Tipe: Koran
Tanggal: 1993-04-18
Halaman: 10
Konten
Halaman 10 Vini Alvionita Bali Post/GB Tak Merasa Disaingi WAJAHNYA tidak asing lagi, terutama bagi pemirsa TPI. Artis pemeran "kedasih" ini memang tahu betul dengan tokoh yang di- peraninya. Ia berusaha menjadi seorang gadis Jawa yang lemah- lembut, sesuai dengan tuntutan skenario. Padahal menurutnya, ia bukanlah orang Jawa. Ayah- ibunya asli dari Kota Padang. "Biar saya bukan orang Jawa tapi toh saya tidak kesulitan me- merani tokoh seorang gadis Jawa," aku Vini. "Lihat saja di si- netron tersebut, bahasa atau pun dialek Jawanya saya medok ba- nget kan," lanjutnya pada Bali Post di studio TVRI Senayan. Berbicara tentang gosip di ka- langan artis, ternyata Vini pun baru-baru ini pernah digosipkan oleh satu media ibu kota. Kata- nya, ia merasa disaingi oleh pen- datang baru yang juga adalah sa- habat karibnya di kampus. Me- nurut berita di media tersebut, sebetulnya dialah yang seharus- nya membintangi salah satu si- netron terbaru garapan TPI. "Ini sudah nggak betul. Wartawan media itu sudah seenak-udelnya bikin berita. Seharusnya setelah ia wawancara dengan sahabat saya itu, ia konfirmasi dulu ke saya," ujarnya kesal. "Gara-gara berita itu, buntut- nya saya pun jadi kesal dengan sahabat saya itu. Untung akhir- nya saya mau mengerti kalau dia itu salah omong. Yah, memang saya akui kalau wartawan pintar ngejebak dengan pertanyaan- pertanyaan," lanjut mahasiswi UI ini lagi. Bolos Wajar kalau gadis berambut panjang ini kangen dengan ma- sakan mamanya di rumah. Soal- nya untuk mencicipi masakan sang mama, Vini harus bersedia menunggu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Betapa tidak? "Bayangkan, ka- lau shooting Kedasih waktunya bisa dua-tiga bulan, sudah gitu jauh lagi, di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Dan kesempatan pulang pun juga susah. Maklum (Bersambung ke Hal. 11, kol. 5) Bali Post Koes Plus Mencari "Tonny" MESKI tanpa Tonny Koes- woyo, kelompok musik legenda- ris Koes Plus masih tetap eksis. Hanya, "hilang"-nya Tonny Koeswoyo dalam kelompok yang pernah berjaya pada dekade 70-an ini sungguh merupakan pukulan yang sangat berat bagi Yon, Yok dan Murry, yang kini aktif meneruskan grup musik yang pernah menelurkan ba- nyak album "hit". Berpulangnya Tonny ke hari- baan Tuhan Yang Maha Esa, be- berapa tahun lalu, diibaratkan Yon Koeswoyo, salah seorang personal Koes Plus, sebagai suatu ketimpangan yang entah sampai kapan dapat mereka perbaiki. "Sampai sekarang, kami me- rasa sepeninggalnya rekan Tonny Koeswoyo merupakan suatu pukulan hebat. Kami benar-benar merasa kehilangan tanpa dia, janggal sekali rasanya tampil tanpa mas Tonny," ujar Cosindo's Band Yon Koeswoyo, mengomentari penampilan Koes Plus bela- kangan ini tanpa Tonny. Tidak berniat cari pengganti- nya? "Pernah juga sih, tapi ter- nyata tak semudah yang kita duga sebelumnya. Posisi Tonny sulit digantikan oleh siapa pun, karena di antara kami ada ke- kompakan yang lebih dari seka- dar kekompakan di atas pang- gung atau dalam bilik re- kaman, "ucap Yon, yang dijumpai di TVRI ketika melakukan syu- ting untuk album terbaru mereka. Penjajagan Diakui Yon, Koes Plus sebe- lumnya pernah melakukan pen- jajagan kerja sama dengan bebe- rapa orang musisi kawakan seperti Abadi Soesman misal- nya. "Tapi itu hanya penampilan bersama, meski itu penjajagan bukan berarti Abadi Soesman akan menggantikan posisi al- marhum Tonny Koeswoyo secara pasti," kelit Yon yang didampi ngi Yok dan Murry yang kebe- tulan ikut mendampinginya. Kecuali Abadi Soesman, Koes Plus juga pernah melakukan kerja sama dengan Jelly Tobing. Lagi-lagi, diakui mereka bukan sebagai upaya untuk membuat format baru. "Penampilan kami bersama mereka itu sifatnya in- sidental saja," tukas Yok Koeswoyo. Sempat juga mereka tampil bersama