Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-17
Halaman: 10
Konten
Kamis, 17 Juli 1997 PENDIDIKAN Jangan Ajarkan Baca, Tulis dan Berhitung pada Anak TK Pendidikan prasekolah di taman kanak-kanak perlu diatur kembali untuk mencegah jangan sampai taman kanak-kanak memberikan materi pengajaran membaca, menulis, dan berhitung yang menjadi porsi kelas-kelas awal Sekolah Dasar. Pengelola SD juga diharapkan tidak menerapkan seleksi penerimaan murid baru berdasarkan kemampuan intelektual anak tetapi semata-mata ber- Demikian dikemukakan mempersiapkan dasar-dasar pengetahuan agar anak siap Direktur Pendidikan Dasar mengikuti pendidikan di tingkat Ahmad DS dan Kepala Sub- direktorat Pembinaan Taman SD. Pada tahap ini boleh saja Kanak-kanak Harris Djabiruddin anak diperkenalkan dengan angka dan huruf tetapi diberikan dalam di Jakarta, Jumat (11/7). bentuk permainan dan dikaitkan dengan kehidupan nyata. "Jadi tidak dibenarkan taman kanak- kanak mengambil oper kurikulum kelas-kelas awal SD", ujar Ahmad. dasarkan umur. Analisa/ist BONEKA: Sandiwara boneka tanpa panggung cukup menarik minat anak. Melalui kegiatan ini intelegensia anak lebih terlatih. Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan Cenderung Dijadikan Proyek UPAYA meningkatkan mutu gedung, dan sebagainya). pendidikan akhir-akhir ini cenderung dijadikan proyek oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, kata Direktur Pro- gram Pendidikan Pasca Sarjana Magister Management (MM) Universitas Airlangga Surabaya, Suherman Rosyidi. "Jika pendidikan sudah di- jadikan proyek, fungsi dari lem- baga pendidikan menjadi tidak efektif dan siswalah yang menjadi korban", katanya dalam semiloka sehari yang diseleng- garakan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Unair di Surabaya, Rabu. Tujuan peningkatan kualitas pendidikan yang ditumpangi dengan tujuan lain, katanya, tidak akan tercapai tapi menjadi ajang untuk meraup keuntungan yang besar untuk kepentingan individu dan golongan. Dampak yang ditimbulkan sangat luas, yakni mahalnya biaya pendidikan, pemborosan sumber daya (tenaga pengajar, "Visi keunggulan dalam ke rangka pembangunan SDM di In- donesia kini sedang diberi prioritas. Kita akan memasuki abad 21 dengan berbagai tan- tangan yang kian berat. Biaya pendidikan harus disesuaikan dengan mutu lulusan, di samping juga fasilitas pen- didikan yang tersedia cukup memenuhi syarat, katanya. Jika dunia pendidikan di- jadikan proyek, katanya, pem- bangunan pendidikan dilakukan hanya untuk tujuan menyediakan lapangan kerja bagi tenaga penga- jar dan pembangunan gedung baru yang bukan menjadi kebutuhan. Visi Keunggulan Harus Dilandasi Pembangunan SDM MENTERI Pendidikan dan memilih media belajar yang Kebudayaan Wardiman Djojone disukai. goro menegaskan, visi keunggulan yang sangat diperlukan dalam menjawab tantangan global teruta ma dalam era kompetisi bebas abad mendatang harus dijadikan landasan pembangunan sumber daya manusia (SDM). pada wisuda ke-33 perguruan tinggi itu mengatakan, saat ini, bangsa Indonesia menghadapi kendala, yakni rendahnya mutu SDM dan penguasaan iptek. "SDM Indonesia menduduki urutan ke-102 dari 250 negara di dunia, menurut indikator pem- bangunan manusia yang dikeluar- kan PBB 1996 (Human Develop- ment Index/HDI), sedangkan Singapura dan Jepang dalam HDI menempati urutan ke-10 dan ke-3," kata Martani. Karena masih banyak di daerah terpencil di pelosok tanah air yang membutuhkan dana dan tenaga pengajar yang profesional agar perkembangan dunia pen- didikan semakin