Tipe: Koran
Tanggal: 1993-04-18
Halaman: 11
Konten
MINGGU, 18 APRIL 1993 Bali Post Halaman 11 BROLAN DI BALE BANJAR Celuluk dan Ninja KATA Perang agaknya setiap orang dewasa paham maknanya. Namun, bila di belakang kata tersebut diisi kata lain untuk membentuk sebuah frase, makna kata Perang jadi berkonotasi macam-macam. Perang Teluk beda dengan Perang Celuk lain pula dengan Perang Celuluk. Kedua jenis perang yang disebut belakangan muncul di permukaan panel diskusi, yang dise- lenggarakan PWI Bali bekerja sama dengan HPI Bali, di Hotel Bali, Kamis pekan lalu. "Perang Teluk sudah jelas diakibatkan faktor politik dan kekuasaan. Tapi Perang Celuk dan Perang Celuluk di mana dan kapan terjadi, serta apa penyebabnya?" tanya Anom Cakra, peda- gang tuak yang menggelar dagangannya setiap sore di bawah pohon Ancak. "Dasar dagang tuak! Dari mana aku harus me- mulai penjelasanku, karena sikap masa bodohmu selama ini terhadap pariwisata? Kamu tidak sa- dar kalau tuakmu laris setiap sore sedikit banyak karena pariwisata. Ajin Tenteram dan Gurun Ardika berkali-kali nyaris berkelahi akibat tuakmu, juga karena kantongnya selalu penuh di- isi anak-anak mereka yang jadi guide," kilah Suarsana yang tampaknya mulai mabuk meng- habiskan tiga kele tuak. "Lho, kok marah? Aku bertanya kan karena aku memang tak tahu masalah?" "Makanya, jangan ngomong soal perang! Berpi- kir tentang setan, setanlah yang datang. Karena itu, kalau lagi mabuk kurangilah berbicara! Anom kalau bertanya, tanyalah pada orang yang sedang sadar! Orang mabuk tak mungkin mem- berimu penjelasan seperti yang kau kehendaki. Akibatnya, sebelum kamu mendapat penjelasan tentang perang yang kau tanya, kamu berdualah yang hampir berantem," tukas Serongga, yang paling disegani dalam sekeha tuak itu. "Percakapan orang mabuk memang terkadang ngawur cenderung mengundang emosi. Tapi ka- lau tidak mabuk, orang jarang berani bicara. Di mata pemabuk kedudukan dipandang rata, ka- rena gunung dan lembah dianggapnya berketing- gian sama. Lalu ide, perasaan dan maksud yang melintas di otak, segera disemburkannya lewat mulut. Nah, kalau di seminar ada nara sumber, di petuakan ada nara sembur. Aku yakin mereka tak akan berkelahi karena dialog singkat yang kau putus tadi," Rubag melontarkan pendapatnya. "Kalau kamu berani menjamin stabilitas di pe- tuakan ini, silakan minta Suarsana melanjut- kan kata-katanya! Tapi kalau terjadi keributan, aku tidak ikut bertanggung jawab." "Aku jamin Suarsana belum mabuk, meski bau alkohol menguap dari mulutnya. Dia banyak belajar dari pengalaman- pengalaman pahit aki- bat mabuk sebelum minum. Jangan sampai ter- ulang kisah lama, orang membuka botol sake di tempat lain, kita mabuk di Bali. Tolong kau lan- jutkan pembicaraanmu dengan nada rendah!" "Kuping Serongga yang terbiasa mendengar kicau kenari terlalu sensitif memantau ocehan Poksay, sehingga aku disangkanya mabuk. Dia lupa, burung dikenal tanpa menolah, lewat nada dan iramanya yang berbeda, meskipun semua bu- rung berkicau. Kembali pada masalah Perang Ce- luk yang ditanyakan Anom tadi, tentunya tidak Komentar Ida Ayu Widiastuti dari SMAN 2 (A2). Sedangkan Dewi Dian Suk- mawati dari SMAN 1 (B2) berko- mentar, "Kendati terkena isu skandal rumah tangga, Hillary tak kehilangan semangat untuk membantu suaminya." Siswa teladan se-Bali tahun lalu itu mengesampingkan nama pop- uler dari Jepang. Dua responden mengemukakan alasan tidak ter- pilihnya Masako sebagai figur. "Masako memang berhasil. Tapi bukan dia...." Yang lebih unik penjelasan Chandra Dewi, "Saya nggak memilih Masako, karena masih merupakan tanda tanya. Apakah dia bisa memperta- hankan kariernya setelah menikah." Masako? Sodorkan figur diplo- mat karier ini ke kubu SMAN 4 pasti bisa membuat Hariastatie, Novie, dan Rai Anggraeni men- ganggukan kepala. Tapi kreteria yang diinginkan Swita Dewitam- paknya lebih dari itu. Ibu Rumah Tangga Semua responden meny- atakan perlunya tiga faktor yang harus dipunyai seorang wanita yakni pendidikan, pengetahuan luas, serta mampu membina rumah tangga. Wanita tak cukup bermodalkan wawasan yang luas. Tapi harus pula mem- perhitungkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga," ungkap Mar- diana Veronika, rangking perta- ma III A-2 di Swastiastu. Sesungguhnya keinginan un- tuk memperolah jenjang (di segala aspek kehidupan) yang lebih tinggi yang bakal dirintis Primadona tumbuh pada sembarang tanah. Bahkan di tanah tandus pun se- ngon masih bisa tumbuh. Dari pengamatan di lapangan, ta- naman sengon dapat tumbuh baik di tanah regosol, aluvial, dan latosol. Tanah-tanah terse- but berstruktur lempung berpa- sir atau lempung berdebu dan kemasaman tanah sekitar pH 6-7. Cara penanaman sengon tidak sukar. Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan biji- nya. Benih yang baik adalah be- nih yang berasal dari tanaman sengon yang baik pula. Artinya tanaman induk tersebut memi- liki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak, lurus dan tegar. Semua yang berkaitan de- ngan pembibitan ini dijelaskan secara gamblang dalam buku praktis ini. Mulai dari pembi- Leila mas (Sambungan Hal. 6) untuk bermacam kebutuhan. Sesungguhnya cinta itu se- suatu yang indah. Saya merasa- kan benar, kalau saya bertemu Mas Dwiki. Saya tak gentar men- cintai Mas Dwiki. pernah terjadi seperti Perang Teluk di Timur Te- ngah. Frase itu muncul untuk menyindir per- saingan komisi yang diberikan oleh para pemilik toko kesenian pada para pramuwisata di Bali, yang dianggap kurang sehat oleh berbagai ka- langan. Celuk hanyalah nama sebuah desa, yang sengaja dicuatkan agar susunan kata-kata kede- ngaran puitis. Demikian pula kata celuluk, yang mengingatkan kita pada dunia pengeleakan! Ini masalah usang, tapi senantiasa direproduksi demi hangatnya suasana seminar atau diskusi, karena dari sisi inilah lowongan untuk mengkri- tik guide terbuka lebar. Mirip seperti kritik terha- dap dokter, membuat orang selalu memasalah- kan harga obat di apotek dan toko obat," tutur Suarsana dengan nada lebih datar, tanpa kesan mabuk. "Mendengar kata komisi genderang telingku jadi gatal. Masalah ini sepertinya sengaja ditiup- tiup kalangan tertentu untuk menutupi kekotor- annya sendiri. Seperti kata Pak Usadi, nyaris se- mua manusia berlepotan kekotoran, terlebih- lebih dalam dunia yang dilanda globalisasi ini. Ternyata orang-orang yang sok bersih ini cara berpikirnya kalah jauh dari dagang sate. Pak Sa- kerah tak pernah memilih warna kambing untuk disembelih, tapi di tempat mewah dilengkapi snack and luncheon kok orang-orang sibuk cari kambing warna hitam? Padahal urusan komisi bukan monopoli para guide, tapi amplop yang pa- ling ditunggu segala pihak. Kedudukan basah yang diperebutkan di berbagai instansi, bukan karena kursi dikencingi si Otong, tapi karena di- basahi komisi, suap dan sogok. Kalau cuma dari gajih, hanya segelintir orang yang mampu mem- biayai istrinya shopping ke Singapura dan Hong- kong atau menyekolahkan anak-anaknya ke Georgia, Berklay atau Harvard University. Kalau Perang Celuk sengaja di-up to date-kan, tanpa sa- dar kita terperosok pada Perang Tuding. Pada hal para celuluk dan para Ninja berkolaborasi ingin membunuh anak-anak negeri dengan black magic," komentar Pujawan. "Lalat memang tidak bisa membuat luka baru pada tubuh manusia. Mencocor bekas luka jadi borok menahun adalah keakhliannya. Karena itu memilih pakar dengan keakhlian mirip lalat perlu dihindari. Tidak akan memecahkan masa- lah, malah tambah membikin runyam suasana. Atau aku minta izin untuk curiga, tidakkah pakar lalat yang pintar beretorika tersebut disewa para celuluk dan Ninja untuk mengalihkan perhatian kita? Dengan demikian kecemburuan sosial kita semakin tebal tertuju pada bangsa sendiri, se- dangkan para celuluk dan Ninja dari negeri antah berantah bebas beroperasi. Ayam kampung un- tuk disantap memang enak, namun dipelihara se- lalu saling patuk dan bising. Sebaliknya ayam ras makan rakus, tidak punya waktu untuk berteng- kar, namun bila disantap, selain dagingnya ku- rang enak, juga bikin kulit gatal. Analogi ini tak perlu kujelaskan secara detil, simaklah sendiri! Sekarang aku cabut, mau mandi ke sungai untuk menghilangkan bau tuak. Sayonara!" Rubag mengakhiri ucapannya dalam bahasa Jepang membuat rekan-rekannya bertanya-tanya dalam hati. (Aridus). para siswi patut untuk disyukuri. Apalagi masing-masing sekolah telah menambah waktu ek- strakurikuler untuk mempersi- apkan anak didiknya menjadi lebih matang. Seperti pemanta- pan yang dilakukan SMAN 2 menjelang EBTA/Ebtanas mem- butuhkan waktu 4 jam sehari. Di Swastiastu, menyediakan seki- tar 21 jenis ekstrakurikuler ter- masuk7ekstrakurikulerotonom. SMAN 1, diberikan 27 jenis ek- strakurikuler serta penyediaan perangkat komputer untuk pen- ingkatan skill siswa. "Lab kom- puter sudah ada, tapi jelas belum mencukupi untuk 1.500 siswa," kata Kepsek Drs. Ida Bagus Anom. Saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan salah satu yayasan komputer untuk men- gatasi perangkat teknologinya. Ini bakal membawa dampak negatif. Ulurlah garis ke be- lakang, cowok mana yang bakal tidak minder mendekati wanita yang kariernya secemerlang Hi- lary atau Masako. Jujur saja, para siswi itu juga tak menomorsatukan karier. Contoh yang nyata, dipilihnya Masako sebagai figur lantaran putri ini rela menyisihkan seba- gian waktu (bahkan mening- galkan) karier cemerlang untuk kosentrasi ke rumah tangga. Na- mun, Veronika tampaknya ke- beratan kalau seorang wanita mengalami perubahan drastis seperti yang dialami Masako menjelang menjadi anggota kekaisaran. "Kalau harus hilang kebebasannya, ya... nggak aja deh," papar Vero. (Sambungan Hal. 6) bitan benih, kebutuhan benih, hingga persemaiannya. Dijelas- kan pula cara pemeliharaan po- hon sengon yang diawali dengan penyulaman hingga pengenda- lian hama yang mempengaruhi keberhasilan produksi. (Sambungan Hal. 1) Pada akhirnya kedudukan se- bagai rumah tangga memang harus diterimanya. Tapi tentu bukan karena itu, jika Budi Mar- tini dan Erwinawati (SMAN 4) memilih ibunya sendiri sebagai orang paling dikagumi. Sebab, biar berprofesi