Nomo Koeswoyo de- ngan membentuk Koes Bersau- dara, tapi itu juga penampilan yang tidak permanen. Sulitnya mencari figur yang dapat menggantikan posisi al- marhum Tonny Koeswoyo, di- akui mereka karena didasarkan atas beberapa hal. "Kami dan mas Tonny sudah menciptakan ikatan batin yang sedemikian kuat. Bukan sekadar ia tampil mahir sebagai gitaris, lebih dari Hidupkan Kembali Musik Brass JIKA ada kelompok band de- ngan memberi penekanan pada alat musik tiup (brass), salah sa- tunya adalah Cosindo's Band. Kelompok band asal Surabaya ini nampaknya sadar betul un- tuk apa menghadirkan alat mu- sik tiup serupa trombon, terom- hari pertama di Bali Tavern, Kuta, beberapa hari yang lalu. Show mereka di malam per- tama memperoleh sambutan me- riah dari pengunjung Bali Ta- veran. "Do you want slow rock?" teriak salah seorang personal Casindo's. Para pengunjung musik diperoleh ketika penonton memberi reaksi terhadap lagu- lagu yang mereka bawakan. "Itu lah sebabnya, kami harus bisa menguasai semua jenis musik. Kami tak fanatik terhadap suatu jenis musik tertentu. Semua mu- sik kami mainkan sebaik mung- main keyboard kelompok Cosindo's. pet dan saksofon. "Musik tiup yang ingin suasana tetap "pa- kin," ujar Rahmadi Samad, pe mempunyai warnanya tersen- diri. Dan kami mencoba, seku- rangnya, memberi ciri khas pada kelompok kami dengan alat mu- sik tiup itu. Selain itu, sekarang ini sudah jarang kelompok-kelompok band menggunakan alat musik tiup. Sudah langka," tutur Pang Pra- mono, penggebug drum kelom- pok itu di sela-sela show-nya di Metal Dicekal, akankah Kekal CEGAH dan tangkal, atau "cekal". Kata ini seakan menjadi Oleh Satrya Wibawa primadona. Tidak hanya dalam bidang politik, dalam dunia hi- buran dan seni budaya pun, ce- kal menjadi raja. Sebut saja Iwan Fals, Rhoma Irama, Teater Koma, WS Rendra. Jenis musik juga terkena. Seperti kasus lagu "cengeng dulu, musik metal pun kena cekal. Ini berarti berita duka cita bagi para penggemar metal, karena tidak lagi dapat menyaksikan video klip atau aksi panggung dari grup metal terkenal baik dari Barat maupun dalam negeri. Semua sudah tahu, sejak Ja- nuari lalu, RCTI/SCTV yang di- susul TVRI, menyatakan akan menyeleksi musik-musik yang tidak sesuai norma Indonesia. Bahkan secara jelas-jelas me- nyatakan musik metal akan di- seleksi penayangannya, walau pada kenyataannya metal distop penayangannya di layar kaca. Atau dengan kata lain, musik metal dicekal. Berbicara meng- enai pencekalan musik metal ini berarti juga berbicara mengenai peraturan dan dasar alasan yang tidak jelas. Terbukti dengan adanya pendapat-pendapat yang ber- beda dari dasar alasan pence- kalan musik metal ini. Di satu pi- hak menyatakan karena lirik lagu metal yang menyesatkan penggemarnya. Di lain pihak me- nyatakan karena irama musik yang terlalu agresif, terkesan liar dan urakan. Bahkan penam- pilannya dianggap seronok dan tidak sopan. Ada juga pendapat yang menyatakan karena musik metal dianggap tidak sesuai de- ngan kepribadian Indonesia atau tidak sesuai dengan norma ketimuran Indonesia. Namun, ada juga suatu pendapat yang menyatakan pencekalan musik metal ini bersifat sementara, ha- nya pada saat bulan Ramadhan dan SU MPR. Tidak Konsisten Di balik semua alasan yang berbeda-beda itu, ada satu hal W yang bisa diambil yaitu kita ti- dak konsisten dan konsekwen. Mungkin ada baiknya jika kita bertanya pada diri sendiri, ke- napa baik buruknya suatu bu- daya yang baru masuk selalu di- lihat dari unsur pembawa saja? Atau dari unsur asal saja? Ke- napa jarang sekali yang melihat dari unsur penerima? Atau de- ngan kata lain, kita tidak kon- sekwen karena hanya melihat dari satu sisi saja. Betapapun bu- ruknya suatu budaya baru, jika kita sebagai penerima mempu- nyai iman dan keyakinan yang kuat maka kita tidak akan terpe- ngaruh. Itu