merata, katanya. Akibat SDM rendah, daya saing bangsa Indonesia juga ren- dah, yakni pada 1996 menempati urutan ke-41, padahal Singapura dan Jepang dalam tahun yang sa- "Secanggih apapun media belajar nanti, peran guru terutama dalam sentuhan kemanusiaan dan sosial tidak dapat digantikan dengan media lain", ujar Wayan Ardhana yang juga dosen Pasca Sarjana IKIP Malang. SELURUH lembaga pergu- ruan tinggi (PT) perlu melaksana- ke-4. kan program peningkatan sum- berdaya manusia (SDM), serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar bang- sa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain di era perda- gangan bebas, kata dosen STIA- LAN di Jakarta, Sabtu. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-Lembaga Adminis trasi Negara (STIA-LAN) Marta- Martani mencontohkan, aki- bat ketidaksiapan PT menghasil- ni Huseini dalam pidato ilmiah kan SDM bermutu, di Indonesia KONSTRUKTIVISTIK Ia berpendapat dengan kon- disi abad 21 yang merupakan abad informasi, guru hendaknya beralih ke pendekatan konstrukti vistik, yakni pendekatan belajar "Pada abad 21 nanti peran yang memandang anak didik seba guru bukan lagi sebagai penyam- gai manusia yang mempunyai pai informasi, tapi sebagai daya kreasi sendiri tanpa ada un- sur arahan. "Cara evaluasi belajar juga sangat sulit dilakukan karena masing-masing guru harus tahu tingkat perkembangan siswa secara detail," ujarnya. mediator antara siswa dengan sumber informasi, sehingga guru Guru hanya mengarahkan dituntut untuk menguasai sumber agar siswa dapat belajar mandiri informasi itu sendiri," katanya. dengan baik serta menilai sampai Namun demikian, katanya, sejauh mana siswa menguasai Hal ini patut dipertanyakan guru tetap memberi pengarahan materi pelajaran, ujarnya. kepada guru. Sanggup atau tidak serta perhatian kepada siswa agar "Konstruktivistik berbeda melakukannya apalagi dengan siswa termotifasi untuk belajar dengan behavioristik yang me jumlah siswa yang besar untuk dan siswa akan lebih mudah mandang siswa sebagai obyek. setiap kelas, tandasnya. (ant) Perguruan Tinggi Perlu Laksanakan Peningkatan SDM dan Iptek Pendidikan taman kanak- kanak, kata Ahmad, bertujuan ma menempati urutan ke-2 dan Selama ini, katanya, keba- nyakan PT di Indonesia agaknya lebih berorientasi pada mengha- silkan sarjana tanpa memperha- tikan mutu dan kebutuhan pasar, sehingga industri yang membu- tuhkan tenaga terampil terpak- sa mencari tenaga asing atau lu- lusan dari luar negeri. kini terdapat sekitar 70 ribu tena- ji setahun mencapai Rp 4 trilyun ga kerja asing (TKA) dengan ga- atau menyedot devisa sekitar dua miliar dolar AS setahun. Sementara itu, penguasaan ip- tek yang rendah ditandai dengan jumlah tenaga peneliti yang dimi- liki bangsa Indonesia masih sedi- kit, yakni tiga peneliti untuk tiap 10 ribu penduduk, sedangkan di Jepang 47/10 ribu penduduk, Aus tralia (23/10 ribu) dan AS (38/10 ribu). Penguasaan iptek yang rendah juga ditandai dengan jumlah pe- neliti pembuat publikasi interna- sional Indonesia pada 1993 hanya ORIENTASI Dalam semiloka yang dihadiri sekitar 100 mahasiswa FE Unair itu, Suherman mengatakan, dunia pendidikan harus berorientasi menciptakan Sumber Daya Ma nusia (SDM) yang berkualitas un- tuk menyongsong era globalisasi. Peningkatan SDM merupakan faktor utama dalam pem- bangunan, karena itu diperlukan peningkatan berbagai keahlian melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang saat ini dibutuhkan di segala bidang pembangunan, katanya. Peningkatan kualitas SDM, Sastra Tidak Ditumbuhkan