Tipe: Koran
Tanggal: 1993-04-18
Halaman: 07
Konten
993 MINGGU, 18 APRIL 1993 ada men- ma Ki- pan but pa- ita rya ma- Go- man ma bun ke- ang capi na di- pl- ang na an ru se- Ki- ab- mg- ali wa ya me- ka- 10., ke- uh an ah ah an pa- ке- 1. na, se- aik pi- ran da- Ar- ang an pa- Te- an, ng te- ang bek lu- cuk Lan Pe- a). an pe- ak ta- m- da e- iti an an an na da pat L1) Bali Post/dok STOP PRESS!!! SEKOCI WARIH ANOM: dan batu pelontar nasib yang gaib (Shakespeare) menggiring Warih Wisat- sana Wicaksana naik SEKOCI Anom Suhaimi. Semangat bercinta dan berkesenian Warih Anom bersemi dalam gelombang kegiatan gradag grudug dan lomba Sanggar Minum Kopi Bali (foto). Maka "secangkir kopi cinta" (SEKOCI) Anom Warih jadi resmi (walau tanpa mas kawin" kumpulan puisi) pada tanggal 11 April yll.. O Cakil Kandel Binduana Semarapura LAMBANG DAN LAMBANG CUKUPLAH di sini kita menyimpulkan, bahwa menurut teori mana pun sang seniman ingin mengungkapkan isi hati dan pengalaman spiri- tualnya lewat lambang-lambang, entah lambang visual (lukisan, pa- tung), entah lambang auditif (lewat pendengaran: bahasa dan musik), entah langsung lambang jasmani (seni tari, sikap badan). Usai mem- baca tulisan budayawan Jogya Dick Hartoko, saya jadi tercenung dan terbawa oleh lambang-lambang. Lambang barangkali akan menyangkut pengertian, emosional bah- kan irasional. Dulu guru saya pernah menyatakan bahwa merah mem- punyai lambang berani, putih berarti suci. Dan ketika beberapa tahun kemudian saya mengingatnya, ketika saya bertemu dengan gedung yang semua dindingnya bercat putih, maka secara rame-rame orang pun menyebut itu rumah sakit. Dan ketika pun darah saya menetes dengan warna darahnya merah, saya jadi tertawa, apakah ini kebera- nian. Itulah lambang. Seniman berangkat dengan lambang? Saya jadi ingat juga, ketika seorang guru bertanya kepada saya, mengapa dalam diskusi itu rada- rada mempergunakan bahasa lambang, sehingga sulit dan payah mengikutinya. Dan perkata ini pun saya lemparkan kepada salah seo- rang sahabat, jawabnya, sampai kapan kita tetap mewarisi lambang yang sudah mengkarat, dan dalam diskusi ini tidaklah ada lambang yang gaib, sama jualah seperti orang-orang lain menyampaikan ide, sedikit di sini plus rasa. Begitu kata filsafat India dalam menghasilkan karya seni. Semakin penasaran yang bertanya dan semakin menjauh- nya diri. Dan sekarang saya menghadapi lambang-lambang dari sekian sa- habat. Ada yang mengatakan bahwa saya hendaknya dibuatkan ku- buran tanpa dibutuhkan upacara, ada juga berkata saya telah letih ber- main kata-kata, senada itu diucapkan saya tidak lagi berani sebagai seorang ibu melahirkan bayinya, saya perlu dibakar ala istri-istri kesa- tria di masa epos, dan saya tidak lagi berani memagut batu nisan. Demi- kianlah lambang-lambang itu saya terima dengan sah, setelah saya jemur dan uji coba di lab saya sendiri, dan mana kala dalam pengujian secara sah pula tiada seorang pun yang ikut. Lambang manusia yang tertuju kepada saya sebagai objek tiada lepas dari laku hidup dan budaya. Sebagai pelaku saya pun butuh lam- bang. Lambang yang hendak saya katakan kepada siapa saja. Saya tidak memiliki ketakutan lambang saya diterima atau ditolak. Andai se- karang tidak barangkali lambang itu bakal direkrut dan diadili secara sah dengan pikir dan rasa, seperti kata Rendra. Walau mungkin entah kapan. Persoalan, pada manusia yang mempergunakan lambang dalam menjalani hidup dan penghidupannya. Lambang-lambang dalam satu sisi dari