Tipe: Koran
Tanggal: 1991-10-13
Halaman: 06
Konten
Halaman 6 Bali Post MINGGU, 13 OKTOBER 1991 MINGGU, 13 OKTO PENGADILAN SANG PEMBUNUH Cerpen Nyitno Munajat kepada saya dari pada lelucon Smasam dan berpakaian lu- yang menggembirakan di depan jaksa juga melakukan hal sama. eorang laki-laki berwajah suh, bernama Sutondo, duduk seenaknya hampir tidak sopan di kursi pesakitan. Satu-satunya keinginan ialah hakim segera memukulkan palu keputusan berdasarkan kesalahannya yang begitu nyata, yang akan di- tuturkan dengan sejujur- jujurnya. Hakim memukulkan palu pembuka pemeriksaan, dan berkata: "Saudara Suton- do, perbaiki cara duduk anda, dan jawab semua pertanyaan kami. Pada tanggal 17 Agustus tahun ini saudara terbukti me- lakukan pembunuhan terhadap tuan Adinegoro, seorang warta wan foto terkemuka, di depan massa dalam suasana meriah karnaval." "Tentu. Tentu akan saya ja- wab tuan," kata Sutondo mulai membenahi duduknya. Tapi ia sedikit kelewat tegak untuk seorang terdakwa, katanya: "Pak hakim, saya memang membunuh wartawan itu de- ngan ganco pengais sampah. Sungguh tuan! Apa, apa, bapak tadi mengatakan wartawan itu terkemuka? Kalau begitu saya segera ingin mendengar apa ganjaran bagi pembunuh orang macam begitu!" "Oh, bukan begitu tata cara pengadilan. Teruskan!" kata hakim sedikit kesal. "Oh, ya, begini. Dalam karna- val itu saya dapuk sebagai pem- bersih sampah, dan itu memang pekerjaan saya. Menurut pan- dangan saya, penonton yang saya, tentu dia orang yang ber. nasib malang." Ia menghela na- pas, dan menyeka keringat di kening dengan lengan bajunya. itu "Bagaimana wartawan berada di dekat saudara?" ha- kim bertanya. mana keadaan emosinya ketika itu. Para pengunjung bergu- mam tidak sabar. Hakim meno- leh kepada jaksa, dan saat itu Hakim menganggukkan kepala, dan pada gilirannya sang jaksa memperlihatkan sebuah notes. "Inikah catatan yang saudara maksud?" Yang Mulia, catatan terakhir tuan Adinegoro berbu nyi demikian: "Sudah banyak kita rasakan jasa mereka. Kini kita sudah begitu rindu me- nyaksikan 'tukang sampah- tukang sampah, berpakaian jentel dan berkening tinggi." Sangat mungkin kalimat itu di- rencanakan untuk foto terdak- wa, sebab di atas kalimat digam- bar sebuah kotak kosong bertu- liskan Karnaval.... "Em, saudara Sutondo, apakah saudara mem- baca tulisan tuan Adinegoro ter- sebut?" "Sebuah kilatan cahaya me- nerpa di wajah saya, kemudian saya melihat seorang laki-laki memegang kamera bermoncong terbirit-birit mundur mengikuti langkah saya. Rupanya cahaya tadi dari kameranya. Anda potret saya, ya! Apa yang anda harapkan!" kata saya. ia dengan sopan dan tergesa-gesa memperkenalkan nama, siapa, oh-ia, Adinegoro. Katanya lagi, Foto berharga sering dari "Aduh, jangan berolok-olok, peran-peran seperti anda! "Ha, cari penghidupan de- tuan. Saya ini susah membaca. ngan potret kere?" saya ber- Lagi pula tulisan itu tentu terla- sungguh. "Bukan begitu. Ba- lu kecil!" nyak yang bisa dibicarakan da- "Yang Mulia, dengan demikian lam pekerjaan Anda. Sebentar, kita belum mendapat gambaran saya mau fokus slogan anda....." apa motivasi saudara terdakwa wartawan itu mundur-mundur, membunuh tuan Adinegoro." dan menabrak sang badut. Pe- nonton pun tidak bisa menahan tawa, dan di antara mereka saya mendengar suara: "Oi, warta- wan turut membadut!" Jaksa penuntut mengambil i- nisiatif. Ia mengambil selembar kertas lusuh dari lantai, diang. kat dan dibeber: "Demi Kei- manan Aku Jadi Tukang Sam- pah", begitu bunyinya. Apakah yang dimaksud slogan oleh wartawan kita ini?" tanya jak- sa. Sutondo mengiyakan. "Be- Dan atas perkenan hakim, Su- tondo mengatakan pengakuan nya. Mula-mula ia mengatakan tangannya ditarik oleh seorang penonton karnaval, seorang laki-laki berpakaian merah ber- celana putih. Sutondo semula mengira sebuah tiang listrik di- salut