Sejak Dalam makalahnya "Apabila Awal di Sekolah Kita", Taufiq menegaskan bahwa tercecernya pendidikan dan pengajaran sastra di sekolah akibat tidak disiap kan- nya guru sastra secara penuh atau peng- Sementara fasilitas lain yang lebih dibutuhkan untuk menun- jang peningkatan mutu pen-1! didikan kurang diperhatikan dan sudah menjadi kebutuhan yang godokan yang baik dan bermutu. seperti Muhamadiyah, Nahdlatul akreditasi hanya diukur dari kemegahan gedung dan biaya mahal. Hal tersebut dinilai sangat merugikan dunia pendidikan sendiri. untuk mengantisipasi kebutuhan dalam era pasar bebas, yang ditandai adanya persaingan ketat produksi di pasar internasional. Persis, Wash liyah, mampu berbuat lebih cepat untuk mengenalkan pelajaran sastra, khususnya sastra Islam, daripada sekolah umum yang me merlukan pembenahan kuri kulum. Pembenahan dan pembangun an ke arah peningkatan SDM harus lebih dipacu mulai dari pen- didikan tingkat dasar (SD) sam- pai jenjang perguruan tinggi", kata Suherman (ant).- nya mendewakan pendekatan be havioristik, sekarang sudah ber alih ke konstruktivistik. Peralihan ini baru menjadi awal tahun 1990 an dan sekarang sudah mulai ditiru oleh negara lain. Di Indonesia konsep konstruk tivistik masih sulit diterapkan karena para pelajar sudah terbiasa menggunakan behavioristik. Lem baga pencetak guru juga meng- gunakan behavioristik, kuriku lumnya juga belum menunjang, katanya. 60 orang, Malaysia (163), Thai- land (206) dan Korea Selatan (490). MANAJEMEN MODEREN Ketua LAN JB Kristiadi me- ngatakan, pihaknya dalam meng antisipasi era perdagangan bebas pada 2003 dan 2020 antara lain memperkenalkan, menyebarluas- kan dan menerapkan manajemen moderen, yakni manajemen ber- cirikan rasional, koordinatif, pro- aktif, profesional dan adaptif. Penerapan manajemen mode- ren perlu didukung dengan pen- ciptaan dan penerapan budaya or- ganisasi, yang bukan hanya kuat, juga adaptif. SULIT DIKONTROL Ia mengakui bahwa keikut ser- taan anak dalam pendidikan di taman kanak-kanak sangat menunjang keberhasilan pen- didikan di SD dan dapat menghindari putus sekolah dan tinggal kelas di SD. Namun, menurut dia, TK bukanlah tempat bagi anak untuk belajar mem- baca, menulis, dan berhitung. Pelajaran membaca, menulis, dan berhitung yang diberikan terlalu awal justru akan menyebabkan anak bosan dan enggan belajar. dengan inovasi baru, dalam mem- Budaya organisasi, yang diisi produksi pelayanan terbaik harus terus disebarluaskan ke seluruh organisasi pemerintah di Indone- sia dengan diawali dengan proyek percontohan," katanya. Sementara itu, Ketua STIA- LAN Bhenyamin Hoessein mela- porkan, lulusan STIA-LAN yang diwisuda berjumlah 230 orang, industri atas 196 program S-1 dan trasi kepegawaian. (Ant) 34 orang D-III program adminis Harris mengemukakan penge nalan anak terhadap huruf di PEMRAKARSA sastra Indo nesia Taufiq Ismail mengemuka kan, perkembangan sastra di In donesia masih jauh tertinggal dan minat baca serta pelarangan karya sastra ditambah dengan ku rangnya penghargaan yang layak pada karya sastra dan sastrawan menyebabkan tercecernya pen- didikan dan pengajaran sastra. Butir kemerosotan nilai sastra pada pendidikan itu dikemukakan Taufiq Ismail sebagai anggota perutusan Indonesia pada Per- tukaran Misi Muhibah Tamaddun Islam pada Dialog Seniman Muslim negara anggota Mabims (Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) bersamaan dengan pe nyelenggaraan MTQN ke-18, di Jambi, Sabtu. LULUSAN Perguruan Ting- gi Maritim di Indonesia sampai sekarang belum mampu mencu- kupi