hidup penyair demikian hakiki dan pribadinya. Lambang yang tumpah dalam wujud kata adalah pengalaman, penghayatan yang terus mencambuki rasa sehingga kata itu pun terasa seperti gerobak yang berisi sebuah semesta. Demikian banyak yang ingin diucapkan dengan demikian sedikit tulisannya. Lambang yang dipertaruhkan de- ngan sesedikit tulisan, sesungguhnya lambang dalam upaya hendak jujur kepada diri sendiri, kepada warga dunia yang lainnya. Barangkali ini amat berlebihan? Terserahlah. Untuk itulah dibutuhkan kejujuran dan keletihan juga di dalam menangkap lambang-lambang itu. Tidak ada yang gaib. Dan tidak juga berkelebihan, supaya orang berkerut dahi, dan memang amat sedikit yang mau untuk itu. Pengungkapan lambang-lambang dari penyair demikian menyentuh - dan nikmatnya. Kemesraan lambang-lambang yang demikian ini bu- kannya dengan bungkusan palsu. Lambang yang penuh asosiasi, su- gesti, kreatif emosional, gairah, semangat dan masih amat banyak lagi yang dapat kita ajak bermesra dengan lambang itu. Hanya saja sajak itu bukan lambang. I Wayan Suartha Binduana Klungkung, 90 Cakil dari Mataram Bumi Gora 24 TUMPUKAN MAYATKU AKU saksikan 24 tumpukan mayatku. Di kamarku yang sempit. Tu- buhnya membiru, kaku dan semakin beku. Hitam mengkristal. Tidak pernah kehilangan arti setiap kali aku tepekur tentang hari kejadian itu. Tentang "kun". Tentang bagaimana orang tua ketika melahirkanku da- lam bentuk yang sangat sempurna. Tentang diriku yang kerap kali ter- lena menjaga kesempurnannya. Dan, aku jatuh. Dan, aku luka. Dan, Ow Allah. Lolongku beku di tenggorokan. Teriakanku terhenti dalam diam. Akh, aku nelangsa di antara bau busuk mayatku. Kupikir, mereka seperti patung-patung impresionis yang sengaja dipahat dalam kesem- purnaan yang paling tidak mungkin. Terkadang tidak kukenali lagi sisi- sisi perbedaan ketika menutup tahun, dan perkembangannya meng- hargai waktu. Ya, perkembangan diriku. Perkembangan tidak membi- carakan soal diriku.semakin baik, bahkan bisa jadi yang semakin buruk. Perkembangan adalah aroma nafas yang tidak bisa dihitung untuk di- ukur. la berupa nilai. Bisa berada di mana saja, serta mampu menyatu- kan diri dengan setiap ruang. Ruang bumi atau ruang bulan, ruang Tuhan atau ruang syetan. Kini aku berpikir syetan-syetan telah menggerogoti darahku dan Tuhan pergi begitu jauh. Langit-langit mulutku ternganga tak mampu mengucapkan istighfar. Lihatlah bedanya tatkala tubuhku yang mungil tersaput kulit bayi. la begitu harum, wangi, semerbak, serta tersenyum manis. la tanpa dosa, karena belum mengenal dosa. Tangisnya suci, permintaannya suci. Tetapi ia telah menjadi mayat. Mayatnya kuting- galkan dan hanya bisa kulihat sekarang. Tak kutemukan lagi tangisnya yang persis suara hatiku ketika aku harus mengatakan yang benar ada- lah benar dan yang salah adalah salah. Ow, Allah..... Namun semua mayatku tidak bisa kubenci begitu saja. Semua bau busuk tidak bisa kuusir begitu saja untuk menolaknya. Semua merupa- kan gejala-gejala kehidupan, bahwa aku ada. Aku tidak berhak menem- patkan diriku pada posisi yang sempurna sebagai bagian dari kebera- daan, sementara aku menyaksikan sendiri dosa-dosa yang sulit kuukur besar kecilnya. Aku hanya bisa melangkah demi langkahku. Pertahan- anku sulit kugambarkan. Karena jika aku jatuh, bukan karena pertahan- anku kurang kuat atau sudah cukup kuat, melainkan karena ada gejala- gejala lain mencari kekuatan baru. Orang yang semakin dewasa tidak THE ROAD Paket DAIHATSU Berhadiah 01 