satu prinsip yang ke- lihatannya belum dimiliki atau belum disadari. Nah, sekarang kita kembali- kan persoalan kepada masalah metal dicekal ini. "Jikapun benar lirik musik metal ada yang me- nyesatkan, jangan sampai terpe- ngaruh hal itu. Tapi nikmatilah musik metal itu murni sebagai suatu hasil karya seni. Di sini juga terlihat kita tidak konsisten dan konsekwen. Di satu sisi, mu- sik metal dikatakan menyesat- kan dan tidak sesuai norma In- donesia. Di sisi lain, kita seakan menutup mata terhadap musik dangkut yang katanya milik bangsa Indonesia asli. Di antara banyak musik (baca: lagu) dang- dut, paling hanya sebagian yang liriknya "berisi". Sedangkan yang lainnya? Kosong! Tidak ada maknanya, terkecuali sekadar laris. Bahkan tidak sedikit lirik musik dangdut yang menyesat- kan, terkadang pornografi. Dan kita mungkin lupa atau tidak tahu banyak lagu metal yang li- Adegan film "Sneakers" riknya lebih mendidik daripada lagu-lagu dangdut itu. Betapa kita lupa Civil War-nya Guns'N Roses, Dead Embryonic Cells- nya Sepultura dan lagu metal lainnya yang justru lebih memi- liki "isi" Penampilan tidak sopan dan liar? Penulis tidak pernah mem- bayangkan akan menyaksikan penampilan penyanyi metal yang menyanyi dengan memakai jas licin, pantofel lengkap de- ngan dasi kupu-kupu serta ram- but disisir rapi dengan aroma parfum wangi, kemudian duduk dengan sopan menyanyikan lagu-lagu metal milik Sepultura nas kontan menyahut, "No!" Maka apa boleh buat, mereka de- ngan senang hati mencomot lagu-lagu riang The Beatles, Bob Marley, dan permintaan lagu (re- quest song) dari penonton. Me- reka benar-benar profesional se- bagai penghibur. Maklumlah, mereka hidup dari dunia enter tainment. Menurut pengakuan mereka, kebahagian bermain Kelompok Cosindo's misalnya. Lucu kedengarannya. Apakah kita lupa kalau musik metal itu mempunyai jiwa dan semangat yang bergelora? Sama seperti (lagi-lagi) musik dangdut yang kadang-kadang juga berge- rak atraktif yang terkesan "syur". Jika dikatakan tidak se- suai dengan budaya Indonesia, bagaimana yang dapat dikata- kan sesuai. Sesungguhnya itu hanya alasan klise. Alasan yang selalu keluar jika ada budaya yang baru masuk, tetapi kita ti- dak berkenan. Akankah Kekal? Namun, penggemar metal ti- dak usah terlalu kecewa. Karena sampai kini toh, lagu-lagu metal masih ditayangkan TV swasta dan TVRI. Hal serupa yang juga pernah terjadi ketika TVRI me- Siap Pakai Lahirnya Cosindo's Band pada permulaan tahun lalu di Sura- baya digagas oleh Babah Moeta- ryoga. Saat sebelum terbentuk kelompok ini, para personalnya sudah saling kenal satu sama lain. Dan sudah siap pakai" pula di bidang musik. Maka be- Bali Post/IWS nyatakan akan mencekal lagu "cengeng", tapi kini malah lagu- lagu bernada cengeng berebutan masuk acara musik TVRI. Sama seperti lagu dangdut yang dice- kal di TVRI karena dianggap porno tapi toh lolos juga. Dicekal di acara Aneka Ria Safari, toh pada acara Irama Masa Kini te- tap ditayangkan. Sekali lagi kon- sistensi dan konsekwensi tidak dimiliki oleh pihak TV kita. Se- moga saja, pencekalan metal ini sendiri tidaklah kekal. Semoga saja lagu metal ini tidak lagi di- lindas alasan klise, sehingga pe- cinta metal tidak perlu berduka. Hidup metal! *Penulis adalah Siswa SMA 1 Denpasar Gaung Kawula Metal Pribumi ADALAH musik metal yang sekarang ini sedang nge-trend di kalangan kaula muda kita. Da- lam jenis musik ini sebenarnya ada beberapa aliran. Thrash Me- tal salah satunya. Motor Head menggebrak aliran ini yang ke- mudian diikuti oleh generasi ber- ikutnya seperti Metalica, Slayer, Megadeath, Anthrax, Pantera, dan lainnya. Aliran ini menyu- guhkan musik dengan hentakan- hentakan lebih keras dari aliran metal biasa. Itsilah Thrash Metal ini ber- asal dari Amerika yang kini keta- hui sebagai barometer musik rock