sebagai ibu rumah tangga, yang penting bisa mem- pertahankan kualitas penge- tahuan dan wawasan. Terlebih kata Erwiwati, "Ibu banyak memberi dorongan. Ibu itu lebih terbuka. Dalam banyak hal saya selalu terbuka kepadanya." Komentar mengirit biaya. Begitu pula dengan kiat mas- yarakat dalam berkelit menghin- dari pajak progresif, yakni den- gan cara membalik nama kepada istri atau anaknya, Samajaya tak sependapat jika mobil sang ayah yang sekadar dipakai lantas di- atasnamakan anaknya demi luput dari cengkeraman pajak progresif. "Tentunya akan berba- haya kalau sampai si anak diberi hakpenuh tentang pemilikanmo- bil yang atas namanya sendiri. Apabilakepepet jangan salahkan anak jika melego mobil orangtu- anya," tegasnya. Direktur Perkasa Motor, Komang Wirawan: "Temporer Saja" komputerisasi STNK dan BPKB Kalau memang benar biaya sebesar 15 kali lipat. "Wah... jika demikian bisnis mobil bakal lesu, sekarang saja sudah tak secerah dulu," ujar Komang Wirawan, Wanita macam kebutuhan konsumsi dari yang pokok sampai mewah. Dengan gaya hidup konsumti- vistisnya tanpa disadari wanita telah menjadi penyangga utama budaya massa dari sistem pro- duksi kapitalis. Dapat diduga wanita adalah konsumen terbe- sar simbol-simbol modernitas yang sebenarnya hanya bersifat artifisial. Dikatakan artifisial karena mereka hanya meng- adopsi sisi modernitas sebatas kulitnya tanpa dikatakan sungguh- sungguh berusaha untuk me- nangkap etos dan esensinya. De- ngan gaya konsumtivistisnya da- pat bahwa modernitas wanita baru sampai pada segi mode of consumtion dari pada mode of production. Implikasi gaya hidup konsum- tif tersebut jelas sangat luas. Berkaitan dengan masalah pen- carian sumber penghasilan da- pat menjadi salah satu alasan yang mendorong berkembang- nya budaya korupsi. Dalam kon- teks yang lebih esensial, kon- sumtivisme menjadi biang keladi yang menciptakan filsafat he- doisme dengan perilaku materialistisnya. Kenyataan demikian jelas ti- dak sesuai dengan gaya hidup se- derhana yang diteladankan Kar- tini. Sebagai clite tradisional bu- kanlah hal yang sulit baginya untuk bergaya hidup konsumtif sebagaimana yang dilakukan para priyayi. Tetapi Kartini ti- dak melakukannya. Dengan la- tar belakang kepriyayiannya justru ia merasa bertanggungja- wab atas nasib wanita dan bang- Senja (Sambungan Hal. 7) kadar hijrah ke kota, sekadar mengenali bentuk wajah kota. Padahal setiap orang mung- kin diberikan waktu untuk meng- olah diri, mungkin bisa jadi besar karena suatu pengalaman atau- pun karena kepahitan hidup. Ba- rangkali setiap orang digariskan untuk bersabar melawan waktu terhadap ketololan yang dimiliki. Seorang pemulung bisa jadi tak pernah berpikir tentang hidup- nya, idealisnya hanya begini- begitu. Setiap hari berkubang dengan barang-barang rongso- kan. Gengsinya terlalu tebal un- tuk duduk di belakang meja suatu instansi terhormat. la cu- kup menghormati eksistensinya sebagai pemulung yang cukup mendatangkan uang buat perut- perut sang keluarga, kalau ber- hasil ia beli gerobak, berbasil lagi beli kendaraan gerobak, berhasil lagi; ia membayar orang-orang dan ia buka lapangan kerja baru, tanpa ijazah tanpa surat la- maran. Pemulung yang berhasil halaman rumahnya tersusun dari benda-benda rongsokkan, barang-barang bekas yang tidak begitu indah dipandang mata. tapi itu lahannya. Peman- dangan, uang baginya, Barang- kali itu caranya mengolah hidup. DG Kumarsana Yang menarik di benak para siswa itu, sama sekali tak nyantol sosok yang tenar di panggung; la- dy rocker. Alasannya, jubah pela- jar yang mereka kenakan bukan diarahkan kejalur pentas. Apala- gidunia semacam itu tak sekadar membutuhkan aspek belajar, tapi juga bakat. "Dunia showbiz? Amit-amit kayaknya nggak per- nah terpikir tuh," vokal Suk- mawati melengking tinggi. Tapi ada satu siswi yang beridola seni- man Jodie Foster. Dua respon- den, Vonie dan Veronika juga ter- Dalam keanggotaan, subak libat aktif di pentas teater. pun membagi keanggotaan men- Bahkan sebelum persiapan jadi anggota aktif (ikut aktif da- EBTA, mereka memperoleh lam kegiatan-kegiatan gotong jatah memandu acara Rona Re- maja di TVRI Stasiun Denpasar. "Itu kan hanya hobi. Belum ter- pikirkan bahwa kesenian menja- di pegangan hidup," kata Vero. (Jarotezpe) Subak ngah, hilir. rata. yangjuga pemilik Radio Cassano- va. Namun, diakuinya, seretnya penjualan mobil hanya bersifat temporer saja. "Biasa kan jika peraturan baru diterapkan bi- asanya orang-orang kaget dan enggan membeli mobil, tetapi kalau sudah berjalan, saya yakin normal kembali dan prospek pen- jualan mobil akan semakin cer- ah," ucapnya dalam nadaoptimis. Pemilik Biro Jasa Pengurusan STNK dan BPKB, Agung Gede Wisna: "Belum Berani" (Sambungan Hal. 1) realisasi komputerisasi STNK dan BPKB," cetus Wisna seraya mengaku punya pelanggan tetap yang memanfaatkan bisnis jasa yang digeluti. