Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-10-12
Halaman: 10

Konten


ANALISA - MINGGU, 12 OKTOBER 1997 TEORI sastra strukturalisme nampaknya mulai mengalami penggugatan yang cukup serius dengan kemunculan teori-teori baru dalam ilmu sastra. Diyakini, sebagai imbasan arus berpikir yang menghindari absolutisme, teori strukturalisme digugat habis- habisan. Bahkan, menurut peni laian sementara, teori seperti ini sudah tidak dipergunakan lagi oleh kalangan akademis di ber bagai perguruan tinggi, terutama di Jawa. Benar atau tidak, yang pasti, dalam wacana sastra In- donesia, teori strukturalisme sem- pat dipergunjingkan dengan sepe rangkat doktrinnya tentang kebe naran struktur. Dalam khasanah sastra In- donesia, nama Profesor Andreas Teeuw mungkin dapat dianggap sebagai orang yang paling ber- tanggung jawab dalam peneloran teori ini. Sehingga, suatu ketika, Keith Foulcher menulis bahwa pengaruh New Criticism berlan- jut pada sejenis kritik strukturalis yang memandang sebuah teks sastra sebagai bentuk kesenian yang utuh dan tertutup. Di In- donesia, demikian Foulcher, pendekatan ini sangat berpe ngaruh, terutama lewat karya penelitian Teeuw pada dekade 70-an dan mazhab Leiden yang dipimpinnya. Namun belakangan, kecenderungan ini mendapatkan perlawanan dari gejala postmoder nisme yang merambah wilayah kritik sastra di Indonesia. Antara TOKOH SENIMAN: Sardono W. Kusumo seorang tokoh seniman Indonesia terkemuka menari di salah satu adegannya "Soloensis" (manusia Solo) di Gedung Kesenian, Jakarta, Sabtu (27/9) malam. Karya Soloensis melampiaskan pengamatan Sardono pada untaian kepulauan Indonesia, Kelompok-pologi lainnya. kelompok suku bangsa dan budaya asal. Selamat Tinggal Strukturalisme Oleh: Yulhasni Saat sekarang, sudah saatnya me merupakan'intervensi-interven si politis yang dirancang untuk perlu merundingkan semacam gagasan baru dalam teori dan menggerogoti proyek pembebasan kritik sastra. Kita memerlukan modernitas yang diluncurkan oleh pembaharuan. Setelah lama Revolusi Prancis dan Deklarasi mengendap dalam rak-rak kepusta Kemerdekaan Amerika. kaan kita, sewajarnya para peminat dan praktisi sastra di perguruan tinggi (saya menyebut khusus untuk Fakultas Sastra USU dan IKIP Medan) untuk mencoba menghadirkan sesuatu yang baru dalam kajian sastra di Indonesia. Saya yakin, kepusta kaan para dosen di dua perguruan tinggi tersebut menyimpan ga gasan baru dalam teori dan kritik Cara berpikir strukturalisme sebagai tata cara hidup kaum modernis dalam sastra boleh jadi membuat sastra mengalami pe minggiran. Dalam bahasa Ariell Heryanto, dalam tata masyarakat yang terbenam dalam tata-berpi kir teknokratis, instrumentalis, developmentalis, dan modernis akhir abad ke-20 ini, jelas kesu sastraan tidak akan pernah dihar gai. Ketakutan Ariel mungkin disebabkan teori strukturalis yang diterapkan dalam kajian-kajian sastra telah mengeleminir aspek moral yang dikandung dalam sastra itu sendiri. Tengoklah misalnya, skripsi sarjana keba nyakan mahasiswa sastra yang hanya mendokumentasi dan menu rut struktur-struktur karya sastra lewat baris-baris seperti ini penokohan dan alur (prosa) serta persajakan dan pengimajian (puisi). sastra yang dimaksud. Di sanalah, agaknya Resepsi dan Dekonstruk si Sastra lama tak disentuh, yang hanya dijadikan sebagai sebuah kegagahan seorang ilmuwan. Ma hasiswa hanya boleh membaca strukturalisme dari pemikir- pemikir semacam Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Levi- Strauss, Todorov, Roman Jakob- son, Jonathan Culler dan sebagai nya. Sementara ide dan gagasan dari Michel Foucoult, Edwar Said., Jaques Derrida, Paul de Man, dan kalangan pemikir pas ca-strukturalisme lainnya agak terasing dalam pembicaraan. Belum lagi teori-teori yang ber orientasi kepada pembaca yang diperkenalkan oleh Gerald Prin ce, Wolfgang Iser, Hans