukan kelompok peternak Beta Jaya yang berang- gotakan 19 orang. Disini peserta tidak dipungut bayaran, hanya dipupuk kesadaran gotong royong. Dari kelompok ini, harga dapat stabil. BAMBANG Soegomo ber- pendapat para pengusaha nasional masih meraba-raba untuk me- masarkan barangnya di dalam negeri, sementara daya beli pen- duduk setempatjuga masih ren- dah. Bahkan di beberapa daerah disebut ada yang tergolong mi- nus. Selain itu, jika peternak mau mengkhususkan diri dalam mengembangkan jenis "Tentu perusahaan mereka kan memerlukan likuid," kata Presdir Kresna Duta Group ini. Sementara untuk melempar- kan ke pasar ekspor, harga yang pasti sudah ada. Masalah barang itu terdiri dari gula pasir 90.838 ton, gula aren 9.054 ton, terigu 33.371 ton, BBM 519.936 ton, semen 383.582 ton, pupuk 386.007 ton, kayu 58.641 ton, aspal 58.117 ton dan lainnya 633.148 ton. Tingkat inflasi dari Januari sampai Juni 1989, kota Mataram mencapai 2,56 persen sedangkan nasional 4 persen, demikian Humas Kanwil Perdagangan NTB. Namun Bambang menegas- kan bahwa kita memang hen- daknya tidak melupakan pasar negeri. Tapi sejumlah kenyataan di lapangan membuktikan bahwa memasarkan barang di dalam negeri lebih besar kendalanya ketimbang ekspor. Di sisi lain, pasaran ekspor disebutnya mempunyai keuntu- ngan yang lebih besar daripada pasar dalam negeri. "Mereka yang jelas mendapatkan valuta asing, yang juga pemaskan de- visa buat pemerintah," tambah Bambang. ikan hias, masalah kelebihan produksi tidak akan terulang lagi. Sayangnya, peternak masih enggan melakukan itu, dengan alasan "Eksporter mana yang mau bertanggung jawab me-nampung hasil produksi ikan saya." Masalah ini juga menjadi masalah utama eksporter dalam memenuhi permintaan ikan hias dari negara lain. Karena kurang terkoor- Namun Ginandjar Kartasas- mita juga menilai bahwa upaya memasarkan produk-produk na- sional ke dalam negeri bisa dise- but mengurangi penggunaan devisa. "Ini kan berarti juga men- dapatkan devisa," kata Ginan- djar. Sementara di sisi lain untuk menyeimbangkan antara pasar dalam dan luar negeri, perlu ada suatu kegiatan usaha yang mampu menciptakan peningkatan daya beli. (7). KUD Mina Samudra akan Kelola Pasar Tangerang, NERACA KUD Mina Samudra-Tange- rang dalam waktu dekat ini akan mengelola pasar. Usaha ini ka- rena kondisi pasar alami yang ada di wilayah operasi di KUD itu sudah tidak dapat menampung para pedagang lagi. Ketua KUD Mina Samudra, M. Sueb ketika ditemui Neraca, pekan ini, mengatakan untuk pembangunan pasar ini KUD menyediakan lahan seluas 1 ha. Di samping akan membangun pasar, pihaknya juga merenca- nakan pembukaan trayek pinggi- rankota, yaiturute Cituis-Sepatan dan sekitarnya. Pihak KUD Samudra akan menyediakan angkutan pinggiran kota melalui kredit kepada anggotanya. Dijelaskan, KUD Nelayan Modal utamanya dari iuran pada Mina Samudra berdiri 1983. nelayan, berupa iuran wajib se- besar Rp 500 /bulan dan sim- panan pokok Rp 1000, kini telah memiliki modal kerja sebesar Rp 8 juta. Usaha yang sudah berjalan di samping sebagai pengelola TPI, perbengkelan dan simpan pinjam dan Waserba. Menyinggung masalah mo- torisasi nelayan Kepres 39 tahun 1980, menurut Sueb itu bukan urusannya lagi. Pihak BRI Tangerang kepada para nelayan walaupun