Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1993-04-18
Halaman: 06

Konten


Halaman 6 LEILA nama saya. Paling senang kalau melihat para lelaki membelalakkan mata, jika me- mandang saya. Malam itu, di suatu kota mancanegara, usai seminar, saya tak berniat cepat- cepat ke hotel untuk tidur. Saya masuk ke sebuah cafe. Saya merasa sangat sendirian dan sepi. Dan hampir menangis. Tiba-tiba, bagai jatuh dari la- ngit, Mas Dwiki berdiri di depan saya. Saya gembira luar biasa. Ma- lam itu juga, saya tahu, Mas Dwiki-teman sekota pas kami re- maja bersama orangtua, berge- rak di bidang yang sama, Marketing Sepulang dari mancanegara, kami masih berhubungan. Mas Dwiki banyak memberi saran untuk menyelesaikan problem kantor. Ini, saya ceritakan pada suami saya, Irawan. "Kalau Dwiki bisa bantu, me- mang lebih baik. Dia kan pakar- nya Marketing." Anehnya, Mas Irawan tak ba- nyak komentar, kalau saya ce- rita saudara sepupunya itu. Dan saya makin dekat dengan Mas Dwiki. Bukan karena saya banyak dibantunya. Lebih dari- pada itu, dalam beberapa hal, kami sama-sama sepaham. Sesungguhnya, saya tidak pernah memimpikan punya teman dekat setelah menikah. Sebab, setiap kali Mas Dwiki ke- luar kota atau manca negara, ia rajin menelpon saya. Namun kini, setiap bertemu Mas Dwiki, saya seperti menye- lam ke palung laut. Ibarat bermain-main beserta Kama- jaya, Ratih, Amor dan Cupido. Kedekatan kami, membentuk suatu proses dalam diri saya. Saya bisa melihat kekurangan orang lain. Saya merasa tidak kecil hati lagi, pada bentuk hi- dung saya yang kurang man- cung. Saya, jadi lebih yakin pada diri sendiri. Saya tidak ingin kehilangan suasana hati ini. Sekalipun Eni, sahabat saya, mengingatkan. "Sebagai istri, seharusnya kau memagari cintamu, hanya untuk suamimu. Begitu kita menikah, kita kan telah bersedia jadi orang yang tidak bisa lagi bebas seperti dulu. Leila, saya tahu na- sihat ini tak sesuai dengan prin- sip hidupmu. Saya memang tidak sepaham dengan prinsipnya. Tapi, saya sangat menghargai Eni. Karena itu, saya turuti sarannya. Saya mulai menghindari pertemuan pertemuan dengan Mas Dwiki. *** MUNGKIN sikap saya ini benar. Sampai suatu hari, sulung saya bilang, "Apa yang terjadi dengan mama? Beberapa hari ini mama suka marah-marah terus." Saya jadi rikuh. Semalaman saya tidak bisa tidur. Memikir- kan seisi rumah yang jadi korban kemunafikan saya. Leila Cerpen Nunuk Priyulianti mas Dwiki, dan saya katakan pa- Esok sorenya, saya bertemu danya, "Saya tidak takut lagi bertemu denganmu". Dwiki tersenyum dengan ekor matanya. Dia memang teman de- kat yang sangat paham akan per- dengannya, saya seperti diantar asaan perempuan. Berdekatan ke dunia mimpi. Saya tak ingin terjaga dari mimpi itu. Kisah cinta ini, lebih indah dari cinta kami pada masa remaja. Cinta kami kali ini; Cinta dua manusia yang telah merasakan pahit manisnya kehi- dupan. Sehingga bentuk percin- taan kami lebih saling memberi. Tentu saja kami tidak ber- mimpi banyak. Kami sadari, masing-masing, terikat tali per- kawinan. Tanpa harapan saling mengikat. Kekawanan kami ini begitu eratnya. Eni, sahabat saya selalu bi- lang, "Prinsipmu bercinta, ha- nya rasa egoisme yang berbicara, daripada peranmu yang lain, yakni sebagai istri, ibu, perem- puan karir, dan anggota masya- rakat. Kau kan tahu, setiap orang tidak akan membenarkan sikapmu dengan Dwiki." Sekali lagi, saya menghargai RESENSI BUKU Subak bukan sekadar Organisasi Pengelola Air Ketut Sumarta, Subak Inspi- rik perhatian Presiden Gambia, rasi Manajemen Pembangunan Al Haj Sir Dauda Kairaba Ja- Pertanian (Cita Budaya, Denpa- sar: 1992) XII + 91 halaman. YANG kita pahami tentang subak adalah sistem pengairan