bendera, dan baru yakin bahwa ia manusia setelah berbi- cara. "Pak, asal tahu saja," kata si baju merah putih," potret ba- pak nanti paling menarik di an- tara potret-potret lain, bahkan bakar kalimat penonton iseng itu dalam diri Sutondo, dan ser- ta merta ia mendapatkan warta- wan kita. "Mas wartawan, tidak kah lebih baik potret saya di- ganti si badut, atau peran dok- ter, atau rombongan pembawa anten parabola di depan sana. Atau apa sajalah, pokoknya yang menghibur atau hebat- hebat!" kata Sutondo. "Saya akan bahagia dan ber- terima kasih jika bapak meng. hargai kemauan saya." "Bapak jadi makin paham, mas wartawan bahagia jika po- tret yang dibuat membikin o- rang menaruh belas kasihan pa- da nasib saya?" "Masyaallah," wartawan kita mendesis sedih, "sudah begitu sentimentilkah sikap saya de- ngan potret-potret kemanusia- an, hingga si papa begitu curiga dan antipati? Oh, bapak, jangan salah paham! Dengan potret ba- pak, saya mau mengatakan bah- wa semua mausia mestinya du- duk bersama dengan menghar- gai pekerjaannya. Dengan begi- tu kita tidak gampang curiga, iri hati, atau iba yang tidak pada tempatnya." "Baik. Anda boleh bicara se- panjang jalan, dan saya tetap tidak mengerti," kata Sutondo bersungguh-sungguh, ia coba meraih kamera sang wartawan yang dipertahankan dengan tersipu-sipu. Dengan kamera di tangan sang wartawan dan tali pada tangan Sutondo, mereka saling tarik. "Apa-apaan? Bapak akan saya laporkan menggagalkan pekerjaan wartawan! Mem- bungkam orang bicara!" Adine- goro menggertak. Tapi Sutondo sudah merasa gagal dengan cu- ma tali kamera di tangan. Ia lepaskan tarikannya dan me- nyabut gancu pengais dalam ke- ranjang, diayunkan ke bagian belakang kepala wartawan kita. Wartawan kita roboh dengan se- kepada seperti ditembus peluru yang ditembakkan begitu de- kat. buah luka dalam di belakang Para pengunjung dalam ruang sidang berteriak-teriak mengutuk Sutondo: "Gantung si pembunuh wartawan! Cin- cang dia! Kirim ke neraka!" Sang hakim memukulkan palu keras-keras, dan bicara dalam pengeras suara: "Tenang! Per- lakuan sopan bagi yang salah merupakan siksaan berlarut larut dari masa penjara!" "Keterangan saudara rinci dan jelas. Terima kasih." Kata hakim. "Sekarang katakan, ke- nalkah saudara dengan penon- ton karnaval bersetelan merah putih? Dan sebutkan ciri cirinya!" . tertawa, disambut pengunjung. "Kalian kira apa?!" Sutondo mendelik menghadap penon- ton. "Kalian, penonton karna- val, bebal belaka! Menertawa- kan wartawan ketika memotret saya!" Dan lalu ia berbalik menghadap meja hijau. Kata- nya: "Yang Mulia, saya kasihan ia ditertawakan begitu naif. A- palagi mau dianggap tolol!" Sang jaksa mengangkat ta- ngannya kepada sang Hakim: "Satu lagi Yang Mulia! Saudara Sutondo, selama karier kami, di antara semua pelanggar hukum saudaralah paling menarik. Se- mentara saudara berlagak tidak tahu apa-apa, sedangkan pada kesempatan lain saudara begitu pintar main pura-pura; bukan- kah tanggal tujuhbelas itu pesta perayaan? Dan saudara meng- artikan secara berlebihan per- an saudara, padahal cuma ton- tonan! Yang Mulia, adalah sa- ngat tidak masuk akal saudara terdakwa membunuh tuan Adi- negoro dengan situasi dan kon- disi main peran dalam sebuah tontonan. Untuk itu saya mo- hon, demi keadilan dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada karya-karya bernilai tuan Adinegoro, Yang Mulia menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada sauda- ra Sutondo." "Saudara terdakwa telah de- ngar tuntutan jaksa yang tidak terbatas." Suara hakim agak pa- rau, seperti hampir yakni bah- wa Sutondo sudah tidak punya alasan untuk meringankan diri. "Apakah saudara naik ban- ding?" "Tidak!" jawab Sutondo te- gar, seolah-olah ditujukan ke- pada semua hadirin di ruang itu. "Tentu hukuman saya, tuan jaksa sudah begitu mendalam