nelayan itu termasuk anggotanya. Sekitar 141 Nelayan yang mengambil kredit motorisasi, sesuai dengan keputusan pada but harus segera lunas. akhir Oktober 1989 kredit terse- Namun berdasarkan pengama- tannya pada bulan Oktober 1989 para nelayan tidak akan mampu membayar kreditnya, kalau kon- disi yang ada sekarang ini masih tetap berlanjut, jelas M. Sueb. (Syam). HARIAN NERACA dinir, tidak jarang permintaan ikan hias dari negara lain tidak dapat dipenuhi. Disamping itu, eksportir Indonesia juga sering berebut cari importer ke Singapura, kurang kerjasama dalam menetapkan harga. Jambi Ekspor 27 Jenis Komoditi ke 41 Negara Selama ini, sebagian besar ekspor ikan hias Indonesia ditujukan ke Singapura, namun ada juga yang langsung ke Belanda, Jambi, NERACA JAMBI mengekspor 27 jenis komoditi ke 41 negara yakni Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, negara-negara di Asia Selatan maupun Tenggara. IKAN HIAS: Mutu dan hasil produksi ikan hias sulit ditingkatkan bila rasa kebersamaan masih kurang, suka latah mengembangkan jenis ikan hias yang sedang ramai di i pasaran, maka perlu spesialisasi dalam membudidayakan ikan hias. (1st) Keterangan yang diperoleh dari Kanwil Perdagangan Jambi Kamis Propinsi menyebutkan, dibanding tahun pertama Pelita IV, baik jenis komoditi maupun negara tujuan pengapalan komoditi ekspor dari daerah ini naik pesat, terutama jenis kayu olahan. Selain itu nilai ekspor daerah ini selama tiga tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Pada 1984 nilai ekspor Jambi tercatat 139 juta dolar AS dari 18 jenis komoditi yang dikapalkan ke 27 negara tujuan. Ikan Hias dan Eksportir Ujungpandang, NERACA tidak Rapat AKIBAT Anggota Tahunan (RAT) selama tiga tahun berturut-turut Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Kantor Gubernur Sulsel kini menjadi sorotan masyarakat Koperasi di daerah ini. Menjawab pertanyaan apakah mereka akan membeli mebel dalam 12 bulan mendatag, seba- nyak 39% mengatakan: Ya. Se- mentara 35% mengatakan Tidak,, dan 25% mengatakan tidak tahu. Dalam segi pengeluaran, konsumen yang dalam pembe- Pada 1985 terjadi kembali penurunan yakni menjadi 113 juta dolar, tapi meningkat kembali tahun-tahun berikutnya, yakni pada 1986 devisa yang disum- bangkan propinsi itu mencapai 125,5 juta dolar, 1987 naik menjadi 185,5 juta dolar dan 1988 nilai devisa yang diraih menca- pai 247,5 juta dolar. lian terakhir membeli MSR mengeluarkan US $ 342 lebih rendah daripada mereka yang membeli mebel rakitan. Ini Mengenai golongan mebel" mana yang akan mereka inginkan. dalam pembelian berikutnya, 27 % menjawab MSR, 42/% MSR memiliki sejumlah keun- berkaitan dengan jenis mebel Gubernur Jambi H. Masjchun Sofwan SH dalam keterangan sebelumnya menegaskan, dengan tungan, seperti kemudahan dalam pengangkutan, penanganan dan perdagangan, di samping harga menjawab mebel rakitan, danes 31% mengatakan tidak tahu. yang dibeli dan pendapatan rumah tangga bersangkutan. Tapi yang Sudah bisa dipastikan, 31% yang. Data Kanwil Perdagangan itu berhasilnya perkebunan kelapa yang bisa lebih rendah daripada jelas terlihat kecenderungan mengatakan tidak tahu itu akan semacam itu, yang penting men- juga menunjukkan, jenis komoditi sawit itu nanti bahkan akan mebel yang sudah