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian, jadi pelaksanaannya otomatis di- tangguhkan. "Kami terus men- gadakan koordinasi dengan biro kami di Jakarta," papar Wisna yang sering mengurus mutasi Jakarta-Bali. Ketua DPRD Bali, I Gusti Wayan Sudhiksa "Asal Proporsional" "Pada dasarnya saya setuju, "Wah saya belum berani mera- malkan prospek jasa yang saya asalkan kenaikan biaya komput- kelola ini," katanya kepada Bali erisasi itu adil dan proporsional," selama ini prospek penggunajasa tarif tersebut dihantam rata, Post per telepon. Dijelaskannya, harap Sudhiksa. "Jangan sampai jalan baik. "Sebab, kami juga se- yang ditangani tetap saja ber- artinya berlaku untuk segala je- nis kendaraan," sambung Sud- lalu berkomunikasi dengan birohiksa. Sumbangan pikiran yang kami di pusat, tepatnya di Jalan dikemukakan, pengelolanya Sawah Besar, Jakarta Pusat un- hendaknya memperhatikan an- tuk memantau perkembangan tara lain klasifikasi biaya diter- apkan, seperti jenis kendaraan, isi cylinder (CC), tahun pembu- atan, lalu fungsinya--apakah un- tuk angkutan umum atau priba- di. (Sambungan Hal. 3) sanya yang terbelakang. Kepri- hatinan dan perhatian Kartini mengungkapkan besarnya kepe- kaan sosialnya terhadap perma- salahan dalam lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, jika wanita Indonesia merasa Kartini seba- gai panutannya, maka tentunya sedapat mungkin mencoba me- neladaninya. Banyak hal yang bisa ditimba dari perilaku dan pribadi Kartini kepeloporan- nya, kepekaan sosialnya, kema- tangan pribadinya, keahliannya berbahasa asing, kekritisan pe- mikirannya. Dengan bercermin kepadanya banyak hal yang bisa dipetik untuk membenahi kem- bali perjuangan emansipasi wa- nita dalam konteks pemba- ngunan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Tamu Kita (Sambungan Hal. 1) November 1981. Ketika ditanyakan alasannya hijrah dari Jakarta ke Bali, Nick- lin sempat berpikir sejenak sam- bil mengerutkan dahinya, "Kami benar-benar merasa bangga bisa hidup di Bali, selain Bali sudah terkenal di seluruh dunia, Baliju- ga sangat cocok sebagai tempat untuk mendidik anak. Semen- tara di Jakarta sendiri, semakin hari semakin sibuk, apalagi berbagai tindak kriminalitasnya sudah semakin tinggi. 10 Tips- (Djoko Moeljono) Teka-teki Silang Nomor 414 Mendatar: A. Cela, cacat; C. Baru, hangat; H. Maksud baik, kemauan te- guh; I. Sangat kecil; J. Longsor; L. Gerakan Non Blok; N. Atas Nama; O. Kurus (Inggris); Q. Pa- tuh, setia; R. Tingkah; S. Tidak khusus, tak khas; W. Sebuah ne- gara adidaya; X. Yang; Y. Tidak benar; Aa. Raja (Inggris); Bb. Pengumpulan uang oleh bebe- rapa orang, lalu diundi di antara mereka; Ce. Baris baru pada tu- lisan; Dd. Otot, pembuluh darah kecil-kecil; Menurun: Tanda yang mempunkat, per- A. Lezat, sedap; B. Tak setuju; D. tentu, isyarat; E. Serikat, per- kumpulan; F. Lelah; G. Pemerik- saan keuangan di buku-buku da gang; H. Tulisan pada salib; K. Pendamping/istri raja; M. Se- nang, suka cita; P. Pulau; T. Per- buatan untuk menyenangkan hati; M. Besi berani; V. Daya upaya, W. Berada di tempat lain saat kejadian; Z. Dendam (Ing- gris); Aa. Kejang, keras dan liat. Ketentuan Menebak: 1. Jawaban ditulis di kartu pos, sertakan Kupon TTS No. 414 dan kirim ke redaksi Bali Post, Jl. Ke- pundung 67A Denpasar 80232, selambat-lambatnya 14 Mei 1993. Ingat cantumkan kode pos 2. Pemenang akan diumumkan pada Bali Post Minggu, edisi 16 Mei 1993. 3. Bali Post menyediakan hadiah uang sebesar Rp 30.000 diberi- kan kepada tiga pemenang, masing-masing sebesar Rp 10.000. 4. Bagi pemenang yang berdomi- sili di dalam Kodya Denpasar ha- rap mengambil hadiahnya di Kantor Bali Post setiap hari kerja dengan memperlihatkan (Sambungan Hal. 3) Seks, (*Drs. Nawiyanto, Alumnus FS- Sejarah UGM Yogyakarta Dosen Fak. Sastra-Sejarah UNEJ, mendengarkan musik, nonton menyebut wanita-wanita yang ia Jember). Vini (Sambungan Hal. 10) jadwal shootingnya memang pa- dat banget, kok!" "Nah, setiap ada kesempatan pulang itulah saya langsung me- lepaskan rindu pada masakan rendang padangnya mama," se- nyum Vini Alvionita. Untuk kegiatan shooting yang berbulan-bulan itu, Vini pun ha- rus meninggalkan kegiatan ku- liahnya di kampus UI, Depok. Dengan jujur Vini mengakui bahwa ia pun merasa sungkan kalau terus-terusan minta izin dengan pihak perguruan, dan akhirnya Vini pun nekad bolos kuliah. "Walau bolos kuliah, tapi absen saya tetap masuk," tutur- nya. Lho, kok bisa? "Terang bisa dong, wong saya titip tanda ta- ngan dengan teman-teman kok," aku Vini. "Kalau ada ujian yang belum saya ikuti, maka pintar pintarlah saya mendekati dosen- nya supaya diizinkan ikut ujian susulan. Kalau tidak diizinkan, paling-paling tinggal gigit jari He he he!" (Gebe). Putri sedia kala. Putri Sekar Putih ke- mudian dibawa oleh utusan Pa- ngeran Wijanarka. Di kerajaan Pangeran Wijanarka dilang- sungkan pesta atas pernikahan Pangeran sendiri dengan Putri Sekar Putih. Berita pernikahan Pangeran Wijanarka dengan Putri Sekar Putih itu sampai ke telinga Raja Janabu dan Raksasa Sukesi. Dua Raksasa kakak beradik itu jadi geram. Mereka secara diam- diam memasuki kerajaan Soka- puja dengan niat mencelakakan Putri Sekar Putih, agar raksasa Sukesi bisa menjadi istri Pa- ngeran Wijanarka. Ketika