negoro. Tapi, Yang Mulia, sung- mempertimbangkan tuan Adi- guh aneh saya dianggap tukang bohong. Karnaval memang se- buah tontonan, tidak salah. Ta- pi saya ketika itu tidak meme- rankan lain kecuali hidup saya sendiri. Dalam hal tidak berpura-pura, kesungguhan tuan Adinegoro barangkali sa- ma dengan saya. Kalau saja menganggap cuma tontonan, tentu tuan Adinegoro tidak be- gitu gila mempertahankan po- tret saya." Proses peradilan Sutondo me- mang berjalan lancar, tapi kesaksian-kesaksian yang di- berikan bukan tidak tumpang tindih dan seolah-olah Brush Up Your English Oleh Soejono Ts Nomor 39 Tahun 1991 Sekalipun di dalam bahasa Indonesia sering terdengar semacam ini : Saya di sana sebelum kau datang tetaplah saudara memakai rakitan tense yang sudah diber- ikan Kalimat Indonesia itu tetap : I'll be there before you come Sekarang berlatihlah : a. Kuberikan kunci itu padamu apabila kau datang. b. Ibu tak kan beli telur sampai harganya turun (= come down) c. Tunggu di sini sampai ia datang. d. Kupinjami engkau mesin tik saya kapan saja kau menghendakinya. e. Apabila kau lihat dirimu sendiri di dalam kaca, engkau tahu apa yang saya maksudkan. 10. Perhatikan percakapan di bawah ini : Did you visit Taman Mini Indah? No, I wanted to visit it, but there wasn't time. Jawaban yang mengatakan: No, I wanted to visit it, acapkali penuh mengucapkannya. Bentuk infinitive-nya cukup diwakili oleh to saja, seperti : No, I wanted to but there wasn't time. Nah, sekarang tugas saudara menterjemahkan dialog be- rikut ini dengan cara seperti yang ditunjukkan di atas. a. Mengapa engkau tidak datang ke pesta itu kemarin? Saya ingin datang, tapi mobilku rusak. b. Apakah ia menolongmu? Tidak, saya memintanya untuk menolong saya tapi ia tidak punya waktu. c. Engkau seharusnya mengunjungi pak Siman apabila kau di Solo. Ya, saya bermaksud mengunjunginya. d. Mengapa ia tidak bermain sepak bola? Ibunya tidak ingin dia bermain sepak bola. e. Mengapa engkau pindahkan mobilmu? Ayah memerintahkan saya memindahkannya. Jangan lupa! Saudara cukup menyertakan to saja, tapi infinitive-nya. 11. Subject verb it complement to infinitive - etc. Yang sering terdengar ialah: I think (t) it is wise to say so. Pola kalimat di atas bisa juga menggantikan kalimat contoh dan tidak mengubah artinya. Hanya diperingatkan agar it tidak ditinggalkan. Complement ialah kata sifat atau kata benda. Contoh: I think it wise to do it. = Kupikir bijaksana melakukan itu. He thinks it a pity to waste it. =Di rasanya sayang menyia-nyiakannya. Lagi saudara diajak berlatih dengan menterjemahkan kalimat-kalimat di bawah ini. a. Kurasa salah menandatangani pernyataan itu. b. Kuanggap wajar untuk menolak tawaran itu. c. Dianggapnya tidak sehat merokok terlalu banyak. d. Kurasa sayang untuk menjualnya. e. Kuanggap tidak sopan memasuki pintu tanpa mengetuk pintu. that clause. 12. Subject be so adjective Saudara sering berkata Saya demikian lelah sehingga saya tidur dengan nyenyak. Pola kalimat di atas diperuntukkan kalimat-kalimat seper- ti kalimat bahasa Indonesia itu. Coba perhatikanlah : berdesak-desak di tepi jalan ti- narkah saudara menolak ke- paling bagus. Tapi apa yang bisa penonton lain, dan ciri yang adilan diistirahatkan.... Pada Teka-teki Silang Nomor 344 dak menghiraukan saya sama sekali. Mereka lebih tertarik kepada teman-teman yang da puk lain dari siapa sesungguh- nya mereka. Di depan saya, te- pat di depan saya, tuan berja lanlah seorang pelaku badut de- ngan sepasang egrang. Si badut itu, yang telah berdiri begitu ke- lihatan, membanyol sangat lu- cu. Para penonton rupa- rupanya sangat terhibur oleh penampilannya. Benar, tuan, mereka seolah-olah tidak meli- hat saya. Penonton tidak adil kepada saya, tuan; mereka per- lakukan saya begitu lama seka- li. Saya pun mulai berpikir, ka- lau saja