dirakit. Ini tentu bahwa untuk kedua golongan menjadi rebutan kedua kelom- Terlepas dari pro dan kontra mendorong peningkatan pendapa saja membuka jalan bagi MSR mebel tersebut, pengeluaran pok mebel tersebut, dan tentu saja”, macam urut Bambang kini adalah pem- binaan-pembinaan yang intensif yang harus dilakukan pengusaha pusat kepada pengusaha-pe- ngusaha daerah. yang paling banyak menda- tangkan devisa tahun-tahun terak- hir adalah dari kelompok kayu tan petani dan menjadikan ma- syarakat di daerah lebih makmur. cenderung naik, bila pendapatan akan banyak dipengaruhi cara- meningkat. cara promosi. Pembangunan Perkoperasian Sulsel telah banyak mengalami perkembangan khususnya pem- bangunan Koperasi Unit Desa (KUD). Bahkan berkat keberhasi- lan pembangunan Koperasi/KUD di daerah ini, tahun 1988 Guber- nur Sulsel H.Achmad Amiruddin berhasil dianugerahi "Lencana Pembangunan" dari pemerintah. Gubernur Sulsel, A.Amirud- din, sejak tahun 1985 telah mengeluarkan Surat Edaran un- tuk semua Instansi pemerintah, BUMN, dan Swasta di Sulsel untuk membentuk dan membina Koperasi di lingkungan masing- masing. Tapi KPN Kantor Gu- bernur Sulsel, nampaknya tidak mengindahkannya. Kerjasama Peternak Padahal, KPN Kantor Guber- nur Sulsel merupakan panutan bagi pembangunan. Perkopera- harusnya menjadi panutan yang sian di daerah ini. Yang se- baik, bagi Koperasi lainnya, khususnya KUD di daerah ini. Beberapa tokoh Koperasi Sulsel yang dihubungi, menyayangkan pengurus KPN kantor Gubernur Sulsel yang tidaka melaksanakan KPN Kantor Gubernur Sulsel 3 Tahun tak RAT Rizkyanti mengatakan, dari sejumlah penjualan mobil terse- but memnag tidak semuanya di- lakukan secara kontan, ada bebe- rapa persen di antaranya yang dijual secara kredit. Untuk penjualan mobil secara olahan yang sedikitnya meng- hasilkan 10 jenis komoditi se- perti kayu olahan, papan partikel, veneer, kayu pensil, moulding, blockboard, kayu gergajian, sumpit dan doewels. Amerika, Malaysia, Italia. Ikan hias yang banyak diekspor sekarang ini seperti Severrum, Green Teger dan Botea. Bila sedang musim, harga Botea Rp 100, dari petani Kalimantan dan Sumatra. Di Jakarta kalau lagi langka harganya bisa mencapai Rp 2.000 - Rp 3.000 per ekor. Sedang ikan jenis Severrum dari peternak eskporter membeli dengan harga Rp 550, ukuran 1 inchi dan Rp 900 untuk ukuran 2 inchi. Devisa yang dihasilkan dari kelompok kayu olahan itu men- capai 60 persen lebih dari nilai devisa keseluruhan propinsi ini, bulan Juni lalu dari 22,8 juta dolar nilai ekspor Jambi, 17,4 juta dolar diantaranya berasal dari kayu olahan. Usaha untuk meningkatkan mutu dan hasil produksi, hingga saat ini masih terus dilakukan. Untuk itu, teknik budidaya ikan hias terus dikembangkan, pemeliharaan ikan hias, mencegah dan menanggulangi penyakit ikan hias, kegotong royongan dan managemen yang rapih. Dalam hal ini, pihak dinas perikanan sering mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada peternak guna menjamin mutu dan jumlah stock ikan bagi keperluan suplai. Komoditi lain yang diekspor yakni karet, hasil hutan ikutan terdiri atas rotan yang sudah dio- lah, getah-getahan, ikan hias dan beberapa hasil perkebunan lain- nya berupa kulit manis dan coklat. Untuk kesejahteraan peternak, wadah koperasi