Robert Jausz, Stanley Fish, Michael Reif- faterre serta Heidegger dan Gadamer, agaknya masih terbatas diperkenalkan. Mencoba memperkenalkan teori resepsi, agaknya tidak terlambat, walau ini sudah puluhan tahun hadir dalam khasanah pemikiran di Barat. Lagi pula, resepsi sastra memberikan semacam penghar gaan kepada pembaca yang -- me minjam Radhar Panca Dahana -- bukanlah "kambing congek" yang sesuka-sesuka pengarang menje- jalinya dengan pelbagai karya sastra. Teori strukturalisme agak nya telah membuat anarkisme dalam sastra. Tepat, jika pemi kiran kaum postmodernis diter- jemahkan dalam tulisan ini. Bagi mereka yang mengikuti pemikiran ini, kata Bersihar Lubis dalam sebuah diskusi di FS USU, pasti pernah mendengar bahwa sang penulis mati setelah teks lahir. Jika diartikan secara kasar dan radikal, pengarang hanya bertugas melahirkan karya, sementara pem baca diberikan hak sepenuhnya untuk teks-teks lain. Kemerdeka an semacam inilah yang ditawar kan oleh adanya resepsi dan dekonstruksi tersebut. Gejala-gejala itulah yang kemudian membuat kajian sastra semakin tidak menampakkan penghargaan yang mendalam. Anehnya, terutama sepanjang pengamatan penulis di perguruan tinggi di Medan, dosen yang praktisi sastra malahan tidak mencoba menghadirkan gagasan- Dengan resepsi sastra, tidak ada lagi makna tunggal, ab- gagasan baru dalam aspek-aspek Yang tersedia kemudian adalah solutisme, dan jembatan lurus. pembaharuan dalam teori-teori yang ada. Kungkungan ini meng alami puncak ektase manakala mereka membimbing mahasiswa nya dalam tesis-tesis kesastraan. Dalam wacana inilah, per- mainan dan pembodohan sema kin merajalela. Percik-percik strukturalisme menguasai hampir keseluruhan penelaahan karya sastra. Romantisme dan humanis me kemudian diklaim sebagai sebuah kebenaran dalam kritik yang dikembangkan. Inilah yang disebut oleh kalangan postmoder- nis sebagai pengingkaran "hati nurani" sang pengarang. MENINGGALKAN KEBEKUAN PEMBAHARUAN Dengan asumsi-asumsi dasar Berhadapan dengan berbagai di atas, layak jika kemudian kita pembaharuan dalam bidang apa pun, tampaknya kita belum begitu menyediakan tempat. Seolah- olah, ada jarak antara gagasan dengan konvensi yang dibuat oleh sebagian orang. Akibatnya, diskur sus (perbincangan) seputar teori dan kritik sastra malah menyesak- kan dada. Dari tahun ke tahun, ide dan pembaharuan, selalu dicurigai dan dianggap bisa mem- bahayakan kemapanan kaum bor- juis menengah kota. Uniknya lagi, gejala ini juga diterapkan pula oleh sebagian mereka yang meng- ganggap ilmu-ilmu humaniora tidak bisa berubah. Sejarah men- catat, gejala ini mendapatkan wadahnya di tanah air lewat praktik-praktik pemberangusan ide-ide baru dalam teori dan kritik sastra. Merdeka dari penjajahan ber kepanjangan dari tradisi berpikir strukturalisme tersebut sama ar- tinya menyediakan peluang pan- jang terhadap kehidupan yang lebih menghargai pemaknaan yang beragam dan majemuk. Apalagi untuk disiplin ilmu humaniora semacam sastra, peluang untuk itu selalu saja ada. Bahkan arsitektur sendiri, sebagai bentuk koperasi eksakta dan seni, telah menyediakan ruang untuk itu, sebagaimana diproklamirkan oleh tokohnya Charles Jenks. Lantas, tidak tersediakah ruang untuk kesusasteraan.? ramai-ramai memproklamirkan kemerdekaan dari penjajahan strukturalisme yang telah mengungkung cara berpikir kita selama bertahun-tahun. Kehadir an pasca-strukturalisme bukanlah sebuah teknik dan metode untuk menyempurnakan strukturalisme. Walaupun beberapa ahli kemu- dian mencurigai dan terkesan mengejek dengan kehadiran pemikiran itu. Bagi Raman Selden, kehadiran pasca-strukturalisme mungkin hanyalah ejekan terhadap diri sen- diri para pasca-strukturalis adalah para strukturalis yang tiba- tiba melihat jurusan mereka yang keliru. Atau dalam berpikir Jurgen Habermas, pernyataan- pernyataan