ada mata yang tertarik mauan tuan Adinegoro terse- but?" "Jangan! Saya ulangi per- ingatan saya itu beberapa kali. Saya juga mengatakan bahwa penonton pun sudah mener tawakan tindakannya. Saya ma- ju mendesak, sehingga sang wartawan makin terbirit-birit. Tapi ia berkemauan keras, dan berhasil menjepret saya dua ka- li." Sesudah itu ia minggir, mengeluarkan kertas catat an....." Sutondo berhenti berbicara, seolah-olah mendapatkan kesu- litan menuturkan kejadian ber- ikutnya dan mengingat bagai- Mahiman Wilatikta IGNATIUS SUHARTO Terpikat She-po (114) Ringkasan cerita yang lalu : Kapal yang ditumpangi Ceng Ho mendarat di sebuah pulau yang tak ada kita harapkan dari potret itu? Bermacam-macam memang. Di antaranya, pembaca koran me- naruh simpati pada nasib bapak dan kejelian wartawan. Yang lain, pembaca sungguh iba meli hat peran bapak, tapi sekaligus menganggap si wartawan tolol. Dan yang terakhir lebih mung- kin dari pada yang pertama. Betapa tidak, bukankah satu hal yang biasa dalam hidup ada manusia kere. Lalu apakah ba- pak mau hidup dari belas kasih an orang lain? Potret itu me- mang tidak berguna kecuali selaku gambar yang menarik!" Panas udara dan hiruknya pe- nonton seolah-olah turut mem- "Ia tidak saya kenal seperti saya ingat cuma pakaiannya, pak." "Saudara tampak begitu ter- pengaruh oleh hasutan penon- ton tersebut," kini sang jaksa, dan menjadi mata gelap. Sauda- ra tentu sudah menjalin hu- bungan erat dengan dia!" lam dan tenggelam. "Dihasut? Duduk Sutondo lebih ke da- Tidak tuan. Sungguh mati, kata- kata dia benar semata-mata. Dan belum saya mata gelap. Yang Mulia, saya bunuh tuan A- dinegoro justru oleh rasa hor- mat saya. Saya rasakan itu pada saat beliau benar-benar me- nyendal kameranya." mengada-ada. Oleh sebuah per- selisihan kecil dalam pertim- bangan Dewan Yuri Peradilan, masih perlukah dilakukan pe- meriksaan lanjut sedangkan si terhukum sudah tak berkemau- an membela diri untuk meri- ngankan hukuman, maka per- sepuluh menit kemudian dewan yuri peradilan mengambil se- buah keputusan luar biasa, na- mun bisa dimengerti para peng- unjung jika mengingat siapa Su- tondo dan berapa gigih ia me- merjuangkan dirinya atas tun- tutan jaksa. hakim menegakkan kharisma- Pada segi manakah seorang nya adalah pada keputusan a- khir. Tapi hakim kita kali ini manusia yang menjunjung hal intensitas proses peradilan, yang segera akan terbukti da- lam hal bagaimana sang hakim mampu mengidentifikasi kasus (Bersambung ke Hal 11, kol 4) PERTANYAAN: MENDATAR: MENURUN: 2. Gelar kesarjanaan; 4. Babi 1. Musuh dari Kurawa; 3. Zat (Ingg.); 5. Salah satu Proklama- cair yang menjadi gas; 7. Ibuka- tor kita; 6. Pindah, oper; 8. Sela- ta Kanada; 9. Sebangsa Kelela- mat tinggal (Spanyol); 9. Mo- war; 10. Sarjana Ekonomi; 11. nyet; 12. Dia; 14. Belas kasihan; sia; 16. Waspada, hati-hati; 19. jah kita; 17. Rambut palsu; 18. Kota di Jatim; 13. Hotel Indone- 15. Negara yang pernah menja- Nama burung; 20. Lembaga Diulang Merk bumbu masak; Swadaya Masyarakat; 22. Seca- 20. Logaritma (Singk.); 21. Not ra; 24. Baru (Latin); 25. Yang lagu; 23. Berhasil dalam ujian; diketuai JP Pronk; 28. Gita Re- 26. Manfaat, faedah; 27. Indone- maja; 30. Hanya, semata-mata; sia Muda; 29. Saluran bawah ta- 31. Nota bene; 32: Kuil; 33. nah; 32. Tempat bunga; 33. Ja- Yayuk.... (petenis kita); 34. Se- hat, buruk (Ingg-) puluh (Ingg.); 35. Tawanan yang JAWABAN TTS NOMOR 340 dijadikan jaminan. MENDATAR: "Banyak orang bijak tidak 1. APARAT; 4. KAISAR; 6. sempat jadi pembesar, sebalik- PRA; 7. LEMBU; 9. SHAME; 12. nya, banyak orang bejat menda- GENDEWA; 14. IGLO; 15. RO- pat kesempatan hanya karena NA; 16. POLONIA; 17. OSLO; Han. "Seandainya kita berhasil KAR; 26. GINCU; 27. ALA; 28. dekat pembesar," kata Key 19. ICMI; 21. HIKAYAT; 24. PA- menang perang dan bisa kemba- GRANAT; 