dan Perhimpunan ikan hias, sangat penting dimasuki karena dari wadah ini peternak dapat memperoleh informasi mengenai pe- masaran ikannya, (Hari Santoso/1) PT. KI Jual 450 Mobil kredit dilakukan berdasar atas Jakarta, NERACA SEBUAH perusahaan dealer mobil sedan gemini untuk taksi PT. Kaji Inti (KI) sejak berdiri 1988 sampai Juli '89 berhasil menjual mobil sedan 450 unit. Staf eksekutif PT.K.I. Rizkyanti mengemukakan ini kepada Neraca di kantornya, pekan ini. kemampuan keuangan calon konsumen. Andaikata calon kon- sumen tidak mampu membeli secara kredit dengan uang muka sebagaimana yang ditetapkan 20- 30 persen dari harga mobil Rp 25,500 juta, sedang mereka su- dah mendapat nomor anggota di PT. Presiden Taksi/Koperasi Taksi/Dian Taksi, bisa saja mereka diberikan kredit. Propinsi Jambi selama Pelita V memproyeksikan terjadinya kenaikan ekspor, terutama hasil sub sektor perkebunan, khu- Dalam tahun 1986, jumlah MSR yang masuk ke pasaran AS (termasuk ex impor) mencapai nilai antara US$ 500 - US$ 1000 juta, atau 5% dari seluruh mebel yang masuk ke pasaran itu. Perkiraan lain menunjukkan bahwa jumlah nilai penjualan eceran MSR bahkan mencapai US$ 2 miliar, atau hampir 10% susnya minyak kelapa sawit pro-nilai seluruh penjualan eceran duksi perkebunan yang dikem- bangkan di Jambi sedikitnya mebel dalam tahun itu. 200.000 hektar. RAT. Untuk mengakibatkan KPN ini, sekwilda Sulsel telah mem- bentuk Tim Peneliti meneliti perkembangan KPN akan Kantor Gubernur Sulsel. Tim ini diketuai Drs.H. Abd. Azis Gaf- far, dengan beberapa orang anggota. Kakandep Koperasi Ujung Pandang Drs. H.Bachtiar Alisos- tro, mengatakan bahwa di Ujung Pandang saat ini terdapat 401 Koperasi, 326 sudah berbadan Hukum dan 75 belum BH. Sekitar 30 persen dari jumlah Koperasi yang ada, sudah tidak aktif. ELAST berturut-turut termasuk Ia mengharapkan, agar Ko- perasi yang tidak aktif tiga tahun KPN Kantor Gubernur Sulsel, agar segera melakukan RAT dan meng-aktifkan kembali Ko- perasinya. Sedang bagi Koperasi yang tidak bisa kembali aktif diminta segera mengajukan per- mohonan untuk dibekukan Badan Hukumnya. Pelita V ini, pembangunan perkoperasian tidak saja pe- ningkatan Kwantitasnya tapi lebih diutamakan peningkatan. Kwalitas pada Koperasi itu sendiri. Sebab hanya dengan demikian, masyarakat (pegawai) anggota koperasi dapat merasakan manfaat menjadi anggota Koperasi. (K-25). Semuanya itu mengubah gaya hidup yang mempengaruhi per- mintaan akan barang-barang konsumsi. Salah satunya ialah meningkatnya permintaan mebel siap rakit (MSR). MSR Makin Populer di Amerika BERBAGAI perubahan de- mografis di Amerika Serikat te- lah menimbulkan perubahan pula dalam pola pengeluaran kon- sumen. Dalam perode 1980-1987 jumlah penduduk tumbuh 1% setahun. Tingkat pendidikan semakin tinggi, yang kemudian membawa makin banyak pula pemilikan rumah. Dan jumlah rumah tangga yang berpen- dapatan ganda bertambah. Dalam pembelian secara kredit biasanya dealer ini mem- beritahukan bahwa mobil setelah dibeli surat-suratnya sampai mendapatkan plat nomor polisi kuning memakan waktu dua minggu, dan pada minggu ketiga pembeli sudah harus membayar angsuran kredit. toko yang menjual mebel. Di AS baru-baru ini telah di- lakukan suatu penelitian terhadap konsumen (rumah