maupun metal. Lain pula di Inggris yang sebagai tanah kela- hiran musik metal membedakan istilah Thrash Metal dengan Death Metal. Sebutan Death Me- tal adalah istilah Thrash Metal di Inggris. Pengusung aliran ini tentu tidak jauh dari Thrash Me- tal walaupun kalau kita simak memang ada perbedaan. Penggemar metal di Indonesia akan mengenal grup seperti Se- pultura, Obituary, Masacre, Car- cass, dan Tiamat pengusung Death Metal. Suguhan musik aliran ini tidak jauh berbeda de- ngan Thrash Metal, namun Death lebih keras lagi sehingga Bali Post/ist Oleh M. Zayyad beberapa grup pengusung aliran ini yang sudah akrab di telinga penggemarnya, Yakni: Nuclear Assault, Skyclad, dan Lound Mo- wer Death. metal ini di hati kaula muda kita khususnya di perkotaan. Lekat Seperti aliran musik lainnya, musik metal juga berkembang di sini. Memang, jarang sekali ka- set Indonesia yang mengemas al- bum grup pribumi pengusung aliran ini, namun kalau kita per- terkesan tidak ada lagi harmoni-hatikan pada konser-konser mu- sasi musik di dalamnya. sik mulai tingkat kecil hingga Grind Core yang diusung oleh ketahui begitu lekatnya aliran Kemudian ada lagi aliran panggung besar, maka akan kita grup semacam Naplm Death, Suffocation, Messiah, Bold Thro- wer, dan DVC. Konsep musik ini Pada saat ini mereka boleh bisa dikatakan lebih gila lagi berbangga atas lahirnya grup dari Death Metal, yakni dengan baru yang bernama Rotor. Sudah raungan gitar yang garang, den- bisa ditebak bahwa grup ini tuman drum yang sangat cepat, mengusung aliran Thrash dan serta vokal yang tidak dime- Death. Grup ini terlahir di Ja- lahir konsep musik Hard Core. ngan para personal Irvan (gitar/ ngerti lagi. Dari Grind Core ini karta pada 1990 yang lalu de- Konsep ini tidak jauh beda de- vokal), Yudha (bass), Bakar ngan Thrash Metal atau agak le- (drum). Kemudian selang bebe- bih lamban lagi, kadang-kadang rapa waktu, masuklah personal seperti beat Grind Core kemu- barunya yakni Jodi (vokal) dan dian kembali lamban. Entah ke- Bakar sang penabuh drum di- napa, lairan ini tidak begitu di- gantikan oleh Rippi. akrabi di sini. Kaset-kaset mau- Gaung Rotor memang kurang pun disc aliran ini sedikit sekali terdengar di kota-kota kecil wa- beredar di bursa kaset kita. Ada laupun di pusat kota-kota besar Film "Sneakers" itu. Yang jelas, kami punya ikatan historis," tegasnya. Mustahilkah mendapatkan "Tonny' yang baru? "Saya rasa tidak. Hanya saja kami belum mendapatkannya. Sekarang kami sedang berusaha keras untuk mencari figur-figur gitaris yang mampu mendekati kemiripan-kemiripan yang dimi- liki oleh saudara kami itu. Ke- cuali mereka mampu seperti Tonny dalam hal permainan gi- tar, ia juga harus mempunyai si- kap dan sifat yang paling tidak mirip dengan yang dimiliki Tonny," sebut Yon, yang meng- aku popularitas kelompoknya masih tetap berkibar meski ja- rang melahirkan album lagi, ke- cuali untuk yang terbarunya sekarang. Mekanisme untuk menacari pengganti almarhum Tonny, di- akui Yon tidak dengan cara se- rampangan. "Kami melakukan- nya dengan sangat selektif, dan kami yakin suatu saat akan lahir 'mas Tonny' yang baru," tandas Murry optimis. (Rud). gitu terbentuk Cosindo's, maka try out mereka yang pertama adalah Bandung. Kemudian me- nyusul Yogya, Bali, Banjarma- eh Dan menurut rencana, pada lenggarakan show ke Los Angles. Sebagai kelompok musik, me- tahun ini mereka menye- reka ingin memiliki identitas yang kas. Dan kekhasan itu me- reka tonjolkan pada permainan alat tiup. Telah lama mereka me- netapkan diri sebagai brasa band. Kini kelompok Cosindo's Band terutama dikenal karena kekentalan irama dan tiupan tennor saksofon, terompet dan trombonnya. "Kami ingin meng- hidupkan kembali warna musik brass." cetus Rahmadi mantap. Selengkapnya para personal Co- sindo's Band adalah: Hendry M (Vokal, perkusi), S. Diono (vokal, saksofon), Yaya Kamal (vokal, terompet), Fendy Marley (trom- bon, vokal) Rahmadi Samad (vo- kal, keyboard), Ronald BS (gitar) dan Pang Pramono (drum). Cosindo's Band kini berada di Bali. Selama bulan April ini me- reka manggung di Bali Tavern Kuta. Tentu saja, dengan keken- talan warna musik brass-nya. MINGGU, 18 APRIL 1993 Sting (kanan) bersama Phil Collins Bali Post/ist Musik dan Lingkungan Hidup STING tidak hanya sosok yang semata-mata lekat dengan dunia musik, akan tetapi juga Serial Sting (5-Habis) mendapat simpati dari pengge- hidup dan kemanusiaan. Dia ti- seorang "pendekar" lingkungan dak hanya berteriak perihal ling- kungan dan kemanusiaan seba- tas dalam lirik-lirik lagunya, na- mun juga "bergerak" dalam wujud yang kongkret. Dia benar- benar ikut terlibat dalam perge- rakan, perjuangan, dan pelesta- rian lingkungan hidup di bebe- rapa tempat yang cenderung rawan kehancuran. Di samping itu, yang juga diperjuangkannya adalah menegakkan hak azasi manusia. Untuk tujuannya itu, apa yang bisa dikerjakan seorang musisi macam Sting? Yang jelas, album, kemudian hasil penjual- menggelar konser atau membuat annya disumbangkan buat tu- juan mulia tersebut. Gebrakan Sting yang paling terasa, misal- nya, ketika ia menggelar konser "The World Widlife Fund Musi- cal" di Kennedy Centre. Sebe- lumnya ia juga menggelar rang- kaian tur konser "Amnesti Inter- nasional" dalam usaha (I Wayan Suardika). perjuangannya membela hak- Musik Marimba Berdentang, Cening Ayu Mendayu FANTASTIK, mungkin ko- mentar yang masih kurang pas untuk kehadiran nada-nada sendu tembang Putri Cening Ayu dalam dentang alat musik ma- rimba. Bilah perkusi Amerika ini tidak beda jauh dengan musik tradisional Sulawesi, kolintang. Bedanya hanya pada standari- sasi bunyi hasil tabuhan stik panjang pada bilah-bilah papan di atas tabung-tabung besi. Un- tuk di Bali, alat musik satu ini baru ada dua perangkat, itupun milik pribadi keluarga Puri Ka- leran Peliatan Ubud. Pemain- nya? Kyoko Kuwayama yang mendapat gelar Jero Puspa Dewi dan putranya Gung De Maki. Lu- lusan Kunitachi Music Conser- vatory, Tokyo jurusan perkusi ini berminat mengembangkan per- mainan marimba di Bali. Dentang marimba dipadukan permainan piano, di acara Lobby Concert Irama Indah Music Centre, Kamis (15/4) malam, be- gitu semarak. Konser ini me- nampilkan gerak lincah per- mainan Tomoko Kusakari, Rit- hak azasi -- bersama sederetan musisi kelas dunia lainnya ma- cam Bruce Springsteen, Tracy Chapman, Peter Gabriel, sampai Joan Baez. Masih dalam usaha perjuangan sejenis, Sting de- ngan penuh loyalitas ikut pula membantu konser-konser lain- nya yang digelar oleh rekan- rekan musisinya, seperti konser "Live Aid", yang diprakarsai Bob Geldof, dan konser-konser lainnya. Tersentuh Begitu tersentuhnya Sting kungan, kemanusiaan, dan hak pada persoalan-persoalan ling- berapa juta dolar ia sumbangkan azasi. Sudah tak terhitung lagi, untuk tujuan itu. Sting sama se- kali tidak menerima kenyataan bahwa ada sebagian orang di be- berapa belahan dunia ini hak azasinya diinjak, dilecehkan, dan ditindas. "Binatang saja di- lindungi, kenapa manusia ti- dak?," kata Sting. suko Hoshi mendampingi Gung De Maki, Masako Kawazu dan Kyoko Kuwayama. Mereka me- nampilkan tembang Kerte Post disusul Minuete dari L. Bocherini ditingkahi tembang Jepang, Jembatan Edo. Ruang konser se- makin hangat dengan medley lagu anak-anak Indonesia. Pe- nammpilnya nada irama tem- bang Sakura mengimbangi alunan tembang Granada, dan American Patrol. Gung De Maki, hadir dengan tembang anak- anak sebelum ditutup dengan kehadiran tembang Bengawan Solo dan Putri Cening Ayu. Ma- rimba memberi improvisasi kaya dalam tembang-tembang ini. Kapan bisa kita nikmati lagi? (aswie). Musik Metal dan Petaka UNTUK kesekian kalinya, pa- Oleh