mereka telah masuk ke istana dan menemukan per- aduan Putri Sekar Putih mereka menjadi gembira. Raja Janabalu sekali lagi minta bantuan para setan dan lelembut untuk meng- ubah Putri Sekar Putih jadi se- kuntum bunga mawar. Dan, mengubah Raksasa Sukesi jadi sama dengan Putri Sekar Putih. Niat buruk itupun terlaksana. Dengan perasaan gembira Raja Janabalu pulang karena telah berhasil membantu adiknya yang ingin menjadi istri Pa- ngeran Wijanarka. royong subak) dan anggota pasif (tercatat sebagai anggota, tetapi tidak ikut aktif dalam kegiatan gotong royong subak). Perhi- tungan penjatahan air disama- kan, hanya, kepada anggota pa- Suatu hari Resi Mandaraka sif diwajibkan membayar de- ngan sejumlah uang sebagai datang ke istana Pangeran Wija- pengganti atas ketidakterlibat- narka. Ia diterima dengan gem- annya dalam kegiatan peng- bira oleh Pangeran Wijanarka. (Sambungan Hal. 6) adaan air irigasi. Iuran itu dina- Tetapi Resi Mandaraka heran makan pengampel, yang tak serta curiga mendapati Putri Se- bang saluran air yang masuk ke petak sawah, tinggi air serta ke- perlu dibayar oleh anggota aktif. kar Putih sama sekali tidak Dengan tata cara pengaturan mengenalnya. Penampilannya cepatan alirannya. Tinggi air pembagian air seperti itu, ham- pun lain dari biasanya. Diam- dan kecepatan aliran air dibuat pir tak ada celah bagi ketidaka- diam Sang Resi kemudian berse- sama, sehingga kecepatan air dilan pemberian hak bagi setiap medi untuk melihat keadaan yang masuk ke masing-masing anggota subak. Pada gilirannya yang sebenarnya. Ia bisa melihat petak sawah relatif akan sama semua anggota subak mendapat bahwa Putri Sekar Putih yang di dibandingkan dengan ke sam- hadapannya sekarang bukan Pu- ping. Dengan demikian, variabel pembagian yang adil dan me- tri Sekar Putih yang sebenarnya. yang berubah hanyalah lebar Lalu ia berkata dengan Pa- Produksi kayu sengon selain ambang saluran air. Lebar am- ngeran Wijanarka. dipengaruhi oleh teknologi pem- bang ini disesuaikan dengan luas budidayaannya juga dipenga- dan jarak lahan sawah dari sum- ruhi oleh umur tanaman itu sen- ber air. Artinya, petani yang me- diri. Semakin tua sengon sema- miliki lahan sawah lebih luas kin lebar diameternya, dengan tentu ambang saluran air ke pe- demikian produksinya pun se- tak sawahnya akan lebih lebar makin tinggi. Besarnya diameter daripada yang cuma punya kayu yang hendak ditebang hen- lahan sedikit. Begitu pula, sema- daknya disesuaikan dengan ke- kin jauh lokasi lahan dari sum- butuhan konsumen. Dalam me- ber air, ambang salurannya akan nebang sengon juga diperhati- semakin lebar daripada yang de- kan pelestarian kemampuan kat dengan sumber air. lingkungan. Artinya, sebelum di- Selain itu, pembagian air da- lakukan penebangan sudah di- lam subak masih mempertim- siapkan bibit-bibit sengon baru bangkan kemungkinan lain, mi- dan penebangannya jangan me- salnya jenis tanah lahan ga- rusak sengon lain yang belum rapan anggota. Bukan mustahil ada tanah anggota yang tanah- saatnya ditebang. Melihat ulasan yang lengkap nya berpasir (porous) sehingga dan sederhana, buku ini sangat kebutuhan air lebih boros. Ke- bermanfaat bagi petani-petani, pada anggota dengan kondisi para transmigran yang meman- lahan seperti ini diberikan kele- faatkan lahannya, juga bagi para bihan pemakaian air yang secara penyuluh lapangan yang ingin teknis di Bali dinamakan pabias, membudidayakan sengon seba- maksudnya gai lahan prospek. Dilengkapi santunan. juga dengan analisa keuntungan tentu sejenis Jika volume air waduk cukup, Tapi, apa pun yang terjadi, saya tetap Leila, perempuan serta analisa usaha pembibitan pemberian air dilakukan seren- yang senang, bila ada lelaki sengon, sehingga memberikan tak dari hulu ke hilir. Namun, membelalakkan mata meman- gambaran tentang modal yang pada saat volume air turun, dang kecantikan saya, bukankah diperlukan dan keuntungan maka pemberian air akan dila- kukan bergilir atau dirotasi. Bila saya harus mensyukuri karunia yang dapat kita raih. Tak usah menunggu lagi, se- keadaan ini terjadi - dan umum- Tuhan atas pemberian-Nya, se- bab mata saya bagus, kulit saya gera miliki buku ini jika Anda nya jarang kecuali dalam musim putih bagai cempaka, dan bibir ingin ikut program sengonisasi kemarau panjang wilayah saya sensual... namun yang pa- seperti yang telah dicanangkan suatu subak tampak seolah-olah ling penting cinta saya tetap pemerintah sambil meraup dibagi tiga kelompok, yakni ke- lompok sawah di bagian hulu, te- keuntungan. (Erwin BS) utuh untuk suami saya. "Pangeran, melihat kecanti- Subak sebagai Sistem Sosial kan Putri Sekar Putih saya jadi Jika mau menyuruk lebih jatuh cinta. Karena dahulu saya jauh, subak ternyata bukan se- telah menyembuhkannya maka kadar manajemen pembagian saya minta Pangeran mau me- air. Subak sesungguhnya meru- nyerahkannya kepada saya." pakan perwujudan kongkret Mendengar kata-kata Resi atau sebuah sistem sosial masya- Mandaraka tersebut, Pangeran rakat Bali. Unsur-unsur dasar Wijanarka jadi marah. Ia tidak dalam sistem sosial yang