mengenai 'zaman post modernisme' (pasca-strukturalis Gagasan seperti ini, mutlak diperlukan demi... menjaga kon- tinuitas kreatifitas para sastrawan dan ahli sastra. Sehingga, pen- jabaran teks berlangsung terus menerus dan tidak hanya berhenti sampai di titik kebekuan yang nama: struktur. ber- Penulis adalah Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU Cerpen SETELAH selesai makan siang dan mengisap sebatang rokok, Samosar mengangkat tangannya memanggil pelayan. Pelayan menghitung dan menye rahkan selembar kertas yang baru ditulisnya. Samosar melangkah ke kasir dan membayar sejumlah yang tertulis di kertas yang diserahkannya kepada kasir itu. Begitu ia ingin meninggalkan restoran itu hujan mencurah deras sekali. Ia berdiri di pintu memandang mobilnya yang diparkir di dekat pagar halaman restoran. Seandainya ia berlari ke mobilnya pastilah ia akan basah kuyup. Karena Samosar tidak ter- buru buru ia kembali masuk ke restoran yang kebetulan sepi pengunjung itu. makna ambiguitas dan keberagam an. Dengan dekontruksi, tidak ada lagi ide tentang pusat sebagai kehadiran murni. Dekonstruksi, demikian Christopher Norris dalam Theory and Practice seba gaimana dikutip Ahmad Sahal, dimensi-dimensi metaforis dan Biaya sisanyalah yang harus hendak memunculkan kembali figuratif bahasa dan membiarkan dilunasinya. Jumlahnya dua puluh besar buat seorang wanita seper- juta rupiah. Angka yang cukup bahasa dalam karakternya semu la, yaitu yang bersifat polisemi, ambigu dan serba paradoks dalam dirinya sendiri. ti ibu itu. Seorang pelayan mengham- pirinya dan bertanya apakah ia ingin minum sesuatu. Samosar mengangguk dan mengatakan "kopi". Sambil menunggu pesanannya ia mulai berpikir. Apa yang harus dikatakannya kepada ibu tua itu. Milik satu- satunya peninggalkan suami adalah rumah yang kini dihuninya. Ia tahu, perempuan tua itu telah berusaha menjual rumahnya untuk menyelesaikan utang yang kini hendak ditagihnya. anak atau sanak saudara di kota Perempuan itu tidak punya itu. Untunglah almarhum suaminya memiliki beberapa teman akrab yang dengan bergotong royong membantu sepertiga biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit sebelum suaminya menutup mata terakhir. REBANA Sangiran sebagai Cagar Budaya Dunia Perlu Pengamanan Atas permintaan salah seorang sahabat suaminya yang kebetulan mengenal direktur utama rumah sakit yang merawat Daerah Sangiran atau sering disebut dengan istilah "Sangiran Dome" sejak tanggal 5 Desember 1996 diakui oleh suatu badan dunia Unesco menjadi Warisan Budaya Dunia. Area cagar budaya Sangiran itu mencapai seluas 59,2 kilo meter persegi lebih, meliputi wilayah Kabupaten Sragen dan Karanganyar. PENELITIAN di kawasan Sangiran dirintis oleh Eugene Dubois pada tahun 1893, ke- mudian secara itensif diteruskan oleh G.H.R. Von Koenigswald yang pada tahun 1937 berhasil menemukan fosil manusia yang telah lama dicari oleh Eugene Dubois dan ahli paleoantro- Temuan berupa sebuah frag- men tempurung kepala (callote), yang kemudian oleh Koenig- swald disebut sebagai Pithe- canthropus II (nama Pithecan- thropus I telah diberikan pada fosil sejenis yang telah di- temukan lebih dulu oleh Eugene Dubois di Trinil tahun 1892). Temuan-temuan tersebut yang sekarang disimpan di Musium Sangiran, yang berada diwilayah Kecamatan Kali- jambe, Kabupaten Sragen be- rupa fosil manusia, binatang darat, binatang laut, maluska, kayu dan polen. Temuan-temuan fosil ma- nusia purba berikutnya di- dapatkan tahun 1938 dan 1941. Penelitian di Sangiran kemudian terhenti karena meletusnya Perang Dunia II dan baru TAHAPAN Fosil hominid Sangiran dilanjutkan pada tahun 1952 sangat penting artinya bagi studi hingga sekarang. evolusi manusia purba karena temuan yang ada menggam- barkan tahapan evolusi yang lengkap mulai dari Megan- thropus palaleojavanicus, Piteh- canthopus