tangga) mengenai persepsi dan minat mereka terhadap MSR. Peneli- tian itu dilakukan oleh Virginia Tech, Blacksburg, Va, dengan mengambil responden dari seluruh wilayah AS. Dari 1446 rumah tangga yang memberi jawaban, 20,3% berasal dari AS bagian Timur Laut, 34,2% Sela- tan, 19,2% Barat, dan 26,4 % Tengah Utara. Survei itu menunjukkan bahwa 32,1% dari rumah tangga responden membeli MSR waktu pembeliannya yang terakhir kali, sisanya 67,9% membeli mebel yang sudah dirakit. Tetapi dari 67,9% saja yang belum pernah membeli MSR, sehingga hanya 20,9% yang benar-benar belum pernah membeli MSR. Untuk mebel kategori tertentu, responden lebih menyenangi MSR. Untuk kategori barang- barang lemari/peti, misalnya, mereka lebih menyenangi ben- tuk MSR, sedang untuk perabo- tan ruang makan, mereka lebih memilih mebel rakitan. Dari seluruh responden itu, yang merupakan konsumen MSR adalah 22% dari rumah tangga yang tidak bekerja dan tidak punya anak, 26% dari rumah tangga yang dua-duanya bekerja (tapi tidak punya anak), 30% dari yang tidak bekerja dan mempu- nyai anak, 32% dari yang hanya satu bekerja dan tidak ada anak, serta 44% dari yang hanya satu Hanya untuk penjualan mobil seperti ini perusahaan menga- rahkan kepada calon pembeli untuk menggunakan jasa peru- sahaan leasing (penjamin kredit). Jadi, apabila calon pembeli tersebut sudah berhubungan dengan leasing, pihak dealer sudah tidak punya hubungan lagi dengan calon pembeli itu. Surabaya, NERACA "Jadi, kalau kini ada semen- tara konsumen mobil sedan taksi PT. K.I. yang mengeluh me- ngapa ia belum selesai mengurus KEBERADAAN Koperasi surat-surat izin operasi mobil Jasa Audit (KJA) di lingkungan lantas sudah diharuskan mem- koperasi di Jawa Timur belum bayar angsuran kredit, pihak memasyarakat. dealer tak tahu menahu," katanya, Bahkan pihak dealer setiap kali menghadapi calon pembeli ini tidak segan-segan menjelas- kan mengenai bagaimana per- syaratan bisa membeli mobil sedan untuk taksi ini. MILIK MONUMEN PERS MASIONAL SURAKARTA "Lantas apa yang harus dikeluhkan lagi jika pada minggu ketiga kemudian mereka ditarik angsuran," katanya lagi. Dijelaskan bagi pihaknya setiap kali menjual mobil tidak mengurus masalah surat peri- zinan operasional dan ini masih rendah. dibebankan ke pembeli sendiri. Kebijakan ini dilakukan mengin- gat bahwa pembeli adalah sudah menjadi anggota perusahaan taksi. bekerja dan ada anak. Untuk melihat seberapa jauh pengaruh di pasaran, dijelaskan bahwa 45,7% dari pasangan menikah di AS tahun 1987 adalah dari kelompok yang dua-duanya bekerja dan punya anak. Sedang kelompok yang dua-duanya be- kerja dan tidak punya anak meli- puti 27,5% pasangan menikah di negeri itu. Selain itu para anggota KJA yang terdiri atas koperasi, umum- nya masih tergolong pengusaha ekonomi lemah dan kesadaran untuk memanfaatkan jasa KJA Dalam survei yang dilakukan itu, 18,3% responden merupakan kelompok yang dua-duanya be- kerja dan mempunyai anak, 15% merupakan kelompok yang dua- duanya bekerja dan tidak punya anak. "Padahal dengan bantuan KJA secara rutin dapat mener- tibkan administrasi dan mem- persempit kemungkinan penye- lewengan serta mendorong pada iklim usaha yang sehat,"katanya. Di Indonesia kini dari 27 propinsi baru 12 daerah yang memiliki