kebutuhan tenaga pelaut, karena jumlah lulusan dengan permintaan belum seimbang, ka- ta Direktur Akademi Maritim Na- sional Indonesia (AMNI) Sema- rang, Sudijono. Menurut Sudijono, di Sema- rang, Jumat, permintaan lulusan Perguruan Tinggi Maritim rata- rata per tahun 2.000 lebih, se- dangkan saat ini di Indonesia ha- nya ada tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Maritim dengan jumlah lulusan per tahun sekitar 600 orang, sementara PTS Mari- batas sehingga lulusannya belum tim jumlahnya juga masih ter- mampu mengimbangi kebutuhan. 2000 LULUSAN ANALISA "Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, idealnya setiap tahun In- donesia mencetak 2.000 lulusan Perguruan Tinggi Maritim", kata nya. G KEY tingkat taman kanak-kanak mesti menggunakan pendekatan yang berbeda dengan pelajaran mem- baca dan menulis di sekolah. Demikian pula dengan penge nalan terhadap angka dan berhitung. Di taman kanak-kanak boleh huruf dan angka diper kenalkan dengan cara bermain- main sehingga tanpa sengaja anak hafal dengan angka, huruf-huruf, bahkan kata-kata tertentu. KETUA Harian Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) Pusat, Ny. Halimah Bambang Trihatmodjo, mengingatkan perlunya berbagai upaya terpadu membantu anak Pengajaran Sastra di Sekolah Masih Tercecer didik dari keluarga kurang mam- pu agar tidak berhenti bersekolah hanya karena alasan tak punya biaya. A NA Namun Harris mengakui, dalam prakteknya kebijakan ini sulit dikontrol karena tidak sedikit taman kanak-kanak yang menga- jarkan membaca, menulis, dan berhitung kepada murid murid- nya. "Saat pengawas datang, mereka tidak memberikan pela- jaran membaca, menulis, dan berhitung. Namun begitu pengawas pergi, mereka kembali mengajarkannya," tutur Harris. BUKAN WAJIB Ahmad mengatakan, pen- didikan taman kanak-kanak bukan merupakan prasyarat wa- jib untuk masuk ke SD. Kebijakan ini ditempuh karena sampai saat ini pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas pendidikan taman kanak-kanak di seluruh wilayah tanah air. Selain itu, sesuai ketentuan UU No 2/1989, wajib pendidikan dasar hanya mencakup anak berusia 7 sampai 15 tahun. Karena itu semua anak TO Begitu juga dengan "pabrik" guru pada tingkat pendidikan (IKIP), yang tidak melakukan la tihan guru sastra, yang ada hanya pelatihan guru bahasa, bahkan tidak ada tenaga untuk latih dosen sastra yang diharapkan mampu melatih mahasiswa calon Majalah sastra "Horison", yang guru sastra di SMU, katanya. menerbitkan sisipan "Kaki La Menurut dia, kurangnya ke ngit" sejak November 1996, juga sempatan masuk kedalam sastra memperkenalkan khasanah sastra secara nikmat, menyenangkan, dan merangsang kegiatan penulis dengan tugas membaca sejumlah an di jajaran sekolah menengah, buku puisi, kumpulan cerpen, yang merupakan sumbangan nyata novel, naskah drama secara sastrawan untuk mengatasi masa lengkap dan tamat lalu mendis lah kelangkaan minat sastra di kusikannya di kelas, merupakan kalangan sekolah, katanya. akibat dari kurangnya perpus takaan, karena pelajaran sastra menumpang pada pelajaran ba hasa. Pelajaran sastra pada dunia pendidikan saat ini memang terasa kurang sekali, apalagi un- tuk pelajaran yang mungkin tidak termasuk dalam program belajar, seperti kebiasaan menulis surat, yang jika diamati terlalu ringan, seperti membalas surat terima kasih kepada orangtua, paman dan lain-lain jika diberi hadiah, katanya. JALAN KELUAR Taufiq Ismail mengemukakan jalan keluar pada dialog tersebut, di antaranya pelajaran sastra sudah saatnya dilepaskan