erectus (homo erectus erectus, sampai Pithecanhtropus soloensis (homo erectus soloen- sis). Jumlah keseluruhan fosil yang berada dimusium tersebut mencapai sekitar 13.685 buah, dan disimpan diruang pameran 2.931 buah di ruang storage 10.752 buah, serta temuan bukan fosil antara lain terdiri dari alat- alat budaya yang berupa kapak perimbas, bola batu dan alat serpih 170 buah. SEGI ILMIAH. Situs Sangiran baik menurut skala nasional maupun inter- nasional mempunyai nilai sangat penting ditinjau dari segi geo- logi, arkeologi, paleoantropo- logi, paleontologi maupun palinologi. Dari gelologi situs ini mem- punyai singkapan seri batuan sedimen yang lengkap dari akhir jaman tersier sampai kuarter yang berupa Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Formasi Notopuro, kata Kepala tata Usaha Direktorad Perlindungan Pembinaan Sejarah dan Purba- kala Depdikbud Drs Djasponi. Dikatakan, dari segi arkeo- logi situs ini menghasilkan budaya manusia purba yang berupa alat serpih dan alat batu masif. Aretefak ini terutama terkonsentrasi pada sedimen Formasi Kabuh yang berumur sekitar 800 ribu tahun. keberatan rumahnya disita dan dijual. Ia akan menumpang di rumah salah seorang sahabat suaminya, jika rumah itu disita. Toh, nanti jika rumah itu dapat dijual pihak rumah sakit, harganya jauh lebih besar ketim- bang utang yang harus dilunasi nya. Artinya, ia masih dapat membeli rumah baru yang lebih kecil untuk menjalani sisa hidupnya. Dilihat dari segi paleoan- thropologi, situs Sangiran mempunyai populasi fosil hominid purba mencapai sekitar 50 individu, jumlah ini me- rupakan 65 persen dari jumlah seluruh fosil hominid yang pernah ditemukan di Indonesia atau 50 persen dari seluruh fosil hominid purba temuan dari seluruh dunia. Setelah lima bulan utang itu belum juga dilunasi, Samosar ditugaskan rumah sakit mengurus penagihannya. Sambil menunggu hujan berhenti ia berpikir keras. Ibu itu telah berupaya menjual rumahnya selama lima bulan, tetapi belum berhasil karena ketidakcocokan harga. Kalau rumah sakit menyitanya dan berusaha menjualnya dengan harga yang pantas berarti diperlukan waktu beberapa bulan. Sama saja artinya dengan EVOLUSI Secara paleontologis, kawa- san Sangiran menunjukkan terjadinya perkembangan evo- lusi dari kehidupan di ling- kungan laut yang secara ber- angsur berkembang menjadi kehidupan dilingkungang pa- yau, danau air tawar, dan terus berkembang menjadi kehidupan dilingkungan daratan. Sisa kehidupan lingkungan laut ditunjukkan oleh adanya temuan fosil gigi ikan hiu, foraminifera, dan moluska marin. Kehidupan di lingkungan air payau ditunjukkan oleh sisa temuan fosil budaya dan fosil kura-kura, sisa kehidupan danau air tawar ditunjukkan adanya endapan lempung hitam dari Formasi pucangan yang meng- hasilkan fosil moluska air tawar. PIA 3 Oleh Sori Siregar kan tugasnya dengan berhasil dalam waktu tidak terlalu lama. Ketika hujan berhenti Sa mosar masih belum tahu apa yang harus dilakukannya. Akan teruskah ia menemui wanita itu hari ini juga akan mengambil langkah lain? Karena belum dapat mengambil keputusan ia meminta segela kopi lagi kepada pelayan. Ia meneguk kopi panas itu pelan-pelan. Setelah itu lama ia termenung. Kematian telah menyelesaikan persoalan bagi yang sakit, tetapi menimbulkan masalah untuk yang hidup dan ditinggalkan. Setelah dua jam ia di restoran itu dan tetap tidak tahu harus ber- buat apa, ia memutuskan kembali ke ruang kerjanya dirumah sakit. Rencananya untuk menemui ibu itu hari ini juga dibatalkannya. Di ruang kerjanya ia kembali ber- pikir. Sebuah nama tiba-tiba menyelinap ke dalam kepalanya. HAURS A MINUBES Anitted sve money tuturor spelangg bi mine nowe p on neenoion sunnu nadi Sebuah Nilai Untuk sisa kehidupan daratan ditunjukkan oleh temuan fosil- fosil mamalia daratan dan fosil hominid purba, kata Djasponi. la segera