di Bali. Sistem pengairan ini de- mikian populer sehingga mena- wara, yang konon telah mende- ngar sistem pengelolaan air di Bali ini. Tetapi apakah subak ha- nya sekadar sistem pengairan belaka? Ketut Sumarta, alumnus Fa- kultas Sastra Unud (kini warta- Kerudung, Baju Selubung Hasnan Singodimayan (2) KEHIDUPAN Merlin ber- sama Iqbal selama tiga tahun berumah tangga, diwarnai oleh kegiatannya sebagai seo- rang penyanyi lagu-lagu dae- rah dan sesekali bertindak se- bagai sinden, jika ada upacara lobi dan khusus di pendapa Ka- bupaten atau si Wisma Para- mita Kencana. Iqbal sebagai seorang suami telah bersikap sangat bijaksana. Bakat, me- nurut penilaiannya, merupa- kan anugrah Tuhan yang ber- sifat fitrah. Perkara itu pernah dibicara- kan secara langsung dengan Azizah, kemenakannya. "Pengingkaran terhadap ba- kat, tegolong dosa" ulasnya ke- tika makan bersama di tampat. kerjanya di lahan pertambakan. Hari itu, udara sangat ce- rah, tanpa awan tanpa angin. Sinar matahari yang mulai condong ke barat, memantul- kan biasan cahaya bergelom- bang dari permukaan air tam- bak yang tertimpa oleh sinar- nya dan memantul menimpa dinding dan langit-langit. Hari itu, kerja di tambak sa- ngat sibuknya, sebab pene- baran benur sepekan yang lalu, membutuhkan penang- anan secara khusus oleh setiap pekerja menurut penugasan masing-masing. Sebagian membersihkan lumut sutra de- ngan anco, sebagian memberi pakan pada setiap tempeh- baki yang menggantung di ujung jembatan bambu, seba- gian mengawasi mesin disel untuk memompa air pada tan- don yang langsung dialirkan pada paralon. Azizah, kemenakannya dan juga pekerjanya itu, meme- riksa sebagian pintu air pada setiap petak tambak, untuk mengetahui debit air yang di- perlukan, agar salinitas ter- pantau secara tepat dengan temperatur saat itu yang telah bab kebenaran kan tidak harus pendapat sahabat saya ini. Se- berada di pihak saya saja. Kemudian, saya kira ucapan Eni tidak benar. Jika egoisme kami yang lebih berbicara. Su- dah sejak lama, saya dan mas Dwiki akan minggat ke satu kota. Sebab saya memang kepi- ngin tinggal berduaan dengan Mas Dwiki di suatu tempat, pu- lau misalnya. Dan saya, Leila, takkan mu- dah lepaskan semua tanggung jawab. Karena saya memang di- lahirkan menjadi seorang ibu dan wanita karir. Sementara Eni menambahkan, "Hindari, hidari- lah Dwiki." saya coba tanpa hasil. Tepatnya, Nasihat itu, rasanya, telah hasilnya cuma, saya merasa jadi perempuan munafik. *** SEMENTARA "cinta" itu bersorak-sorai di seluruh urat nadi saya, tak seorang pun mampu mengejanya. Lantas per- cintaan itu, terasa bukan seperti milik kami lagi. Entah darimana sumbernya, direktur utama memanggil saya wan Editor) membahasnya da- lam buku Subak Inspirasi Mana- jemen Pembangunan Pertanian berdasarkan bahan-bahan yang dikumpulkan staf Biro Humas Pemda Bali dan pengamatannya secara langsung tentang sistem pengairan ini. Tak hanya itu, pe- nulis masih memerlukan konsul- tasi, juga wawancara dengan para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan, terutama, tentu saja dengan mereka yang langsung terlibat dan menangani sistem pengairan ini, seperti pekaseh atau kelian subak (pimpinan), kesinoman (juru arah) dan krama subak (para anggota). Ha- silnya, subak tidak hanya orga- nisasi pengelola air. mencapai tiga puluh derajat celsius. Kesibukan-kesibukan itu- lah yang membuat Iqbal tak pernah sempat berpikir tan- tang segala macam tingkah pola keluarganya. Sisa waktu- nya yang terbatas itu diguna- kan untuk mencipta lagu-lagu daerah dan mendengar lagu- lagu atau menonton tari-tarian dan hiburan lain serta mem- baca buku-buku. Sesekali mengantar Merlin latihan vo- kal di