dari pelajaran bahasa dan upaya itu bertahap, karena melobi pengam- mungkin dapat dilakukan secara bil keputusan bukanlah masalah ringan. Diharapkannya organisasi yang memiliki sekolah Islam seperti SMU, madrasah, dan pesantren, Siswa seakan dapat dibentuk menurut selera guru," katanya. Lulusan Perguruan Tinggi Maritim Di Amerika Serikat yang dulu belum Mencukupi Kebutuhan mempersiapkan mental serta me- kedua hal itu, diantaranya dengan ningkatkan kemampuan berbaha- sa Inggris, ujarnya. Melihat kondisi tersebut, ia menilai, prospek lulusan Pergu- ruan Tinggi Maritim, baik yang negeri maupun swasta masih cu- kup cerah, apalagi pendidikan tinggi sejenis itu dalam waktu de- kat juga akan memperoleh akre- ditasi secara internasional. yang berumur enam tahun wajib diterima di SD. Ditanya apakah tidak sebaiknya pemerintah mulai mewajibkan pendidikan di tingkat prasekolah, Ahmad mengatakan idealnya memang begitu karena masa- masa kritis pembentukan otak justru pada usia balita. Selama ini pendidikan prasekolah ditangani secara terbatas dan dilakukan oleh instansi yang berbeda. Tempat Penitipan Anak (TPA) ditangani oleh Departemen Sosial, kelom- pok bermain ditangani oleh Dit- jen Pendidikan Luar Sekolah, sedangkan taman kanak-kanak ditangani oleh Ditjen Pendidikan Dasar. Namun, kata Sudijono, terda- pat kelemahan yang merupakan penyakit" para pelaut Indone- sia pada saat berlayar, yaitu ka- ngen rumah serta kurangnya pe- nguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Saat ini taman kanak-kanak negeri berjumlah 139 buah dari 39.658 taman kanak-kanak yang ada di Tanah Air. Guna mengatasi kelemahan tersebut, pihaknya sebagai penge- lola Akademi Maritim Nasional Indonesia (AMNI) Semarang se- lalu mengarahkan kepada para tarunanya untuk mengantisipasi Mengenai standardisasi fasilitas pendidikan di taman kanak- kanak, Harris mengemukakan sebenarnya pemerintah telah menetapkan standardisasi fasilitas fisik untuk penyelenggaraan taman kanak-kanak. Misalnya ruang kelas minimal dua, ada aula, ada arena bermain di dalam dan di luar ruangan. Taman kanak-kanak negeri yang ber- fungsi sebagai TK percontohan misalnya, dibangun di atas lahan seluas 1.500 meter persegi dilengkapi dengan aula, arena bermain, tiga ruang kelas, per- pustakan dan ruang guru. "Namun kami tidak bisa ber- buat apa-apa bila ada taman kanak-kanak diselenggarakan di sebuah rumah atau garasi. Ini justru menunjukkan animo masyarakat terhadap pendidikan taman kanak-kanak cukup besar, kata Harris. (Kps). Dialog seniman Muslim hendak nya dapat dikembangkan dan ditingkatkan pada acara besar bagi negara Islam, terutama seniman Muslim yang merasa terpanggil untuk meningkatkan sastra pada pendidikan anak di sekolah, demi kian Taufiq Ismail (Ant). AHLI psikologi perkembangan anak, Prof. Dr. Yaumil Agus Achir menilai kekhawatiran atas kondisi anak dan remaja di In donesia yang dianggap selalu ber- masalah terlalu berlebihan, pada hal jumlahnya hanya "segelintir" saja dari ratusan juta anak dan remaja. "Apa benar kesimpulan anak dan remaja kita banyak yang ber masalah, mana buktinya", kata Yaumil Agus Achir ketika ditanya Antara saat berkunjung ke Ban- dar Lampung, akhir pekan ini. Guru Besar Fakultas Psikologi UI yang juga Asmen III Menteri Negara Kependudukan itu menga takan, hendaknya jangan begitu saja percaya pada pemikiran dan rekaan yang sepertinya ingin me nunjukkan kekacauan kondisi anak dan remaja di Indonesia, padahal kenyataannya tidak separah itu. "Masih lebih banyak anak dan remaja yang berhasil, baik