KJA, sedangkan KJA Soca Baskara di Surabaya, meru- pakan salah satu yang terbaik. KJA pertama di Indonesia ialah Handayani di Sumut. Sementara itu 21,8% MSR dijual lewat discount chains 11% melalui toko-toko tradisional, 19,85 toko mebel. Khusus untuk mebel rakitan, 36,8% melalui toko tradisional, 22,2% melalui toko mebel, dan 4,8% melalui discount chains. Ketua Badan Pemeriksa Primkopti Jaksel, Slamet dan Manejer, Drs. Sinaga mengemukakan ini kepada Ner- aca di Kantornya, kemaren, tahap pertama proyek pembangunan perumahan ini khusus di perun- tukan anggota kopti yang belum punya rumah, jumlah produksi tahu/tempenya 50 kg/hari, aktif berkoperasi, bebas dari utang,memiliki KTP DKI, dan Kopti Jaksel Bangun Pemukiman Anggota Jakarta, NERACA KOPERASI Produsen tahu / tempe (Kopti) Jakarta Selatan membangun 11 unit rumah tipe Sinaga. 36 untuk pemukiman anggotanya di Tanjung Barat. Proyek perumahan anggota Kopti yang dibangun di atas tanah seluas 6,499 M2 yang dibeli dengan uang dana pemukiman anggota ini di lengkapi,dapur umum, sarana pembuangan air limbah,gudang, warung serba ada, taman, tempat parkir, dan sebuah lapangan olah raga bulu tangkis. sudah berkelurga. Rumah ini di jual kepada anggota dengan cara kredit uang muka Rp 2 juta dan angsuran Rp 181.300/bulan, selama 15 tahun. Status pemilikan rumah ini pun lain dengan apabila membeli rumah kredit BTN. Kalau beli di Halaman III Mengenai alasan pembelian mebel, lebih banyak responden yang menyatakan bahwa mereka membeli untuk mengganti mebel yang sudah ada. Persentase jawaban seperti itu lebih tinggi pada para pembeli mebel rakitan. Alasan kedua ialah karena merupakan produk baru. Bagian yang memberi alasan seperti itu jauh lebih banyak pada pembeli. MSR (40,4%) dibanding dengan pembeli mebel rakitan (22,4%)... KJA Soca Baskara yang di dirikan sejak 1984, selama Pelita V diharapkan dapat membantu program KUD mandiri di Jatim yangg ditargetkan mencapai 370 KUD. Tahun pertama Pelita V 66 KUD sedang dievaluasi untuk nantinya diusulkan ke tingkat nasional menjadi KUD mandiri. Di Jatim kini terdapat 4.143 koperasi berbagai jenis dengan anggota keseluruhan mencapai sekitar tiga juta orang, diha- rapkan bila KJA telah memasya- rakat seluruh koperasi di Jatim menjadi anggota, katanya. Untuk jawaban seperti itu, jenis mebel yang dimaksudkan didominasi oleh mebel untuk pesawat televisi. Untuk jenis, mebel komputer, 22,3% mem- beri jawaban seperti itu sebagai " alasan membeli MSR, dan hanya 9,9% untuk alasan membeli mebel rakitan. KJA, kata Rosmawi Hasan, setingkat dengan akuntan publik yang dapat dipercaya dalam se- gala keputusannya. WASERDA: Warung serba ada Kopti di komplek perumahan Tanung Barat. (Foto: Ist/NERACA '89) KJA belum Memasyarakat di Lingkungan Koperasi Dengan adanya KJA Soca Baskara bisa membantu kelan- caran para KUD di Jawa Timur bisa Mandiri dalam Pelita V, yang di Jawa Timur dalam tahun per- tama Pelita V ditargetkan 60 KUD. KJA, kata Rosmawi. Kepala Kanwil Koperasi memiliki kewenangan ini ialah audit sekitar Rp 1,5 juta sampai (Kakanwilkop) Jawa Timur Drs. Rp 2,2 juta. Biaya ini di- Rosmawi Hasan menyebutkan bandingkan dengan biaya akun- dari 1.743 KUD di Jatim, yang tan publik sangat rendah sekali, menjadi anggota KJA baru 156 kata