sanggar atau mengantar penampilannya pada saat ter- tentu sebagai sinden. Menjelang malam, kesibu- kan tampak kian meredam. Kincir-kincir di tambak telah berputar seluruhnya, suara- nya menimbulkan nada gemer- cik dengan irama timpal me- nimpal. Azizah bergegas me- masuki ruang depan untuk berganti pakaian. Iqbal yang tengah duduk di belakang meja tulis, lalu memanggilnya dan meminta Azizah untuk duduk sejenak. "Aku mau bicar denganmu." "Bicara tentang apa, man?" sambutnya tegas. "Tentang hubungan kekeluargaan." Mengapa dengan keluarga kita?" "Mereka masih enggan mengakui Merlin sebagai istriku.' "Peduli amat dengan me- reka," tangkis Azizah singkat. Kemudian diceritakan se- cara terperinci tantang un- dangan yang tidak diberi embel-embel bersama istri. Azizah sediri juga telah mem- peroleh undangan, memang ti- dak dibubuhi embel-embel, te- tapi bapaknya yang pegawai Kecamatan itu, memperoleh undangan dengan nama dan alamat yang lengkap. Kepada Yang Terhormat Bapak Mu- hammad Masdar dan istri, pe- gawai Kecamatan Jamuragi Berbincang sambil membe- nahi map-map di atas meja, Iq- bal mengharap kepada Azizah untuk sedikit berbohong ke- pada keluarganya, jika berte- patan dengan hari perhelatan itu, paman dan bibinya pergi ke Denpasar, Bali untuk meng- ikuti seminar udang di salah satu hotel di Sanur, sekalian sambil rekreasi. Azizah cuma bisa mengedip- kan matanya dan mengang- guk. Sebab makna yang diha- rapkan oleh pamannya telah dimengerti maksud dan arah- nya. Kemudian yang merupa- kan pesan terakhir, Iqbal akan menitipkan sebuah kado un- tuk mempelai yang akan nikah Malam pun kian terbenam bersama dengan hembusan angin dingin dari Selat Bali. Dinginnya menembus relung- relung tubuhnya. sehubungan kekawanan dengan Mas Dwiki. Tentu saja, saya ber- kilah, "Saya memang dekat de- ngan Dwiki, tapi saya tak mau disudutkan, dengan tuduhan merusak citra perusahaan. Saya harap bapak bersedia menetrali- sir gossip murahan itu. Saya kira ini hanya privacy saya. Toh, se- bagai manager marketing, pe- kerjaan saya beres selalu." Direktur utama, melihat saya, dengan mata sok suci. Sekalipun dia itu bilang, "Ya, Bu Leila, itu memang privacy Anda. Tenang- lah dulu, saya baru dapat la- poran, bahwa ada kenaikan pro- duk di catur wulan ini. Apa ibu telah mengurus bonusnya?" keluar dari ruang pim- pinan dengan perasaan sakit. Rasanya, baru saja saya dikhia- nati. Saya tidak mengerti, meng- apa setiap orang tidak menyukai sikap saya. Padahal saya kan ti- dak merugikan mereka. Atau memang benar ucapan ibu, "Leila, engkau kelewat romantis. Ingatlah, like and dislike itu ke- kal adanya." Saya jadi ingin seperti ibu. *** DWIKI kali ini kelihatan ti- dak tenang. "Leila, saya harap kekawanan kita ini tidak meru- sak karirmu, dan anak-anak kita. Kita berdua memang salah." "Biar saya saja yang menyele- saikan persoalan ini. Kalau saya Bali Post laki ambisius. Saya menganggap ucapan orang-orang tak seluruhnya be- nar. Kami berdua telah berusaha jadi suami-istri yang baik. Satu- satunya kesalahan kami ialah ti- dak adanya lintasan-lintasan di hati kami. Awalnya; Kami memang cuma berteman biasa. Lantas kedua orangtua kami menganggap, kami layak jadi pasangan suami- istri, dan menganggap; Cinta itu tumbuh, ya seperti orangtua kami. Kami mengantar Mas Irawan ke Bandara Soekarno Hatta. Tiba-tiba, saya merasa kacau ba- lau. Saya punya firasat, tak ba- kalan jadi suami-istri lagi. Dan saya bayangkan, seorang perem- puan akan bertemu dengan Mas Irawan. Setelah Mas Irawan pergi, ke- sedihan, kegelisahan melanda kami sekeluarga. Saya mencoba tidak larut dalam suasana ini. Apalagi, Mas Irawan sudah me- nelepon kami, menyatakan sela- mat