dari keluarga miskin, menengah mau pun kaya dibandingkan yang gagal dan bermasalah", katanya menambahkan. Dia minta masyarakat ter utama kalangan pers agar tidak melihat hanya yang jelek-jelek sa- KONSEP "K4P" Disinggung adanya kesan di masyarakat bahwa mahasiswa Perguruan Tinggi Maritim, ter- masuk AMNI suka berkelahi, ia mengatakan, memang ada dan Perguruan Tinggi Maritim Indo- hingga kini masih berkembang. Dengan adanya akreditasi se- cara internasional itu, lulusan nesia bisa dimanfaatkan dan be- kerja di negara manapun, papar nya. Hanya saja, menurut dia, akhir-akhir ini mahasiswa AMNI makin menyadari bahwa hal itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Selain itu, pihaknya seca- ra intensif juga melakukan pem- binaan dengan konsep "K4P" yang merupakan akronim dari ke ilmuan, kejuangan, keimanan, ke disiplinan dan profesional. Cuma Segelintir Anak Indonesia yang Bermasalah ja, sementara masih lebih banyak anak dan remaja mencapai keber hasilan di bidangnya masing-ma sing. "Sepanjang para mahasiswa memahami dan menerapkan kon- sep itu, saya yakin mereka tidak akan sering tawuran lagi dan ha- silnya kini mulai terasakan, "ka- tanya. (Ant) AKADEMI M Analisa/ist BERMAIN: Salah satu kegiatan murid TK bermain di luar kelas sebagai salah satu proses belajar mengajar. Cegah jangan Sampai Anak Putus Sekolah karena Biaya "Kita harus berupaya sekuat tenaga mencegah jangan sampai ada anak sekolah berhenti karena alasan tak ada biaya", ujar Ny. Halimah kepada pers di Lampung pada pertemuan dan dialog זור Namun ia mengakui ada anak dan remaja bermasalah, terlibat narkotika dan gagal dalam hidup nya. Tapi jumlahnya amat kecil hanya sekitar 0,06 persen dari ratusan juta jumlah anak dan remaja usia 0-21 tahun. Ia minta kalangan pers ikut mendukung upaya pemerintah dalam pembinaan anak dan rema- ja dengan melansir berita-berita yang positif, jangan cuma memberitakan yang jelek-jelek dan kekurangannya saja. Prof. Yaumil juga membenar kan bahwa saat ini ada kecemasan di kalangan masyarakat terhadap kondisi anak dan remaja antara lain terhadap ancaman dampak buruk siaran TV. "Tapi pemerintah 'kan tidak tinggal diam, terus berbuat, lagi BANYAK kerjasama yang di- lakukan perguruan tinggi dengan lembaga lain mandeg atau ber- henti begitu saja tanpa ada tin dak lanjut konkret setelah nas kah kerjasama itu ditandata ngani, kata Direktur Pasca sarja- na Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Dr.HM.Moh. Mahfud MD,SH. "Setelah nota kesepahaman (MoU) ditandatangani dan men- dapat publikasi, lalu tidak ada tindak lanjut," katanya ketika memberi sambutan "Workshop Bursa Saham", hasil kerjasama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Fakultas Ekonomi UII, di Yog- yakarta, Jumat (11/7). Mahfud yang juga Pembantu Rektor I UII tersebut mengata- kan, fenomena mandegnya kerja- sama seperti itu bukan hanya ter- jadi di perguruan tinggi swasta, namun juga banyak dijumpai di perguruan tinggi negeri terkenal. KESULITAN Menurut dia, alasan utama ti- dak berlanjutnya kerjasama itu disebabkan pihak-pihak yang khusus di Bandar Lampung, Selasa petang. "Kalau guru digaji rendah, ten- tu saja hasil didikannya akan ber- mutu rendah pula. Kita harus menghargai guru dengan membe JA ri imbalan yang layak dan wa- jar," katanya dalam "Dialog DEPendidikan dengan Mendikbud" di Tamansiswa, Yogyakarta, Sabtu. Dalam dialog yang dihadiri tokoh Tamansiswa itu, Men- dikbud mengakui bahwa imbalan yang diterima para guru di In- donesi rata-rata belum sejajar dengan para guru di