telah rela menyerahkan Putri Sekar kita miliki seperti, gotong Putih yang sangat dicintainya royong, demokrasi, keadilan dan itu. Akibatnya, terjadi perkela- kepedulian terhadap lingkungan hian antara Pangeran Wija- tercermin dalam amat nyata da- narka dan Resi Mandaraka. Pa- lam subak, yang secara amat ringkas disederhanakan dalam Pengalaman - bentuk konsep Tri Hita Karana; (Sambungan Hal. 5) Tuhan-manusia-lingkungan. Subak di Bali hampir identik de- "Iya Wi, lagian hari-hari per- ngan kebersamaan, kepen- tama kan kita nggak langsung tingan, tujuan, semangat sosial, belajar. Paling-paling mulai be- yang semuanya ini terkonsep lajarnya minggu depan," sam- baik secara tertulis melalui bung Ita. peraturan-peraturan tertulis (awig-awig adat) maupun ber- upa sanksi moral. Dalam era teknologi ini, su- bak, baik dalam era peranannya sebagai manajemen pengelolaan air maupun sebagai sebuah sis- tem sosial, telah teruji keberada- annya sebagai warisan tradisi yang tetap ampuh memainkan peranannya di Bali. Bahkan da- lam sisi lain, ia mampu menjadi aset dalam kepariwisataan Bali. (I Wayan Suardika). "Eh, ada bel berkumpul tuh, ayo kita ke sana. Siapa tahu kita bakalan disuruh pulang." Mereka berjalan menuju ha- laman sekolah di mana anak- anak yang lain sudah banyak yang berkumpul. **** Sakirman Jln. PB. Sudirman RT 8 Gang 4 no. 6 Denpasar.- Film televisi dengan pikiran santai. maksud. 10. Belum ampuh juga? Bah- Inilah dampak dari sebuah ke- kan kepala Anda mulai pusing bebasan. Ketika aturan per- dan mata pedas berair. Kalau su- gaulan kian longgar, dan norma dah tahap ini, maka sudah saat- moral diterjamahkan penuh nya Anda pergi ke dokter untuk kekeliruan, maka kesempatan konsultasi. Kemungkinan Anda untuk melakukan apa yang yang kis atau fisik. sedang menderita gangguan psi- disenangi menjadi terbuka lebar. "Udah deh, Mas. Jangan bicara (Ir. Nunuk Priyulianti). moral di tempat semacam ini," ujar seorang gadis yang mengaku asal Jakarta di sebuah bar di Ku- ta. "Kalau Mas ini mau ngomon- (Sambungan Hal. 10) gin kebebasan seks, Mas kayak wood sudah merasa kehilangan musuh dalam membikin cerita, Kebebasan seks telah lama terja- orang yang bangun kesiangan. setelah adanya perang dingin di. Kalau Mas melihat kehidupan antara Barat dan Timur, se- kebebasan seks di Jakarta, di hingga musuh yang paling tepat sana lebih edan," cerita gadis itu adalah lingkungan atau sekitar rileks, seakan bicara soal seks diri pribadi rakyat Amerika sen- baginya bukan sesuatu yang be- diri, yang muncul dari mana saja rat. "Apa Mas nggak tanya ke dan memperebutkan apa saja. saya, apakah saya sudah pernah Apalagi, zaman saat ini menggu- belum melakukan hubungan nakan komputer merupakan seks?" tanyanya menantang. Se- suatu kebutuhan, sehingga sang buah keberanian pangkat dua punya cerita mencoba meramu dari seorang wanita! komputer dengan kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Lebih dari itu, memang Sneakers merupakan sajian yang enak di- tonton dan menjadi suatu bagi kita bahwa komputer bisa dijadi- kan unsur kejahatan. (Endy Poerwanto). (Sambungan Hal. 5) ngeran Wijanarka kalah dan lari bersama pembantunya ke tem- pat ayahnya, Prabu Balayuda. Mendengar laporan putranya diganggu oleh Resi Mandaraka, Prabu Balayuda menjadi marah. Ia menyuruh para prajurit me- nangkap Resi Mandaraka. Te- tapi Resi Mandaraka tidak mela- wan, ia ditangkap oleh para prajurit. *** WANITA dan seks. Inilah per- soalan sepanjang zaman, dan se- lalumenarik. Kebutuhan seksual itu sebetulnya sesuatu yang alamiah. Wanita memerlukan hubungan seks sama alamiahnya dengan lelaki. Barulah ia diper- soalkan ketika masalah moral di- masukkan ke dalamnya. Tetapi zaman berputar. Pengaruh glob- alisasi hampir melanda segenap negara dan bangsa di dunia ini. Pengertian moral mendapatkan guncangan hebat. Apa yang se- cara moral dilarang, dalam keny- ataan berjalan terus. Hubungan seks pranikah, misalnya, jelas-je- las mengingkari norma dan aga- H B G D E J K L M N Ο P Q R S T Didy'S U W X Z Aa V Y Cc Bb H tanda pengenal diri yang sah dan masih berlaku. Luar kota akan dikirim lewat pos. Pemanng TTS Nomor 411: 1. Mei Cen Kelas III 7, SMP Negeri 2 Denpasar Jl. Gunung Agung Denpasar 2. Ni Ketut Sudi Pringgadani Jl. Ahmad Yani No. 93 A Singaraja, 81116 3. Komang Anom Darmestan Mess SD No. 2 Buruan, Blahbatuh, Gianyar, 80581. Jawaban TTS No. 411 Mendatar: a. Sukses, d. Telaga, g. Esa, h. Unggul, i. Nil, J. Ukir, 1. ma. Namun dalam kenyataan, orang tak takut oleh peraturan, norma, dan dosa. Itulah, kumpul kebo jadinya jalan terus, hubun- gan seks jalan terus, pada hidung belang pergi ke lokalisasi jalan terus. Kita bisa saja terkecoh, dan melihat hidup ini berjalan baik baik saja. Tetapi mungkin seba- gian kita tak tahu, hidup pun su- dah kian pandai berdusta. "Jan- gan terkecoh dengan wajah ke- mayu, anggun, seakan ia tak per- nah tersentuh lelaki," pesan seo- rang pemuda, sebut saja Anton masuk sebuah diskotik di Den- supaya gampang, di depan pintu pasar. "Sembilan dari sepuluh cewek tipe itu hampir pernah