Drs. Muslim Kasim. koperasi. Mengemukakan pada pelanti- kan pengurus baru KJA Soca Baskara, pekan ini. Rosmawi lebih lanjut mengatakan kebera- daan KJA sangat penting bagi terlaksananya program KUD mandiri. Karena dari 13 per- syaratan sebuah KUD disebut mandiri bila salah satu syarat yaitu audit pemeriksaan manajemen bersangkutan dinilai baik. Untuk melayani anggota, KJA Soca Baskara memang meli- batkan tenaga-tenaga ahli akun- tan publik dan tenaga dari Kanwil Koperasi yang mempunyai ijazah akuntan. Saat ini telah diadakan uji coba sebanyak 66 KUD di Jawa Timur oleh KJA. Diharapkan 53 sampai 58 KUD dalam tahun pertama Pelita V bisa Mandiri. Biaya Ringan. Salah seorang konsumen mobil sedan PT. K.I. Ny. AB mengatakan, pihaknya benar- benar merasa dipermainkan oleh perusahaan dealer ini. Ia pada saat membeli, katanya, baru dike- nakan angsuran kredit setelah mobil sudah dioperasikan. KETUA KJA Soca Baskara Berdasarkan undang-undang Jatim Drs. Muslim Kasim Ak "Saya benar-benar tidak mengerti membeli mobil di dealer perkoperasian, yang berhak menjawab pertanyaan, me- PT KI itu, mobil surat-suratnya keadaan sebuah nyatakan biaya KJA kepada KUD belum beres tak tahunya sudah koperasi adalah pejabat atau diusahakan relatif murah, de- dikenakan angsuran kreditnya," badan lain yang ditunjuk Menteri ngan sistim gotong royong. katanya. (04) Koperasi, salah satu yang memeriksa Selama ini beayanya untuk BTN statusnya HGB (Hak Guna Bangunan) selama 20 tahun, di sini hak sertifikat milik, kata Dijelaskan penetapan angsuran tak perlu dikomen- tari anggota, seb biaya pem- bangunannya itu sendiri mahal dan harga bahan-bahan bangun- annya sudah banyak yang naik Selain itu untuk mendapatkan ijin mendirikan bangunan juga cukup mahal. Bahkan dari luas. tanah yang ada ini yang boleh di bangun hanya 15 persen. Slamet mengatakan, proyek perumahan itu dibangun diatas tanah yang dibeli dari uang dana pemukiman anggota yang selama ini di himpun di Bulog Rp 300 juta. Dari jumlah dana tersebut kini yang bisa di cairkan baru Rp 200 juta. Hak anggota terhadap uang dana pemukiman ini tetap milik anggota. Kalau pun kini dipakai untuk biaya pembangunan proyek perumahan hanya merupakan- usaha mendapatkan nilai tambah. Selama ini banyak anggota koperasi yang sudah meman- faatkan dan pemukiman ini, di antaranya ada yang pinjam untuk membeli rumah, memperbaiki rumah, membangun gudang, atau dapur industri. (04). Misalnya, untuk melakukan audit 66 KUD di Jawa Timur, KJA Soca Baskara telah mener- junkan 11 tenaga akuntan. Sejak berdirinya tahun 1984 sampai kini anggota KJA Soca Baskara baru 156, sedangkan jumlah KUD di Jatim ada 760 buah dan Koperasi non KUD ada 3400 buah. Melihat banyaknya KUD dan Koperasi yang harus ditangani, maka KJA Soca Baskara akan berusaha menambah tenaga akun- tan dan tenaga ahli lainnya. Kalau pada tahun 1984 sam- pai 1987, KJA baru memberikan jasa Konsultasi, Pendidikan saja, maka mulai tahun 1988 sampai 1989 di tingkatkan dengan jasa Audit dan Bimbingan. Pengurus baru KJA Soca Baskara yang dilantik kemarin Ketua I Drs. Muslim Kasim, Ketua II Niti Soeroto, Sekretaris I R. Soewondo, Sekretaris II Pudjianto DS, Bendahara Niken Siswanto. Badan Pemeriksa: Ny. Isminarti, Ir. Harun, dan H. Muchib Sufri. (K15).