sampai di tujuan. Namun, bayangan perempuan yang akan mencintai bapak dari anak-anak bayangan saya. saya, tak bisa saya hapus dari Ini tentu tak menyehatkan perasaan saya dan anak-anak. Saya bercerita pada Mas Dwiki akan usaha saya untuk ti- dak larut dalam kesedihan. Ka- rena saya punya banyak peran dalam hidup ini. Sebagai istri, MINGGU, 18 APRIL 1993 Dari Dunia Pewayangan Panah Pasupati Arjuna Anugrah Dewa Siwa SEBENARNYA dalam usaha mendapatkan anugrah senjata sakti dari Dewa Siwa, sebelum- nya, Arjuna bukan hanya diuji secara fisik saja oleh Dewa Indra dengan godaan tujuh widyadari- nya dari Indraloka, tetapi juga setelah widyadari itu gagal menggoda Arjuna, Dewa Indra sendiri langsung turun untuk menguji mental spiritual Arjuna. Hal itu dilakukan oleh Dewa Indra, untuk menakar kesung- guhan dan keyakinan Arjuna. Apakah dia ingin mendapatkan anugrah senjata sakti dari Dewa Siwa semta-mata hanya untuk tujuan-tujuan keduniawian, un- tuk membuktikan dirinya seba- gai sang penakluk yang tangguh. Atau terkandung maksud untuk tujuan-tujuan yang lebih mulia, untuk tegaknya dharma di dunia dan kedamaian serta kesejahte- raan umat manusia. Maka setelah tiba di kawasan pertapaan Arjuna, Dewa Indra merubah wujud menjadi seorang pertapa tua, langsung menuju ke tempat Arjuna yang sedang khu- suk melakukan tapa samadi. Se- Arjuna menjawab. Bahwa dia bertapa di gunung Indrakila, bu- kanlah atas kemauannya sen- diri. Melainkan karena ditugas- 234 Arjuna dan panah Kirata itu pun menjadi satu. Demikian pada saat Arjuna mendekati bangkai Momosimuka dan hendak men- cabut anak panahnya yang ma- sih menancap itu, tiba-tiba Ki- rata itu sudah berdiri di hadapan Arjuna, melarang mencabut anak panah itu, karena anak pa- nah yang masih menancap di bangkai Momosimuka itu adalah anak panahnya. Buruannya itu pun hasil buruannya. Karuan saja sebagai kesatrya penakluk, Arjuna menjadi ma- rah dan tersinggung menyaksi- kan ulah Kirata (Orang Gu- nung), yang dianggap berlebihan itu. Maka perang mulut sama- sama mempertahankan hak pun terjadi. Dari perang mulut ini ke- mudian berubah menjadi perang tanding dengan serunya. Tetapi dalam pertarungan itu, Arjuna juga merasa sangat heran, ka- rena Kirata itu, amat susah di- kalahkan. Arjuna tak habis pi- Dewa Indra kembali berubah kir, tetapi memang dia seorang wujud menjadi Dewa Indra. Ar- kesatrya yang tangguh, Arjuna juna menyembah. Pada waktu pantang menyerah. Pergulatan itulah Dewa Indra memberi we- pun semakin bertambah seru. tidak sanggup, pasti minta to- ibu, wanita karir, dan anggota saat setelah Arjuna usai melaku- kan oleh Maharaja Yudhisthira, jangan agar Arjuna memperke- Tiba-tiba, tatkala, Arjuna se- long padamu. Kami saling tersenyum. Sa- ling memberi kekuatan pada diri masing-masing saya memang butuh proses penyembuhan luka ini. Rasanya semua sudah men- cemooh saya, dan menganggap saya seorang pelacur. Sesampai di rumah, saya lihat Mas Irawan. Rupanya ia sudah lama menunggu kedatangan saya. "Leila, saya harap ini surprise buatmu. Saya mengajukan S3 di mancanegara. Dan dalam bebe- rapa minggu lagi, saya harus berangkat. Kau pasti tidak ikut, karena karirmu di sini dan anak anak belum selesai pendidikan- nya. Saya tahu, pasti kau meng- izinkan saya untuk berangkat. Saya titip anak-anak. Saya ber- ada di sana 3-4 tahun. Ini me- mang bukan waktu yang pendek. Apa saja bisa terjadi pada kita. Leila sesuai dengan sum- pahku di muka orangtuamu dulu, saya tidak akan mening- galkan kamu dalam keadaan apa pun. Jadi, jangan kau anggap ke- pergianku karena kedekatanmu dengan Dwiki. Cinta itu, mer- deka serta tak bisa untuk dimiliki." Saya sangat sayang sekali de- ngan bapaknya