Tipe: Koran
Tanggal: 1991-10-13
Halaman: 04
Konten
Halaman 4 Kemungkinan Baru dalam Membaca Puisi Sdaya Membaca Puisi (sering ebagai sebuah peristiwa bu- disingkat menjadi Baca Puisi), adalah sebuah kegiatan memba- ca. Pelaku mengucapkan kem- Oleh Nyoman Tusthi Eddy kan dalam bentuk ujaran. Dalam Membaca Puisi peng hayatan harus dilakukan lebih wujudan emosi dan suasana ha- ti pembaca maka gerak itu ha- dir secara bulat dengan ucapan Bali Post giatan siswa di kelas. Unsur- unsur dramatik dapat dimasuk- kan ke dalamnya, tetapi tidak sampai menghilangkan kesan seni membaca. Jika kita per- pat kita tangkap. Membaca Pui hatikan Rendra pada saat mem- si dengan setengah bernyanyi, baca puisinya "Rick dari Coro- ada yang menyajikan prolog se- na" dan "Nyanyian Angsa" belum Membaca Puisi, ada yang (meski hanya lewat kasetnya), mengundang (maksudnya me- ia hanya mempertaruhkan ke- mikat) perhatian penonton/ terampilan dialog dan ritme se- pengamat dengan suara khas bagai unsur teateral untuk banyak mendramatisasikan dari sekadar seni membaca. puisinya; yang dalam beberapa segi disertai gerak fisik berle- bihan. Semua ini memang dapat dianggap "kemungkinan baru". namun harus disertai beberapa Sesungguhnya pencarian 3 bali bunyi bahasa yang sudah tertulis atau tercetak di atas intens. Sebab unsur-unsur ira. dan memang mutlak perlu. Na dari sebuah alat, dan yang ter- memberikan nilai estetik lebih kertas. Rangkuman bunyi baha- ma dan emosi lebih banyak ter- sa itu telah menjadi satu kesatu- dapat dalam puisi dibanding. kan dalam prosa. Di samping itu an ide dan struktur berupa pui- adanya majas dan simbol me- si. Peristiwa Membaca Puisi se- nyebabkan puisi lebih sulit di long jenis membaca estetik. Di hayati sehingga memerlukan samping untuk mengucapkan perhatian lebih. Sering dipertanyakan, apa- mun gerak fisik yang semata- mata mengikuti larik puisi seca ra tekstual belaka bukan saja tidak diperlukan, tetapi lebih dari itu dapat mengganggu pro- ses pembacaan puisi secara ke- menjadi peserta terpisah de- seluruhan. Gerka fisik hanya catatan. Membaca Puisi tidaklah hal ba- ide yang tersurat dan tersirat, kah gerak-gerik fisik diwajib- ngan ekspresi pribadi pembaca. kati sebagai salah satu bentuk ru. Para pembaca puisi handal membaca estetik bertujuan un- tuk mengintensitaskan unsur- kan dalam Membaca Puisi. Ja- unsur irama sehingga dicapai wabannya berpulang kepada 2 suatu gaya membaca indah. Un. peristiwa membaca itu sendiri, dua kubu pembaca puisi demi kemungkinan baru prinsip nesia. "Kemungkinan baru" da- khususnya Membaca Estetik. tuk mencapai kondisi itu pem- baca tak hanya mesti mengua. Seperti telah kita ketahui emosi sai bahan bacaan secara tek- dan intensitas irama memegang stual, tetapi juga harus mengua- peranan penting dalam Memba- sai dan menghayati ide yang ter- ca Estetik. Hal ini sangat me- mungkinkan timbulnya gerak Bila Membaca Puisi kita sepa- seni ekspresi dalam seni bahasa maka dengan alasan dan demi apa pun kita mesti memperta- hankan unsur prinsipnya. Kalau seni membaca hilang, maka per- istiwa itu bukan lagi Membaca Puisi. Mungkin harus disebut Dramatisasi Puisi (jika unsur teateralnya dominan), atau Mu- nyanyikan). Kemungkinan baru dalam Membaca Puisi tak bisa ditafsirkan sebagai usaha men- cari segala sesuatu atau berbuat apa saja demi tercapainya ke- Pembacaan puisi di sekolah