membalik-balik berkas di mejanya. Setelah itu ia mengangkat telepon dan memin- ta waktu orang yang diajaknya berbicara. kelonggaran untuk melunasi suaminya itu kepadanya diberi menunggu seperti yang dialami rumah sakit itu sekarang ini. bulan. Waktu dua bulan telah utangnya dalam waktu dua Lalu, kalau pihak rumahsakit berlalu tetapi utang ibu tua itu menyita rumah itu citranya akan belum juga dibayar. Penagihan buruk sekali karena bertindak mulai tanpa memperhitungkan faktor dilakukan dengan kemanusiaan. Bagaimana kalau kali surat dilayangkan, tidak mengirimkan surat. Setelah tiga ada wartawan yang tahu dan sekalipun diperoleh balasan. Per- memberitakannya di medianya. banyak teman-temannva ketika Rumah sakit swasta lain yang se- masih di SMA dan ketika ia ingatan pun mulai dicoba melalui ring menjadi bulan-bulanan kuliah tinggal di kota ini. Saya telepon. karena dianggap terlalu komersial salah seorang di antaranya. Pak juga akan ambruk citranya. Pak Kardana itu orang yang dihormati teman-teman dan sahabat-sahabatnya. Kebetulan Dari segi palinologi situs Sangiran merupakan situs yang cukup kaya dengan temuan polen (serbuk sari purba) mulai dari Formasi Kalibeng, Pu- cangan sampai Formasi Kabuh, dari analisa palinologi tersebut dapay dibuat perkiraan gam- baran tentang lingkungan kehidupan flora pada manusia itu.beragamnya temuan dari situs Sangiran ini merupakan data penting yang menggam- barkan kekayaan temuan dari endapan tersier maupun kuarter yang sangat jarang ditemukan dan situs-situs prasejarah lain- nya di Indonesia sehingga perlu diupayakan langkah pelestarian dan pengamanannya secara op- timal. BERBURU FOSIL Situs Sangiran yang secara litogis sebagian besar terdiri dari sedimentasi lempung pasir, dan gravel konglomerat, hal ini menyebabkan menjadikan lahan di kawasan tersebut tandus dan sangat tidak menguntungkan untuk usaha pertanian. Berdasarkan letak geografis tersebut, menyebabkan kebia- saan penduduk mencari fosil selepas hujan kemudian lang- sung mengangkat dan me- ngambil fosil yang mereka temukan. Hal ini menyebabkan meng- hilangkan jejak temuan se- hingga menyulitkan upaya penelitian lebih lanjut karena tidak ada data akurat yang secara ilmiah dapat dipercaya tentang posisi asli temuan tersebut. Dengan demikian upaya penelusuran posisi stratigrafi temuan menjadi rancu, hal ini merupakan permasalahan yang cukup serius karena selama ini hampir 98 persen temuan fosil manusia purba merupakan temuan lepas yang sudah ke- hilangan konteks stratiigrafinya, kata Djasponi. Ia mengatakan, meski de- mikian masih beruntung ma- syarakat yang menemukan fosil mau mekaporkan kepada pe- tugas, seperti Mawardi (70) warga Desa Sendang Keca- matan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Mawardi tanggal 23 Januari 1997 ketika mencangkul dila- dangnya di Dukuh Bukuran, Kecamatan Kalijambe, tidak sengaja menemukan fosil teng- tinggi kantor Gubernur bersedia tinggal di rumah kontrakan seper- ti itu ?". Samosar tidak menyahut. Keterangan orang yang mengenal baik direktur utama rumah sakit dan meminta agar wanita itu diberi waktu dua bulan untuk menyelesaikan utangnya itu me- nyentuh nurani Samosar. "Kami teman-temannya dan sahabat-sahabatnya tidak tega dan tidak dapat membiarkan Pak Kardana seperti itu. Beramai- ramai kami menulis surat kepada Gubernur melalui Sekwilda yang kebetulan adik kelas kami di SMA. Entah karena perjuangan Sekwilda, entah karena Gubernur juga mengetahui dedikasi Pak Kardana, Gubernur menghadiah kan rumah dinas itu kepada Pak Kardana". Setelah mengucapkan kalimat terakhir ini lelaki itu memandang Samosar yang tidak berani menatap matanya menundukkan kepala. korak manusia. Fosil tengkorak manusia itu termasuk jenis Homoerectus yang berjenis kelamin wanita dewasa berumur antara 20-30 tahun. Hominid ini hidup pada masa Plestosen