29. PESIAR. li pulang, saya akan mengusul. MENURUN: kan kepada Pendeta Ping Cen, agar Paman Ceng Ho ditarik ke lah engkong saya." istana. Pendeta Ping Cen ada- "Rasa hormat?" tanya jaksa bahwa Cina mempunyai kėbu- dayaan. Raja-raja di Kerajaan tang keperkasaan perajurit ne- dayaan tinggi? Sudah sekian la- Mataram, She-po bagian te- nek moyang perajurit nenek ma bangsa kita, Mongolia, ngah, misalnya, mempunyai pe- moyang mereka dalam menak- menguasai daratan Cina ini, eh ninggalan candi - candi megah lukkan bangsa-bangsa lain. Bu- itu; apa yang kita ketahui ten- seperti Borobudur, Dieng, kan kemegahan yang akan ter- tang kebudayaan Cina? Kita ti- Prambanan. Raja raja Kediri, bayang, melainkan kekejaman, dak tahu karena kita tidak mau She-po bagian timur, dan para penindasan dan keserakahan tahu dan menganggapnya seba- pujangga, mempunyai pening- nenek moyang mereka. Sebab, gai bangsa taklukan. Kita mera- galan karya sastra yang bermu- saya berpikir, akan tiba saatnya sa hina kalau sampai sudi mem- tu bermutu tinggi. Selain men- anak cucu kita mengalami zam- pelajari kebudayaan bangsa cipta, mereka juga menggubah an di mana bangsa yang satu ti- taklukan. Ataukah kita me- karya sastra dari mancanegara, dak lagi menguasai bangsa yang mang benar seperti yang dikata seperti dari Hindustan dan lain. Sebaliknya, mereka beker- kan oleh para cendekiawan Ci- Benggala. Raja raja dan para ja sama, hormat menghormati na, bahwa bangsa Mongolia ada bangsawan Bali, pulau di sebe "Jangan!" sahut Ceng Ho. atas dasar persamaan derajat. "Dalam menghadapi perajurit lah bangsa pengembara, yang lah timur She-po, mempunyai Kalau Kaisar Kubilai tidak se- tahunya hanya berperang, teta- warisan budaya seni tari yang gera mengubah pendirian dan She-po, kita belum tentu sela- pi mentah dalam kebudayaan. amat piawai. Bukan hanya wa sikapnya, demikian pula para mat. Kalaupun selamat, me- pembesarnya, maka pemerinta- nang atau kalah, saya akan me- leh Kaisar dan para pembesar- sampai nanti mereka akan terus hannya tidak akan lestari. Pu- netap di She-po, tidak pulang ke nya? Yang dibicarakan tak lain mencipta tari - tari yang baru. jangga Yung San dan Meng-ki tanah air. She-po akan menjadi hanyalah soal perang dan cara- Ukiran Bali sungguh menakjub telah lama memprihatinkan hal cara memperluas jajahan." kan. Raja Katamakala atau sri ini. Bahkan, Sang Pujangga ko- "Kami ini perajurit, Paman. Kertanegara, yang akan kita non telah meramalkan: peme- Janganlah menyalahkan kami. perangi ini, baru saja memba- rintahan Kaisar Kubilai tak a- Sebagai perwira, urusan kami a- ngun canti megah untuk mendi- kan berlangsung lama." 1) dalah tentang keperajuritan. ang Sri Jaya Wisnuwardhana, Tentang kebudayaan, mestinya ayahandanya. Tiruan acra A. sudah ada yang memikirkan- moghapasha dikirim ke Mo-lo- nya," sahut Cu Lin. penghuninya. Sambil menanti redanya badai, Ceng Ho berbincang. Apa yang sering dibicarakan o- risan. Sampai sekarang dan bincang dengan Cu Lin dan Key Han. Mereka membicarakan tentang Chao Meng-fu, T'ao Yuan-ming dan Liu Yin, tiga cendekiawan Cina yang mempunyai perangai berbeda. Da mereka memang jempolan, te- alam hati Ceng Ho berka- ta, "Kalau kedua perwira tapi mentah dalam bidang ke- ini pernah membaca karya-ka- budayaan. Itu kata mereka. Se- rya Mencius, mereka akan bagai orang Mongolia aku ikut menghubungkan sikap Kaisar malu. Tetapi, itulah kenyataan- tadi dengan salah satu panda- nya. Dan itulah pula sebabnya, ngannya. Mencius berkata, mengapa penduduk Cina tidak 'Seorang raja yang akan meram menghargainya dan tidak me- pungkan tindakan besar, pasti nyukainya." akan memiliki menteri men- teri yang tak dapat dipanggil nya menghadap. Bila raja ingin mendapat nasihat, maka raja- lah yg datang kepada mereka. Aku akan menanti sebentar, a- pakah kedua perwira ini, atau