baruan dalam Membaca Puisi tetap merupakan kegiatan sampai melupakan seni memba- membaca, betapa pun pembaca ca itu sendiri. dituntut kreativitasnya Nampaknya saat ini terdapat yaitu kubu sekolah dan kubu se- niman. Secara prinsip kedua- nya tidak berbeda karena sama. sama merupakan kegiatan ek- spresif untuk membuka dan me- tersimpan dalam sebuah teks (puisi). Perbedaannya dalam praktik menjadi jelas dan men- cuat oleh gaya dan variasi pe- nyajiannya. seperti Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabar telah memu- lainya pada saat-saat awal Mem- baca Puisi dikenalkan di Indo- lam Membaca Puisi yang dilon- tarkan Sanggar Minum Kopi Bali barangkali lebih merupakan u- saha menyatukan kubu sekolah dengan kubu seniman dalam rupakan mata kail bagi kubu se kolah untuk melihat dunia di luar dirinya dengan penuh pengertian; meski tetap harus disadari dunia sekolah tak mungkin dilarutkan dengan du- nia seniman. Pencarian kemung- sirat dalam bacaan itu. Hanya fisik sebagai perwujudan emosi nyajikan kembali ide-ide yang sikalisasi Puisi (jika puisi itu di- gaya Membaca Puisi. Ini me- dengan begitu intensitas irama dapat ditata dan dimunculkan yang sedang mengembang. Jika dalam emosi dan pribadi pem- gerak fisik itu timbul secara baca, untuk selanjutnya diucap- spontan dan murni sebagai per- I Komang Berata Lonceng Penjara kinan baru dalam Membaca Pui- Saat malam menyusu berimba mayna, Indur olan dena bekas mengekspresikan, bacaannya. Apa yang dicetuskan Sanggar si menjadi penting untuk me etiap dentangmu lalu lenyap tanpa tung pulas, mendengarkan jeruji-jeruji bisu sebagai sahabat karib ber- sambung tangan. Jika aku ingin mendentangkmu, selusin gelombang udara legam kaucampak ke gendang dengarku. Nyanyian nina kaupa- sungkan. Gemetar radang kausayatkan. Lubang-lubang suara jadi tak bermakna sepicing mata pun, menghutan duri dan menusuk daging- daging bisul berhalaman nanah dan darah tak tahu nyawa putih nyawa wawarna. Ada yang lebih dentang dari dentangmu bila pun dentangmu sampai susuri sungai di depanmu, pagar di sekitarmu, susuri makna di sekujur lingkupmu, susuri hati ke hati. Ada yang lebih dentang sekalian dapat mencicipi seluruh rasa, bukan hanya enam rasa pujamų asin, asam, manis, pahit, kesat, dan pedas. Seluruh rasa bergayutan di ranting- rangkaian tak bernama, karena memang dentang itu mataair nama; mendanau, menyungai, memarit, melaut berakhir menyamudra. Seka- lian aku mandi pada dentang-Nya. Sekalian aku keramas di pelupuk- Nya. Aku berenang bersirip ikan terbang. Rutin kudengar dentangmu, namun lepas hanyut dalam genangan angin dan selaksa prahara jalan. Rutin kujaring gelombang melingkar dari suaramu, namun lepas jadi bangun sembarang -- kurva menyung- sung batas-batas garis. Rutin kuangkat kebiasaan-kebiasaan lintas pa- dang kesurupanmu, padam juga oleh sekali tiupan bocah beberapa puluhkali purnama. Aku datang dengan bawa ketukan dari dentang- Nya, dentangmu kulukisi nada-nada bumi menangga surga. Nirwana beralun biru, sebab hidup di sana selalu biru ditambah putih melati. Aku datang, takmau lagi mendentang keangkuhan bersusun. Selebihnya ada di dentangmu. Lekas-lekas, lekas menyuruk ruang keagunganmu. Seorang kawan kentalmu dijemput gamelan sebarung, di jemput berpasang pengantin, dijemput berpasang mata ragam usia. Lekas, kereta-kereta mesin telah belajar di depanmu. Pancurkan