Tengah kira-kira satu juta tahun lalu. PIAGAM Dari hasil temuannya itu Mawardi, mendapat penghar- gaan berupa piagam dan uang sebesar Rp2,5 juta dari pe- merintah yang telah diserahkan tanggal 25 September 1997 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen. Asisten II Sekwilda Kabu- paten Sragen Drs Soewarno, mengatakan meskipun di Ka- wasan Sangiran telah dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Ta- hun 1992 tentang benda cagar budaya, tapi juga masih ada penduduk yang menemukan fosil tidak mau melaporkan. Hal itu terbukti adanya unsur kesengajaan memperlakukan benda cagar budaya sebagai komoditi (jual-beli fosil), contoh kasus jual beli fosil pada Donal E Tyler, yang sempat meng- hebohkan beberapa tahun lalu. Untuk itu hendaknya ma- syarakat yang ada disekitar ini sadar karena fosil-fosil yang ditemukan itu mempunyai nilai ilmiah yang sangat luar biasa dan mau membantu menja- ganya. Dalam mengatasi masalah jual beli fosil itu tidak cukup hanya dengan memasyara- katkan tentang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang cagar budaya, "karena ini menyangkut isi perut manusia". Untuk itu semua aparat yang berkepentingan harus ikut memecahkan masalah ini, agar kasus seperti Donal ETyler tidak terulang kembali. Apabila masalah yang me- nyangkut "isi perut manusia" ini tidak terpecahkan, rasanya akan sulit menyelamatkan fosil- fosil purba di Sangiran yang telah masuk Warisan Cagar Budaya Dunia Setelah itu, lelaki yang dihadapi Samosar berdiri dan memohon diri untuk mening- galkan ruang tamu sebentar karena ingin mengambil sesuatu. Tak lama ia kembali dengan sebuah album di tangannya. Ia kemudian duduk di sofa: di samping Samosar dan membuka album yang baru diambilnya. Halaman demi halaman diperlihatkannya kepada Samosar. Begitu album itu ditutupnya, Samosar segera dapat melompat pada kesimpulan bahwa Pak Kardana adalah teladan bagi teman-temannya se- jak di sekolah. Ucapan dan rasa hormat lelaki yang dihadapinya sangat mencerminkan hal itu. Karena merasa tidak ada lagi yang ingin dibicarakannya dengan lelaki itu, Samosar meminta diri. Lelaki itu mengan- tarkannya hingga ke pintu pagar. Ketika Samosar akan mem- buka pintu mobilnya, lelaki itu bersuara agak keras. "Dua pertiga dari jumlah yang an saya bayarkan besok adalah sumbangan Syarifuddin". Samosar mengangguk dan kemudian masuk ke mobilnya. Begitu Samosar membuka jendela lelaki itu lebih dulu bersuara. ke mobilnya dan ingin bertanya, "Ya, Syarifuddin, Direktur Utama rumah sakit tempat Anda bekerja". PUISI "Jangan khawatir. Besok saya akan ke rumah sakit menyelesaikan utang Ibu Kar- dana. Kami tahu, pihak rumah sakit akan menagih terus utang itu jika tidak diselesaikan. Dan, kami juga tahu Ibu Kardana tidak akan pernah mengatakan itu kepada kami. Tanpa setahu Ibu Kardana saya telah berhasil mengumpulkan uang sejumlah yang diperlukan dari teman- Si ibu tua tetap mengaku belum dapat melunasi utangnya. Ia mengungkapkan keadaannya sejujur mungkin. Sejak suaminya berpulang ia telah berusaha menjual rumahnya un- Kardana itu orang jujur dan Tapi, bagaimanapun utang penuh dedikasi ketika melaksana ibu harus dilunasi. Toleransi juga kan tugasnya. Karena kejujuran- ada batasnya. Apa yang harus ku nya itu sampai pensiun ia tidak katakan kepadanya nanti ketika memiliki rumah dan tetap tinggal bertemu dengan dia, Samosar di rumah dinas. Ketika tiba saat- bertanya kepada dirinya sendiri. nya harus meninggalkan rumah ulang-ulang dalam batinnya. Dan Pertanyaan itu diucapkan ber dinas itu ia tampak tenang saja. Bahkan, ia telah siap untuk ia tetap tidak dapat menjawab mengontrak rumah sangat nya. Ia antara sederhana yang dibayar bulanan. Samosar mengangguk kemu- dian menutup jendela mobilnya dan menjalankan mobil dinas itu. Ia merasa tenteram karena teman dan sahabat-sahabat tugasnya