Saut Sidabutar nitia pertunjukan musik artis asing di Indonesia harus meng- alami petaka. Pentas Metallica menghasilkan sejumlah keru- gian material dan spiritual se- cara langsung dan tidak. Haruskah insiden semacam ini berulang sementara peng- alaman yang didapat sudah lebih dari cukup? Akankah terjadi ce- kal pentas artis Barat di Indone- sia, khusus metal? Para pecinta musik pasti berharap jangan lagi terjadi insiden dalam bentuk apa pun di pentas artis asing berikut, khususnya musik rock. Plus-minus Musik metal yang memiliki kerakter dominan keras, bising, panas, dan tegangan syaraf yang amat sangat mudah menimbul- kan kericuhan. Namun, sebalik- nya mampu memberi kepuasan batin tak terhingga manakala mampu menguasai dari dan me- begitu akrab. Grup ini berencana untuk go International dan ini di- buktikan dengan lagu-lagu yang ditawarkan mereka hampir se- muanya berbahasa Inggris dari 9 lagu pada album perdananya yang semula direncanakan me- luncur di pasaran Januari lalu. Adapun titel albumnya adalah reka ada yang sudah menduduki Behind The Eight Ball. Lagu me- jajaran tembang rock di bebe- rapa stasion radio di ibu kota dan sekitarnya, seperti Behind The Eight Ball, Pluit Phobia, Nuclear is The Solution. Mengenai tema lagu masih sekitar masalah so- sial dan perang seperti Nuclear Is The Solution dan Pluit Phobia. agak klasik, namun masih enak Tema-tema seperti itu memang untuk dibahas, Pluit Phobia mi- salnya, adalah membahas masa undang-undang DLLAJR yang beberapa waktu lalu menjadi so- rotan dalam negeri, atau Nuclear is The Solution yang membahas konflik Arab dan Israel yang tak berkesudahan, apakah harus di- selesaikan dengan perang nuk- Kejahatan dalam Media Komputer CERITA film Sneakers ini di- abrik secara ilegal dalam meng- mulai pada tahun 1960-an, ke- uasai informasi lewat komputer. tika Bishop (Robert Redford) dan Meski anggota tim ini memiliki temannya Cosmo (Ben Kingsley) masa lalu yang suram dan patut masih sebagai mahasiswa. Me- dipertanyakan, tapi dengan reka membuat lelucon yang sa- keahliannya mereka dapat men- ngat berbahaya dengan memin- jadi satu tim yang hebat. dahkan dana sumbangan partai Anggota tim itu, Crease (Syd- Republik ke organisasi "Black ney Portier), seorang pensiunan Panthers" melalui komputer. CIA yang reputasinya buruk. Ia Dua puluh lima tahun kemu- diberhentikan tahun 1987 ka- dian, kehidupan Bishop telah rena terbukti menderita konflik mapan sebagai ahli komputer. personalitas. Carl (River Phoe- Dia mengepalai satu tim terdiri nix) berusia 19 tahun, seorang para ahli teknologi tinggi, tugas- mahasiswa berotak cerdas tapi nya membaca semua surat dan ketahuan merubah nilai ujian- dokumen penting, menyadap nya dalam komputer agar bisa serta mendengarkan pembica- dapat beasiswa. Mother (Dan Ay- raan di kantor pemerintah dan kroyd), penjahat yang baru ke- swasta, mengakses data kompu- luar dari penjara selama 18 ter sekaligus merekam perte- bulan lantaran membongkar ge- muan dan mengambil uang depo- dung. Ia pakar bongkar gedung sit siapa saja di bank. Dengan sebab peralatannya sangat leng- kata lain, tim ini mengobrak- kap dan mutakhir. Whistler (Da- vid Strathairu) walaupun buta tapi seorang genius mengenai suara. Dan Bishop, sang bos "Sneakers". nyalurkan pada aksi olah raga. Konser Metallica di Jakarta, 10 April yang lalu jadi bukti be- tapa kompleksnya penanganan kehadiran dan pementasan se- buah band metal yang sedang no- mor satu di dunia saat ini. Mampu mendatangkan me- reka saja sudah merupakan ujian nan berat buat panitia pe- nyelenggara. Apalagi sukses me- mentaskannya. Namun, ingat- kah panitia bahwa urusan teng- gung jawab bukan hanya dalam lokasi di dalam stadion, tetapi lir? Memang, musik itu penuh di- namika yang akan berlanjut terus. Demikian halnya dengan musik