airmatamu sekolam di halaman mu berhias teratai dan ikan-ikan jingga. Hembuskan sedan sedumu, jadi hadiah terakhir bergelut kesah, bergumul nyali menerima. Lekas beri senyum pendamping melewati rumah demi rumah kemudian tiba di rumah warisan leluhur tujuh kelahiran. Tujuh kasih sayang bernaung, pesan terus tersurat di permukaan lontar-lontar dibanteni dan dibaca tiap luang saat dan meluangkan saat. Dentangmu 'kan tak terdengar lagi, bebukit telah memagari. Dentangmu tak mampu melengkung indah menyambar pohon-pohon jalan yang indahnya tinggal beberapa di sudut sudut tikungan. Ada yang lebih dentang hingga dentangmu tak dapat hinggap di atas rumahmu sendiri. Dentangmu jadi embun layu. Dentangmu jadi sayap patah sayap lengang. Lekas, pagi ini kunikmati hari pembebasanku dari rahim berselaput batu. Selamat tinggal kesekian dentang mati. Memenuhi permintaan masyarakat Bali Program ini dilanjutkan s/d 4 Nopember 1991 yang ini, si telah banyak berubah menja- di laku teateral. Laku yang di- sajikan tak sekadar kegiatan mengekspresikan ide, tetapi menyajikan sebuah pentas. Perangkat-perangkat pentas pun seperti musik, tata cahaya dan benda-benda ikut berper- an. Dilihat dari situasi medan dan kebebasan kreativitas, ke- giatan Membaca Puisi di kubu seniman lebih terjamin tum- buhnya "kemungkinan baru". Da- lam kegiatan lomba Membaca Puisi di Bali ide "kemungkinan baru" dalam Membaca Puisi di cetuskan oleh Sanggar Minum Kopi Bali. Tentang hal ini ba- nyak tafsiran yang dilontarkan oleh para peserta lomba dan pengamat sastra umumnya. Jika kegiatan Membaca Puisi telah masuk ke dunia teater, baca Puisi tak sekadar salah sa- mungkinan baru" dalam Mem- an akan kenyataan bahwa Mem- baca Puisi adalah usaha mem- berikan nilai-tambah estetik ke- pada seni Membaca Puisi, agar da teknis membaca; seperti tidak terpaku semata-mata pa- ke- banyakan dilakukan dalam ke- tu jenis kegiatan membaca, te- tapi dapat diangkat menjadi se- ni ekspresi pribadi. Hal ini rasa- nya masih penting untuk dae- rah seperti Bali. Jendela Rumah Batu Begitulah, jika angin membeku atau rindu jadi beku karena cin- menguapkan cahaya dingin cin?," sergahmu merajuk ngantuk- ke dalam celah Cinta yang belajar ku. Aku masih lengah menoreh ki- tumbuh. Saat pertama menapak saran saga dari gelembung- garis pagi sesungguhnya sudah gelembung murni murungku, me- aku rasakan betapa anganmu ter- lumuri lintasannya semakin jalang tinggal jauh, terpaksa pula kau me- meminyaki rahim bulan. nyeretnya mengaduk segala jelma satu rahim dari bumi yang terkatung-katung digumam batu laku, hujan berkaca ke langit pas- rah. "Ini pentahiranku dengan bunyi, pada yang beri aku kelamin men- dulang syrik tak menjemu alma- nak. Apakah kau ragu karena war- na hitam setiap dadu yang terlem- par?," gumammu antara kudengar dan tak, mendaki sebatang ram- butku tegak terbelah menyangga bulan pucat dan mendung tetap angkuh dengan warta penguburan sunyi-tali. maka pada hakikatnya Memba ca Puisi telah dibawa kepada kemungkinan baru". Rendra se- bagai seorang aktor drama menggunakan senjata ekspresi tubuhnya untuk memberi tena- ga teateral kepada puisi yang dibacanya. Sutardji Calzoum Bac- hri dan kemudian diikuti oleh sejumlah penyair lainnya meng- gunakan perangkat-bantu tea- "Tahulah aku, tak selamanya ter (misalnya Sutardji antara air-hati hidup karena janji, satu