berhubungan dengan lelaki. Saya buktinya. Saya beberapa kali dapat nampah (bahasa slang remaja Bali, yang berarti bersen- ggama-red) cewek-cewek tipe be- gitu. Ah, cewek pun bisa berbo- hong hanya melalui wajahnya," ungkapnya tersenyum. Hubungan seks bebas di kalan- gan orang-orang pranikah, bah- kan orang-orang telah menikah sekalipun, tampaknya terjadi dan terjangkau hampir di semua lapisan kehidupan masyarakat, dari tukang bordir hingga orang yang tak kekurangan duit. Yang agak malang adalah para wanita tukang bordir, pelayan toko, atau sales girl, kerap kaum semacam ini menjadi sasaran incaran kaum hidung belang. Memang tidak se- mua dari mereka bersedia diajak kencan. Tetapi tak kurang pula yang mau. Kita tak pernah me- ngerti mengapa. Terjadi saja, di se- buah tempat, di waktu yang lalu, bahkan mungkin di waktu men- datang. Seorang gadis yang cukup kon- dang dalam hal "begituan" di DAPUR LITBANG Dd Rampas, n. Onta, p. Patut, q. Utama, s. Tinju, t. Uban, v. Par- kir, x. Nuri, z. Dot, aA. Suitor, bB. Ria, cC. Umpama, dD. Rantai. Menurun: a. Studia, b. Segera, c. Selamat, d. Tanda, e. Lalu, f. Aparat, k. Kitab, m. SPA, o. Te- nar, q. Uap, r. Maksasar, s. Tunggu, t. Uraian, u. Ngarai, w. Astra, y. Idea. Kupon TTS Nomor 414 (Sambungan Hal. 1) Denpasar ini, pada suatu hari di pinggir Pantai Kuta menu- turkan, "Saya tahu banyak siapa wanita-wanita yang bebas diajak kencan, dari teman-teman saya satu sekolah sampai tante-tante, dari yang bisa dibayar sampai yang gratisan. Mastaditanya apa yang mereka cari? Oh..., kalau soalitu saya kurangtahu. Ituuru- san masing-masing. Kalau saya sih kepingin enjoy. Diajak makan okelah. Saya tak minta duit. Ng- gak enak. Paling diajak makan saja. Dan itu sudah cukup. Kalau buah rumah yang kosong. Nggak saya lagi kencan, mau saya se- ada siapa-siapa. Terserah orang maungatain saya apa. Yang pent- ing saya nggak mengganggu mereka, dan mereka nggak mengganggu saya," lalu gadis itu menyebut sejumlah nama, peker- jaan, di mana bisa dihubungi wanita-wanita yang bisa diajak kencan. "Mereka bukan pelacur, Mas. Mereka orang baik-baik, punya pekerjaan baik-baik. Kalau Mas mau kenalan, nanti saya ajak Mas menemui mereka," tawar gadis itu tersenyum. Wanita dan kehidupan sek- snya, kini telah terbuka secara di- am-diam. Disadari atau tidak, mereka telah mulai menggugat sesuatu yang paling pribadi atas apa yang menjadi haknya. Jika untuk perlambang cinta, seks bisa menjadi sesuatu yang suci. Tetapi bukan tak mungkin seks menjadi sesuatu yang kotor. "Yang mengatakan seks sebagai sesuatu yang kotor, karena mere- ka yang mengatakan begitu belum mandi," sahut Madonna ketus dalam sebuah wawancara. Nah, siapa yang benar? (I Wayan Suardika) LAHRAGA Di dalam sidang agung, Resi Mandaraka dijatu hukuman mati oleh Prabu Balayuda. Resi Mandaraka menerima putusan itu tetapi sebelum hukuman ter- sebut dilaksanakan, ia minta ke- pada Prabu Balayuda agar diri- nya diberi kesempatan untuk melakukan yang disenangi. Lalu ia mengeluarkan sekuntum bu- nga mawar, kemudian berse- medi. Bunga mawar itu tiba-tiba berubah menjadi Putri Sekar Pu- UNTUK meningkatkan kesegaran jasmani tih. Hal itu menjadikan orang atau kebugaran badan, dapat ditempuh berbagai orang di situ bingung, terlebih Pangeran Wijanarka. Maka, aktivitas. Aktivitas yang dipilih hendaknya me- Resi Mandaraka berkata kepada menuhi persyaratan. Tidak setiap olah raga da- Prabu Balayuda, "Sang Prabu pat meningkatkan kesegaran jasmani. Mengang- yang bijaksana, saat ini ada dua kat barbel bukanlah aktivitas untuk meningkat- Putri Sekar Putih. Tentu salah kan kesegaran jasmani. Olah raga ini hanya satu dari mereka adalah palsu." meningkatkan kekuatan otot. Jantung, paru dan "Resi Mandaraka, kau jangan pembuluh darah, tidak banyak berperanan da- membuat kami bingung. Jangan lam aktivitas mengangkat ini. Begitu pula lari ce- menggunakan kesaktianmu un- Meningkatkan Kesegaran Jamasmani tuk mengacau kami", kata Prabu pat 100 meter, bukan tipe olah raga untuk me- ningkatkan kesegaran jasmani. Olah raga ini ha- Balayuda dengan marah. "Ampun Sang Prabu, bukan nya meningkatkan kecepatan. Jantung, paru dan maksud hamba untuk meng- pembuluh darah, tidak banyak ikut terlatih da- acau. Hamba melakukan ini un- lam aktivitas lari cepat ini. tuk menunjukkan kebenaran,' kata Resi Mandaraka mantap. Lalu Resi Mandaraka mengam- Oleh Ngurah Nala bil telur mentah yang telah bu- suk. Sebelum ia memberikan ke- pada kedua Putri Sekar Putih, telur itu diberi mantra. Katanya, Olah raga atau aktivitas yang termasuk dalam "Putri Sekar Putih, barang siapa tipe untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang mau makan telur ini, dialah adalah yang memenuhi persyaratan tertentu, Putri Sekar Putih yang asli. Ka- yakni TWIF. Apakah TWIF ini? T adalah sing- rena yang memakan telur ini, katan dari Tipe aktivitas (macam olah raga), W adalah yang setia pada Pangeran adalah waktu, I adalah intensitas, berat ringan- Wijanarka." Pertama sekali yang diberi ke- nya aktivitas, dan F adalah frekuensi pelatihan dalam seminggu. T