anak-anak ini, saya cium keningnya, dan mata saya jadi basah. Sungguh, Mas Irawan telah berusaha jadi suami yang baik. Kendati kata orang, dia type le- Menurut catatan, subak di dan masyarakat. Yang semuanya membutuhkan energi konsentrasi. Karena itu, wajar kalau saya butuh teman berbagi rasa yang pas. Jadi saya sangat benci kalau ada orang bilang bahwa Leila itu wanita jalang yang suka meng- umbar seks. Saya rasa ucapan itu terlalu vulgar. Seks adalah side effect dari pertemuan saya dengan Dwiki. Jelasnya, seks buat saya adalah persenyawaan dua manusia melepaskan egoisme yang ada. yang selalu ingin berdekatan, Jadi kalau ada orang mengebut saya jalang, dia pasti tidak tahu siapa saya sebenarnya. Saya Laila, tidak butuh uang dan perlindungan lelaki lain. Se- jak remaja, saya sudah belajar mandiri. Sepanjang usia perka- winan dengan Mas Irawan saya merasa malu untuk meminta uang darinya. Mas Irawan un- tungnya tahu betul sikap saya itu. Dan selama berkawan dekat dengan Mas Dwiki, saya men- jaga agar Mas Dwiki tidak mem- beri saya uang. Ya, memang ada pemberian darinya. Mungkin se- botol parfum, buku, atau benda- benda kecil. Jelas kan, saya tak pernah mencampuradukkan cinta dan kebutuhan pribadi. Kedengaran- nya naif, di zaman ini, cinta dike- (Bersambung ke Hal. 11, kol. 1) kan samadi serta merubah sikap introvertnya, tatkala meman- dang ke depan terlihatlah per- tapa tua itu. Belum sempat Ar- juna memberi hormat, sebagai lazimnya tatakrama seorang pertapa, yang wajib lebih dahulu kepada pertapa yang lebih tua, memberi hormat dan panganjali Arjuna telah diberondong de- ngan berbagai pertanyaan. Per- tanyaan kepada Arjuna itu an- tara lain, kenapa seorang per- melakukan tapa brata, masih tapa di tempat yang sesuci ini membawa-bawa senjata, berupa panah dan busur sebagai adat seorang kesatria, pelindung dharma di dunia. Menjawab per- tanyaan ini, Arjuna mengemu- kakan, bahwa dia benar seorang kesatria dari Kawindraprasta. Pertapa tua itu segera menja- wab, apa gunanya seorang kesa- trya bertapa, dengan membawa- bawa senjata pula? Kan lebih baik berada di Kawindraprasta, menyelenggarakan negara, se- hingga dunia menjadi tenteram, damai dan sejahtera. Karena yang patut melakukan tugas tapa samadi dengan melakukan pemujaan dan Suryasewana se- tiap hari adalah kaum Brah- mana. Sehingga negara, raja dan segenap rakyatnya menjadi aman, damai dan sejahtera. Menanggapi pertanyaan yang sangat konseptual dan bersum ber kepada ajaran dharma itu, Bali diperkirakan sudah dikenal Primadona Lahan Kritis sejak abad ke-9. Antara lain, ter- bukti dengan sudah dikenalnya istilah huma dan dan makah aser dalam prasasti-prasasti Bali per- iode abad tersebut. Kata huma sama artinya dengan sawah, se- dangkan makah aser diperkira- kan bentukan awal kata pekaseh yang kini dikenal di Bali untuk sebutan pemimpin puncak orga- nisasi subak. Sementara istilah subak sendiri diduga berasal dari kata kasuwakan, sebagai- mana tersurat dalam prasasti Raja Purana di Klungkung yang berangka tahun Saka 994 (=1072 Masehi). Betapapun belum jelas kapan tepatnya subak itu lahir, siapa penggagas awalnya, menjadi tak penting jika kemudian disadari, betapa subak kini tetap eksis, bahkan dalam perkembangan- nya, ia mampu menjadi sema- cam teladan bagi sistem peng- airan di luar Bali, sebut saja mi- salnya, Lombok, Timor Timur, Sulawesi Tenggara, serta daerah-daerah transmigrasi lainnya yang dituju para tran- smigran asal Bali. Ajegnya keberadaan subak di Bali, pertama-tama dapat dilihat dari kelenturannya sebagai se- buah organisasi. Subak bukan- lah sebuah organisasi yang eks- klusif, melainkan sebuah organi- sasi yang terbuka, tidak hanya