salah satu di antaranya, meme nuhi harapanku." Ceng Ho diam menanti, tetapi ternyata Cu Lin berkata ten- tang sesuatu yang tak ada hubu- ngannya dengan Mencius. Key Han pun demikian juga. Dalam hati Ceng Ho berkata, "Aku ti- dak boleh kecewa. Ya, barang kali mereka lupa. Lupa? Tidak mungkinkah mereka ini me- mang belum pernah membaca atau mengenal karya Mencius? Supaya aku tidak penasaran, baiklah aku memancing ingatan mereka." Ceng Ho lalu meng- ajukan pertanyaan, "Apakah Anda berdua pernah mende- ngar tentang Mencius?" "Mencius? Siapa itu? Saya be- lum pernah mendengar nama itu," sahut Cu Lin. "Saya juga belum pernah mendengar," sambung Key Han. "Ada apa dengan dia?" Ceng Ho tidak segera menja- wab. Dalam hati ia berkata, "E, ternyata benar, mereka belum mengenalnya. Maklum, kedua perwira ini orang Tartar. Apa yang dikatakan oleh para cen- dekiawan Cina memang benar. Orang orang Mongolia adalah bangsa pengembara yang da- tang ke Cina sebagai penakluk. Dalam bidang keperajuritan KUPON TTS NO.344 "Mengapa Paman diam sa- ja?" tanya Key Han. "Apa yang sedang Paman pikirkan?" "Tidak, tidak ada," jawab Ceng Ho geragapan. "Eh, maaf, ada. Saya sedang memikir kan..., eh bukan memikirkan, melainkan teringat akan ke- rajaan kerajaan di Nan-Hai. Setiap kali berhasil menakluk kan kerajaan lain, raja penak luk beserta para pembesarnya mempelajari kebudayaan nege- ri taklukan. Sriwijaya, yang kita sebut Shi-li-fo-shih, misalnya, menghargai kebudayaan nega- ra Batanghari, atau Melayu, yang kita sebut Mo-lo-yu. Ko- non, bahasa yang dibawa, di- gunakan dan disebarluaskan ke seluruh Nusantara oleh para pe- dagang dan pelaut Sriwijaya a- dalah Bahasa Batanghari. Ma- ka, yang dikenal oleh para pen- duduk pesisir dan para peda- gang di Nusantara bukan baha- sa Po-lim-bang, bahasa orang Sriwijaya, melainkan bahasa Mo-lo-yu. Kalau ini benar, bu- kankah itu suatu bukti bahwa Sriwijaya menghargai kebu- dayaan Melayu?" "Aha, saya tahu arah pembi caraan Paman," kata Cu Lin. "Paman ingin menyatakan ke kecewaan Paman, mengapa pa ra pembesar Mongolia tidak mau mempelajari kebudayaar Cina, apa lagi menghargainya Buktinya, kami berdua tidak mengenal siapa itu Mencius. Be tulkah dugaan saya itu, Pam an?" "Ternyata Anda seorang per wira yang cerdas," kata Cen Ho sambil mengacungkan jem polnya. "Tetapi, kekecewaar saya memang beralasan, bu kan? Siapa yang menyangka "Lalu siapa yang memikir- kannya? Siapa mereka, di mana mereka, dan kapan mereka me- mikirkan kebudayaan?" tanya Ceng Ho, menantang. "Oho, ti- dak ada dan tidak pernah. Di sinilah bedanya antara para pembesar Tartar dengan para pembesar di Nan-hai, lebih-le- bih di She-po dan di San-fo-chi. Dari rakyat, para bangsawan, para pembesar termasuk para perwira sampai rajanya, mere- ka adalah para pencinta kebu- futomodeck Produksi lainnya yu sebagai tanda persahabatan dua negara sederajat. Coba bayangkan! Yang dikirim bu kan kuda atau hasil bumi, me- lainkan hasil kebudayaan buah karya seni. "Sekarang perkenankan saya bertanya. Apa hasil peninggal- an budaya mendiang Paduka Jinghis Khan? Tidak ada. Apa usaha Kaisar Kubilai untuk mengembangkan kebudayaan? Tidak ada! Apa yang akan dike- nang oleh anak cucu kita nan- ti? Tidak ada, kecuali cerita ten- "Seharusnya, orang seperti Paman Ceng Ho ini tinggal di istana Syang-tu, menjadi pena- sihat Kaisar, mempunyai ke- dudukan tinggi," kata Cu Lin, membalas sanjungannya. "Siapa yang mau mendengar- kan kata-kata saya? Saya ini orang kecil. Sebagai perajurit saja saya tidak pernah naik pangkat. Apa lagi ingin menjadi penasihat Kaisar, oho, saya ti- dak pernah bermimpi. Bukan di situ tempat saya. Bagi saya, yang penting bukanlah apa yang saya punyai, melainkan saya adalah apa, atau siapa saya. TELAH DIBUKA pt.utomodeck METAL WORKS. PREPAINTED GALVANIZED STEEL SHEETS