telah selesai dan almarhum Pak Kardana. Karena berhasil. Berbincangan dengan itu itu usul Anda dan agar sayalah ia ragu dan tidak percaya. Ia yang akan mencari pembeli tidak percaya pada kata-kata rumah itu tidak dapat saya terima. Nilai rumah itu tidak dapat diperhitungkan dengan uang. Ia adalah hasil dari dedikasi dan kejujuran, sesuatu tuk membayar utangnya di rumah yang dapat memberikan harga sakit itu, tapi belum ada pembeli yang wajar. Seandainya rumah sakit memang tidak dapat lagi yang baru didengarnya. Ia tidak percaya persahabatan akan dapat membuat orang menjadi seder- mawan itu. Tidak mungkin, pikirnya, Perangkat nilai yang memperpanjang waktu untuk simpati serta kasihan kepada ibu Bisa Anda bayangkan, bagai yang sangat sulit ditemukan digunakannya memang berbeda. melunasi utangnya, ia tidak tua itu dan keinginan menyelesai mana seorang pensiunan pegawai sekarang ini". Jakarta, 4 Oktober 1997. N.A. HADIAN SAJAK ABAD DUA SATU kita anak abad dua satu rindu bercakap dengan waktu waktu itu aku, waktu itu kita di mana alam menangis, menggelepar di bumi tak berair, di langit tak berbulan kita tak bisa berkelakar lagi dengan mereka yang berbaju hong-hong wajahnya lumpur berukir beling-beling tembikar melangkah kencang berjalan tanpa arah mau kemana mereka, mencari siapa mereka bermain dengan dunia, mencaci-maki kitab- kitab suci begitulah abad terus berlalu suasana bingung jadi angin beracun bertebar ke jendela-jendela alam merebahkan mimpi sang bayi dlayunannya ah, bagaimana kita sekarang, siapa kau mau jadi raja sendiri ber-istana setan tersenyum iblis dunia telah kehilangan rohnya dirampas mereka yang jiwanya gelita E.F.DONY P. SISI BURAM EPISODE I Cangkang merekah hempang lepas hengkang bebas terbang deras buli-buli warisan tinggal terbodoh HALAMAN 10 Cemeti pacu menyabung seluruh tangga episode yang menafasi setiap derap meski harus berlari telanjang sampal ke ujung awan jolok medall-medall buatan makhluk tak ber roh Kita telah memasok esok menangkap rangkap bayang-walau masih harus di langkah ke lima kita paksa melompat menjajari yang terdepan Untuk menyelamatkan temu- an fosil itu antara lain bagi mereka yang menemukan di- berikan imbalan sepantasnya, atau masyarakat setempat yang sebagian besar buruh tani itu diberikan pendidikan ketram- pilan khusus bisa kerajinan anyam-anyaman bambu atau linnya untuk menyukupi ke- butuhan hidupnya sehari-hari. (Joko Widodo/Anspek) EVED lemod halosionen Aussing) Lelaki itu kemudian diam, menyulur sebatang rokok dan mengisapnya. Samosar membisu. Ia merasa terlanjur dengan saran yang telah diajukannya. "Rumah itu tidak akan dijual. Bahkan akan diperbaiki. Gentengnya sudah harus diganti dan sebagian dindingnya harus disemen kembali. Secara bergan- tian setiap minggu kami sahabat- Rini Chairin hayati Pameran 30 Tahun Karya Seni Grafisnya sahabat dan teman-temannya akan tetap menemui Ibu Kardana untuk bersilaturahmi seperti selama ini. Rumah itu telah men- jadi tempat pertemuan rutin yang membuat Ibu Kardana tidak per- nah merasa ditinggalkan teman- temannya setelah suaminya me- ninggal. Kami adalah orang-orang pensiunan, orang-orang kuno dari masa lalu. Hanya sebagian Jakarta pada 8 hingga 18 Oktober. saja di antara kami yang masih bekerja. Direktur Utama Anda itu salah satu di antaranya. Karena itu nilai yang kami pegang adalah nilai-nilai lama. Per- sahabatan bagi kami adalah sesuatu yang mulia dan itu harus dipelihara hingga akhir hayat". Puing tembang adalah sisa dapur penyangga yang kian roboh tumpukan resah jadi saksi perkampungan mati II Medan 97 Demi satu nilai sama sesama-samanya sampal belahan tersempit mesti diterjang Pula ada mengalungkannya tumbal demi: bebas lepas batas harga diri jual diri 82519m 5x-s51 155 harkat gadai kodrat (ini anal-anal semak tandus penghias mimpi pemimpi) mahkotapun koyak