s/d 30 April 1993 Hanya Rp 15.700.000,- BONUS Sepeda Sport Radio Tape Jam Dinding Payung Souvenir PT ACC. I WAYAN SUARTHA: Hasil di- alog alit alitan dengan budaya- wan Malang Jatim bisa di"CAKIL"kan bersama IBG Parwita dkk. STHIRAPRANA DUARSA: Mumpung pulang libur, tolong mantapkan LOMBA CIPTA DAN BACA PUISI Sanggar Mi- num Kopi Bali tahun ini apalagi kalau jadi lebarkan sayap ke Lombok NTB. Bali Post Sa jak Sa jak WIDIYAZIDSOETHAMA BUNGA BUNGA MALAM DI SUDUT JALAN Bunga-bunga malam bayangnya di atas batu hitam tata sudut jalan dengan senyumnya yang bergulir ke dada laki-laki Sesungguhnya tangis dirangkul dari kenestapaan anak-anak dengan kerinduan tak terputus: Di antaranya barangkali ada bapak! IGP BAWA SAMAR GAN- TANG: Inilah jam-jam terbaik untuk meladeni ADIPURA TAB- ANAN yang sajan sajanan itu. SEGERA kirim Agenda dengan Saraswati dkk Tabanan. IBK DHARMA SANTHIKA PR Menyisir kesepian antara keramaian Teguk racun malam di bawah cahaya hitam Terasa manis, karena paham pada dosa Sesungguhnya dosa kita merayapi bagai spora hadirkan kembang noda pada mereka yang nikmat bersama derita Bunga-bunga malam perempuan pejuang tumbuh di sudut trotoar : Pengalaman dua kali PUKAT keringat batu hitam Rajer Babat harus dimanfaat- lembah yang tak diharapkan kan untuk membuka peluang le- bih mantap Oktober yad ini. Ya, siksa diri untuk berlangsungnya isu budaya yang paling relevan hidup matahari aktual khas Bali Barat. Widiyazid Soethama BIRU TERANG Biru terang dawai dipetik angkasa burung camar tiada kuasa menghentikan jika kelelahan menikam malam. SENJA BURAM KOTAKU PADAHAL setiap orang mungkin telah diberikan cara un- tuk mengolah diri, bagaimana untuk hidup, atau bagaimana menari nyanyian gelombang menjalani kehidupan. Padahal Asmara bersinar bawa berlayar ke laut hati kekasih ikat tali pada jantungnya Biru terang pesona nuansa tersayang di sana anak istri nikmati sisiran angin beranda Keramahan dititip olehNya tidak untuk neraka biarkan biru terang cahaya rumah keluarga dalam hati ini akan membicarakan pertahanan dirinya sendiri. la akan membicarakan bahwa semua yang ada di dunia ini merupakan tantangannya, sebab seperti kata Chairil: kerja belum selesai....! Dan, selesai tidak berhenti pada soal energi bergerak, namun berhenti pada energi merangsang, yaitu merangsang orang berpikir. Akhirnya keterangan yang penting tentang kehidupan di dunia ini bukanlah keterangan itu sendiri, akan tetapi keterangan dari keterangan. Seperti ketika aku mencangkul, aku tak akan mengatakan aku harus makan dari mencangkul, namun men- cangkul adalah bekerja. Aku harus bekerja karena di sanalah ibadahku. Lalu Tuhan mencarikan jalan dari ibadahku itu untuk hidup dalam berpikir. Mencangkul pun bisa mengasah daya intelektualitas. Cangkulku dari pena. Tintanya dari kehidupan ini, dan otakkulah yang meraciknya. Pe- naku tidak berhenti untuk cari uang dan makan. Lepaskanlah kalimat, bahwa kita tak bisa kerja tanpa makan. Tetapi lihatlah bagaimana seo- rang penyair ketika harus membuat sajak dengan darahnya sendiri di dalam penjara. Tundukkanlah kepalamu, lalu renungi makna darah. Kita pun dirangsang untuk melukiskan lapar; mencari kelebihan la- par ketika harus bekerja dalam keadaan lapar; menulis sajak lapar ke- mudian membacanya. Sebab lapar terkadang menjadi malaikat, dan terkadang bisa membuat kita merasa lebih dari malaikat. Kita bisa membangkitkan naluri berpikir warga yang nyaris mati kekenyangan. Kita pun lebih tahu nama-nama benda. Kita