Cocok Untuk Daerah Gempa Tahan Tekanan Angin Hingga ± 160 Km/Jam ATAP: ROOF TILE COLOR TILE ALUM TILE Suu lobang, bahan Folding Gate polos/serst kayu, oniling T, dl Keuntungan: -Mengurangi blaya overlap sampal 11 % -Mengurangi pemakalan gording Memperindah bentuk bangunan -Mengurangi resiko kebocoran -Harga bersaing BAHAN ATAP/DINDING -ZINC COATED COLOR -ZINC COATED ALUMUNIUM EMBOSSE ZINC ALUME ROLLER DOOR FOLDING GATE ATAP TANPA SAMBUNGAN Hubungi Kantor Perwakilan P.T "UTOMO DECK METAL WORKS " Daerah BALI & N.T. Jln. G. Batukaru no. 47 A DENPASAR - B . Telp. (0361) 37107 - 27198 BALI. tanah air saya dan tanah air anak-cucu saya. Kalau saya ma- ti, biar mati di She-po dan diku- bur di She-po. Saya sudah terpi- kat She-po. catatan: 1) = ep. 79 dan 85. (Bersambung). 2. PALING; 3. TPU; 4. KAS; 5. ADEGAN; 8. BEE; 10. HOW; 11. ADVOKAT; 12. GOPOH; 13. A- RAIT; 18. SAMPAR; 20. MADU RA; 22. IKA; 23. ARI; 25. RAT; 26. GAP. Ketentuan Menebak : 1. Semua jawaban ditulis di a- tas kartu pos sertakan ku- pon TTS Nomor 344 dan ki- rim ke redaksi Bali Post, Jln. Kepundung 67A Denpasar, 80232 ambat-lambatnya 24 Oktober 1991. Ingat can- tumkan kode pos. 13. I am so tired that I sleep soundly. Contoh lain : Ia demikian sibuk sehingga ia tak melihat saya. = He is so busy that he doesn't see me. Siti demikian cantik sehingga Saman mencintainya. =Siti is so beautiful that Saman loves her. Mari berlatih lagi. a. Ia demikian pandai sehingga guru-guru menyukainya. b. Ia demikian bodohnya sehingga ia tak pernah lulus ujian. c. Ia demikian gemuknya sehingga ia tak dapat lari dengan cepat. d. Pembantu baru itu demikian rajinnya sehingga ia dapat mengerjakan semua pekerjaan dengan baik. e. Ujian itu demikian sulitnya sehingga saya tidak dapat mengerjakannya. Subject - borrow something from someone/something. Kalimat bahasa Indonesia ini: Pinjamlah penggaris pada temanmu diungkapkan ke dalam bahasa Inggris dengan acuan pola kalimat di atas. Please, borrow a ruler from your friend. Kata depannya yang berbeda. Pada dalam bahasa Inggris FROM. Cobalah biasakan penggunaan kata depan yang benar itu dengan berlatih kembali. a. Saya akan meminjam buku di perpustakaan. AD b. Jangan meminjam uang padanya. Pinjamlah uang'di bank. c. Saya tongpes hari ini. Pinjamlah uang pada Berata. Ia baru saja menerima uang dari ayahnya. d. Dapatkah saya meminjam mesin ketik padanya, Kepunyaanku rusak dan sedang diperbaiki. e. Saya tidak pernah meminjam uang pada siapapun. 14. (a) Subject - lend something to someone. Kata depan bahasa Indonesia di sini sama dengan kata depan dalam bahasa Inggris. Saya akan meminjamkan sepeda saya kepadanya t menjadi : I'll lend my bicycle to him. Cobalah di bawah ini: a. Jangan meminjamkan uang kepadanya. b. Ia meminjamkan kamusnya kepadaku kemarin. c. Ia selalu meminjamkan mesin ketiknya kepada siapapun. d. Pinjamkan penghapusmu kepada adikmu. e. Saya bermaksud membangun rumah. Ayah akan memin- jamkan uangnya kepadaku. Saya senang. 14. (b) Subject lend someone something. Kalau 14 (a) digunakan untuk meminjamkan sesuatu kepada seseorang, maka 14 (b) ini untuk meminjami seseorang sesuatu. Perhatikan ini : Saya meminjamkan uang kepada temanku. = I lent my money to my friend. Saya meminjaminya uang. = I lent him money. 514 Untuk menutup pelajaran kali ini, terjemahkanlah berikut ini. Berhati-hatilah. a. Ibuku sakit dan saya tak mempunyai uang sekarang. Saya akan meminjam uang kepada pamanku. b. Saya akan meminjamkan mesin ketik ini kepadamu kapan saja engkau kehendaki. Saya mempunyai lebih dari satu mesin ketik di rumah. c. Cerita itu menarik. Coba, pinjamlah buku itu di per- pustakaan. d. Pinjamilah adikmu sepeda motormu. Kepunyaannya rusak. Ia akan menyuruh memperbaikinya. e. Temanku sekelas tidak mempunyai pulpen hari ini. Saya meminjaminya salah satu pulpen saya. Sampai di sini saja kali ini. Sudah banyak latihan dan saya harap akan bermanfaat bagi saudara yang berminat. Sampai, Minggu depan. 