dalam keanggotaan, tetapi juga dalam menerima konsep-konsep dan program pembaruan dari luar kesatuan dirinya. Karena- nya, subak di Bali bukan lagi cuma menjadi monopoli orang Bali beragama Hindu. Selain itu, dan tak kalah pula pentingnya adalah, sistem pembagian air yang adil dan merata tetap ter- jaga. Bagaimana sebetulnya adil dan merata dalam pembagian air tersebut, sehingga dapat me- muaskan para krama subak? Se- cara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. Satuan pembagian air dalam subak dinamakan tek-tek atau kecoran. Air yang mengalir lewat penampung berlebar kurang le- bih 5 cm dan kedalaman kurang lebih 1 cm dari permukaan air pada saluran ranting, diperun- tukkan buat mengairi sawah se- luas kira-kira 40 are (1 are = 100 meter persegi). Ukuran sawah seluas ini diperkirakan mengha- biskan bibit satu ikat jenis padi Bali - nonvarietas unggul. Satu ikat jenis padi ini di Bali dinama- kan satu tenah. Beratnya kira- kira 25-30 kg. Berdasarkan per- hitungan ini, luas sawah-sawah di Bali - hingga kini - dinyatakan dalam satuan tenah. Judul Buku Pengarang Penerbit Tebal Harga secara besar-besaran sering me- EKSPLORASI hutan tropis nimbulkan tanggapan pro dan kontra masyarakat baik di da- lam maupun di luar negeri. Suatu yang tidak asing lagi bagi kita, industri penebangan hutan menjadi salah satu prima- dona yang mempunyai peranan besar sebagai sumber devisa ne- gara. Namun satu hal yang patut disesalkan adalah seringnya di- jumpai beberapa pengusaha pe- megang Hak Penguasaan Hutan (HPH) melakukan pembabatan hutan hingga melampaui wi- layah operasinya. Bahkan tidak kepalang tanggung ada peng- usaha yang beroperasi menero- bos kawasan konservasi, ka- wasan yang oleh pemerintah di- gariskan untuk tidak diusik-usik, apalagi dihancur- kan hanya untuk kepentingan industri. Ini masih diimbuhi de- ngan terdapatnya pelanggaran terhadap ketentuan pemerintah yang memprogramkan tebang pilih dan penanaman kembali lahan-lahan bekas penebangan. Persoalan hutan tropika ini sudah barang tentu menimbul- kan kecemasan bagi kita karena mengingat hutan tropis selain menjadi paru-paru bumi juga menyimpan endemis flora dan fauna yang tak ternilaikan. Fe- nomena bakal remuknya hutan tropika ini banyak mengundang tanggapan di kalangan masyara- kat. Tak kurang tanggapan da- tang dari lembaga-lembaga swa- daya masyarakat, bahkan dari organisasi pembela kelestarian hutan dari luar negeri seperti or- ganisasi pertanian dan pangan dunia (FAO), International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) ikut prihatin dan cemas atas masa depan hutan tropika. Ini jelas merupakan tanta- ngan bagi kita. Hutan sebagai sumber hayati yang kita miliki harus dapat dipertahankan dari kemusnahan. Sumber daya alam ini seyogyanya tidak hanya dipa- hami saja tetapi perlu adanya pe- laksanaan dalam bentuk ke- giatan nyata yang menjadi tang- gung jawab kita, terutama bagi mereka pemegang HPH se- hingga diharapkan adanya kese- larasan antara industri per- kayuan dan kelestarian alam. Satuan tektek dalam subak Sehubungan dengan kelesta- menggunakan ukuran bersifat rian alam dan penanaman kem- tiga dimensi, yakni lebar am- bali pada lahan bebas pene- bangan, ditawarkan sejumlah (Bersambung ke Hal. 11, kol. 3) tanaman keras sebagai alterna- Ketut Sumanta SUBAK INSPIRASI MANAJEMEN PENGUNAN PERTANIAN BUDIDAYA SENGON : Budidaya Sengon : Ir. H. Budi Santosa : Kanisius, Yogyakarta, 1992 : 52 hlm : Rp 2000,- tif penghijauan. Satu di antara- nya adalah Sengon. Tanaman ini umumnya tumbuh di daerah tro- pis, semisal tegalan, tepi sungai. Namun akhir-akhir ini sengon juga ditanam di lahan kritis, bahkan oleh pemerintah dica- nangkan