bisa membedakan pertum- buhan kita; dari kecil hingga besar; dari harum jadi busuk. Seperti aku yang harus nelangsa mencari asal bau busukku dan muasal wangi tubuhku. Aku harus terus berjalan untuk jatuh, dan jatuh untuk berjalan lagi. Biar tulangku patah dan kusambung lagi, itulah keutuhanku. Aku ber- teman kerikil dan rasa lapar, karena kerikil punyanya dunia dan lapar nalurinya manusia. Ya, lapar untuk mencari yang tak kutahu. Dan, ter- asa pasti tak kutahu siapa diriku setelah aku amati tumpukan mayatku yang menyebarkan aroma berbeda setiap tahun, setiap dasar pijakan- nya yang meninggalkan sesuatu, serta setiap kali aku berpikir tentang kebenaran yang tak kutemukan bentuknya. м KRIDIT 6 BLN DGN BUNGA 0% Riyanto Rabbah Mataram April '93 Tuhan telah menciptakan jagat raya, alam maha luas ini untuk umat manusia, untuk semua mahluk hidup. Dibentangkan ke- kayaan alam yang sedemikian berlimpah untuk kita, ditantang bagaimana agar dapat meng- aturnya. Dan si Budi kecil me- rangkak, sebutlah demikian. Tiba-tiba trenyuh dengan roman memelas mengatakan dirinya kesulitan dalam hidup. "Bagai- mana saya harus hidup di kan- cah yang mulai hiruk dengan keadaan serta pikuk dengan hal- hal yang berbau tak pasti. Bebe- rapa instansi saya masuki, se- lalu dinyatakan dengan huruf besar-besar dan tebal : tidak ada lowongan. Untuk apa saya ber- ada di sini, di kota yang sumuk dengan hawa kecemasan, keto- lolan bahkan kemunafikan - ke- munafikan." Saya bertanya, su- litkah orang hidup. Tidak, ba- rangkali. Tidak bagi mereka yang tengah tahu nikmatnya hi- dup. Tidak bagi mereka yang te- ngah dengan tenang dan se- nangnya menjalani suatu peker- jaan. Karena pekerjaan telah membuat mereka lupa untuk menyusun pertanyaan- pertanyaan, untuk apa hidup, bagaimana harus hidup serta apa yang harus dilakukan dalam kehidupan sesungguhnya, se- cara hakiki sekali disadari oleh mereka yang tengah melakukan suatu aktivitas, bahwasannya sebuah kreasi tengah membuat mereka menyadari suatu kema- nunggalan diri dengan kepuasan bathin, tinggi rendah sekalipun suatu nilai pekerjaan. Itu belum mampu mengukur suatu kenik- matan orang melawan pema- haman diri terhadap apa yang te- ngah dilakukannya. Salah seo- rang teman saya, ayahnya seorang petani, hanya petani. Hidupnya pas-pasan. Meng- ukurnya dari kalangan ekonomi klas bawah. Dia tak pernah ber- pikir bagaimana harus hidup. DAPATKAN HADIAH LANGSUNG PAKET TOUR II KE SINGAPORE & BANGKOK dari SELEX PT. RADIANCE INC. SELEX PHOTO COPY SIN-MAL-HKG-CHINA TOUR 03 NOV 92 UNTUK SETIAP PEMBELIAN GR. 4100 Uang Muka GR. 8020 A2Z. GR. 5010 GR 8050 R 914 Rp 1.700.000,- Melayani: Sales, Service & Spare Part ASTRA MOBIL Pilihan Terpercaya Hubungi: DAIHATSU PT ASTRA INTERNATIONAL-MVD, JI Igusti Ngurah Rai (By Pass Sanur) No. 17, telp 88323-88345, Denpasar C657 Penawaran ini berakhir hanya sampai tgl. 15 Mei 1993 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT HUBUNGI PT. RADIANCE JL. SETIABUDI 52 c/d TELP. 0361. 