metal masih akan men- jadi idola kaula muda untuk waktu yang sangat panjang yang tentunya masih mengharapkan sentuhan-sentuhan baru dalam perkembangannya. FS Penulis adalah mahasiswa Padjadjaran Univ. Bandung juga di luar. Penulis yang mengikuti lang- kah mereka di lobi hotel tempat para pemain Metallica meng- inap, begitu sampai dari bandara hingga diteruskan ke konferensi pers dan meninggalkan hotel se- kitar pukul 20.00, merasakan kurang sigapnya aparat keamanan. Belum lagi sikap kaku yang kurang bersahabat dari panitia pada sejumlah penggemar yang bersikap baik dan sopan. Penulis bangga bahwa fans Metallica pun cantik-cantik setara dengan fans Michael Jackson. Selain pe- Jika kemudian Sting semakin marnya, itu bukanlah hal yang sengaja direkayasanya. Semua- nya terjadi dengan sendirinya, Album-album solo karier yang diluncurkannya kemudian, se- nantiasa disambut hangat para penggemarnya. Hitunglah sete- lah album solo perdananya, The Dream of The Blue Turtles, suk- ses besar di pasaran musik du- nia, Sting meluncur dengan al- bum kedua yang bersamaan ber- edar dengan film (dengan judul Bring On The Night. yang sama) yang dibintanginya, Albumnya yang ketiga Not- hing Like The Sun. Boleh dikata- kan ini album Sting yang cukup spektakuler. Artinya, di samping dinilai dari segi "isi"-nya yang sa- rat dengan kritik sosial, di album musisi besar seperti Eric Clap- ini juga ia dibantu oleh musisi- ton, Mark Knofler dari kelompok Dire Strait, sampai rekan-rekan lama Sting ketika masih di ke- lompok The Police seperti Andny Summers dan Stewart Copeland. Album yang meraih predikat Al- bum Terbaik versi British Pho- nographic Industry ini, konon merupakan hasil renungan- renungan terdalam Sting ten- tang hak-hak azasi manusia di seluruh dunia. Sampai kemu- diah Sting muncul lagi pada 1991 lewat album The Soul Cages. Lagi-lagi, dalam album yang di- garap dengan warna new-wave yang penuh dengan bunyi- bunyian alam ini, Sting menda- pat pujian habis-habisan. Sting, misalnya seperti yang ditulis majalah Rolling Stones, diang- gap benar-benar telah menam- pakkan jati dirinya. "Inilah al- bum terbaik Sting," tulis maja- lah musik itu. Dan yang paling gres adalah album Ten Summoner's Tales yang diluncurkannya tahun ini. Berkibarlah Sting. Berkibarlah. (Gus Martin) mau jujur, sebagian besar kaset dan album Metallica yang laris di pasaran ada di tangan meraka. Boleh Peduli Untuk urusan metal, panitia, dan promotor di Indonesia mesti evaluasi sampai sejauh itu. Apa- kah panitia bisa merasakan be- tapa publik metal untuk bisa membeli karcis termurah saja harus nabung dan irit makan de- ngan susah payah, bila perlu menjual barang-barang pribadi. Atas dasar itu, sedikit saja perasaan meraka tersinggung kontan meketus sikap yang emo- sional dan destruktif. Keamanan yang cenderung keras dan sulit disalahkan acap jadi penyulut keributan-keributan dalam kon- ser metal. Itulah yang terjadi di Lebak nulis sempat menggarisbawahi ucapan mas Seno selaku ketua Bulus beberapa waktu lalu. Me- panitia yang diwawancarai se- mang, situasi di dalam stadion buah radio FM di Jakarta bebe- bisa dikuasai, tapi di luar sama rapa hari sebelum konser bahwa sekali tak terkendali. Wajar bila penonton Jakarta lebih baik dari publik metal tadi leluasa me- numpahkan aksi spontan yang Surabaya. Kenyataan seperti itu akhir- buruk. Mereka merusak, menja- nya mesti dibuktikan pada hari rah dan menghancurkan apa pertama konser Metallica. Sejak saja yang ada sepanjang jalan siang ratusan penggemar metal Raya Pondok Indah. mengalir ke arah Lebak Bulus Semoga panitia boleh peduli persis seperti suasana mengikuti dengan tulisan ini agar di lain ke- pengumunan sipenmaru. De- sempatan jika menggelar konser ngan antusias mereka berharap musik terutama rock juga mem- dapat menikmati Metallica