Malaysia, namun tak ada alasan memberi gaji rendah karena profesi guru dekat dengan pengorbanan. J Ia menjelaskan, sebagian masyarakat hingga kini masih ada yang salah persepsi dengan menempatkan tanggung jawab utama penyelenggaraan pendi dikan kepada pemerintah, pada MENPORA Hoyono Isman dalam kunjungan kerjanya baru baru ini di Medan menyaksikan pameran hal seharusnya masyarakat harus pendidikan yang diadakan di Hotel Tiara. Tampak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) berbincang- ikut terlibat di dalamnya. bincang dengan mahasiswa-mahasiswi akademi maritim yang turut ambil bagian dalam pameran itu. "Kalau ingin pendidikan maju, Ny. Halimah didampingi Pengurus dan Pembina GN-OTA Lampung yang disertai Humas GN-OTA Pusat, Ny. Jeannette Sudjunadi, memperjelas sampai saat ini secara nasional tercatat ada sekitar enam juta anak usia sekolah pendidikan dasar (SD- SLTP) yang memerlukan bantuan agar pendidikannya tidak terlantar. MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro menyatakan, ia tidak rela bila guru digaji rendah atau pas-pasan, dengan alasan karena profesi guru memang dekat dengan semangat berkor ban. 400 RIBU Lembaga GN-OTA sendiri secara nasional menargetkan bisa pula ada lembaga yang khusus menangani anak dan remaja yang bermasalah seperti itu", ujarnya lagi. Walaupun prosentase anak dan remaja yang bermasalah relatif kecil, bukan berarti didiamkan sa- ja atau malah dijadikan bahan untuk menjelekkan dan membe sar-besarkan kekurangan seolah- olah pemerintah sama sekali tidak berbuat apa-apa. Tentang ancaman dampak siar an TV, menurut Prof. Yaumil, pemerintah sudah mengambil ancang-ancang dengan akan diun dangkannya RUU Penyiaran yang saat ini masih terus ditunggu rea lisasinya. "Lagipula, TV tak selalu ber dampak negatif, kalau bisa memanfaatkan justru dapat men dukung anak-anak semakin cer- das dan pintar asalkan orangtua selalu membimbing anak saat menontonnya", kata Yaumil (Ant). Banyak Kerjasama di Perguruan Tinggi Mandeg menjalin kerjasama tersebut me- ngalami kesulitan teknis, tenaga dan finansial. Kerjasama perguruan tinggi dengan lembaga lain, terutama dengan dunia kerja, katanya, amat relevan dengan misi pendi- dikan yang berorientasi keterkait an dan kesepadanan (link and match), karena akan menjemba- tani dunia teoritik dengan dunia praktis. Karena itu, menurut Mahfud, apa yang ditempuh FE UII de- ngan menggandeng kerjasama dengan BEJ, termasuk mendiri- kan Pojok Bursa di kampus itu, amat relevan dengan sasaran per- guruan tinggi untuk lebih mende- katkan dengan dunia praktis. Ia menjelaskan, selama satu dekade terakhir banyak lulusan perguruan tinggi menganggur dan berdiri dalam antrean panjang pencari kerja. "Kondisi seperti ini disebab- kan perguruan tinggi amat jarang dilibatkan dengan dunia kerja, dan selama kuliah mahasiswa le- bih banyak dijejali teori, sehing- Halaman 10 membantu sedikit-dikitnya 400.000 anak asuh yang dibantu biaya pendidikannya hingga ram- pung minimal SD atau SLTP. Khusus di Lampung, GN-OTA setempat menargetkan bisa mem- bantu 8.000 anak asuh dari sedikit-dikitnya 232.000 anak usia pendidikan dasar di daerahnya yang belum berkesempatan bersekolah karena hambatan biaya. "Masih banyak orang tua yang sayang mengeluarkan uang dua- juta rupiah untuk pendidikan, namun dengan senang hati membeli barang-barang konsum- tif seperti telpon genggam atau mobil yang harganya Rp.40 ju ta," ujarnya. Kanwil Depdikbud Lampung bersama instansi terkait di daerahnya juga terus menggen- carkan berbagai upaya