bi- lain menggunakan kapak). lik satu pintu dan ruang dadu ada- Banyak tafsiran telah muncul dan banyak gaya telah dicoba demi tercapainya "kemungkinan baru" dalam Membaca Puisi. Dari kegiatan lomba Baca Puisi yang diselenggarakan Sanggar Minum Kopi Bali Banyak hal da- XUCE "Ya, sebentar lagi bunga-bunga itu bakal jatuh ke batang sungai". "Sungguh ajaib, tanda saat ku- cing hitamku beranak," katamu. appet SCTV Hadir sebagai Pelengkap bukan Saingan OPPEL (Opini Pelajar) adalah rubrik khusus untuk para pelajar SMTP dan SMTA berpendapat tentang masalah aktual yang diajukan redaksi. Topik mendatang soal Pemakaian Bahasa Indonesia di Kalangan Pelajar. Sudahkah baik dan benar? Sudahkah menyeluruh? Apa saran-saranmu? Komentar ditik 1,5 spasi atau ditulis tangan sepanjang satu halaman kuarto dan selembar foto santaimu, alamat- kan ke: Pengasuh Oppel Harian Bali Post Jalan Kepundung 67A Denpasar paling lambat Kamis, 17 Oktober 1991. Sulas Kelas I SMKK Denpasar SCTV telah hadir di tengah kita. Ini artinya, kita punya pi- lihan. Dulu, sebelum SCTV ada, melulu yang kita tonton TVRI. Dan itu membuat kita bosan. Bukannya acara TVRI jelek. Sama sekali bukan. Te- tapi, sebagai remaja, bukan- kah kita perlu variasi, perlu lebih banyak hiburan? Maka, dengan adanya SCTV kita bo- leh gembira, karena SCTV le- bih banyak menawarkan hi- buran, terutama kita dapat menonton artis artis ke- sayangan kita. Tetapi, setelah menonton SCTV, terlihat betapa artis Sulas dielukan Aku menggeleng menepis kelana daun yang rapuh. Mengangalah yang tak pernah kumengerti, ber- air sawah menghembuskan bau adab mana antara kesungguhan percakapan bawah, bibir dengan kebohongan hati, se- dang semua serambi bercat me- rah. Malampun sungsang dibalut kisahmu mendulang belang dari luapan cahaya kunang-kunang. "Bolehkah aku merasa tak se- nang?". "Lho, bukankah rasa lebih da- lam dari akhlak dunia ?". ganggang lewat nyanyian panjang menuju hutan tawar panas me- ranggas simpul kepercayaan. Me- niru denting kapak memercikkan mata api, turun menjelma tanpa kelahiran mantra kiambang adalah kepengecutan raga sumur mati. Bara kicau selembar angin belan- tara hanya melelehkan benang a- sap lubuk-lubuk maya kesurupan menari memahat musim gaduh, menyeberangi batas mimpi pem- buru terluka dikecup birahi. Nyata sepenggal berhiaskan manik ta- nah berjalinan akar wangi merayu cuaca, bertengger di pucuk ma- lam. "Tetapi karena mekar dari da- ging yang lunak, engkau belum merasakan benar betapa belukar lah pengorbanan sebuah kunci," menggesek dudukmu, menyebut aku kibaskan kecemburuanku ke lugu bilangan ganjil dari lubang ke dalam belanga alam, di sana kuba- lubang mengisyarat kelam," pekik ngun pura dan kuburan sebagai hatiku parau. Pohon dan rumputan penghargaan terhadap kematian. menyuling kisah langit yang robek "Hei, apakah kegagalan akan ketika segerombol unggas me- "Katakanlah, bahwa sayap- selalu basah karena bersuci-kama ninggalkan bayangan dirinya pada sayap capung itu telah mencibirku, o Horiso ini, LEMARI ES atau ini. artis Barat lebih banyak di- tayangkan daripada artis-ar- tis dalam negeri. Makanya ki- ta berharap agar penayangan- nya seimbang. Di samping itu SCTV perlu lebih meningkat- kan informasi dan berita, ter- utama yang bersifat ilmu pengetahuan. Ini saya kira perlu. Bukankah SCTV untuk semua masyarakat? Bagi saya, SCTV hadir bu- kan