program sengonisasi. abangnya sendiri. Jadi dia mela- kukan tugas negara dan menu- maian, naikan perintah raja. Demi un- tuk tegaknya dharma, keda- bangsa, raja dan negara. Persis dan kesejahteraan seperti apa yang dikemukakan oleh Wiku pertapa tua itu. seperti itu, Dewa Indra menjadi Mendengar jawaban Arjuna puas. Tetapi ingin menguji lagi kesungguhan, dan ketangguhan Arjuna. Dewa Indra pun membe- narkan kata-kata Arjuna yang diucapkannya pada waktu itu. Tetapi apa gunanya bertapa un- tuk mencari dharma itu mesti dengan senjata? Arjuna menja- wab langsung, bahwa sebagai seorang pertapa kesatrya, mem- bawa senjata itu masih dibenar- kan oleh dharmaning kesatrya. Di samping untuk melindungi diri dari marabahaya di dalam hutan belantara ini, juga diguna- kan untuk mencari makanan se- lama melakukan tapa samadi, saat-saat tidak melakukan tapa brata dan yoga samadi. Sebagai makhluk hidup, kebutuhan hi- dup itu dalam proporsi yang se- wajarnya patut dipenuhi. Ini juga namanya dharma. Jangankan pertapa ksatrya, Wiku Dvijati atau pertapa pada umumn boleh bersenjata, un- tuk mempertahankan diri. Itu juga namanya dharma. Mende- ngar semua jawaban Arjuna yang jitu seperti itu, Dewa Indra amat puas. Seketika itu juga Manfaat atau kegunaan pohon sengon bermacam-macam, se- perti: penghijauan, penyubur ta- nah, bahan kayu bakar, bahan bangunan, dan sebagai bahan baku industri kertas. Sebagai penghijauan, sengon dapat dita- nam di tempat-tempat sumber pencemaran. Tindakan ini di maksudkan untuk menyerap pencemaran udara yang terjadi. Sebagai pelindung dan penyubur tanah, sengon dapat ditanam di antara pohon kopi, kakao, kapu- laga, vanili. Sedangkan di tanah persawahan, tanaman sengon di- tanam agak rapat agar terik ma- ras lagi yoga samadinya, untuk dang meringkus kedua kaki Ki- memuja Dewa Siwa, sehingga rata itu, bersinarlah sinar prab- Dewa Bermata Tiga itu akan hawa yang amat terang- menganugrahkan senjata sakti benderang. Kirata itu kembali tugas raja dan negara untuk kepada Arjuna, yang merupakan kewujud asalnya, sebagai Dewa Pasupati bersama shaktinya memperolehnya. Seusai mem- Uma Dewi pandangan mata Arjuna. beri wejangan, kepada putranya Dewa Indra gaib seketika dari Demikian pada suatu ketika di pertapaannya di Gunung Indra- kila, Arjuna sedang khusuknya melakukan yoga samadi memuja Dewa Siwa. Tiba-tiba datanglah seekor babi hutan yang meng- amuk menyerang pertapaan Ar- juna itu. Babi hutan ini adalah perubahan wujud Momosimuka, mahapatih Detya Niwatakwaca, dari Imanimantaka, yang me- mang ditugaskan untuk meru- sakkan dan menggagalkan tapa samadi Arjuna. Menyaksikan keadaan yang tiba-tiba seperti itu, dengan cepat Arjuna lang- sung memanah Momosimuka itu. Panah tertancap, menembus sampai ke jantung Momosimuka itu. Sehingga babi hutan itu mati, dengan panah yang masih tertancap. Tetapi pada waktu yang bersa- maan, ada seorang Kirata yang juga memanah babi hutan Mo- mosimuka itu. Panahnya pun juga menancap pada sasaran pa- nah Arjuna, sehingga lukanya hanya satu saja. Anehnya panah tahari dapat terhalangi oleh rim- bunnya daun sengon, sehingga pada musim kemarau pun tanah tadah hujan tersebut dapat ditanami. Arjuna terus menyembah, me- muji, memohon (Baca Bait Kaka- win Arjuna Wiwaha, Pupuh 10., 1.) Dengan menyatukan ke- kuatan lahir-bathin secara utuh (wahyadyatmika), sakala dan niskala Arjuna menyembah Dewa Siwa. Pada waktu itulah Dewa Siwa menganugrahkan senjata shakti yang disebut pa- nah pasopati, yang memiliki ke- kuatan melebur tribhwana ini. Itulah tokoh dan figur Arjuna, sang Penakluk, dalam artian se- bagai penakluk yang utuh. Baik secara fisik, maupun secara spi- ritual. Sehingga dalam