menjaring anak usia sekolah setempat untuk bisa melanjutkan pendidikannya, namun kendala masih dihadapi terutama di wilayah yang relatif terpencil dan terpisah-pisah secara berkelompok. Mendikbud menyatakan, pe ngelola sekolah swasta hendaknya tidak segan-segan memanfaatkan momentum membaiknya kesejah teraan masyarakat. "Jangan malu-malu bicara uang, karena ji guru dan membangun gedung uang dibutuhkan untuk mengga- demi peningkatan mutu pen- didikan," katanya. "Tapi kita terus membuka pro- gram SMP Kecil maupun SMP Terbuka selain pengembangan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A setara SD dan Paket B setara SLTP", ujar Kakanwil Dep- dikbud Lampung, Drs. H. Eng- gus Subarman. Ditargetkan Lampung bisa merampungkan tuntas Wajib Belajar Sembilan Tahun-nya pa ling tidak pada tahun 2001/2002. Menurut Humas GN-OTA Pu sat, Jeannette Sudjunadi, anak asuh yang sudah diberi paket ban- tuan lengkap sampai sekarang secara nasional sudah berjumlah 157.000 anak, 70 persen di an- taranya berpendidikan SD dan 30 persen lainnya berpendidikan SLTP. Khusus di Lampung GN-OTA setempat sudah mulai merealisasi kan bantuan bagi sedikit-dikitnya 7.294 anak asuh dari target sekitar 8.000 anak asuh setempat (ant).- ga kurang memahami dunia prak- tis," katanya. Mendikbud tak Rela Gaji Guru Rendah maka jangan selalu tergantung pada pemerintah. Kalau mau ma- ju, juga harus terbuka menerima gagasan gagasan baru," kata Wardiman. Kepala Divisi Pengawasan BEJ, Hamud M.Balfas seusai memberi sambutan menyatakan, meski sudah ada perguruan ting- gi yang secara khusus memasuk- kan bursa saham sebagai mata kuliah, sebaiknya mata kuliah ini secara resmi dimasukkan tersen- diri dalam kurikulum di fakultas ekonomi dan fakultas hukum per- guruan tinggi. Di beberapa perguruan tinggi, seperti di FE UII, bursa saham masih menjadi bagian dari mata kuliah finansial. Agar lulusannya lebih me- nguasai persoalan, ia menganjur- kan sebaiknya bursa saham jadi mata kuliah yang berdiri sendiri sehingga pemahaman mahasiswa tidak dangkal. "Karena banyak yang belum paham seluk-beluk bursa saham, maka selama ini lulusan pergu- ruan tinggi yang ingin berkecim- pung di BEJ harus mengikuti kursus-kursus terlebih dahulu," demikian Hamud. (Ant) SMU MUHI Setelah berdialog selama satu jam di Tamansiswa, Mendikbud melanjutkan kunjungan kerja dan meresmikan enam bangunan lokal SMU Muhammadiyah I (biasa disebut SMU Muhi), sum- bangan Mendikbud. Menurut pengamatan Mendik bud, kemajuan ekonomi masya rakat saat ini belum diimbangi dengan kesadaran pentingnya Menteri Wardiman pada kesem pendidikan bagi pengembangan patan itu mengingatkan, investasi sumber daya manusia (SDM), ka bidang pendidikan jauh lebih pen- rena itu masih banyak yang ting di banding membeli barang- menilai mahal bila harus barang konsumtif, karena mutu SDM akan sangat menentukan keberhasilan di masa mendatang. mengeluarkan uang dua juta rupiah untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Menurut rencana, enam ba ngunan lokal baru seluas 629 meter persegi itu akan diman- faatkan untuk program kelas unggulan SMU Muhi. SMU ini memang dipercaya mengelola kelas unggulan. Di depan para orang tua siswa SMU Muhi, Kepala Sekolah, HM Kastolani dan pengurus Muham- madiyah Di Yogyakarta, Men- dikbud mengingatkan, sekolah unggulan dimaksudkan untuk melayani siswa yang memiliki kemampuan lebih. "Jadi sekolah unggulan itu biaya mahal," demikian Men- tidak sama dengan sekolah ber- dikbud Wardiman Djojonegoro. (Ant). ak ke te ar li di m 12 P d I T 11 h b