sebagai saingan bagi TVRI melainkan sebagai pe- lengkap saja, sebagai pilihan. Gung Arie Kelas IIA SMP PGRI II Badung SIARAN SCTV memang menarik, tetapi tidak kalah Gung Arie MINGGU, 13 OKTOBER 1991 ménariknya adalah siaran TVRI Kalau SCTV kebanya- kan menayangkan film - film hiburan, tetapi TVRI seim- bang antara film, berita dan informasi ilmu pengetahuan. SCTV jarang menyiarkan informasi ilmu pengetahuan. Karena itulah, saya masih te- tap mencari siaran TVRI, ka- rena banyak hal dan beragam informasi dapat kita peroleh dari TVRI. Saran saya buat SCTV, agar dalam siarannya, SCTV juga menyelipkan pengetahuan yang berman- faat buat masyarakat. Jangan hanya melulu hiburan seba- gaimana yang selama ini di- Untuk tayangkan. syarakat saran saya, baiknya bervariasi dalam memantau SCTV dan TVRI siaran ilmu Desak Putu Sulitri Kelas III C SMP PGRI Ubud ma- SAYA berpendapat, SCTV merupakan TV swasta yang cukup mendapat sorotan ma- syarakat. Semua acara yang ditayangkan memang cocok untuk mereka yang sedang santai. Saran saya, bagaimana jika SCTV juga menayangkan aca- ra yang merupakan produk kebudayaan Indonesia? Kare- na, selama ini SCTV lebih ba- nyak menayangkan acara yang merupakan produk luar negeri. Karena persaingan TV makin ketat, agaknya SCTV perlu lebih meningkatkan Desak Putu Sulitri dan mengarahkan tombak emas- dandan semabuk takhta abu Raja nya ke pusat darahku, katakan, ka- Kuning, dalam dengkur menuang rena jika engkau mengangguk aku masa kanak bagian sungai yang bisa menggali laparku di kepala- curam, tangis perak berkali rubuh nya," teriaknya lantang, merobek dalam angkuhnya. Dan ketika mu- bersangsi rupa, hujan mutu siarannya. Ketut Sukariati SMA PGRI IV Payangan Gianyar KITA memang boleh bang. ga, karena Bali dipilih sebagai tempat mangkalnya salah sa tu stasiun swasta. Apa rele. vansi SCTV buat kita para pe. lajar? SCTV jelas merupakan pelengkap menu sarapan ro hani kita. TVRI menjejali kita dengan penerangan, gunting pita dan lain-lain, sementara TPI menyuapi kita dengan pendidikan, nah...SCTV hadir menawarkan acara acara yang bertendensi hiburan. A palagi hiburan tersebut pas buat kita para remaja. Klop kan? Soal dampak negatif (seper ti iklan, kehidupan glamour dan yang lainnya) janganlah terlalu dibesar-besarkan. Ki ta mesti sadar, tanpa iklan, ti- dak bakal ada TV swasta. Se benarnya, Kitalah yang agak munafik. Kita ngomong bilang sesuatu jelek, padahal kita menyukainya. Jika ada iklan yang mena- warkan seribu barang, tentu kita tidak bakal pilih semua- nya. Ya, disesuaikan dengan kemampuan. Juga soal film yang menawarkan kehidupan glamour, ya kita hayati jalan ceritanya, jangan meniru pola hidupnya. Pendek kata, kitalah yang mesti pandai melakukan fil. trasi. Yang baik kita ambil, yang jelek dibuang. Kan gitu? Ketut Sukariati lai takut," kalutmu. "Dari manisnya sebuah cinta!". "Tetapi cinta adalah usia men- tah, bukan pintu rahasia!". "Kalau dari jumlah, mungkin sa- lah. Tetapi tinggi-rendahnya har- kat adalah semu, kau mestinya tak liru melempar mata-dadu!". korden tipis yang hampir penuh di- sim tumbuhi lumut meranum. Hanya berbuku-buku mencatat kemesra- seekor cecak diam termangu pada an lubuk tua, sukmaku tercabut pojok yang agak gelap meng- terasa, lukaku terbalut temaram bi- "Ah, kamu. Bukankah itu per- sa cakram semesta, dinding- judian lampau ?". Aku murung di- urungkan