36631, 38392, 38452, FAX 36631 DENPASAR C613 Oppel Halaman 7 Oppel (Opini Pelajar) terbuka untuk pelajar SMTP dan SMTA. Kirimkan opini para pelajar ke: Pengasuh Oppel Bali Post Minggu, Jalan Kepundung 67 A Denpasar. Jangan lupa disertai sebuah foto santai! (Redaksi) Jangan cuma Salahkan Metal Salah Pengertian SAYA kira kenapa musik metal dicekal hanya persoalan salah pengertian saja. Musik metal dianggap merusak moral generasi muda. Padahal ini tak benar. Justru yang harus di- perhatikan adalah musik kita sendiri seperti dangdut atau pop yang ditayangkan televisi. Soalnya, seringkali penam- pilan mereka menonjolkan ke- mewahan dan kadang agak porno. Saya kira ini yang perlu dicekal. Musik metal tetap perlu di- tayangkan. Hanya saja televisi perlu menyeleksi penampilan para pemusik ini. Kalau dice- kal kemana anak muda kita menyalurkan gejolak emosinya? Adi Kertawijaya Kelas III Sos 1 SMA Bina Ilmu Negara Sederhana Saja METAL dicekal memang tak asing lagi. Adapun yang se- ring kita saksikan di TV, pemu- sik metal dan pemuda kita ter- lalu meniru gaya metal itu, ter- lalu kebarat-baratan. Dari model rambut, pakaian, sepatu dan gaya mereka, seakan-akan penyanyi kita tak mau kalah. Menurut saya, pemuda In- donesia mempunyai potensi tersendiri dalam mengolah lagu yang polos, baik, dinamis dan energik. Jadi, tak usahlah meniru yang metal itu. Seder- hana saja. Yang sederhana itu Tapi pada kenyataannya ia ber- sekolah dan besar, tumbuh wa- jar sebagaimana pemuda- pemuda lainnya: Makan, kerja di ladang dan bersekolah lalu ta- mat kembali ke desa, bekerja membangun desa dengan se- gala kemampuan yang diperoleh semasa ia sekolah. Budi yang satu ini hanya tahu keterbatasan. Apa yang dia mi- liki yang harus dipahami serta di- manfaatkan. Hanya itu. Barang- kali teman sekolahnya saat itu tengah berdasi, berpakaian rapi memasuki perkantoran, suntuk dengan keramaian kota, per- gaulan antar kota dan lain-lain yang membuatnya modern. Budi di desa cukup bergaul erat de- ngan ladangnya. Si Budi mencoba tidak tre- nyuh dan membaca kenyataan. Didi lain menyerah, katanya ija- zah hanya sebuah tanda tanya kebisuan, tak menjawab ke- nyataan, ia simpan gelar kesar- janaannya di laci meja yang ku- mal. Lalu ia turun ke jalanan MITSUBISHI MOTORS BUNGA justru baik, karena merupa- kan ciri khas bangsa kita. Widya Nita Kelas III 5 SMPN 7 Denpasar Tak Perlu SEPERTI kita ketahui, manusia mempunyai selera musik yang berbeda. Ada yang suka rap, pop, jazz bahkan death metal. Jika televisi men- cekal metal, para metal sejati akan tersisih. Bukankah tele- visi mengharapkan pemirsa- nya puas? Lagi pula, sayang- nya, pencekalan ini tak memi- liki alasan yang kuat dan mendasar. Soal pengaruh negatif, itu tergantung pribadi masing- masing. Jika seseorang suka metal, ia akan menikmatinya. Ini akan membuatnya terhi- bur. Jadi, pencekalan metal Adi Kertawijaya menjadi seorang sopir taxi, mi- salnya medan kerja yang me- lemparkan dirinya, gelarnya pada tidak kesesuain hati nurani ataupun profesinya, dia harus mengumbar serta mengumpati kebodohannya. Dan Didi me- mang merasa bodoh, kurang di- alog, kurang komunikatif dengan lapangan dan pesimismenya menjawab; tidak perlu mencari instansi tapi mencipta suatu la- pangan baru. Dan di jalanan ja- wabnya dengan menekuni dunia menyetir. Tidak perlu dibuat ter- lalu menjolok, kan? Karena sulit- nya mencari kerja baginya cukup merasa puas dengan jawaban pendek: Ah, apa saja yang pen- ting halal. Angka-angka yang se- lama ini dicetak di belakang meja sebuah perguruan tinggi hanya- lah pada akhirnya melemparkan pada angka-angka kilometer- demi kilometer pada argo se- buah kendaraan. Tapi itulah hi- dup. Mungkin sebuah kekece- waan Budi dan Didi hanyalah lagu kanak-kanak terhadap keti- tak masuk akal dan asal han- tam kromo saja. Budiartha Kelas III UP 1 SMIP Widya Pura Denpasar Jangan Munafik TIDAK salah jika televisi menayangkan metal. Ini ka- rena pengaruh perkembangan zaman, maka tuntutan hi- buran pun yang