GUNA mengekspresikan hasil karyanya selama 30 tahun menggeluti bidang seni grafis, seorang perupa seni grafis, Rini Chairin Hayati menggelar 83 karyanya melalui pameran tunggal bertema "Jejak Langkah 1967-1997" di Galeri Cemara, Demi suatu nilai dan memang untuk menggeser nilal bumi bakal telungkup. "Karya seni grafis yang saya pamerkan bernuansa alam antara lain unsur manusia, binatang, dan tumbuh-tum- "Kita tak boleh bosan atau jemu untuk terus memperjuang- kan gerakan gemar membaca menjadi budaya bangsa," kata- nya pada acara Pemilihan Puteri dan Pangeran Buku 1997. Dalam acara yang dihadiri para pengarang seperti La Rose dan Titie Said itu, Hasan yang juga Sekjen Depdikbud menam- bahkan, kegemaran membaca memang merupakan aktivitas yang perlu dipupuk sejak dini karena dampak dari aktivitas itu sangat besar, yang dituangkan dengan menggunakan teknik etsa, teknik lithography, teknik cukilan kayu (wood cut), dan teknik serigraphy," kata alum- Grafis ITB itu di Jakarta, Senin. nus Fakultas Seni Rupa dan Ia mengatakan, karya seni grafis yang dipamerkan antara lain berjudul kebun bunga atika dibuat dengan teknik lithografi, anjing di bawah pohon (etsa), berlindung di bawah pohon (lithografi), di bawah pohon besar (lithografi), dan karya berjudul pohon melilit yang dibuat dengan teknik serigrafi. Ia mengharapkan, karya seni grafis yang kini dipamerkan Rini Chairin Hayati tidak hanya sekedar untuk dilihat dan dibeli saja, tetapi lebih dari itu dalam karyanya mengandung banyak permasalahan yang ingin diung- kapkan yang perlu diketahui semua pihak. (Ant) Gerakan Gemar membaca "Di samping dapat menda- tangkan keuntungan yang besar, kegemaran membaca juga dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan bangsa di ke- mudian hari," katanya. Harus Jadi Budaya Bangsa GERAKAN gemar memba- ca harus diperjuangkan oleh semua segmen masyarakat secara berkelanjutan sehingga kebiasaan gemar membaca dapat menjadi budaya, kata Ketua Panitia Bulan Buku dan Gemar Baca, Prof Dr Hasan Walinono di Jakarta, belum lama ini. Panitia Pemilihan Putri dan Pangeran Buku, Dr Jimly Assi- ddiqqie, mengatakan, banyak generasi muda yang belum mampu memanfaatkan waktu secara baik. "Mereka yang menggunakan waktunya untuk membaca merupakan contoh yang baik bagi mereka yang suka tawuran," katanya. Menurut dia, generasi muda yang mempunyai kegemaran membaca merupakan tauladan yang baik bagi generasi muda lainnya, yang sebagian belum mempunyai kegemaran mem- baca. Dalam kesempatan itu Ketua P.Slantar, 1997 Ketika ditanya apa mo- tivasinya menuangkan karyanya dalam bentuk seni grafis tidak dalam bentuk seni lukisan seperti yang kini banyak di- tekuni para seniman, ia men- jelaskan, berkarya untuk menik- mati hidup, oleh karena itu meski dibilang melawan arus bukan jadi masalah. "Berkarya adalah untuk berbagi rasa, serta menikmati hidup, oleh karena itu memilih bidang seni merupakan ung- kapan suara hati," tegasnya. Sementara itu seorang peng- amat Seni Grafis, Jim Supang- kat, mengatakan, karya-karya seni grafis Rini banyak meng- gambarkan figur antara lain menggambarkan figur manusia. Dikatakan, pemilihan Puteri dan Pangeran Buku yang di- selenggarakan setiap tahun memang dimaksudkan untuk mencari sosok generasi muda yang bisa dijadikan contoh bagi generasi muda pada umumnya yang masih belum gemar mem- baca. Acara yang diselenggarakan Perhimpunan Masyarakat Ge- mar Membaca (PMGM) itu juga punya misi untuk meningkatkan aktivitas gemar membaca di kalangan masyarakat pada umumnya. "Kita sebentar lagi harus bersaing dalam era kompetisi global. Untuk itu, gemar mem- baca adalah prasyarat untuk memasuki era tersebut," ka- tanya. Dengan banyak membaca, visi masyarakat dapat diperluas dan pada akhirnya sumber daya masyarakat dapat meningkat kualitasnya, demikian Jimly yang juga Ketua PMGM itu. (Ant)