se- perhitungkan keamanan di luar cara langsung dengan cuma- Sadar pula bahwa publik yang stadion dalam radius yang besar.. cuma. Berharap setengah main dibolehkan masuk secara gratis. hadir itu seperti apa. Terakhir, Bukan mesti dikasihani! Tapi pernahkah terpikir bila keru- itulah kondisi sebagian besar suhan itu justru oleh ulah pe- publik metal yang serba keku- main band itu sendiri?!! Contoh rangan bahkan minus. Tapi, ma- Axl Rose! Bagaimana para pro- sih mampu melengkapi koleksi motor musik di Tanah Air, sudah album-album metal. Kalau kita siap? METALLIC A Apalagi, saat kotak hitam akan diserahkan ke dua anggota NSA, Bishop malah curiga, lan- taran dalang pencurian adalah Cosmo, teman kuliahnya yang diam-diam sakit hati kepada Bis- hop sebab ia telah berkhianat. Di sisi lain, dua anggota NSA, ter- nyata penjahat bukan dari utusan agen pemerintah. Suatu ketika, tim didatangi Karena itu, Bishop dan timnya dua orang yang mengaku dari berusaha mengambil kembali NSA (Badan Keamanan Nasio- kotak hitam, yang berisi data in- nal) untuk mencuri kotak hitam formasi mengenai Amerika, ter- karya Dr. Gunter Janek, seorang masuk pertahanannya, dari ilmuwan. Semula Bishop meno- genggaman tangan Cosmo. Seba- lak, namun setelah dipaksa bah- liknya, Cosmo menawarkan per- kan akan dibongkar data tim damaian dan kerja sama untuk Bishop, akhirnya sang bos me- memanfaatkan kotak hitam itu nyerah. Kemudian Bishop meng- kepada hal-hal yang negatif. hubungi Liz (Mary McDonell), Dengan sikap yang tegas dan kekasihnya yang punya hu- keras, Bishop menolak tawaran bungan erat dengan kalangan Cosmo. Mengingat, Bishop pu- pejabat tingkat atas. Setelah ko- nya rencana yang matang bahwa tak hitam berhasil diraih tim ia dengan timnya akan lepas dari Bishop dengan penuh kete- kasus ini dan berusaha member- gangan, tiba-tiba, tim mende- sihkan namanya dari daftar pen- ngar bahwa Dr. Gunter Janek, curian kotak hitam tersebut. Di tewas dibunuh, sehingga menim- balik ungkapan itu, ternyata Bis- bulkan kecurigaan bagi Bishop. hop dengan anggotanya ber- Kelompok Metallica si Raja Metal usaha melacak alamat Cosmo yang cukup berliku-liku, mene- gangkan dan mengecamkan. Meski gedung Cosmo berhasil di- temukan, namun sulit untuk me- nyelinapnya, sebab dilengkapi peralatan serba canggih. Un- tungnya si buta, berhasil mem- buka rahasia itu. Bali Post/ist lam era globalisasi dan informasi komputer sekarang ini. Di sam- ping itu, film ini diselingi unsur humor, sentuhan ungkapan dan sindiran politik serta kemajuan zaman. Dan boleh disebut bahwa film ini adalah kejahatan kom- puter. Yang ide cerita film ini timbul pertama kali pada suatu konvensi komputer pada tahun 1981. Kritik Peradaban Film Sneakers hasil buah ta- Memang ada yang mengiden- ngan sutradara Phil Arden Ro- tikkan bahwa film Sneakers, binson ini, mengungkap dunia nyaris mirip dengan cerita di kriminil melalui era komputer. layar televisi swasta, yakni film Benang rumitnya cerita semula New Mission Imposible, yang me- agak membingungkan, apalagi ramu ketegangan dengan peme- menonton tidak dengan seksama cahan kode-kode rahasia melalui dan konsentrasi. Namun ada layar komputer. Tentunya, film acungan jempol dari film yang Sneakers, kadar ketegangannya menarik ini. lebih menyentuh dan meng- Acungan jempol itu adalah ak- asyikkan. Dan film ini tidak ha- ting para aktor kawakan tetap nya mengritik peradaban high mengasyikkan untuk ditonton. tech yang kini melanda dunia, Sutradaranya cukup kuat dan li- namun juga mengritik per-, hai dalam mengambil setiap adaban kehidupan sosial politik adegan, sehingga tidak terkesan di Amerika sendiri. membosankan. Tema dan kisah- Barangkali, para sineas Holy- nya sangat up to date yakni cocok dengan yang sedang terjadi da- (Bersambung ke Hal. 11, kol. 6) Pra kel a dar and