aku membukanya. "Hai, apakah kau hanya meng- dinding jelata berbaris baris dari jepit tanah sekitarku, meringiskan hargai kejujuran mata semata ?," seribu hutan yang membuat kehi- kengiluan sukmaku berjaga dalam teriaknya lebih keras lagi. Kuge- dupan serasa haru-biru. Tanah indah asmara, peduli angin men- nang air tubuhku dalam kubangan menggonggonglah, air meng- cium rumput dengan kelegaan ter- cinta yang patah. eranglah, dari segala sedu meng- sendiri melantunkan lagu bumi gendong dzikir-syrik membubung madu-mega seolah demikian ju- meninggi angan. Ah, bianglala. mawa membangun kiblatnya. "Mari kita kupas serabut dosa "Tetapi yang kucemburui ada- lah kecurigaanmu, bukan kebena- ranmu". "Ya, Tuhan. AnakMu nekad menginjak kuburan moyang menggiring ribuan perempuan bersanggul duri ke teluk hitam, doa keruhnya sesenggukkan meng- apur dinding-dinding badai," de- sahku hanya. Rakhmat lupa ber- pemuja Pura langit hingga berke- rak jua serapah sengketa, aku bosan dengan kemiskinan ini." "Dari mana dirimu akan memu- "Hanya rona akhlak, cemburu (Bersambung ke Hal 11 kol 4) SUZUKI CARRY 1.3 FUTLER Untuk setiap pembelian Cash atau Credit baik Mini Bus maupun Pick Up SUZUKI Futura dapat memilih salah satu hadiah yang berhadiah langsung disediakan: HARGA TETAP 4 OKTOBER S/D 4 NOPEMBER 1991 BERLAKU KHUSUS DI BALI MINGGU, 13 OK Dode, Juara DODE adalah pan sayangan Dewa G Wijana, putra bung DP Wijana dan DAF Dode kini kelas VIS Saraswati Denpasar da tanggal 14 Septe di kota Denpasar ju pun sebagai bung anti-manja, lebih super-aktif alias b dalam segala hal, di ni hingga olah raga lajaran sekolah tent Coba ditengok kep di antaranya, nya Drum Band, Perisai dan seni pentas. I mengaku suka me panjat tebing. Aktivi ja ia senang, asalka Tahun 1991 ini, pa Baca Puisi "Pancas Puisi", Dode, merai Tingkat Kabupaten ada zaman dah Pplah sekawana yang dapat berbicar nya manusia. Merek dunia terbagi mer bangsa yang besa bangsa darat dan ba Mereka hidup tentera mai. Pada suatu pagi ya terjadi persengketa pemimpin laut yakni yang besar dengan darat yakni seekor s gagah berani. Seka timbul karena diant pemimpin bangsa ya merasa berhak atas merupakan batas an an dan daratan. Menurut pemimp semua tanah beserta an dan segala isinya dup di atas dunia ada nyaan hewan darat. itu pemimpin darat bangsa laut untuk b daerah pantai, mer kanan di sana atau m apa saja. Bangsa laut leh berdiam di laut. Bangsa laut tidak t am, menurutnya ba berhak juga atas par na pantai terdiri d Keluarga Pak 4cm Color Rendition Chart Hintende Nintendo Vaccum Cleaners Anda dapat memilih, mana yang Anda sukai SUZUKI PERMAI BISMA PUJA SAKTI MTR JL.VETERAN 68 JL. COKROAMINOTO 78, TELP: (0361) 23618, 25267,27298 DENPASAR TEL. (0361) 34775,35381 DENPASAR FUTURA MINIBUS GAYA MUTAKHIR Dapatkan segera di dealer - dealer terdekat dikota Anda INDAH MOTORS JL.DR.SUTOMO 94 TELP (0361) 35348 DENPASAR Oleh Katri Shi "M: harap. au nggak, Fal mandang Fale Falentin tampak berp "Sekali ini saja. Bagus gak mahal lagi. Mungk gratis. Soalnya aku k yang jaga," Argo terus "Tapi aku harus m dahulu," kata Falentin H "Ayahmu pasti mengi Falentin mengangka Tak tahulah." "Ah, kamu gitu deh. sekali nonton film ini tet ada teman. Makanya kamu. Besok kan kita p awal, jadi ada kesempa tidak akan terlalu ter lang. Bilang saja pada ac bahwa kamu ke rumahk jakan tugas sekolah." C. 1996