sesuai dengan selera zaman, yang modern. Kita tak usah munafik. Orang- tua saja suka musik barat atau metal, apalagi remaja. Lagi pula musik metal bisa sebagai penyaluran gejolak semangat muda kaum remaja. yang pasti, tak semua musik Barat negatif. Banyak juga yang positif. Itu tergantung pribadi seseorang. Tetapi, ti- dak berarti baru memilih Ba- Widya Nita Budiartha dakpuasan dengan lapangan kerja yang diminati. Budi bercita- cita menjadi karyawan pada se- buah perkantoran, bakat melem- parkannya menjadi seorang kar- tunis. Didi yang berangan-angan bekerja pada sebuah pabrik de- ngan latar belakang pendidikan- nya melemparkan pada kesu- mukan jalan raya yang penuh libatan-libatan resiko. Di kotaku yang kian asyik de- ngan keramaian moral, prosti- tusi, di belakang bayang-bayang gelap perjudian serta permainan brutal kalangan tertentu terha- dap pelecehan kaum wanita membawakan pada tingkatan wanita Tuna Susila yang ramai disela-sela kebrutalan moral, menuntutnya menjadi buram oleh cahaya. Serta permainan kehidupan yang diputar-balikan tengah menjadi sampah yang in- dah untuk tetap ditonton. Itulah barangkali keburukan suatu kota besar yang mewabah dengan kerlap-kerlip lampu-lampu pada arena diskotik, kaum urban yang rat kita lantas melupakan mu- sik kita sendiri. Seimbanglah. Ida Ayu Ariyanti Kelas I P.A SMTK Negeri Sanur Sudah Terpenuhi SEKARANG ini banyak pe- lajar yang keranjingan metal. Tetapi, banyak pelajar yang sa- lah mengartikan kehadiran metal ini. Mereka meniru gaya pemusik metal yang identik dengan kebebasan, kekerasan, minuman keras dan terlibat dalam pemakaian obat terla- rang, rambut gondrong dan gaya urakan. Inilah yang me- nyebabkan dicekalnya metal, yang juga saya sesalkan. Mulai sekarang kita harus introspeksi diri untuk menjadi diri sendiri. Musiknya silakan di- dengar, selebihnya tidak. Verra Kelas II D SMPN 10 Denpasar IA. Ariyanti menggiring kota menjadi ber- gincu tebal, berbedak dengan hiruk pikuk knalpot serta hingar musik di bar-bar malam, para bule berseliweran menantang malam memberikan kehangatan lepas menjadikan dollar dengan menjajah moral menjadi zaman edan, ketimpangan- ketimpangan keyakinan yang mudah dibarter. Besok pagi-pagi subuh wajah kota tetap berjalan seperti biasa menjadikan kesuntukan serta gambaran menarik wajah-wajah kuyu yang selalu sama. Orang- orang desa datang ke kota mengadu nasib, beridealis tinggi tertukar dengan mesin-mesin kota yang pengap menjadi ber- ubah wajah. Belajar mengenal kesopanan cara hidup di kota yang terkendali seperti layaknya keluguan wajah sebuah pedesaan. Barangkali si Budi kecil dan Didi yang sarjana memang orang-orang des yang hanya se- (Bersambung ke Hal. 11, kol.4) MITSUBHISI MOTOR 0% PAKET MURAH BERHADIAH Berlaku sd 30 April 1993 BANYAK PENAWARAN SATU PILIHAN HADIAH LANGSUNG : 000 TV Mitsubishi 21 Inc Multi System Stereo atau AC Sanden Tape/Radio Mobil Kaca Film Anti Karat Ziebart (Garansi 3 Th) Anti Kabut Sabuk Pengaman MITSUBISHI COLT T120SS 12V, 1300cc, MINIBUS M25+ COLT T120 INDUSTRI KAROSERI & AUTO MOBIL new New Armada PEMBELIAN CASH MENDAPAT DISCOUNT KHUSUS Test Drive Hubungi Segera AUTHORIZED DEALER OF MITSUBISHI MOTORS PT. Bumen Redja Abadi Group PT Bumen Redja Abadi: Jl. Imam Bonjol 375 R Telp. :25002, 25003. Fax. 27133 OUTLET PT Bali Gunawijaya : Jl. Teuku Umar 69 Denpasar Telp :25254, 22874. UD Tri Tunggal Motor Singaraja Jl. Diponegoro 131 Singaraja Telp : (0362) 41309, 41126. ANDALAN ANDA, TEKNOLOGI MITSUBHISI 577 C687