takaran bobot Upaweda kurang pas da- lam pakem-pakem semacam Ar- juna si Playboy, Arjuna si tukang kawin, Arjuna sedang mencari cinta. Walau pun secara fisik pa- kem seperti itu memang ada. Te- tapi jangan terlalu dipelesetkan, dari konsep patemon mwang adisrsti. Melainkan lebih dite- kankan sebagai kesatrya yang mandireng ambek atau ambek paramarta, mampu mendahulu- kan tugas-tugas dharma, untuk kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa, raja (Pe- merintah) dan Negara. (Ngurah Oka Supartha). Sejalan dengan permasalahan ini pula, Ir. H. Budi Santosa --pe- nulis buku -- yang telah banyak makan asam garam dunia perta- nian, dan yang telah berkecim- Kebutuhan akan kertas cen- pung sebagai motivator pada derung maju seirama dengan ke- program-program Rural Deve- majuan teknologi. Permasa- lopment serta sebagai peneliti lahan yang muncul adalah jika pada proyek-proyek pertanian bahan baku kertas menipis dan menawarkan pembudidayaan harga import yang sangat tinggi. pohon sengon. Lalu apa yang bisa diperbuat de- ngan tersedianya lahan kritis di Indonesia ini? Dalam konteks ini, kayu sengon dapat dijadikan dasarnya tanaman sengon dapat alternatif bahan baku industri kertas. M Bali Post/dok SE 807 ber "se pac C pun tual tung enta bac terb L kan pun ken yan pun den niar S seo rad me ran yan yan sed kan nya hab bur ma sec tria kiar jem sec lepa bar tida kar sah kap me SISI tum teru yan der nga juju ini a dan ada (Bersambung ke Hal. 11, kol. 1) dah F dar kan ges yan Bagaimana pembudidayaan sengon agar menjadi primadona lahan kritis di Indonesia? Pada TAMPIL LEBIH BERGAYA DENGAN KOLEKSI BARU Kayuhlah sepedamu nikmati alam nan indah di hadapanmu kayuhlah .... FEDERAL CYCLE kini hadir lebih 'trendy' dengan warna-warna baru yang lebih ceria. Setia menemani Anda,mendekatkan diri pada alam Distributor Wilayah BALI & NTB: MIN P.T. MITRA PINASTHIKA MUSTIKA JI. Cokroaminoto 80. Denpasar. FEDERAL BACK TO NATURE Caple Kunjungilah Dealer kami yang terdekat : ●DENPASAR: ASA PARIS MOTOR-I, JL Hasanudin 87-89, Telp. (0361) 25331, 25332 ASA PARIS MOTOR-II, JL. Raya Kuta, Telp. (0361) 519998 BINA JAYA, JI Diponegoro No. 7, Telp. (0361) 23712 CENTRAL INDAH MEGAH, JI. Teuku Umar 126, Telp. (0361) 54234 HERO, JI. Kartini 75, Telp. (0361) 22622, 22504 JAYA SAKTI, JI. Hasanudin 69, Telp. (0361) 22426 KAYU MAS, JL. JI. Surapati 35, Telp. (0361) 26249 MUSTIKA-I JI. Kartini 27, Telp. (0361) 34916 MUSTIKA-II Jl. Raya Kuta NASIONAL JI. Kartini 66, Telp. (0361) 22119 PT. MITRA PINASTHIKA MUSTIKA JI. HOS. Cokroaminoto 80, Ubung, Telp. (0361) 435042, 435338 TIARA DEWATA DEPT. STORE, JI. Mayjend. Sutoyo No. 55, Telp. (0361) 27419, 28415 UNION JI. Kartini 8, Telp. (0361) 22753 VIRGO MOTOR, J. Diponegoro 180, Telp. (0361) 31376 GIANYAR: DYNAMO, JI. Ngurah Rai No. 83, Telp. (0361) 93701 PT TRI MITRA ABADII, JI. Raya Semabaung, Telp. (0361) 93666, 93667 PT TRIMITRA ABADI II, Jl. Raya Ubud, Telp. (0361) 93666, 93667 KLUNGKUNG: CEMERLANG Jl. Dipomegoro No.7, Telp. (0366) 21610, 21173 MATARAM: BINTANG MAS JAYA, JL Pejanggik, Telp. (0364) 36234 DUTA SEPEDA, JL. Selaparang No. 30, Telp. (0364) 22823 PD KRIDA MOTORI, JL Pecanggik 12-14, Telp. (0364) 22418 SUMBAWA: PD KRIDA MOTOR II, Jl. Raya Sweta Narmada Km. 3, Telp. (0364) 31052, 36117 NEGARA BINTANG EMAS, JI. Srikandi 4, Telp. (0365) 41151 CV. CITRA LUHUR, Desa Baluk, Telp. (0365) 42001-42204 SINGARAJA: PARIS, JL Erlangga 2 B, Telp. (0362) 41388 TABANAN ASIA JAYA, JI. Pahlawan 34, Telp. (0361) 91375 buk A buh perr Tent lam lena Ow diam A sepe purn sisi hard cara Perk ukur kan Tuha K Tuha men tersa man pern galk yang lah b N busu kan patk daar besa anku anku geja OFF THE ROAD C 577