3. 4. pada Bali Post edisi Minggu 27 Oktober 1991. Bali Post menyediakan hadi- ah sebesar Rp 30.000 diber- ikan kepada empat peme- 2. nang masing-masing sebe- sar Rp 7.500. Pemenang yang berdomisi- li di Denpasar harap meng- ambil hadiahnya di Kantor Bali Post setiap hari kerja dengan memperlihatkan tanda pengenal yang sah. Luar kota akan dikirim le- wat pos. Pemenang TTS Nomor 342: Setyo Budiyono d.a. Kompleks SDLB 5 7 E 1. Jl. Mangga 29, Sumbawa Besar, NTB. Kode Pos 84313 Ida Bagus Pidada Susila P d.a. Jl. Manik 7- 7616! Gianyar. Kode Pos 80511 "R uang Psikologi" ja yang mempu keluarga dan hal-hal lai "An SAYA seorang mahasis saya mempunyai seorang beberapa kali melakukan menunjukkan tanda-tand haid satu bulan). Sebenarn jawab akan menikahinya, t dohkannya dengan sepupu Sekarang usia kandunga Kurang sudah 8 bulan. Ber lagi dia akan melahirkan. anak yang ia lahirkan na saya. Mengingat saya dan dekat, di mana teman-tem hubungan saya dengan dia Kini berbagai perasaan m menyesal, takut, dan peras katakan. Hal ini menyebab pada pelajaran. Kini perlu menurun drastis. Yang ingin saya tanyaka 1. Berdasarkan, kemung lahirkan oleh bekas pacar s mirip seperti saya? 2. Seandainya ya, apakal 3. Akhir-akhir ini saya n jauh dari tempat tinggal say . kan? 4. Bagaimana cara meng saya? SAUDARA PTS, Anda baik tetapi pernah sala Anda, sehingga kesalaha buntuti dan menghantu asaan berdosa, menyesa diri Anda sebenarnya m rang pengendalian diri d berpacaran. Ketika pacar Anda ak rang tuanya dengan sau Anda benar-benar men da bisa menggagalkann melarikan pacar Anda, Misalnya pacar Anda, Ar ani mengatakan dengan rang tuanya bahwa dirin hamilan tersebut Anda jawab. Tetapi bila pacar kata kepada orang tuany ani menghadap dan m adanya bahwa putrinya milan tersebut Anda yan wab. Tetapi sekarang n bur, sudah terlambat. A kepada keadaan, anak lam bahasa Jawa akan peteng". Disebut anak le tus ayahnya remang - re sesungguhnya (dalam h nya dengan ibunya tidal winan, sehingga Anda ti Kupon P Bali 3, Zainudin T.U. SMPN 3 Narmada, Kcamatan Narmada, Mata- ram. 1103 Diasuh Kode Pos 83371 4. Wulan Yudiawati Jl. Dharmawangsa 20 Banjar Tengah, Negara, Ba- th li. اردانه 4. JIKA Anda menghada problem Anda kepada Wajarka ENG Nama Usia : Ma 23 Bentuk Muka : Ov Jenis rambut : No Tinggi badan :16 Pekerjaan : Tra Alamat : Jln 10 12 13 14 16 17 19 1. Bentuk muka saya ova tubuh ideal, pertumbuhan 20 21 22 23 24 25 26 27 23 29 30 31 35 32 2. Jawaban yang benar akan diundi dan nama-nama pe- menang akan diumumkan 34 55 DIBUKA! 20 SEPTEMBER 1991 INTIRUB TIRE SERVICE CENTRE Layanan dan Jaminan Memuaskan Bagi Pemakai Ban Intirub Kini, telah dibuka INTIRUB TIRE SERVICE CENTRE. Pusat layanan yang memberikan jaminan penuh bagi setiap pemakai ban Intirub. Dan selama bulan September s/d Nopember 1991, kami memberikan service bongkar-pasang ban/ balancing secara gratis! Untuk mendapatkan keterangan lebih d m lanjut tentang layanan kami, hubungi : PT.MITRA SARANA UTAMA INTIRUB TIRE SERVICE CENTRE JI. Teuku Umar No. 85 A Denpasar Bali Telepon: (0361) 28423, 36903, Fax. : 28571 INTIRUB Ban Andalan Dunia NAM NATIONAL ASTRA MOTOR tidak tipis juga tidak teb rambut tidak lemas dan ju kaku. Apabila rambut say di-blow rambut cepat terbe rena, rambut saya "nuru saya tanyakan bolehkah makai pangkasan rambut ganti gaya? 0106 2. Apakah saya pantas gaya Demi moore? Mengin tuk muka saya oval, post ideal serta rambut gampa rut". 3. Apakah benar hasil g rambut yang baik sangat di oleh cara pemangkasanny 4. Saya bekerja di Tra dang kala tugas saya di ka bisa mengantar tamu ke ob .wisata. Bolehkan saya gaya rambut cepak misal Demi Moore? 4cm Color Rendition Chart C 1944 C. 1906