atau Tipe olah raga yang dipi- sempatan untuk memakan telur busuk itu adalah Putri Sekar Pu- lih harus melibatkan sebagian besar otot tubuh tih ciptaan Resi Mandaraka. Pu- pada waktu bergerak melakukan aktivitas olah tri itu tidak tahan oleh bau busuk raga tersebut. Kalau hanya jari tangan saja atau telur, muntah-muntah. sebagian kecil otot tubuh yang bergerak, maka Keadaan ini menggembirakan olah raga tersebut bukan tipe yang harus dipilih. Putri Sekar Putih yang satunya Waktu-waktu agar dapat meningkatkan kese- lagi. Dengan senang ia makan te- garan jasmani harus dapat memacu jantung lur busuk itu. Tetapi kemudian ia terjadi keanehan. Sedikit demi hingga berdenyut optimal dalam jangka waktu sedikit putri itu berubah wujud- antara 15 sampai 60 menit. Bila kurang dari waktu itu, tidak dapat dipergunakan sebagai sa- nya menjadi raksasa. Ketika sa- dar putri itu jadi bingung. Ia me- rana untuk tujuan meningkatkan kesegaran jas- nyerang Resi Mandaraka. De- mani. Bila lebih lama dari 60 menit atau satu jam, ngan cepat Resi Mandaraka akan terjadi pemborosan tenaga yang tidak perlu. menghindar sekaligus menye- Waktu pemulihan akan terlalu lama, padahal tangan Resi Mandaraka. rangnya. Raksasa Sukesi mati di efek yang diperoleh sama dengan pelatihan ku- Resi Mandaraka dibebaskan rang 1 jam dengan intensitas yang sama. dari hukuman. Bahkan Prabu I atau Intensitas pelatihan atau berat- Balayuda memberikan hadiah ringannya pelatihan, dipergunakan sebagai kepadanya, karena dia telah ber- ukuran ialah denyut nadi. Denyut nadi pelatihan hasil memusnahkan kejahatan. besarnya disesuaikan dengan umur. Denyut nadi Raja Janabalu pun tidak berani pelatihan yang memenuhi persyaratan adalah se- menuntut balas karena takut besar 3/4 x 200 = umur dan terbesar ialah 200 - akan kesaktian Resi Mandaraka. Demikianlah Putri Sekar Pu- tih yang asli hidup rukun ber- sama Pangeran Wijanarka. Diceritakan oleh Ayu Widiani Jin. Wira Blok E3 Perum Bali Beach-Sanur umur, untuk mereka yang bukan atlet. Jika umur Anda sekarang 40 tahun, maka denyut nadi pela- tihan Anda minimal = 3/4 x 200 - 40 = 3/4 x 160 = 120 denyut per menit. Dan maksimal denyut nadi pelatihan sebesar = 200 40=160 kali per menit. Untuk mencapai frekuensi denyut nadi setinggi ini dibutuhkan waktu. Dan Denyut nadi setinggi ini dipertahan- kan beberapa menit agar mampu meningkatkan kesegaran jasmani. F atau Frekuensi merupakan banyaknya pelatihan dalam seminggu. Pelatihan yang dapat meningkatkan dan mempertahan- kannya, frekuensinya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu dan maksimal 6 kali seminggu. Lakukanlah pelatihan berselang-selang, antara pelatihan dan istirahat. Kalau hari ini melaksa- nakan pelatihan maka pada keesokan harinya is- tirahat. Kemudian dilanjutkan pada hari berikut- nya dengan pelatihan lagi. Tetapi jangan istira- hatnya lebih dari 2 hari berturutan. Kalau hari Senin berlatih, maka diikuti dengan pelatihan pada hari Rabu atau Kamis, jangan hari Jumat. Karena ada selang waktu istirahat sebanyak 3 kali berurutan. Istirahat yang melebihi 2 hari, akan menurunkan kembali tingkat kesegaran jasmani yang telah dicapai pada hari sebelum- nya. Pilihlah hari pelatihan misalnya Senin, Rabu dan Jumat. Atau Minggu, Selasa dan Ka- mis. Bila frekuensi pelatihan 4 kali dalam se- minggu, maka pilih hari Minggu, Selasa, Kamis dan Sabtu. Atau Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. Frekuensi ini dapat dipilih sesuai dengan waktu luang yang ada pada Anda. Dengan berpedoman pada TWIF ini maka Anda akan dapat memilih dan menentukan ta- karan pelatihan Anda untuk meningkatkan kese- garan jasmani. Olah raga apa yang akan Anda pilih? Ini termasuk T atau tipe olah raga yang di- senangi, tetapi memenuhi syarat untuk mening- katkan kesegaran jasmani. Bila Anda pilih olah raga angkat berat, maka aktivitas ini hanya da- pat berlangsung beberapa detik atau menit saja. Memang dapat diulang lagi, tetapi setelah mela- lui waktu istirahat. Jadi dari segi W atau waktu yang harus minimal 15 menit terus-menerus me- lakukan aktivitas, olah raga angkat berat ini ti- dak memenuhi syarat dipergunakan untuk pela- tihan meningkatkan kesegaran jasmani. Hanya cocok untuk meningkatkan kekuatan otot atau membesarkan otot badan. Bagaimana jika dipilih lari cepat 100 meter? Olah raga ini pun tidak dapat dilakukan se- lama 15 menit lari cepat. Harus diselingi istirahat setiap selesai lari 100 meter. Jadi T atau tipe olah raga angkat berat dan lari 100 meter, tidak dapat dipergunakan untuk sarana pelatihan mening- katkan kesegaran jasmani. Olah raga tipe yang mana yang sesuai untuk dipergunakan mening katkan kesegaran jasmani? Bersepeda, jalan kaki, lari aerobik, berenang, mendaki, men- dayung, lari lintas alam merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Olah raga permainanpun seperti bermain bola voli, bulutangkis, sepak bola, bola basket, ping- pong dan yang lainnya dapat dipergunakan seba- gai sarana meningkatkan kesegaran jasmani. Asal pada bermain aktif terus minimal 15 menit. Memenuhi TWIF.
